Sharon
masih tertidur di sofa, saat itu Seung Hoo masuk ke dalam ruangan melihat
Sharon tertidur berusaha membangunkanya. Sharon seperti setengah sadar bisa
mendorong Seung Hoo dengan kakinya agar tak mendekatnya. Seung Hoo kaget lalu
menyapa bosnya.
“1, 2... Ini
suaraku kan?” kata Sharon akhirnya terbangun dari tidurnya.
“Ada apa
denganmu pagi-pagi sekali?” tanya Seung Hoo binggung.
“Berapa
lama aku pingsan? Hari apa ini?” tanya Sharon. Seung Hoo memberitahu Ini hari
Rabu, Kemarin hari Selasa.
“Ini
aneh.. Seharusnya aku keluar beberapa hari lagi.” Kata Sharon
“Kenapa? Kenapa
kau berpikir begitu?” tanya Seung Hoo binggung
“Itu
karena aku lelah.” Kata Sharon. Seung Hoo heran Sharon yang belum melakukan
apapun tapi malah lelah
“Aku
merasa hebat... Jadi Ayo Menari.” Kata Sharon seperti memiliki semangat.
“Musik
apa yang harus kumainkan?” tanya Seung Hoo. Sharon mengatakan apa saja.
Baek Hee
masuk ruangan meminta Seung Hoo agar membawakan kopi. Seung Hoo tahu Dengan
setengah sendok gula lalu bergegas pergi. Sharon santai melihat Baek Hee yang
datang, Baek Hee langsung membuka baju
yang dipakai Sharon. Sharon binggung yang dilakukan Baek Hee tiba-tiba.
Baek Hee
akhirnya menemukan tulisan di bagian punggung (Hantu berkeliaran) lalu
berteriak kesal pada Sharon yang melakukan ini. Sharon akhirnya panik melihat
ada tulisan China dibagian tubuhnya. Baek Hee pikir mereka akan berakhir
sekarang. Sharon makin panik.
“Apa yang
kau lakukan kemarin?” ucap Baek Hee. Sharon menyuruh Seung Hoo membawakan sabun
Dan beberapa pembersih spot.
“Kau
semalam bercanda kan? “ kata Baek Hee.
“Tidak
ada yang terjadi sebelumnya. Aku sakit selama beberapa hari, dan begitulah.”
Akui Sahron.
“Saat
itu, kau tidak memanfaatkan Jung Hae Ra.” Kata Baek Hee. Sharon bertanya ada
apa dengan Hae Ra.
“Jika kau
melakukannya lagi, maka kalimat itu akan dituliskan di seluruh tubuh dan
wajahmu. Dan Akan dinyatakan bahwa kau adalah hantu yang mengembara.” Kata Baek
Hee. Sharon bertanya Bagaimana Sharon tahu itu
“Aku
punya firasat dan Itu juga ada di bahuku.” Kata Baek Hee. Sharon kaget
mendengarnya.
“Mengapa
aku perlu menuliskan kalimat ditubuhku? Itu semua karena kau!” kata Baek Hee
kesal
“Apa yang
kulakukan? Apa kesalahan yang telah aku perbuat?” ucap Sharon merasa tak
bersalah.
“Kenapa
kau tak pernah merenungkan dirimu sendiri? Kau jahat dan bodoh... dasar Nenek
berusia 250 tahun!” kata baek Hee marah
“Kaulah
yang harus dihukum. Kau adalah wanita gila... yang ditinggalkan oleh seorang
pria dan menukar bayi.” Kata Sharon membalas.
Baek Hee
menenang kursi sampai rusak. Sharon mengeluh kalau itu harganya 3.000 dolar. Keduanya sempat
berkelahi, Baek akhirnya memukul bongkok Sharon seperti anak kecil yang bandel,
sambil mengatakan ingin membunuhnya jika
bisa.
“Aku akan
menceritakan semuanya sebelum aku mati. Aku akan pergi ke statisun TV dan
mengatakan bahwa kita telah hidup sejak dinasti Joseon.” Kata Sharon. Baek Hee
kesal Sharon yang gila.
“Kau
tidak sekuat dulu.” Ejek Sharon setelah menerima pukulan Baek Hee.
“Jika
kalimat itu tertulis di wajah kita, maka kita akan selesai” ucap Baek Hee marah
“Ayo
temukan solusinya... Pasti ada sesuatu.” Kata Sharon
Flash Back
Seorang
pria tua sedih karena Boon Yi yang malang meninggal. Baek Hee mengatakan Mereka
berdua akan bertemu lagi pada hari yang cerah. Si pria tua mengatakan ingin minta tolong padanya dengan menambahkan
doa untuk Boon Yi. Baek Hee pun mempersilahkanya.
“Aku
telah menjadi pelayan rendahan seumur hidup. Tapi aku menganggap diriku
berharga sepanjang waktu. Itu berkat Boon Yi. Dia merasa kasihan padaku karena
bakatku tidak bisa bersinar”ucap si pria
“Doa apa
yang akan kau katakan?” tanya Baek hee
“Aku tak akan
mengatakannya keras-keras. Aku akan meninggalkannya sebagai kalimat tertulis.”
Kata Si pria
“Kurasa
aku harus menemukannya. Tapi dimana dan bagaimana aku bisa menemukannya?” ucap
Baek Hee yang mengingat si bapak tua.
Sementara
Sharon meminta Seung Hoo agar bisa mengosok lebih keras. Seung Hoo heran Sharon
yang mendapatkan tato berpikir kalau
mendapatkannya dari Hongdae. Sharon berpura-pura mengaku tak tahu.
“Kurasa
itu tak akan hilang. Kenapa tidak biarkan saja? Ini unik.”kata Seung Ho. Sharon
seperti tak percaya kalau terlihat
seksi. Seung Hoo menganguk. Sharon pun berpikir Ini terlihat bagus.
“Dia
gila... Dia berusia lebih dari 200 tahun, tapi masih belum dewasa...” keluh
Baek Hee melihat tingkah Sharon.
“Tidak
masalah... Terus lakukan hal bodoh, dan lempar ke udara jika perlu.” Orang yang
bisa mengendarai sepeda motor dengan baik. Iya... Gunakan orang itu.” Ucap Tuan
Park berbicara ditelp dengan Gon sudah duduk didepanya.
“Apakah
ayah akan pergi ke pertemuan Dewan Revitalisasi Kota?” tanya Gon. Tuan Park
mengatakan tidak akan pergi.
“Mereka
akan membuatnya seperti dengar pendapat. Moon Soo Ho akan ada di sana.” Ucap
Gon. Tuan Park pikir anaknya yang harus pergi.
“Aku
punya pendapat yang bertentangan. Bolehkah aku ke sana dan mengatakan apa yang
kuinginkan?” ucap Gon
“Seharusnya
aku menikah lagi.” Pikir Tuan Park. Gon pikir tak mungkin karena Ayahnya
terlalu pelit.
“Aku akan
menikah dan memiliki anak yang sepertiku.” Keluh Tuan Park
“Jika
Ayah berjanji satu hal, maka Aku akan berada di pihakmu. Ayah bilang akan
memberi Hae Ra sebuah toko. Jadi Tulis sebuah kontrak, dan nyatakanlah itu.”
Kata Gon. Tuan Park heran kenapa ia harus melakukanya.
“Ayah
telah menjadikan Hae Ra sebagai orang miskin. Setelah ayahnya meninggal dunia,
lalu Ayah merencanakan sesuatu dengan staf akuntansi...” kata Gon
“Itu
tidak pernah terjadi! Apa kau menyukai Hae Ra?” ucap Tuan Park. Gon membenarkan
kalau menyukai Hae Ra.
“Lalu
mengapa menikahi Young Mi?” Tanya Tuan Park
“Dia
hanyalah teman yang kusayangi. Kurasa ini karena aku seperti ayah. Ayah menikah
ibu, Meskipun ayah mencintai orang lain. Apa yang menyakitimu hari ini?” kata
Gon
Tuan Park
menyuruh Gon pergi saja. Gon merasa ayahnya belum menjawabnya. Tuan Park
menyuruh Gon Pergilah dan lakukan apapun yang dinginkan karena tak peduli jika berpihak
pada Soo Ho jadi keluar saja.
Ji Hoon
berlatih sendirian di ruangan, lalu teringat kembali saat Hae Ra mengodanya
tidak akan pulang malam ini, bahkan memberikan ciuman di pipinya. Saat
seseorang datang menghampirinya, Gon datang menemui Ji Hoon ditempat latihan.
Ji Hoon
melihat Catatan pendaftaran Gon kalau Pelatih pribadi adalah Jae In. Gon
membenarkan dengan memuji Jae In yang baik hati
tapi pindah ke pusat lain. Ji Hoon berjanji kalau akan melatih Gon lebih
keras.
“Kudengar
kau juga melatih Moon Soo Ho kan?” ucap Gon. Ji Hoon membenarkan.
“Apa kau
mengenalnya?” tanya Ji Hoon. Gon balik bertanya apakah Soo Ho yang berlatih
keras.
“Tentu
saja... Tapi dia tidak bisa melakukannya setiap hari karena dia sibuk.” Kata Ji
Hoon
“Oh... Pak Moon sedang sibuk. Aku mengerti.” Kata
Gon penuh arti.
Ji Hoon
pergi ke toko perhiasana mengatakan mencari kalung dan anting untuk wanita
berRambut pendek. Pegawai mengatakan kalau
mencari sesuatu yang sederhana, menunjuk beberapa perhiasan akan menjadi
pilihan yang baik
“Jika kau
mencari desain yang mewah, Aku merekomendasikan yang ini. Wanita berusia 20 dan
30an lebih suka desain ini juga” ucap Si Pegawai. I Hoon menunjuk sebuah
perhiasan yang dinginkanya tapi terlihat ragu.
Flash back
Gon
memberikan sebuah amplop mengaku Ini tidak banyak, jadi bisa membeli kopi. Ji
Hoon pikir tak perlu karena tak butuh uang untuk membeli kopi. Gon tetap
mendesak Ji Hoon untuk membeli beberapa cangkir kopi.
“Beli
kopi dengan itu, dan katakan padaku bagaimana kabar Pak Moon akhir-akhir ini.”
Ucap Gon
“Apa kau
memata-matainya?” kata Ji Hoon curiga. Gon mengaku bukan seperti itu
“Aku
ingin bekerja dengannya, tapi aku punya sedikit informasi. Kudengar dia orang
yang hebat.” Kata Gon.
Akhirnya
Ji Hoon membeli perhiasan dengan uang yang diberikan Gon tanp curiga, saat
keluar mengingat pesan Gon agar
rahasiakan kalau meminta bantuannya.
Soo Ho
melihat peta Seoul Neighborhood Project mengatakan kalau Toko buku, pemandian, dan
hanok yang dibeli oleh bibi Hae Ra , dengan bentuk Segitiga adalah poros
lingkungan jadi harus melindungi daerah ini lalu bertanya Bagaimana dengan
tanah tanpa bangunan?
“Sudah
kucari tahu, pemilik lahan tidak berniat menjualnya. Ketua Park belum tertarik
dengan itu.” Ucap Tuan Han
“Kita
harus membelinya duluan. Jika kita tidak bisa membeli tanah, mari kita meminta
hak atas permukaan.” Ucap Soo Ho. Tuan Han menganguk mengerti.
Saat itu
Ji Hoon masuk ke dalam ruangan, Tuan Han melihat Ji Hoon datang bertanya apakah
Soo Ho ada jadwal latihan hari ini. Ji Hoon mengaku tak ada tapi hanya mampir
untuk memberikan kopi. Soo Ho dengan ramah menyuruh Ji Hoon duduk saja.
“Silakan
pelajari mulai hari ini.” Ucap Soo Ho kembali berbicara dengan Tuan Han.
“Ya pak.
Aku akan mulai dengan hak permukaan.” Kata Tuan Han. Diam-diam Ji Hoon
mendengarnya.
“Coba
temukan Jaksa Jang dan katakan padanya untuk meneleponku”kata Soo Ho sebelum
Tuan Han keluar ruangan.
Ji Hoon
sengaja memberikan secangkir kopi diatas meja. Soo Ho mengucapkan terimakasih
lalu bertanya tas yang dibawa oleh Ji Hoon. Ji Hoon mengatakan isinya adalah
kalung dan anting. Soo Ho mengodanya kalau hadiah itu untuknya.
“Kau
mengatakannya seolah menginginkannya.” Kata Ji Hoon malu-malu.
“Kau pasti
sangat baik pada pacarmu.” Puji Soo Ho. Ji Hoon pikir tak perlu menanyakanhal
itu dengan wajah bangga.
“Direktur
utama tidak pernah mengecewakan kita Mengapa dia menginginkan daging dendeng
untuk rapat dewan?.” Kata Ketua Tim
“Mereka perlu mengunyahnya supaya omelannya
tak banyak.” Ucap Joo Hee
“Apa kita
hanya membeli dendeng sapi?” tanya Hae Ra
“Dia
menyuruh kita untuk membeli begitu banyak barang, Tapi kenapa dia tidak memberi
kita uang? Kita harus menggunakan uang tim kita untuk ini.” Keluh ketua Tim
“Kita
akan bungkus disini, jadi pergi siapkan semuanya.” Kata Joo Hee bergegas pergi.
Saat itu Hae Ra melihat sebuah teflon dengan bergambar dan sengaja membelinya.
Ji Hoon
bertemu kembali dengan Gon mengatakan Mereka berbicara tentang hak permukaan dengan
peta tersebar di atas meja. Gon heran Soo Ho membahas Hak permukaan. Ji Hoon
menjelasn adalah jenis hak realty dengan menjelaskan Agar lebih sederhana
“itu
adalah hak untuk membangun di tanah orang lain dan memanfaatkan bangunan.” Kata
Ji Hoon. Gon binggung maksud Tanah orang
lain
“Jika kau
punya banyak lahan, coba bicaralah dengannya. Untuk kasus tertentu, mereka memasukkan
kemudahan dalam kontrak, jadi ingatlah itu.” Kata Ji Hoon
“Kau tahu
cukup banyak tentang hukum.” Ucap Gon. Ji Hoon mengelak karena hanya
mengambilnya dari sana sini.
“Pokoknya,
terima kasih. Aku harus mencoba berbicara dengannya untuk bisnis ini.” Ucap Gon
penuh arti.
Ruang
Rapat
“Menyelenggarakan
kontes untuk gambar spot wisata dan membuat orang berpartisipasi dengan
menandai nama agen kami di postingan mereka... tampaknya jadi yang teraman dan
ide terbaik dari semuanya. Bagaimana menurutmu?” kata Direktur. Hae Ra langsung
mengangkat tangan.
“Terlalu
aman rasanya membosankan.” Kata Hae Ra. Direktu ingin meng akhiri pertemuan
hari ini.
“Izinkan
aku mengatakan sesuatu.” Kata Hae Ra. Ketua Tim pikir Akan lebih baik jika punya lebih banyak pendapat.
“Mari
kita dengarkan dia... Kau punya waktu dua menit.” Ucap Direktur. Hae Ra pun
mengucapkan Terima kasih.
Hae Ra
membawakan sebuah kotak menceritakan pergi ke toko beberapa waktu yang lalu, dan
ada penggorengan telur dengan tampilan gambar di bagian telur. Ia pikir Itu
membuat orang yang tak berniat membelinya, tapi dengan mengubah pikiran
pembeli.
“Kotak
Pohon adalah layanan penyimpanan pakaian yang populer di AS. Bila kau tak punya
cukup ruang untuk menyimpan pakaian dirumah atau jika sulit untuk mengelolanya,
Kau hanya perlu meletakkan pakaianmu dalam kotak... dan kirimkan ke pusat
layanan. i” ucap Hae Ra mencontohkan jaketnya disimpan dalam kotak
“Mereka
akan menjaga pakaianmu tetap rapi sampai kau membutuhkannya lagi.Jika kau
setuju, mereka menyediakan layanan pertukaran pakaian antar pelanggan.” Kata
Hae Ra.
“Berhentilah
melakukan hal yang konyol.” Keluh Direktur
“Jika kau
bisa membawa lebih sedikit pakaian diperjalanan, Jika kau dapat menikmati
perjalananmu dalam pakaian yang lebih bagus darimu dan tinggalkan saja saat kau
pulang. Jika ada agen perjalanan dengan layanan seperti itu, maka itu akan
bagus sekali.” Ucap Hae Ra terus berbicara.
“ Hal ini
sering terlihat di dekat istana akhir-akhir ini. Apakah mereka pergi ke istana.
karena mereka ingin mencoba hanbok cantik ini Atau apakah mereka memakainya
karena mereka ingin ke sana?” kata Hae Ra.
“Pelancong
muda akhir-akhir ini membuat reservasi untuk tiket dan hotel mereka secara
terpisah menggunakan situs yang berbeda. Agar tidak ketinggalan, kita perlu
berpikir secara berbeda.” Kata Ketua Tim
“Ini
adalah ide yang bisa kita lakukan bersama dengan perusahaan pakaian dan pabrik
berukuran kecil.A ku mengenal seorang desainer hebat dengan toko penjahitnya. Jika
kau menempatkanku pada tanggung jawab atas proyek ini, maka Aku yakin bisa
mendatangkan hasil penjualan yang bagus.” Jelas Hae Ra. Ketua tim dan Joo Hee
juga merasa yakin
Sharon
membuka bungkus plester mengeluh Baek Hee mengeluarkan kekuatanya untuk sesuatu
yang sia-sia. Tapi ia merasakan sakit dan tak percaya kalau Baek Hae yang
membuat tangannya terkilir dengan memasangkan plester.
Ia
teringat saat bertemu dengan Soo Ho bertanya “Apa kau tahu dimana rumahku?” Soo
Ho mengatakan mengetahuinya kalau tempatnya sama dengan yang ditinggalinya
sekarang.
Hae Ra
berkumpul dengan ketua Tim dan Joo Ho sambil makan eskrim, mengaku setelah
sekian lama akhirnya bisa melakukanya. Ketua Tim mengajak mereka Makan yang
banyak dan berbahagia untuk hari ini karena Karyawan muda memberi tepuk tangan.
“jadi dia
memberi kami izin, tapi aku yakin dia akan memilih semua yang kita lakukan.”
Ucap Ketua Tim
“Nilai
merek kita akan naik jika semuanya berjalan dengan baik.” Kata Joo Hee.
“Dia
tidak pernah menginginkan nilai merek perusahaan kita untuk naik, kau konyol Dia
hanya peduli dengan promosinya. Dia tak memiliki kasih sayang terhadap
perusahaan ini.” Kata Ketua Tim
“Tapi aku
punya... Tapi kali ini, Tujuanku adalah untuk mensukseskan proyek ini... dan
diangkat ke cabang di luar negeri.” Kata Hae Ra dan melihat dari toko penjahit
yang menelpnya.
Sharon
menelp meminta agar Hae Ra memberitahu alamat karena ingin mengirimkan baju
baru. Hae Ra pikir akan meneleponnya dengan bertanya apakah punya waktu untuk
makan malam hari ini. Sharon mengaku punya waktu.
“Ada
sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu. Haruskah aku pergi ke tokomu, atau
akankah kau datang ke toko Young Mi?” kata Hae Ra
“Tentang
apa ini?” tanya Sharon. Hae Ra mengaku Ceritanya panjang.
“Aku akan
meneleponmu setelah selesai.” Kata Hae Ra.
“Bagaimana
perasaanmu? Apakah ada sesuatu yang aneh terjadi padamu? “ kata Sharon. Hae Ra
binggung bertanya apakah ada yang aneh. Sharon tak ingin membahasnya lagi.
“Aku akan
menemuimu di toko temanmu.” Kata Sharon lalu menutup telpnya.
“Aku akan
menemuinya. Aku harus berbicara lebih dulu dengannya.” Kata Hae Ra pada dua
temanya. Keduanya kembali menikmati es krim bersama.
Bibi Lee
membantu di butik Young Mi. Young Mi memberitahu Hae Ra akan datang. Bibi Lee
bertanya kenapa Hae Ra datang. Young Mi menceritakan Hae Ra yang bilang akan
mendapatkan proyek penting jadi ingin membicarakannya dengannya
“Bibi
bisa bawa pulang salah satu dari itu.” Ucap Young Mi. Bibi Lee terlihat senang
hati mendengarnya.
“Apa ayah
Gon mengatakan sesuatu padamu?” tanya Bibi Lee.
“ Dia
harus membeli bangunan terlebih dahulu, Tapi ada beberapa yang tidak mau
menjualnya.” Ucap Young Mi
“Mengapa
mereka tidak ingin menjual rumah tua seperti itu?” keluh Bibi Lee
“Tunggulah.
Kita pasti akan mewujudkannya. Bagaimana Hae Ra dan pemilik rumah?” tanya Young
Mi
“Mereka
sedang berkencan dibar tenda malam ini.” Kata Bibi Lee. Young Mi berteriak
bahagia karena Senang mendengarnya.
Bibi Lee
melihat di depan jendela melihat seorang pria turun dari mobil dan itu adalah
Ayah Gon menurutnya pria itu jauh lebih tua dari waktu lalu. Young Mi kaget
karena Tuan Park sama sekali tidak menghubunginya dan meminta Bibi Lee santai
saja dengan tetap di lantai dua lalu bergegas menuruni tangga.
Young Mi
menyapa ayah mertuanya, Tuan park bertanya Apakah Gon menelp Young Mi. Young Mi
mengatakan tidak dan melihat Tuan Park seperti tidak enak badan. Tuan Park
mengatakan berlatih kemarin setelah sekian lama jadi mengalami nyeri otot.
“Bisakah
kau memberiku secangkir air hangat?” ucap Tuan Park. Young Mi pun bergegas
pergi mengambilkanya. Saat itu Bibi Lee mendekati Tuan Park yang menahan sakit
“Permisi.
Apa kau baik-baik saja? Apa disini sakitnya? Kapan kau mulai merasa sakit?”
tanya Bibi Lee
“Aku
mulai merasakan sakit tiba-tiba pagi ini.” Ucap Tuan Park. Bibi Lee kaget kalau
itu Mendadak
“Apa
rasanya seperti sekop yang sedang memotong punggungmu?” kata Bibi Lee. Tapi
saat itu Tuan Park seperti mengeluarkan kentut dan tubuhnya seperti berbunyi.
Young Mi panik melihat ayah mertuanya.
Akhirnya
ambulance datang, saat itu Sharon akan datang ke tempat Young Mi. Bibi Lee dan
Young Mi panik melihat Tuan Park akhirnya dibawa oleh tandu. Saat itu Tuan Park
melihat sosok Sharon dan langsung memanggilnya “Nuna” Bibi Lee dan Young Mi binggung
melihat tingkah Tuan Park.
Flash Back
Tahun
1975, Tuan Park yang masih muda mengejar Sharon yang ada didalam mobil bak
terbuka dengan terus memanggilnya “Nunna” tapi Sharon dan Baek Hee tak peduli
terus pergi dengan mobilnya dan Tuan Park tak bisa mengejarnya.
“Selamat
tinggal, Chul Min... Kuharap kau menjadi kaya. Seung Hoo.. Saat kita saling
bertemu lagi di masa depan, tolong abaikan aku” Tuan Park membaca tulisan
Sharon.
Tuan Park
terus memanggil “Nuna” seperti sedang mengingau, Young Mi mengajak Bibi Lee
untuk pergi bersama karena ketakutan.
Bibi lee pikir Young Mi Jangan khawatir karena Tuan Park tidak akan
mati. Tuan Park dalam ambulance tetap memanggil Noona.
“Aku jauh
lebih muda darimu... Bagaimana kau bisa memanggilku seperti itu? Kau pasti gila
karena terluka.” Ucap Bibi Lee.
“Dimana
kau? Dia terus berbicara dengan ceroboh. Dia terus memanggil Noona ke Bibi Sook
Hee... Datanglah ke UGD Rumah Sakit Haneul sekarang juga.” Kata Young Mi menelp
Gon.
“Ayah,
Gon sedang dalam perjalanan... Jangan terlalu khawatir.” Kata Young Mi pada
ayah mertuanya. Tuan Park terus memanggil Nuna krena melihat sosok Sharon.
Sharon
menelp Hae Ra memberitahu Temannya tak ada ditoko, dan hanya Seseorang dibawa ke
rumah sakit dengan ambulans, tampak seperti pelanggan. Hae Ra kaget lalu
bertanya keberadaan Sharon sekarang.
“Aku
dalam perjalanan untuk pertemuan yang lain. Kenapa kau memintaku menemuimu hari
ini?” ucap Sharon.
“Itu
tentang bisnis mode.” Kata Hae Ra. Sharon tak ingin peduli.
“Kirimkan
alamat melalui SMS sekarang juga.” Ucap Sharon lau menutup telpnya, akhirnya
pesan masuk dari Hae Ra (24 Sajik-dong,
Jongno-gu, Seoul.)
Hae Ra
masuk ke dalam lift bersama dengan Direktur yang terlihat sinis. Direktur
bertanya Pekerjaan siapa yang ditiru Hae Ra, Hae Ra terlihat binggung. Direktur
bertanya tentang Pohon Kotak itu atau apapun namanya Bagaimana tahu tentang
bisnis semacam itu
“Jika kau
menyalin ide agensi lain, maka kau akan dipecat.” Ucap Direktur
“Jika
tidak, apakah aku akan dipromosikan? Ada banyak orang yang memberiku informasi
bagus. Aku akan bekerja lebih keras.” Kata Hae Ra
“Kau akan
berada dalam masalah jika kau berharap pada VIP.” Ucap Direktur mengancam
“Orang-orang
di sekitarku bukanlah pelanggan VIP.” Kata Hae Ra. Direktur bertanya lalu siapa
dan meminta agar Hae Ra Bekerja keras saja.
Soo Ho
memberitahu timnya akan pulang lebih dulu jadi Tuan Han juga harus pulang. Tuan
Han bertanya apakah Soo Ho akan berkencan.
Soo Ho membenarkan. Tuan Han bertanya Apa Soo Ho memakai parfum
“Kau yang
menyuruhku.” Pikir Soo Ho
“Aku
sudah bilang untuk memakai parfum enam jam sebelum kau bertemu dengannya. Jadi
aromanya tetap lembut.” Kata Tuan Han.
Soo Ho
menghapus parfum ditanganya mengeluh pada Tuan Han yang Seharusnya memberitahu
sejak tadi. Tuan Han mengaku itu memang salahnya dan akan memberi alarm lain
kali. Soo Ho pun akhirnya tetap mencoba menghilangkan bau dari tubuhnya agar
tak menyengat.
Hae Ra
pergi ke warung tenda dengan helaan nafas karena tertulis (Tutup sampai akhir
pekan karena alasan pribadi.) Ia pikir harus melakukan inspeksi spot karena ditutup
hari ini. Saat itu akan menyebrang jalan melihat Soo Ho ada diseberang jalan
melambaikan tangan padanya.
“Kita
tidak bisa melakukan inspeksi spot.” Teriak Hae Ra. Soo Ho tak bisa
mendengarnya. Hae Ra pikir Soo Ho bisa datang padanya saja.
“Sepedamu
cantik... Kau kelas berapa?” tanya Hae Ra pada seorang anak kecil. Si anak
menjawab sudah kelas satu dan akan menjadi murid kelas dua.
Akhirnya
lampu hijau untuk pejalan kaki pun menyala, Soo Ho akan menyebrang jalan tapi
sebuah motor melaju dengan kencang. Hae Ra mencoba mencegah agar Soo Ho tak
tertabrak dengan melempar teflon ke arah pengendara motor.
Tapi si
pria tetap melaju motornya dengan kencang, Soo Ho terdiam seperti shock. Hae Ra
akhirnya mengambil sepeda dengan melemparkan agar menghindari kecelakan pada
Soo Ho. Sementara Soo Ho seperti kaget melihat sepeda melayang didepanya.
Bersambung
ke episode 8
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
kok langsung episode 7 kak? semangat terus nulisnyaaa!!! gak sabar untuk nunggu episode selanjutnya <3 <3
BalasHapusYang jadi park chul min muda nama aslinya siapa ya kak?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusYang jadi park chul min muda nama aslinya siapa ya kak?
BalasHapusSemangat nulis kak
BalasHapus