PS : All images credit and content copyright : KBS
Tuan Park
bermain golf, mengatakan pada akanya Penjualan dari pergerakan dan Bulan lalu
terlihat sangat mengerikan. Lalu mengeluh anaknya yang meminta agar menjalankan
bisnis dengan baik. Gon mengatakan kalau akan berusaha lebih keras.
“Bagaimana
cara Hae Ra mencari nafkah? Apa dia masih bekerja di biro perjalanan?” tanya
Tuan Park. Gon menganguk.
“Aku baru
saja melihatnya ketika pergi ke daerah
sekitarnya.” Ucap Tuan Park lalu tiba-tiba merasakan dadanya sakit seperti
terkena serangnan jantung.
Sekertaris
dan Gon panik melihat Tuan Park yang tiba-tiba jatuh. Gon pun meminta agar
memanggil ambulance, tapi wajahnya terlihat santai melihat ayahnya yang
kesakitan dan meminta agar bisa terus bernafas.
Tuan Park
sudah berbaring dirumah sakit dengan Young Mi dan anaknya yang menemani. Young
Mi mengaku terkejut sampai mati saat mendengarnya dan pikir mungkin akan mati.
Gon merasa Jangan khawatir, karena
ayahnya tidak akan melakukannya.
“Aku
tidak ingin mati.” Ucap Tuan Park membuka mata. Young Mi kaget karena tiba-tiba
Tuan Park suda bicara.
“Ayah, Apa kau sudah bangun?” kata Young Mi
memastikan ayah mertuanya.
“Aku
tidak boleh mati sekarang. Kau akan kehilangan segalanya... yang telah aku
kerjakan sampai hari ini.” Kata Tuan Park
“Gon akan
berusaha keras, Ayah.” Ucap Young Mi memberitahu Tuan Park
“Aku
sudah melihatnya seseorang yang tidak menua. Ketika aku berumur 30, aku berlari
pada seseorang yang aku cintai saat berusia 17 tahun. Dia terlihat sama Dan ketika
aku melihatnya lagi setelah berusia 40, ternyata dia masih sama. Gadis yang
lebih tua yang kusuka saat berusia 17 Menjadi wanita muda yang terlihat lebih
muda dariku.” Ucap Tuan park
“Apa dia
berbicara omong kosong? Apa aku harus menghubungi dokter?” kata Young Mi
khawatir. Gon pikir tak perlu karean ayahnya akan segera tertidur.
“Aku
bertanya, "Apa kau tidak bertambah tua, Dan apa kau tidak mati?" Lalu
dia mengangguk.” Cerita Tuan Park
“Ada
banyak film dengan cerita itu. Cerita
tentang pria dan wanita yang hidup untuk selamanya.” Ucap Young Mi menyakinkan.
“Aku
tidak bisa mati seperti ini. Begitu aku menemukannya,maka Aku harus tetap
hidup.” Kata Tuan Park. Gon mengerti berjanji akan menemukannya jadi meminta
ayahnya tidur.
Sharon
sedang membuat sebuah jaket, Baek Hee
datang melihat pakaian yang dibuat Sharon bertanya Untuk siapa ini. Sharon mengatakan bertemu
dengannya, dengan menyebut nama Boon Yi. Baek Hee terdiam lalu melepaskan
topinya.
“Aku
melihatnya, Aku memang punya firasat yang aneh.” Ucap Baek Hee.
“Kenapa
kau tidak memberitahuku?” ucap Sharon dengan tatapan sinis. Baek Hee pikir tak harus menceritakan
semuanya.
“Dia
kembali sebagai wanita miskin dan sengsara. Jika dia memiliki pria yang
dicintainya, maka dia tidak akan mengatakan bahwa dia ingin mati. “ kata
Sharon.
“Dia akan
bertemu seseorang yang baik di masa depan.” Kata Baek Hee yakin. Sharon
memastikan kalau bukan pria itu yang dimaksud. Baek Hee pikir tak yang tahu
dengan hal itu.
“Itu
tidak mungkin terjadi... Kau tahu itu.... Tidak bisa.” Kata Sharon dengan
tatapan sinisnya. Baek Hee langsung mendekat dan langsung mencekik leher Sharon
dan mendorongnya, bahkan sampai membuatnya melayang.
“Ini
masalah waktu, kau jadi lebih bijak Kau telah hidup selama lebih dari 200
tahun.” Ucap Baek Hee.
Flash Back
Baek Hee
seperti sudah membuat pengakuan dosa dengan seorang biara mengatakan sudah... melakukan dosa besar, jadi telah
hidup selama 250 tahun tanpa sekarat. Biara terlihat hanya tertidur saat Baek
Hee bercerita.
“Tapi
mulai beberapa tahun yang lalu, Tiba-tiba aku mulai menua. Aku butuh tiga orang
untuk bahagia, bagiku untuk menua dalam damai. Satu orang dan dua wanita. Aku
yakin ada sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Aku tidak tahu apa yang
harus dilakukan.” Ucap Baek Hee lalu bertanya pada biara apakah tertidur.
“Tidak,
aku sedang mendengarkan alur film. Lalu apa yang terjadi selanjutnya?” kata
Biara.
“Aku katakan,
ini bukan film.” Ucap Baek Hee. Tapi Biara seperti tak menyadarinya.
“Terimakasih
untuk parfum dari bazaarnya. Kau harus pergi dan tidur. Kenapa kau tidak pernah
tidur?” ucap Biara. Baek Hee pun menganguk mengerti dan biara pun pergi.
“Aku
akan. Mengakui semuanya kepada ayah nanti. Aku akan mengakui semua dosaku.”
Ungkap Baek Hee.
Hae Ra
membaca tulisan Soo Ho bertanya-tanya misteri untuknya, lalu membalikan post
card dan melihat gambar kastil yang sama seperti dengan wallpaper komputernya.
Ia mengatakan pada klienya kalau Meski ada beberapa perbaikan yang dilakukan,
tapi masih tetap sama seperti 400 tahun yang lalu.
“Seorang
ksatria sebenarnya hidup pada zaman abad pertengahan. Seorang ksatria
benar-benar hidup...” ucap Hae Ra
Akhirnya
Hae Ra pergi ke tempat kastil yang selama ini hanya jadi wallpapernya, lalu bertemu
dengan seorang pria yang mengunakan bahasa slovakia, kalau bisa berada di luar
selama yang di inginkan dan mengunci pintu di 9 malam. Hae Ra binggung karena
tak mengerti. Akhirnya Si pria
mengangkat tanganya dengan mengatakan “nine”. Hae Ra mengerti maksudnya hanya
sampai jam 9 malam.
Soo Ho
datang dengan mobilnya, menaiki tangga menunju kastil dan Hae Ra menuruni
tangga mereka saling membelakangi tanpa sadar bisa saling berpapasan. Hae Ra
akhirnya pergi ke sebuah ruangan, seperti sebuah gereja kecil akhirnya berdoa
didalamnya.
Tapi saat
kembali, Hae Ra melihat ponselnya sudah pukul 9 lewat dan mencoba mengedor
pintu agar membukanya, tapi tak ada yang mendengarnya. Akhirnya Hae Ra berjalan
dan dikagetkan dengan pakaian kstaria didepan jatuh berantakan dan hanya
menyisahkan jas.
“Wahhh.. membuatku takut.... Kenapa kau berdiri
disana?.. Kau membuatku takut mati.” Ungkap Hae Ra menjerit kaget melihat
pakaian besi yang tiba-tiba jatuh.
Akhirnya
Ia menelp seniornya, memberitahu Adatang untuk mengunjungi beberapa kastil tapi
terjebak dan Tidak ada wi-fi, jadi meminta
tolong cari tahu dikastil mana temaptanya berada. dan hubungi kastilnya
untuk mengeluarkannya. Seniornya mengaku tidak punya waktu karena sibuk dan
menutup ponselnya.
Hae Ra
kebingungan yang harus dilakukan karena tak ada yang mau membantunya. Akhirnya
ia memasang kembali baju kstaria yang berantakan sampai rapih dan mengajaknya
bicara.
“Apa yang
kau inginkan saat kau ingin hidup? Aku sudah... tidak ada keberanian untuk mati
Dan aku muak dengan menghibur diri. Aku hanya ingin menerima kenyataan bahwa
aku menjadi seorang perawan tua yang kesepian Meski aku tidak mau.” Ungkap Hae
Ra. Ia pikir
kalau pintu akan terbuka di pagi hari lalu mulai merasakan kantuk.
Soo Ho
berbicara di telp dengan Tuan Han kalau akan masuk minggu depan jadi meminta
agar Lebih baik memindahkan jadwal, serta akan menemui di Seoul minggu depan.
Ia keluar
dari kamar melihat sosok wanita yang selama ini dicarinya, Hae Ra tertidur di
bangku dengan nyenyak. Soo Ho sengaja berjongkok didepan Hae Ra sempat
menyentuh rambutnya lalu menatapnya lebih dalam. Hae Ra seperti sangat lelah
terus berbaring dengan nyaman di atas kursi.
Hae Ra
tertidur pulas walaupun ada bunyi berisik di sekitarnya, sampai akhirnya terbangun
dan tersadar kalau ada disebuah
ruangan. Ia bergegas menuruni tempat
tidur dan mencoba mencari petunjuk saat membuka pintu kamar mandi, Soo Ho baru
saja selesai mandi dan keduanya sama-sama berteriak.
Soo Ho
buru-buru menutupi tubuhnya, Hae Ra dengan bertelanjang kaki menuruni tangga
dengan wajah panik, lalu teringat dengan mantel dan juga tasnya masih ada dalam
kamar. Soo Ho masih terlihat canggung melihat Hae Ra mengajak agar sarapan dan
meminta agar Berhenti berlarian
Hae Ra
mengikuti Soo Ho ke meja makan bertanya Apa yang sedang terjadi dan ingin
segera mengatakan. Soo Ho pikir Sudah mengatakan bahwa mereka yang akan bertemu
lagi. Hae Ra ingin tahua Apa yang terjadi sekarang.
“Kau
sedang tidur di lorong..Kenapa kau datang kesini?” tanya Soo Ho santai. Hae Ra
ingin tahu kenapa ia ada di kamar
“Kau
minum susu ‘kan?.. Minumlah ini, dan katakan padaku kenapa kau tidur di
lorong”kata Soo Ho
“Aku datang
ke sini untuk melihat-lihat, Tapi aku terkunci, jadinya tertidur. Lalu bagaimana
dengan kau? Hari itu.. Kenapa kau berbohong?”ucap Hae Ra dengan nada sinis.
“Kau
memintaku memotretmu, dan aku tidak bisa menolak.” Kata Soo Ho merasa tak ada
yang salah.
“Itu
karena aku salah mengira kau akan orang lain. Rekan kerjaku mengangganya aku
idiot.” Ucap Hae Ra
“Kenapa
kau khawatir dengan apa yang mereka pikirkan? Kita bersenang - senang hari itu,
kan?” kata Soo Ho
“Katakan
padaku mengapa kau berbohong.” Ucap Hae Ra
“Karena
aku ingin bersamamu. Aku menjawab mu dengan jujur, jadi tolong duduklah” ucap Soo
Ho
Hae Ra
akhirnya duduk sambil mengomel kalau seharusnya membangunkan dan menyuruhnya
pulang. Soo Ho pikir kalau kemarin jam 2
pagi, tapi berjanji mulai sekarang akan melakukannya. Hae Ra pun ingin tahu
siapa Soo Ho sebenarnya. Soo Ho dengan santai kalau ia adalah “Black Knight”nya
“Aku
tidak berminat untuk bercanda. Kau siapa, yang sebenarnya?” tanya Hae Ra
“Aku
pengusaha dan bekerja sepanjang tahun. Kira-kira
pada tahun ini, Aku datang ke sini untuk liburan sebulan penuh. Saat aku di
sekolah kedokteran, Aku memberikan beberapa gagasan ke perusahaan perangkat
medis. Lalu Itu sukses, dan aku menghasilkan banyak uang. Akhirnya Aku beralih
melakukan bisnis... Sementara aku hanya seorang pegawai di rumah sakit dan Aku
melakukan apapun untuk uang... Pembunuhan, pembakaran, penculikan... Kecuali
hal-hal seperti itu.” Jelas Soo Ho
Hae Ra
ingin tahu yang lainya. Soo Ho menceritakan
Perusahaannya berbasis di New
York Tapi sedang mengerjakan sesuatu di Seoul dengan sesuatu yang ingin
dilakukan yaitu mengembangkan lingkungan sekitar, membantu usaha kecil, dan
menghentikan gentrifikasi.
“Apa itu
cukup untuk perkenalan?” ejek Soo Ho
“Kau
seharusnya mengatakannya sebelumnya dan tidak perlu berbohong.” Kata Hae Ra
“Dan juga
kita tidak akan menghabiskan hari bersama.” Kata Soo Ho. Hae Ra sempat terdiam
karena Soo Ho seperti terus mengodanya. Soo Ho akhirnya memotong apel untuk Hae
Ra dengan pisau.
Hae Ra
teringat dengan perkataan Ji Hoon “Kaburlah tanpa ragu Jika seorang pria baik
mendekatimu. Dia adalah seorang pembunuh atau menginginkan organ tubuhmu.”
Tangan Hae langsung gemetar melihat Soo Ho yang memegang pisau lalu menaruh
cangkirnya.
“Baik... Aku
mendengar apa yang seharusnya kau katakan, jadi aku akan pergi sekarang.” Ucap
Hae Ra langsung berdiri
“Bagaimana
aku bisa ganti rugi kerugian fotografer? Bagaimana dengan janji untuk
mengajarimu fotografi?” kata Soo Ho. Hae Ra pikir tak perlu
Hae Ra
bergegas keluar dari kastil. Soo Ho mengatakan akan mengantar ke hotel. Hae Ra
menolak karena ada bus jadi akan naik bus. Soo Ho bertanya Kapan Hae Ra akan
pergi ke Seoul. Hae Ra mengatakan Besok. Soo Ho akan mengantarkan ke bandara.
Hae Ra menolak.
“Aku
ingin menceritakan sebuah rahasia saat perjalanan ke sana.” Ucap Soo Ho
“Apa itu
sesuatu yang harus kuketahui? Kalau begitu katakan padaku sekarang.” Kata Hae
Ra.
“Sejak
beberapa waktu lalu, orang-orang yang menyakitiku atau orang yang aku benci
terbunuh atau mati” kata Soo Ho.
“Astaga,
aku cemburu.. Apa Itu rahasiamu? Baiklah kalau begitu... Ceritanya panjang, Tapi
aku mendapatkan mantel ini dari penyihir yang baik.” Kata Hae Ra seperti mengangap
hanya omong kosong.
“Aku akan
menemuimu di depan hotel besok jam 9 pagi.” Ucap Soo Ho lalu bergegas masuk.
Hae Ra binggung dengan sikap Soo Ho
Hae Ra
membawa dua kantung plastik lalu naik ke dalam taksi, tanpa disadari Soo Ho
sudah menunggu disamping rumah dengan segelas kopi yang disudah siapakan. Hae
Ra duduk didalam taksi dengan melihat foto yang diambil Soo Ho saat memegang es
krim.
Ia
mengingat yang dikatakan Soo Ho “Kau tahu apa yang terjadi Jika kau menangis
dan makan es krim? Kau membuat hati seorang pria berdetak kencang.” Soo Ho
sampai dibandara sengaja hanya menunggu diluar dengan memastikan kalau Hae Ra
sampai dan pulang ke Seoul dengan pesawat.
Tuan Park
pulang ke rumah mengaku baik-baik saja dan bukan pasien bahkan Dokter juga tidak
bisa menemukan penyebabnya. Gon meminta gar ayahnya bisa Beristirahat. Tuan
Park bertanya apakah Gon sudah melihat lahan yang dikatakan sebelumnya.
“Kita bicarakan
tentang pekerjaan besok.” Ucap Gon tak ingin membebani ayahnya.
“Lakukan
sekarang, Aku baik-baik saja.” Ucap Tuan Pak tak peduli.
“Aku
tidak berpikir kita harus membeli lahannya. Itu sebuah pemakaman pada Dinasti
Joseon. “ kata Gon
“Kapan
pun itu bisa dijual... Harganya terjangkau, jadi kita perlu membelinya. Pemakaman
hilang seiring berjalannya waktu.” Ucap Tuan Park
“Apa kau
sangat menyukai uang?” keluh Gon
“Aku
menyukainya lebih darimu... Aku akan mengurusnya sendiri.” Kata Tuan Park. Gon
benar-benar tak habis pikir dengan ayahnya.
Hae Ra
berjalan pulang melewati sebuah rumah yang tak terurus teringat dengan
kata-kata bibinya “ Kau juga melihatnya saat melewatinya, Ini di sebelah
pasar.”
Hae Ra
memastikn kalau itu Rumah bergaya korea yang rusak. Bibinya mendengar kalau
akan dikembangkan kembali, jadi membeli tempat itu dan ternya Bulan lalu, baru
terdaftar sebagai Kawasan Konservasi Hanok jadi tidak tahu itu akan terjadi.
Hae Ra
pulang disambut dengan dengan bibinya,
Bibi Lee meminta agar menebak yang terjadi saat pergi. Hae Ra yang sudah
kesal tak tidak ingin mendengarnya. Young Mi sudah duduk ditempat tidur
temanya, Hae Ra mengeluh Young Mi ada dikamarnya lalu menyuruh keluar.
“Apa Kau
membaca artikel tentang Jaksa Choi? Kau
tahu dia bukan jaksa, kan?” ucap Young Mi sengaja menyindir
“Aku
tidak tahu apa yang kau baca, tapi memang begitu.” Kata Hae Ra. Young Mi mengeluh Hae Ra yang masih dibodohi.
“Tolong
hentikan... Kau sangat senang melihat kemalanganku, kan?” kata Hae Ra mengetahi
sifat Young Mi
“Bagaimana
kau bisa mengatakan itu? Kita adalah teman... Hei Apa kau membeli mantel ini di
Slovenia? Apa ini buatan "Sharon Tailor"?” ucap Young Mi melihat
mantel yang dipakai Hae Ra.
Bibi Lee
datang membawakan minuman, agar Hae Ra
meminumnya. Hae Ra menyuruh Bibi pergi dari ruman dan tinggal terpisah karena
ingin pergi ke arahnya sendiri. Bibi Lee
mengatakan s akan menjual rumah itu karena Beberapa firma hukum membelinya
untuk renovasi jadi membutuhkannya sekarang juga.
“Aku
bilang kita butuh lebih banyak waktu. sebelum pindah ke rumah baru, dan mereka
menawarkan untuk tinggal di mes mereka sampai saat itu. Di dekat sini.” Ucap
Bibi Lee menyakinnya.
“Ini
adalah rumahku, jadi akan mempertahankannya. Jadi Keluar.” Kata Hae Ra yang
sudah muak.
“Usahaku sekarang
juga ada di rumah ini. Ayo kita tinggal di sana dulu... dan simpan sewanya”
kata Bibi Lee
“
Berhenti menggangguku.. Keluar, kalian berdua.” Kata Hae Ra. Young Mi seperti
tak ingin kalah dengan Hae Ra meminta agar mengajak ke toko penjahit mantelnya.
“Berhenti
berbicara omong kosong dan menyesatkan.” Kata Hae Ra kesal. Young Mi mengatakan
akan memberi 1.000 dolar, mata Hae Ra langsung melotot.
Keduanya
berjalan bersama. Young Mi membahas tentang artikel wawancaranya agar Hae Ra bisa
membacanya yaitu "Dengan pengalamannya
sebagai direktur pelaksana, dia menjadi pusat trend terpanas" Hae Ra meminta Young Mi diam karena membuatny
bingung.
“Apa kau
pergi ke arah yang benar?” keluh Young Mi. Hae Ra terus berjaln merasa kalau
ada disekita pasar. Young Mi mengeluh kalau kakinya sakit karena terlalu lama
berjalan.
Seung Goo
bertanya tentang mantel yang dibuat Sharon, apakah membuatkan untuk pelanggan
yang sengaja akan berkunjung. Sharon mengaku kalau memanggil saat membuatnya.
Seung Goo ingin tahu alasanya. Sharon mengaku kalau mereka berutang satu sama
lain. Saat itu Baek He masuk ke dalam ruangan
“Seung
Goo... Kau bisa meninggalkan pekerjaan lebih awal hari ini.” Ucap Sharon pada
assitennya. Seung Goo pun pergi dengan gaya seperti peri.
“Apa rasanya
enak untuk menjadi tua?” sindir Sharon pada Baek Hee.
“Aku ingin
memakai pakaian jenis ini sebelum
bertambah tua juga Aku menjadi lebih bergairah, bahkan Aku juga rajin.”
Ungkap Baek Hee yang terlihat bahagia.
“Jujur
saja... Apa yang terjadi?” tanya Sharon penasaran. Baek Hee pikir sudah
mengatakan.
“Aku
menjalani hidup yang baik, dan kutukan itu terangkat.” Kata Baek Hee
Saat itu
Hae Ra datang dengan Young Mi, menyapa Sharon kalau datang bersama temanknya
hari ini. Sharon terlihat kesal dengan Baek Hee yang membawa siapa saja tanpa
pemberitahuan tapi seperti mengatakan tertuju pada Hae Ra. Baek Hee hanya diam.
“Kau
terlalu tidak berpendidikan.” Ucap Sharon lalu membanting pintu dan masuk ke
dalam ruangan.
“Astaga,
apa yang salah dengan dia?” pikir Young Mi binggung. Hae Ra pun terkejut
melihat Sharon sangat marah.
“Jangan
pedulikan dia. Kami memanggil orang seperti itu penyihir gila” ucap Baek Hee.
“Apa Kau
seorang desainer?” tanya Young Mi bersemangat. Baek Hee mengaku kalau hanya pelanggan.
“Semua
pakaian di sini adalah milikmu, jadi Cobalah.” Kata Baek Hee. Young Mi terlihat
bahagia merasa kalau luar biasa melihat pakaian yang dibuat oleh Sharon.
Hae Ra
menemui Sharon diruangan minta maaf jika membuatnya marah da akan mengatakan
sesuatu sebelum pergi. Ia berpikir bermimpi malam itu Tapi mantelnya ada
dirumahnya. Sharo pikir sudah mengatakan kalau Apa yang dilihat bukanlah
segalanya.
“Bagaimana
dengan mantel yang bisa itu dirancang saat berusia 14 tahun?” kata Hae Ra bingung
“Katakanlah
aku memiliki banyak mantel yang sama. Desainnya sangat cantik bahwa aku membuat
beberapa dari itu dalam berbagai ukuran.” Kata Sharon
“Baiklah...
tapi Hal-hal aneh telah terjadi... Sejak aku mengenakan mantel itu.” Kata Hae
Ra. Sharon mengaku kalau itu Pasti kebetulan.
“Kenapa
kau mencoba membuatkanku pakaian?” tanya Hae Ra
“Aku
hanya membantu yang membutuhkan. Kau mengingatkanku pada diriku yang dulu. Aku
juga mengalami kemalangan.” Ucap Sharon
“Ada
banyak orang tidak beruntung, Tapi mengapa kau mencoba menolongku dari semua
orang yang ada?” tanya Hae Ra
“Katakanlah
itu takdir. Itu karena kau telah hidup begitu buruk. Kau merasa canggung untuk
mengambil yang lain. Jadi Keluarlah dan coba pakaiannya.” Kata Sharon.
Hae Ra
mencoba sebuah dress, Young Mi terpeson amelihat kalau terlihat luar biasa dan
berpikir kalau harus mengintai wanita itu bahkan meminta agar Hae Ra bisa
berputar layaknya seorang model dan memujinya kalau terlihat cantik.
“Aku
harap kau akan bahagia” ucap Baek Hee seperti ingin membuat bahagia.
Hae Ra
berbicara ditelp dengan menjumlah pajak
dan pajak bahan bakar, yaitu 786 dolar dan 30 sen jadi akan mengirimkan
perkiraannya melalui e-mail. Joo Hee berlari menemui Hae Ra kalau bibinya sedang menunggu di luar dan mendenagr akan pindah
hari ini
“Kenapa
kau pindah? Apa kau pindah ke suatu tempat? Hal ini sangat mendadak. Kenapa?”
ucap Ketua Tim juga ingin tahu. Hae Ra seperti hanya terdiam karena tak bisa
mengatakan.
Hae Ra
dan Bibi Lee berjalan masuk ke sebuah ruangan yang cukup besar dan juga mewah,
seorang pun mengantar mereka masuk. Bibi Lee merasa Aneh rasanya kalau rumah
itu dinggap sebuah mes. Hae Ra pikir bibinya
menyebabkan masalah lagi. Bibi Lee yakin Tidak mungkin.
Akhirnya
si pria membawa mereka ke sebuah ruangan yang cukup besar dengan perampian yang
terlihat modern. Seseorang duduk dibalik kursi dan memutarnya, Hae Ra kaget
melihat Soo Ho yang ada didepanya. Soo Ho terlihat santai seperti memang sudah
merencanakan semuanya.
“Apakah
kita... akan hidup bersama mulai hari ini?” ucap Soo Ho. Hae Ra dan bibinya
hanya melonggo binggung
Bersambung
ke episode 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar