PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 11 Juli 2016

Sinopsis Lucky Romance Episode 14 Part 1

Soo Ho berdiri di depan semua dewan direksi mengatakan akan... bertanggung jawab penuh.
Dia mempercayakan segalanya padamu, jadi dia rela kehilangan segalanya. Ucap Tuan Goo
Soo Ho pun memutuskan akan mengundurkan diri dari posisi CEO hari ini. Jika ia memiliki ketenaran,semuanya akan tercemar. Soo Ho pun akan menyerahkan semua yang di miliki dari saham serta harta pribadinya, semuanya. Jika dia kaya, dia akan kehilangan semua kekayaannya. Saat ia kehilangan segalanya, ketenarannya serta hartanya...
Bo Nui melihat Soo Ho yang datang dengan mengayuh sepeda ditaman. Keduanya saling menatap, Bo Nui seperti masih mengingat kata-kata dari Tuan Goo dan yang tersisa hanyalah tubuhnya. Bahkan hal terakhir yang dia miliki pun  akan hancur karena nasib sialmu.

Soo Ho mendekat bertanya darimana saja Bo Nui,  Bo ui mengaku baru saja bertemu ibu Soo Hoo dan menceritakan Nyonya Yang  sangat khawatir padanya. Soo Ho sempat terdiam lalu mengucapkan terimakasih lalu mengatakan kalau sekarang keadaanya  akan baik-baik saja.
Zeze Factory dimulai dari studio kecil. Tidak apa-apa. Kita bisa mulai kembali. Kau tahu aku jenius, kan? Ini akan berjalan lancar.” Ucap Soo Ho menyakinkan
Aku benar-benar berharap begitu.” Ucap Bo Nui, Soo Ho menyakinkan kalau semuanya akan membuatnya jadi kenyataan sebagaimana mestinya. Bo Nui mengangguk setuju dengan senyuman.
Jadi... mari kita bersenang-senang hari ini. Aku sadar belum pernah liburan selama 7 tahun. Hari ini, aku mau bersenang-senang tanpa mengkhawatirkan apapun.” Kata Soo Ho dengan mengandeng tangan Bo Nui bertanya lalu kemana mereka akan pergi. 

Keduanya nonton film tarzan yang ditonton oleh anak-anak, terlihat semua penonton tertawa, Soo Ho pun ikut tertawa. Bo Nui terlihat khawatir menatap Soo Ho yang duduk disampingnya sambil makan popcorn air matanya mengalir dan buru-buru dihapus. Tangan Soo Ho menyentuh tangan Bo Nui dan langsung mengenggamnya dengan erat seperti ingin membuatnya agar tetap tenang. 

Keduanya berjalan ditaman sambil bergandengan, Soo Ho pikir pasti filmnya tak lucu dan bertanya kenapa Bo Nui malah menangis, apakah itu karena dirinya. Bo Nui sadar akalu Soo Ho pasti akan bilang semua omong kosong, tapi menurutnya bagiamana semua kejadian ini karena dirinya.
Bagaimana kalau... ini terjadi padamu dan Zeze... karena aku?” ucap Bo Nui benar-benar khawatir
Shim Bo Nui.... Bo Nui.... Apa kau mata-mata industri?” kata Soo Ho, Bo Nui mengelengkan kepalanya

Kalau begitu... kau pasti yang meletakkan ransomware itu. Atau kau berdoa supaya IF gagal? Kau tidak melakukan semua itu. Bagaimana bisa ini kesalahanmu?” kata Soo Ho, Bo Nui hanya terdiam, Soo Ho pun memegang pundak Bo Nui agar menyakinkan
“Sekarang tatap mataku,  Kau dilarang khawatir.... Kau dilarang ragu-ragu.” Ucap Soo Ho, Bo Nui mengangguk mengerti, Soo ho pun memuji pacarnya dengan mencubit pipinya kalau Bo Nui itu memang Gadis yang baik dan mengajaknya untuk makan siang.
Keduanya makan direstoran, Soo Ho menyukai pizza menyuapi Bo Nui agar mencobanya pertama kali menurutnya rasa pizza lebih enak kalau dimakan pakai tangan. Bo Nui juga menyukai spaghetti untuk pacarnya tak lupa mengelap bibir Soo Ho yang belepotan. 


Bo Nui jalan mondar mandir di kamarnya dan terlihat sangat gelisah, menatap foto Soo Ho yan masih menempel di dinding rumahnya. Kata-kata Soo Ho kembali terdengar Ini bukan kesalahanmu....Tidak akan pernah. Ini bukan karena dirimu.
Ini mungkin kebetulan.... Ini mungkin bukan kesalahanku... Hal buruk... bisa terjadi sekaligus.” Kata Bo Nui menyakinkan didepan tempat biasanya berdoa.
Ia teringat kembali kata-kata peramal Kalau kau tidak memberi persembahan, maka kau akan mengalami nasib sial. Jadi kau sudah memberikan hatimu padanya. Apa yang harus kita lakukan sekarang?

Zeze Factory
Sul Hee kaget mengetahui keputusan Soo Ho yang mengundurkan diri menjadi seorang Presdir dan merelakan semua hartanya. Dal Nim memberitahu Pernyataan resmi akan dirilis nanti sore. Sul Hee masih tak percaya Soo Ho  bahkan menyerahkan harta pribadinya untuk ganti rugi.
Kenapa dia harus sejauh itu?” kata Sul Hee tak habis pikir
Aku tidak tahu... hal apa yang dibicarakan di antara pemegang saham.” Kata Dal Nim sedih, Sul Hee menyuruh Dal Nim tak merengut karena nanti akan keriput
Aku sangat susah mengendalikan wajahku, tidak tahu harus bagaimana. Aku juga khawatir pada Bo Nui. Pangerannya tiba-tiba berubah menjadi katak, Pasti dia menyalahkan dirinya. Aku sangat khawatir padanya.” Cerita Dal Nim yang sangat mengerti dengan temanya. 

Sul Hee menuangkan air ke dalam gelasnya, Gun Wook terlihat uring-uringan menegaskan kalau ini adalah games tentang dirinya, sebagian hidup dan reputasinya jadi ia baik-baik saja, dengan nada tinggo mengomel entah kenapa orang lain harus marah. Sul Hee mengerti.
Bagaimanapun, perusahaan tidak punya  pilihan selain memikirkan jumlah.” Jelas Sul Hee, Gun Wook merengek tak percaya.
Kau... Hadiah uang yang kau lewatkan karena  tidak bertanding selama dua bulan cuti, keuntungan dari peringkatmu dan sekarang ini maka kita bisa membuat kesimpulan bahwa ini aib bagi nama Gary Choi.” Ucap Sul Hee
“Jadi Kau berpihak dengan perusahaan.” Sindir Gun Wook, Sul Hee menjerit marah
Aku melakukan pertempuran darah demi kau. Aku berusaha mengatakan kita akan melakukan  apapun agar mereka membatalkan gugatan. Lalu aku berusaha mengancam untuk berhenti. Aku sudah berusaha yang terbaik.” Tegas Sul Hee dengan bertolak pinggang merasa sudah melakukan semuanya.

Aku mau kau mengatakan pada mereka apa aku katakan Aku akan membatalkan kontrak kalau mereka tidak membatalkan gugatan.” Tegas Gun Wook dengan mata melotot memberikan ancaman
Gary....Ini bukan sesuatu yang kau bisa bersikeras. Kau mungkin mendapat serangan balasan. Perusahaan bisa mengangkat masalah... tentang liburanmu dan ayahmu.” Jelas Sul Hee khawatir
Mereka bisa melakukan apapun yang mereka mau. Aku akan membayar kerugiannya.” Balas Gun Wook tak peduli. Sul Hee menghela nafas panjang lalu meminta agar mereka lebih baik tenang saja.
Soo Ho turun dari posisinya dan bahkan menyerahkan... harta pribadinya untuk menyelesaikan masalah ini. Saat masalah ini tenang, kau akan punya kekuatan untuk melawan IM Sports.” Jelas Sul Hee, Gun Wook bertanya siapa tadi yang turun.
Sul Hee memberitahu Soo Ho, karena mereka bertanggung jawab penuh atas Zeze Factory. Gun Wook terdiam mendengarya, Sul Hee pikir ini gerakan yang bagus karena dirinya akan  menghilangkan desas desus di media dan Soo Ho menemukan jawaban yang tepat untuk  masalah lebih cepat dari orang lain dan pasti sudah mempertimbangkan pilihannya. Gun Wook dengan wajah khawatir menanyakan apa yang terjadi pada Soo Ho sekarang. 



Soo Ho memberikan cap pada berkas sebagai penyataan yang Menyerahkan Hak di Formulir Pelepasan Saham. Ryang Ha Masih merasa kalau seharusnya tak perlu dilakukanya. Soo Ho mengembalikan ID Card karena Seharusnya memberikanya kemarin, tapi lupa. Ryang Ha mengeluh temanya itu sangat keras kepala.
Ponsel Ryang Ha berdering, lalu ia melipir untuk mengangkat telp lebih dulu. Soo Ho mendengar temanya yang membicarakan kalau bukan salanya yang membuat harga saham turun dan tak mungkin tahu berapa banyak lagi akan turun. Soo Ho hanya bisa menghela nafas panjang lalu melihat dua polisi yang berjalan di lobby. 

Semua tim melihat berita dengan judul [CEO Je Soo Ho mengundurkan diri karena ransomware.] Seung Hyun bertanya-tanya apakah dengan semuanya bisa menyelesaikan masalah. Dae Kwon pikir dengan semua ini akan membuat orang tenang sekarang.
Aku mau mereka cepat menangkap penjahatnya. Ada polisi di kantor membuatku takut.” Kata Yoon Bal
Apa ini artinya Presdir bisa kembali?” ucap Ji Hoon masih berharap
Kerugian sudah terjadi dan gugatan akan berlanjut. Kita masih belum menemukan passcode  untuk menyelesaikan masalah ini. Ini tidak bisa diselesaikan.” Komentar Hyun Bin
Bo Nui terlihat khawatir merasa semua ini salahnya, Dal Nim menatap ke ruangan Soo Ho merasa Presdir Je masih ada di ruangannya. Semua menatap ke arah ruangan Soo Ho, Dae Kwon juga berpikiran hal yang sama. Bo Nui terdiam, terlihat sangat-sangat khawatir. 

Ryang Ha kembali duduk setelah menerima telp, Soo Ho tersenyum. Ryang Ha menyuruhnya agar tak tersenyum karena membuat hatinya jadi sakit.  Soo Ho teringat sesuatu mengeluarkan kunci mobilnya, Ryang ha menyuruh simpan saja mobilnya dan bisa memakainya.
Aku sudah berjanji untuk menyerahkan  semua milikku, jadi harus menepatinya.” Ucap Soo Ho. Keduanya sama-sama tertunduk diam.
Kau... merahasiakannya, kan?” ucap Soo Ho, Ryang Ha bertanya apa maksudnya lalu membahas tentang tuan Won.
Soo Ho memperingatkan tak membuka mulutnya dan berharap tak ada yang mendengar. Ryang Ha mengerti sambil mengomel kalau Soo Ho yang membahasnya duluan. Soo Ho ingin Ryang Ha memastikan timny tidak tahu tentang hal itu, Ryang Ha tahu, Terutama Bo Nu lalu memuji temanya itu memang luar biasa. Soo Ho hanya tersenyum. 

Yoon Bal mengeluh mereka bahkan tidak punya waktu untuk makan. Seung Hyung mengatakan tidak selera makan. Hyun Bin terlihat khawatir karena semuanya tak nafsu makan. Bo Nui pun memutuskan akan keluar membelikan mereka semua makanan. Yoon Bal pun mengucapkan terimakasih.
Ryang Ha dan Soo Ho keluar dari gedung, Si pemilik kedai kopi bertanya-tanya bagaimana Soo Ho bisa membersihkan semuanya sangat cepat dan melihat kalau sekarang Soo Ho hanya tubuhnya satu-satunya yang dimiliki. Soo Ho tersenyum menunjuk otaknya menurutnya itu lebih dari cukup. Ryang Ha menghela nafas lalu menyuruh Soo Ho menunggu karena akan mengambil mobil. 

Soo Ho menunggu di depan, Bo Nui baru keluar melihat ponselnya yang bergetar, terlihat ragu sebelum mengangkat telpnya. Soo Ho bertanya keberadaan Bo Nui, memberitahu sedang ada dikantor jadi ingin melihat wajahnya, lalu senyuman terlihat karena melihat Bo Nui berdiri tak jauh darinya.
Aku sedang di luar menjalankan tugas, Aku rasa ini akan lama.” Ucap Bo Nui berbohong. Soo Ho menatap Bo Nui seperti ingin menghindarinya, lalu mencoba untuk bisa mengerti.
Bo Nui pun meminta agar Soo Ho berhati-hati saat pulang, Soo Ho mengerti lalu melihat Bo Nui yang menghela nafas lalu berlari pergi. Ryang Ha memanggilnya, Soo Ho berjalan mendekatinya tapi tatapan mengarah pada Bo Nui. 

Soo Ho memasukan kardus ke dalam bagasi, Ryang Ha memasukan kardus berisi action figur pada bagian belakang dan akan meletakannya di rumahnya. Soo Ho terlihat melamun dibelakang mobil, Ryang Ha sampai memanggilnya dua kali dan melambaikan tangan didepan wajahnya. Soo Ho dengan tatapan datar bertanya.
“Yah... Kau tidak bisa menjadi dirimu sekarang, Kau tidak pernah istirahat sehari  dan menghabiskan usia 20-an di Zeze Factory. Bagaimana perasaanmu keluar dengan suka rela?” tanya Ryang Ha menahan tangisnya. 
Maafkan aku.... Maafkan aku tidak bisa melindungimu. Seharusnya aku menjual sahamku pada...” kata Ryang Ha menangis, Soo Ho menyuruh untuk menghentikanya.
Jangan serahkan rumahmu sebagai pemegang saham utama. Kau harus melindungi IF dan timku.” Tegas Soo Ho, Ryang Ha seperti tak mau

Soo Ho menyuruh untuk menghentikanya, Ryang Ha mengaku tidak bisa berhenti menangis, Soo Ho heran kenapa Ryang Ha harus menangis. Ryang Ha meminta agar Soo Ho tinggal sementara denganya dan meminta agar membantunya bersih-bersih karena Tidak peduli seberapa keras membersihkan rumahnya tetap seperti kandang babi.
Aku tidak akan pergi ke kandang babi.” Tegas Soo Ho, Ryang Ha pikir hanya untuk beberapa hari saja setelah itu akan mencarikan rumah baru untuknya.
Jangan buang uangmu untuk hal tidak berguna, Gunakan hanya saat aku memintamu.” Kata Soo Ho
Kalau begitu dimana kau akan tinggal?” tanya Ryang Ha, Soo Ho hanya tersenyum. Ryang Ha bertanya mau kemana temanya, Soo Ho hanya menarik koper dan tasnya keluar dari garasi. Ryang Ha berteriak mau kemana.
Soo Ho terus menarik kopernya, Ryang ha meminta agar Soo Ho memberitahu tujuanya dan merasa menyesal tadi harus menangis. Soo Ho tiba-tiba dengan senyuman bahagia memutar-mutar kopernya. Ryang Ha merasa temanya sudah gila dan mengingatkan Perusahaanmnya itu bangkrut


Bo Nui duduk termenung diruang tengah menatap ponselnya, terdengar suara bel rumahnya. Sambil berjalan ke pintu bertanya siapa yang datang, Suara seorang pria mengatakan pacarnya yang datang. Bo Nui kaget melihat Soo Ho yang datang, Soo Ho menjerit meminta agar Bo Nui membawakan tas ranselnya, lalu masuk membawa kopernya dan menutup pintu. Bo Nui binggung apa yang terjadi.
Soo Ho langsung membaringkan tubuhnya disofa merasakan sangat nyaman, Bo Nui bertanya apa sebenarnya yang dilakukan pacarnya. Soo Ho dengan mendongkan kepalanya memberitahu sudah menjual rumah jadi tidak punya tempat tinggal. Bo Nui pun bertanya lalu kenapa.
Aku tinggal di sini sementara.” Ucap Soo Ho, Bo Nui kaget
Kau tahu, aku pengangguran sekarang. Aku tidak punya tujuan.” Kata Soo Ho, Bo Nui berjongkok pikir Soo Ho bisa tinggal di rumah Ryang Ha

Aku tidak bisa ke sana dan tidak mungkin tingal di sana. Itu kandang babi.” Kata Soo Ho, Bo Nui pikir tinggal di rumah orang tuanya.
Rumahnya dekat air... Aku tidak bisa dekat dengan air.” Ucap Soo Ho sambil berpura-pura merasakan dadanya sakit walaupun hanya membayangkanya.
Kau pergi ke sana denganku sebelumnya.” Kata Bo Nui, Soo Ho mencoba menyangkal agar tetap bisa tinggal dirumah Bo Nui, kalau ia tidak punya mobil dan rumahnya sangat jauh sambi memiringkan tubuhnya.
Dan sebagai warga negara yang bermoral,  kau seharusnya tidak melakukannya hal seperti ini. Kau seharusnya membantu yang kurang beruntung. Selain itu, ini tentang pacarmu yang sedang kita bicarakan. Aku ini Pacarmu.... Pacarmu...” kata Soo Ho  dengan nada mengoda dan sangat bangga. Bo Nui melirik sinis. 


Bo Nui mendorong Soo Ho keluar dengan membawa koper dan juga tasnya, Soo Ho tak percaya Bo Nui akan melakukan ini padanya. Bo Nui meminta maaf karena tidak bisa menerimanya. Soo Ho mengingatkan kalau kal ini bukan pertama kalinya, Bo Nui tetap menegaskan tidak bisa.
Jadi dimana aku tidur?” rengek Soo Ho dengan wajah cemberut, Bo Nui akhirnya menyuruh Soo Ho masuk. Soo Ho terlihat bahagia membawa tas dan kopernya.
Aku akan pergi ke sauna dan tidur di sana.” Kata Bo Nui, Soo Ho langsung keluar menyuruh Bo Nui masuk saja dan tidur.
Bo Nui pun menutup pintu, Soo Ho berharap pacarnya itu mimpi indah dan berharap bisa berubah pikiran tapi Bo Nui tetap menutup pintu tanpa memperdulikan Soo Ho. Akhirnya Soo Ho berteriak memohon agar Bo Nui mau membuka pintu untuknya, Bo Nui meminta maaf didepan pintu tak bisa membiarkan menginap. 

Gun Wook baru pulang melihat Soo Ho seperti frustasi didepan pintu kamar Bo Nui, lalu bertanya apa yang dilakukanya. Soo Ho mengakuk tadi mengantar dan menyesal karena harus pulang, berpura-pura sedih karena berpisah dengan Bo Nui didepan pintu. Gun Wook melihat koper dan juga tas didepan pintu, lalu terdengar bunyi suara perut. Akhirnya Soo Ho sambil memegang perutnya mengaku sangat lapar.
Di warung tenda.
Soo Ho langsun makan saat pesanan baru datang, lalu menanyakan keberadaan Ayah Gun Wook sekarang. Gun Wook mengatakan di kuil dekat tempat tinggalnya, menceritakan berusaha meyakinkannya untuk pergi  ke Kanada denganya tapi tidak mendengar.
Kau punya banyak waktu sekarang karena Kau bisa bolak balik untuk saling bertemu.” Ucap Soo Ho,
Terima kasih.... Kalimat itu Sangat sulit untuk mengatakannya.” Akui Gun Wook karena Soo Ho yang meminta agar tak menyerah
Ngomong-ngomong, kenapa kau berhenti dari Zeze Factory?” tanya Gun Wook, Soo Ho mengatakan kalau itu harus dilakukanya.
Mereka akan tetap berhasil mengembangkan IF. Aku sudah janji untuk pergi.” Kata Soo Ho
Gun Wook pikir Soo Ho tidak harus mempertaruhkan posisinya. Soo Ho menegaskan kalau semua ini bukan karena Gary, tapi melakukannya karena orang yang mengembangkan games aslinya cantik, menurutnya semua ini penting untuk Gun Wook dan juga Bo Nui. Gun Wook mengeluh semakin tak suka dengan Soo Ho.
Aku seharusnya melihat cacat agar bisa merendahkanmu. Tapi semakin aku melihatmu, maka semakin aku berpikir kau pria yang baik.” Komentar Gun Wook.
Aku tidak percaya kau baru menyadarinya.” Ejek Soo Ho sambil menyeruput kuah mienya. 
Kalau kau tidak punya tujuan, kau bisa tinggal di rumahku. Aku izinkan kau masuk.” Kata Gun Wook, Soo Ho heran kenapa harus tinggal dirumah Gun Wook
Aku punya pacar. Kenapa aku tinggal di rumahmu? Aku pikir berpura-pura menjadi temanmu karena juga tidak menyukainya.” Kata Soo Ho
“Sudahlah, Lupakan.  Aku tadi melihat Bo Nui menyuruhmu keluar.” Ucap Gun Wook, Soo Ho tak percaya ternyata Gun Wook mengetahuinya.

Gun Wook berpesan agar Soo Ho jangan membuat Bo Nui kesulitan. Soo Ho heran menurutnya kapan memberikan kesulitan menurutnya ia tidak melakukan apa-apa, Gun Wook pun mengejek kenapa wanita seperti Bo Nui sampai menyuruh Soo Ho keluar dari rumahnya. Soo Ho mengaku Sebenarnya tidak tahu alasannya jadi kalau Gun Wook tahu meminta agar memberitahunya.
Bagaimanapun juga, jangan buat dia menangis, Dia sudah cukup banyak menangis. Pastikan kau... Pastikan kau membuatnya tertawa.” Tegas Gun Wook memperingati, Soo Ho hanya terdiam, Gun Wook pun menegur karena Soo Ho tidak mau jawab
Dia tidak akan pernah menangis karena aku tapi Aku yang akan menangis karena of Bo Nui.” Kata Soo Ho ingi mengambil jatah mie Gun Wook yang tak dimana, Gun Wook menariknya karena itu mie miliknya.
Gun Wook pulang kerumah duduk disofa sambil memegang boneka burung hantunya dan menaikan kakinya ke meja. Menurutnya sekarang adalah kekalahan yang komplit dan sudah game over, sambil menyandarkan kepalanya. 


Soo Ho pergi ke atap dan berbaring sambil menatap langit, Bo Nui dikamar terlihat khawatir menuliskan pesan Kau dimana? tapi  kembali dihapus  dan kembali mengetik Apa kau menemukan tempat tujuan? Tapi kembali hapus dan menuliskan kembali Apa kau mau datang... lalu terhenti memilih untuk menaruh ponselnya.
Beberapa saat kemudian Soo Ho menelp, bertanya apakah Bo Nui mengkhawatirkannya dan memberitahu kalau sedang melihat tak melihat bintang malam hari ini. Bo Nui terdiam, Soo Ho pun mengucapkan selamat malam dan menutup ponselnya.

Soo Ho tertidur dengan meringkuk kedinginan, Bo Nui datang ke atap duduk disampingnya melihat Soo Ho yang tertidur lalu menatapnya. Soo Ho membaringkan tubuhya, matanya sedikit terbuka melihat Bo Nui akhirnya datang dan terlihat khawatir. 


Akhirnya Bo Nui membiarkan Soo Ho masuk rumahnya dan menegaskan hanya memperbolehkan satu hari saja. Soo Ho sedang mengeluarkan semua barang-barangnya setuju, yaitu Satu hari di ruang tamu dan satu hari di kamar, Satu hari di tempat tidur dan di dapur Jadi satu bulan. Bo Nui melarangnya.
Aku yakin kau bisa menemukan rumah besok.” Kata Bo Nui, Soo Ho sudah tahu maka dari itu sengaja tidak mencari dengan tawa bahagia. Bo Nui menghela nafas panjang.
“Apa Kau tidak suka bersamaku?” tanya Soo Ho, Bo Nui mengatakan bukan itu dan ingin menjelaskan tapi Soo Ho menghentikanya menurutnya sudah cukup jawabanya.
Empat hari.” Kata Bo Nui, Soo Ho mengatakan empat hari ditambah 3 hari jadi satu minggu.
Bo Nui akhirnya setuju, Soo Ho tak percaya lalu menjerit bahagia. Bo Nui cemberut. Soo Ho menyuruh Bo Nui tersenyum kalau memang bahagia. Akhirnya Bo Nui mulai tersenyum dan cekikikan, lalu berjalan masuk kamar. Soo Ho berdiri memanggilnya lalu mengajak agar mereka bisa tidur bersama malam ini. Bo Nui melonggo diam.
Di depan apartement, terdengar suara Soo Ho merengek satu kali saja. Bo Nui menolaknya, Soo Ho terus merengek memohon, Bo Nui mengeluh Soo Ho itu keras kepala. 


Soo Ho sudah memakain baju tidurnya dan terlihat gugup. Bo Nui keluar kamar dengan baju tidur yang kebesaran, Soo Ho menghela nafas dengan nada tinggi merasa kalau memang sudah benar dan penting, karena semua  menunjukkan bahwa tempat ini adalah rumah Bo Nui jadi  merasa sangat nyaman, aman dan bebas. Bo Nui tersenyum
Kau kelihatan cantik dan menakjubkan.” Ucap Soo Ho mengodanya dengan berjalan semakin dekat, Bo Nui terlihat ketakutan masuk kamar. Soo Ho tersenyum ingin masuk kamar, Bo Nui sudah keluar dengan membawakan selimut.
Kau mau kemana? Tidur di sofa.” Ucap Bo Nui, Soo Ho terlihat binggung dan ingin Bo Nui menjelaskan alasanya secara logis. kenapa harus tidur di sofa.

“Apa Kau mau aku suruh keluar? Kau bilang butuh tempat untuk tidur, Apa kau berusaha menipuku?” kata Bo Nui tak mau tertipu.
Tiba-tiba Soo Ho tertawa tak percaya Bo Nui menyuruhnya tidur disofa, mengembalikan selimutnya tapi setelah itu mengambilnya dan membaringkan tubuhnya disofa. Ia merasa kalau Bo Nui itu membuatnya kaget dan memiliki pikiran yang berbahaya,

Kalau kau terbangun di malam hari.. untuk ambil air atau ke kamar mandi, lalu kau melihat aku ada di sofa. Jangan dekat-dekat dan menatap wajahku.. atau memegang tanganku. Jangan lakukan hal bodoh.” Kata Soo Ho lalu mengejek Bo Nui itu memang gadis yang licik.
Bo Nui hanya bisa menahan senyum dan mengelengkan kepala melihat tingkah pacarnya lalu masuk kamar. Soo Ho langsung meluapkan rasa kesalnya karena tak bisa tidur dengan Bo Nui, tiba-tiba Bo Nui keluar kamar, Soo Ho buru-buru baring dilantai beralasan sangat nyaman tidur dilantai saat musim panas dan menyuruh Bo Nui untuk tidur dilantai juga. Bo Nui tersenyum lalu menutup pintu kamarnya. 

Bo Nui duduk melamun di meja belajarnya kembali teringat kata-kata si peramal. “Bahkan hal terakhir yang dia miliki pun akan hancur... karena nasib sialmu. Ia meyakinkan kalau semua itu tak benar
Tiba-tiba terdengar suara Soo Ho yang bertanya apakah sudah tidur, Bo Nui memilih untuk diam dan berjalan mendekati pintu. Soo Ho berpikir Bo Nui sudah tidur karena tak menyahut ucapanya.
Terima kasih sudah membiarkanku tinggal di sini.... Tidur yang nyenyak.” Ucap Soo Ho, Bo Nui membalas tanpa suara “Selamat malam.

Soo Ho berlari dengan membawakan sebuket bunga, lalu Bo Nui juga berlari kearahnya, tiba-tiba sebuah mobil lewat seperti ingin menabrak. Dirumah sakit, Bo Ra membuka matanya seperti merasakan sebuah mimpi, dan memanggil kakaknya beberapa kali. 

Bo Nui terbangun saat memuka pintu kamar tak melihat Soo Ho ada diruang tengah, wajahnya terlihat panik lalu pintu kamar mandi terbuka. Soo Ho keluar sudah berganti pakaian dan selesai mandi. Bo Nui bisa bernafas lega. Soo Ho bertanya apakah tidurnya nyenyak, Bo Nui mengangguk mengaku tidurnya sangat nyenyak. Soo Ho mengatakan kalau ia juga tidur dengan nyenyak.
Senang rasanya melihatmu di pagi hari. Apa Kau mau kopi?” tanya Soo Ho, Bo Nui mengangguk 

Bo Nui keluar dari rumah, Soo Ho mengikutinya dengan wajah anak anjing yang tak mau ditinggal ibunya. Bo Nui menyuruh Soo Ho masuk saja. Soo Ho pikir lebih baik mengantarnya sampai ke kantor. Bo Nui menyuruh masuk dan mencari tempat tinggal. Soo Ho kembali mengeluh
Beristirahat yang banyak karena kau  sudah bekerja keras sampai sekarang. Tidur siang dan bermalas-malasan.” Kata Bo Nui, Soo Ho berpesan agar Bo Nui langsung pulang setelah berkerja.
Aku akan menunggu di sini seperti anak anjing.” Ucap Soo Ho, Bo Nui tersenyum lalu melambaikan tangan pamit pergi.
Soo Ho berteriak menunggu kembali kerumah karena melupakan sesuatu, Bo Nui memeriksa tasnya sudah membawa garam dan juga kacang merah. Soo Ho keluar merasa kalau Bo Nui itu harus membawanya, Bo Nui binggung. Soo Ho langsung memberikan kecupanya. Keduanya pun tersenyum. Soo Ho pun berpesan agar Bo Nui berhati-hati lalu masuk ke dalam rumah.
Setelah Bo Nui pergi, Soo Ho menelp seseorang bertanya apa yang terjadi dengan wajah serius lalu mengatakan akan segera datang. 

Yoon Bal bertanya apakah mereka tak masalah jika mereka melanjutkan mengembangkan IF. Seung Hyun dengan helaan nafas sudah mengetahuinya,  menurutnya meski dirilis lagi, tidak ada yang peduli. Bo Nui pikir tetap saja Soo Ho itu berusahamelindunginya dengan semua yang dimiliki Jadi mereka harus membuatnya dengan baik.
Apa  Presdir  baik-baik saja?” tanya Hyun Bin khawatir, Bo Nui mengangguk.
Kau tidak boleh putus dengannya karena dia miskin sekarang. Moment paling menyedihkan bagi pria adalah... diputuskan karena tidak punya apapun” kata Yoon Bal
“Hei... Itu hal tidak dewasa untuk dikatakan!” teriak Seung Hyun membela, lalu meminta Bo Nui tak perlu mengkhawatirkannya.
Itu satu-satunya cara mereka bisa  mengekspresikan betapa mereka menyukai Presdir” kata Seung Hyun, Bo Nui berjanji akan memberitahu semuanya pada Soo Ho nanti.
Jangan bilang padanya aku menyebutnya miskin.” Kata Yoon Bal. Ponsel Bo Nui bergetar, Bo Nui pun diam-diam memilih untuk keluar. 

Didepan jendela Bo Nui mengangkat dengan senyuman, Soo Ho mengatakan kalau ia baik-baik saja dan sedang bersih-bersih, lalu cuci piring dengan suara kelelahan. Bo Nui pikir Soo Ho tidak perlu melakukannya.
“walaupun tidak ada kau di sini, aku baik-baik saja. Jadi jangan mengkhawatirkanku dan kerja keras, Makanya aku menelepon.” Ucap Soo Ho sumringah,
Bo Nui pun mengucapkan salam perpisahan, Soo Ho pun memberikan kecupan di telpnya. Saat berbalik Ryang Ha sudah berdiri sambil meledek seperti orang yang berciuman. Soo Hoo berteriak marah seharusnya Ryan Ha memberitahu kalau sudah datang, Ryang Ha pun berteriak kalau ia datang.

Kau pasti senang sekali, ini Ruangan kosong. Jadi aku membuat kesepakatan dengan  pemiliknya dan menyewanya selama sebulan. Ngomong-ngomong, apa ini kantor yang sudah lama?” ucap Ryang Ha melihat kantor yang dipilih Soo Ho
Ini dulu kantor tuan Won.” Ucap Soo Ho sambil menyadarkan kepalanya di kursi, Ryang Ha bertanya apa yang akan dilakukan Soo Ho apakah ingin Mengintai atau berencana menangkapnya sendiri?
Aku akan menghancurkan ransomware-nya.” Kata Soo Ho, Ryang Ha kaget Soo Ho mengajak mereka membuat software pemulihnya dan mendistribusikannya secara gratis.
Kita tidak bisa melakukan apa-apa  untuk kerugian yang sudah terjadi, Tapi itu akan mulai meningkatkan image perusahaan Zeze” jelas Soo Ho, Ryang Ha merasa kalau ini tak mungkin.
Ryang Ha merasa seharusnya  Soo Ho membahas di pertemuan pemegang saham. Soo Ho pikir tak mungkin karena tidak bisa melakukannya dalam waktu  dua hari yang diberikan selain itu  tidak bisa mengerjakannya sendirian. Ryang Ha pikir Soo Ho akan melakukan bersama-sama karena ia sama sekali tak mahir dalam program komputer. 
Terdengar suara ketukan pintu, Ryang Ha panik berpikir Tuan Won yang datang. Tuan Ahn masuk ruangan, Ryang Ha menyambutnya lalu bertanya apakah Soo Ho memesan ayam goreng. Tuan Ahn meminta maaf lupa membawa karena seharunya bisa membawanya. Soo Ho pikir tak perlu membahasnya.
Terima kasih sudah datang.” Ucap Soo Ho sambil membungkuk., Ryang Ha melonggo binggung
Terima kasih sudah menelponku. Apa yang bisa kulakukan?” kata Tuan Ahn, Ryang Ha binggung sebenarnya tujuan Tuan Ahn datang untuk apa. 
bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar