PS : All images credit and content copyright : SBS
Hye Won menyuruh Hwa Shin agar tak menjadi orang bodah lebih baik memberitahu Pyo Na Ri bahwa ia menyukainya.Saat itu dibalik dinding Jung Won mendengar percakapan keduanya. Hye Won pikir lebih baik Buang saja persahabatanya, Hwa Shin merasa memang seharusnya begitu. Kaena Cinta yang utama.
“Tentu saja, lalu kau hanya akan menjadi bajingan.” Ejek Hye Won, Hwa Shin merasa kalau Hye Won sedang mengoloknya sekarang. Hye Won membenarkan lalu tertawa terbahak-bahak.
Saat itu Na Ri baru sampai di rumahnya bisa mendengar orang yang tertawa dan melihat Hye Won sedang ada disamping rumahnya. Hye Won melihat Na Ri yang menatap kerah mereka lalu memberikan kode agar diam.
“Jadi, Senior... jangan menjadi Bajingan. Lebih baik Siaranlah bersamaku, kencani aku, dan...” ucap Hye Won dan dipotong oleh Hwa Shin
“Apa Kau pikir aku tidak bisa melakukannya? Aku akan menjadi bajingan.” Ucap Hwa Shin
Hye Won dan Jung Won kaget mendengarnya, sementara Na Ri yang ada dibawah terlihat bingung. Jung Won pun memilih untuk pergi dengan menahan perasaan amarahnya, baru sampai lantai bawah kembali menaiki tangga seperti ingin menemui Hwa Shin, tapi akhirnya terdiam sejenak sebelum sampai ke bagian atap.
Na Ri akhirnya memanggil Hwa Shin bertanya apa yang sedang dilakukan disana dan Sedang apa mereka berdua. Hwa Shin mengatakan kalau sengaja pindah ke samping rumahnya karena Bbal Gang. Na Ri kaget berpikir keduanya akan tinggal bersama.
“Jangan khawatir... Aku tidak bisa tinggal di tempat seperti ini.” ucap Hye Won, Na Ri merasa tak enak hati karena bukan itu maksudnya, Hye Won pun pamit pergi lebih dulu.
“Aku akan mengabulkan permintaanmu.” Ucap Hye Won sebelum pergi.
“Kalau begitu, apa kau akan tinggal di sana mulai sekarang?” tanya Na Ri binggung
“Apa Kau tidak suka? Kau Tidak senang?” ucap Hwa Shin akhirnya memutuskan tidak membutuhkan jawaban.
“Aku harus melihatmu setiap hari jadi Rasanya sedikit aneh.” Keluh Na Ri, Hwa Shin tak peduli masuk kedalam rumah, Na Ri memang kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing.
Hye Won berjalan pulang dan melihat Jung Won menunggunya didepan rumah. Keduanya akhirnya bicara didalam mobil, Hye Won berkomentar kalau ini semua di luar perkiraan, karena Jung Won sudah mendengar semua, lalu kenapa tidak bertanya langsung pada sahabatnya, malah bertanya padanya.
“Karena aku rasa Hwa Shin pasti akan membenarkannya.” Ucap Jung Won bisa mengetahui tentang Hwa Shin.
“Persahabatan kalian membuatku terharu. Apa Kau yakin bukan karena takut?” ejek Hye Won
“Apakah yang aku dengar sudah keseluruhannya?”tanya Jung Won
“Reporter Lee Hwa Shin tidak akan bisa menjadi bajingan. Jika tidak... mana mungkin dia melarikan diri ke Thailand setelah menghancurkan bisnis keluarganya sendiri. Dia juga akan bekerja sama denganku mulai sekarang dan tidak akan memilih Pyo Na Ri yang memiliki cinta sepihak selama tiga tahun padanya. Selain itu juga Pyo Na Ri tidak menyukai Reporter Lee lagi. Tapi Dia menyukaimu sekarang.” Tegas Hye Won, Jung Won melihat ponselnya dan ternyata Hwa Shin yang menelpnya.
“Dia mencoba yang terbaik untuk melupakan perasaannya karena kau adalah temannya. Jadi Bisakah kau melupakan saja hal ini?” ucap Hy Won, Jung Won hanya terdiam
Na Ri sengaja mengosok gigi sambil menatap kamar yang ditempat Hwa Shin dengan kesal. Chi Yul melihat kakaknya yang akhirnya pulang kerumah, mengungkapkan kalau merasa senang ada di rumah, lalu merasa kakaknya semakin kurus saja. Na Ri seperti tak menyadarinya.
“Chi Yul.... Apakah penghuni di sana sudah pindah?” tanya Na Ri pada adiknya.
“Apakah yang kau maksud Pria yang selalu berkeliaran hanya dengan celana dalam itu? Dia sudah pindah, itu berita yang Bagus, kan?” kata Chi Yul
“Haruskah kita pindah juga?” saran Na Ri tak ingin melihat Hwa Shin, Chi Yul langsung menolaknya.
“Tempat itu terlalu dekat, bahkan Kau sampai bisa melihat dan mendengar segalanya Ini. Menggangu sekali dan tidak nyaman. Apakah itu tidak membuatmu terganggu saat belajar?” ucap Na Ri membujuknya, Chi Yul tetap menolak untuk pindah lalu bergegas masuk ke dalam rumah. Na Ri heran adiknya yang tak mau pindah rumah.
Jung Won akhirnya menemui Hwa Shin di sebuah warung tenda, Hwa Shin melihat temanya datang langsung bertanya Apakah kencannya lancar. Jung Won mengangguk. Hwa Shin langsung blak-blakn meminta maaf pada temanya kalau menyukai Pyo Na Ri. Jung Won seolah tak peduli bertanya lalu memangnya kenapa.
“Aku akan memberitahu dia bahwa aku menyukainya.” Kata Hwa Shin, Jung Won melarangnya.
“Aku tidak memerlukan ijin darimu, jadi tetap akan memberitahunya.” Ucap Hwa Shin, Jung Won menegaskan Hwa Shin tak boleh melakukanya.
“Jung Won, ayo berhenti berteman. Aku merasa bersalah padamu dan bahkan tidak bisa menatapmu lagi, jadi aku tidak bisa lagi menjadi temanmu.” Kata Hwa Shin
“Itu juga tidak boleh terjadi.” Ucap Jung Won, Hwa Shin binggung apa yang harus dilakukan sekarang.
“Biarkan saja keadaannya seperti ini.” tegas Jung Won, Hwa Shin tak terima kalau Membiarkannya seperti ini dengan Terus melihat punggung melihat pungung keduanya.
“Aku merasa hampir gila dengan keadaan ini, jadi kenapa aku harus membiarkannya? Aku akan mencuri Pyo Na Ri darimu. Pyo Na Ri akan datang padaku jika aku memberitahu perasaanku yang sebenarnya. Aku ingin menggenggam tangannya, memeluk, mencium, dan tidur dengannya.” Akui Hwa Shin
Jung Won berusaha menahan amarahnya meminta Hwa Shin mengatakan lagi, Hwa Shin mengatakan ingin menggenggam tangan Na Ri, memeluk, mencium, dan tidur dengannya. Jung Won mulai mengumpat temanya itu memang bajingan dengan mengejek apakah ini cara Hwa Shin menjadi seorang bajingan.
“Bagaimana bisa kau meminta kita berhenti berteman hanya karena seorang wanita?” ucap Jung Won tak percaya
“Yeah, aku memang bajingan! Setidaknya, aku ingin kau mengetahui bahwa aku menyukainya. Karena meskipun aku mati, maka aku tidak akan bisa mengatakan langsung padanya. Itu semua Karena kau... maka Aku tidak bisa mengatakannya. Pyo Na Ri tidak akan tahu, meski sampai dia mati. Dia tidak akan pernah tahu. Jadi, jangan khawatir.” Ucap Hwa Shin berdiri dari tempat duduknya.
“Apa yang terjadi hari ini.... aku akan pura-pura tidak pernah terjadi.... Aku akan pura-pura tidak mendengar apa-apa. Sekarang Aku akan membiarkannya kali ini.” tegas Jung Won, Hwa Shin hanya diam dan pergi meninggalkan temanya.
Kim Rak memasakn didapur dengan kacamata hitamnya, beberapa pelanggan semakin banyak mengambil fotonya. Salah satu assitenya bertanya apakah mata Kim Rak sedang sakit. Kim Rak mengaku sengaja mengunakan kacamata karena takut akan menyebabkan sesuatu secara tidak sengaja.
Bbal Gang dkk masuk berkomentar kalau pamanya terlihat keren saat mengunakan kacamata hitam. Dae Goo heran melihat paanya yang menggunakan kacamata hitam di dalam ruangan dan bertanya apakah pamanya bisa melihat dengan jelas. Kim Rak mengaku bahkan bisa melakukannya dengan mata terpejam.
“Apa kau bisa tahu mana garam dan mana gula?” tanya Ja Young, Kim Rak mengalihkan karena Ja Yung sudah menjemput anak-anak jadi akan traktir mereka sesuatu yang lezat dan meminta agar memberitahu apa yang ingin dimakanya.
“Benarkah? Jadi Anak-anak, kalian mau makan apa? Bbal Gang, apa yang ingin kau makan? Chi Yul setuju menjadi puteraku mulai hari ini, Chef.” Ucap Ja Young lalu mengedipkan matanya. Chi Yeol hanya bisa menatap Ja Young.
“Tolong biarkan dia meminta sesuatu yang tidak ada dalam menu.” Saran Ja Young, Chi Yul mengaku bisa makan apa saja. Dae Goo heran melihat tingkah Chi Yul berbeda dari biasanya.
“Oh yah... Paman, kau harus datang ke rapat wali murid.” Ucap Dae Goo.
“Bbal Gang, kau membutuhkanku juga, kan? Ibu akan datang untukmu.” Kata Ja Young
“Mereka menyuruhku membawa Ibuku. Kenapa aku harus mengajak Bibi?” kata Bbal Gang ketus.
Kim Rak tahu kalau ketiganya itu satu kali jadi lebih baik mereka berangkat bersama saja. Ja Young terlihat senang lalu mengucapkan teriamakasih pada Kim Rak. Chi Yeol terus menatap Ja Young seperti merasakan perasaan yang berbeda.
Sementara Sung Sook makan sendirian di rumahnya dengan memasakn ramen, lalu tiba-tiba pikiran kembali melayang saat Kim Rak membantunya dan memberikan kedipan matanya. Sung Sook tertawa bahagia mengingatnya merasa Kim Rak memang Pria yang imut.
Na Ri keluar dari toko melihat adiknya yang asyik mengambar padahal sudah malam dan harus tidur, lalu memberikan es pada Pyo Bum. Hwa Shin baru kembali berjalan melaluinya, Na Ri melihat Hwa Shin memberikan es krim agar seniornya itu segera pulang dan istirahat. Tapi Hwa Shin mencoba tak mengubrisnya, Na Ri tetap berusaha berjalan didepan Hwa Shin.
Hwa Shin menatapnya, Bum menuliskan di gambarnya [I LOVE YOU, PYO NA RI.] sama seperti yang ingin dikatakan Hwa Shin tentang perasaanya, tapi yang keluar dari mulut Hwa Shin menyuruh agar Na Ri enyah dari depanya. Na Ri tak terima disuruh pergi begitu saja.
“Kau yang pindah ke samping rumahku, kenapa aku yang harus enyah? Kau itu yang semestinya enyah, Reporter! Jadi Tidak bisakah kau enyah saja, Reporter Lee?” ucap Na Ri, Hwa Shin kaget mendengarnya.
“Jika kau belum memindahkan barang-barangmu, kenapa tidak mencari tempat lain saja? Bukan hanya itu satu-satunya tempat. Ini sangat tidak nyaman. Aku bisa melihat dan mendengar apa pun yang kau lakukan. Dan Aku menggunakan es krim ini sebagai alasan saja. Jadi Tidak bisakah kau pergi?” kata Na Ri marah
“Apa hakmu mendikte dimana aku boleh tinggal dan tidak? Memangnya aku sedang mencari tempat untuk kita tinggali bersama? Aku tinggal sendirian di sana, jadi siapa kau yang berani protes? Kecuali kau mau tinggal bersamaku, jadi jangan katakan apa pun.” Ucap Hwa Shin mendorong Na Ri agar minggir dan berjalan pergi.
“Dan, berhenti berkeliaran di sekitarku. Jangan menunjukkan wajahmu di hadapanku lagi! Menghilanglah dari pandanganku. Kau Emigrasi sana ke Bulan atau Bintang atau Pergilah ke awan. Menghilanglah, kumohon!” kata Hwa Shin kembali berbicara dengan Na Ri
“Hei.... Kau sudah selesai?” balas Na Ri, Hwa Shin memperingatkan Na Ri untuk jangan pernah bicara lagi padanya dan benar-benar berjalan pergi.
Na Ri berteriak memanggilnya, Hwa Shin membalikan badanya. Na Ri langsung melempar dengan es krim yang ada ditanganya. Wajah Hwa Shin langsung belepotan kena es krim dan terkena bajunya. Na Ri berubah jadi panik, langsu berlari menghampirinya tidak mengira es krimnya akan mengenainya, bahkan es krim rasa coklat membuat pakaianya benar-benar terlihat kotor.
“Maafkan aku, maafkan aku. Aku minta maaf, Nanti Akan kucucikan untukmu... jadi Lepaskan bajunya.” Ucap Na Ri mencoba membuka bajunya dan melihat ada garis dibagian dada Hwa Shin
“Reporter, kau tetap pergi ke RS, kan?” ucap Na Ri khawati
“Memangnya dadaku milikmu? Apa Kau menyewanya? Apa Kau pemiliknya?” kata Hwa Shin menahan amarahnya.
“Ini tidak berhasil. Lebih baik Pulanglah dan ganti bajumu lalu lemparkan pakaian ini ke rumahku. Aku akan menangkap, mencuci, menyetrika, kemudian mengembalikannya padamu. Aku selalu melarangmu makan sesuatu yang manis. Tapi Aku sungguh akan membelikanmu es krim yang lezat jadi Tolong, maafkan aku.” Ucap Na Ri merasa tak enak hati.
“Aku tidak akan memakannya.” Tegas Hwa Shin akan pergi meninggalkanya.
“Kau tidak sering memakannya, jadi tidak masalah sesekali menikmatinya. Apa kau suka Strawberry? Vanila? Atau kau mau rasa cokelat?” ucap Na Ri berusaha meminta maaf dengan memberikan es krim, dengan menahan tangisnya.
Hwa Shin akhirnya melihat Na Ri yang menangis didepanya, Na Ri terus meminta maaf sambil menangis karena bukan maksudnya seperti itu. Hwa Shin berjalan mencoba menjauhkan Na Ri dari depan wajahnya, sambil menahan sedihnya melihat Na Ri yang benar-benar imut saat menangis didepanya lalu menyadarkan dirinya kalau sudah gila.
[TIGA TAHUN LALU]
Na Ri pergi ke sebuah kedai sandwich memesan roti dengan daging ayam. Lalu ia mencari tempat duduk dan melihat kursi kosong, didepan Hwa Shin yang duduk sendirian. Ia dengan ramah meminta izin agar bisa duduk bersama, Hwa Shin mempersilahkanya.
“Apa yang kau makan? Punyaku isi daging ayam.” Kata Na Ri, Hwa Shin dengan memalingkan wajahnya mengatakan kalau sandwichnya isi Steak.
“Aku ingin mencobanya juga. Haruskah kita saling mencicipi? Kita bisa makan masing-masing setengah.” Ucap Na Ri
“Kau bisa makan semuanya.” Kata Hwa Shin dan bergegas pergi meninggalkan restoran, Na Ri hanya tersenyum menatapnya karena menurutnya dua-duanya sangat lezat dan seharusnya makan dengannya.
Hwa Shin memesan segelas jus mangga, saat membalikan badanya melihat Na Ri yang sudah mengantri dibelakangnya. Na Ri mengatakan kalau tidak sedang menguntit tapi Asisten Direktur Choi memintanya untuk membeli minum sebelum kembali ke kantor. Hwa Shin dengan memalingkan wajahnya bisa mengerti.
Na Ri akhirnya kembali dengan membawa pesananya minuman dan melihat Hwa Shin duduk sendirian, lalu bertanya apakah punya Hwa Shin rasanya enak juga. Hwa Shin tak mengubrisnya. Na Ri tahu kalau ditempat itu banyak orang datang kemari untuk kencan buta, lalu Hwa Shin bertanya apakah Na Ri pernah melakukannya, Na Ri mengatakan belum pernah dengan wajah tersipu malu dan bertanya balik pada Hwa Shin.
“Lima menit lagi dia datang... Dan Bukankah kau bilang harus membeli minuman untuk orang kantor?” kata Hwa Shin sinis, Na Ri terlihat sedih lalu meninggalkan restoran, Hwa Shin melihat Na Ri itu memang benar-benar penganggu.
Seorang wanita cantik datang, Hwa Shin terlihat sangat terkesima melihat kecantikanya. Keduanya pun duduk bersama dengan saling bertuka kartu nama. Na Ri melihat dari balik kaca terlihat sedih karena memang benar sedang kencan buta. Wanita itu bernama Han Ji Min sebagai ahli obat-obatan herbal.
“Aku ada janji sampai petang ini. Maafkan aku karena hanya bisa meluangkan waktu sekarang ini untukmu.” Ucap Ji Min, Hwa Shin pikir tak masalah sambil menepuk dadanya tiba-tiba merasa sesak
“Ada apa? Apa Kau merasa tidak nyaman?” tanya Ji Min khawatir
“Seorang gadis aneh ingin berbagi sandwich denganku tadi. Aku rasa karena tidak jadi makan, jadi lambungku bermasalah” kata Hwa Shin, JI Min langsung berpindah tempat duduk.
“Aku akan memeriksanya untukmu jika kau tidak keberatan melepaskan jaketmu.” Kata Ji Min, Na Ri terus melihatnya dengan wajah sedih.
“Tekanan darahmu kelihatannya normal.” Ucap Ji Min memegang bagian tanganya.
Na Ri menatap sedih Ji Min yang bisa memegang tangan Hwa Shin, Ji Min meminta Hwa Shin agar menghadap kearahnya dan memeriksa bagian dadanya, lalu menyadari Na Ri yang sedari tadi menatap kearah mereka lalu bertanya apakah Hwa Shin mengenal orang itu. Hwa Shin menyangkalnya. Ji Min mencoba menekan bagian lambung Hwa Shin beberapa kali sampai akhirnya bunyi suara terdengar keras dari mulut Hwa Shin tanda semua angin sudah keluar dari tubuhnya. Hwa Shin pun meminta maaf harus bersendawa didepanya.
“Kau pasti merasa jauh lebih baik sekarang. Aku akan melakukannya untukmu kapanpun kau mendapat gangguan pencernaan.” Ucap Ji Min
“Benarkah? Aku rasa tidak memerlukan obat lagi.” Kata Hwa Shin mengodanya.
“Aku libur Jumat atau Sabtu depan.” Kata Ji Min, Hwa Shin pikir merka bisa melakukan pada dua hari sekaligus, Ji Min mengaku libur juga di hari Minggu. Hwa Shin mengatakan kalau itu lebih bagus.
Na Ri tetap melihat Hwa Shin semakin dekat dengan Ji Min, Ji Min meliriknya melihat tatapan sedih Na Ri. Hwa Shin memegang pipi Ji Min meminta agar tak melihatnya lalu bertanya mau pesan minuman apa. Ji Min meminta segelas teh cokelat
Didalam lift
Do Gi bersama Direktur Oh dan pegawai lainya, membaha Na Ri yang memiliki perasaan suka pada Hwa Shin bahkan Seluruh departemen berita membicarakannya. Menurutnya lebih baik Hwa Shin itu menerima saja perasaannya karena kasihan pada Na Ri.
“Apa sebuah hubungan bisa dibangun berdasarkan rasa iba?” ucap Hwa Shin sinis
“Pyo Na Ri pasti punya gangguan tertentu. Kenapa dia bisa menyukai laki-laki seperti Hwa Shin?”kata Do Gi tak percaya
“Aku juga merasa terganggu karena dia.”ucap Hwa Shin
“Hei, kencani saja dia, saat kau merasa bosan dan tidak ada hal yang bisa dikerjakan sekarang Apa Kau tahu, saat dimana kau merasa lelah karena gadis cantik atau kaya raya.” Ucap Do Gi lalu terhenti karena Direktur Oh memperingatinya.
Saat itu Na Ri sudah ada didepan pintu lift tersenyum melihat Hwa Shin lalu memberikan hormat pada Direktur Oh, Direktur Oh pun keluar dari lift dengan mengejek kalau Hwa Shin sekarang punya masalah. Lalu Na Ri masuk kedalam lift.
“Reporter Lee, kau terlihat keren di monitor hari ini. Pakaianmu juga tampak bagus. Apa Kau sudah makan?” mencoba untuk ramah, Do Gi membertahu Mereka sudah makan gurita. Hwa Shin tiba-tiba menarik tangan Na Ri dan menatapnya.
“Apa Kau menyukaiku?” tanya Hwa Shin, Na Ri kaget begitu juga yang lainya, Hwa Shin kembali menanyakan pertanyaan yang sama. Na Ri ingin menjawab tapi Hwa Shin lebih dulu menyelanya.
“Yang pasti Tidak, kan? Jika kau tidak punya pacar, maka pilih saja salah satu dari sini.” ucap Hwa Shin, Do Gi heran kenapa Hwa Shin menyuruh Na Ri memilih salah satu dari mereka.
“Kau boleh Pilih satu.... Kecuali aku.” Tegas Hwa Shin dingin, Na Ri langsung terlihat sedih mendengarnya.
Kesedihan Na Ri tiga tahu lalu sama dengan yang dirasakan Hwa Shin sekarang. Ia meluapkan segala emosinya dengan menendang tempat sampat di depan rumahnya bertubi-tubi. Tetangga dilanti bawah terlihat panik bertanya ada apa itu karena terdenga suara berisik. Na Ri baru kembali juga ikut kaget ada dikeributan di lantai atas tetangganya. Hwa Shin akhirnya menangis sendirian menyesali semuanya.
Sek Cha melihat Jung Won malah kembali ke kantornya dan bertanya apakah Presdir tidak pulang. Jung Won hanya diam saja, Sek Cha memberitahu kalau Ibu Presdir meminta nomor ponsel Pyo Na Ri padanya, dan bertanya apakah Jung Won tahu apa artinya itu.
Jung Won hanya berkata "Saya tidak merasa Anda perlu mengetahui nomor ponselnya. Ketika pria muda dan seorang wanita jatuh cinta perasaan yang menggebu seperti itu akan memisahkan mereka lebih cepat. Kelihatannya, mereka sudah mulai memiliki masalah itu.. Akan lebih baik untuk menyaksikan saja. Bahkan Besar kemungkinan mereka akan putus dengan sendirinya, Nyonya."
Sek Cha yang mendengarnya menanyakan keadaan Jung Won sekarang. Jung Won meminta agar Sek Cha menjemput Na Ri besok. Sek Cha binggung kenapa harus dia.
Na Ri bergegas pergi ke kantor dipagi hari, Chi Yul mengejar kakanya bertanya apakah kakaknya sibuk besok pagi. Na Ri memberitahu harus ke pantai untuk siaran langsung tidak akan pulang ke rumah, lalu bertanya balik ada apa memangnya. Chi Yul mengaku tak ada apa. Na Ri semakin penasaran, Chi Yul tetap mengatakan tak ada apa-apa, lalu menyuruhnya pergi karena bisa terlambat. Na Ri pun menyuruh Chi Yul untuk kembali masuk ke dalam rumah dan tidur.
Na Ri sudah berganti pakaian dalam ruanganya, lalu mengungkapkan penasaran kenapa Jung Won tidak datang hari ini. Dengan menatap wajahnya dicermin, menyadarkan diri kalau tak mungkin Jung Won akan datang setiap pagi karena pacarnya itu bahkan lebih sibuk dibandingkan dirinya.
“Aku seharusnya menyuruh dia untuk tidak datang meskipun dia menginginkanya... Tapi Jika kau memang kekasihnya, maka kau harus melakukan hal itu.” kata Na Ri membuat wajah bunga didepan cermin.
Ia melihat naskah perkiraan cuaca untuk pagi ini, sambil mengoceh kalau harus membeli sebuah mobil meskipun terpaksa berhutang.
Ja Young sibuk didapur memasak, terdengar bunyi bel rumah Sung Sook buru-buru membukanya dan bertanya siapa yang datang. Hwa Shin langsung menerobos masuk saat Sung Sook membuka pintu. Sung Sook kaget melihat mantan adik iparnya yang datang lalu menyuruhnya segara keluar.
Hwa Shin bisa melewati Sung Sook bertanya apa yang sedang dilakukan keponakannya, Bbal Gang akan keluar dari kamar. Hwa Shin menarik Bbal Gang mengatakan akan mengantar ke sekolah mulai hari ini. Bbal Gang menolak tak akan pergi ke sekolah lalu kembali masuk ke dalam kamar, Hwa Shin mengumpat kesal.
Sung Sook dan Ja Young berteriak menyuruh Hwa Shin keluar, tapi Hwa Shin ikut berteriak menyuruh Bbal Gang keluar dari kamarnya. Bbal Gang akhirnya keluar kamar dengan menarik Bbal gang sambil mengomel.
“Orang-orang membiarkanmu melakukan semuanya. Apa maksudmu kau tidak mau pergi ke sekolah?” ucap Hwa Shin, Ja Young dan Sung Sook langsung menghalangi jalanya, lalu Ja Young mengatakan kalau Bbal Gang harus sarapan dulu.
Ja Young sudah membuatkan makana dan menyuruh anaknya segera makan, Sung Sook ingin mengambil makanan diatas meja tapi Ja Young langsung memukul tanganya, Akhirnya Sung Sook pun Ppal Gang, memilih untuk mencari makana didalam kulkas.
“Bbal Gang, aku akan pastikan kau masuk universitas.” Ucap Hwa Shin menyakinkan, Sung Sook memberitahu anaknya itu peringkat terakhir di sekolah.
“Aku akan membantumu menikah juga.” Kata Hwa Shin
“Dia Tidak perlu menikah... Apa pentingnya menikah jaman sekarang Jadi, jangan mencemaskan apa pun.” Ucap Sung Sook
“Kau bisa Anggap aku sebagai ayahmu dan beritahu kalau kau membutuhkan apa saja. Kau bisa bergantung padaku saat merasa kesulitan. Aku juga bisa memberimu uang saku kalau kau membutuhkannya. Berapa banyak yang kau perlukan?” kata Hwa Shin
“Oke... Beri aku 10 juta won.” Ucap Bbal Gang, Dua wanita paruh baya kaget dan langsung menahan tawanya. Hwa Shin bertanya untuk apa uang sebanyak itu
“Aku akan mendengarkan alasannya dulu, jika memang kau memerlukannya, maka akan kuberikan.” Kata Hwa Shin
“Apa Kau tidak tahu? Karena Berkatmu, Ayah memiliki hutang satu milyar won setelah bangkrut. Apa Kau tidak tahu kesulitan macam apa yang harus dilaluinya untuk membayar hutang-hutang itu. Jadi Beri aku 10 juta won per bulan, dalam setahun akan menjadi 1 milyar.” Kata Bbal Gang santai
“Kau memang pantas di peringkat terakhir sekolah dan seharusnya menghitung dengan benar. Kalau kau mendapatkan 10 juta won perbulan, setahun itu totalnya 120 juta. Butuh waktu delapan tahun dan empat bulan untuk mencapai 1 milyar.” Ucap Hwa Shin kesal
Bbal Gang mengumpat pamanya itu berisik. Hwa Shin mengatakan sudah sering mendengarnya dan mengambil mandu yang dimakan oleh Sung Sook. Sung Sook melarangnya karena itu makanan miliknya. Hwa Shin tetap memakanya dan merasakan itu masakan buatan ibunya, lalu bertanya apakah ibunya datang ke rumah ini.
Ibu Hwa Shin masuk rumah, Dua mantan mertuanya langsung berdiri. Hwa Shin sudah bisa menduga kalau mandu buatan ibunya memang yang terbaik. Ibu Hwa Shin langsung menyindir anaknya apakah ia tidak memakai bra lagi belakangan ini. Hwa Shin pun tak bisa berkata apa-apa lagi.
“Sudah kukatakan pada kalian untuk bersiap ditikam jika ada yang memakan pangsitnya selain Bbal Gang.” Kata Ibu Hwa Shin mengancamnya.
“Reporter Kye memakannya sejak kemarin.” Ucap Ja Young mengadu, Sung Sook membela diri kalau Hwa Shin juga ikut makan.
“Bagaimana bisa kalian berdua tinggal dalam satu rumah? Aku tidak habis pikir.” Kata Ibu Hwa Shin, Hwa Shin juga merasakan hal yang sama
“Apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya ibunya, Hwa Shin mengatakan kalau sudah pindah didekat sini. Semua kaget mendengarnya.
Jung Won masih terdiam dalam ruanganya, Sek Cha memberitahu Seluruh dewan eksekutif berada di ruang rapat. Jung Won pun mengambil jaket dan pergi ke ruang rapat.
“Sebagaimana perencanaan untuk peningkatan penjualan di paruh pertama tahun depan dapat dilihat, keuntungan operasional akan digunakan sebagai biaya properti. Kita tidak boleh merasa aman dahulu dan harus meningkatkan penjualan kita di pasar India.”
Sebelum selesai memberikan laporan, Hwa Shin langsung berdiri dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan rapat. Ibunya bertanya pada Sek Cha apa yang terjadi dengan anaknya. Sek Cha hanya mengelengkan kepalanya.
Jung Won sudah mengemudikan mobilnya sendirian dengan penuh amarah, teringat kembali saat bertanding tinju dengan Hwa Shin, beberapa kali Hwa Shin menyerangnya dengan memukul dibagian kepala belakang.
Flash Back
“Hei, sudah kubilang padamu untuk tidak memukulku dari belakang.” Teriak Jung Won marah, Hwa Shin mengatakan kalau Jung Won itu tidak focus dan kembali memukulnya
“Apa Kau akan terus memukulku dari belakang?” kata Jung Won marah
“Maaf, aku tidak bisa mengontrol diriku.” Ungkap Hwa Shin.
Hwa Shin duduk di mejanya tiba-tiba seseorang memukul kepalanya dari belakang, Direktur Oh menyuruh Hwa Shin untuk memelotitnya dan melihat berkas yang dibawanya. Hwa Shin hanya mengelus bagian kepalanya yang terasa sakit. Direktur Oh mengatakan Hwa Shin akan berada dalam suasana hati yang baik.
“Pantai laut kuning direncanakan untuk masuk ke dalam daftar Warisan Dunia UNESCO. Jadi Buat kisah yang bagus dari sana.” Kata Direktu Oh
“Wah... Ada apa denganmu? Kenapa kau memberiku kerjaan bagus?” ejek Hwa Shin tersenyum bahagia, Direktur Oh berkomentar kalau Hwa Shin itu adalah reporter favoritnya. Diam-diam Sung Sook mendenga pembicaran keduanya.
“Aku mau kau ke sana dan bersusah payah. Tim Berita Pagi ada di sana, mereka akan menyiarkan cuaca dari sana besok. Jadi Kau bisa bertemu dengan mereka di sana.” Jelas Direktur Oh. Hwa Shin memutuskan akan pergi kesana sendiri saja. Direktur Oh heran. Hwa Shin akkhirnya memutuskan akan pergi bersamanya. Tiba-tiba Sung Sook melakuan protes
“Kenapa kau mengirim seorang reporter? Aku sudah menghubungi narasumber untuk wawancara.” Ucap Sung Sook, Hwa Shin kesal mendengarnya.
“Kau kan pembaca berita, jadi harus berada di balik meja berita.” Ucap Direktur Oh
“Memangnya berapa lama perjalanan? Ini jarak yang cukup Dekat, kan. Aku sudah mempelajari materinya, jadi wawancaranya akan berjalan dengan cepat. Lalu Aku akan mengambil gambar pantainya dari helicopter maka semuanya tidak akan sampai memerlukan waktu setengah hari.” Kata Sung Sook meyakinkan.
“Jika seorang pembaca berita datang sendiri untuk wawancara, rasanya akan lebih realistis. Karena itu merupakan event perayaan, seharusnya pembaca berita yang pergi. Dengan begitu, akan jadi istimewa. Ditambah lagi Direktur, kau juga akan mendapatkan pujian karenanya.” Ucap Sung Sook semakin menyakinan Direktu Oh berkomentar kalau jedengarannya bagus.
“Hei, bukankah ini menyalahi aturan? Aku berdiri di sini dengan kedua mata terbuka lebar, jadi bagaimana bisa kau mencuri bahan beritaku?” kata Hwa Shin marah dengan berdiri dari tempat duduknya.
“Memang ada peraturan aku tidak boleh melakukannya? Apakah ada aturan yang menyebut seorang pembaca berita harus di lem jadi satu dengan kursinya?” balas Sung Sook menyindir
“Apa Kau pikir ini berarti kau bisa memenangkan posisi pembaca berita pukul 9 malam? Jangan melakukan hal seperti ini padaku. Ayo bertarung secara adil, mengerti?” tegas Hwa Shin
Sung Sook mengejeknya dengan berpura-pura kalau merasa takut sekali dan Direktur Oh berkomentar kalau tidak masalah dengan hal itu. Hwa Shin menghela nafas melihat orang-orang yang menghalangi jalanya sekarang.
bersambung ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Kok nguload ini lg y bak?? Ksn ud dlu...
BalasHapus