PS : All images credit and content copyright : KBS
Baek Hee
menceritakan Ada dua wanita yang jatuh cinta dengan pria yang sama. Di zaman
sekarang, Di ceritakan seperti Hae Ra yang berkerja sebagai pemandu wisata
sampai ke bandara dan Sharon sebagai penjahit baju selama lebih dari 200 tahun.
“Mereka
berdua cantik dan penuh gairah. Pria itu hanya mencintai satu wanita dari awal
sampai akhir. Tapi dia tidak bisa menunjukkan cintanya. Kedua wanita itu putri
satu-satunya keluarga terhormat dan seorang gadis pelayan yang tinggal di
rumahnya.” Cerita Baek Hee.
Flash Back
Seorang
pria berlari memasuki sebuah rumah, yaitu Jeom Bok membawa sesuatu ditanganya.
“Wanita
muda itu hendak menikah dengan putra seorang menteri. Dia penasaran ingin tahu
seperti apa wajahnya.”
Tuan
Putri melihat wajah yang diberikan Jeom Bok padanya, seperti tak percaya kalau
terlihat seperti itu. Jeom Bok mengaku tidak menggambar dengan baik, karena jauh
lebih tampan dari itu. Tuan Putri berteriak memanggil Boon Yi agar bisa
melihatnya juga.
“Hatiku
seketika berdegup kencang. Ini calon suamiku. Aku akan melarikan diri jika
ternyata jelek, Jadi aku menyuruh Jeom Bok untuk menggambar wajahnya, dia hanya
menjalankan tugas di sana.” Cerita Tuan Putri
“Dia
sangat tampan.” Komentar Boon Yi melihat wajah pria yan digambarkan Jeom Bok.
“Jeom Bok
mengatakan dia jauh lebih tampan dari gambar ini” ungkap Tuan Putri
“Akan
sangat bagus jika Jeom Bok bisa belajar. di Kantor Kesenian.” Kata Boon Yi.
Tuan Putri bertanya Apa itu Kantor Kesenian?
“Ini
adalah tempat seni di istana. Mereka menggambar gambar upacara kerajaan...”
kata Boon Yi dan langsung didorong oleh Tuan Putri. Boon Yi bingung tiba-tiba
didorong begitu saja dan terlihat sebuah buku
“Berani-beraninya
seorang gadis pelayan membawa sebuah buku dan memamerkannya? Jeom Bok, kau bisa
menggunakannya untuk ditoilet.” Kata Tuan Putri membuang buku pada Jeom Bok.
“ Aku
sedang berbicara tentang suami masa depanku. Kenapa kau mulai membicarakan
kantor kesenian? Enyah kau” kata Tuan Putri. Boon Yi pun pergi dengan Jeom Bok
yang terlihat ketakutan.
“Mungkin
wanita muda, yang baru saja memuja, Cemburu pada gadis pelayan itu. Gadis yang
mungkin bersinar lebih terang dari dia... Jika saja dia tidak dilahirkan
sebagai anak perempuan seorang pelayan.”
Boon Yi
duduk sendirian dalam ruangan, dengan bara api disampingnya dan menjahit baju
dengan terkantuk-kantuk.
“Dia
bahkan tahu cara membaca dan menulis. Gadis pelayan itu menghabiskan waktu berhari-hari...
membuat pakaian pernikahan wanita itu. Dia pasti sudah mabuk dengan sinar
bulan.”
Anak Raja
dan pelayanya berjalan keluar dari istana, Pelayan merasa kalau akan merasa
buruk kalau mengetahuinya. Tapi Anak raja itu pikir kalau wanita itu akan
menjadi istrinya seumur hidup dan Hari pernikahan mereka tidak bisa menjadi
hari pertama melihatnya.
Saat itu
Boon Yi bahagia dengan baju yang sudah dijahitnya. Anak raja pun melihat kalau
itu rumah calon istrinya dengan dibantu oleh pelayan agar bisa memanjat.
Boon Yi
dengan bajunya berjalan menutupi kepalanya ingin melihat bulan purnama. Si anak
raja pun bisa melihat wajah Boon Yi seperti langsung terkesima dan akhirnya
jatuh begitu saja. Pelayan pun bertanya apakah Si anak raja melihat wajahnya.
“Aku akan
menghabiskan sisa hidupku untuk dia.” Ucap Anak raja yang sudah jatuh cinta
dengan Boon Yi yang dianggap sebagai istrinya.
“Astaga,
apa yang salah dengannya? Baiklah kalau begitu. Ayo kita pergi. Ayahmu akan
membunuhku” kata si pelayan.
Boon Yi
pulang melihat Tuan Putri sudah ada didepan kamar dan terlihat sangat marah.
Tuan Putri langsung memarahi Boon Yi yang berani memakai bajunya. Boon Yi
berlutut meminta maaf. Tuan Putri langsung meminta pelayan agar membawakan
tongkat, si pelayan tak mau melakukanya.
“Cepat...
lakukan seperti yang aku katakan” ucap Tuan Putri
“Aku akan
membuatnya lagi. Tolong lepaskan aku, nona muda” kata Boon Yi memohon.
“Berani-beraninya
kau menaruh nasib buruk pada baju pernikahanku?” kata Tuan Putri mendorong Boon
Yi dengan kakinya lalu mengambil bara api dan memberikanya.
Perayaan
pun dimulai, pengantin wanita dipanggil untuk dipertemukan pada suaminya. Semua
orang memuji kalau wanita itu sangat cantik dan terlihat hebat. Anak raja pun
terlihat tak sabar melihat calon istri yang sudah dilihatnya semalam.
“Mempelai
pria, menghadap kedepan... Mempelai perempuan dan laki-laki, berlutut.” Ucap
Pegawai.
Si wanita
pun berusaha untuk membungkuk memberikan hormat lalu duduk, tapi malah
terjatuh. Si anak raja kaget ternyata itu wanita yang berbeda dengan yang
dilihatnya semalam, lalu melihat sosok wanita yang memiliki bekas luka bakar
didepanya.
“Wanita
itu membawa gadis itu bersamanya setelah menikah. Tidak ada pelayan lain
sepandai dan rajin seperti dia, dan dia tidak bisa membayangkan bagaimana
perasaan mempelai prianya.”
“Apa
rumah pengantin pria hotel?” tanya Soo Ho.
“Rumah
mempelai pria di dalam empat gerbang kota Hanyang. Tanah itu tempat
pengasingannya.
Si pria
sudah menunggu didepan gubuk dan Boon Yi pulang dengan wajah kelelahan. Si pria
yang sudah dewasa pun melihat Boon Yi yang jatuh pingsan sambil memeluknya.
“Sisa
ceritanya akan dilanjutkan lain kali.” Kata Baek Hee. Soo Ho merasa Baek Hee
membuatnya penasaran.
“Sekarang,
biarkan aku mendengar apa ceritamu Bagaimana kau menyingkirkan bekas luka di
wajahmu. Apa kau menyukai seseorang?” taya Baek Hee.
Ketua Tim
melihat semua anggotanya sudah berkumpul termasuk Hae Ra, mengatakan kalau
sesuatu dari rapat dewan. Ia memberitahu Di antara semuanya yang memiliki 150.000
dolar dalam penjualan tiket, satu dengan review klien terbaik akan dikirim pada
pelatihan ke Eropa selama sebulan. Semua menjerit bahagia mendengarkanya.
“Baiklah,
tenanglah... Lalu apa yang penting? Penjualanmu..Pastikan pemesanan tidak
dibatalkan. Keputusan akan dibuat oleh direktur utama. Kau tidak menyukainya,
tapi kau tidak bisa menahannya. Tahan wajah lurus.” Kata ketua Tim.
“Semuanya
bekerja sangat keras.” Ucap Direktur datang. Ketua Tim yang lainya baru sadar
kalau ketua Tim sudah datang.
“Lakukan
yang terbaik. Aku harap tim ini mendapatkannya.” Ucap Direktur. Ketua Tim
mengatakan akan menjadi yang pertama.
“Jung Hae
Ra... Akhir-akhir ini kau berpakaian cukup bagus. Apa kau mencoba untuk mendapatkan
perhatian dari pria?” kata Direktur. Hae Ra mengaku kalau itu Tidak mungkin.
“Kau
bilang pacarmu seorang jaksa penuntut.” Ucap Direktur
“Aku
mencampakkan dia. Ternyata, jaksa tidak begitu baik. Apa Tidak ada yang buruk
denganku? Seorang konsultan perjalanan sebagai pelaksana profesional. Kami merencanakan kenangan
berharga klien kami.” Kata Hae Ra.
“Dia benar.
Ini bukan untuk semua orang.” Kata Joon Hee.
“Itulah
yang membuatmu benar-benar menakjubkan. Kau membuat rute perjalanan baru,
datang dengan produk baru, kemudian pergi keluar untuk memenangkan semua
tawaran yang sulit. Dan kau adalah lemari pakaian terbaik di sini. Tidak semua
orang bisa memakai dasi seperti itu.” Ucap Hae Ra berusaha memuji
“Nah,
berusahalah yang keras, Aku akan menemuimu saat makan malam.” Kata Direktur
lalu pergi. Ketua tim senang dengan Hae Ra yang bisa memuji Direktur mereka.
Hae Ra mengaku sangat malu
Direktur
membuka wine mengaku tidak mengharapkan steak, Joo Hee merasa Direktur pasti
tahu bagaimana cara mengadakan pesta. Direktur tahu Manajer Park dari Tim MICE membawa
anggur yang bagus dari perjalanan bisnisnya jadi Wine-lah yang terbaik untuk
steak.
“Itu
terlihat sangat mahal. Kami hanya akan minum soju” ucap Ketua Tim. Direktur
menawarkan wine.
“Kau
setidaknya harus memiliki selera.” Kata Direktur. Akhirnya Mereka pun minum
wine bersama.
Para
pekerja berkumpul lagi di warung tenda, Joo Hee berkomentar Anggur di gelas bekas terlalu
kekanak-kanakan, Hae Ra pikir Ini konyol. Ketua Tim juga merasa kalau itu bodoh
dan Sangat memalukan.
“Kau
tidak dapat menggunakan kartu perusahaan jika tagihannya lebih dari 300 dolar,
Kau bisa kan?” ucap Hae Ra
“Dia
menggunakan kartu pribadinya, bukan kartu perusahaannya. Aku kira dia
benar-benar ingin makan steak karena wine” kata Ketua Tim mengejek.
Tiba-tiba
semua ponsel berbunyi tanda ada sebuah pesan yang masuk, Direktur mengirimkan pesan “Ini 70 dolar dan
50 sen per orang. Kirimkan saja aku 70 dolar ke rekening bankku. Seoul Bank...”
Semua langsung mengeluh mendengarnya.
“Apakah
kita semua mendapatkan pesan yang sama?” ucap Ketua Tim tak percaya melihat
semua yang memegang ponsel.
Baek Hee
mengemudikan mobilnya, mengingat saat bertemu dengan Soo Ho.
Flash Back
Soo Ho
memperlihatkan foto Hae Ra yang memegang es krim, sambil bercerita Saat ini
masih menyukainya sendiri dan sudah mencintainya sebelumnya lalu membencinya.
“Yang
Maha Kuasa tidak melupakannya, Kau harus bahagia dalam kehidupan ini. Dengan
begitu hukuman kami akan berakhir” Gumam Baek Hee seperti ingin mengakhiri
hidupnya di dunia.
Sharon
terus menjahit tanpa henti, Cheol Mi dan pegawai lainya yang sudah lansia
melihat dari jendel. Seorang nenek khawatir karena Sharon terus menjahit selama
lima jam setelah menyuruhkunya keluar. Cheol Mi tahu kalau Sharon pingsan
kemarin.
“Tapi
hari ini, dia sudah sadar.” Pikir Cheol Mi
“Nenek
buyutku mati setelah bertingkah seperti itu.” Kata si kakek. Si nenek pun
berpikir yang sama.
“Orang
mati saat mereka melakukan sesuatu yang tidak biasa.” Kata si nenek.
Cheol Mi
mengetuk jendela meminta Sharon agar bisa berhenti, saat itu Baek Hee masuk
ruangan. Sharon menatap sinis dan saat itu juga Baek Hee dengan telunjuknya
mengajak untuk bicara.
Sharon
kesal dengan Baek Hee ingin tahu kemana saja karena tidak mengangkat
teleponnya. Baek Hee bertanya Apa ada yang terjadi. Sharon menceritakan kalau
ia terus mengalami mimpi buruk dan sangat mengerikan. Baek Hee bertanya Apa
tentang mereka?
“Aku
melihat hal-hal dari masa lalu dalam mimpiku” ucap Sharon.
“Apa Sebuah
mimpi di mana kau membakarnya dan membunuh mereka berdua?”kata Baek Hee
menyindir
“Jangan
katakan seperti itu.” Tegas Sharon marah
“Itu
memberitahumu untuk melakukan penebusan dosa.” Tegas Baek Hee seperti ingin
menyadarkan Sharon.
“Aku..Aku
membuat pakaiannya seperti gadis pelayan.” Kata Sharon
“Apa kau
berasal dari Joseon? Caramu berbicara sangat kuno.” Ejek Baek Hee.
“Hatiku
berdegup kencang. Aku berlari karena tidak tahan.” Ungkap Sharon.
Baek Hee
mengajak agar Sharon mengemasi barangnya dan mengajak untuk pergi ke Beijing
besok. Sharon bertanya kenapa harus pergi kesana. Baek Hee pikir mereka pergi untuk mendapatkan
pangsit dan melihat kembali ke masa lalu, Sampai mimpi buruknya hilang jadi
mereka bisa bersenang-senang. Sharon seperti ragu akan pergi.
Saat itu
Cheol Mi mengangkat telp yang berdering, Soo Ho menelp memberitahu kalau bersama
Hae Ra akhir pekan lalu. Cheol Mi terlihat bahagia karena bisa mendengar suara
Soo Ho yang tampan dengan menyapanya.
“Bisakah
aku memesan beberapa pakaian dari katalogmu? Aku ingin memberikannya sebagai
hadiah.” Ucap Soo Ho
“Tentu
saja.” Kata Cheol Mi. Soo Ho pikir bisa datang sekarang. Cheol Mi melihat
Sharon bertemu dengan Baek Hee berpikir kalau Besok lebih baik.
“Lalu aku
akan ke sana besok jam 2 siang.” Kata Soo Ho terlihat wajahnya yang penuh
gairah.
Soo Ho
keluar dari tempat Pandai besi dan masuk ke dalam mobilnya. Tuan Park menurunkan kaca mobil yang terparkir di
belakang mobil Soo Ho mengetahui kalau itu adalah akan dari Tuan Moon.
“Dia
menaruh beberapa pemikirannya ke dalam gedung ini.” Ungkap Tuan Park curiga
dengan yang dilakukan Soo Ho.
Sharon
sibuk merapihkan baju-bajunya dalam koper. Cheol Mi bertanya Kapan Baek Hee
datang karena Seorang klien akan datang, yaitu
pria yang bersama Hae Ra. Sharon terdiam mendengarnya.
“Apa Yang
bertubuh bagus?” tanya Sharon. Cheol Mi membenarkan kalau itu Sekitar satu jam
dari sekarang
“Beritahu
dia untuk datang nanti.” Ucap Sharon. Cheol Mi mengeluh Sharon yang melakukan
perjalanan begitu tiba-tiba
“Bawakan
aku beberapa obat pencernaan dan pembalut luka.” Perintah Sharon.
“Terserahlah.
Kau menyebalkan” kata Cheol Mi kesal tapi karena tatapan Sharon pun menanyakan
apakah perlu obat pencahar. Sharon menganguk.
Saat itu
suasana tiba-tiba berubah. Soo Ho masuk ruangan mengaku lebih awal karena akan
ada seseorang yang datang kerumahnya, menyapa Sharon mengetahui kalau perancang
bajunya. Sharon terdiam, sambil bergumam saat mendengar Suara Soo Ho berbicara
“Suara
itu tetap sama meski kau dilahirkan kembali.” Gumam Sharon
“Aku minta
maaf. Aku akan menunggu jika kau sibuk. “ kata Soo Ho melihat sikap Sharon
“Akulah satu-satunya
yang sudah menunggu” ucap Sharon dengan mata berkaca-kaca. Soo Ho pun
mengucapkan Terima kasih. Sharon pun menyuruh duduk.
“Tidak,
aku tidak bisa tinggal lama karena pekerjaan. Aku pikir ... buku ini. Aku ingin
memberikan beberapa hadiah baju.” Ucap Soo Ho menunjuk model pakaian yang ada
dibuku.
“Pakaian
rak tidak...” kata Sharon yang terus menatap Soo Ho. Soo Ho mengaku sudah tahu.
“Ini
telah dipesan toko kelas atas lebih dahulu.” Kata Soo Ho seperti tak peduli.
Sharon mengaku butuh ukuran pemakainya.
“Kau tahu
ukuran Jang Hae Ra , kan? Tolong buatkan
baju Hae Ra dengan kain terbaik. Aku
yang akan membayar pakaian hari ini.” Kata Soo Ho
“Tidak
perlu, Mohon membayarnya jika sudah siap Begitulah caraku menjalankan tokoku.”
Kata Sharon
“Tolong
lakukan pekerjaan yang bagus. Jika kau perlu menghubungiku maka hubungi nomor
ini” ucap Soo Ho mempelihatkan kartu nama. Sharon melihat kartu nama “Pandai
besi”
“Lain
kali, Aku akan membuatkan kaos untukmu.” Ucap Sharon. Soo Ho pikir tak perlu.
“Aku akan
membuat baju ini, Jika kau membiarkanku membuat bajumu,” kata Sharon.
Soo Ho
pun setuju akan mengambilnya. Sharon mengucapkan Terima kasih dan akan
menghubunginya. Soo Ho pikir akan pergi sekarang karena melihat Sharon yang
sibuk
“Kau
tidak.... ingat aku... Sayang” gumam Sharon melihat suaminya yang sudah
meninggal.
“Tolong
rahasiakan ini dari Hae Ra.” Kata Soo Ho sebelum pergi.
Soo Ho
membawakan bunga yang ditaru dalam vas, Bibi Lee heran karena yang makan hanya
mereka berlima tapi malah menyewa staf kuliner hotel. Soo Ho pikir Mereka teman
Hae Ra jadi ingin memberikan yang terbaik, lalu Bibi Lee berpikir untuk menyapa
mereka di pintu masuk.
“Mereka
belum sampai ‘kan.” Kata. Hae Ra datang terburu-buru dengan sebuah tas yaitu
sekotak lilin.
“Aku
tidak menyiapkan lilin.” Ucap Soo Ho. Hae Ra tahu karena idenya dan lilin
harganya 200 dolar.
“Sekarang
hanya ada 600 dolar sewa yang tersisa.” Kata Hae Ra memasang lilin pada
temanya.
“Menyewa
tempat lilin berharga 300 dollar.” Balas Soo Ho. Hae Ra kaget mendengarnya.
“Aku
tidak akan menggunakan tempat lilin itu.” Ucap Hae Ra akan melepaskan lilinya.
Soo Ho tersenyum melihatnya.
“Itu akan
menjadi 150 dolar untuk lilinnya.” Kata Soo Ho. Hae Ra hanya bisa melonggo.
Bibi Lee
datang mengajak Gon dan Young Mi masuk dengan memperlihatkan kalau mereka yang
membawakan makanan juga untuk mereka.
Mereka pun saling menyapa satu sama lain. Soo Ho pun memperkenalkan dirinya, denga nama
Moon Soo Ho. Begitu juga Gon, seperti tak ada kaget bertemu dengan Soo Ho. Young Mi pun mengaku sebagai tunangan Gon.
“Kami
semua teman sejak kecil karena orang tua kita saling mengenal. “ ucap Young Mi
“Bagaimana
kau bisa mengenal Hae Ra? Apa kau pertama kali menemuinya, kapan kau membeli
hanok itu?” tanya Gon
“Tidak...
Aku bertemu dengannya di Slovenia sebagai heug gisa-nya” kata Soo Ho. Semua
melotot kaget mendengarnya.
Akhirnya
mereka makan malam bersama sambil minum wine, Young Mi terlihat bahagia. Bibi
Lee sudah mendengar mengalami semua jenis insiden saat Soo Ho menjalankan
bisnis Tapi menurutnya cerita tentang pria Slovenia itu sangat lucu.
“Sangat
menarik bagaimana kau lulus dari sekolah kedokteran dan menjadi pengusaha.”
Kata Young Mi
“Aku
datang dengan ide sederhana, tapi aku tidak tahu akan berhasil. Presiden bisnis
peralatan medis, Masih mengirimiku hadiah setiap Natal. Dia pikir harus terus
mengekspresikan ucapan terima kasihnya untuk keberuntungannya selanjutnya. Jadi
aku katakan padanya untuk terus melakukannya lebih sering.” Cerita Soo Ho.
Semua tertawa kecuali Gon.
“Apa kau
pindah ke AS... kapan kau SMA?” tanya Gon penasaran. Soo Ho mengaku Sekolah
berafiliasi
“Tiba-tiba
terpilih sebagai siswa beasiswa. Aku merasa beruntung juga.” Cerita Soo Ho
“Kau
pergi ke sana saat masih mud dan menjadi sukses ini. Jadi kau pasti pernah
diwawancarai beberapa kali.” Ucap Gon
“Aku
sebenarnya terkenal, Aku masuk di surat kabar sejak di SMA.” Kata Soo Hoo.
Young Mi ingin tahu Untuk apa.
“Ketika
aku masih muda, Aku memiliki bekas luka bakar yang sangat besar di pipi kiriku.
Ayah dari teman sekolahku adalah seorang profesor sebuah sekolah kedokteran. Dia
membantuku menjalani operasi. Setelah tiga kali operasi, bekas luka itu
benar-benar hilang.” Cerita Soo Ho
“Mereka
bilang "Anak yatim pintar Bertemu keajaiban cinta." Semua surat kabar
membicarakannya. Dan Aku bisa pergi ke sekolah kedokteran karena itu. “ cerita
Soo Ho yang membuat Hae Ra sedikit terkejut.
“Mereka
tidak memiliki sekolah kedokteran sebagai sarjana-kan di AS?” pikir Gon
berpikir Soo Ho berbohong.
“Aku
mengambil sarjana sebagai mahasiswa jurusan kimia. Ayahku juga mendapat gelar
PhD di bidang kimia. Suatu hari, dia meninggal dalam kebakaran misterius. Aku
mendapatkan luka bakarku.” Kata Soo Hoo
“Kenapa
kau datang ke Korea? Kau bisa menjalankan bisnismu di sana.” Ucap Gon memancing
“Ini
untuk melihat Jung Hae Ra. Setelah ayahku meninggal, Ayah Hae Ra lah... yang
menjaga anak yatim ini dengan bekas luka di wajahnya. Aku datang untuk membalas
kebaikannya.” Kata Soo Ho
Hae Ra
benar-benar kaget, Gon bertanya apakah Hae Ra tahu akan hal itu. Hae Ra
mengelengkan kepala. Soo Ho pikir Hae Ra
itu menggunakannya sebagai alat yang berguna, kalau ayah Hae Ra ingin dilihat
sebagai pengusaha yang murah hati.
“Dia
menggunakanku sebagai alat agar putrinya bisa merasakan kebahagiaan.” Ungkap
Soo Ho sengaja menyindir. Hae Ra memilih untuk pergi. Gon akan mengejarnya, tapi
Soo Ho menahanya.
“Park
Gon... Kau di sini sebagai tamuku hari ini... Jadi Silahkan duduk.” Ucap Soo
Ho. Gon menatap sinis pada Soo Ho.
Hae Ra
keluar dari rumah dengan wajah menahan kesal, Soo Ho menarik tangan Hae Ra
untuk masuk. Hae Ra menhempaskan tanganya,
telihat kesal karena Soo Ho yang tidak memberitahunya. Soo Ho mengaku
kalau ingin Hae Ra yang mengenalinya.
“Apa kau
mendengar apa yang dikatakan ayahku hari itu? Apa karena itu kau menghilang tanpa mengatakan apapun?” ucap Hae
Ra dengan nada marah
“Benar.
Aku mengutukmu” kata Soo Ho
Flash Back
Hae Ra
dalam kamar melihat sebuah mainan, menceritakan ayahnya mengatakan ada pasar
Natal, Di sebelah hotelnya saat menginap selama perjalanan bisnis dan disana
mereka menjual hiasan Natal, yang luar biasa. Soo Ho hanya menganguk.
“Dia juga
pergi ke tempat ini.,, Oppa, Ayo kita kunjungi tempat ini nanti, Jika perang
pecah dan kita berpisah, mari bertemu disini saat natal” kata Hae Ra
memperlihatkan post card dengan gambar kastil.
“Kenapa
perang pecah?.. Tapi Sudah duduklah disini, jadi kita bisa mulai belajar.” Ucap
Soo Ho mulai memainkan wayang putri dan seorang ksatria.
“Jadi dia
menyelinap pergi dan menemukan pasangan di kandang kuda istana.” Kata Soo Ho
“ Oh,
ksatria-ku.. Aku tidak bisa melihat bekas luka di bayanganmu... Ksatria-ku, aku
akan menikah denganmu.” Ungkap Hae Ra.
“Hei,
baca dialognya dengan benar... Kau belajar bahasa Inggris-kan, jangan bercanda.”
kata Soo Ho marah. Hae Ra seperti tak peduli memilih untuk memainkan bayangan
seperti sedang berciuman.
Soo Ho
berjalan pulang dengan membawa buket bunga yang diambil dari ilalang, tapi saat
itu mendengar suara Tuan Jung yang memarahi Hae Ra didepan rumah.
“Aku
membawanya masuk bukan untuk bermain denganmu di rumah. Apa Kau pikir aku
membawanya masuk... untuk bermain-main bersamamu dengan mematikan lampu?” kata
Tuan Jung marah
“Lihatlah
anak yatim itu dengan bekas luka di wajahnya dan menyadari betapa bahagianya
kau. Bila kau tidak ingin belajar dan saat kau terganggu oleh omelan orang tua
mu, lihatlah si brengsek yang telah ditinggalkan, Apa Kau mengerti?” kata Tuan
Jung. Soo Ho yang sedih pun memilih untuk pergi dengan wajah sedih.
“Kau
berdiri di sana tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku ingin kau menjadi
seperti aku. Aku berharap kau akan menjadi sepertiku... dan kau akan kehilangan
segalanya” akui Soo Ho
Soo Ho
menangis dan marah di padang ilalang, Baek Hee mengenai Soo Ho sebagai Jenius
matematika yang tinggal di rumah berlantai dua. Soo Ho yang menangis mengaku tidak tinggal di sana.
Baek Hee tahu datang ke sini pada akhir pekan dan liburan.
“Aku
mengantar jus hijau, jadi tahu itu... Jangan menangis.. Kau pasti akan
berhasil. Aku bisa memprediksi masa depan. Tidak ada yang menghalangimu. Kau
akan mendapatkan semua yang kau inginkan.” Ucap Baek Hee.
Hae Ra
bertanya Apa Soo Ho sekarang senang dan puas untuk melihat dirinya yang miskin
dan tidak berharga. Soo Ho mengaku kalau patah hati. Hae Ra yang marah
mengumpat menyuruh Soo Ho diam saja.
“Aku
mengkhawatirkanmu... Aku merindukanmu... Aku menunggumu di sana setiap tahun...
Dari bulan November sampai Natal... Di kastil itu selama lebih dari 10 tahun.”
Ucap Soo Ho.
“Baiklah...
Selamat atas kesuksesanmu... Selamat juga bahwa kutukanmu menjadi kenyataan.”
Kata Hae Ra sinis
“Aku di
sini untuk memberi mu tiga hadiah. Salah satunya adalah rumah lamamu... Aku
akan mencari dan mengembalikannya kepadamu. Dikehidupan lain di mana kau bisa percaya
diri dan melakukan semua yang kau mau. Aku akan memberimu itu” Akui Soo Ho
“Aku memiliki
seseorang yang dicintai. Seseorang yang masih belum aku selesaikan.” Ungkap Hae
Ra
“Kau
masih saja terlihat jelas saat kau berbohong.” Komentar Soo Ho
“Jangan
bicara tentang masa lalu.. Aku bukan Hae Ra yang dulu. Aku akan mencari tempat
tinggal dan pindah dalam sebulan.Aku harap tidak melihatmu sampai saat itu. Kau
itu kaya, jadi tinggallah di hotel.” Kata Hae Ra marah
Soo Ho
mengeluh Hae Ra yang mengatakan hal itu.
Hae Ra sadar Soo Ho membawa orang yang sangat miskin di rumah besarnya
jadi pasti merasa sangat baik dan bangga. Soo Ho membenarkan karena Itu akan
menjadi kebohongan jika bilang kalautidak
merasa bangga.
“Si anak
malang menjadi sangat sukses. Ayo dan banggakan lagi. Rumah, kehidupan yang
kaya, dan apapun yang lainnya?” kata Hae Ra
“Apa aku
berutang padamu hari itu?” kata Soo Ho lalu mendekat mencium Hae Ra. Hae Ra
sempat kaget tapi akhirnya memejamkan matanya.
Bersambung
ke episode 5
Huhuhu.. .ternyata bgus jg crtanya bak dyah... Dlnjut y... Pdhl aal bca krn aku lht aktor ksyangan,, taunya nyangkut bnran ini...
BalasHapus