PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 16 Desember 2017

Sinopsis Black Knight Episode 4 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Baek Hee menceritakan Ada dua wanita yang jatuh cinta dengan pria yang sama. Di zaman sekarang, Di ceritakan seperti Hae Ra yang berkerja sebagai pemandu wisata sampai ke bandara dan Sharon sebagai penjahit baju selama lebih dari 200 tahun.
“Mereka berdua cantik dan penuh gairah. Pria itu hanya mencintai satu wanita dari awal sampai akhir. Tapi dia tidak bisa menunjukkan cintanya. Kedua wanita itu putri satu-satunya keluarga terhormat dan seorang gadis pelayan yang tinggal di rumahnya.” Cerita Baek Hee. 

Flash Back
Seorang pria berlari memasuki sebuah rumah, yaitu Jeom Bok membawa sesuatu ditanganya.
“Wanita muda itu hendak menikah dengan putra seorang menteri. Dia penasaran ingin tahu seperti apa wajahnya.”
Tuan Putri melihat wajah yang diberikan Jeom Bok padanya, seperti tak percaya kalau terlihat seperti itu. Jeom Bok mengaku tidak menggambar dengan baik, karena jauh lebih tampan dari itu. Tuan Putri berteriak memanggil Boon Yi agar bisa melihatnya juga.
“Hatiku seketika berdegup kencang. Ini calon suamiku. Aku akan melarikan diri jika ternyata jelek, Jadi aku menyuruh Jeom Bok untuk menggambar wajahnya, dia hanya menjalankan tugas di sana.” Cerita Tuan Putri

“Dia sangat tampan.” Komentar Boon Yi melihat wajah pria yan digambarkan Jeom Bok.
“Jeom Bok mengatakan dia jauh lebih tampan dari gambar ini” ungkap Tuan Putri
“Akan sangat bagus jika Jeom Bok bisa belajar. di Kantor Kesenian.” Kata Boon Yi. Tuan Putri bertanya Apa itu Kantor Kesenian?
“Ini adalah tempat seni di istana. Mereka menggambar gambar upacara kerajaan...” kata Boon Yi dan langsung didorong oleh Tuan Putri. Boon Yi bingung tiba-tiba didorong begitu saja dan terlihat sebuah buku
“Berani-beraninya seorang gadis pelayan membawa sebuah buku dan memamerkannya? Jeom Bok, kau bisa menggunakannya untuk ditoilet.” Kata Tuan Putri membuang buku pada Jeom Bok.
“ Aku sedang berbicara tentang suami masa depanku. Kenapa kau mulai membicarakan kantor kesenian? Enyah kau” kata Tuan Putri. Boon Yi pun pergi dengan Jeom Bok yang terlihat ketakutan.
“Mungkin wanita muda, yang baru saja memuja, Cemburu pada gadis pelayan itu. Gadis yang mungkin bersinar lebih terang dari dia... Jika saja dia tidak dilahirkan sebagai anak perempuan seorang pelayan.” 
Boon Yi duduk sendirian dalam ruangan, dengan bara api disampingnya dan menjahit baju dengan terkantuk-kantuk.
“Dia bahkan tahu cara membaca dan menulis. Gadis pelayan itu menghabiskan waktu berhari-hari... membuat pakaian pernikahan wanita itu. Dia pasti sudah mabuk dengan sinar bulan.”
Anak Raja dan pelayanya berjalan keluar dari istana, Pelayan merasa kalau akan merasa buruk kalau mengetahuinya. Tapi Anak raja itu pikir kalau wanita itu akan menjadi istrinya seumur hidup dan Hari pernikahan mereka tidak bisa menjadi hari pertama melihatnya.
Saat itu Boon Yi bahagia dengan baju yang sudah dijahitnya. Anak raja pun melihat kalau itu rumah calon istrinya dengan dibantu oleh pelayan agar bisa memanjat.
Boon Yi dengan bajunya berjalan menutupi kepalanya ingin melihat bulan purnama. Si anak raja pun bisa melihat wajah Boon Yi seperti langsung terkesima dan akhirnya jatuh begitu saja. Pelayan pun bertanya apakah Si anak raja melihat wajahnya.
“Aku akan menghabiskan sisa hidupku untuk dia.” Ucap Anak raja yang sudah jatuh cinta dengan Boon Yi yang dianggap sebagai istrinya.
“Astaga, apa yang salah dengannya? Baiklah kalau begitu. Ayo kita pergi. Ayahmu akan membunuhku” kata si pelayan. 


Boon Yi pulang melihat Tuan Putri sudah ada didepan kamar dan terlihat sangat marah. Tuan Putri langsung memarahi Boon Yi yang berani memakai bajunya. Boon Yi berlutut meminta maaf. Tuan Putri langsung meminta pelayan agar membawakan tongkat, si pelayan tak mau melakukanya.
“Cepat... lakukan seperti yang aku katakan” ucap Tuan Putri
“Aku akan membuatnya lagi. Tolong lepaskan aku, nona muda” kata Boon Yi memohon.
“Berani-beraninya kau menaruh nasib buruk pada baju pernikahanku?” kata Tuan Putri mendorong Boon Yi dengan kakinya lalu mengambil bara api dan memberikanya. 

Perayaan pun dimulai, pengantin wanita dipanggil untuk dipertemukan pada suaminya. Semua orang memuji kalau wanita itu sangat cantik dan terlihat hebat. Anak raja pun terlihat tak sabar melihat calon istri yang sudah dilihatnya semalam.
“Mempelai pria, menghadap kedepan... Mempelai perempuan dan laki-laki, berlutut.” Ucap Pegawai.
Si wanita pun berusaha untuk membungkuk memberikan hormat lalu duduk, tapi malah terjatuh. Si anak raja kaget ternyata itu wanita yang berbeda dengan yang dilihatnya semalam, lalu melihat sosok wanita yang memiliki bekas luka bakar didepanya.
“Wanita itu membawa gadis itu bersamanya setelah menikah. Tidak ada pelayan lain sepandai dan rajin seperti dia, dan dia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan mempelai prianya.”
“Apa rumah pengantin pria hotel?” tanya Soo Ho.
“Rumah mempelai pria di dalam empat gerbang kota Hanyang. Tanah itu tempat pengasingannya.
Si pria sudah menunggu didepan gubuk dan Boon Yi pulang dengan wajah kelelahan. Si pria yang sudah dewasa pun melihat Boon Yi yang jatuh pingsan sambil memeluknya. 

“Sisa ceritanya akan dilanjutkan lain kali.” Kata Baek Hee. Soo Ho merasa Baek Hee membuatnya penasaran.

“Sekarang, biarkan aku mendengar apa ceritamu Bagaimana kau menyingkirkan bekas luka di wajahmu. Apa kau menyukai seseorang?” taya Baek Hee. 

Ketua Tim melihat semua anggotanya sudah berkumpul termasuk Hae Ra, mengatakan kalau sesuatu dari rapat dewan. Ia memberitahu Di antara semuanya yang memiliki 150.000 dolar dalam penjualan tiket, satu dengan review klien terbaik akan dikirim pada pelatihan ke Eropa selama sebulan. Semua menjerit bahagia mendengarkanya.
“Baiklah, tenanglah... Lalu apa yang penting? Penjualanmu..Pastikan pemesanan tidak dibatalkan. Keputusan akan dibuat oleh direktur utama. Kau tidak menyukainya, tapi kau tidak bisa menahannya. Tahan wajah lurus.” Kata ketua Tim.
“Semuanya bekerja sangat keras.” Ucap Direktur datang. Ketua Tim yang lainya baru sadar kalau ketua Tim sudah datang.
“Lakukan yang terbaik. Aku harap tim ini mendapatkannya.” Ucap Direktur. Ketua Tim mengatakan akan menjadi yang pertama.
“Jung Hae Ra... Akhir-akhir ini kau berpakaian cukup bagus. Apa kau mencoba untuk mendapatkan perhatian dari pria?” kata Direktur. Hae Ra mengaku kalau itu Tidak mungkin.
“Kau bilang pacarmu seorang jaksa penuntut.” Ucap Direktur
“Aku mencampakkan dia. Ternyata, jaksa tidak begitu baik. Apa Tidak ada yang buruk denganku? Seorang konsultan perjalanan sebagai pelaksana  profesional. Kami merencanakan kenangan berharga klien kami.” Kata Hae Ra.
“Dia benar. Ini bukan untuk semua orang.” Kata Joon Hee.
“Itulah yang membuatmu benar-benar menakjubkan. Kau membuat rute perjalanan baru, datang dengan produk baru, kemudian pergi keluar untuk memenangkan semua tawaran yang sulit. Dan kau adalah lemari pakaian terbaik di sini. Tidak semua orang bisa memakai dasi seperti itu.” Ucap Hae Ra berusaha memuji
“Nah, berusahalah yang keras, Aku akan menemuimu saat makan malam.” Kata Direktur lalu pergi. Ketua tim senang dengan Hae Ra yang bisa memuji Direktur mereka. Hae Ra mengaku sangat malu


Direktur membuka wine mengaku tidak mengharapkan steak, Joo Hee merasa Direktur pasti tahu bagaimana cara mengadakan pesta. Direktur tahu Manajer Park dari Tim MICE membawa anggur yang bagus dari perjalanan bisnisnya jadi Wine-lah yang terbaik untuk steak.
“Itu terlihat sangat mahal. Kami hanya akan minum soju” ucap Ketua Tim. Direktur menawarkan wine.
“Kau setidaknya harus memiliki selera.” Kata Direktur. Akhirnya Mereka pun minum wine bersama. 

Para pekerja berkumpul lagi di warung tenda, Joo Hee berkomentar  Anggur di gelas bekas terlalu kekanak-kanakan, Hae Ra pikir Ini konyol. Ketua Tim juga merasa kalau itu bodoh dan Sangat memalukan.
“Kau tidak dapat menggunakan kartu perusahaan jika tagihannya lebih dari 300 dolar, Kau bisa kan?” ucap Hae Ra
“Dia menggunakan kartu pribadinya, bukan kartu perusahaannya. Aku kira dia benar-benar ingin makan steak karena wine” kata Ketua Tim mengejek.
Tiba-tiba semua ponsel berbunyi tanda ada sebuah pesan yang masuk,  Direktur mengirimkan pesan “Ini 70 dolar dan 50 sen per orang. Kirimkan saja aku 70 dolar ke rekening bankku. Seoul Bank...” Semua langsung mengeluh mendengarnya.
“Apakah kita semua mendapatkan pesan yang sama?” ucap Ketua Tim tak percaya melihat semua yang memegang ponsel. 

Baek Hee mengemudikan mobilnya, mengingat saat bertemu dengan Soo Ho.
Flash Back
Soo Ho memperlihatkan foto Hae Ra yang memegang es krim, sambil bercerita Saat ini masih menyukainya sendiri dan sudah mencintainya sebelumnya lalu membencinya.
“Yang Maha Kuasa tidak melupakannya, Kau harus bahagia dalam kehidupan ini. Dengan begitu hukuman kami akan berakhir” Gumam Baek Hee seperti ingin mengakhiri hidupnya di dunia. 

Sharon terus menjahit tanpa henti, Cheol Mi dan pegawai lainya yang sudah lansia melihat dari jendel. Seorang nenek khawatir karena Sharon terus menjahit selama lima jam setelah menyuruhkunya keluar. Cheol Mi tahu kalau Sharon pingsan kemarin.
“Tapi hari ini, dia sudah sadar.” Pikir Cheol Mi
“Nenek buyutku mati setelah bertingkah seperti itu.” Kata si kakek. Si nenek pun berpikir yang sama.
“Orang mati saat mereka melakukan sesuatu yang tidak biasa.” Kata si nenek.
Cheol Mi mengetuk jendela meminta Sharon agar bisa berhenti, saat itu Baek Hee masuk ruangan. Sharon menatap sinis dan saat itu juga Baek Hee dengan telunjuknya mengajak untuk bicara. 

Sharon kesal dengan Baek Hee ingin tahu kemana saja karena tidak mengangkat teleponnya. Baek Hee bertanya Apa ada yang terjadi. Sharon menceritakan kalau ia terus mengalami mimpi buruk dan sangat mengerikan. Baek Hee bertanya Apa tentang mereka?
“Aku melihat hal-hal dari masa lalu dalam mimpiku” ucap Sharon.
“Apa Sebuah mimpi di mana kau membakarnya dan membunuh mereka berdua?”kata Baek Hee menyindir
“Jangan katakan seperti itu.” Tegas Sharon marah
“Itu memberitahumu untuk melakukan penebusan dosa.” Tegas Baek Hee seperti ingin menyadarkan Sharon.
“Aku..Aku membuat pakaiannya seperti gadis pelayan.” Kata Sharon
“Apa kau berasal dari Joseon? Caramu berbicara sangat kuno.” Ejek Baek Hee.
“Hatiku berdegup kencang. Aku berlari karena tidak tahan.” Ungkap Sharon.
Baek Hee mengajak agar Sharon mengemasi barangnya dan mengajak untuk pergi ke Beijing besok. Sharon bertanya kenapa harus pergi kesana.  Baek Hee pikir mereka pergi untuk mendapatkan pangsit dan melihat kembali ke masa lalu, Sampai mimpi buruknya hilang jadi mereka bisa bersenang-senang. Sharon seperti ragu akan pergi. 


Saat itu Cheol Mi mengangkat telp yang berdering, Soo Ho menelp memberitahu kalau bersama Hae Ra akhir pekan lalu. Cheol Mi terlihat bahagia karena bisa mendengar suara Soo Ho yang tampan dengan menyapanya.
“Bisakah aku memesan beberapa pakaian dari katalogmu? Aku ingin memberikannya sebagai hadiah.” Ucap Soo Ho
“Tentu saja.” Kata Cheol Mi. Soo Ho pikir bisa datang sekarang. Cheol Mi melihat Sharon bertemu dengan Baek Hee berpikir kalau Besok lebih baik.
“Lalu aku akan ke sana besok jam 2 siang.” Kata Soo Ho terlihat wajahnya yang penuh gairah.
Soo Ho keluar dari tempat Pandai besi dan masuk ke dalam mobilnya. Tuan Park  menurunkan kaca mobil yang terparkir di belakang mobil Soo Ho mengetahui kalau itu adalah akan dari Tuan Moon.
“Dia menaruh beberapa pemikirannya ke dalam gedung ini.” Ungkap Tuan Park curiga dengan yang dilakukan Soo Ho. 

Sharon sibuk merapihkan baju-bajunya dalam koper. Cheol Mi bertanya Kapan Baek Hee datang karena Seorang klien akan datang, yaitu   pria yang bersama Hae Ra. Sharon terdiam mendengarnya.
“Apa Yang bertubuh bagus?” tanya Sharon. Cheol Mi membenarkan kalau itu Sekitar satu jam dari sekarang
“Beritahu dia untuk datang nanti.” Ucap Sharon. Cheol Mi mengeluh Sharon yang melakukan perjalanan begitu tiba-tiba
“Bawakan aku beberapa obat pencernaan dan pembalut luka.” Perintah Sharon.
“Terserahlah. Kau menyebalkan” kata Cheol Mi kesal tapi karena tatapan Sharon pun menanyakan apakah perlu obat pencahar. Sharon menganguk. 

Saat itu suasana tiba-tiba berubah. Soo Ho masuk ruangan mengaku lebih awal karena akan ada seseorang yang datang kerumahnya, menyapa Sharon mengetahui kalau perancang bajunya. Sharon terdiam, sambil bergumam saat mendengar Suara Soo Ho berbicara
“Suara itu tetap sama meski kau dilahirkan kembali.” Gumam Sharon
“Aku minta maaf. Aku akan menunggu jika kau sibuk. “ kata Soo Ho melihat sikap Sharon
“Akulah satu-satunya yang sudah menunggu” ucap Sharon dengan mata berkaca-kaca. Soo Ho pun mengucapkan Terima kasih. Sharon pun menyuruh duduk.
“Tidak, aku tidak bisa tinggal lama karena pekerjaan. Aku pikir ... buku ini. Aku ingin memberikan beberapa hadiah baju.” Ucap Soo Ho menunjuk model pakaian yang ada dibuku.
“Pakaian rak tidak...” kata Sharon yang terus menatap Soo Ho. Soo Ho mengaku sudah tahu.
“Ini telah dipesan toko kelas atas lebih dahulu.” Kata Soo Ho seperti tak peduli. Sharon mengaku butuh ukuran pemakainya.
“Kau tahu ukuran Jang Hae Ra ,  kan? Tolong buatkan baju Hae Ra dengan kain terbaik.  Aku yang akan membayar pakaian hari ini.” Kata Soo Ho
“Tidak perlu, Mohon membayarnya jika sudah siap Begitulah caraku menjalankan tokoku.” Kata Sharon 
“Tolong lakukan pekerjaan yang bagus. Jika kau perlu menghubungiku maka hubungi nomor ini” ucap Soo Ho mempelihatkan kartu nama. Sharon melihat kartu nama “Pandai besi”
“Lain kali, Aku akan membuatkan kaos untukmu.” Ucap Sharon. Soo Ho pikir tak perlu.
“Aku akan membuat baju ini, Jika kau membiarkanku membuat bajumu,” kata Sharon.
Soo Ho pun setuju akan mengambilnya. Sharon mengucapkan Terima kasih dan akan menghubunginya. Soo Ho pikir akan pergi sekarang karena melihat Sharon yang sibuk
“Kau tidak.... ingat aku... Sayang” gumam Sharon melihat suaminya yang sudah meninggal.
“Tolong rahasiakan ini dari Hae Ra.” Kata Soo Ho sebelum pergi. 



Soo Ho membawakan bunga yang ditaru dalam vas, Bibi Lee heran karena yang makan hanya mereka berlima tapi malah menyewa staf kuliner hotel. Soo Ho pikir Mereka teman Hae Ra jadi ingin memberikan yang terbaik, lalu Bibi Lee berpikir untuk menyapa mereka di pintu masuk.
“Mereka belum sampai ‘kan.” Kata. Hae Ra datang terburu-buru dengan sebuah tas yaitu sekotak lilin.
“Aku tidak menyiapkan lilin.” Ucap Soo Ho. Hae Ra tahu karena idenya dan lilin harganya 200 dolar.
“Sekarang hanya ada 600 dolar sewa yang tersisa.” Kata Hae Ra memasang lilin pada temanya.
“Menyewa tempat lilin berharga 300 dollar.” Balas Soo Ho. Hae Ra kaget mendengarnya.
“Aku tidak akan menggunakan tempat lilin itu.” Ucap Hae Ra akan melepaskan lilinya. Soo Ho tersenyum melihatnya.
“Itu akan menjadi 150 dolar untuk lilinnya.” Kata Soo Ho. Hae Ra hanya bisa melonggo. 

Bibi Lee datang mengajak Gon dan Young Mi masuk dengan memperlihatkan kalau mereka yang membawakan makanan juga untuk mereka.  Mereka pun saling menyapa satu sama lain.  Soo Ho pun memperkenalkan dirinya, denga nama Moon Soo Ho. Begitu juga Gon, seperti tak ada kaget bertemu dengan Soo Ho.  Young Mi pun mengaku sebagai tunangan Gon.
“Kami semua teman sejak kecil karena orang tua kita saling mengenal. “ ucap Young Mi
“Bagaimana kau bisa mengenal Hae Ra? Apa kau pertama kali menemuinya, kapan kau membeli hanok itu?” tanya Gon
“Tidak... Aku bertemu dengannya di Slovenia sebagai heug gisa-nya” kata Soo Ho. Semua melotot kaget mendengarnya. 


Akhirnya mereka makan malam bersama sambil minum wine, Young Mi terlihat bahagia. Bibi Lee sudah mendengar mengalami semua jenis insiden saat Soo Ho menjalankan bisnis Tapi menurutnya cerita tentang pria Slovenia itu sangat lucu.
“Sangat menarik bagaimana kau lulus dari sekolah kedokteran dan menjadi pengusaha.” Kata Young Mi
“Aku datang dengan ide sederhana, tapi aku tidak tahu akan berhasil. Presiden bisnis peralatan medis, Masih mengirimiku hadiah setiap Natal. Dia pikir harus terus mengekspresikan ucapan terima kasihnya untuk keberuntungannya selanjutnya. Jadi aku katakan padanya untuk terus melakukannya lebih sering.” Cerita Soo Ho. Semua tertawa kecuali Gon.
“Apa kau pindah ke AS... kapan kau SMA?” tanya Gon penasaran. Soo Ho mengaku Sekolah berafiliasi
“Tiba-tiba terpilih sebagai siswa beasiswa. Aku merasa beruntung juga.” Cerita Soo Ho
“Kau pergi ke sana saat masih mud dan menjadi sukses ini. Jadi kau pasti pernah diwawancarai beberapa kali.” Ucap Gon
“Aku sebenarnya terkenal, Aku masuk di surat kabar sejak di SMA.” Kata Soo Hoo. Young Mi ingin tahu Untuk apa.
“Ketika aku masih muda, Aku memiliki bekas luka bakar yang sangat besar di pipi kiriku. Ayah dari teman sekolahku adalah seorang profesor sebuah sekolah kedokteran. Dia membantuku menjalani operasi. Setelah tiga kali operasi, bekas luka itu benar-benar hilang.” Cerita Soo Ho
“Mereka bilang "Anak yatim pintar Bertemu keajaiban cinta." Semua surat kabar membicarakannya. Dan Aku bisa pergi ke sekolah kedokteran karena itu. “ cerita Soo Ho yang membuat Hae Ra sedikit terkejut.
“Mereka tidak memiliki sekolah kedokteran sebagai sarjana-kan di AS?” pikir Gon berpikir Soo Ho berbohong.
“Aku mengambil sarjana sebagai mahasiswa jurusan kimia. Ayahku juga mendapat gelar PhD di bidang kimia. Suatu hari, dia meninggal dalam kebakaran misterius. Aku mendapatkan luka bakarku.” Kata Soo Hoo
“Kenapa kau datang ke Korea? Kau bisa menjalankan bisnismu di sana.” Ucap Gon memancing
“Ini untuk melihat Jung Hae Ra. Setelah ayahku meninggal, Ayah Hae Ra lah... yang menjaga anak yatim ini dengan bekas luka di wajahnya. Aku datang untuk membalas kebaikannya.” Kata Soo Ho
Hae Ra benar-benar kaget, Gon bertanya apakah Hae Ra tahu akan hal itu. Hae Ra mengelengkan kepala.  Soo Ho pikir Hae Ra itu menggunakannya sebagai alat yang berguna, kalau ayah Hae Ra ingin dilihat sebagai pengusaha yang murah hati.
“Dia menggunakanku sebagai alat agar putrinya bisa merasakan kebahagiaan.” Ungkap Soo Ho sengaja menyindir. Hae Ra memilih untuk pergi. Gon akan mengejarnya, tapi Soo Ho menahanya.
“Park Gon... Kau di sini sebagai tamuku hari ini... Jadi Silahkan duduk.” Ucap Soo Ho. Gon menatap sinis pada Soo Ho. 


Hae Ra keluar dari rumah dengan wajah menahan kesal, Soo Ho menarik tangan Hae Ra untuk masuk. Hae Ra menhempaskan tanganya,  telihat kesal karena Soo Ho yang tidak memberitahunya. Soo Ho mengaku kalau ingin Hae Ra yang mengenalinya.
“Apa kau mendengar apa yang dikatakan ayahku hari itu? Apa karena itu kau  menghilang tanpa mengatakan apapun?” ucap Hae Ra dengan nada marah
“Benar. Aku mengutukmu” kata Soo Ho 

Flash Back
Hae Ra dalam kamar melihat sebuah mainan, menceritakan ayahnya mengatakan ada pasar Natal, Di sebelah hotelnya saat menginap selama perjalanan bisnis dan disana mereka menjual hiasan Natal, yang luar biasa. Soo Ho hanya menganguk.
“Dia juga pergi ke tempat ini.,, Oppa, Ayo kita kunjungi tempat ini nanti, Jika perang pecah dan kita berpisah, mari bertemu disini saat natal” kata Hae Ra memperlihatkan post card dengan gambar kastil.

“Kenapa perang pecah?.. Tapi Sudah duduklah disini, jadi kita bisa mulai belajar.” Ucap Soo Ho mulai memainkan wayang putri dan seorang ksatria.
“Jadi dia menyelinap pergi dan menemukan pasangan di kandang kuda istana.” Kata Soo Ho
“ Oh, ksatria-ku.. Aku tidak bisa melihat bekas luka di bayanganmu... Ksatria-ku, aku akan menikah denganmu.” Ungkap Hae Ra.
“Hei, baca dialognya dengan benar... Kau belajar bahasa Inggris-kan, jangan bercanda.” kata Soo Ho marah. Hae Ra seperti tak peduli memilih untuk memainkan bayangan seperti sedang berciuman. 


Soo Ho berjalan pulang dengan membawa buket bunga yang diambil dari ilalang, tapi saat itu mendengar suara Tuan Jung yang memarahi Hae Ra  didepan rumah.
“Aku membawanya masuk bukan untuk bermain denganmu di rumah. Apa Kau pikir aku membawanya masuk... untuk bermain-main bersamamu dengan mematikan lampu?” kata Tuan Jung marah
“Lihatlah anak yatim itu dengan bekas luka di wajahnya dan menyadari betapa bahagianya kau. Bila kau tidak ingin belajar dan saat kau terganggu oleh omelan orang tua mu, lihatlah si brengsek yang telah ditinggalkan, Apa Kau mengerti?” kata Tuan Jung. Soo Ho yang sedih pun memilih untuk pergi dengan wajah sedih. 

“Kau berdiri di sana tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku ingin kau menjadi seperti aku. Aku berharap kau akan menjadi sepertiku... dan kau akan kehilangan segalanya” akui Soo Ho
Soo Ho menangis dan marah di padang ilalang, Baek Hee mengenai Soo Ho sebagai Jenius matematika yang tinggal di rumah berlantai dua. Soo Ho  yang menangis mengaku tidak tinggal di sana. Baek Hee tahu datang ke sini pada akhir pekan dan liburan.
“Aku mengantar jus hijau, jadi tahu itu... Jangan menangis.. Kau pasti akan berhasil. Aku bisa memprediksi masa depan. Tidak ada yang menghalangimu. Kau akan mendapatkan semua yang kau inginkan.” Ucap Baek Hee. 

Hae Ra bertanya Apa Soo Ho sekarang senang dan puas untuk melihat dirinya yang miskin dan tidak berharga. Soo Ho mengaku kalau patah hati. Hae Ra yang marah mengumpat menyuruh Soo Ho diam saja.
“Aku mengkhawatirkanmu... Aku merindukanmu... Aku menunggumu di sana setiap tahun... Dari bulan November sampai Natal... Di kastil itu selama lebih dari 10 tahun.” Ucap Soo Ho.
“Baiklah... Selamat atas kesuksesanmu... Selamat juga bahwa kutukanmu menjadi kenyataan.” Kata Hae Ra sinis
“Aku di sini untuk memberi mu tiga hadiah. Salah satunya adalah rumah lamamu... Aku akan mencari dan mengembalikannya kepadamu. Dikehidupan lain di mana kau bisa percaya diri dan melakukan semua yang kau mau. Aku akan memberimu itu” Akui Soo Ho
“Aku memiliki seseorang yang dicintai. Seseorang yang masih belum aku selesaikan.” Ungkap Hae Ra
“Kau masih saja terlihat jelas saat kau berbohong.” Komentar Soo Ho
“Jangan bicara tentang masa lalu.. Aku bukan Hae Ra yang dulu. Aku akan mencari tempat tinggal dan pindah dalam sebulan.Aku harap tidak melihatmu sampai saat itu. Kau itu kaya, jadi tinggallah di hotel.” Kata Hae Ra marah
Soo Ho mengeluh Hae Ra yang mengatakan hal itu.  Hae Ra sadar Soo Ho membawa orang yang sangat miskin di rumah besarnya jadi pasti merasa sangat baik dan bangga. Soo Ho membenarkan karena Itu akan menjadi kebohongan jika bilang  kalautidak merasa bangga.
“Si anak malang menjadi sangat sukses. Ayo dan banggakan lagi. Rumah, kehidupan yang kaya, dan apapun yang lainnya?” kata Hae Ra
“Apa aku berutang padamu hari itu?” kata Soo Ho lalu mendekat mencium Hae Ra. Hae Ra sempat kaget tapi akhirnya memejamkan matanya.
Bersambung ke episode 5

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar:

  1. Huhuhu.. .ternyata bgus jg crtanya bak dyah... Dlnjut y... Pdhl aal bca krn aku lht aktor ksyangan,, taunya nyangkut bnran ini...

    BalasHapus