[Episode 13- Kau Bisa Memilih untuk Berhenti
Peduli, tapi Kau Tidak Bisa Memilih untuk Berhenti Mencintai].
Shi Kyung
hampir tertidur, lalu membuka mata kalau harus tetap terjaga. Ia menyakinkan
diri tidak punya masalah begadang semalaman saat bermain game tapi malah sangat
sulit sekarang. Ia mencoba tetap terjaga agar tak tertidur.
Terdengar
suara dari luar kama, bertanya apakah Shi Kyung belum tidur, Shi Kyung mengaku belum tidur. Nenek Kim masuk
ke dalam kamar mengajak Shi Kyung agar begadang semalaman. Shi Kyung tak
percaya neneknya akan begadang semalaman
“Aigoo.
Ya, benar. Aku tidur sebentar dan melihat Ayahmu dalam mimpiku. Kapan pun aku
bermimpi tentang ayahmu,maka seseorang selalu datang mengunjungiku. Jadi, aku
tidak bisa kembali tidur. Aku hanya akan belajar.” Cerita Nenek Kim
“Wah,
Nenek! Apa Nenek perlahan mulai membaca buku sekarang?” kata Shi Kyung melihat
Neneknya membawa buku.
“Jangan
mengatakan "perlahan." Aku hanya ingin kata-kata mengalir masuk dan
keluar dari mulutku seperti nasi lembut.” Ucap Nenek Kim
Nenek Kim
mengeja “Sekeli...” dan Shi Kyung menyambung “Ling.” Nenek Ki mengangguk
membenarkan kalau memang katanya “Sekeliling.” Dan mulai mengeja lagi, tapi Shi
Kyung dengan gampang menyebut “Melihat sekeliling.”
“Sudah
kubilang aku akan melakukannya. Kau malah membuatku bingung.” Keluh Nenek Kim
tapi Shi Kyung malah membuat mengambil buku neneknya.
"Rumor
tentang wanita itu menyebar dengan cepat diantara tetangga-tetangga. Anak-anak
pulang dari sekolah..."” kata Shi Kyung langsung membaca buku cerita.
“Aku saja
yang membacanya.” Kata Nenek Kim kesal mencoba mengeja kembali. Mereka terlihat
bahagia terus membacanya.
Esok
paginya, Shi Kyung dan Nenek Kim akhirnya tertidur pulas dalam kamar. Shi Kyung
yang tidur di lantai mengambil ponselnya dan melotot kaget karena kembali telat
dan langsung bergegas pergi ke sekolah karena sudah terlambat.
“Apa yang
kau lakukan disini saat libur?” ucap Guru BP melihat Shi Kyung masuk ke
gerbang.
“Oh ya,
liburan dimulai sejak kemarin.” Gumam Shi Kyung seperti sudah jadi kebiasanya
untuk sekolah.
“Tidak
ada kelastambahan hari ini. Kau datang untuk
berkonsultasi denganku, 'kan? Silahkan masuk.” Kata Guru BP akan masuk,
tapi Shi Kyung lebih dulu menutup pintu gerbang.
Esok
paginya, Shi Kyung dan Nenek Kim akhirnya tertidur pulas dalam kamar. Shi Kyung
yang tidur di lantai mengambil ponselnya dan melotot kaget karena kembali telat
dan langsung bergegas pergi ke sekolah karena sudah terlambat.
“Apa yang
kau lakukan disini saat libur?” ucap Guru BP melihat Shi Kyung masuk ke
gerbang.
“Oh ya,
liburan dimulai sejak kemarin.” Gumam Shi Kyung seperti sudah jadi kebiasanya
untuk sekolah.
“Tidak
ada kelastambahan hari ini. Kau datang untuk
berkonsultasi denganku, 'kan? Silahkan masuk.” Kata Guru BP akan masuk,
tapi Shi Kyung lebih dulu menutup pintu gerbang.
Shi Kyung
mengangkat kepalanya dan langsung melotot kaget melihat Kim Bom berdiri
didepanya. Ia tak percaya mengucek-ngucek matanya, tapi Bom masih tetap ada
didepanya. Bom tetap diam, Shi Kyung berpikir kalau masih mimpi dengan menampar
beberapa kali.
Akhirnya
Ia yakin kalau yang didepanya adalah Kim Bom, lalu memeluknya dengan erat
karena ada didepanya. Bom pun tetap diam dipeluk oleh Shi Kyung.
Nenek Kim
tak percaya kalau mereka bisa berdua tertidur, Tapi mengaku kalau merasa tidur nyenyak berkat cucu laki-lakinya itu. Nyonya Oh pun bertanya
kemana Shi Kyung sekarang. Shi Young pikir tahu kemana kakanya itu akan pergi.
“Aku tahu
di mana anak seperti dia akan pergi pada hari pertama libur sekolah.” Ejek Shi
Young. Tiba-tiba Bibi Oh melolot kaget.
“Omo!
Lihat siapa itu.” Kata Bibi Oh. Nenek Kim tak percaya melihat Bom datang dengan
Shi Kyung. Nyonya Oh tak percaya kalau Bom datang dari rumah sakit.
“Syukurlah
kau disini... Apa yang terjadi?” kata Nenek Kim melihat Bom yang datang.
“Aku
berlibur dan berobat di Seoul. Ibuku ingin mengucapkan terima kasih, Nenek. Ibu
ingin aku memberikan ini pada Nenek. Ini suplemen gizi.” Kata Bom memberikan
sebotol suplemen.
“Astaga...
Bagaimana jika aku memakan ini, seusiaku, dan hidup lebih lama lagi?” kata
Nenek Kim
“Kenapa
kau tidak menjawab teleponmu? Guru Hyun Woo meneleponmu beberapa kali.” Kata Bibi Oh khawatir.
“Dia tidak
menelepon sebanyak Shi Kyung.” Ejek Shi Young. Shi Kyung langsung melotot
sinis.
“Ponselku
hilang. Aku minta maaf. Aku bisa tinggal di sini untuk saat ini, kan?” kata Bom
“Aku yang
menyuruhnya untuk datang. Dia harus bolak-balik ke Seoul.” Kata Nyonya Oh. Shi
Kyung langsung memuji ibunya yang sudah melakukan pekerjaan dengan baik.
“Bom
menderita anemia, jadi dia tidak bisa sendirian. Sekarang sedang liburan
sekolah. Kenapa kau memakai seragammu?” kata Ibunya heran.
“Aku suka
seragam sekolahku dan terlihat keren memakainnya.” Ungkap Shi Kyung bangga.
Nyonya Oh
pikir Bom pasti belum makan, Bom mengaku kalau sangat merindukan makanan di rumah.
Nyonya Oh pikir masih punya semangkuk nasi lagi. Shi Kyung mengaku ia juga lapar. Nyony Oh mengejek kalau Shi Kyung yang
menolak untuk makan, tidur, atau pergi ke sekolah jadi Puasa saja. Shi Kyung
hanya bisa mengeluh pada ibunya.
Shi Kyung
seperti sedang menangis didepan meja belajarnya, tapi ternyata ia sedang
tertawa dengan ponsel di tanganya dan juga list [Daftar Keinginan dari 100 Hal
yang berkaitan dengan Bom] Ia berbicara dengan Ga Ram kalau yang dikatakan itu
memang benar.
“Dia
berada di rumah ibunya.” Ucap Shi Kyung. Ga Ram berkomenatr Apapun masalahnya, sangat
bersyukur Bom kembali.
“Bom sudah
kembali ke rumah kami. Aku ingin pergi menemui Bom sekarang juga. Aku semakin
merindukannya, bahkan saat menatapnya.” Ungkap Shi Kyung yang terus tertawa
bahagia karena Bom kembali datang.
Shi Young
duduk bersama dengan Bom mengaku
Kesedihan Bernard membuatnya
bahagia Tapi tidak tahan melihatnya. Bom
mengaku Itu sangat sulit untuknya juga. Shi Young ingin tahu alasan Bom yang
kembali datang dan Apa yang akan dilakukan
“Aku berusaha
menemukan cara agar ini tidak terlalu
sulit untuk kami berdua.” Ucap Bom. Shi Young ingin tahu caranya, tapi saat
terdengar suara teriakan Shi Kyung memanggil “Bong Gu!” masuk ruang makan.
“Apa kau
punya baju ganti? Apa Mau pakai baju milikku?” ucap Shi Kyung menawarkan diri
“Biarkan
dia melakukannya. Bernard suka memakai seragam sekolahnya.” Dia bisa tidur
dengan seragamnya dan pergi ke sekolah besok pagi.” Ejek Shi Young melihat
kakaknya siap membuka baju.
“Sampah,
aku akan memasukkanmu ke dalam kotak sampah.” Keluh Shi Kyung. Bom memberitahu
Shi Kyung kalau masih punya baju ganti.
“Aku
sudah selesai bicara dengan Shi Young,
jadi ayo tidur.” Kata Bom mengajak mereka bergegas tidur.
Shi Kyung
duduk didepan Bom terus menatapnya saat sarapan bersama. Nyonya Oh mengetahu
anaknya sedang libur sekolah sekarang dan ingin tahu rencananya. Bibi Oh
bertanya apakah Shi Kyung sudah membaca buku yang ditugaskan Guru Hyun Woo.
“Rencana?
Aku tidak suka rencana. Dan, buku-buku itu? Apa yang harus kulakukan dengan
buku-buku itu? Itu adalah buku pribadinya, jadi dia menyuruhku untuk tidak
menghilangkannya.” Kata Shi Kyung
“Jadi... Apa
Maksudmu, kau akan menghabiskan libur tahun pertamamu dengan bersantai?” kata
Nyonya Oh marah
“Ibu
Bilang Bersantai? Aku sangat sibuk. Aku menjadi relawan di Hospice... Aku
menjadi relawan dan...” kata Shi Kyung terdiam karena hanya jadi relawan
“Kau
mungkin sibuk bermain game.” Ejek Shi Young
“Tidak, Aku berhenti bermain game untuk mencari Bom.”
Kata Shi Kyung
“Level
game-mu naik.” Kata Bom. Shi Kyung kaget Bom bisa mengetahuinya.
“Seberapa
banyak kau bermain untuk bisa menaikkan level?” ejek Shi Young
Nenek Kim
binggung tak mengerti apa maksudnya yang naik.
Nyonya Oh memukul Shi Kyung yang tak bisa dewasa. Nenek Kim membela
kalau mereka sedang ada tamu, tapi malah memukul cucunya pagi-pagi sekali
menurutnya Apapun itu, peringkat yang lebih tinggi adalah hal yang baik. Nyonya
Oh pikir bukan seperti itu tapi cucu Nenek Kim itu yang pantas dipukul.
Shi Kyung
berjalan bersama Bom merasa bahagia, berlari dan berteriak memanggil nama “Bong
Gu!” mengatakan bisa mendengar gema jadi
meminta Bom agar mencoba juga. Bom tetap diam melihat Shi Kyung yang terus
berteriak memanggil namanya.
“Ini
seperti kau tidak memiliki perasaan.” Keluh Bom. Shi Kyung binggung kenapa Bom
berkata seperti itu
“Ibumu memukulmu
pagi ini, tapi Apa kau sangat bahagia?” kata Bom kesal
“Aihh,
begitulah cara ibuku mengekspresikan cintanya. Pukulan di belakang!” ucap Shi
Kyung lalu terdiam
“Seperti
kata Nenek. Ini seperti menambahkan air kedalam
air atau alkohol kedalam alkohol” keluh Bom mengejek
“ seperti
menambahkan air kedalam air atau alkohol
kedalam alkohol. “ kata Shi Kyung.
“Tidak
ada perubahan atau perkembangan. Itu tetap sama.” Kata Bom
“Itu
tidak benar. Jumlahnya bertambah. Kau sudah menambahkan lebih banyak air dan
alkohol.” Jelas Shi Kyung
Bom
bertanya apakh menurut Shi Kyung perilakunya seperti itu akan membantu
keluarganya. Shi Kyung heran dengan sikap Bom yang bersikap seperti itu di pagi
yang indah. Bom mengaku sudah memikirkannya sejak tinggal di rumah Shi Kyung
“Kau
mungkin baik... Tidak, kau bahkan tidak baik. Kau hanya bosan mengatasinya, jadi
menghindari semuanya. Kau punya banyak masalah. Masalah terbesarmu adalah kau
tidak tahu apa masalahmu. Dan, kau bahkan tidak peduli.” Ucap Bom berjalan pergi. Shi Kyung memilih mengejak
Bom dengan memanggilnya Bong Gu.
Semua
duduk diruang tunggu, tiba-tiba Yong Gi ikut duduk semua anak melonggo. Yeon
Jung tak percaya kalau Yong Gi benar-benar datang untuk menjadi sukarelawan.
Yong Gi pikir dirinya lebih baik pergi saja.
Gae Ram pikir kenapa harus pergi karen Yong Gi datang jauh-jauh ke
Hospice.
“Kukira
jika Yong Gi bernyanyi, itu sudah bersifat sukarela.” Ungkap Ki Hoon.
“Eom Yong
Gi. Saat kau menyanyikan "O Sole Mio" terakhir kali, sungguh
menakjubkan.”kata Ji Hye.
“Kudengar
kau belajar piano. Apakah itu menyenangkan? Aku juga ingin belajar.” Kata Min
Suk. Yong Gi seperti binggung menjelaskanya.
Shi Kyung
dan Bom datang, Ki Hoon tak percaya kalau
Bernard dan Bong Gu datang. Min Suk merasa belum pernah melihat mereka
berdua dalam beberapa hari ini menurutnya mereka terlihat cocok saat bersama.
Yeon Jung pikir Sudah lama sekali dan bertanya apakah sakit.
“Sedikit.
Bagaimana kabar kalian semua? Senang
melihat kalian semua.” Ucap Bom menyapa semua temanya.
“Saat kau
pergi, Bernard seperti seekor lalat kecil yang sakit. “ kata Ji Hye. Shi Kyung
meminta agar temanya tak berkomentar
“Jadi,
apakah kisah pasangan pertama sekolah kita akan berlanjut?” ejek Ki Hoon.
“Tentu
saja, itu akan terus berlanjut.” Kata Shi Kyung bangga.
“Kami
juga bisa menjadi pasangan pertama yang bercerai juga.” Sela Bom. Semua kaget
termasuk Shi Kyung.
“Kalian
bertanya apakah Shi Kyung dan aku sudah menikah dan tinggal bersama. Jadi,
adakah alasan kami tidak bisa bercerai? Aku juga ingin mencobanya.” Kata Bom
berjalan pergi. Shi Kyung melonggo binggung.
Shi Kyung
bertemu dengan si wanita mengatakan sudah berusaha berbicara dengan Tuan Kim
Jae Woong. Wanita itu tahu pria itu tetap menolak untuk menemuinya. Shi Kyung
pikir kalau Tuan Kim ksudah memutuskannya, maka tidak akan mudah mengubahnya.
Si wanita itu juga mengetahuinya
“Apa Kau
ingin tahu kenapa aku datang setiap hari dan menunggu?” kata si wanita. Shi
Kyung menganguk ingin tahu.
“Menunggu
adalah hal yang termudah untuk dilakukan. Mengetahui dia berada di dekatku
sudah menghiburku.” Kata Si wanita
“Anda
bisa berbicara terus terang denganku.” Ucap Shi Kyung
“Kupikir
kami sudah membuang-buang waktu. Waktu
terlalu berharga bagiku dan Jae Woong.” Kata si wanita
Shi Kyung
mengajak Tuan Kim keluar, Tuan Kim mengetahui kalimat "Menunggu adalah hal
yang paling mudah dilakukan." Kalau iut seperti sesuatu yang akan
dikatakan Jeon Mi Jung. Shi Kyung ingin tahu seperti apa hubungan keduanya dan berpikir kalau sudah menikah
“Apa kau tahu
apa yang kumaksud jika aku mengatakan itu lebih dari sekadar pernikahan?” ucap
Tuan Kim
“Hubungan
seperti apa itu?” kata Shi Kyung ingin tahu.
“Ngomong-ngomong...
Jika kau berada di posisiku, apa yang akan kau lakukan?” tanya Tuan Kim
“Aku akan
segera menemuinya. Kenapa menolak menemuinya jika kau benar-benar
menginginkannya? Aku tidak suka hal yang rumit.” Ungkap Shi Kyung. Tuan Kim
menyetujuinya.
“Aku juga
orang yang sangat sederhana. Di akhir hidupku, aku harus memikirkannya.” Ungkap
Tuan Kim
“Omong-omong,
Ajusshi... Sepertinya Ajusshi sangat
mengerti wanita. Bisakah aku bertanya sesuatu?” kata Shi Kyung
Flash Back
Shi Kyung
bertemu dengan ibunya saat kembali ke rumah, Nyonya Oh sudah didepan kamar
memegang lembaran kertas, kalau itu semua barang yang ditemukan di tas Shi
Kyung. Shi Kyung terdiam dan ketakutan. Nyonya Oh sangat marah karena ternyata
Shi Kyung selalu mendapatkan nilai nol
“Dari
mana Ibu mendapatkannya? Itu kuis matematika.” Ucap Shi Kyung
“Astaga,
Ibu tahu kau tidak belajar. Tapi bagaimana kau bisa mendapatkan nilai nol? Yang
benar saja!” kata Nyonya Oh sudah siap memukul.
Shi Kyung
akan pergi tapi Bom berada didepanya, dan kaget karena tidak tahu kalau ada di rumah. Bom dengan wajah serius
mengatakan perlu bicara. Nyonya Oh hanya bisa melonggo melihat keduanya keluar
dari rumah.
Bom
akhirnya mengaku kalau ia yang sudah memeriksa tas pacarnya. Shi Kyung ingin
tahu alasanya. Bom tahu kalau Shi kyung
yang punyasalinan buku wali kelasnya. Shi Kyung mengerti dan binggung dimana
menaruh bukunya itu.
“Itu
tidak layak disebut tas. Bagaimana kau bisa menyebutnya tas? Semua kuis usang,
kaus kaki usang, dan bungkus cokelat. Wadah yogurt dan buku komik yang
berjamur. Kenapa kau punya banyak sekali catatan untuk orang tuamu?” ucap Bom
marah
“Mereka
hanya memberikannya kepadaku, jadi aku memasukkannya ke sana.” Kata Shi Kyung
“Dan juga,
Ibumu tidak tahu kalau kau gagal dalam semua kuis matematikamu.” Ucap Bom marah
“Aku
tertidur selama ujian. Jika aku benar-benar mengerjakannya, maka tidak akan
mendapatkan nilai nol. Dan juga, apa kau harus memberitahu ibuku tentang hal
itu?” pikir Shi Kyung
“Bagaimanapun
juga... Aku terkejut. Shi Young bukan sampah,
tapi temanku. Jika kau terus seperti ini, apa yang harus kulakukan denganmu?”
kata Bom.
Shi Kyung
berjanji akan merapikan isi tasnya. Bom
bertanya apakah bisa seseorang mengubah kebiasaan mereka begitu mudah. Shi
Kyung menjawab Tidak. Bom menegaskan Jika Shi Kyung tidak menunjukkan perubahan
saat libur sekolah maka ia akan berpikir
untuk pulang saja. Shi Kyung tak mengerti maksudnya.
“Aku
bosan dengan lingkungan pedesaan. Aku menentang karena ibuku ingin aku kembali
ke Seoul. Lalu Apa yang sudah kau lakukan dengan Ga Ram setiap hari? Bisakah
kau belajar banyak atau menjadi dewasa seperti dia ? Cobalah untuk lebih
seperti dia, mengerti?” ucap Bom mengomel.
“Aku
mencoba untuk mendengarkanmu, tapi yang kau katakan adalah Ga Ram, Ga Ram... Ga
Ram adalah Ga Ram, dan aku adalah aku. Ga Ram pandai dalam ujian, dan aku sering
mendapat catatan untuk dibawa pulang.” Ucap Shi Kyung dan tersadar kalau Bom
sudah masuk ke dalam rumah.
Ga Ram
belajar bersama, memberitahu Shi Young Kelas tambahan mencakup diferensial,
geometri, dan vektor. Shi Young piki butuh bantuan untuk itu.
“Untuk
bisa mengerjakan geometri dan vektor maka kita perlu mengetahui satu atau dua rumus
matematika dan semua diferensial.” Jelas Ga Ram
“Apa
menurutmu kita bisa melakukannya?” ucap Shi Young. Bom tiba-tiba menyela
melihat Shi Kyung hanya duduk diam.
“Katakan
dengan persis apa yang baru saja dikatakan Ga Ram.” Kata Bom. Shi Kyung
terlihat binggung.
“Ulangi
apa yang dia katakan tentang kelas tambahan.” Ucap Bom. Shi Kyung kesal
mengajak Kim Bom keluar untuk bicara.
Kim Bom
pikir mereka bisa bicara disini saja. Shi Kyung menarik Bom agar keluar dari
ruangan. Ga Ram pun melonggo binggung, tapi Shi Young mengajaknya untuk tak
perlu mempedulikan masalah keduanya.
“Sebuah
cara untuk mengambil inisiatif dan mengendalikan semua hal dengan pacarmu....” Ucap
Tuan Kim. Shi Kyung menanyakan alasanya.
“Jangan
terlalu rumit, tapi sesuatu yang bisa
kulakukan satu kali.” Ucap Shi Kyung lalu melihat Tuan Kim hanya menatapnya.
“Kenapa??
Pertanyaanku terdengar menyedihkan, kan? Maafkan aku. ” kata Shi Kyung sedih
Tuan Kim
mengeleng kalau bukan seperti itu, tapi menurutnya Ada sesuatu yang bisa dilakukan. Shi Kyung
ingin tahu apa itu. Tuan Kim mengatakan
Ada satu cara, tapi di harus berusia di atas 19 tahun. Shi Kyung mengatakan
kalau ia akan berusia 19 dalam hitungan hari.
“Ini
adalah taktik gangster dan preman. Jangan menggunakannya sampai kau dewasa. Ini
Akan ada konsekuensi besar.” Ucap Tuan Kim. Shi Kyung ingin agar Tuan Kim Katakan
saja sekarang.
“Mengambil
kendali seorang wanita dimulai dengan kontak fisik.” Kata Tuan Kim. Shi Kyung
bingung apakah itu Dimulai dengan kontak fisik
“Jika kau
agresif dan memaksa, maka anak perempuan tidak akan menyukainya. Jika kau
menyerah pada saat itu juga, maka kau kalah. Tapi jika kau tiba-tiba
melakukannya, itu akan berakhir, dan juga akan jadi masalah.” Jelas Tuan Kim
“Lalu,
apa yang harus kulakukan?” tanya Shi Kyung bingung.
“Temukan
keseimbangan dorongan dan tarikan halus yang sulit didapat. Dorongan dan
tarikan yang halus. Apa Kau paham?” ucap Tuan Kim. Shi Kyung mengaku tidak
dengan wajah polosnya.
Shi Kyung
terus menarik tangan Bom masuk ke kamar dan langsung mendorongnya membuat
terdesak, seperti seorang pria yang sedang menghadang seorang wanita. Keduanya
tampak gugup dengan saling menatap satu sama lain, layaknya orang dewasa.
“Lakukan
saja apa yang mau kau lakukan.” Ucap Bom menatang. Shi Kyun tiba-tiba langsung
menciut dan akhirnya Bom pun duduk diatas tempat tidur.
Shi Kyung
duduk didepanya dengan tangan yang terus digerakan, seperti sedang melakukan transfer
energi. Bom bertanya apa yang sedang dilakukan Shi Kyung sekarang. Shi Kyung
mengaku sedang mengirimkan pesan telepati saat Bom pergi.
“Apa kau
menerimanya?” ucap Shi Kyung. Bom pikir Tidak ada hal seperti itu.
“Karena
kita duduk di sini seperti ini, mari kita praktekkan itu. Kita perlu
mempraktikkannya, kalau kau pergi lagi suatu hari nanti. Aku akan memikirkan
seseorang sekarang dan mengirimkannya kepadamu melalui telepati. Jadi Coba kau
tebak.” Ucap Shi Kyung memejamkan mata berkonsentrais.
“Baiklah,
aku mulai... Aku mengirimkannya kepadamu sekarang. Tebak siapa itu. Cepat!”
kata Shi Kyung seperti masih suka bermain.
“Aku
tidak tahu lagi harus berkata apa. Satu
orang sedang mempelajari deferensial dan geometri dengan pacarnya. Apa yang kau
lakukan dengan pacarmu? Apa Kau ingin bermain telepati?” keluh Bom
“Itu...
itu menyenangkan. Dan juga, Shi Young dan Ga Ram tidak berpacaran. Ga Ram
memiliki standar tinggi. “ pikir Shi Young
“Apa
gunanya telepati? Apa kau akan menjadi peramal? Jika aku tahu kau akan menyedihkan
seperti ini, aku...” ucap Bom tiba-tiba merasakan kepala sakit dan bergegas
pergi.
“Hei..
Apa kau sudah selesai bicara? Tapi... tebak siapa yang sedang kupikirkan? Ini
Gagal mengambil inisiatif. Kenapa Bom bersikap seperti Ibu?” kata Shi Kyung
heran.
Bom
bergegas masuk ke dalam kamar Nyonya Oh, Shi Young melihat dan mengikutinya.
Tiba-tiba Bom langsung jatuh kenjang dan tak sadarkan diri, Shi Kyung masuk ke dalam ruang tengah
bertanya kemana Bom.
Nyonya Oh
menyuruh Shi Young agar tetap duduk dan meminta agar kakaknya jangan sampai
masuk kamar. Shi Young bergegas keluar dan Bibi Oh mengunci pintu dengan wajah
panik.
“Dokter
Lee. Ini aku, ibunya Shi Kyung. Bom sedang mengalami kejang-kejang sekarang.”
Ucap Nyonya Oh menelp Dokter Lee.
“Balikkan
kepalanya ke sisinya.” Perintah Nyonya Oh. Bibi Oh membantu melakukanya.
“Baik,
periksa makanannya.” Kata Nyonya Oh. Bibi Oh melihat tak ada makanan dalam
kerongkongan. Keduanya mencoba menangangi Bom walaupun dalam keadaan panik.
Shi Young
melihat kakaknya yang duduk di dengan garam hanya menatap sedih. Shi Kyung
mencoba mengulangi kata-kata Ga Ram "Untuk
memahami geometri dan vektor"
“Kau
harus mengetahui satu atau dua fungsi dan rumus matematika.” Kata Ga Ram
“Aku
tidak mengerti apa yang kau katakan, tapi aku harus mengetahuinya.” Kata Shi
Kyung, Ga Ram mencoba menjelaskan Geometri dan vektor.”
“Vektor
Man! Kau tahu itu, kan? Itu Cerita Dulu sekali. Dia akan berubah.” Ucap Shi
Kyung yang masih suka bercanda. Ga Ram heran dengan tingkah Shi Kyung sekarang
“Bom
ingin aku menjadi sepertimu. Aku mencoba untuk berbicara banyak sepertimu.”
Cerita Shi Young
“Kau
melakukan segala macam hal sekarang.” Ejek Ga Ram
“Bom
benar. Akan lebih baik jika aku menghabiskan lebih banyak waktu denganmu dan
bukan Pak Jae Woong.” Ucap Shi Kyung kembali berlatih dengan adiknya yang terus
menatap berkaca-kaca.
Nenek
Kim, Shi Young dan Bom tidur bersama lalu mendengar suara kentut yang sangat
nyaring. Shi Young dan Bom hanya tersenyum, karena tahu itu pasti Nenek Kim.
Bom pikir akan merindukan bau kentut Nenek. Shi Young menceritakan kalau Shi
Kyung meniru Ga Ram. Bom seperti tak percaya
“Dia
bilang kalau kau ingin dia menjadi lebih seperti Ga Ram.” Cerita Shi Young. Bom
hanya mengajak Shi Kyung itu Bodoh.
“Dia
membaca buku-buku yang diberikan guru wali kelas kita. Dia bilang dia akan
belajar matematika dan mengejutkanmu. Guru wali kelas memberinya "The Critique of Practical Reason."
Kant.” Cerita Shi Kyung
“Pak Guru
memberinya pil tidur yang sangat kuat. Ucap Bom sambil tersenyum. Shi Kyung
tahu kalau Bisa jadi bantal tidur
kakaknya
“Kau
sakit parah, 'kan? Kau berbohong tentang mendapatkan perawatan, kan?” kata Shi
Young.
“
Haruskah aku menceritakan rahasia tentang Shi Kyung? Apa Kau tahu kalau Shi
Kyung selalu ingin tidur setelah ayahmu pergi? Apa kau ingat itu?” cerita Bom
Shi Young
mengaku tidak dan bertanya apakah ibunya yang
mengatakan itu pada Bom. Bom membenarkan kalau Shi Kyung terus tidur
setelah ayahnya pergi jadi Setelah itu,
tidak bisa mengingat ayahnya dengan sangat baik. Shi Young heran ibunya
mengatakan hal itu.
“Bahkan
setelah aku pergi Kuharap Shi Kyung terus tidur saja.” Ungkap Bom. Shi Young
tak bisa menahan tangisnya sambil berbaring.
Shi Young
membuka kamar kakaknya, melihat Shi Kyung yang tertidur dengan buku diatas
meja. Saat keluar dari rumah melihat ibunya bergegas pergi dengan Bom dimalam
hari.
“Aku
dapat telepon dari keluargaku di Seoul. Aku akan segera kembali.” Kata Bom.
Nyonya Oh mengaku akan mengantarnya.
“Apa ada
bus jam segini? Kau sungguh akan kembali, kan?” kata Shi Young. Bom hanya diam
dan akhirnya bergegas pergi.
Bom
akhirnya kembali menerima perawat dengan mengunakan infus. Tuan Kim datang
mendekatinya. Bom bertanya apakah Tuan Kim masih mengalami masalah dengan
kakinya. Tuan Kim mengarku seakrang juga demam dan bertanya apakah sudah menyelesaikan urusannya. Bom mengaku kalau Ini
tidak mudah.
“Aku
bahkan tidak bisa melakukannya seusiaku ini.” Akui Tuan Kim
“Aku
mencoba menghapus perasaanku untuknya, dan sekarang aku malah lebih
menyukainya. Bukankah itu lucu?” akui Bom
Shi Kyung
terbangun dari tidurnya, menyadarkan diri kalau tak boleh melakukanya jadi
harus membaca dan pelajari, jadi harus menunjukkan pada Bom kalau sudah berubah. Ia mensugesti diri kalau harus
menjadi Ga Ram dan mencoba terus membaca
“Buku
macam apa yang memiliki begitu banyak kata dan tidak ada gambar? Bagaimana aku
bisa melakukan ini? Tapi Aku harus membaca.. Seperti siapa? Seperti Ga Ram...
Aku harus menjadi Ga Ram... Aku harus menjadi Ga Ram.” Kata Shi Kyung
meyakinkan diri.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Lanjut lagi
BalasHapus