PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 09 Desember 2017

Sinopsis Black Knight Episode 2 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Tuan Park bermain golf, mengatakan pada akanya Penjualan dari pergerakan dan Bulan lalu terlihat sangat mengerikan. Lalu mengeluh anaknya yang meminta agar menjalankan bisnis dengan baik. Gon mengatakan kalau akan berusaha lebih keras.
“Bagaimana cara Hae Ra mencari nafkah? Apa dia masih bekerja di biro perjalanan?” tanya Tuan Park. Gon menganguk.
“Aku baru saja melihatnya ketika  pergi ke daerah sekitarnya.” Ucap Tuan Park lalu tiba-tiba merasakan dadanya sakit seperti terkena serangnan jantung.
Sekertaris dan Gon panik melihat Tuan Park yang tiba-tiba jatuh. Gon pun meminta agar memanggil ambulance, tapi wajahnya terlihat santai melihat ayahnya yang kesakitan dan meminta agar bisa terus bernafas. 

Tuan Park sudah berbaring dirumah sakit dengan Young Mi dan anaknya yang menemani. Young Mi mengaku terkejut sampai mati saat mendengarnya dan pikir mungkin akan mati. Gon merasa  Jangan khawatir, karena ayahnya tidak akan melakukannya.
“Aku tidak ingin mati.” Ucap Tuan Park membuka mata. Young Mi kaget karena tiba-tiba Tuan Park suda bicara.
“Ayah,  Apa kau sudah bangun?” kata Young Mi memastikan ayah mertuanya.
“Aku tidak boleh mati sekarang. Kau akan kehilangan segalanya... yang telah aku kerjakan sampai hari ini.” Kata Tuan Park
“Gon akan berusaha keras, Ayah.” Ucap Young Mi memberitahu Tuan Park
“Aku sudah melihatnya seseorang yang tidak menua. Ketika aku berumur 30, aku berlari pada seseorang yang aku cintai saat berusia 17 tahun. Dia terlihat sama Dan ketika aku melihatnya lagi setelah berusia 40, ternyata dia masih sama. Gadis yang lebih tua yang kusuka saat berusia 17 Menjadi wanita muda yang terlihat lebih muda dariku.” Ucap Tuan park
“Apa dia berbicara omong kosong? Apa aku harus menghubungi dokter?” kata Young Mi khawatir. Gon pikir tak perlu karean ayahnya akan segera tertidur.
“Aku bertanya, "Apa kau tidak bertambah tua, Dan apa kau tidak mati?" Lalu dia mengangguk.” Cerita Tuan Park
“Ada banyak film dengan cerita itu.  Cerita tentang pria dan wanita yang hidup untuk selamanya.” Ucap Young Mi menyakinkan.
“Aku tidak bisa mati seperti ini. Begitu aku menemukannya,maka Aku harus tetap hidup.” Kata Tuan Park. Gon mengerti berjanji akan menemukannya jadi meminta ayahnya tidur. 


Sharon sedang membuat sebuah jaket,  Baek Hee datang melihat pakaian yang dibuat Sharon bertanya  Untuk siapa ini. Sharon mengatakan bertemu dengannya, dengan menyebut nama Boon Yi. Baek Hee terdiam lalu melepaskan topinya.
“Aku melihatnya, Aku memang punya firasat yang aneh.” Ucap Baek Hee.
“Kenapa kau tidak memberitahuku?” ucap Sharon dengan tatapan sinis.  Baek Hee pikir tak harus menceritakan semuanya.
“Dia kembali sebagai wanita miskin dan sengsara. Jika dia memiliki pria yang dicintainya, maka dia tidak akan mengatakan bahwa dia ingin mati. “ kata Sharon.
“Dia akan bertemu seseorang yang baik di masa depan.” Kata Baek Hee yakin. Sharon memastikan kalau bukan pria itu yang dimaksud. Baek Hee pikir tak yang tahu dengan hal itu.
“Itu tidak mungkin terjadi... Kau tahu itu.... Tidak bisa.” Kata Sharon dengan tatapan sinisnya. Baek Hee langsung mendekat dan langsung mencekik leher Sharon dan mendorongnya, bahkan sampai membuatnya melayang.
“Ini masalah waktu, kau jadi lebih bijak Kau telah hidup selama lebih dari 200 tahun.” Ucap Baek Hee. 


Flash Back
Baek Hee seperti sudah membuat pengakuan dosa dengan seorang biara mengatakan  sudah... melakukan dosa besar, jadi telah hidup selama 250 tahun tanpa sekarat. Biara terlihat hanya tertidur saat Baek Hee bercerita.
“Tapi mulai beberapa tahun yang lalu, Tiba-tiba aku mulai menua. Aku butuh tiga orang untuk bahagia, bagiku untuk menua dalam damai. Satu orang dan dua wanita. Aku yakin ada sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan.” Ucap Baek Hee lalu bertanya pada biara apakah tertidur. 
“Tidak, aku sedang mendengarkan alur film. Lalu apa yang terjadi selanjutnya?” kata Biara.
“Aku katakan, ini bukan film.” Ucap Baek Hee. Tapi Biara seperti tak menyadarinya.
“Terimakasih untuk parfum dari bazaarnya. Kau harus pergi dan tidur. Kenapa kau tidak pernah tidur?” ucap Biara. Baek Hee pun menganguk mengerti dan biara pun pergi.
“Aku akan. Mengakui semuanya kepada ayah nanti. Aku akan mengakui semua dosaku.” Ungkap Baek Hee. 


Hae Ra membaca tulisan Soo Ho bertanya-tanya misteri untuknya, lalu membalikan post card dan melihat gambar kastil yang sama seperti dengan wallpaper komputernya. Ia mengatakan pada klienya kalau Meski ada beberapa perbaikan yang dilakukan, tapi masih tetap sama seperti 400 tahun yang lalu.
“Seorang ksatria sebenarnya hidup pada zaman abad pertengahan. Seorang ksatria benar-benar hidup...” ucap Hae Ra
Akhirnya Hae Ra pergi ke tempat kastil yang selama ini hanya jadi wallpapernya, lalu bertemu dengan seorang pria yang mengunakan bahasa slovakia, kalau bisa berada di luar selama yang di inginkan dan mengunci pintu di 9 malam. Hae Ra binggung karena tak mengerti.  Akhirnya Si pria mengangkat tanganya dengan mengatakan “nine”. Hae Ra mengerti maksudnya hanya sampai jam 9 malam. 

Soo Ho datang dengan mobilnya, menaiki tangga menunju kastil dan Hae Ra menuruni tangga mereka saling membelakangi tanpa sadar bisa saling berpapasan. Hae Ra akhirnya pergi ke sebuah ruangan, seperti sebuah gereja kecil akhirnya berdoa didalamnya.
Tapi saat kembali, Hae Ra melihat ponselnya sudah pukul 9 lewat dan mencoba mengedor pintu agar membukanya, tapi tak ada yang mendengarnya. Akhirnya Hae Ra berjalan dan dikagetkan dengan pakaian kstaria didepan jatuh berantakan dan hanya menyisahkan jas.
“Wahhh..  membuatku takut.... Kenapa kau berdiri disana?.. Kau membuatku takut mati.” Ungkap Hae Ra menjerit kaget melihat pakaian besi yang tiba-tiba jatuh.
Akhirnya Ia menelp seniornya, memberitahu Adatang untuk mengunjungi beberapa kastil tapi terjebak dan Tidak ada wi-fi, jadi meminta  tolong cari tahu dikastil mana temaptanya berada. dan hubungi kastilnya untuk mengeluarkannya. Seniornya mengaku tidak punya waktu karena sibuk dan menutup ponselnya. 
Hae Ra kebingungan yang harus dilakukan karena tak ada yang mau membantunya. Akhirnya ia memasang kembali baju kstaria yang berantakan sampai rapih dan mengajaknya bicara.
“Apa yang kau inginkan saat kau ingin hidup? Aku sudah... tidak ada keberanian untuk mati Dan aku muak dengan menghibur diri. Aku hanya ingin menerima kenyataan bahwa aku menjadi seorang perawan tua yang kesepian Meski aku tidak mau.” Ungkap Hae Ra. Ia pikir kalau pintu akan terbuka di pagi hari lalu mulai merasakan kantuk. 


Soo Ho berbicara di telp dengan Tuan Han kalau akan masuk minggu depan jadi meminta agar Lebih baik memindahkan jadwal, serta akan menemui di Seoul minggu depan.
Ia keluar dari kamar melihat sosok wanita yang selama ini dicarinya, Hae Ra tertidur di bangku dengan nyenyak. Soo Ho sengaja berjongkok didepan Hae Ra sempat menyentuh rambutnya lalu menatapnya lebih dalam. Hae Ra seperti sangat lelah terus berbaring dengan nyaman di atas kursi. 

Hae Ra tertidur pulas walaupun ada bunyi berisik di sekitarnya, sampai akhirnya terbangun dan tersadar kalau  ada disebuah ruangan.  Ia bergegas menuruni tempat tidur dan mencoba mencari petunjuk saat membuka pintu kamar mandi, Soo Ho baru saja selesai mandi dan keduanya sama-sama berteriak.
Soo Ho buru-buru menutupi tubuhnya, Hae Ra dengan bertelanjang kaki menuruni tangga dengan wajah panik, lalu teringat dengan mantel dan juga tasnya masih ada dalam kamar. Soo Ho masih terlihat canggung melihat Hae Ra mengajak agar sarapan dan meminta agar Berhenti berlarian

Hae Ra mengikuti Soo Ho ke meja makan bertanya Apa yang sedang terjadi dan ingin segera mengatakan. Soo Ho pikir Sudah mengatakan bahwa mereka yang akan bertemu lagi. Hae Ra ingin tahua Apa yang terjadi sekarang.
“Kau sedang tidur di lorong..Kenapa kau datang kesini?” tanya Soo Ho santai. Hae Ra ingin tahu kenapa ia ada di kamar
“Kau minum susu ‘kan?.. Minumlah ini, dan katakan padaku kenapa kau tidur di lorong”kata Soo Ho
“Aku datang ke sini untuk melihat-lihat, Tapi aku terkunci, jadinya tertidur. Lalu bagaimana dengan kau? Hari itu.. Kenapa kau berbohong?”ucap Hae Ra dengan nada sinis.
“Kau memintaku memotretmu, dan aku tidak bisa menolak.” Kata Soo Ho merasa tak ada yang salah.
“Itu karena aku salah mengira kau akan orang lain. Rekan kerjaku mengangganya aku idiot.” Ucap Hae Ra
“Kenapa kau khawatir dengan apa yang mereka pikirkan? Kita bersenang - senang hari itu, kan?” kata Soo Ho
“Katakan padaku mengapa kau berbohong.” Ucap Hae Ra
“Karena aku ingin bersamamu. Aku menjawab mu dengan jujur, jadi tolong duduklah” ucap Soo Ho 


Hae Ra akhirnya duduk sambil mengomel kalau seharusnya membangunkan dan menyuruhnya pulang. Soo Ho pikir kalau kemarin  jam 2 pagi, tapi berjanji mulai sekarang akan melakukannya. Hae Ra pun ingin tahu siapa Soo Ho sebenarnya. Soo Ho dengan santai kalau ia adalah “Black Knight”nya
“Aku tidak berminat untuk bercanda. Kau siapa, yang sebenarnya?” tanya Hae Ra
“Aku pengusaha dan  bekerja sepanjang tahun. Kira-kira pada tahun ini, Aku datang ke sini untuk liburan sebulan penuh. Saat aku di sekolah kedokteran, Aku memberikan beberapa gagasan ke perusahaan perangkat medis. Lalu Itu sukses, dan aku menghasilkan banyak uang. Akhirnya Aku beralih melakukan bisnis... Sementara aku hanya seorang pegawai di rumah sakit dan Aku melakukan apapun untuk uang... Pembunuhan, pembakaran, penculikan... Kecuali hal-hal seperti itu.” Jelas Soo Ho
Hae Ra ingin tahu yang lainya. Soo Ho menceritakan  Perusahaannya  berbasis di New York Tapi sedang mengerjakan sesuatu di Seoul dengan sesuatu yang ingin dilakukan yaitu mengembangkan lingkungan sekitar, membantu usaha kecil, dan menghentikan gentrifikasi.
“Apa itu cukup untuk perkenalan?” ejek Soo Ho
“Kau seharusnya mengatakannya sebelumnya dan tidak perlu berbohong.” Kata Hae Ra
“Dan juga kita tidak akan menghabiskan hari bersama.” Kata Soo Ho. Hae Ra sempat terdiam karena Soo Ho seperti terus mengodanya. Soo Ho akhirnya memotong apel untuk Hae Ra dengan pisau.

Hae Ra teringat dengan perkataan Ji Hoon “Kaburlah tanpa ragu Jika seorang pria baik mendekatimu. Dia adalah seorang pembunuh atau menginginkan organ tubuhmu.” Tangan Hae langsung gemetar melihat Soo Ho yang memegang pisau lalu menaruh cangkirnya.
“Baik... Aku mendengar apa yang seharusnya kau katakan, jadi aku akan pergi sekarang.” Ucap Hae Ra langsung berdiri
“Bagaimana aku bisa ganti rugi kerugian fotografer? Bagaimana dengan janji untuk mengajarimu fotografi?” kata Soo Ho. Hae Ra pikir tak perlu 

Hae Ra bergegas keluar dari kastil. Soo Ho mengatakan akan mengantar ke hotel. Hae Ra menolak karena ada bus jadi akan naik bus. Soo Ho bertanya Kapan Hae Ra akan pergi ke Seoul. Hae Ra mengatakan Besok. Soo Ho akan mengantarkan ke bandara. Hae Ra menolak.
“Aku ingin menceritakan sebuah rahasia saat perjalanan ke sana.” Ucap Soo Ho
“Apa itu sesuatu yang harus kuketahui? Kalau begitu katakan padaku sekarang.” Kata Hae Ra.
“Sejak beberapa waktu lalu, orang-orang yang menyakitiku atau orang yang aku benci terbunuh atau mati” kata Soo Ho.
“Astaga, aku cemburu.. Apa Itu rahasiamu? Baiklah kalau begitu... Ceritanya panjang, Tapi aku mendapatkan mantel ini dari penyihir yang baik.” Kata Hae Ra seperti mengangap hanya omong kosong.  
“Aku akan menemuimu di depan hotel besok jam 9 pagi.” Ucap Soo Ho lalu bergegas masuk. Hae Ra binggung dengan sikap Soo Ho 


Hae Ra membawa dua kantung plastik lalu naik ke dalam taksi, tanpa disadari Soo Ho sudah menunggu disamping rumah dengan segelas kopi yang disudah siapakan. Hae Ra duduk didalam taksi dengan melihat foto yang diambil Soo Ho saat memegang es krim.
Ia mengingat yang dikatakan Soo Ho “Kau tahu apa yang terjadi Jika kau menangis dan makan es krim? Kau membuat hati seorang pria berdetak kencang.” Soo Ho sampai dibandara sengaja hanya menunggu diluar dengan memastikan kalau Hae Ra sampai dan pulang ke Seoul dengan pesawat. 

Tuan Park pulang ke rumah mengaku baik-baik saja dan bukan pasien bahkan Dokter juga tidak bisa menemukan penyebabnya. Gon meminta gar ayahnya bisa Beristirahat. Tuan Park bertanya apakah Gon sudah melihat lahan yang dikatakan sebelumnya.
“Kita bicarakan tentang pekerjaan besok.” Ucap Gon tak ingin membebani ayahnya.
“Lakukan sekarang, Aku baik-baik saja.” Ucap Tuan Pak tak peduli.
“Aku tidak berpikir kita harus membeli lahannya. Itu sebuah pemakaman pada Dinasti Joseon. “ kata Gon
“Kapan pun itu bisa dijual... Harganya terjangkau, jadi kita perlu membelinya. Pemakaman hilang seiring berjalannya waktu.” Ucap Tuan Park
“Apa kau sangat menyukai uang?” keluh Gon
“Aku menyukainya lebih darimu... Aku akan mengurusnya sendiri.” Kata Tuan Park. Gon benar-benar tak habis pikir dengan ayahnya. 

Hae Ra berjalan pulang melewati sebuah rumah yang tak terurus teringat dengan kata-kata bibinya “ Kau juga melihatnya saat melewatinya, Ini di sebelah pasar.”
Hae Ra memastikn kalau itu Rumah bergaya korea yang rusak. Bibinya mendengar kalau akan dikembangkan kembali, jadi membeli tempat itu dan ternya Bulan lalu, baru terdaftar sebagai Kawasan Konservasi Hanok jadi tidak tahu itu akan terjadi.
Hae Ra pulang disambut dengan dengan bibinya,  Bibi Lee meminta agar menebak yang terjadi saat pergi. Hae Ra yang sudah kesal tak tidak ingin mendengarnya. Young Mi sudah duduk ditempat tidur temanya, Hae Ra mengeluh Young Mi ada dikamarnya lalu menyuruh keluar.


“Apa Kau membaca artikel tentang Jaksa Choi? Kau  tahu dia bukan jaksa, kan?” ucap Young Mi sengaja menyindir
“Aku tidak tahu apa yang kau baca, tapi memang begitu.” Kata Hae Ra.  Young Mi mengeluh Hae Ra yang masih dibodohi.
“Tolong hentikan... Kau sangat senang melihat kemalanganku, kan?” kata Hae Ra mengetahi sifat Young Mi
“Bagaimana kau bisa mengatakan itu? Kita adalah teman... Hei Apa kau membeli mantel ini di Slovenia? Apa ini buatan "Sharon Tailor"?” ucap Young Mi melihat mantel yang dipakai Hae Ra.


Bibi Lee datang membawakan minuman,  agar Hae Ra meminumnya. Hae Ra menyuruh Bibi pergi dari ruman dan tinggal terpisah karena ingin pergi ke arahnya sendiri.  Bibi Lee mengatakan s akan menjual rumah itu karena Beberapa firma hukum membelinya untuk renovasi jadi membutuhkannya sekarang juga.
“Aku bilang kita butuh lebih banyak waktu. sebelum pindah ke rumah baru, dan mereka menawarkan untuk tinggal di mes mereka sampai saat itu. Di dekat sini.” Ucap Bibi Lee menyakinnya.
“Ini adalah rumahku, jadi akan mempertahankannya. Jadi Keluar.” Kata Hae Ra yang sudah muak.

“Usahaku sekarang juga ada di rumah ini. Ayo kita tinggal di sana dulu... dan simpan sewanya” kata Bibi Lee
“ Berhenti menggangguku.. Keluar, kalian berdua.” Kata Hae Ra. Young Mi seperti tak ingin kalah dengan Hae Ra meminta agar mengajak ke toko penjahit mantelnya.
“Berhenti berbicara omong kosong dan menyesatkan.” Kata Hae Ra kesal. Young Mi mengatakan akan memberi 1.000 dolar, mata Hae Ra langsung melotot. 

Keduanya berjalan bersama. Young Mi membahas tentang artikel wawancaranya agar Hae Ra bisa membacanya yaitu "Dengan  pengalamannya sebagai direktur pelaksana, dia menjadi pusat trend terpanas" Hae Ra  meminta Young Mi diam karena membuatny bingung.
“Apa kau pergi ke arah yang benar?” keluh Young Mi. Hae Ra terus berjaln merasa kalau ada disekita pasar. Young Mi mengeluh kalau kakinya sakit karena terlalu lama berjalan.
Seung Goo bertanya tentang mantel yang dibuat Sharon, apakah membuatkan untuk pelanggan yang sengaja akan berkunjung. Sharon mengaku kalau memanggil saat membuatnya. Seung Goo ingin tahu alasanya. Sharon mengaku kalau mereka berutang satu sama lain. Saat itu Baek He masuk ke dalam ruangan 

“Seung Goo... Kau bisa meninggalkan pekerjaan lebih awal hari ini.” Ucap Sharon pada assitennya. Seung Goo pun pergi dengan gaya seperti peri.
“Apa rasanya enak untuk menjadi tua?” sindir Sharon pada Baek Hee.
“Aku ingin memakai pakaian jenis ini sebelum  bertambah tua juga Aku menjadi lebih bergairah, bahkan Aku juga rajin.” Ungkap Baek Hee yang terlihat bahagia.
“Jujur saja... Apa yang terjadi?” tanya Sharon penasaran. Baek Hee pikir sudah mengatakan.
“Aku menjalani hidup yang baik, dan kutukan itu terangkat.” Kata Baek Hee 

Saat itu Hae Ra datang dengan Young Mi, menyapa Sharon kalau datang bersama temanknya hari ini. Sharon terlihat kesal dengan Baek Hee yang membawa siapa saja tanpa pemberitahuan tapi seperti mengatakan tertuju pada Hae Ra. Baek Hee hanya diam.
“Kau terlalu tidak berpendidikan.” Ucap Sharon lalu membanting pintu dan masuk ke dalam ruangan.
“Astaga, apa yang salah dengan dia?” pikir Young Mi binggung. Hae Ra pun terkejut melihat Sharon sangat marah.
“Jangan pedulikan dia. Kami memanggil orang seperti itu penyihir gila” ucap Baek Hee.
“Apa Kau seorang desainer?” tanya Young Mi bersemangat. Baek Hee mengaku kalau hanya pelanggan.
“Semua pakaian di sini adalah milikmu, jadi Cobalah.” Kata Baek Hee. Young Mi terlihat bahagia merasa kalau luar biasa melihat pakaian yang dibuat oleh Sharon. 

Hae Ra menemui Sharon diruangan minta maaf jika membuatnya marah da akan mengatakan sesuatu sebelum pergi. Ia berpikir bermimpi malam itu Tapi mantelnya ada dirumahnya. Sharo pikir sudah mengatakan kalau Apa yang dilihat bukanlah segalanya.
“Bagaimana dengan mantel yang bisa itu dirancang saat berusia 14 tahun?” kata Hae Ra bingung 
“Katakanlah aku memiliki banyak mantel yang sama. Desainnya sangat cantik bahwa aku membuat beberapa dari itu dalam berbagai ukuran.” Kata Sharon
“Baiklah... tapi Hal-hal aneh telah terjadi... Sejak aku mengenakan mantel itu.” Kata Hae Ra. Sharon mengaku kalau itu Pasti kebetulan.
“Kenapa kau mencoba membuatkanku pakaian?” tanya Hae Ra
“Aku hanya membantu yang membutuhkan. Kau mengingatkanku pada diriku yang dulu. Aku juga mengalami kemalangan.” Ucap Sharon
“Ada banyak orang tidak beruntung, Tapi mengapa kau mencoba menolongku dari semua orang yang ada?” tanya Hae Ra
“Katakanlah itu takdir. Itu karena kau telah hidup begitu buruk. Kau merasa canggung untuk mengambil yang lain. Jadi Keluarlah dan coba pakaiannya.” Kata Sharon. 


Hae Ra mencoba sebuah dress, Young Mi terpeson amelihat kalau terlihat luar biasa dan berpikir kalau harus mengintai wanita itu bahkan meminta agar Hae Ra bisa berputar layaknya seorang model dan memujinya kalau terlihat cantik.
“Aku harap kau akan bahagia” ucap Baek Hee seperti ingin membuat bahagia. 

Hae Ra berbicara ditelp dengan menjumlah  pajak dan pajak bahan bakar, yaitu 786 dolar dan 30 sen jadi akan mengirimkan perkiraannya melalui e-mail. Joo Hee berlari menemui Hae Ra kalau bibinya  sedang menunggu di luar dan mendenagr akan pindah hari ini
“Kenapa kau pindah? Apa kau pindah ke suatu tempat? Hal ini sangat mendadak. Kenapa?” ucap Ketua Tim juga ingin tahu. Hae Ra seperti hanya terdiam karena tak bisa mengatakan. 

Hae Ra dan Bibi Lee berjalan masuk ke sebuah ruangan yang cukup besar dan juga mewah, seorang pun mengantar mereka masuk. Bibi Lee merasa Aneh rasanya kalau rumah itu dinggap  sebuah mes. Hae Ra pikir bibinya menyebabkan masalah lagi. Bibi Lee yakin Tidak mungkin.
Akhirnya si pria membawa mereka ke sebuah ruangan yang cukup besar dengan perampian yang terlihat modern. Seseorang duduk dibalik kursi dan memutarnya, Hae Ra kaget melihat Soo Ho yang ada didepanya. Soo Ho terlihat santai seperti memang sudah merencanakan semuanya.
“Apakah kita... akan hidup bersama mulai hari ini?” ucap Soo Ho. Hae Ra dan bibinya hanya melonggo binggung
Bersambung ke episode 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar