Tuan Park
bertanya siapa Dong Tak yang tiba-tiba datang. Soo Chang pikir Tuan Park yang memanggil jadi datang
dengan mengaku sebagai polisi lalu memperlihatkan ID Card miliknya.
“Apa yang
kau lakukan sampai mereka terlihat sangat menyedihkan? Ini mungkin membutuhkan
biaya yang tidak sedikit.” Ucap Soo
Chang melihat tiga orang temanya.
“ Apa Seorang
polisi bekerjasama dengan pemeras yang
melukai dirinya sendiri? Kau pasti sudah melakukan banyak hal.” Ungkap Tuan
Park menyindir
“Benar.
Aku sangat bersemangat.” Ungkap Soo Chang. Tuan Park seperti tak yakin kalau
Dong Tak adalah polisi.
“Kau
tidak mudah percaya, Hyungnim. Ini Tidak terlambat untuk merubahnya. Jika kau
tidak percaya pada orang lain, percayalah
pada uang seperti aku. “ kata Soo Chang mengodanya.
“Apa Aku
sekarang terlibat dengan pemeras dan
polisi? Apa polisi lain tahu kelakuanmu?” kata Tuan Park
“Belum...
Apa Kau mau memberi tahu mereka?” ucap Soo Chang menantang.
Tuan Park
menelp kantor polisi dan Park Dong Ki dari Kejahatan Berat 2 mengangkat telp
dengan memberitahu Detektif Cha sedang menangani
sebuah kasus. Tuan Park mengatakan kalau punya beberapa info tentang dia.
“Aku
penasaran siapa yang akan kalah jika
polisi turun tangan.” Ucap Soo Chang
“Jika
Anda memberi tahuku apa infonya...” kata Dong Ki lalu telp di tutup begitu saja
dan akhirnya mengumpat marah pada si penelp Brengsek yang kasar.
Tuan Park
akhirnya memutuskan untuk membayar mereka karena tidak suka berurusan dengan polisi. Soo Chang
ingin tahu alasanya. Tuan Park mengatakan kalau itu bukan bukan urusannya kalau
akan membayar 10.000 dolar.
“Itu
tadi. Sekarang, dua kali lipat. Kau tidak suka berurusan dengan polisi. Perkataan
itu sangat menyakitkan dan Harga diriku terluka.” Ucap Soo Chang. Tuan Park
kaget dan kesal
“Tadi
hanya dua kali lipat dan Sekarang, 40.000.” kata Soo Chang sengaja dengan cepat
menaikan bayaran.
“Cepat.. Ini
akan berlipat ganda dalam 30 detik. Jamnya berjalan. Tik tok... Sekarang 80.000
dolar.” Kata Soo Chang yang bisa mengetahui titik kelemahan Tuan Park.
Akhirnya
Tuan Park membayar semua uang pada Soo Chang, tiga anak buah tak percaya
melihat uang yang banyak. Soo Chang pikir Tuan Park bisa menghubunginya kalau
membutuhkan bantuan karena akan melakukan semuanya dan menurutnya Uang membuat
hatinya lembut.
“Apa
ini... peresmian tanggal pertama kita?” ucap Soo Chang. Tiga anak lainya
bahagia karena bisa membagi 20.000 dolar per orang. Tuan Park berjalan pergi
bertanya-tanya Siapa orang-orang itu.
Dokter Ji
memberikan obat pada tiga pria yang terus mengaduh kesakitan. Soo Chang duduk
di depan meja kerjanya. Dokter Ji mengeluh merkea seperti orang bodoh yang
menyakiti diri sendiri untuk menipu
orang lain. Mereka mengeluh kalau terasa sakit. Dokter Ji pun berjanji akanbersikap
lembut.
“Inilah
alasan aku mencintaimu, Hyung.” Ucap Soo Chang. Dokter Ji tak percaya kalau
Dong Tak memanggilnya "Hyung"
“Apa
sekarang kita bersaudara?” ejek Dokter Ji. Soo Chang membenarkan kalau
menurutnya Sekali Hyung, tetap Hyung.
“Kata-kata
itu terdengar tidak asing. Apa Kau baik-baik saja sekarang? Apa Kau tidak pernah
mendengar hantu? Bukankah Gong Soo Chang menjadi hantu?” kata Dokter Ji
“Siapa
yang kau panggil hantu?”kata Soo Chang marah dianggap sebagai hantu.
“Apa yang
kita lakukan dengan uang itu? Bisakah kami mengunakannya untuk beli obat? Kami
bekerja keras untuk itu.” Kata Tiga orang lainya.
“Aku
ingin menggunakannya.” Ucap Soo Chang yakin.
Mereka
pergi ke geraja dengan seorang biara yang menunggu didepan seperti menerima
sumbangan. Soo Chang menyuruh mereka memberikan amplop yang berisi uang.
Ketiganya kaget karena akan memberikan semuanya.
“Kita bisa
melakukannya dengan berkah.” Ucap Soo Chang sambil berdoa.
“Tapi...Kami
tidak mendapat apapun. 80.000 dolar...” ucap tiga orang temanya sedih dan
binggung.
Kepala No
menerima laporan Dong Tak yang
menyumbangkan uang dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang dilakukan
Juniornya, lalu meminta agar tetap mengawasinya. Tuan Tak mendengarnya langsung bersikap
tegang.
“Kalian
tahu apa hal terhebat jika berada diposisiku? Aku bisa makan makanan lezat
kapanpun. Yang lebih hebat adalah, aku tidak hanya memakannya sendiri, tapi
bisa memberi makan keluargaku.” Ucap TUan Tak memberikan sashimi pada Kepala
Ma.
“Preman
kampungan makan dengan baik dan anak buahnya berpakaian bagus. Tapi detektif
cenderung menghitung biaya sebelum menghabiskan uang untuk anak buah mereka sendiri. Itu sangat
membuatku kesal.” Kata Tuan Tak. Tuan No bisa mengerti mendengarnya.
“Komisaris
No... Boleh aku lanjut makannya?” kata Tuan Tak. Tuan No mempersilahkan.
“Kau
bilang namanya Cha Dong Tak? Siapkan pertemuan dengannya. Kurasa kita harus memberinya
sesuatu yang baik, bukan begitu? Mereka adalah keluargamu.” Kata Tuan Tak
“Aku akan
mengaturnya.” Kata Tuan No lalu seorang wanita masuk membawakan tiga cangkir
teh untuk mereka.
Soo Chang
kembali ke kantor, Kepala Yoo langsung merangkul tangan Dong Tak sambil
bertanya mau kemana dengan nada mengoda.
Soo Chang mengeluh kalau itu sangat mengagetkanya karena tiba-tiba menggandengnya.
“Aku
hampir keringat basah karena mengira akan ditangkap.” Ucap Soo Chang
“Dua
orang detektif bisa saja saling
bergandengan. Mengapa kau keringat basah? Pada saat seperti ini, bisa dikatakan
kau cocok dengan semua ciri-ciri penjahat.” Goda Tuan Yoo. Akhirnya Soo Chang
pun membiarkan Tuan Yoo untuk merangkul tanganya
“Dong
Tak... Kau mimpi apa tadi malam?” tanya Tuan Yoo sambil berjalan melalui
lorong.
“Tidak
ada. Aku jarang bermimpi karena dalam bentuk roh sekarang.” Akui Soo Chang.
Tuan Yoo bingung karena mengaku bentuk roh. Soo Chang tak ingin membahasnya
lagi.
“Direktur
Tak Jung Hwan dari Kantor Jaksa Wilayah
Selatan. Dia meninggalkan pesan untukmu. Orang hebat ingin makan denganmu.”
Ucap Kepala Yoo
“Kenapa
dia mau makan denganku?” tanya Soo Chang binggung. Kepala Yoo heran Dong Tak
malah menanyakan hal itu.
“Dia pria
yang paling kau hormati setelah aku dan
Hang Joon.” Kata Kepala Yoo. Soo Chang heran kenapa harus dirinya.
“Jangan
konyol... Sekarang Mandilah, berpakaian rapi, dan tunggu teleponnya. Begitu dia
menelponmu, maka kau bisa pergi. Dia juga pernah bekerja di Unit Kejahatan Berat. Jika kau berada
dipihaknya, maka ini pertanda bagus.” Ucap kepala Yoo
Soo Chang
bingung bertanya Apa yang bagus dengan mengejak kalau maksudnya itu Film horor.
Kepala Yoo menegaskan kalau Ini pertemuan yang sangat penting jadi meminta izin
agar mengajaknya. Soo Chang langsung setuju. Kepala Yoo kaget Dong Tak bisa
langsung setuju.
“Tapi dia
yang harus bayar... Cha Dong Tak... Maksudku aku. Aku tidak punya uang
sepeserpun.” Ucap Soo Chang. Kepala Yoo mengerti dan berjalan pergi.
Soo Chang
duduk diruangan. Polwan datang memberikan berkas yan diminta Dong Tak. Soo
Chang langsung melihatnya dengan mengucapkan Terima kasih banyak. Polwan
mengatakan kalau itu daftar semua detektif yang
bekerja di Incheon 16 tahun lalu.
“Kau
bilang tidak tahu namanya, jadi aku juga
mencetak semua foto mereka. Tapi... Aku merasa aneh dengan salah satu dari mereka yang bunuh diri 16 tahun
lalu. Kuharap bukan dia pria yang kau
cari. Aku penasaran apa yang terjadi.” Ucap Polwan lalu pamit pergi. Soo Chang
melihat wajah pria yang sudah meninggal.
Sung Hyuk
datang bertanya Apa ada sesuatu yang mengganggu Dong Tak. Soo Chang mengaku tak
ada dan buru-buru memasukan berkas ke dalam amplop. Sung Hyuk mengatakan sudah melakukan perinta
Dong Tak dan memberitahu kapten tentang Tn. Park secara rahasia.
“Dia
mungkin akan menyuruh kita segera
membawanya. Jadi apa yang akan kau lakukan?” ucap Sung Hyuk
“Anak
buahnya menghilang, Dia lemah terhadap uang,
dan polisi hampir mendekatinya. “ Kata Soo Chang. Sung Hyuk ingin tahu
Apa yang akan di lakukan Tuan Park
“Aku
bertaruh kalau sekarang, dia kebingungan memikirkan jalan keluar. Lalu dia akan
mengambil keputusan ini. Untuk mencetak gol terakhir, dia akan meninggalkan negaranya. Ini waktunya
memainkan kartu terakhir. Kita butuh pemain lain.” Kata Soo Chang.
Yong Pa
mengetahui maksud Dong Tak untuk memancing Tn. Park itu. Soo Chang membenarkan,
menurutnya Jika polisi wanita, pasti mudah ketahuan, jadi Tuan Park akan segera sadar dan
menghilang. Yong Pal pikir banyak wanita cantik dan muda yang bekerja
dengannya.
“Haruskah
aku menyiapkan satu yang paling cantik
dan muda?” ucap Yong Pal. Saat itu Jin An menerobos masuk ke tempat Yong Pal
dan Dong Tak.
“Aku akan
memancingnya.” Ucap Jin An menawarkan diri.
Soo Chang
dan Jin An duduk di ruangan lain, Soo Chang mengatakan tidak bisa membiarkan Jin An melakukan ini.
Jin An ingin tahu alasan mengapa tak bisa menurutnya ia bisa bersikap licik.
Soo Chang memberitahu kalau Tuan Park itu lebih buruk.
“Ini
tugas berbahaya, Itu sebabnya aku melarang.” Kata Soo Chang
“Katakan
sejujurnya. Apa karena aku sudah tua?” ucap Jin An. Soo Chang hanya terdiam.
“Yahh...
ternyata Benar. Alasannya karena aku sudah tua. Ini karena aku menutupi wajahku dengan riasan. Jika aku pergi tanpa
riasan setelah mandi, semua orang akan
berhenti dan menatapku.” Ucap Jin An bangga
“Apa
karena kau jelek?” ejek Soo Chang. Jin An mengaku kalau itu karena dirinya yang
sangat cantik.
“Kau
sangat manis. Walaupun begitu, kau tetap tidak bisa.” Kata Soo Chang
“Aku merasa
harus bertanggung jawab. Aku ingin menjadi orang dewasa untuknya, tapi ternyata
tidak bisa. Jika aku lebih memperhatikan
dia hari itu, maka dia mungkin tidak akan mendapat masalah. Bagaimanapun, aku sungguh ingin melakukan
bagian itu.” Kata Jin An.
“Ini bisa
mengacaukan rencanaku.” Ucap Soo Chang. Jin An bertanya rencana apa maksudnya
apakah ada hal lain selain menangkap penjahat.
“Jika
tidak ada, maka aku akan bergabung Atau aku akan keluar sekarang dan menulis berita tentang semua ini.” Kata
Jin An bersemangat. Soo Chang tak peduli mengajak Jin An pergi saja.
Yong Pal
melihat Dong Tak duduk di meja menyuruhnya agar duduk dikursi sekarang. Saat
itu Jin An masuk dengan baju seragam sambil mengatakan kalau Jangan tarik tali
tas ranselnya terlalu kencang. Ia memperlihtakan Detail yang paling penting
kalau bagian rok atasnya yang Dilipat dua kali.
“Satu kali
berarti tidak punya gaya, dan tiga kali,
kau akan ketahuan oleh guru.” Ucap Jin An bangga
“Ini luar
biasa... Siapa yang mengajarimu semua ini?” tanya Soo Chang. Jin An mengaku
kalau itu Dari orang-orang.
“Nn.
Reporter belajar tentang mode dari buku dan tidak memiliki gaya. Detektif Cha, kenapa
tidak temui beberapa wanitaku...” ucap
Yong Pal. Soo Chang pikir tak perlu.
Keduanya duduk
ditaman. Soo Chang menunjuk pada seorang anaka sekolah baru keluar. Jin An
mengatakan kalau bisa melihatnya. Soo
Chang memerintahkan Jin An agar menapatkan nomornya dalam tiga menit. Jin Ah
melotot kaget.
“Janji
adalah janji. Jika ini gagal, kau akan keluar.” Ucap Soo Chang menantang.
Jin Ah
akhirnya mendekati si anak pelajar yang ada dipakiran sepeda dengan bertanya
Apa ini sekolahnya dan berusaha untuk meminta nomor telp. Tiba-tiba Soo Chang
datang memanggil nama Ji Soon. Si anak bertanya siap Pria itu. Soo Chang
mengaku sebagai Oppa Jin An dan menariknya pergi.
“Ada apa?
Kami hampir berteman.” Ucap Jin Ah binggung
“Kecualikan
untuk siswa pria.” Kata Soo Chang seperti cemburu. Jin An makin binggung
“Anak
seusianya secara alami tertarik pada
wanita yang lebih tua.” Kata Soo Chang. Jin An pikir tak ada yang salah.
“Rintangan
terakhir. Wanitalah yang sangat mengenal wanita.” Ucap Soo Chang menyuruh Jin
An agar bisa mendekati Genk wanita.
Jin An
kebingungan hanya duduk dengan wajah ragu saat itu seorang pelajar pria
menghampiri dan duduk disampinya bertanya apakah punya pacar. Jin An binggung
mengaku tak punya lalu bertanya apakah ia terlihat seperti anak SMA
“Iya. Apa
Kau ada waktu hari ini?” tanya si pria. Jin Ah seperti mulai senang mendengarnya
tapi tiba-tiba seorang berteriak
“Hei. Apa
Kau menggodanya?” ucap seorang pelajar wanita. Jin An mengaku tak seperti itu.
“Haruskah
aku memukulmu atau membunuhmu?” kata si wanita. Jin An balik bertanya Apa hanya
ada dua pilihan?
“Kau
kelas berapa?” tanya si wanita. Jin An pun kembali membalas menurutnya ia kelas
berapa.
“Apa Kau
sudah gila? Sudah pasti kau kelas 1. Aku kelas 3!” ucap si wanita. Jin An makin
bahagia dianggap kelas 1 dengan menekan pada Soo Chang.
“Beraninya
kau bicara dengan seniormu seperti itu?
Kau harus bersikap lebih sopan!” kata si wanita langsung menarik rambut Jin An.
Jin An mengaduh kesakitan tapi bahagia karena penyamarannya berhasil.
Perawat
Gil merawat Soo Chang masih terbaring dengan membersihkan bagian tangan dan
mengajak bicara dengan menceritakan Temanna sungguh bukan penyihir dan tidak
jahat tapi memiliki tingkat kesabaran yang sedikit.
“Aku akan
mengenalkanmu padanya suatu hari nanti. Mungkin
aku bisa bertemu teman detektifmu... Ah.. Tidak.. Aku harus tetap objektif.”
Ucap perawat Gil.
Jin An
masih ditarik rambutnya, Soo Chang hanya diam saja senyuman juga terlihat
bahagia kalau Jin An sudah siap.
Keduanya
berjalan menyebarang jalan dengan saling mengoda kalau Jin An masih berusia 18
tahun. Jaksa Tak melihat keduanya berjalan bersama heran karena selalu bersama
Dong Tak. Soo Chang terus memuji Jin An yang terlihat muda dan cantik. Ponsel
Jin An berdering dan langsung mengangkat telp dari Jaksa tak
“Apa Kita
bisa bertemu, nak? Kau dimana?” ucap Jaksa Tak bisa melihat dari mobilnya.
“Sekarang?
Aku sibuk sekarang. Aku sedang meliput
berita.” Ucap Jin An.
“Hei,
berita apa? Aku akan membantu.” Kata Jaksa Tak
“Kau
mulai menganggu lagi. Fokus saja pada kasus pengadilanmu. Sampai nanti.”kata
Jin An lalu menutup telpnya.
Jin An
sudah menunggu restoran dengan gelisah tapi Tuan Park belum juga datang.
Akhirnya mengirimkan pesan “Kenapa kau belum datang?” lalu Tuan Park membalas “Maaf.
Kau bisa menunggu sebentar lagi?”
Sementara
Yong Pal, Soo Chang dan Sung Hyuk menunggu didalam mobil. Yong Pal pikir mereka
bisa hidupkan radio. Sung Hyuk mengeluh Yong Pak itu seharusnya berkonsentrasi
karena Kafenya masih buka jadi Tuan par bisa saja datang kapanpun.
“Jika dia
tidak disini, itu artinya dia tidak datang Atau mungkin dia datang, melihatnya,
berbalik, lalu pergi.” Pikir Yong Pal.
“Hentikan...
Kau sangat cerewet.” Keluh Sung Hyuk. Yong pal lalu bertanya serius berapa jam
selama sebulan mereka kerja
“Kami
dijadwalkan bekerja sekitar 170 jam sebulan.” Kata Sung Hyuk.
“Astaga, Apa
kau punya waktu untuk makan? Jika kalian terus melakukan pengintaian seperti ini, kalian harus dibayar
untuk upah lembur.” Ucap Yong Pal
“Kami
selalu melakukan pengintaian setiap malam. Kami tidak dibayar untuk
lembur.”kata Sung Hyuk
“Kenapa
kau hidup seperti itu? Tuntut saja Komisaris Polisi.”kata Soo Chang. Yong Pal
dan Sung Hyuk binggung mendengar tanggapan Dong Tak.
“Itu
mengerikan. Aku pernah dengar, kebanyakan dari mereka yang mati di tempat
ketika bertugas adalah petugas pemadam
kebakaran dan polisi. Ini Daebak.” Kata Yong Pal
“Apa Kau
gila? Keluarlah secepatnya.” Kata Soo Chang. Sung Hyuk benar-benar binggung.
Saat itu
Jin An turun menemui Dong Tak sambil mengetuk jendela mengatakan merasa butuh
energi. Keduanya pergi ke restoran Gukbap.S Soo Chang melihat cara makan Jin An
berkomentar kalau sangat cantik, jadi kenapa saat makan.. Jin An terdiam dengan
tulang di tanganya. Soo Chang
melanjutkan kalau Jin An lebih cantik saat makan.
“Aku tahu.
Mereka bilang waktu kecil, aku sangat cantik ketika makan.” Kata Jin An.
“Siapa
yang bilang?” tanya Soo Chang. Jin An menjawab itu Ayahnya. Lalu mengubah
jawabnya “Seseorang seperti ayah.
“Kenapa
kau tidak berhenti? Ini terlalu
berbahaya.” Kata Soo Chang membujuknya.
“Aku sudah
sampai sejauh ini dan akan melewatinya.”kata Jin An yain
“Ini
sungguh... Jika ada bahaya walau sedikit,
jangan sok berani.” Ucap Soo Chang
“Apa cuma
polisi yang berani? Sudah kubilang, wanita Korea juga berani.” Kata Jin An
mengambil kimchi.
Soo Chang
langsung mengejek tangan Jin An bergetar sampai tak bisa mengambil kimchi. Jin
An mengelak menurutnya tangan semua reporter
sering gemetaran karena bekerja
sangat keras. Soo Chang mengaku tak tahu kalau Jin An meliput berita
dengan tangannya.
Bong Sook
berjalan mengingat ucapan Dong Tak padanya “Bukan alkohol, bukan kopi...
Belilah makanan... Kau sangat kurus.” Ia heran dengan sikap Dong Tak yang
sangat baik padanya padahal harus membalas dendam Oppa. Saat itu Sung Hyuk
melihat Bong Sook langsung turun dari mobil.
“Aku
tidak akan membiarkanmu kabur kali ini. Bahuku masih sakit saat kita
bertabrakan.” Ucap Sung Hyuk.
“Apa
mobil cantik ini milikmu?” tanya Bong Sook yang terpana. Sung Hyuk membenarkan.
“Apa Kau
mau membeliku kopi atau membayar biaya
pengobatanku?” tanya Sung Hyuk
“Ayo makan.
Seseorang menyuruhku makan bukan minum kopi.”kata Bong Sook bersemangat. Sung
Hyuk pun langsung setuju.
“Namaku
Ko Bong Sook. Kalau Oppa?” tanya Bong Sook. Sung Hyuk pun memperkenalkan namnya
Dokgo Sung Hyuk.
“Bisakah
aku memanggilmu kapanpun?” kata Bong Sook. Sung Hyuk mengaku bisa. Bong Sook
mengajak untuk segera pergi.
Jin An
duduk di meja kerjanya, pesan dari Tuan Park masuk “Maaf soal kemarin. Ayo bertemu hari ini.” Ia melihat Na Mi
bertanya apakah punya cat kuku, Na Mi memberikan dan bertanya Apa yang
dilakukan Jin An dengan mengunakan cat kuku merah miliknya.
“Bersiap-siap
sebelum berangkat untuk membalas dendam.”ucap Jin An lalu bertanya pada Na Mi apakah bisa melihat gayanya.
Jin An
datang menemui Tuan Park di restoran, Tuan Park bertanya umur Jin An sekarang.
Jin An mengaku berumur 19 tahun dan mulai kuliah tahun depan. Tuan Park mengaku
kalau suka cat kuku Jin An. Jin A
mengatakan memakai warna yang sama
dengan temanknya.
“Sekarang
Coba berdiri, Lalu Putar.” Kata Tuan Park. Jin An terlihat kesal tapi demi
perkerjaanya mengikutinya sampai Tuan Park menyuruh duduk kembali.
“Kau
wanita yang patuh dan cantik. Apa Kau mau melakukan apapun yang disuruh saat sedang bekerja?” kata Tuan Park
“Iya.. .
Aku butuh uang bahkan Lebih banyak lebih baik.” Kata Jin An penuh semangat.
“Aku
juga. Aku ingin mendapatkan
sebanyak-banyaknya.” Kata Tuan Park
Soo Chang
melihat dari depan restoran. Jin An akhirnya diajak masuk ke dalam mobil, saat
itu melihat sudah ada tiga orang pelajar juga. Tuan Park seperti tak curiga
duduk dibangku kemudi dan Jin An duduk disampingnya.
“Hei, aku
yang akan bertanggung jawab menyuruh
kalian bergerak kali ini. Aku tidak tahu siapa yang dia kenal bahkan menekan Jaksa penuntut, Tapi mari kita
pikirkan setelah menangkapnya. Jadi
Bergerak sekarang” kata Kepala Yoo setelah menerima telp. Semua menganguk
mengerti.
Soo Chang
duduk didalam mobilnya hanya terdiam seperti menyimpan sesuatu.
Flash Back
Di malam
hari, Soo Chang sengaja menemui Tuan Park sebelum bertemu dengan Jin An
dan menunjuk Tempat diseberang punya
kopi yang lebih enak. Keduanya bertemu dengan sambil minum kopi diseberang
restoran tempat Jin An menunggu.
“Jadi Apa
kau ingin bekerja denganku, bukan orang sebelumnya?” ucap Tuan Park
“Lebih
baik menemukan seseorang yang baru.”
Kata Soo Chang
“Jika juru
kemudiku seorang detektif, maka kapal itu
tidak akan pernah tenggelam.” Kata Tuan Park
“Astaga,
kau sangat pintar. Lalu aku akan mencari pekerjaan untuk anak-anak itu dan mengambil komisi dari
mereka terlebih dulu, bukankah begitu? Apa
kita hanya butuh perjanjian untuk
pencari pekerjaan? Pencari pekerjaan hanya kedok, 'kan? Apa yang sebenarnya?”
ucap Soo Chang
“Anak-anak
itu. Perdagangan manusia.” Ungkap Tuan Park blak-blakan.
Jin An
mulai panik berada didalam mobil lalu diam-diam mengirimkan pesan pada Dong
Tak. Tuan Park mengatakan mereka akan dibayar lebih banyak jika keluar kota
jadi akan membawa ke tempat yang bagus yaitu tempat yang bisa menghasilkan banyak uang.
Flash Back
Soo Chang
mengatakan punya syarat, meminta agar Tuan Park meninggalkan Jin An yang duduk
di restoran seberang jalan. Ia memberitahu Tuan Park kalau Jin An adalah seorang
reporter.
Soo Chang
menerima pesan dari Jin An“Aku sedang bersama Tn. Park. Ada tiga wanita lagi
selain aku.”
Flash Back
Tuan Park
ingin tahu alasan Dong Tak yang memberitahunya. Soo Cnag mengaku ingin
membantunya kalau Unit Kejahatan Berat
dan reporter itu bekerja sama dan Tuan park sepertinya akan tertangkap. Tuan
Park seperti tak yakin kalau Dong Tak mengkhianati pihak polisi dan datang
untuk bekerja dengannya.
“Itu
berarti satu-satunya alasanmu pasti...” ucap Tuan Park seperti sudah bisa
menebaknya. Soo Chang mengaku kalau itu uang
“Kau sama
sepertiku, tapi kau seorang detektif... Astaga, luar biasa.” Kata Tuan Park tak
percaya mengetahuinya.
Tuan Park
menelp Soo Chang kalau sudah
menyingkirkan penganggunya dan hanya akan membawa anak-anak lain. Lalu
menyakinkan Dong Tak akan menyingkirkan polisi darinya. Soo Chang meminta agar Tuan park mempercayakanya dan
teringat kembali percakapanya dengan Jin An.
Soo Chang
mengatakan akan menanyakan sesuatu jadi Jin An
harus menjawabnya. Jin An pikir Dong Tak akan bertanya apa amenyukai
detektif atau penipu. Soo Chang mengaku
bukan itu sambil mengeluh kalau bukan seperti itu.
“Ssong,
bagaimana kau bisa bercanda di situasi
yang serius seperti ini?” keluh Soo Chang. Jin An ingin tahu apa yang ingin
ditanyakan.
“Apa Kau
masih mempercayaiku?” Sampai sekarang,dengan hidupmu?”tanya Soo Chang. Jin An
menganguk.
Soo Chang
mengeluh dengan Jin An kalau seharusnya tidak
mempercayaiknya sebanyak itu, karena nanti mungkin akan sangat kecewa padanya jadi meminta agar jangan
pernah lakukan itu. Ia tak percaya kalau Jin An sangat mudah percaya orang
lain.
“Mengapa
kau bicara begitu? Kau harus percaya
orang lain.” Kata Jin Ah heran.
“Orang-orang
tidak bisa dipercaya. Satu-satunya yang bisa kau percaya adalah situasi yang kau hadapi.” Kata Soo Chang dengan gaya mengodany.
“Apa ada
sesuatu yang belum kau ceritakan padaku?” tanya Jin An. Soo Chang mengaku tak
ada.
“Baiklah
kalau begitu. Yang harus aku lakukan adalah
menunggu telpon Tn. Park, bukan? Aku harus bertemu dimana?” kata Jin Ah
penasaran.
“Kau akan kecewa padaku, Ssong tersayang.” Gumam
Soo Chang. Jin An masih tetap bersemangat ingin menggeraikan rambut atau
mengikatnya.
“Ssong...
Ada sesuatu yang belum kukatakan.. Sejujurnya, aku menipu semua orang. Termasuk
Tn. Park, detektif, bahkan kau.” Akui Soo Chang mengemudikan mobilnya.
Tuan Park
tersenyum bahagia melihat tiga orang pelajar yang dibawany dan Jin An sudah tak
ada disampingnya. Soo Chang membaca pesand ari Jin An “Brengsek itu
meninggalkanku dan melanjutkan perjalanannya. Kau dimana?”
Soo Chang
pikir Jin An sudah aman jadi akan lanjutkan rencana. Saat itu disebuah jalan
kecil terjadi kemacetan, sebuah perkelahian terjadi karean saling menabrak,
tapi orangnya adalah para anggota polisi. Tuan Park melonggo dan melihat Sung
Hyuk mencoba mendekati tiap mobil seperti ingin meminta maaf.
Soo Chang
pergi ke loker bawah tanah dengan mengambil amplop coklat. Ia tahu kalau sudah
memasukan separuh uang di loker kereta bawah tanah dan memberikan setengahnya
untuk...
Flash Back
Soo Chang
berpura-pura menelp saat memberikan uang pada gereja. Si biarawati melihat Soo
Chang langsung memberikan amplop uang pada
Bong Sook, dengan mengatakan kalau Soo Chang menyuruh detektif untuk memberikan uang ini dan menyuruh
berhenti melakukan bisnis itu. Bong Sook binggung melihat banyak uang dalam
amplop.
Soo Chang
membaca koper berisi uang mengingat perkatakan si polwan ada daftar
detektif yang bekerja di Incheon 16
tahun lalu Tapi anehnya, salah satu dari mereka bunuh diri. Ia mengingat kalau wajah pria itu adalah yang sama saat menyakinkan kalau bukan ayahnya sebagai pelakunya
“Apa Saksi
palsu yang menyalahkan ayahku dan detektif yang mempunyai bukti itu meninggal? Ini
terlalu luar biasa untuk dianggap sebuah
kebetulan.” Gumam Soo Chang lalu berpikir kalau tak peduli lagi.
“Setidaknya
Dong Tak masih ada. Aku harus segera kembali ke tubuhku. Tapi Aku tidak bisa
kembali dengan tangan kosong.” Ucap Soo Chang menatap bayangan di kaca
“Apa yang
kau lihat? Aku benci kau berpura-pura
menjadi Dong Tak. Inilah gayaku. Apa Kau sudah lupa? Kau seorang penipu.”
Kata Soo Chang seperti berbicara pada dirinya.
Tuan Park
menelp mengetahui Dong Tak baru saja menipunya, lalu meminta maaf kalau ia juga
menipunya. Soo Chang bisa menebak kalau yang dimaksud adalah Jin An.
Flash Back
Tuan Park
meninggalkan Jin An dalam sebuah ruangan dengan tangan terikat dan juga
mengirimkan pesan dao Dong Tak untuk memastikan keadaanya baik – baik saja. “Brengsek
itu meninggalkanku dan melanjutkan
perjalanannya. Kau dimana?”
Jin An
tersadar dari pingsan, mencoba melepaskan tanganya. Soo Chang berlari mencari
Jin An sambil mengingat kembali ucapanya
“Ssong, seberapa banyak kau percaya padaku? Sampai sekarang, dengan seluruh hidupku.”
Bersambung
ke episode 11
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar