PS : All images credit and content copyright : SBS
Hwa Shin menepuk lengan Na Ri agar bisa tertidur dengan nyenyak, ia teringat saat Na Ri mengatakan Setiap kali memikirkan tentang dada Hwa Shin mengingatkanku pada Ibunya. Na Ri dengan baik hati mengantar Hwa Shi ke dokter dengan menyebutkan nama sebagai pasien Kanker.
“Tidak bisakah kau membiarkanku mengurus dadamu?” ucap Na Ri dan untuk kedua kalinya, mengajak Hwa Shi menjalani terapi dengan mengandeng tangangnya erat masuk ruangan dokter.
Na Ri juga yang mengantikan minum karena tak boleh makan babi dan juga minum alkohol selama masa pengobatan. Hwa Shin menemani Na Ri yang menyanyi sendirian diatas panggung agar semua orang mendengar nyanyianya, Akhirnya Hwa Shin pun tertidur dengan tangan memegang bagian lengan nari seperti memeluknya.
Terlihat ponsel Na Ri dan Jung Won berdering, Jung Won menelp keduanya tapi tak ada yang mengangkatnya. Jung Won mengemudikan mobilnya sendirian terlihat gelisah.
Semua pegawai sudah keluar dari tempat karaoke, memberikan salam perpisahan lebih dulu pada Direktur Oh, Direktur Oh berpesan agar mereka Pulang ke rumah semuanya. Setelah semua petinggi berkumpul, salah seorang penyiar ingin tahu sudah berapa lama itu terjadi.
“Reporter Lee dan Pyo Na Ri pergi duluan, kan?” kata Soo Jung
“Apa Mereka pulang bersama? Apa Kau tidak lihat ekspresi wajah Reporter Lee?” bisik penyiar lainya, Hye Won yang mendengarnya terlihat sinis lalu berjalan masuk ke dalam kantor sendirian.
Jung Won menjemput Soo Jung di pinggir jalan, Soo Jung mengucapkan terimakasih karena Jung Won sudah mau menjemputnya. Jung Won menyuruh Soo Jung segera pergi dan akan mengantarnya pulang. Saat itu kamera Paparazi mengambil gambar mereka berdua.
Soo Jung duduk didalam mobil, Jung Won meminta agar mengunakan sabuk pengamanya, Soo Jung bertanya apakah Jung Won marah karena mabuk dan meminta menjemputnya dan merasa tidak bisa melakukan hal-hal seperti ini lagi setelah mereka menikah. Jung Won mengatakan sengaja datang karena ada yang ingin dikatakan padanya, tapi menurutnya lebih baik bicara besok saat sudah tidak mabuk dan membantu memasangkan sabuk pengaman.
“Apa Kau tahu soal temanmu, Reporter Lee Hwa Shin? Kudengar dia mengencani penyiar cuaca, Pyo Na Ri. Rumor itu sudah tersebar di stasiun TV. Mungkin kau sudah mengetahuinya.” Ucap Soo Jung, Jung Won hanya diam mendengar rumor itu.
Dae Goo keluar rumah karena merasa lapar sambil mengeluh seorang Chef bahkan tidak punya ramyun di rumahnya. Ja Young baru pulang dengan mabuk mengunakan sopir penganti, begitu juga Sung Sook yang datang berikutanya.
Ja Young berjalan masuk tak sengaja menabrak spion mobil Kim Rak, lalu denga terhuyung-huyung menaiki tangga. Kim Rak sudah tertidur pula dikamarnya, Ja Young masuk kamar membuka pakaian sampai mengunakan pakaian dalam lalu berbaring di tempat tidur bersama Kim Rak. Sung Sook mencoba berusaha menaiki tangga sampai masuk ke dalam rumah dan tidur dengan Bbal Gang dengan memeluknya.
Hye Won masuk kamar khusus wanita lalu melihat Hwa Shin yang tidur pulas dengan memeluk Na Ri, lalu sedikit terbangun dengan mata setenga terbuka seperti tak sadar dengan keberadaan Hye Won lalu kembali tertidur.
“Tidak adakah yang ingin kau katakan? Apa kau akan pura-pura tidur saja?” ucap Hye Won sengaja membuka mata Hwa Shin, akhirnya Hwa Shin bangun dan mengajak segera keluar.
“Reporter Lee Hwa Shin ketahuan tidur seranjang dengan Pyo Na Ri. Situasi macam apa ini?” sindir Hye Won, Hwa Shin meminta agar Hye Won jangan berisik dan menariknya keluar dari dorm.
Saat itu Jung Won datang melihat Hwa Shin dengan berbicara dengan Hye Won. Hwa Shin bertanya apa yang ada dipikiran Hye Won sekarang. Hye Won bertanya Apa Hwa Shin menyukai Pyo Na Ri. Jung Won dari jauh tak mendengar yang mereka bicarakan, Hwa Shin menjelaskan hanya mengantarnya karena Na Ri mabuk gara-gara dirinya.
“Dia kedinginan dan gemetaran, maka itu aku menyelimutinya. Lalu aku mengantuk, jadi ketiduran..” Ucap Hwa Shin
“Inilah yang kupikirkan. Jika kalian saling memandang atau dia tidur di lenganmu, maka aku akan langsung pergi. Kalau kalian saling menyukai, maka aku tidak mau terlibat. Tapi...” kata Hye Won lalu memeluk Hwa Shin dari belakang dan memegang bagian pinggangnya. Jung Won yang melihatnya memilih untuk pergi.
“Keadaannya seperti ini, yaitu Pyo Na Ri memunggungimu dan Kau tidur menatap punggungnya. Ditambah lagi, lenganmu tidak menjadi bantalnya.” Kata Hye Won, Hwan Shin menarik dan mendorong ke depanya dan bertanya memangnya kenapa.
“Kau tetap merawat dia tanpa sepengetahuan dirinya, setelah dia tidur. Pyo Na Ri yang mabuk, tidak akan tahu apa-apa besok.” Ucap Hye Won, Hwa Shin berharap seperti itu.
“Dia tampak seperti seseorang yang mengencanimu sepanjang malam. Tapi tatapannya, mengisyaratkan dia sedang mengerjakan tugasnya. Wanita saling memahami satu sama lain Artinya, kau menyukainya seorang diri, yaitu Cinta sepihak....Sendiri... dan diam-diam.” Kata HyeWon yakin
Hwa Shin tertawa mendengar kalau ia Cinta sepihak, hanya Sendiri dan diam-diam, yang artinya Hye Won mengatakan bahwa ia memiliki cinta sepihak pada Pyo Na Ri,menurutnya itu gila dan tak masuk akal, mengejek kalau Hye Won itu sedang bicara atau kentut karena itu kesalahan dan juga alkoholnya dan tidak akan terjadi lagi.
Hye Won tak yakin kalau tidak akan terjadi lagi, Hwa Shin tak menjawab mengalihkan dengan menyuruh Hye Won memotong kukunya karena hampir mencolok mata dan hampir kehilangan penglihatan. Hye Won menegaskan Hwa Shin dan Pyo Na Ri tidak cocok satu sama lain. Hwa Shin hanya diam saja.
Jung Won masuk kamar Na Ri merasakan bau alkoholnya luar biasa. Na Ri tiba-tiba membalikan badanya membuat semua semilutnya terlepas. Jung Won menariknya agar menutupi semua badan Na Ri, lalu duduk didepanya merasa Na Ri mungkin tidak akan bisa bangun pukul 3 pagi, lalu ia menelp seseorang menanyakan keberadaanya.
Hwa Shin sudah pergi ke arena tinju di samsak terlihat banyak tulisan [MENYERAH ADALAH HAL YANG HANYA DILAKUKAN PECUNDANG.] lalu memukulnya merasa sudah gila dan mengingat perkataan Hye Won “ Kau menyukainya seorang diri. Cinta sepihak. Sendiri... dan diam-diam.” Ia meyakinkan kalau itu hanya karena alkohol dan kembali memukul samsak.
Terlihat tulisan yang lainya [ITU TIDAK AKAN BERAKHIR SAMPAI SUNGGUH-SUNGGUH BERAKHIR- YOGI BERRA] Hwa Shin mengingat pesan dokter Geum “Setelah operasi kanker payudara pasien akan merasakan perubahan emosi yang cukup drastic akibat hormonnya.” Ia menyakinkan dirinya kalau itu semua hanya karena hormon saja. Jung Won melihat temanya yang berlatih sendirian.
“Apa yang sedang kau lakukan sendirian di sini?” tanya Jung Won, Hwa Shin kaget mendengar temanya yang bicara.
“Apa Kau mulai latihan lagi? Aku masih menyimpan kunci yang diberikan Manajer padaku.”kata Jung Won mencoba memukul samsak didepanya.
“Jung Won... Ini membawa kembali kenangan lama. Apa kau Mau bertarung? Kau tidak boleh membiarkanku menang dengan mudah. Setidaknya kau harus menendang bokongku hari ini. Aku harus dipukul supaya kesadaranku kembali.” Ucap Hwa Shin, Jung Won menanyakan alasanya.
“Dengan begitu mabuk ku akan hilang. Kita selalu berlatih tinju setelah minum-minum. Pukul aku jadi aku bisa lekas sadar. Sudah lama sejak terakhir kali merasakan pukulanmu, , Jung Won.” Ucap Hwa Shin
“Kau juga sebaiknya tidak bersikap mudah padaku.” Balas Jung Won menerima tantanganya, terlihat di dinding foto mereka berdua seperti mengikuti pertandingan tinju.
Keduanya sudah mengunakan sarung tangan dan penutup kepala, Jung Won bertanya apakah mereka harus membuat taruhan, karena selama ini mereka selalu bertaruh. Hwa Shin mengatakan kalau Jung Won akan memenangkan permainan ini jadi akan mengalah darinya membiarkanku Jung Won memukuli sampai sekarat. Jung Won pikir tak ada yang seru.
“Akan jadi masalah kalau kau mencari kesenangan dari hal ini. Lagi pula, kita tidak punya penonton. Kita tidak perlu membuatnya menyenangkan.” Kata Hwa Shi, Jung Won pun setuju.
Keduanya mulai berpertandingan, dengan saling menyerang. Jung Won menantang agar Hwa Shin bisa melawan balik. Hwa Shin mencoba memukulnya tapi Jung Won bisa menghindarinya dan Jung Won memberikan pukulan di perutnya.
“Apa maksudmu kau akan kalah? Kau akan kalah jika kau melakukannya. Apa Kau akan mengalah? Apa kau sudah sadar sekarang karena mendapat pukulan? Kau merasa alkoholnya menguap, kan?” kata Jung Won, Hwa Shin bisa melepaskanya lalu Jung Won bisa memberikan pukulan diwajah Hwa Shin.
“Aku layak dipukul dan pantas menerimanya.” Ucap Hwa Shin lalu mencoba menyerang lalu mengenai bagian belakang kepala Jung Won.
“Hey! Jangan memukul bagian belakang tubuhku.” Kata Jung Won marah, Hwa Shin memperingatakan Jung Won untuk tak melihat ke arah lain dan akhirnya meminta maaf. Pertandingan dimulai kembali, Hwa Shin kembali memukul kelapa Jung Won.
“Hei.. Apa kau akan terus memukuliku dari belakang?” teriak Jung Won kesal
“Maaf, aku terlalu semangat jadi kehilangan kontrol.”kata Hwa Shin
“Apa Kau akan menghalalkan segala cara? Apa Kau begitu ingin menang?” ucap Jung Won marah
“Siapa yang bilang begitu? Aku tidak menginginkannya.” Ucap Hwa Shin
Keduanya saling memukul kembali, sampai akhirnya Hwa Shin tiba-tiba merasakan tangan lemas dan pukulan kerasa mengenai wajahnya dan membuatnya terjatuh. Keduanya terdengar suara terengah-engah, Hwa Shin meminta temanya agar cepat berhitung karena dirinya sudah kalah
“Kau tidak membiarkanku menang karena aku temanmu, kan?” kata Jung Won
“Kau bahkan tidak perlu menghitung sampai 10, aku sudah KO.” Ucap Hwa Shin menyerah. Akhirnya Jung Won pun ikut berbaring di lantai bersama-sama.
Hwa Shin merasakan kedinginan karena selimutya tak lagi digunakanya, lalu terbangun dan langsung melihat ponselanya masih pukul 2 pagi, wajahnya terlihat lega dan menarik selimutnya karena merasakan kedinginan dan harus tertidur dengan nyenyak.
Spanduk diluar ring bertuliskan [KEMENANGAN DITENTUKAN DI LUAR RING.] kedua sahabat itu akhirnya duduk bersama diluar ring, Jung Won bertanya Hwa Shin itu minum dengan siapa. Hwa Shin mengatakan degan Rekan-rekan kerjanya. Jung Won bertanya kenapa Hwa Shin datang ke tempat arena sendirian, Hwa Shin mengaku tidak bisa tidur.
“Aku harus berlatih, agar tetap sadar, lalu membangunkan Pyo Na Ri. Dia harus siaran pukul 6 pagi.” Ucap Hwa Shin
“Tidak perlu... Aku yang akan membangunkan dia.” Kata Jung Won, Hwa Shin sempat terdiam sejenak, Jung Won menegaskan kalau ia yang akan membangunkannya lalu mengeluarkan ponselnya..
“Sekretaris Cha, bawa pakaian yang sudah kupilihkan untuk Hwa Shin. Apa Kau tahu pakaian yang ku ukur untuk Pyo Na Ri? Yang kubuat sendiri, yang gaun warna biru, kau juga bawa itu.. mengerti?” ucap Jung Won pada sekertarisnya lewat ponsel.
Hwa Shin hanya diam saja mendengar Jung Won mempersiapkan semuanya, Jung Wonbertanya apakah Hwa Shin tahu ukuran kaki Pyo Na Ri. Hwa Shin mengatakan tidak tahu. Jung Won pikir 250 Cukup besar untuk seorang wanita, menurutnya Mungkin itu karena berdiri saat bekerja, tapi ukuran kakinya memang besar.
“Apa Kau melihat bagian belakang kakinya?” tanya Hwa Shin
“Kakinya dingin Dia tidak punya mobil, bahkan tidak bisa tidur di rumah. Dia selalu berkeliling. Aku ingin memberikannya sepatu yang bagus.” Kata Jung Won lalu menyuruh Hwa Shin untuk mandi dan tidur saja,
“Kau sebaiknya tidak begadang sepanjang malam. Jangan mencemaskan Pyo Na Ri. Aku akan membangunkannya. Aku dengar Ada rumor bahwa kau mengencani Pyo Na Ri.” Kata Jung Won, Hwa Shin binggung. Jung Won heran Kenapa ada rumor seperti itu, karena menurutnya itu tak benar. Hwa Shin pun membenarkan kalau itu memang tak benar.
Sek Cha masih tertidur di dalam mobil dengan bantalnya, Jung Won sibuk mengeluarkan semua barang dari bagasi, lalu masuk kedalam kamar Na Ri menyiapkan semuanya. Na Ri sempat terbangun dan kembali tertidur, Jung Won tersenyum melihat Na Ri yang masih tertidur.
Na Ri mengintip saat Jung Won menyeduhkan kopi seperti seorang barista, bau kopi sudah menusuk hidungnya. Tapi matanya kembali ditutup membiarkan Jung Won tahu kalau ia masih tertidur. Jung Won sudah selesai membuat dua cangkir kopi lalu duduk didepan Na Ri akan membiarkannya tidur lima menit lagi.
“Apakah dia sedang bermimpi?” kata Jung Won tersenyum melihat Na Ri yang tertidur.
“Kata "Aku menyukaimu." Kapan aku akan mendengarnya darimu?” ucap Jung Won menatap Na Ri,
Jung won merasakan ponselnya yang bergetar lalu keluar dari kamar, Na Ri terbangun bisa mendengar ucapan Jung Won lalu buru-buru meminum kopi yang sudah dibuatkan Jung Won dengan senyuman bahagia.
Semua sudah siap memulai siaran berita pagi, Direktur Oh meminta anak buahnya agar Katakan pada Asisten Direktur Choi untuk turun lalu meminta Hwa Shin agar mengubah urutan beritanya, Joo Hee dalam ruangan siaran tersenyum melihat Hwa Shin. Sek Cha membawakan baju yang diminta oleh Jung Won.
“Aku membuatnya sendiri dan Ini bukan pakaian dari sponsor.” Kata Jung Won memberikan gaun warna biru, Na Ri tak percaya karena itu gaun yang sebelumnya pernah dicobanya.
“Ini Hadiah pertama dariku.” Kata Jung Won pada Na Ri
“Presdir Go… Bisakah aku disponsori oleh perusahaanmu juga?” Park Jin mendekatinya, Jung Won tak mempedulikanya meminta agar Na Ri berkerja dengan baik. Na Ri tersenyum bahagia menerima hadiah dari Jung Won.
Joo Hee tahu Jung Won itu teman baik Lee Hwa Shin, Park Jin meminta agar Na Ri memberikan baju itu padanya, Na Ri binggung kenapa harus memberikan karena itu miliknya. Park Jin pikir Bukankah itu gaun yang disponsori untuk muncul di acara berita.
“Apa Kau tidak mendengarnya? Ini bukan gaun sponsor tapi Ini hadiah untuk ku dan dibuat khusus untuk ku.” Tegas Na Ri
“Kau hanya akan tampil di berita selama lima menit. Sementara aku selama dua jam. Tidak bisakah kau berkorban?” kata Park Jin
“Berikan padanya selagi dia meminta baik-baik. Dia memintanya padamu.” Ucap Joo Hee mendukung Park Jin
“Tidak, ini milikku! Aku tidak akan memberikannya padamu.” Kata Na Ri lalu terdengar jeritan minta tolong. Jung Won sempat mendengarnya tapi Sek Cha sudah lebih dulu mengajaknya untuk segera pergi.
Kim Rak bangun dan melihat Ja Young sudah tertidur disampingnya dengan bau alkohol yang sangat menyengat, saat alarm jam berbunyi langsun dimatikan dan juga dari ponselnya. Ja Young terbangun karena mendengar ponselnya berbunyi dan langsung dimatikan lalu kembali tertidur sambil memeluk Kim Rak seperti tak sadar. Sampai akhirnya membuka mata langsung bangun mencari bajunya dengan wajah panik.
“Oh tidak! Tidak!!!! Oh, aku pasti sudah gila. Maafkan aku... Aku pasti sudah tidak waras... Pasti.... Aku sudah terlalu tua untuk semua ini. Tapi aku minum terlalu banyak dan datang kemari. Bunuh saja aku sekarang atau tolong selamatkan aku, Chef.” Ucap Ja Young panik, Kim Rak bangun dari tempat tidurnya lalu menutup badan Ja Young dengan selimutnya
“Aku akan turun duluan, kau turunlah nanti dan ikut sarapan.” Kata Kim Rak lalu keluar dari kamar, Ja Young benar-benar bingung karena bisa masuk kamar Kim Rak.
Dae Goo baru keluar kamar melihat Ja Young keluar dari kamar pamanya dengan mengunakan selimut, Ja Young mengatakan Ini tidak seperti yang dipikirkan. Dae Goo hanya bisa melonggo melihat ibu Bbal Gang yang keluar dari kamar pamanya. Sementara di rumah Bbal Gang terlihat marah dan Suk Sook berlutut didepan anaknya.
“Aku akan melarikan diri jika kau melakukan hal ini padaku sekali lagi.” Ancam Bbal Gang.
“Aku minta maaf karena melakukan kesalahan. Aku mabuk. Jadi Maafkan aku, Bbal Gang... Itu tidak akan terjadi lagi.... Ibu memang bersalah.” Ucap Suk Sook, Bbal Gang menyuruh ibunya untuk keluar sekarang.
Ketika keluar Suk Sook melihat Ja Young yang pulang kerumah dengan mengunakanan selimut, Ja Young pasti sudah gila dan tidak waras sambil buru-buru masuk ke dalam rumah. Suk Sook menarik selimut dan bisa melihat Ja Young hanya mengunakan pakaian dalam. Ja Young panik bertanya apa yang sedang dilakukan Suk Sook padanya.
Suk Sook menduga-duga yang terjadi sesuatu pada Ja Young, Ja Young hanya mengeluh karena lapar lalu kamar. Suk Sook tak percaya kalau Kim Rak itu ternyata pria gampangan. Bbal Gang mengintip dari pintu melihat dua ibunya seperti tak percaya.
Na Ri tetap mengunakan gaun yang diberikan Jung Won padanya dengan melaporkan perkiraan cuaca.
“Sudah lama sekali terakhir kali udaranya sesejuk ini. Cuacanya baik dan temperaturnya normal hari ini. Menurut perkiraan cuaca, tidak akan turun hujan, maka akan sangat sempurna untuk pergi berkencan...”
Dong Gi memuji Na Ri yang bagus dan meminta agar Park Jin si Pembaca berita, bersiap lalu melihat kalau wajah Park Jin di kamera cemberut melirik ke arah Na Ri. Direktur Oh berbisik pada Hwa Shin kalau Na Ri terlihat cantik hari ini. Hwa Shin hanya meliriknya seperti tak peduli. Do Gi memberi kode untuk kembali ke meja berita.
“Pyo Na Ri, terima kasih untuk siarannya. Cuaca hari ini cerah, dan Pyo Na Ri juga tampak begitu ceria hari ini. Kelihatannya jatuh cinta membuat seseorang menjadi cantik. Mereka bilang bahwa berkencan di kantor adalah yang terbaik.” Ucap Park Jin membawa berita dengan nada menyindir. Do Gi binggung siapa yang dibicarakan oleh Park Jin
“Saya melihat bunga-bunga bermekaran Demikian berita pagi hari ini. Saya harap hari pemirsa dipenuhi dengan cinta.” Ucap Park Jin, Direktur Oh binggung apa yang diocehkan oleh Park Jin
“Apa Direktur tidak tahu?” kata Joo Hee lalu memberikan kode pada Na Ri dan Hwa Shin kalau mereka berdua sudah berkencan. Hwa Shin binggung menatap Na Ri, sementara Na Ri melonggo seperti tak mengerti apapun.
Kim Rak dan ibu Tiri Na Ri menyiapkan sarapan direstoran, Dae Goo melirik sinis saat pamanya menyiapkan sup untuk meredakan mabuk pada Ja Young. Ja Young mengucapkan terimakasih lalu mencicipinya dan berkomentar Lezat sekali, Dae Goo yang kesal mengeluh kalau rasanya asin dan tidak mau makan.
“Ada apa dengannya, Paman?” tanya Chi Yeol, Kim Rak menyangkal tak ada apapun. Bbal Gal menatap Ja Youn dan juga Kim Rak.
“Orang dewasa semestinya hidup dengan benar. Mereka lebih buruk dari kita.” Komentar Bbal Gang lalu keluar dari restoran, Ja Young tersedak mendengarnya
Chi Yeol tak tahu apapun bertanya ada apa dengan Bbal Gang, Kim Rak pikir Anak-anak tidak perlu tahu. Suk Sook menutup kuping Pyo Bum lalu berkata kalau tidak ada anak-anak di sini lalu menyindir tiga anak remaja itu a semestinya sibuk belajar, tapi malah sibuk saling cium. Chi Yeol terdiam karena tak melakukan apapun dengan Bbal Gang.
“Terlebih, itu cinta segitiga. Mereka sangat rumit. Kenapa kau memperlakukan mereka seolah masih anak-anak? Kalian menjalani cinta segitiga, kan?” ucap Sung Sook menyindir. Ja Young memberikan peringatan pada istri pertama suaminya
“Beri aku sup juga... Aku juga mabuk kemarin dan juga harus menghilangkan mabuk ku.” Kata Sung Sook, Kim Rak pun akan memberikan padanya juga.
“Pyo Na Ri tinggal di atap, kan? Apa Kakakmu tidak pernah pulang? Apa Dia tidur di tempat lain? Kau seharusnya tidak boleh terlalu mempercayai kakakmu.” Kata Sung Sook, Ibu tiri Na Ri membela kenapa Sung Sook mengatakan seperti itu pada anaknya.
“Mereka bilang kakakmu mengencani seseorang. Reporter Lee Hwa Shin, Kau tidak tahu, kan? Kau pikir dia tidak pulang karena harus siaran pagi, kan? Kakakmu sangat hebat dalam melakukan sesuatu yang lain.” Sindir Sung Sook, Chi Yeol bertanya apa maksudnya
“Aisshh... Apa Kau tidak bisa diam? Kami semua sedang makan. Ini adalah tempat untuk keluarga berkumpul dan makan dengan bahagia. Aku tahu kau pasti sangat luar biasa di tempat kerja dan tidak bisa dibantah.” Kata Kim Rak marah
“Tidak, maksudku kau mengatakan apa pun yang kau mau. Kau terus begitu dan membuat orang lain kehilangan selera makan! Kau Jangan turun besok. Aku tidak akan menjamu dirimu, Reporter Kye. Mengerti!!” tegas Kim Rak,
Ja Young tersenyum bahagia memuji Kim Rak sangat keren. Kim Rak menegaksan kalau Suk Sook tidak diterima di dapur mulai besok. Sung Sook hanya bsia cemberut mendengarnya.
Siaran berita pun selesai, Direktur Oh mengaja k semua berkumpul dan bicara lalu lain keatas panggung bertanya apa yang dikatakan Park Jin dan merasa Junirnya itu sudah gila membahas soal kencan di kantor saat siaran langsung dan menurutnya Siapa yang peduli tentang kencan seseorang. Park Jin hanya bisa tertunduk.
“Hwa Shin, apa kau... Apa kau benar-benar...” kata Direktur Oh, Hwa Shin sedikit gugup dan menyangkalnya kalau semua ini tak benar. Na Ri juga mengatakan kalau itu tak benar.
“Kau selalu mengatakan bahwa penyiar berita adalah bagian dari departemen berita. Kau bilang untuk menjaga mereka. Itulah yang kulakukan. Bagaimana bisa kau mengira bahwa kami... Itu tidak masuk akal. Kenapa orang-orang membicarakan ini?” ucap Hwa Shin heran
Na Ri melihat kearah Joo Hee, merasa pasti juniornya itu yang menyebarkan gosip. Hye Won masuk ruang siaran, Hwa Shin meminta pembelaan pada Hye Won karena semua meragukannya. Hye Won bertanya pada Na Ri, apakah tidak merasa aneh dan tidak mengatakan apa-apa. Na Ri memberitahu semuanya kalau itu tidak benar.
“Aku tidak menyukai Reporter Lee... Aku sungguh, sungguh tidak menyukainya. Direktur, aku tidak akan berkencan di kantor. Itu tidak akan pernah terjadi. Sekalipun di masa depan, tidak akan. Jadi Kau tidak perlu cemas.” Kata Na Ri menyakinkan semuanya, Hwa Shin sempat terdiam mendengar ucapan Na Ri. Direktur Oh meminta mereka tak mengulanginya lagi karena semua adalah keluar.
Di ruang make up, Park Jin tertawa mengejek Na Ri yang berkata didepan semua orang kalau menyangkal sudah berkencan dengan Hwa Shin. Na Ri akhirnya masuk ke ruangan make up. Joo Hee berkomentar Na Ri sangat ahli dalam berbohong di sana, lalu mengejek dengan mengikuti kata-kata Na Ri "Aku benar-benar tidak menyukai Reporter Lee. Sungguh, Direktor!"
“Reporter Lee pasti merasa sakit hati... Kau bahkan harus mengatakannya di hadapan semua orang.” Ucap Joo Hee, Na Ri heran pada keduanya yang membuat gosip seperti itu.
“Kau mendapatkan gaun ini karena mengencani Reporter Lee. Dan Kau mendapatkan ini dari temannya, setelah merayu Reporter Lee, kan?” kata Joo Hee, Na Ri marah mendengar kalau ia mendapatkan dengan cara merayu, di depan pintu Hwa Shin bisa mendengar teriakan Na Ri.
“Kalian tidak akan berhenti, kan? Jika kau seorang pembaca berita, bersikaplah sebagaimana mestinya, Kau semestinya hanya melaporkan kebenaran. Bagaimana bisa kau mengumumkan kebohongan ke seluruh penjuru negeri di pagi hari seperti ini?” ucap Na Ri pada Park Jin, Park Jin malah melipat tangan didada.
“Dan kau... Apa Kau harus terlibat dalam hal ini dan mencoba bertarung denganku? Apa Kau pikir aku tidak tahu karena tidak mengungkitnya? Kau sengaja menumpahkan saus ke pakaianku jadi aku harus menggunakan pakaian mengerikanmu itu. Lalu aku dipecat. Dan kau menolak meninggalkan slot milikku seolah sejak awal itu memang slotmu. Kau menyebabkan kecelakaan siaran.”kata Na Ri bertolak pinggang.
“Slot itu memang milikku! Milikku!” ucap Joo He tak mau kalah.
Na Ri tak teriak kalau sudah merayu pria demi mendapatkan pakaian ini, lalu mengumpat Joo Hee itu seperti biaya listrik yang semakin meningkat saat musim hujan dan musim salju. Hwa Shin mendengarkan pertengkaran antara wanita diruang siaran.
“Apakah kau pernah melihat sesuatu yang mustahil bisa terjadi? Kenapa kau menyebarkan rumor bahwa aku dan Reporter Lee berkencan? Apa Kau mau mati?” ancam Na Ri, Joo Hee yakin itu kenyataan.
“Hey! Kau masih bilang itu Kenyataan? Aku bisa bernapas karena punya dua lubang hidung. Jika tidak, aku mungkin sudah mati akibat sesak napas karena perbuatanmu.” Ucap Na Ri makin naik darah
“Na Ri, kau hanya pura-pura polos.... Padahal kau senang bermain pria.” Ucap Joo Hee mendorong seniornya.
“Kau semestinya melepas ini. Maka aku tidak perlu bertindak sejauh itu.” kata Park Jin memegang gaun yang dipakai Na Ri
Na Ri berteriak menyuruh mereka melepaskan tanganya dan berteriak kalau mereka tak berkencan. Hwa Shin akhirnya masuk ke dalam ruangan untuk memisahkanya, tapi dalam didorong oleh Joo Hee dan Park Jin. Akhirnya Hwa Shin menarik Na Ri keluar dari ruangan, Na Ri masih berteriak kalau tak berkencan dengan Hwa Shin.
“Memangnya aku gila? Kenapa juga aku harus menyukainya? Aku merasa sakit dan lelah karena dia, hanya sakit dan lelah! Jika aku sampai berkencan dengannya, maka aku akan menggigit lidahku. Jika aku mengencaninya, aku bukan lagi Pyo Na Ri, tapi Pi Na Ri.” Teriak Na Ri sampai ke depan ruangan Make up. Hwa Shin meminta agar Na Ri berhenti berteriak
“Sekalipun dia adalah pria terakhir di dunia ini, maka aku tidak akan menyukainya lagi, mengerti?” teriak Na Ri masih meluapkan emosinya.
Hwa Shin membawa Na Ri sampai ke depan gedung, lalu menyuruhnya untuk pulang dan beristirahat dan meminta agar Jangan tidur di dorm terus. Na Ri bertanya apakah Hwa Shin sedang sibuk dan mengajaknya untuk pergi bersama.
bersambung ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar