Ryang Ha masuk kantor, melihat dari belakang sosok wanita
dengan rambut tergerai dan mengunakan rok mini serta high heels menurutnya
pegawai wanita itu pasti baru, tiba-tiba si wanita itu terjatuh karena
kesandung sepatu heelsnya. Akhirnya Ryang Ha membantunya berdiri merasa kalau
pegawai itu pasti baru di Zeze.
“Kehidupan sosial itu sulit, kan? Presdir Je akan menyakitimu. Datang ke lantai dasar saat kau
frustrasi. Aku akan
memberimu kopi gratis Dan
ini rahasia. Aku
pemegang saham utama di perusahaan ini.” ucap Ryang
Ha terus nyerocos tanpa sadar yang didepanya Dal Nim.
“Tapi kau mengesalkan.” Ucap Dal Nim dengan nada mengoda, Ryang Ha merasa seperti
suara seseorang yang dikenalnya.
Matanya langsung melonggo karena ternyata wanita cantik
yang didepanya itu Dal Nim, tapi menurutnya tak mungkin. Lalu mencoba
mengunakan tanganya agar membuat kacamata, lalu menjerit tak percaya meminta
memberikan giginya. Dal Nim menyengir, lalu Ryang Ha seperti masang behel
dengan jari telunjuknya. Setelah itu menjerit karena ternyata memang benar itu
Dal Nim yang dikenalnya.
“Astaga.... Bagaimana bisa kau sangat
berubah?” jerit Ryang Ha tak percaya
“Kau bilang padaku untuk
melepasnya.” Ucap Dal Nim lalu beranjak pergi.
“Oh, aku sangat malu, ternyata Aku menyukai Dal Nim! Ini hal memalukan untuk
keluargaku!” jerit Ryang Ha tak percaya lalu berlari
menjauh
Yoon Bal melihat Dal Nim yang cantik lalu bertanya-tanya
kemana Dal Nim yang dikenalnya. Dae Kwon
melihat Dal Nim seperti boneka, Ji
Hoon memujinya sangat cantik berpikir seharusnya
tidak tergila-gila pada Seung Hyun lalu mengajak untuk foto bersama karena bisa akan
mendapat setidaknya 1,000 like.
“Tapi tetap saja, Seung Hyun yang paling cantik di tim kita.” Kata Hyun Bin mengangkat dua tanganya
“Kejam rasanya membandingkan orang
menurut wajahnya.” Ucap Seung Hyun, Ji Hoon
pikir Seung Hyun hanya iri saja
Soo Ho datang dengan Bo Nui bersama-sama, semua mulai
bertanya-tanya. Soo Ho langsung berkata
mereka bertemu di depan gedung. Bo Nui membenarkan lalu terkejut melihat temanya Dal Nim
yang sudah berubah jadi cantik dengan Soft Lens. Soo Ho mendekat melihat Dal
Nim punya mata yang besar.
Dal Nim yang mendengarnya tiba-tiba ingin jatuh lemas, Dae
Kwon dkk mencoba menahanya, Dal Nim berpura-pura merasakan kalau kepalanya
terasa pusing. Soo Ho langsung bertanya kapan versi beta-nya akan selesai. Dae
Kwon menjawab berencana memulainya minggu depan. Soo Ho pun bisa mengerti.
“Bagaimanapun juga, ini akan menjadi game pertama
kita sejak insiden Jenius. Mari
kita buat menjadi sukses.” Ucap Soo Ho, Semua pun
mengangguk mengerti.
“Oh Yah.... Bergembiralah, semuanya.... fighting” Ucap Soo Ho memberikan semangat pada semua
pegawai, Bo Nui tersenyum melihatnya. Soo Ho pun masuk ruangan walaupun
menyadari kalau pasti rasanya canggung.
Dae Kwon binggung melihat tingkah Soo Ho yang berbeda dan
merasakan semua bulu kudunya merinding. Dal Nim yang melihatnya sumringah
karena Soo Ho terlihat berbeda degan memberika semangat. Yang lainnya merasakan
perutnya tiba-tiba terasa sakit. Bo Nui pun cekikikan sendiri melihatnya.
Dal Nim menjerit kaget da memberikan selamat Bo
Nui karena sudah menerima perasaan pria yang satunya.
Menurutnya tak mungkin temannya bisa menghentikan angin
di hatinya. Bo Nui masih tak yaki kalau dirinya akan baik-baik
saja. Dal Nim yakin lalu mengusulkan double date. Bo Nui binggung.
“Aku rasa semuanya berjalan lancar
untukku belakangan ini. Sepertinya cinta sebelah pihakku
akhirnya melihat cahaya.” Ucap Dal Nim dengan
senyuman bahagia.
“Makanya kau berpakaian bagus.” Komentar Bo Nui, Dal Nim pun penasaran siapa orangnya
dan meminta temanya segera memberitahu.
Bo Nui meminta Dal Nim tak kaget, Dal Nim pikir temanya
tak perlu mengkhawatirkan hal itu. Bo Nui mengaku kalau pria itu adalah Presdir
Je, Dal Nim berteriak kaget ternyata orang yang berpacaran dengan temanya
adalah Soo Ho, pria yang sangat disukainya.
“Kau bilang ini semua untuk
ramalanmu sebelumnya dan tidak ada
apa-apa.” Ucap Dal Nim binggung
“Sebenarnya, aku mau menggenggam tangannya
dari awal. Tapi Anehnya,
aku merasa bisa menggenggam tangannya. Lalu Bagaimana
denganmu? Siapa
dia? Apa dia seseorang dari kantor?” kata Bo
Nui penasaran
“Dia tidak bisa dipercaya.” Ucap Dal Nim mencoba untuk tersenyum menutupi rasa
kagetnya
Dal Nim berjalan ke cafe dengan mata melotot marah,
mengambil majalah dari tangan Ryang Ha yang sedang duduk dan membacanya. Ryang
Ha melihat wajah Dal Nim, berpura-pura tak tahu dan akan membuat 8
cangkir kopi yang biasa di pesan.
“Dasar Kau pengkhianat. Kau tahu tentang Bo Nui dan Presdir, kan.”ucap Dal Nim, Ryang Ha kaget karena Dal Nim bisa
mengetahuinya
“Jadi kau mempermainkanku.” Ucap Dal Nim marah, Ryang Ha mencoba menjelaskan bukan
itu maksudnya.
Dal Nim langsung memegang dagu Ryang Ha, lalu Ryang Ha
berusaha berbicara kalau akan menjelaskanya. Dal Nim menegaskan tidak
akan memaafkannya dengan mata penuh dendam lalu berlari
keluar. Kakinya yang terbiasa
pada heels, malah membuatnya jatuh.
Ryang Ha melihatnya berusaha untuk menolong, tapi
beberapa orang langsung mengerubungi Dal Nim dan berusaha untuk membantunya. Dal
Nim terlihat kebinggungan, Ryang Ha berteriak marah karena ia yang lebih dekat
dengan Dal Nim menyuruh semuanya minggir. Salah seorang pria malah mendorong
Ryang Ha untuk menjauh, sampai akhirnya terjatuh. Ryang Ha kebinggunga, merasa
sudah gila karena marah melihat Dal Nim yang dipapah oleh beberapa pria untuk
berjalan.
Yoon Bal membuat permainan dari ponselnya lalu memberikan
selamat pada Bo Nui sebagai pemenang. Bo Nui mengeluh dirinya harus selalu
harus membayar. Soo Ho datang bertanya apakah sudah waktunya makan siang. Semua
mengangguk.
“Kalian ini luar biasa. Kalian bahkan tidak peduli Presdir kalian
makan apa untuk makan siang dan Malah
bersenang-senang sendiri.” Ucap Soo Ho menyindir
“Apa mau makan siang bersama kami?” tanya Dae Kwon
“Aku juga harus makan siang, kalian pilih salah satu,roti,nasi atau
mie. Aku yang traktir.” Ucap Soo Ho
Bo Nui tersenyum mendengarnya, sementara Dal Nim sedih
karena Soo Ho bisa berubah karena berkencan dengan Bo Nui bukan dirinya. Mereka
berpikir makan ramyon, Soo Ho pun memilih untuk makan pizza. Yoon Bal pun
meminta kartu kreditnya dan akan memesanya, Soo Ho pun memilih untuk memesan
sendiri dari ponselnya lalu kembali ke ruangan.
Akhirnya pesanan Pizza datang, Soo Ho mengintip dari
ruanganya. Semua pegawai heran melihat Soo Ho yang berbeda dari biasanya.
Diam-diam Bo Nui pergi membawakan sepiring pizza. Soo Ho panik karena Bo Nui
malah datang keruanganya, padahal sudah makan. Bo Nui masuk memberikan pizza
untuk pacarnya.
Soo Ho langsung memeluknya karena seperti ingin mati
karena tak bisa memeluknya, Bo Nui malu-malu mendorong Soo Ho untuk
melepaskanya, Soo Ho ingin mereka berpelukan sebentar lagi saja. Bo Nui
mengelus punggung Soo Ho meminta agar makan dulu, Soo Ho menolak karena ingin
memeluknya saja.
“Berjanjilah mulai sekarang makan
teratur... Dan
tidurlah yang
nyenyak.” Ucap Bo Nui
Soo Ho meminta agar Bo Nui menciumnya lebih dulu, Bo Nui
melirik ke arah jendela lalu keduanya pun saling mengecup lalu ketawa
cekikikan. Soo Ho pun kembali memeluk Bo Nui dengan erat. Keduanya kembali
cekikikan sambil berpelukan.
Soo Ho berjalan memeriksa pekerjaan anak buahnya, dari
meja Seung Hyun, lalu Hyun Bin, tepat di meja Bo Nui, tanganya dengan sengaja
memegang tangan Bo Nui yang sedang memegang mouse. Bo Nui hanya bisa tersenyum
karena Soo Ho yang mencari-cari cara agar mereka bisa terus berpegangan tangan.
Dae Kwon datang ke meja Bo Nui untuk memberikan berkas.
Soo Ho dan Bo Nui langsung melepasan tanganya, Soo Ho berpura-pura menepuk
lehernya yang pegal, lalu berjalan menjauh dan memberikan tanda cinta dengan
jari tanganya. Bo Nui melirik melihatnya dengan tersenyum bahagia.
Bo Nui dan Ji Hoon sedang membahas materi di papan dengan
tawa bahagia, Soo Ho lewat terlihat cemburu lalu memberitahu Ji Hoon ponselnya
jatuh, Ji Hoon panik dan langsung berlari pergi. Bo Nui dan Soo Ho saling
memberikan ciuman dengan alas kaca, lalu Soo Ho memberikan gambar tanda cinta
di papan, Bo Nui terlihat sangat terharu melihatnya.
Soo Ho pun sambil berjalan memberikan ciuman jauh, Bo Nui
dengan cepat langsung menangkapnya. Dal Nim yang melihatnya sudah bisa
tersenyum karena keduanya seperti anak muda yang sama-sama saling jatuh cinta.
Bo Nui sedang sibuk mengerjakan tugasnya, Soo Ho seperti
ingin mencari kesempatan lagi tapi Yoon Bal memanggilnya ingin membahas adegan
untuk menambah beberapa orang. Soo Ho langsung berkomentar itu bagus agar bisa cepat
pergi, Yoon Bal kembali menariknya karena menurutnya lebih baik sebagian saja.
Soo Ho akhirnya menyuruh Yoon Bal memakai kacamata saja
untuk bermain, lalu memberikan kode dari balik laptopnya pada Bo Nui agar naik
ke atap. Sementara diatap, tangan kanan Bo Nui mengetik di laptop dan tangan
kiri Soo Ho diatas laptop. Sementara dibawah meja, tangan mereka saling
bergandengan dan jari Soo Ho mengelus tanga Bo Nui.
Dengan bangga Soo Ho mengatakan pandai bersandiwara, Bo
Nui yakin selain Dal Nim tak ada yang tahu tentang hubungan mereka, tapi Soo Ho
yakin Dal Nim pun tak tahu mereka itu berpacaran di kantor. Keduanya kembali
cekikan dengan wajah bahagia.
Seung Hyun meminta uang taruhan karena menang, Dae Kwon
mengeluh karena sebelumnya mereka bertaruh Bo Nui tidak
akan kencan dengan Gary bukan
kencan dengan Presdir. Seung Hyun membela diri karena
mreka semua bertaruh kalau Bo Nui akan kencan dengan Gary.
“Tapi kenapa mereka bisa terlihat
begitu jelas ?” ucap Yoon Bal heran
“Yang lebih susah itu pura-pura
tidak tahu.” Kata Hyun Bin
“Mereka pasti mengira kita tidak
tahu.” Ucap Dae Kwon, Yoon Bal pikir Tidak
mungkin.
“Sudahlah.... Biarkan saja. Mungkin ini
kencan pertama mereka dan Mereka
menganggap kita seperti tembok.” Kata Seung Hyun
Hyun Bin pun bertanya pada Dal Nim sejak kapan mengetahui
keduanya berkencan. Dal Nim yang kesal berteriak tak tahu lalu pergi dari meja
kerjanya, dalam toilet berkata “Cinta sejati... Adalah saat
berharap untuk kebahagiaannya.” Lalu menuliskan buku
diarynya dengan tulisan “the end” dengan tetesan air.
Didepan danau
Soo Ho dan Bo Nui duduk bersama, Bo Nui terlihat khawatir
karena merka didekat danau, Soo Ho mengaku tak suka tapi apa boleh buat,
karena Disinilah
tempat kencan paling bagus menurutnya. Bo Nui
bertanya apakah Soo Ho mencari tahu, Soo Ho membenarkan.
“Menurut 14ribu blog yg kubaca,Kepuasan
tertinggi terhadap lokasi kencan... Adalah
piknik diluar,prosentasenya 33%, Tingkat
kepuasan tertinggi memakai baju biru...dengan persentase sebesar 49%... Kau pasti melihat aku ini amatir ‘kan ?” ucap Soo Ho
“Tidak,keren sekali.... Aku suka tempatnya,dan pakaianmu
kelihatan keren.” Kata Bo Nui, lalu keduanya
kembali cekikikan dan tersipu malu.
“Kau
pasti belum pernah pergi piknik.” Komentar Bo
Nui, Soo Ho mengaku tak tertarik.
“Semua anak pasti senang piknik. Aku selalu semangat piknik
meskipun sendirian, Mulai
sekarang,aku akan sering mengajakmu piknik Dan membuatkanmu makanan.” Ucap Bo Nui
Soo Ho tersenyum lalu bertanya berapa lama lagi Bo Nui
akan bersikap seperti ini terus, Bo Nui binggung. Soo Ho melihat Matahari
bersinar cerah dan
rumput-rumput hijau terbentang, Tapi
terasa seperti di kantor karena
Bo Nui terus memanggilnya Presdir. Bo Nui bertanya memangnya harus memanggil
apa. Soo Ho menegaskan kalau ia punya nama dan seharusnya memanggil dengan benar.
Bo
Nui menatap binggung, karena Soo Ho memanggilnya lebih dulu
dengan formal. Soo Ho pun kembali memanggilnya, Bo Nui bertanya apakah Soo Ho
mulai berbicara informal. Soo Ho yakin Bo Nui pasti bisa melakukanya. Bo Nui
pun memanggil nama Soo Ho, tapi Soo Ho mengeluh karena ia lebih tua. Bo Nui
kembali bertanya harus memanggilnya apa.
Soo Ho dengan malu-malu meminta agar di panggil “oppa”,
tapi Bo Nui mengodanya tetap memanggil namanya. Soo Ho kesal karena sudah
memanggilnya “oppa” dengan bertolak pinggang, Bo Nui tetap memanggilnya “Soo Ho”,
dengan nada kesal Soo Ho pikir Bo Nui itu sudah memancing emosinya, Bo Nui
terus mengodanya setelah itu kembali keduanya cekikikan.
Keduanya lalu bermain sepeda ditaman dengan, bando yang
dipakain Soo Ho macan sementara Bo Nui dengan bando kelinci. Bo Nui bertanya
mantra apa yang paling pendek di dunia, Soo Ho mengeluh Bo Nui itu ingin main
tebak-tebak-tebakan lagi. Bo Nui menjawab kalau itu adalah nama.
“Aku tidak suka dan ketakutan
karena namaku sendiri. Rasanya
seperti kutukan. Tapi
mendengar dari mulutmu,... Terdengar
sangat indah.” Ucap Bo Nui
“Bo Nui.... Bo Nui,Terima kasih karena telah
lahir di dunia ini.” kata Soo Ho,
Bo Nui membeli beberapa souvenir, Soo Ho langsung
mengulurkan tanganya meminta agar bisa simpan
sebagai souvenir. Bo Nui menolak karena itu bukan untuk pacarnya. Soo Ho
bertanya-tanya untuk siapa, menebak untuk Dal Nim, Ji Hoon, lalu dengan wajah
cemburunya berpikir Gary dan meminta
Bo Nui memberitahu untuk siapa.
“Ini tidak ada hubungannya
denganmu Untuk
temanku yang juga
pergi ke paranormal yg sama. sebagai
hadiah seperti yang dia berikan padaku.” Ucap Bo
Nui
“Apa Kau masih berhubungan dengan
Ibuku?” kata Soo Ho sudah bisa menebaknya.
“Sejak hari itu beliau tidak
menghubungiku lagi. Aku
jadi khawatir, Maafkan
aku karena Kejadian hari ini adalah salahku. Aku janji tidak akan bohong
padamu lagi.” Kata Soo Ho
Sepasang pria dan wanita melihat Bo Nu lalu memastikan
kalau ia adalah pacar dari Gary Choi karena beredar foto di internet, Bo Nui
binggung. Tapi akhirnya Soo Ho memegang tangan Bo Nui dengan nada marah
memberitahu kalau Bo Nui adalah pacarnya dan memberitahu kalau i Je
Soo Ho, si jenius, mengejek keduanya itu pasti
tak punya ponsel dan tak bermain games lalu menarik Bo Nui untuk pergi.
Keduanya berlari ke pinggir sungai lalu melompati
batu-batu, karena terlalu cepat tas belanjaan Bo Nui terlempar ke sungai, Soo
Ho langsung masuk sungai dan mengambilnya. Bo Nui melonggo karena Soo Ho sangat
fobia dengan air langsung masuk sungai, Soo Ho dengan bangga melihat kalau
souvenirnya masih baik-baik saja sampai akhirnya menyadari kakinya yang sudah
teredam air, wajahnya langsung pucat.
Bo Nui pun memapah Soo Ho sampai ke bangun taman,mengeluh
kenapa harus masuk ke sungai. Soo Ho
meminta agar Bo Nui memegang tanganya, lalu meminta bahunya agar bisa
bersandar. Setelah itu meminta agar Bo Nui memberikah pahanya, akhirnya Soo Ho
pun berbaring diatas pangkuan Bo Nui. Dengan sabar, Bo Nui mengelus dada Soo Ho
agar lebih tenang.
Soo Ho menatap Bo Nui yang berada diatasnya, lalu
mengusulkan mereka memberikan hadiah yang dibeli tadi sekarang saja. Bo Nui
binggung, mereka akan datang bersama-sama. Soo Ho melihat Bo Nui sepertinya
tidak nyaman Tapi
nanti akhirnya ingin berkelahi kalau
bertemu dengan orang tuanya, jadi berpesan
agar sang pacar tak kecewa. Bo Nui pun hanya bisa tersenyum.
Bo Nui berada didepan rumah Soo Ho sambil menelp,
sementara Soo Ho hanya berdiri jauh sambil mengintip dari depan jendela. Bo Nui
akhirnya memberitahu Soo Ho kalau ibunya tak mengangkat telpnya dan rumahnya
seperti tak berpenghuni, lalu bertanya apakah mereka harus menelp ayahnya. Soo
Ho mengaku tak memiliki telp nomor telp ayahnya. Keduanya terlihat sama-sama
binggung.
Tuan Je datang ke restoran ayam dengan sekotak sup ikan,
melihat tak ada orang langsung ingin menaruh dimeja. Tuan Ahn baru datang
langsung menyapa dengan ramah. Tuan Je memilih untuk pergi, Tuan Ahn menahanya
menarik kotak sup ikan, mengajaknya masuk karena tahu pasti sengaja membawa
untuk diberikan padanya.
Tuan Je dengan sinis menyuruh melepaskanya. Tuan Ahn menolaknya
tetap memegang erat, Tuan Je kesal akhirnya melepaskan menyuruh Tuan Je
mengambilnya, Tuan Ahn yang menariknya akhirnya jatuh tapi akhirnya bisa
tertawa.
Keduanya minum soju bersama, Tuan Ahn mengaku hanya
memberi soju dengan tingkat alkohol lebih rendah, dan menyarankan untuk yang
lebih tinggi lagi. Tuan Je binggung kenapa Tuan Ahn masih tersenyum dan tidak marah. Tuan Ahn kembali tersenyum lalu menuangkan soju.
“Maafkan aku.” Kata Tuan Je memberanikan diri.
“Hati seseorang memang licik... Berterima kasih dan minta maaf
pada orang lain... tidaklah
sulit. Tapi
kalau untuk keluarganya sendiri, susah
mengatakannya. Waktu itu anda bilang,... dia adalah putramu. Apapun
yang terjadi, dia adalah putramu. Betapa
selama ini hati kau sangat
sakit” kata Tuan Ahn bisa mengerti, Tuan Je tertunduk sedih
dan memilih untuk pergi. Tuan Ahn mengeluh ayah dari Soo Ho itu sangat
pemarah.
Sul Hee berlari ke
depan rumah Gary, sambil mengetuk-ngetuk pintu berharap agar segera dibuka.
Tapi tak ada sahutan apapun dari dalam. Dengan mendengar suara didalam,
memastikan kalau tak ada orang didalam, sambil mengumpat kesal akhirnya menelp
ponselnya dan meninggalkan pesan suara untuk Gary.
“ Hei! jangan berpikir ini selesai
hanya karena kau mengirim pesan? Kau akan rata dengan tanah nanti! hubungi aku setelah dengar pesan
ini, Kita
banyak menerima laporan.” Teriak Sul Hee
Bo Nui pulang dengan menarik tangan Soo Ho yang
mengantarnya, Soo Ho dengan wajah sedih meminta agar mereka berpisah sebentar
lagi saja. Bo Nui mengatakan mereka sudah bersama seharian, Soo Ho tahu tapi
tetap ingin mereka bersama sebentar lagi saja.
“Kau harus segera pulang
mempersiapkan perjalanan bisnismu.”ucap Bo Nui, Soo Ho mengeluh tidak mau
pulang, dengan tertunduk lesu. Bo Nui tersenyum melihatnya,
tiba-tiba mata Soo Ho langsung melotot.
“Kalau kutambahkan dengan waktu di
pesawat... perjalanannya
2 hari... Ahh... Kepalaku jadi tidak bisa
menghitung. Aku tidak
akan pergi... tidak mau.... akan kubatalkan perjalanannya.” Ucap Soo Ho mengandeng tangan Bo Nui untuk pergi.
“4 hari tidak lama.” Kata Bo Nui, Soo Ho menghela nafas panjang lalu
membentangkan tanganya meminta dipeluk.
Bo Nui pun memberikan pelukanya, Soo Ho dengan wajah
melas mengaku sangat merindukanya. Bo Nui juga mengaku kalau merasakan juga hal
yang sama. Soo Ho teringat sesuatu, dengan menatap Bo Nui kalau selama ini tak
pernah mengatakan “Aku merindukan mu” pertama kali. Bo Nui binggung, lalu
memeluknya kembali. Keduanya pun saling berpelukan dengan erat.
Sul Hee baru menuruni tangga, melihat Bo Nui dan Soo Ho
saling berpelukan, terlihat wajah Soo Ho yang tersenyum dan menatap Bo Nui,
buru-buru ia memalingkan wajahnya seperti tak
bisa menahan rasa sakit. Soo Ho dan Bo Nui masih saling berpelukan,
akhirnya Sul Hee kembali melihat Soo Ho yang tersenyum bahagia memeluk Bo Nui.
Sul Hee setengah mabuk mengatakan Soo Ho tersenyum. Ryang Ha didepanya melihat Sul Hee yang banyak minum,
menyuruhnya untuk pelan-pelan saja. Sul Hee merasa kalau semua yang terjadi Sungguh
seperti takdir yang aneh.
“Jadi saat Gary dan aku ke
Korea... secara
bersamaan kami berdua ditolak oleh
cinta pertama 10 tahun lalu kami!” ucap Sul
Hee
“Benar, tapi kenapa aku harus
terlibat dengan pembicaraan saat kau mabuk... padahal bukan aku yang menolakmu?” kata Ryang Ha mengeluh
“Apa Kau tahu apa? Aku tidak pernah
membayangkan... Soo Ho menyukai seseorang dan itu
bukan aku.” Ucap Sul Hee sambil menarik kerah baju
Ryang Ha, Teman Soo Ho itu pun meminta agar Sul Hee mau melepaskanya dulu.
“Aku tahu, memang aku dekat dengan Soo Ho tapi dia tidak pernah membuka
hatinya. Selama
10... ah...tidak.. 30 tahun, dia tidak pernah keluar dari gua
itu. Bo Nui
lah yg menariknya keluar dari gua itu.” Jelas Ryang
Ha
Sul Hee berteriak kenapa? Kenapa? Kenapa harus Bo Nui?,
Ryang Ha panik karena beberapa pengunjung mengarahkan tatapanya pada mereka
berdua. Sul Hee bertanya kenapa bukan dia, karena ia lebih cantik, Ryang Ha
mengatakan akan menanyakan
Kalau bertemu dengan Soo Ho, nanti lalu melihat
ada yang nelpnya.
Dal Nim menelp, Ryang Ha mengangkatnya memberitahu kalau
sedang sibuk sekarang. Sul Hee langsung merampasnya, dengan setengah mambuk
menyapa Dal Nim. Beberapa saat kemudian, Ryang Ha dengan wajah tegang
duduk ditengah-tengah dua wanita yang mabuk, berharap malam ini
jangan ada yang pulang
sebelum mabuk. Dal Nim mengadu pada Sul Hee kalau Ryang
Ha si Pria menyebalkan sudah
mempermainkannya. Sul Hee pun bertanya alasan Ryang Ha
mempermainkanya.
“Astaga,kapan aku melakukannya? Tidak pernah.” Ucap Ryang Ha lalu bertanya cara mengunakan aplikasi
pemesanan hotel karena besok akan pergi perjalanan bisnis dengan Soo Ho.
Dal Nim pun mengambil ponselnya, mengajarkan Ryang Ha
saat memesan hotel. Ryang Ha memuji Dal Nim memang
keberuntungannya Zeze. Dal Nim pikir kalau bukan
karena Presdir Je, Ryang Ha menyambungnya kalau Dal Da Nim tetap setia meskipun
ditolak. Sul Hee tiba-tiba berteriak marah “ Hei....Kalian berdua! jangan bermesraan di depanku!”
“Maksudku,apa
kau tidak lihat, Bo Nui
sedikit aneh? Kulihat
dia menebar garam di mana-mana” ucap Sul Hee mengejek,
Dal Nim tak terima temanya diejek. Ryang Ha panik menarik tangan Dal Nim untuk
pergi, tapi Dal Nim mendorongnya.
“Kau siapa berani mengatainya? Dengar....aku tidak akan menyerahkan dia... Kalau bukan karena Bo Nui. Apa kau mengerti? Cintaku 2
tahun bertepuk sebelah tangan. Orang
yang sangat kusuka, bahkan
sampai kutulis dalam 3 diari ku. Sebegitunya aku sangat menyukai Presdir Je. Aku tidak akan melepaskannya
dengan mudah.” Ucap
Dal Nim mengakui semuanya.
Sul Hee kaget karena Dal Nim menyukai Soo Ho-ku juga, Dal Nim menegaskan kalau Soo Ho itu miliknya.
Keduanya saling adu mulut sebagai Soo Ho miliknya, Ryang Ha langsung meminta
bill agar tak terjadi keributan, Dal Nim tiba-tiba marah besar karena Sul Hee
sudah mengejek Bo Nui dan juga melukai perasan Soo Ho di masa lalu, dengan
tangan meremas jeruk sampai hancur, lalu berdiri dan menarik rambut Sul Hee.
Ryang Ha mencoba merelai tapi yang terjadi malah selangkangan kena tendang.
Tuan Won sedang membereskan kaca di pintu Zeze, tapi yang
terjadi malah terjebak didalamnya. Pria misterius datang dengan kotak peralatan
dan mata sinisnya, Tuan Won meminta tolong agar membantunya keluar. Si pria
dengan senyuman licik masuk gedung dari pintu sampingnya, Tuan Won panik
memberitahu tak boleh pergi sembarangan masuk.
Si pria tiba-tiba langsung mendekat seperti pembunuh
berdarah dingin, mengatakan “dorong” tuan Won terlihat kebinggungan. Si pria
berteriak menyuruh Tuan Won mendorong pintu yang ada didepanya. Akhirnya
keduanya sama-sama mendorong dan Tuan Won sempat terjatuh setelah keluar, si
pria pun berlari melihat keadaan Tuan Won dan membantunya berdiri.
Tiba-tiba si pria merasakan kakinya kesakitan, tuan Won
panik bertanya ada apa dengan pria itu. Si pria mengaku memiliki penyakit
hernia. Tuan Won pikir seharusnya si pria bisa berhati-hati dan bertanya
tujuanya datang. Si pria mengaku sudah dua hari di bagian
listrik. Tuan Won pun bisa mengerti.
D-7
Ryang Ha keluar dari ruangan memberitahu mereka akan segera
terlambat dan memastikan Soo Ho sudah membawa paspornya. Semua pegawai langsung
berdiri, Ryang Ha melihat seperti semuanya ingin mengantar mereka berdua.
“Kami
akan segera kembali.” Ucap Soo Ho, lalu
memberikan mimik wajah sedihnya pada Bo Nui, dan Bo Nui juga memperlihatkan
wajah sedih karena harus berpisah.
“Kau akan ke Las Vegas,harus menang
disana!!!” ucap Dae Kwon
“Kami bukan pergi
bersenang-senang.. Ini
demi keuntungan bisnis dan investasi. Jadi jangan
bercanda.” Kata Ryang Ha
“Awalnya untuk Genius Two tapi
Anda berdua ke sana untuk IF.” Keluh Ji Hoon
“Ini semua berkat kerja keras dan
kontribusi pemegang saham terbesar kalian...” kata Ryang Ha ingin membanggakan diri, Soo Ho langsung
menariknya mengajak mereka segera berangkat.
“Selesaikan demonya sebelum kami
kembali.”pesan Soo Ho sebelum pergi, Semua mengangguk mengerti,
lalu memberikan ciuman jauh. Bo Nui diam-diam ikut keluar bersama Soo Ho.
Ryang Ha tersenyum iri, melihat dibelakanganya sepasang
kekasih berpamitan. Soo Ho mengatakan akan segara kembali, Bo Nui meminta agar
Soo Ho memberikan ponselnya. Soo Ho pikir untuk apa, Bo Nui meminta agar Soo Ho
memberikan saja. Soo Ho pun memberikan ponselnya.
“Aku membuat applikasi, yaitu Soo Ho- Bo Nui Talk, jadi Biarkan terus On.” Kata Bo Nui langsung menginstal dengan logo wajah macan
di ponsel Soo Ho
“Apa ini Seperti jimat untukmu? Tak akan terjadi apa-apa padaku. Percaya saja padaku seperti kau
percaya pada roh. Aku
tidak akan disini beberapa hari Jadi jangan menangis kalau kau
sangat merindukanku” ucap Soo Ho mengoda,
keduanya langsung cekikikan bersama.
Ryang Ha datang mengomel menyuruh keduanya berhenti
cekikikan, mengajaknya pergi, karena sebelumnya mereka mengatakan akan
berkencan diam-diam tapi malah pamer kedekatan didepan gedung. Lalu mengeluh
kalau Soo Ho bukan untuk pergi wamil dan pamit pada Bo Nui untuk pergi. Soo Ho
berjalan mundur sambil saling melambaikan tangan, Ryang Ha menariknya karena
mereka akan ketinggalan pesawat nanti.
Soo Ho dan Ryang Ha sampai di Las Vegas, bertemu dengan
pria asing yang sedang mencari game bermutu yang
benar-benar baru. Soo Ho pikir memang semua
inipilihan yang tepat. Pria bule
itu memastikan kalau Gary Choi tanda tangan kontrak untuk karakter game ini. Soo Ho membenarkan.
Akhirnya Soo Ho kembali ke hotel sambil membaringkan
tubuhnya, pesan dari Bo Nui masuk, ia langsung duduk kembali. “Waktunya makan
siang,kan? Jangan sampai tidak makan.” Soo Ho
tersenyum langsung mengambil burger untuk dimakan.
Di malam hari, Soo Ho sedang asik berkerja pesan dari Bo
Nui kembali masuk “Berhentilah kerja, tidurlah. Kau harus istirahat.” Soo Ho pun memanggilnya Bo Nui “ratu” lalu membanting
tubuhnya dikasur untuk tidur.
Bo Nui sedang membersihkan papan tulis, pesan dari Soo Ho
masuk “Aku merindukanmu.” Bo Nui dengan malu-malu membalasnya “Aku juga. Apa kau sudah makan?” Soo Ho membalas “Apa Kau tidak merindukanku?” Bo Nui membalas tidak juga, lalu menghela nafas panjang
terlihat sedih.
Tiba-tiba seseorang mengetuk papan tulis, Soo Ho datang
memastikan kalau Bo Nui benar-benar tak merindukanya. Bo Nui hanya menatapnya
dengan mata berkaca-kaca, lalu bayangan Soo Ho pun menghilang. Tiba-tiba Yoon
Bal berteriak karena melihat berita bagus, karena presentasi mereka berhasil. Semua langsung
berkumpul dimeja Yoon Bal, dan Yoon Bal
membaca judul berita "Zeze Factor dibanjiri
tawaran investasi"
Semua melotot tak percaya, Ji Hoon pikir kalau game ini sampai gagal,mereka dalam masalah besar. Hyun Bin menyuruh Ji Hoon jangan berkata seperti itu,
karena Bo Nui menyuruh agar tak mengucapkan kalimat yang buruk, Dae Kwon pun
menyuruh Ji Hoon menarik kembali kalimatnya, Ji Hoon pun menarik kembali
perkataanya, Bo Nui tersenyum karena Soo Ho akhirnya berhasil.
Bo Nui tertidur dikamarnya, tepat pukul empat kurang 20
menit dini hari, Soo Ho menelp dan Bo Nui langsung mengangkatnya dengan
senyuman, Soo Ho bertanya apakah Bo Nui sudah tertidur, Bo Nui mengaku belum
lalu melihat jam dan bertanya apakah Soo Ho sudah ada dipesawat.
“Aku merindukanmu... Sudah 60 jam 20 menit sejak
terakhir kita bertemu.” Kata Soo Ho
“Apa Aku
harus menunggu 11 jam lagi?” ucap Bo Nui mengeluh,
Soo Ho kesal karena Bo Nui seperti tak ingin mengatakan apapun.
“Aku sangat sangat sangat merindukanmu. Siang dan malam, Aku merindukanmu setiap saat. Aku benar-benar sangat merindukanmu.” Kata Bo Nui
Soo Ho akhirnya menyuruh Bo Nui membuka pintu, Bo Nui
melotot binggung. Soo Ho mengeluh karena harus berapa lagi berdiri didepan
pintu dan menyuruh segera membukanya. Bo Nui berlari keluar dari kamar, saat
membuka pintu Soo Ho benar-benar ada didepanya. Soo Ho mengaku sudah tak sabar
lagi untuk bertemu, Bo Nui terharu melihatnya, Soo Ho langsung memeluk dan
mengendongnya, kakinya langsung menutup pintu dan buru-buru masuk ke dalam
rumah.
[Katakan “yes”]
Keduanya berjalan setelah dari depan rumah sakit, Soo Ho
mengaku Setahun
365 hari, 49 tahun berarti 17,885 hari, berarti
17,885 hari dikalikan 24 jam jadi
429,240 jam. Bo Nui binggung, Soo Ho menghela nafas
panjang menurutnya tak cukup. Bo Nui bertanya apa yang sedang dilakukanya.
“Aku hanya menghitung... Kalau aku hidup denganmu sampai
umur 80 tahun... Setelah
kuhitung waktu yang tersisa denganmu, itu
tidak cukup.” Jelas Soo Ho
“Jadi... katakan dengan jelas. Katakan “Yes” sekarang” pinta Soo Ho menatap Bo Nui
Bo Nui tersenyum lalu mengatakan “yes” perlahan. Soo Ho
berpura-pura tak mendengarnya. Bo Nui mengulang kata “yes” dua kali untuk
menyakinkanya, keduanya sama-sama cekikikan. Soo Ho tersenyum lalu mengulurkan
tanganya, Bo Nui pun meraihnya, keduanya pun saling bergandengan tangan sambil
cekikikan
bersambung ke episode 13
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar