Ryang Ha marah menurutnya Mudah
untuk dikatakan tapi bagaimana Soo Ho bisa
mendapatkan uang tanpa adanya investor. Soo Ho
merasa pria itu bukan satu-satunya investor. Ryang Ha menegaska mereka memang
satu-satunya, orang
yang mau berinvestasi dengan idenya. Soo Ho
menegaskan jika investor tak suka maka ia juga tak suka.
“Ayo kita perbaiki sedikit saja, Kita perbaiki hanya sedikit saja.” Ucap Ryang Ha memohon
“Aku tidak ingin... mengubahnya sedikitpun.” tegas Soo Ho, Ryang Ha hanya bisa mengumpat kesal
“Lalu bagaimana kalau kau... pura-pura ingin memperbaiki
dan melakukan apa yang kau inginkan
setelah kau mendapatkan uangnya?” kata Ryang Ha, Soo Ho bertepuk tangan seperti
setuju dan mengatakan kalau itu tak mau.
“Dasar kau.... Aku akan mengadakan
pertemuan sekali lagi, jadi bisa
melakukannya, Dia sudah
ingin memberikan uangnya.” Ucap Ryang Ha
Soo Ho merasa mereka hanya
akan menyia-nyiakan waktu dan tenaga. Ryang Ha
tetap akan mengatur pertemuan untuk terakhir kalinya dan Pertemuannya sekitar jam 8 malam
di Gangnam. Soo Ho mengatakan tak akan datang, Ryang
Ha tetap pada pendirianya akan mengadakan pertemuan jam 8 sambil membawa jasnya
pergi. Soo Ho tetap memutuskan tak akan datang.
Tiba-tiba Ryang Ha kembali datang memberikan kartu undangan
Pernikahan diatas meja. Soo Ho binggung, Ryang Ha
memebritahu Warnanya putih dan bentuknya kotak kalau itu adalah undangan
pernikahannya dan meminta maaf karena terlebih
dulu menikah. Soo Ho melihat kartu udangan Pernikahan
Han Ryang Ha dan Lee Dal Nim.
“Sejujurnya, kau harus menghadiahkanku kulkas sebagai
sahabat.” Ucap Ryang Ha menagih
“Jangan begitu. Perusahaanku
kan perusahaan kecil, kau tahu itu! Sementara Kau
pemegang saham utama Zeze Factory.” Kata Soo
Ho
“Jadi pergilah ke pertemuan dan menghasilkan
uang. Itu akan menyelesaikan
segalanya, oke? Aku
akan menunggu sampai makanannya basi. Pastikan
kau menghadiakanku kulkas dua pintu.” Kata Ryang
Ha memaksa lalu berlari pergi. Soo Ho hanya bisa tersenyum.
Tuan Ahn sibuk dengan komputernya lalu berlari ke meja
Soo Ho memberitahu mereka harus menambahkan dan mengeluarkan di bagian games. Soo Ho pikir itu bagus juga. Bo Nui juga
sibuk dengan laptopnya membuat design gamesnya, Bo Ra melempar kakaknya
sebungkus roti agar bisa makan siang.
Tuan Won masuk ke ruangan membawakan makan siang, karena makan
adalah yang terpenting. Soo Ho melihat Tuan Won
membawa susu lalu memberitahu alergi dengan susu. Tuan Won hanya bisa terdiam
dan merasa bersalah.
Bo Nui tertidur sambil duduk didepan meja, Soo Ho juga
tertidur di sofa dengan Laptop dari pangkuanya. Bo Nui berlatih melakukan
presentasi, Soo Ho seperti selesai membuat games lalu menyimpanya dalam flash
disk, wajahnya tersenyum bahagia. Bo Nui juga melemaskan badanya setelah
didepan komputernya.
Bo Ra yang sedang berbaring bertanya apakah sudah
selesai. Bo Nui melihat adiknya yang terbangun lalu menyuruhnya
untuk kembali tidur. Bo Ra mengaku mimpi
buruk lagi. Bo Nui memegang tangan adiknya
memberitahu kalau itu hanya mimpi saja dan semua pasti akan baik-baik saja.
“Aku ada di sampingmu jadi jangan khawatir dan tidurlah.” Ucap Bo Nui bisa menenangkan adiknya.
“Senang bisa memegang tanganmu, Unnie.... aku selalu menunggumu di
rumah sakit. Aku sudah
menunggumu datang dan ingin memegang tanganmu. Perawat itu mengatakan kalau kau
selalu... berdiri
saja di depan kamarku. Aku
bertanya-tanya kapan kau... akan
datang memegang tanganku. Aku
bertanya-tanya kapan aku bisa mendengar suaramu. Aku sudah menunggunya setiap
hari.” Ungkap Bo Ra
“Aku tidak ingin hal buruk terjadi pada dirimu.Itu
sebabnya aku tidak bisa masuk.” Kata Bo Nui
“Kenapa hal buruk akan terjadi
padaku? Aku
merasa lebih kuat setelah mendengar suaramu. Bukankah aku menjadi lebih
baik setelah kau melihatku? Sejak kau datang dengan laki-laki itu.” Ucap Bo Ra
“Apa kau tidak ingat sama sekali?” tanya Bo Nui, Bo Ra mengeleng karena tidak ingat wajahnya. Tapi... bisa mendengar suaranya.
Flash Back
Soo Ho duduk didepan tempat tidur berkata pada Bo Ra “Kakakmu berusaha keras untuk menyelamatkanmu. Makanya, kau harus segera sembuh. Segera katakan
padanya, Kau harus katakan padanya untuk bahagia.”
“Dia mengatakan padaku untuk
sepenuh hati mencintai orang yang aku
cintai... dan
selalu menggenggam erat tangannya.” Ucap Bo
Ra, Bo Nui membenarkan.
“Aku harus berterima kasih
padanya. Aku harus
berterima kasih padanya karena sudah menguatkanmu.” Kata Bo Ra lalu merasakan kantuk kembali, Bo Nui
menyuruh Bo Ra kembali tertidur dan akan tetap ada disisinya.
“Unni.... Terima kasih... karena tidak menyerah padaku Terima kasih karena selalu
melindungiku.” Ucap Bo Ra sambil terpejam matanya.
Di sebuah lobby
Dal Nim terlihat bahagia melihat temanya yang sudah
datang, Bo Nui kaget karena temanya bisa
ada di lobby gedung. Dal Nim mengatakan Bo Ra yang menelpnya, meminta untuk menyebarkan
kelopak bunga untuk temanya dan sengaja datang untuk
mendukungnya. Bo Nui mengucapkan terimakasih.
“Aku jadi ingat waktu dulu. Kau tidak perlu pake topeng
kelinci kan? Apa Kau bawa garam dan kacang merah?” ucap Dal Nim, Bo Nui mengatakan tak membawanya. Dal Nim
tak percaya
“Iya... sekarang Bo Ra sudah semakin
baik, Kau tidak
perlu cemas lagi.” Ucap Dal Nim tersenyum
bahagia
“Aku sedikit gugup.” Akui Bo Nui, Bo Ra bertanya apa yang harus dilakukan,
apakah ingin dipeluk lalu keduanya berpelukan. Bo Nui mengucapkan terimakasih
karena sudah menjadi sahabatnya. Dal Nim juga merasa seperti itu.
“Aku harus kembali bekerja jadi Aku tidak bisa melihat
presentasimu sampai akhir... Maafkan aku” kata Dal Nim, Bo Nui merasa sudah cukup termotivasi melihat temannya datang.
“Lakukan yg terbaik dan jadilah
pemenangnya. Belikan
aku kado pernikahan dengan uang hadiahnya” kata Dal
Nim, Bo Nui setuju lalu saling high five.
Semua sedang sibuk berlatih melakukan presentasi, Poster
bertuliskan (Kontes
ide Game babak ke-2 2017) Bo Nui
duduk di sofa terlihat sedikit santai melihat semua orang terlihat gugup dan
tegang sambil berlatih sebelum melakukan presentasi.
Ryang Ha menelp Soo Ho tapi ponselnya tak aktif, menjerit
kesal karena tak aktif, lalu bertanya kapan temanya itu pergi. Tuan Ahn hanya tadi hanya melihat Soo Ho keluar. Ryang Ha kesal sendiri kemana sebenarnya temanya pergi,
Tuan Ahn pikir Soo Ho pergi untuk menemui investor. Ryang Ha kesal karena Soo Ho yang pergi
padahal ia yang datang bahkan sudah susah-susah mengatur pertemuan ini
Tuan Won pikir kenapa Ryang Ha tidak menyalin propasalnya dan
pergi sendiri. Ryang Ha pikir itu ide bagus lalu
menanyakan keberadaan. Tuan Ahn pun mencari di komputer milik Soo Ho, lalu
binggung karena Tidak ada Bahkan di foldernya juga tak ada. Ryang Ha merasa tak
mungkin.
Soo Ho datang ke gedung (Kontes
ide Game babak ke-2 2017) dan sudah memulai, sebelumnya pergi ke toilet
memasang penutup kupingnya. Bo Nui diruang tunggu diminta untuk bersiap. Soo Ho
masuk ruangan dan duduk dibangku belakang.
Bo Nui nai ke atas panggung untuk melakukan presentasi
dengan memperkenalkan namanya, Soo Ho duduk dibangku penonton tersenyum melihat
Bo Nui di atas panggung. Akhirnya Bo Nui duduk dibangku penonton, sempat kaget
melihat Soo Ho yang ada di atas panggung memberikan presentasi.
“Halo, aku Je Soo Ho dari Daebak
Soft. Apa
kalian percaya...” ucap Soo Ho melepaskan
penutup kuping yang selama ini di pakainya, Bo Nui sebelumnya juga ikut
mengatakan “Apa kalian percaya...” Bo Nui mengatakan “keajaiban” dan Soo Ho mengatakan “Takdir”
“Permainan ini tentang seorang
wanita... Wanita yang paling sial di dunia ini. Dia diberi sebilah pisau sebagai
peruntungan
hidupnya. Dia lahir
dengan takdir... Bahwa
semua orang yang
dicintainya akan terluka. Permainan
ini berawal dari sepucuk surat... yang
di berikan 1 tahun setelah dia kehilangan semuanya.” Ucap Bo Nui, Soo Ho tersenyum bahagia.
Flash Back
Soo Ho mengucapkan selamat tinggal dan menyelipkan note
di tangan Bo Nui sebelum pergi. Akhirnya Bo Nui membaca surat yang dituliskan
oleh Soo Ho.
“Shim Bo Nui bagiku
adalah sebuah cahaya bukan pisau. Dia memegang tanganku saat aku butuh.”
Soo Ho ingat saat Bo Nui yang menyelamatkan saat
dikerubungi wartawan dan merasakan fobianya datang, lalu tangan Bo Nui memegang
tanganya dan membuatnya tenang lalu keluar dari kerumunan wartawan.
Ketika Soo Ho harus di lempar ke kolam renang dan
muntah-muntah mengeluh tidak seharusnya melihat Bo Nui melihat semua, Bo Nui
mengatakan kalau mereka sekarang sama. Soo Ho tersenyum mendengarnya.
“Dia membuatku
tertawa bahkan saat aku merasa malu”
Bo Nui merasa Soo Ho yang sedang sakit mengatakan melakukan
segalanya untuk dirinya Tapi hanya merawatnya saja yang bisa dilakukan untuk
Soo Ho sambil mengelap keringat di wajahnya, tak lupa menuliskan jimat agar tak
sakit.
“Dia tetap
disampingku saat aku sakit.”
Soo Ho baru saja selesai bertanggung jawab pada semua
direksi dengan memberikan semua hartanya, lalu melihat Bo Nui yang sudah
menunggu dilorong wajahnya tersenyum bahagia.
“Saat aku kehilangan
semuanya, Dia meyakinkanku semuanya akan baik-baik saja selama aku bersamanya.”
Bo Nui bisa membuat Soo Ho kaget saat membawakan kopi,
lalu memeluknya dengan erat saat mabuk dan menangis dipelukanya.
“Cahaya itulah yg
menuntunku keluar dari gua. Shim Bo Nui telah menyelamatkan hidup Je Soo Ho.”
Keduanya terlihat bahagia bertemu kembali setelah
berpisah beberapa hari, lalu mereka menghabiskan tidur bersama semalam dan Soo
Ho pun memeluknya dengan erat
“Terima kasih,cintaku.” Bo Nui menangis membaca surat yang dituliskan Soo Ho
dengan gambar wajah Harimau dibawahnya.
“Wanita
ini memulai perjalanan panjangnya, Untuk
membalas kembali surat ini.” ucap Bo Nui
Soo Ho berdiri diatas panggung memberitahu Permainan yang
dibuatnya adalah tentang perjalanan seorang bocah laki-laki keluar dari gua
persembunyiannya, yaitu Gua yang sangat gelap dan sepi Namun menurutnya ,dunia
luar terasa sangat asing dan berbahaya, Hingga dia enggan keluar dari sana.
Tatapan Soo Ho tertuju pada Bo Nui yang duduk dibangku penonton.
“Apa yang dia butuhkan agar keluar dari
dalam gua? Dia butuh
cahaya.” Ucap Soo Ho
“Anak yang baru memulai perjalananya itu, berhadapan
dengan banyak sekali bahaya Dan setiap kali anak ini ingat kenangannya yang
berharga bersama seseorang yang disebutnya sebagai cahayanya.” Kata Bo Nui
Bo Nui mengingat saat Soo Ho memberikan obat dengan
melemparnya di lantai, melihat Bo Nui sepertinya
punya gangguan pencernaan. Lalu Soo Ho yang datang
kerumahnya dan harus mendapatkan pukulan memintingkan tanganya. Soo Ho
menyelamatkan saat ingin tidur dengan pria macan.
“Anak laki-laki itu selalu menyelamatkannya saat
dalam bahaya dan dalam
hujan ia selalu memayunginya.” Ucap Bo Nui
Bo Nui mengingat saat Soo Ho memberikan payungnya ketika
hujan deras, lalu Soo Ho pun berjongkok didepan Bo Nui mengajak untuk segera
pulang dengan mengendongnya. Ketika dirumah sakit, Soo Ho berkata kalau ia
adalah jimatnya jadi apa yang harus dikhawatirkan lalu mengantarkan Bo Nui
menemui adiknya.
“Dia memberinya bahu
untuk bersandar ketika ia ketakutan”
Soo Ho memegang bahu Bo Nui menegaskan dilarang
khawatir, dilarang ragu-ragu lalu mengenggam tanganya dan berjalan pergi. Soo Ho
membentangkan tanganya lebar-lebar saat Bo Nui berlari kearahnya.
“Bahkan saat dia terjatuh, dia tersenyum untuknya. Orang yang selalu... memeluknya erat-erat. Wanita yang sama...bagi orang lain mungkin
dia disebut pisau....Sementara yang lainnya menyebutnya sebagai cahaya.” Ucap Bo Nui, Soo Ho tersenyum mendengarnya.
“Cahaya itu menyinari anak laki-laki yang sebelumnya
tidak percaya pada apapun.” Kata Soo Ho
“Kemudian hanya satu yang tersisa. Dia harus memilih... Sisi mana yang dipercayainya..” ucap Bo Nui
“Sebuah permainan yang memanggil
anak laki-laki ini
meninggalkan gua dan mencari cahayanya.”kata Soo Ho
“Sebuah permainan yang
menceritakan perjalanannya, menjadi
secercah cahaya setelah takdirnya yang malang.”
Ucap Bo Nui
“Daebak Software
mempersembahkan" Miracle".” Kata Soo
Ho
“Kami mempersembahkan
"Will".” Ucap Bo Nui, terlihat
gambar tangan yang bersatu dengan terlihat seperti cahaya. Soo Ho memberikan
tepuk tangan. Sementara Soo Ho memperlihatkan gambar gua dan keluar dengan
cahaya dan bertuliskan Miracle
Soo Ho pergi menuruni tangga gedung lalu berlari keluar.
Bo Nui berjalan di lorong dan berlari dan sampai ditaman. Soo Ho datang
menghampirinya keduanya sama- sama menatap dan berbicara dalam hati.
“aku minta maaf,butuh waktu
terlalu lama.” Kata Bo Nui
“Kau plin plan sekali, dan sedikit bodoh” balas Soo Ho
“Kuatkan dirimu. Aku tidak akan khawatir pada apapun kecuali
diriku sendiri, Memikirkan kebahagiaanku sendiri.” Kata Bo Nui, Soo Ho pu n
memujinya. Keduanya saling berpelukan sangat erat, dengan senyuman bahagia.
Ryang Ha masuk ruangan Zeze sambil menari-nari seperti
michael jackson. Dal Nim yang melihat calon suaminya terlihat bahagia. Ryang Ha
menyapa semuanya, tapi sepertinya semua tim sibuk dan tak memperdulikanya.
Ryang Ha heran berpikir mereka semua tak melihatnya.
Seung Hyun mengeluh Ryang Ha yang bolak balik beberapa
kali dalam sehari, dan menurutnya untuk apa terus melihatnya. Ryang Ha sadar
kalau ia hanya mondar
mandir jadi menurutnya sering
datang mulai sekarang. Dal Nim merasa sangat
bahagia Ryang Ha datang karena sangat merindukanya. Ryang Ha langsung
menyanyikan "Only you" dan
membungkuk didepan Dal Nim bertanya apakah malam ini ada pekerjaan. Dal Nim
mengingat-ingat.
“Tidak,jangan dijawab. Kau tidak bisa melakukan apa-apa! Coba pilih bulan madu kita mau
kemana, Maldives atau Hawaii?” ucap Ryang Ha. Dal Nim memilih hawai
“Tapi Di mana saja. Di manapun selama bersamamu sudah seperti surga bagiku!” kata Ryang Ha mengodanya.
Dae Kwon mengeluh menyuruh Yoon Bal melakukan sesuatu,
Yoon Bal menyuruh Ji Hoon segera mengusir Ryang Ha hari ini. Ji Hoon langsung
menarik Ryang Ha untuk segera keluar, Ryang Ha hanya bisa menjerit karena harus
berpisah.
“Apakah si cupid sedang menebar
panah asmara dikantor ini? Semua
orang jatuh cinta.” Keluh Yoon Bal, Hyun Bin
dan Seung Hyun terlihat saling berpegangan tangan.
“Oh,Mungkin saja... Aku dan istriku juga bertemu di
Zeze Factory.” Kata Dae Kon
“Aigooo Kalian sangat konyol! Siapa saja yang pacaran di kantor ini? Kalau sampai ketahuan,akan kuberi
pelajaran.” Teriak Yoon Bal marah, Hyun Bin dan
Seung Hyun langsung melepaskan tanganya. Dae Kwon membela diri kalau Cinta
adalah anugrah!
“Aku akan membuat perhitungan
dengan kalian!” teriak Yoon Bal tak terima.
(Daebak
Soft)
Dal Nim mondar mandir diruangan, lalu melihat Soo Ho yang
datang menanyakan hasilnya. Soo Ho terlihat lesu bertanya kemana dua pegawainya
karena harus mengatakan
langsung pada mereka. Bo Nui memberitahu keduanya di
data center untuk pertemuan dan memintanya untuk menghubungi lagi saat
Soo Ho sudah kembali.
“Apakah tidak berjalan lancar? Apa mereka tidak mau
berinvestasi?” ucap Dal Nim melihat wajah Soo Ho yang
sedih
“Merilis Will dan Miracle
sekaligus... seperti
mereka kembaran saja... “ kata Soo Ho menahan tanginya.
“Mungkin beban bagi investor. Jadi kita rilis Miracle lebih
dulu...” ucap Bo Nui, Soo Ho menyela
“Dia bilang kita berbakat, "Kedua game ini saling
melengkapi. Yakinlah
akan sukses,aku akan segera berinvestasi."”
Ucap Soo Ho tersenyum bahagia, Bo Nui tak percaya
Soo Ho menjerit bahagia karena mereka berhasil, mengajak
Bo Nui menari-nari. Bo Nui berkaca-kaca menurutnya sangat luar biasa karena
sebelumnya Bo Ra terus bilang kita akan berhasil dan akan mendapatkan investasinya. Soo Ho mengajak mereka segera pergi karena Bo
Ra pasti sudah menunggu
Bo Nui mengeluarkan semua tas dan koper ke depan
apartement, Soo Ho mengendong Bo Ra dari dalam mobil, tiba-tiba Bo Ra ingin
melihat apartementnya dari depan dulu. Soo Ho pun menurunkan dengan mendudukan
ditempat tidur. Bo Ra dudu di kursi roda lalu menyapa apartement pertama kali.
Soo Ho membuka pintu rumah lebih dulu, pelahan Bo Nui
mendorong kursi roda ke depan pintu. Soo Ho menyuruhnya masuk sudah
3 tahun untuk mereka berdua meninggalkan rumah dan ia akan menunggu di atap. Bo Ra
melihat rumahnya masih sama seperti saat meninggalkan rumah. Bo Nui juga tak
percaya Soo Ho bisa melakukan semuanya sama seperti sebelumnya. Bo Ra melihat
masih ada kasur tingkah dan meja belajar miliknya, lalu bertanya pada kakaknya
kalau ini bukan mimpi. Ia melihat gambar keluarganya.
“Apa bisa mengingatnya. yang kau katakan saat memasangnya... setelah orang tua kita meninggal” ucap Bo Ra.
“Aku bilang kita tidak akan
sendirian... Karena
Ayah dan Ibu selalu memperhatikan kita” kata Bo
Nui
“dan sekarang kita tidak berempat
tapi berlima.” Ucap Bo Ra memperlihatkan gambar
keluarga mereka ditambah dengan Soo Ho.
Bo Nui pergi ke atap, langsung memberikan back hug untuk
pacarnya. Soo Ho pun memegang tanganya erat. Bo Nui mengucapkan terimakasih dan
berjanji mulai sekarang akan berbuat baik padanya. Soo Ho membalikan badanya, Bo Nui merasa sekarang
ini cukup.
“Memang benar, Apa Kau tahu
berapa banyak debu yang kuhirup seminggu saat membersihkannya?” kata Soo Ho menyindir
“Aku ingin berterima kasih...” ucap Bo Nui sambil memegang pipi pacarnya, Soo Ho maju
ingin menciumnya, Bo Nui langsung mengajak Soo Ho segera makan. Soo Ho pun
berjalan mengikutinya.
Soo Ho membawakan beberapa makanan ke atas meja, Bo Ra
melihat kakaknya sibuk didapur, dengan lirikan sinis bertanya kenapa Soo Ho berbuat seperti
itu. Soo Ho binggung dirinya memang kenapa. Bo Ra mendengar
Soo Ho yang membersihkan
rumah Tanpa sepengetahuan Kakaknya. Soo Ho dengan
bangga kalau dirinya itu baik dan juga keren.
“Kau pura-pura tidak tahu, Ternyata kau licik juga.” Ejek Bo Ra, Soo Ho mengeluh kalau Siapa
yang tidak mengenali siapa memangnya.
“Astaga... Ingatanku
kadang suka hilang, jadi kalian
harus mengerti.” Kata Bo Ra, Soo Ho bertanya
memang ingatanya hilang kenapa.
“Ayo hafalkan perkalian 19
bersamaku. Itu cara
terbaik menguatkan ingatan dan melatih otakmu.”
Kata Soo Ho, Bo Ra menolaknya karena benci
matematika.
“Kenapa kau benci matematika Matematika adalah ilmu yg indah.” Ucap Soo Ho melotot kaget,
Bo Ra merasa Itu ilmu
yang harus dilenyapkan dari planet
ini. Soo Ho menyuruh Bo Ra menarik ucapanya, Bo Ra tak
mau. Soo Ho tak habis pikr Bo Ra itu
sangat berlawanan dengan dirinya meminta menarik perkataanya. Bo Nui datang
membawa sup lalu bertanya apakah keduanya bertengkar. Soo Ho mengatakan mereka sangat
akrab dan Bo Ra menambahhkan mereka tidak
bertengkar bahkan memanggil kakak ipar. Soo Ho dan
Bo Nui langsung terdiam dan gugup.
Bel rumah berbunyi, Soo Ho bingung melihat Sul Hee dan
Gun Wook sudah ada didepan rumah. Sul Hee kaget melihat Soo Ho sudah ada dirumah
lalu memberikan selamat atas pindahan Bo Nui dengan membawakan sebuket bunga,
“Sekarang Nuna sudah kembali,Kami
mau mengucapkan selamat. Setelah
pertandingan kami langsung ke sini.” Ucap Gun
Wook
“Apa kau yang menelponnya?” tanya Bo Nui pada Soo Ho
“Tidak, aku lebih suka hanya kita
berdua saja.” Kata Soo Ho, terdengar teriakan Bo Ra
yang menyuruh Gun Wook segera masuk.
Gun Wook permisi untuk masuk lebih dulu, Sul Hee
tersenyum memuji adiknya itu sangat keren. Terdengar teriakan suara Ryang Ha,
Soo Ho langsung menutup pintu rumah, Ryang Ha bisa menahanya pintu dengan
tissue toilet yang dibawanya. Dal Nim berlari dibelakangnya. Soo Ho mengeluh
padahal sudah meminta temanya untuk tak datang.
“Bagaimana bisa aku tidak datang, Kami mau mengucapkan selamat
pindahan.” Kata Ryang Ha lalu Dal Ni menarik pintu
sampai Soo Ho keluar. Ryang Ha menyuruh Soo Ho minggir dan mengeluh
apartementnya itu kecil. Soo Ho hanya bisa berdiri lesu depan pintu tak bisa
hanya berdua saja.
Bo Nui membagikan buah pada dua meja, Ryang Ha lalu
meminta perhatian kalau mereka punya sesuatu untuk semuanya, dan memberikan
kartu undangan untuk Sul Hee dan juga Gary. Gun Wook bertanya apa yang
diberikannya. Ryang Ha memberikan kalau akan menikah dengan Dal Nim sambil
memeluknya dengan erat.
“Dal Nim! Kenapa kau tidak
memberitahuku?” jerit Sul Hee tak percaya
“ Maaf.... Kami tidak sempat memberitahu
siapapun.” Ucap Dal Nim
Soo Ho diam-diam tangannya merayap mencari tangan Bo Nui
yang duduk dibelakangnya, lalu mengengamnya dengan erat. Bo Nui hanya bisa
tersenyum lalu menyembunyikan dibawah bantal. Keduanya langsung cekikikan.
Ryang Ha merayu Gun Wook untuk meminta hadiah pernikahan yang besar karena
memiliki uang banyak.
Soo Ho menelp Bo Nui bertanya apakah sudah siap, Bo Nui
mengatakan Belum dan meminta
agar santai saja. Soo Ho
melihat Hari yang
indah, Cuacanya juga cerah jadi Hari yang sempurna. Bo Nui memotong kimbap melihat memang sempurna
untuk piknik, memberitahu kalau memasukkan
tuna ke kimbabnya. Soo Ho mengeluh sampai
akhirnya berteriak sangat menyukainya. Bo Nui meminta agar hati-hati
menyetir. Soo Ho pun dengan senyuman bahagia akan
bertemu nanti.
Keduanya saling berpegangan tangan menyusuri taman,
tiba-tiba terdengar bunyi petir keduanya saling terdiam dan saling
berpandangan. Soo Ho mengajak Bo Nui segera berjalan dan meminta agar tak
khawatir. Petir kembali terlihat, Keduanya kembali menatap langit dengan wajah
sedih, akhirnya hujan pun turun dengan deras. Bo Nui menghela nafas.
“Terserahlah. Lupakan saja. Pikniknya ditunda!” ucap Soo
Ho mengajak pergi, Bo Nui menghela nafas.
“Ayo kita lakukan saja. Siapa yang
peduli dengan basah kuyup? Yang
penting kita tetap bersama.” Kata Bo Nui, Soo Ho
tersenyum bahagia. Setelah itu keduanya siap-siap berlari menyusuri hujan
bergandengan.
“Tidak ada yang berubah.... Kita tidak tahu bagaimana masa depan kita, dan
kadang-kadang takdir kita memberi saat-saat kejam.” Gumam Bo
Nui
“Jadi kita memutuskan... untuk hidup di saat itu.”
Balas Soo Ho bergumam
“Kita
tidak akan kehilangan kebahagiaan hari ini yang datang pada kita.” Ucap Bo Nui,
Soo Ho pun mengajak Bo Nui untuk meloncat lebih tinggi.
[Epilog]
Tuan
Goo pergi mengikat barang-barangnya lalu membawa keluar,ruanganya sudah kosong
lalu menatap lebih dulu sebelum pergi. Seperti sudah tak membuka konsultasi
ramal lagi.
Soo
Ho berjalan bergandengan melihat hujan yang sudah berhenti, merasa senang mereka
memutuskan untuk tinggal, menurut kehujanan itu menyenangkan. Bo Nui bertanya
apakah Soo Ho mau kehujanan dengannya lagi.
“Kau
tahu aku suka jawaban ya, kan? Jawabanku adalah ya, tentunya.” Ucap Soo Ho, Bo
Nui berhenti menatap Soo Ho lalu mengeluarkan sekotak cincing, Soo Ho
menjatuhkan tas yang ada ditanganya dengan wajah melonggo.
“Maukah
kau... menikah denganku? Aku berpikir keras dan menyadari... bahwa itu harus
dirimu. Aku bilang itu harus... kau.” Ucap Bo Nui
Soo
Ho menahan senyum tak percaya sampai akhirnya menjerit bahagia mengangkat
tanganya, berteriak memberitahu semuanya kalau akan menikah, lalu berlari mondar
mandir. Setelah itu mengendong Bo Nui dan berputar-putar sangat bahagia.
Bo
Nui memegang tangan Soo Ho yang sudah memakain cincin pemberian darinya,
keduanya saling menatap. Bo Nui berjinjit lalu keduanya berciuman.
THE END
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Happy ending.....love this coupleee
BalasHapusWaaa, sudah tamat! Sayangnya saya tak mengikuti secara runut. Maafkan.
BalasHapusMbak Dee, terima kasih rekapannya! Saya masih belum move on dari Oh Ri Jin.... Hiks.
baru bisa selesai baca sekarang. Gomawo min...
BalasHapusmakin semangat, makin kreatif n makin lebih baik lagi ya...
Aku sangat menyukai ide cerita ini. Sedikit lain. Tokoh laki2 nya tdk terlalu tampan tapi jenius. Tema IT yg keren. Psikologi kejiwaan Bo Nui. Cara "smart" So hoo menunjukkan cinta pada Bo Nui. Pokoknya aku sangat suka dg So Hoo. Aku jatuh cinta pada So Ho kayak Dalnim.
BalasHapusTapi itu semua itu tidak terlepas dari cara penyampaian cerita atau penulisan sinopsis mb Dyah yg runtut. Terimakasih........sudah membuat pembaca senang dan bahagia
aku jatuh cinta pada Gary choi.
BalasHapus