Jin An
memberitahu kalau sudah sampai rumahnya. Soo Chang senang jadi tahu tempat
tinggal Jin An sekarang lalu pamit pergi. Jin Ah mengucapk syukur karena
berpikir Dong Tak akan mampir untuk
makan mie instan.Soo Chang mengaku membenci mie karena sering memakannya saat
di panti asuhan. Jin An terdiam mendengarnya.
“Tapi aku
suka nasi... Lain kali buat aku makanan, oke?” ucap Soo Chang. Jin An
benar-benar tak percaya kalau Dong Tak ternyata yatim piatu.
“Kenapa
kau sangat terkejut? Kau membuat jantungku berdebar-debar.” Ungkap Soo Chang mengoda.
Jin An
menatap Dong Tak seperti merasakan ada yang berbeda. Sebelumnya ia bertemu di
taman Dong Tak mengatakan “Dan ada satu penjahat yang sangat ingin aku tangkap.”
Soo Chang heran melihat Jin An yang masih terkejut.
“Kau
terlihat seperti ketahuan menatap
punggung pria.” Ucap Soo Chang melihat Jin An masih menatapnya saat pergi.
“Aku?
Tidak mungkin. Aku tidak melihatmu.” Kata Jin An menolak
“Kalau
begitu, terkejutlah tiga kali sehari. Aku ingin tahu apa kau terlihat sangat cantik ketika
terkejut.” Ucap Soo Chang dengan kedipan matanya.
Jin An
masuk ingin Dong Tak mengatakan”Maksudku, kau mengganggu pekerjaanku.” Seperti
ia menyadari ada yang berbeda dengan sikap Dong Tak
Soo Chang
berteriak memanggil Bong Sook di tempat penyewaan komik. Bong Sook bahagia
berpikir kalau Soo Chang yang datang, tapi saat melihat wajah Dong Tak dan
teringat kalau orang itu yang menangkap Soo Chang akhirnya memilih untuk kabur.
Keduanya kejar-kejaran di lorong rak buku.
“Hei,
berhenti... Ini aku.” Teriak Dong Tak, tapi
Book Song ketakutan memilih untuk segera kabur.
“Ini
Oppa... Ini aku, Soo Chang... Hei, aku Gong Soo Chang.” Teriak Dong Tak. Bong
Song tak terpercaya memilih untuk keluar dari tempat penyewaan komik.
“Dia sungguh
tidak mengenalku... Bagaimana jika aku harus hidup sebagai Dong Tak disisa hidupku? Apa yang akan aku lakukan?”
ucap Soo Chang duduk lemas di kursi milik Bong Sook.
Soo Chang
datang ke rumah sakit menemui tubuhhnya, ia mengeluh karen pihak rumah sakit
memberinya baju yang usang dan juga kebesaran. Ia seperti masih ingin terlihat
keren dengan seragam rumah sakit yang terlihat pas di badanya.
“Ini
sangat longgar jadi dadaku terlihat. Itu
sebabnya aku terlihat kurang menawan.. Ahh..
Ini semua karena rambut. Apa
Kalian tidak mencuci rambutku?” ucap Soo Chang mengeluh sendiri melihat
tubuhnya hanya terbaring.
“Hei..
Gong Soo Chang... Apa Kau baik-baik saja? Bahkan Bong Sook tidak mengenalku
sekarang. Bagaimana jika aku tidak bisa kembali?” ucap Soo Chang kebingungan
karena terjebak di tubuh orang lain.
“Lihatlah
betapa kurusnya kau... Kau seharusnya banyak makan daging.” Kata Soo Chang lalu
menyakin diri agar jangan berpikiran negatif.
“Hei
tubuhku, sampai aku kembali, maka kau harus bertahan disini, mengerti? Dan Borgol
itu sangat membuatku kesal.” Ungkap Soo Chang melihat tanganya yang masih di
borgol dengan tempat tidur.
Jin An
berjalan sambil menerima telp, lalu seseorang berjalan dibelakangnya menanyakan
kabar Jin An. Jin An mengaku kalau baik-baik saja dan Selalu positif dan
berjalan lurus ke depan. Pria itu pun meminta Jin An agar membalikan badanya.
Jin An menurutinya lalu terlihat bahagia memanggil pria itu “Oppa” seperti
sudah lama mengenalnya.
“Kau bekerja
di semua penjuru Korea, dan Apa akhirnya kembali ke Seoul? Ayahmu adalah Jaksa
Agung. Mengapa dia mengirimmu jauh-jauh?”
ucap Jin An akhirnya bertemu di cafe.
“Entahlah.
Aku juga tak tahu” kata Si pria. Jin An ingin tahu keadaan ayah kakaknya itu.
“Dia
baik-baik saja.. Lain kali kita harus makan malam bersama.” Kata Si pria
“Kedengarannya
bagus. Dia mendukungku selama
bertahun-tahun.” Ucap Jin Ah. Si pria pikir ayahnya tidak berbuat banyak.
“Oh, Nona
Reporter... Apa Kau menyukai pekerjaanmu?” tanya si pria
“Ya, Tn.
Jaksa. Hidup sebagai reporter penuh dengan lika-liku. Lalu Kematian detektif Jo
Hang Joon. Apa Kau tahu siapa Jaksa yang
bertanggung jawab? Kudengar Jaksa baru yang menangani kasus ini. Ini
menggangguku karena kasusnya ditutup dengan cepat.” Ucap Jin An
Tuan
Jaksa mengaku tidak tahu lalu meminta Jin An agar mengatakan padanya kalau
membutuhkan bantuan, karena pasti akan membantu. Jin An mengeluh kalau ia tak
suka yang seperti ini.
Soo Chang
kembali bertugas, lalu menatap bayanganya di kaca mobil. Sung Hyuk bertanya
apakah Dong Tak melihat sesuatu. Soo Chang mengaku tidak lalu merapihkan
rambutnya dan melihat kalau Gaya busana
Dong Tak yang menyedihkan. Sung Hyuk
binggung mau kemana Dong Tak. Soo Chang pun masuk ke sebuah toko pakaian.
Keduanya
keluar dari toko dengan pakaian yang terlihat fashionnista. Sun Hyuk pun
mengatakan “Respect” pada Sung Hyuk. Keduanya pun masuk ke tempat billiard, Soo
Chang memangil nama “Kepala Ular” dengan mengejeknya kalau Kerja di bar
membuatnya tambah tua. Si pria yang ditemuinya terlihat binggung.
“Apa Kau
tidak berhenti? Bagaimana kabar para
wanita?” ucap Soo Chang seperti mengenal si pria. Tapi pria itu binggung siapa
orang menemuinya.
“Ini aku,
Gong Soo...Ah.. Aku detektif yang sedang bertugas.” Ucap Soo Chang mengenalkan diri.
Si pria pun menyapa dengan sopan karena baru pertama kali bertemu.
“Dimana
para wanita itu? Ho Jeong dan Yoo...”
kata Soo Chang. Si pria menyebut nama Yoo Jin. Soo Chang membenarkan.
“Di mana
mereka tinggal?.. Ayo Aku akan membelikan mereka es krim.” Ucap Soo Chang
membujuk. Si pria menolak dengan tulus.
“Aku
ingin bertanya. Siapa yang masuk ke
apotek Tn. Kim di Oksu-dong? Tn. Kim marah-marah ketika tahu hal itu”
kata Soo Chang berbisik. Si pria terlihatbingung
“Garibong.
Dia ke Garibong... Kau akan menemukan Jjong Gu disana.” Ucapsi pria. Soo Chang
binggung bertanya Siapa Jjong Gu.
“Kau
sungguh bertingkah seperti... Kau kesini karena Jjong Gu. Dia tidak ada
hubungannya denganku.” Ucap si pria ketakutan.
“Aku datang
ke sini ingin menemuimu. Mengapa kau bicara tentang Jjong Gu? Hei... Ini aku, coba
kau lihat” kata Soo Chang seperti ingin menyakinkan kalau ada jiwa berbeda
dalam tubuh Dong Tak. Sung Hyuk hanya bisa menatap binggung.
“Di gang
kedua setelah terowongan Garibong, di rumah bata lantai dua berwarna merah. Di
situlah Jjong Gu bersembunyi dan Aku tidak bisa memberikan info yang lain.”
Kata si pria.
“Detektif
Lee, ini aku... Apa Anda tahu pengedar narkoba bernama Jjong Gu?” ucap Sung
Hyuk langsung menelp seniornya memberitahu kalau tinggal di rumah merah
Garibong.
Soo Chang
akhirnya memberikan uang pada si pria agar bisa membelikan es krim untuk wanita
yang dimilikinya. Si pria mengucapkan terimakasih. Soo Chang mengaku senang
bertemu dengan teman lamanya.
Soo Chang
berjalan ke taman merasa sangat pengap sambil membawa minumanya. Si wanita
peramal melihat Dong Tak menyapanya karena ada dibalik pohon. Soo Chang kaget
melihatnya. Si Wanita langsung duduk disamping Dong tak berbisik kalau akan
turun salju, walaupun Hari ini cukup hangat.
“Kau
memakai bunga.” Kata Soo Chang melihat ada dibagian telinga si wanita.
“Aku
penyair. Apa Kau suka puisi?” ucap Si wanita. Soo Chang mengaku tidak suka puisi. Tapi si wanita tetap
membacanya
"Abu
briket batubar Jangan tendang mereka. Apa kau pernah mencintai seseorang dengan
menggebu?" karya An Do Hyun... Aku
adalah Miss Bong.” Ucap si wanita memperkenalkan diri
“Aku Gong
Soo Chang... Senang bertemu denganmu” kata Soo Chang tanpa sadar memperkenalkan
nama aslinya dalam tubuh Dong Tak.
“Haruskah
aku menggambar wajahmu?” ucap Si wanita bergegas mengambil crayon pada dua anak
yang sedang mengambar.
“Kau
punya banyak pekerjaan... Kau menulis puisi dan menggambar. .. Baiklah kalau
begitu. Gambarlah.” Kata Soo Chang membiarkanya.
Si wanita
akhirnya mengambar wajah Soo Chang merasa kalau itu memang mirip. Soo Chang melihat kalau gambar itu memang
mirip denganya lalu mengucapkan Terima kasih pada Miss Bong dan pamit pergi, ia
seperti tak sadar kalau itu gambar jiwanya.
“Akhirnya
dia bertemu dengan pasangan sebenarnya.” Ucap Miss Bong seperti bisa tahu kalau
keduanya sangat cocok.
Soo Chang
mengeluh lelucon yang dibuat oleh Miss Bong,
lalu melewati cermin melihat seperti menyadari kalau wajahnya itu adalah
Dong Tak dan teringat kalau Miss Bong akan mengambar wajahnya, tapi bukan wajah
Dong Tak yang digambar tapi wajah Soo Chang.
“Apa Dia melihat
diriku yang sebenarnya?” ucap Soo Chang mengingat Miss Bong kalau gambar itu
mirip dengannya. Soo Chang akhirnya kembali berlari ke taman.
“Hei...
Kupikir kau pergi saat aku buang air.” Ucap Sung Hyuk melihat Soo Chang baru
datang
“Apa Kau
lihat wanita yang memakai bunga?” tanya Soo Chang melihat taman sudah kosong.
Sung Hyuk bertanya siapa yang dimaksud karena tak melihat siapapun.
“Dia
menggambar wajahku... Coba Lihat ini. Ini mirip denganku.” Ucap Soo Chang. Sung
Hyuk melihat ponsel kalau Do Kki menelp.
Mereka
akhirnya kembali ke mobil mendengarkan pembicaran Do Kki dan juga Yong Pal. Suaranya
seperti terputus-putus, Yong Pal bertanya apakah Mereka punya bukti penting. Do
Kii mengatakan Gudang rahasia untuk barang palsu.
“Iya. Ada... CCTV... Daerah itu dekat
dengan... Itu terjadi... Itu artinya pasti ada... cuplikan rekaman...”
“Apa yang
dia katakan?” keluh Soo Chang. Sung Hyuk meminta Soo Chang agar tak berbicara.
“Siapa
itu?.. Jika itu bukan kau... Do Kki, aku tutup.” Kata Yong Pal
Sung Hyuk
mengeluh kalau ini jadi tidak berguna, karena Dong Tak yang berbicara. Sung
Hyuk pikir kalau ada yang bisa dilakukan dengan suara yang terputus-putus. Sung
Hyuk pikir Yong Pal pasti tahu sesuatu dan mereka sekarang tidak punya alasan
untuk menangkapnya.
Soo Chang
menyuruh Sung Hyuk untuk jalan saja. Sung Hyuk bingung kemana. Soo Chang
menegaskan kalau ia adalah ahlinya dan bisa melihatnya nanti.
Soo Chang
masuk ke dalam warnet dengan sangat pandai mengambil ponsel diatas meja lalu
dengan sengaja memasukan ke dalam saku jaket Yong Pal. Ia pun duduk sengaja
membalikan badan dan menunggu. Seseorang mulai bingung mencari ponselnya dan
berusaha menelp.
Yong Pal
menyadari ada bunyi suara ponsel, tapi bukan ponsel miliknya. Dua pria pun
mencari suara dan menunjuk Yong Pal memegang ponselnya. Yong Pal binggung
tiba-tiba ada ponsel di saku bajunya. Akhirnya Soo Chang keluar dari kursinya
dan langsung memborgol tangan Yong Pal ditangkap karena telah mencuri.
“Kita
terlalu sering bertemu. Kau mungkin akan
bosan padaku.” Ucap Soo Chang. Yong Pal dibuat binggung.
Yong Pal
sudah bungkus dengan plastik dan diberi gambar pada kaosnya bagian organya. Soo
Chang datang menemui dokter mengatakan
20.000 dolar per ginjal. Lalu Bola mata masing-masing seharga 40.000 dolar. Si Dokter binggung
tiba-tiba Dong Tak datang padanya.
“Apa yang
kau inginkan dariku, Detektif Cha? Aku memang melakukan operasi ilegal, tapi ini terlalu susah.” Ucap Dokter
“Waktu
itu, aku... tidak maksudku... Kau membantu Gong Soo Chang, 'kan? Dimana kesetiaan
antar sesama narapidana?” kata Soo Chang.
“Kau
memberiku pekerjaan rumah.” Kata Dokter.
“Itu
dulu, jadi aku akan lupakan. Aku tidak bisa membiarkan Yong Pal pergi. Dia
berbohong kepada polisi dan sangat berani. Jadi Operasikan dia. Kau bisa memBuka
tubuhnya lalu campur aduk... Itu keahlianmu.” Ucap Soo Chang. Si dokter makin
binggung.
“Apa
anestesi akan menyakitkan? Tidak usah khawatir. Dia harus menderita.” Kata Soo
Chang. Yong Pal terus bergerak seperti ingin berbicara.
“Kenapa
kau berbohong padaku? Aku tadinya berpikir akan menyukaimu.” Kata Soo Chang
berjalan pergi. Dokter mengatakan akan melakukannya.
Soo Chang
berhenti lalu kembali menemui Yong Pal dan membuka plesternya. Yong Pal
memberitahu Penipu yang ditangkap, bukan
pembunuhnya. Soo Chang mengatakan kalau sudah tahu itu dan ingin menutup mulut
Yong Pal. Yong Pal menahanya.
“Ada rekaman
CCTV pembunuh sebenarnya.” Kata Yong Pal
“Kau
berbohong lagi, 'kan? Polisi sudah mengumpulkan CCTV dari toko-toko, kamera
lalu lintas, dan tidak menemukan apa-apa.” Ucap Soo Chang
“Tidak,
tidak. Ada kamera yang tidak diketahui polisi. Itu sungguh ada.” Ucap Yong Pal.
“Mereka
membuat barang palsu di gudang itu lebih
dari lima tahun. Gudang yang memiliki puluhan CCTV dan Hanya itu yang aku tahu.
Lalu mengapa jika ada CCTV? Itu pasti merekam ratusan orang.” Kata Yong Pal
akhirnya dibebaskan.
“Kau
sangat bodoh. Di situlah kita menggunakan
perkiraan waktu kematian. Orang yang terekam CCTV ketika Detektif Cha
pergi ke toko adalah pembunuh
sebenarnya. Jadi untuk Sederhana saja. Pergi ke gudang,dan salin rekaman dari
waktu itu Lalu kau akan menemukan pembunuhnya.” Kata Dokter Lee
“Aku
tidak peduli dengan pembunuhnya. Aku akan membuktikan itu bukan aku. Aku butuh
bukti kalau saksi yang mencoreng namaku
itu berbohong.” Gumam Soo Chang.
“Kau
tidak tahu siapa yang bodoh sebenarnya. Masalah sebenarnya adalah kau tidak
bisa masuk kesana.” Kata Yong Pal.
Akhirnya
mereka berdua pergi ke kantor kejaksaan.
Soo Chan meminta Jaksa agar memilih Perintah pencarian dan penyitaan.
Jaksa mengeluh kalau polisi bisa mendapatkan
surat perintah seperti ini dengan Hanya dengan meminta. Soo Chang pikir
pria itu adalah Jaksa dalam kasus ini.
“Kau
pasti tahu tentang mendiang Jo Hang Joon. Kami menemukan tempat dengan
bukti yang akan membawa kami menemukan
pembunuh sebenarnya.” Kata Soo Chang
“Ya,
benar, Jaksa. Jika Anda memberi kami surat perintah...” ucap Sung Hyuk
menyakinkan dan langsung disela oleh Jaksa.
“Kasus
ini akan ditutup besok sesuai prosedur. Lain
kali, jika membutuhkan surat perintah, tetaplah berpegang pada aturan. Jangan
merengek meminta bantuan disini.” Tegas Jaksa
“Kenapa
kau sangat dingin dan tidak bisa bekerjasama? Ayo temui orang lain... Wah... Aku
sudah tahu itu. Aku merasa sangat
kedinginan saat masuk... Itu sebabnya kau perlu memilih Jaksa yang tepat.” Sindir Soo Chang.
Sung Hyuk
dibuat binggung. Soo Chang pikir mereka .pernah bertemu di suatu tempat. Si
jaksa terlihat mulai marah mengetahui Dong Tak memang gila jadi meminta agar
tetap bersikap sopan dan mengikuti peraturan.
“Bagaimana
kita bisa menangkap penjahat dengan
tetap sopan dan mengikuti peraturan? Apa itu sulit? Apa surat perintah itu
sulit didapat?” keluh Soo Chang
“Aku
sudah menjadi polisi beberapa hari ini, dan
ini pekerjaan yang mengerikan. Aku sudah lama melakukan pengintaian sampai
tulang-tulangku sakit. Kami mengikuti penjahat berhari-hari dan melapor padamu, dan kau menolak
untuk memberi surat perintah. Kita akan
kehilangan semuanya. Orang yang tidak bersalah bisa mati. “ kata Soo Chang
mengajak Sung Hyuk untuk pergi dan mencari jaksa lain.
“Semakin
dipikir, maka aku semakin kesal. Apa Kau tahu... bagaimana rasanya, Disalahkan
atas sesuatu yang tidak kau lakukan? Apa
Kau tahu betapa sakitnya itu?” ucap Soo Chang meluapkan emosinya.
Akhirnya
Sung Hyuk dan Soo Chang dibawa keluar dari kantor jaksa dengan petugas. Soo
Chang kesal meminta agar dilepaskan karena dirinya juga seorang detektif.
“Aku masih
diperlakukan seperti ini bahkan ketika
menjadi detektif. Orang miskin bersalah,
dan orang kaya tidak bersalah!” teriak Soo Chang marah.
“Tn.
Oh... Cari tahu tentang Detektif Cha Dong Tak.” Perintah Jaksa. Tuan Oh menganguk
mengerti.
Sung Hyuk
dan Soo Chang sampai ke kantor polisi, lalu juniornya itu mengatakan pada Dong
Tak kalau akan melaporkan pada Kepala
kalau menemukan bukti penting jadi
memperingatkanagar tidak bisa pergi ke sana sendirian. Soo Chang menganguk
mengerti.
“Jangan
pernah.” Tegas Sung Hyuk. Soo Chang
seperti pasrah.
“Haruskah
aku menyerah dengan masa depanku yang cerah?” jerit Soo Chang dalam hati lalu
berpikir sudah tidak ada waktu.
“Apa
maksud kalian punya bukti penting?”ucap Jin An tiba-tiba datang. Soo Chang
kaget merasa jantungnya tiba-tiba merasa lemah.
“Apa
wanita cantik boleh mengagetkan orang?” keluh Soo Chang sambil mengoda.
“Aku
masih bisa menuntutmu karena melakukan
pelecehan seksual. Jangan lupa kita punya kesepakatan. Jadi Katakan, apa bukti
pentingnya.” Kata Jin Ah.
Keduanya
berjalan di dekat gudang. Soo Chang menemukan tempat yang dicarinya dengan
senter, lalu melihat banyak CCTV yang ada di dinding. Jin An pikir tempat Hang Joon di serang tak
jauh jadi pasti terekam. Soo Chang membenarkan.
“Jika aku
berhasil masuk, maka aku bisa mendapat
rekamannya.” Ucap Soo Chang
“Kau
bilang tidak akan pernah bisa masuk kecuali mereka membuka pintu.” Kata Jin An.
“Aku
tidak bilang, tidak pernah... Aku punya kau.” Kata Soo Chang dengan tatapan
mengoda. Jin An pun dibuat bingung.
Di
ruangan CCTV
Seorang
pria melihat sesuatu yang aneh di depan gudang, seperti orang yang sedang
berciuman. Sementara di depan gudang,
Dong Tak seperti sedang mencium Jin Ah, tapi Jin Ah sengaja memberikan jarak
saat Dong Tak memikirkan wajahnya dan mereka hanya berakting terlihat seperti
orang ciuman.
“Apa Kau
pikir mereka akan terkecoh dengan ini?” ucap Jin Ah ragu.
“Tidak bisakah
reporter melakukan ini demi berita
utama?” kata Soo Chan mencari-cari kesempatan. Jin An memperingatkan agar
Jangan berani menipunya
“Apa Kau
tidak dengar suara berdebar-debar?” ejek Soo Chang. Jin An menegaskan kalau itu
bukan dirinya dengan sengaja memeluk Dong Tak.
Soo Chang
pikir caranya itu seperti asli. Jin Ah binggung Dimana polisi belajar menipu
orang. Soo Chang mengaku belajar banyak hal dan kembali bertanya Mana yang
tidak disukai Jin An, Detektif atau penipu. Jin An mengeluh kalau ini tak tepat
bertanya untuk situasi sekarang.
“Jawab
saja. Itu penting bagiku.” Ucap Soo Chang. Jin An menjawab Detektif.
“Bohong...
Kau selalu melihat ke kiri saat berbohong.” ejek Soo Chang
“Apa yang
kau lihat?Jangan pikir, aku akan terus membantu
penyelidikanmu.” Tegas Jin An. Soo Chang pikir juga tak akan seperti itu.
“Hanya
hari ini... Kita harus mengecualikan hari ini.” Ucap Soo Chang lalu mulai
mendekat.
Saat itu
seseorang keluar dari pintu gudang. Soo Chang dan Jin An langsung bersembunyi
dibalik dinding. Mereka akhirnya bisa
masuk ke dalam ruangan CCTV. Jin An panik meminta agar Soo Chang bergegas
karena sangat takut.
“Menurutmu
aku tidak takut? Aku sudah banjir keringatan.” Kata Soo Chang segera mencari
rekaman video saat kejadian dan memasukan ke dalam hardisk.
Setelah
menyimpan mereka akan bergegas keluar ruangan. Jin An kaget ketika membuka
pintu. Soo Chang pun panik karena melihat ada banyak preman dengan membawa
balok kayu dan memilih untuk menutup pintu.
Jin An
sudah duduk di kursi dengan badan terikat. Soo Chang berlutut di kepung dengan
para preman. Si bos akhirnya datang bertanya Siapa yang mengirimnya datang ke
gudang. Salah satu anak buahnya memberitahu kalau Dong Tak detektif dari Kantor
Polisi Pusat Seoul.
“Apa Kau
polisi? Bagaimana kau tahu tentang gudangku?” ucap Si Bos
“Aku tidak
tertarik dengan bisnismu, tapi Aku hanya butuh rekaman CCTV.” Tegas Soo Chang
yang hanya ingin menghapus tuduhanya.
“Jadi,
jika aku membiarkan kau mengambil itu,
maka kau akan menutup mata terhadap apa
yang kami lakukan?!! Jangan berani bohong.” Si bos lalu memerintahkan anak
buahnya kalau Dong Tak butuh pemanasan.
“Aku
seorang detektif. Apa Kalian tahu apa yang terjadi saat menyentuh detektif? Dan wanita itu, lepaskan
dia.”ucap Soo Chang mulai panik.
“Bagaimana
jika dia kabur dan meminta bantuan? Jadi Bunuh dia.” Kata Si bos kejam.
Soo Chang
sangat ketakutan lalu tiba-tiba menjerit kesakitan padahal belum ada yang
memukulnya. Para preman tahu Dong Tak hanya akting akhirnya memberikan
tendangan dan juga pukulan. Jin An berusaha melepaskan ikatan dengan menjatuhkan
tubuhnya, lalu menemukan benda tajam dan mencoba motong tali ditanganya.
Jin An
membantu dengan mengigit tangan preman tapi malah ia terjatuh. Soo Chang
berteriak marah mencoba melawan, tapi malah kena pukul. Ia melihat ada darah
ditanganya, teringat kecelakaan yang dialami dengan ayahnya yang mengeluarkan
banyak darah.
Beberapa
kali Soo Chang kena pukul dan akhirnya Jiwanya keluar dari tubuh Dong Tak. Saat
itu memory Dong Tak kembali saat menangkap Soo Chang karena
membunuh seorang detektif. Lalu Soo Chang mengatakan sungguh tidak
melakukannya. Dong Tak membuka matanya, Jin An panik berlari ke arah Dong Tak.
“Detektif
Cha, kau baik-baik saja?” ucap Jin Ah. Dong Tak seperti baru sadar binggung
karena Jin Ah ada bersamanya.
“Apa yang
kau bicarakan? Apa Kau baik-baik saja?” kata Jin An dan akhirnya berjalan keluar bersama Dong
Tak.
“Astaga,
ini menakutkan.” Ungkap Soo Chang akhirnya ikut sadar kalau sudah keluar dari
tubuh Dong Tak.
Dong Tak
melihat Jin An bertanya apakah terluka. Jin An mengaku baik-baik saja tapi
khawatir melihat Dong Tak. Soo Chang
dari kejauhan seperti tak percaya kalau keluar dari tubuh Dong Tak sekarang.
Dong Tak mengaku tidak tahu apa yang terjadi jadi meminta Jin An bisa
membantunya.
“Bisakah
kau menjauh 20m dariku?” kata Dong Tak. Jin An menyetujuinya dengan berjalan
menjauh
“Baiklah,
kedengarannya bagus. Ayo tinggalkan wanita itu dari pertarungan para pria.” Kata si bos.
“Terima
kasih, tapi sepertinya tadi pertarungan sepihak.” Kata Dong Tak. Si Bos pikir
Dong Tak akan membuatnya dua pihak
“Aku di
sini bukan untuk bersenang-senang dengan kalian. Bisakah salah satu dari kalian
menjelaskan situasi ini padaku?” kata Dong
Tak.
“Tidak
ada yang diperlu dijelaskan. Kau takut seperti bayi. Kurasa kau malu didepan
wanita itu.” Kata Si bos mengejek.
Soo Chang
mengaku tidak takut karena hanya menonton. Salah satu pria maju, Dong Tak
langsung memberikan pukulan dan si pria jatuh pingsan. Soo Chang tersenyum
bahagia karena semua pasti tamat sekarang. Jin An melihat dari kejauhan. Dong Tak
bisa mengetahuinya, mengatakan kalau sudah memperingatkan sebelumnya.
“Detektif
Korea belajar lebih dari 20 beladiri,
termasuk taekwondo, hapkido, judo, dan kendo. Kami tahu bagaimana cara
mematahkan kaki. Jadi Masing-masing dari kalian bisa pilih. Aku akan memilih
bagian yang ingin dipatahkan.” Ucap Dong Tak.
Dong Tak
melawan semua preman dengan membabi buta, Jin An sempat ketakutan melihatnya.
Si bos pun hanya tinggal sendiri menghadapi Dong Tak, tapi hanya dengan satu
pukulan membuatnya jatuh pingsan. Soo
Chang dengan bangga mengatakan Jangan berani melawannya. Dong Tak memegang
tangan Jin An mengajaknya untuk keluar.
“Tuan Gong, seorang pria dengan
lima tuduhan penipuan, diketahui tidak
ada kaitan dengan kasus pembunuhan detektif.
Kantor polisi harus memulai penyelidikan
ulang, namun berkat investigasi yang
dilakukan detektif,”
Kepala
Jaksa menonton berita yang dibawakan Jin An seperti kecewa. Teman Jin An yang
jaksa masuk ruangan seperti tak bisa berbuat apa-paka karena Jin An yang
membawakan berita.
“maka reputasi mantan narapidana yang
hampir dituntut sebagai pembunuh, telah
diselamatkan. Dilaporkan dari Kantor Polisi Pusat Seoul, NBC News, Song Ji An.”
Jin Ah
selesai membuat berita berpikir
melakukannya sekali lagi, sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya. Dong Tak
mengirimkan pesan “Aku punya beberapa pertanyaan. Apa Kau ada waktu hari ini?”
Dong Tak
datang menemui Soo Chang yang masih terbaring, teringat dengan sebelumnya
bertanya apakah memang bukan pelakunya. Soo Chang menegaskan dirinya memang
penipu tapi bukan pembunuh!
“Aku
minta maaf karena tidak mempercayaimu saat itu.” Ucap Dong Tak. Soo Chang yang
berada di samping ruangan mulai berkomentar.
“Ya, aku yakin
kau pasti minta maaf. Jika kau percaya padaku, maka aku tidak akan terbaring di
sana. Jadi merasa bersalahlah sampai
mati... Ah... Tidak, bahkan setelah kau mati.” Komentar Soo Chang
“Waktu
kunjungan sudah habis.” Kata perawat datang. Dong Tak akan keluar dari ruangan.
“Pasien
lain di sini sedikit ribut.” Keluh Dong Tak. Si perawat membuka tirai dan binggung karena Tempat ini kosong. Soo
Chang binggung ternyata Dong Tak bisa mendengar ucapanya.
Dong Tak
kembali ke kantor membuka hard disk dan bisa melihat seseorang menikamnya
dengan pria mengunakan helm. Ia memperbesar gambar dan melihat ada tatto
dibawah leher. Dong Tak mengeluarkan korek milik Hong Joon yang ingin diberikan
padanya.
“Hang
Joon Hyung... Siapa yang telah merampas hidupmu?” kata Dong Tak sambil
mengingat saat bersama dengan seniornya sebelumnya melihat orang yan mengunakan
helm berpapasan denganya.
“Kita dapat
info kalau dia ada di sini jadi harus menangkapnya.”kata Hang Joon.
“Siapa
yang mencoba membunuh kami?” kata Dong Tak berusaha untuk menebaknya.
Ia
mengingat ucapan Dong Ki “Kau bersikap aneh beberapa hari terakhir, jadi kami
pikir kau gila.” Lalu menatap kalender didatas meja. Ia mengingat seperti
tersadar melihat Jin An ada dalam gedung.
Dong Tak pun heran dimana dan siapa dirinya saat itu, dan Apa yang
terjadi dengannya.
Soo Chang
masuk ke dalam kantor polisi, yakin karena
detektif itu mendengar suaranya
jadi mungkin bisa membantu. Ia merasa mulai frustrasi lalu melihat tiba-tiba
lampu di lorong mati dan hanya lampu remang-remang mengunakan genset.
Dong Tak
dalam ruangan pun binggung, lalu dari arah belakang seseorang pria mengunakan
hel mendekatinya. Soo Chang panik melihat dari depan pintu. Dong Tak pun bisa
merasakan ada orang yang datang.
Bersambung
ke episode 6
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar