Las Vegas
Soo Ho masuk kamar hotel, Ryang Ha mengeluh kalau Sudah
dari dulu orang berduit, punya sifat pelit. Lalu
memuji Soo Ho melakukan dengan baik karena akhirnya bisa
bernafas jadi bisa tidur di hotel. Soo Ho memberitahu akan check
out jadi menyuruh pindah ke kamarnya.
“Penerbangannya besok pagi.” Kata Ryang Ha sambil memeluk guling, Soo Ho memberitahu
harus segera pergi lebih dulu
“Apakah Shim Bo Nui?” jerit Ryang Ha tak percaya dan bangun dari tempat
tidur, Soo Ho hanya bisa cekikan dengan senyuman lebar.
“Dasar Kau benar-benar sakit dan tak waras” komentar Ryang Ha lalu melempar wajah
temanya dengan bantal.
[Bandara Incheon]
Terdengar suara kucing mengeong, tanda pesan dari Shim Bo
Nui, Soo Ho membaca “Selamat tidur” dengan senyuman mengatakan tak akan mau
tidur dulu dan berusaha membuka mataya lebar-lebar.
Akhirnya Soo Ho sampai didepan rumah, tepat pukul
setengah empat pagi. Bo Nui terbangun dengan telp dari Soo Ho dan langsung
mengangkatnya dengan senyuman, Soo Ho
sudah ada didepan apartement bertanya apakah Bo Nui sudah tertidur, Bo
Nui mengaku belum lalu melihat jam dan bertanya apakah Soo Ho sudah ada
dipesawat.
“Aku merindukanmu...” ucap Soo Ho
“Apa aku harus menunggu 11 jam lagi?” ucap Bo Nui mengeluh, Soo Ho kesal karena Bo Nui seperti
tak ingin mengatakan apapun.
“Aku sangat sangat sangat merindukanmu. Siang dan malam, Aku merindukanmu setiap saat. Aku benar-benar sangat merindukanmu.” Kata Bo Nui
Soo Ho berlari menaiki tangga saat Bo Nui mengungkapkan
rasa rindunya, lalu menyuruh Bo Nui
membuka pintu, Bo Nui melotot binggung. Soo Ho mengeluh karena harus berapa
lagi berdiri didepan pintu dan menyuruh segera membukanya.
Bo Nui berlari keluar dari kamar, saat membuka pintu Soo
Ho benar-benar ada didepanya. Soo Ho mengaku sudah tak sabar lagi untuk
bertemu, Bo Nui terharu melihatnya, Soo Ho langsung memeluk dan mengendongnya,
kakinya langsung menutup pintu dan buru-buru masuk ke dalam rumah.
Sepatu Soo Ho dan Bo Nui berjejer dengan rapih, terdengar
seperti suara Soo Ho yang berbicara dengan Bo Nui bertanya apa yang ingin
dilakukanya sekarang. Di dinding sebelah gambar keluarganya, tertempel foto Soo
Ho yang memperlihatkan sebagai harimau.
“Bukan ramalan, bukan sesuatu
untuk penampilanmu. Apa
yang ingin kaul akukan,
Shim Bo Nui? Maka Akan
kulakukan untukmu.” Ucap Soo Ho
“Kurasa semua harapanku terkabul.” Kata Bo Nui
“Kau pasti ingin kencan dengan
pria yang luar biasa.”pikir Soo Ho
“Aku ingin yang biasa saja. Seperti yang lain, aku
ingin bertemu seseorang yang kusuka, makan, nonton
film sambil gandengan tangan.” Ucap Bo Nui
Di kamar terlihat baju Soo Ho yang sudah digantung, Soo
Ho dan Bo Nui tidur bersama dengan tangan saling mengenggam. Lalu Soo Ho
memeluk erat Bo Nui melampiaskan rasa rindunya yang tak tertahankan.
Bo Nui mulai memasak, dengan memotong bawang bombay, daun
bawang dan labu lalu tahu. Setelah itu mencicipi sup buatanya, menu telur
gulung pun dibuat olehnya. Soo Ho masih tertidur dikamar lalu sedikit terbangun
dengan aroma masakan dan akhirnya tersenyum bahagia karena berada dikamar Bo
Nui.
Beberapa saat kemudian, Bo Nui mengetuk pintu kamarnya
bertanya apakah Soo Ho sudah bangun. Soo Ho langsung bangun dan langsung
terbentur tempat tidur di atasnya. Bo Nui pun menyuruh Soo Ho keluar untuk
sarapan. Soo Ho tersenyum bahagia mengatakan akan segera keluar.
Bo Nui menaruh semua makanan dimeja, Soo Ho pun keluar
kamar terlihat malu-malu karena pertama kalinya bermalam dirumah wanita, begitu
juga Bo Nui hanya bisa tertunduk dengan mengarahkan pandangan pada kompor. Soo
Ho akhirnya bertanya dengan memainkan kemoceng apakah tidur Bo Nui menyenyak.
Bo Nui mengangguk, akhirnya Soo Ho pun duduk dimeja makan dan mengataka kalau
tidurnya juga nyenyak.
“Tapi Kenapa repot-repot membuat semua makanan ini?” kata Soo Ho
“Aku ingin masak yang enak dan makan bersama saat kau pulang perjalanan bisnis.” Kata Bo Nui
Keduanya saling cekikikan tanpa bisa saling
berpandanganya, Bo Nui lalu melihat kemeja yang dipakai Soo Ho itu terbalik.
Soo Ho terlihat gugup dan langsung membalikan kemejanya, Bo Nui tak bisa
menahan tawanya. Soo Ho kembali duduk lalu mulai mencicipi sup terlebih dulu,
Bo Nui menanyakan pendapatnya. Soo Ho mengatakan kalau rasanya panas. Bo Nui
hanya bisa tertawa.
Keduanya naik mobil bersama, Bo Nui dengan menghela nafas
merasa lebih baik pergi duluan saja. Soo Ho ikut menghela nafas kalau Takdirnya yang menyedihkan. Bo Nui tertawa tak percaya Soo Ho itu mengatakan tentang
takdir, Soo Ho tersenyum tak tahu kenapa bisa seperti itu.
“Pacarku mengajari hal yang tak
berguna dan karena Hidupku mulai melelahkan.” Komentar Soo Ho, Bo Nui mencari sesuatu dalam tasnya.
“Kenapa? Apa ada yang ketinggalan?” tanya Soo Ho
“Aku Lupa bawa garam dan kacang merah. Kenapa bisa aku kelupaan” ucap Bo Nui bingung
“Kau pasti tak punya waktu luang
mikir hal lain karena berkencan denganku.” Goda Soo Ho dengan bangga
Bo Nui meminta agar putar balik karena mereka masih
punya waktu. Soo Ho minggirkan mobilnya, Bo Nui
menatap dengan wajah khawatir. Soo Ho memegang tangan Bo Nui, menurutnya tak
perlu membawanya dan menyakinkan tak akan terjadi apa-apa, pasti Semua akan baik-baik saja. Bo Nui terlihat masih khawatir dengan menatap Soo Ho,
merasa yakin kalau akan baik-baik saja. Soo Ho pun menaruh tangan Bo Nui diatas
preseneling mobil.
Sesampai depan gedung, Bo Nui turun dari mobil mengatakan
akan masuk lebih dulu dan Soo Ho masuk setelah lima menit kemudian. Soo Ho
mengerti, Bo Nui mengingatkan agar 5 menit. Soo Ho menegaskan kalau sudah
mengerti. Bo Nui pun berlari masuk.
Soo Ho tiba-tiba berteriak, Bo Nui pun kembali
menghampirinya bertanya ada apa. Soo Ho kebinggungan mencari sesuatu karena
sebelumnya sudah menemukanya. Bo Nui akhirnya ikut memasukan ke dalam mobil,
Soo Ho pun mencoba mencarinya ke bagian kursi Bo Nui, sampai akhirnya
memberikan kecupan di pipi Bo Nui. Keduanya hanya bisa cekikan, Bo Nui pun
berlari masuk dan Soo Ho pun tersenyum bahagia membiarkan Bo Nui pergi lebih
dulu.
Bo Nui masuk dengan menyapa semua pegawai, Dae Kwon
tiba-tiba berteriak melihat Soo Ho yang datang ke kantor. Bo Nui ikut kaget
karena Soo Ho datang tak sampai lima menit jaraknya. Soo Ho hanya mengangkat
dua bahunya melirik pada sang pacar, lalu bertanya bagaimana dengan Uji Beta
apakah sudah selesai.
“Kupikir penerbangan Anda baru
besok pagi.” Ucap Dae Kwon binggung, Soo Ho
mengatakan pulang
lebih awal.
“Kau kembali lebih awal seolah tak tahan ingin bertemu seseorang.” Goda Yoon Bal. Bo Nui hanya bisa tertunduk diam.
“Di sini tak ada yang namanya
pacaran diam-diam, benar
kan Presdir ?”
kata Ji Hoon, Bo Nui berusaha tertawa menurutnya tak mungkin. Semua pun tertawa
walaupun terlihat dipaksa.
“Kami sedang berkencan, Sepertinya
semua sudah pada tahu tapi
pura-pura tak tahu. Aku
sangat menyukai Shim Bo Nui. Jadi, semua tolong baiklah
padanya.” Ucap Soo Ho mengakui pada semua pegawainya.
Semua melonggo tapi terlihat Dal Nim terharu mendengar
pengakuan Soo Ho, Bo Nui pun tersenyum karena Soo Ho mengaku mereka berpacaran.
Lalu Soo Ho menegaskan mereka harus bersikap baik sebagai rekan kerja. Dal Nim
pun berteriak mengerti. Dae Kwon dan Ji Hoon terlihat bernafas lega. Yoon Bal
mengucapkan terimakasih sudah memberitahu karena mereka semua hampir
mampus karena frustasi. Ketiganya pun memberikan
selamat.
Seung Hyun masuk bersama Hyun Bin dengan wajah panik.
Hyun Bin bertanya apakah mereka bisa menghubungi Presdir Je. Seung Hyun
melonggo melihat Soo Ho sudah ada diruangan. Hyun Bin berteriak lalu bisa
bernafas lega melihat Presdir sudah ada di kantor.
“Di bandara Incheon ada kecelakaan yang melibatkan 18
mobil. Waktunya
bersamaan dengan kedatangan Presdir dan Aku
sangat khawatir.” Kata Hyun Bin dengan nafas terengah-engah.
“Katanya kecelakaannya luar biasa
parah.” Kata Seung Hyun, Dal Nim bertanya dengan Ryang Ha
berpikir kalau pulang bersama dengan Soo Ho juga.
Bo Nui menatap wajah pacaranya. Soo Hoo berubah jadi
tegang lalu menelp temanya, tapi ponselnya tak bisa dihubungi. Dal Nim terlihat
melotot panik. Soo Ho pun langsung keluar ruangan.
Bo Nui mengikuti Soo Ho sampai ke depan lobby, Soo Ho
memberitahu akan langsung datang ke TKP dan meminta agar Bo Nui bisa membantu
hubungi polisi
dan memastikan nama para korbannya. Bo Nui
memegang tangan Soo Ho berpesan agar berhati-hati. Dibelakang Dal Nim terlihat
sibuk menelp.
“Kenapa kalian semua keluar?” ucap Ryang Ha dengan membawa barang-barang bawaanya.
Dal Nim langsung berlari melewati Soo Ho dan Bo Nui yang
masih kaget. Ia memegang wajah Ryang Ha menanyakan keadaan dan memastikan tak
ada yang terluka, menyakinkan bukan Hantu Ryang Ha yang datang. Ryang Ha
binggung kenapa Dal Nim bersikap seperti itu.
“Aku takut sekali, kupikir tak akan melihatmu lagi! Kalau kau terluka atau mati
sebelum kuhukum, maka aku
bakalan membunuhmu.” Ucap Dal Nim memegang
wajahnya, Ryang Ha makin binggung bertanya siapa yang sakit dan mati.
Bo Nui memanggil temanya, Dal Nim menengok lalu tersadar
tanganya yang memegang wajah Ryang Ha, dengan berjalan mundur mengatakan Meskipun
Ryang Ha itu menyebalkan, menjijikkan tapi memintanya agar jangan sampai
terluka. Soo Ho dan Bo Nui masih menatap binggung, Dal Nim yang
malu memilih untuk berlari kabur. Ryang Ha binggung apa sebenarnya yang
terjadi.
Soo Ho mengomel karena Ryang Ha tak bisa dihubung, Bo Nui
memberitahu terjadi kecelakaannya parah dari arah bandara, Ryang Ha menceritakan karena itu ia terjebak
di jalan lama sekali dan akhirnya Baterainya juga habis.
“Tapi si Dal Nim mendadak
mengkhawatirkanku lalu
kabur secepat angin... Apa
ini...” kata Ryang Ha binggung
Dal Nim mencuci tanganya tak percaya bisa menyentuh wajah
Ryang Ha bahkan di depan Soo Ho lagi bahkan Bo Nui ada disana juga. Bo Nui
masuk ke toilet lalu nebak-nebak cintanya yang tak berbalasselama 2 tahun
itu... Dal Nim menyela
tak perlu mengatakan apapun dan menegaskan kalau bukan seperti dugaan Bo Nui.
“Semuanya Hanya saja... Kulakukan itu karena terlalu Shock” ucap Dal Nim lalu bertanya apakah Bo Nui
punya lipgloss.
Bo Nui pun memberikan lipgloss miliknya, Dal Ni
menegaskan bukan itu yang sebenarnya kalau yang dilakukan tanpa alasan dan
hanya Perkara yang sangat manusiawi, menurutnya Wajar seorang manusia mengkhawatirkan yang
lainnya dan merasa yakin Bo Nui juga mengkhawatirkan Ryang Ha,
Bo Nui hanya mengangguk setuju dengan memakai lipglossnya.
Sul Hee masuk sebuah restoran dengan tatapan sinis dan
menghampiri Gun Wook. Gun Wook menyapa Sul Hee lalu berkomentar style pakaian
Sul Hee berubah dan bertanya kenapa dengan sepatu heelsnya. Sul Hee mengatakan
kalau Hari ini Gary tak menghubunginya maka akan
kembali ke Kanada sendiri.
“Umumkan saja. Kalau Gary tak bisa
mengendalikan diri setelah
ditolak sindir Sul Hee. Gun Wook pikir haruskah mereka bertemu dengan wartawan
“Bukan, maksudku selama ini kau
kemana saja? Kau kan
tak tahu tempat di Korea” kata Sul Hee berusaha untuk
tenang, Gun Wook menceritakan pergi kesana kemari dan melihat Korea
Selatan keren sekali.
“Itu semua laporan yang masuk saat kau pergi. Kuperiksa mereka
semua... Tapi
semuanya palsu.” Kata Sul Hee memperlihatkan
berkasnya.
“Kita hentikan saja. Selama ini aku tak bisa
menghubunginya, dia
pasti menghindariku. Ayah memilih untuk bersembunyi, Yang pasti
aku juga tak membutuhkannya. Ingatlah
untuk apa kita datang ke sini. Aku
ingin secepatnya pergi setelah gamenya dirilis.”
Ucap Soo Ho seperti sudah menyerah
“Kita ke Zeze dulu. Mereka meminta kau periksa versi beta-nya” kata Sul Hee
Gun Wook menyuruh Sul Hee saja yang pergi, karena merasa
lelah. Sul Hee tahu ini pasti berhubungan Bo Nui
dan Gun Wook tak bisa bertatap muka dengannya. Gun
Wook menegaskan kalau dirinya hanya lelah, mengatakan kalau ia adalah Gary Choi
yang Tidak perlu untuk melakukan setiap
hal kecil. Sul Hee hanya bisa tersenyum dengan tingkah atletnya.
Sul Hee akhirnya mencoba mengecek sendiri dengan kacamata
untuk bermain games, lalu berkomentar sudah bagus dan Tidak ada
cacatnya. Bo Nui yang duduk disamping Soo Ho bisa
tersenyum. Sul Hee berkomentar sebelumnya berpikir keduanya sibuk berkencan
tapi Ternyata kerja mereka bagus. Soo Ho dan Bo Nui langsung terdiam, Sul Hee menyuruh
keduanya senyum karena ia hanya bercanda. Bo Nui berusaha untuk tersenyum.
“Ini bisnis. Jangan melewati
batas, kau paham ‘kan?”
komentar Soo Ho, Sul Hee mengatakan tak bisa.
“Kenapa kau lakukan ini?” keluh Soo Ho, Sul Hee langsung mengucapkan selamat dan
mengak kalau ia sedikit susah mengatakan hal itu.
Bo Nui mencoba menahan senyumnya. Sul Hee memberitahu
akan segera pergi setelah merilis games karena ia dan Gary akan
segera kembali. Bo Nui binggun karena Ayahnya
belum ketemu tapi Gun Woook sudah mau
pergi. Sul Hee memberitahu 2 bulan berlibur untuk atlet tenis itu waktu yang sangat lama, tak peduli Ranking, hadiah, kondisi tapi akhirnya malah seperti sekarang ini, memberitahu
kalau Gary sangat terluka. Bo
Nui pikir lebih baik melihatnya, Sul Hee pikir tak perlu lebih baik biarkan
saja karena akan lebih berat lagi apabila bertemu dengan Bo
Nui.
Gun Wook tertidur disofa dan terlihat rumahnya yang
berantakan dengan baju dan bekas minuman dan makanan dimana-mana. Terdengar
bunyi suara bel rumahnya, Gun Wook tak menghiraukanya. Tapi bel terus berbunyi
disertai oleh gedoran pintu akhirnya Gun Wook membuka dan melihat Soo Ho
didepan rumahnya. Soo Ho langsung nyelonong masuk dan berusaha menurunkan
baju kotor yang ada dikursi, Gun Wook bertanya untuk apa Soo Ho datang ke rumahnya.
Soo Ho berkomentar tak
pernah tahu si
perkasa Gary Choi akan kacau seperti yang di
lihatnya. Gun Wook tak ingin mebahasnya bertanya apa alasanya datang.
“Aku minta tolong penuhi permintaanku.” Ucap Soo Ho, Gun Wook binggung
“Taruhan waktu itu aku sudah
menang Jadi
penuhi permintaanku.” Kata Soo Ho, Gun Wook
melihat Soo Ho yang dibonceng oleh Bo Nui jadi menurutnya tak
sepenunhnya menang.
“Pokoknya Aku menang Jadi penuhi keinginanku.” Ucap Soo Ho tak peduli, Gun Wook pun bertanya apa
keinginan Soo Ho
“Jangan menyerah, mengenai pencarian Ayahmu. Di gamenya, akan kutambahkan kisahmu menemukan Ayahmu. Singkatnya, seperti misi
tersembunyi, Memberi
informasi pada user dan menerima laporan. Saat di Kanada, kau juga bisa memeriksanya.” Jelas Soo Ho
“Game-nya kan sudah selesai
dibuat... jadi Mana
mungkin dalam beberapa hari...” komentar Gun Wook tak
percaya
“Kau meremehkan... aku ini jenius jadi Aku bisa lakukan apa saja. Cukup bilang terima kasih, itu saja.” Kata Soo Ho lalu melangkah pergi dan menyuruh Gun Wook segera membereskan
rumahnya. Gun Wook tersenyum mendengar Soo Ho yang meminta agar tak menyerah.
Soo Ho menjelaskan tentang games yang akan dibuat dengan
memberikan misi menemui
ayah Gun Wook, memperlihatkan pamphlet setelah itu
menyampaikan kepada mereka dan akan tambahkan foto ayahnya Gary
Choi dengan begitu akan tampak lebih natural. Bo Nui menatap Soo Ho yang sedang menjelaskan tentang
misi games yang baru. Soo Ho tersadar Bo Nui hanya menatapnya dan bertanya ada
apa.
“Aku ingin... nyombongin kau. Kalau pacarku ini... super keren.” Ungkap Bo Nui bangga. Soo Ho heran menurutnya tak
penting
“Kau keren sekali!” ungkap Bo Nui, Soo Ho mengeluh kalau sedang kerja lalu
meminta Bo Nui menciumnya kalau memang dirinya keren.
Bo Nui hanya menatapnya, Soo Ho menyodorkan pipinya agar
Bo Nui menciumnya. Bo Nui tersenyum, Soo Ho mulai menghitung dari lima, Bo Nui
ingin menciumnya Soo Ho langsung menengok dan memberikan ciuman di pipi
pacarnya Keduanya kembali tertawa. Soo Ho meminta fokus karena harus
menyelesaikan pekerjaanya.
Sul Hee menunggu Dal Nim di cafe dan melambaikan tangan
dengan ramah. Dal Nim datang dan duduk dengan wajah kaku seperti orang tak
kenal bertanya alasan Sul Hee datang. Sul Hee mengeluh karena mereka sepakat
untuk bersikap seperti adik dan kakak.
“Saat mabuk, bolehlah. Tapi mana bisa di saat begini... Aku... sebagai sahabatnya
BonuiBonui dan aku orang
yang setia. Berteman
dengan rivalnya dalam asmara kurasa
bukan ide bagus... Anggap
saat mabuk itu aku membuat kesalahan.” Ucap Dal
Nim
“Kau cantik.” ucap Sul Hee sambil mencubit Dal Nim dengan gemas.
“Aku benar-benar iri pada Bo Nui. Persahabatan, cinta, dia punya
semuanya.” Kata Sul Hee lalu memberikan sebuah tas
pada Dal Nim agar bisa menerimanya.
Ryang Ha datang menyapa Sul Hee yang datang ke cafenya
dan bertanya kenapa datang, tiba-tiba Dal Nim dan Ryang Ha saling menatap dan
langsung terlihat gugup dengan memalingkan wajahnya dan sama-sama memegang
pipi. Ryang Ha pun memilih untuk pamit pergi mempersilahkan untuk kembali
mengobrol.
Dal Nim melihat baju-baju yang masih bagus dalam kantung
belanja, Sul Hee memberitahu membeli baju baru saat datang ke Korea dan
memastikan semua bajunya itu belum pernah dipakai. Dan sekarang ia memutuskan
untuk hidup lebih nyaman jadi
menurutnya baju-baju itu bakalan membantu mengubah style Dal Nim.
“Sejak datang ke Korea kau teman pertamaku. Jadi jangan usir Eonni-mu ini!” tegas Sul Hee, Dal Nim terharu mendengarnya.
“Aku tak habis pikir saja, kau yang mempesona begini bisa
dicampakkan.” Komentar Dal Nim keceplosan lalu
meminta maaf karena terlalu blak-blakan.
“Karena itulah, mari kita gunakan
kesempatan ini untuk
memulai kehidupan yang baru.” Ucap Sul Hee, Dal Nim
binggung apa maksudnya Kehidupan baru
“Bagaimana kalau Kencan buta? Aku tak bakalan mau
menangis, terbawa perasaan dan
sembunyi karena ditolak. Seperti orang lain. Hei! Bertemu pria yang lebih
keren dan
membuat kenangan yang lebih indah. Dal
Nim, kau juga harus hentikan cinta sepihakmu dan carilah orang yang
mencintaimu. Bukankah begitu?” ucap Sul Hee,
Dal Nim mengangguk setuju dengan melirik pada Ryang Ha,
Ryang Ha berpura-pura seolah tak peduli padahal sempat terkejut mendengar Sul
Hee dan Dal Nim akan kencan buta.
Toppoki, Odeng, Sondae berada dimangkuk, Bo Nui memberikan
sumpit pada Gun Wook agar bisa memakanya. Gun Wook menaruh sumpitnya merasa Ini
"perjamuan terakhir" mereka. Bo Nui meminta
agar tak mengatakan seperti itu karena merasa sedih mendengarnya.
“Gun
Wook....” ucap Bo Nui terlihat serius. Gun Wook menahanya
meminta agar ia yang lebih dulu bicara. Bo Nui mengangguk membiarkan Gun Wook
bicara lebih dulu.
“Setelah memikirkannya, yang Nuna
katakan benar. Ternyata Aku
bingung. Setelah
orang tuaku bercerai, lalu setelah
aku kalah dalam pertandingan, mau
aku terluka atau sedih, kupikir kalau senyum semua akan
baik-baik saja. Tapi
hari itu, aku menangis di hadapanmu. Sebelumnya
aku tak pernah menangis di
hadapan orang lain. Jadi
kurasa aku bingung.” Ungkap Gun Wook
“Tentang aku menyukaimu sebagai seorang
wanita. Padhlan Wanita lebih tua bukan style-ku. Aku tak tahu harus bersandar ke
siapa makanya
aku bingung, Shim Bo Nui. Jadi,
kalau Presdir Je membuat Nuna sedih, Kau harus bilang saja padaku Di manapun aku berada, aku akan segera datang.” Kata Gun Wook
Bo Nui pun mengucapkan terimakasih, Gun Wook
mengatakan ingin ke
rumah sakit setelah makan jadi Sebelum
pergi, mau membesuk Bo Ra. Bo Nui mengangguk
setuju lalu mengajak mereka makan toppoki bersama.
Bo Nui keluar dari rumah melihat sosok pria tua yang berdiri
didepan rumah Gun Wook, dan mengenali kalau itu adalah Tuan Choi lalu berjalan
mendekat untuk memastikanya. Tuan Choi seperti tak mengenali Bo Nui, akhirnya
Bo Nui mengingatkan kalau ia Bo Nui tetanganya yang dulu.
Gun Wook keluar dari rumahnya, Tuan Choi ingin pergi tapi
Bo Nui menahanya. Lalu Bo Nui memanggil Gun Wook, Tuan Choi membalikan
badannya, Gun Wook terdiam melihat ayahnya. Tuan Choi merasa anaknya itu tak
mengenalinya. Gun Wook memanggil ayahnya. Dengan mata berkaca-kaca Tuan Choi
membalikan badanya, lalu meminta maaf dua kali. Gun Wook langsung memeluk
ayahnya.
“Tak apa, sekarang Ayah di sini karena Hanya itu yang kubutuhkan.” Ucap Gun Wook memeluk erat ayahnya. Bo Nui ikut terharu
melihat pertemuan ayah dan anak yang sudah lama tak berjumpa.
Tuan Choi melihat medali, ocean state open untuk anaknya.
Gun Wook menceritakan Itu medali pertama yang dimenangkan di kompetisi internasional dan ketika akan bertemu ayahnya ingin diberikanya. Tuan
Choi ingat pada set ke-3 anaknya
harus deuce,
“Kita cerita hal yang kita
lewatkan saja yang
masing-masing tidak tahu. Selama
ini Ayah di mana dan
bagaimana kehidupan Ayah? “ tanya Gun Wook penasaran
dengan cerita ayahnya.
“Tidak ada yang bagus untuk
diceritakan.” Komentar Tuan Choi
“Aku bukan anak kecil umur 9
tahun. Aku sudah
cukup dewasa menerima
cerita yang tidak bagus.” Ucap Gun Wook merasa ingin
mengetahui kejadian seburuk apapun tentang ayahnya.
Soo Ho bersandar di buffet mengambil gambar dengan
senyuman, Bo Nui menceritakan pada adiknya yang kalau berita yang bagus
karena Puku Oppa
pasti sangat bahagia karena Sudah
15 tahun tak bertemu ayahnya.
“Aku pun sangat bahagia seperti saat kau sadar kembali. Kurasa keajaiban itu bukan hal
mustahil. Seperti
yang terjadi pada Bo Ra dan Tuan Choi ketulusan
hati kami membuat keajaiban itu terjadi.” Ucap Bo
Nui dengan penuh semangat.
Soo Ho mengeluh Bo Nui yang sedari tadi hanya ngomong
saja, lalu menyuruh untuk duduk disamping adiknya karena akan mengambil
gambarnya. Bo Nui mengajak untuk foto
bersama dan memberitahu Bo Ra untuk foto bersama Soo Ho dengan panggilan
Ahjussi. Soo Ho mengeluh dipanggil Ahjussi, karena ia adalah kakak ipar sambil
memberikan kamera pada Bo Nui. Bo Nui hanya bisa tersenyum, lalu menyuruh Soo
Ho mendekat. Ketiganya foto bersama seperti sebuah keluarga.
D-1
Soo Ho mulai mengecek permainanya dengan kacamata, begitu
juga yang lainya seperti terhayut sendiri. Yoon Bal melihat Grafisnya
luar biasa keren, dengan bangga mengatakan
kalau siapa dulu yang membuatnya. Semua langsung mengikuti permainan dengan
kacamatanya. Bo Nui tiba-tiba memegang lehernya dan tersadar kalung macannya
hilang.
Ia membuka kacamata, dengan wajah panik mencari
disekeliling mejanya, ternyata kalungnya jatuh dan menaruhnya diatas meja lebih
dulu. Lalu kembali memasang kacamatanya. Pemainan selesai semua bertepuk tangan
menurutnya gamesnya itu luar biasa. Soo Ho memuji semuanya itu berkerja dengan
baik.
“Presdir , sepertinya ini akan hit.” Komentar Dae Kwon, Soo Ho pikir Semua ini mungkin karena mereka
“Cinta memberi dampak bagus untukmu,
Presdir”komentar Yoon Bal lalu saling berpelukan dengan Dae Kwon
mengodanya. Suasana tiba-tiba langsung berubah dingin.
“Saat orang jatuh cinta: dopamin,
vasopresin, oxitosin, dan
yang lainnya mempengaruhinya. Dunia
jadi indah, meskipun
di masa lalu ada yang kasar padamu tapi dia
senyam-senyum. Mendadak
jadi baik dan ketawa sendiri. Akan tetapi, aku Je Soo
Ho. Kalau
memang sampah ya kubilang sampah. Proyek
ini, apapun kata orang ini
yang terbaik.” Tegas Soo Ho, Semua bisa tersenyum dan
bernafas lega.
“Nah, kalian pasti lelah karena
kerja sampai larut malam. Hari
ini pulanglah lebih awal.” Ucap Soo Ho, semua menjerit
bahagia dan langsung berpamitan bahkan Hyun Bin mengucapkan selamat berkencan
pada Soo Ho dan Bo Nui.
Bo Nui dengan senyuman memuji Soo Ho yang benar-benar
bekerja keras. Soo Ho menanyakan pendapat Bo Nui
apakah game ini
seperti yang dibayangkan. Bo Nui pikir tidak, karena ternyata 100 kali lebih baik. Soo Ho pikir sudah pasti akan seperti itu lalu berpesan
agar hati-hati saat pulang nanti.
“Aku ada janji dengan Ryang Ha,karena Belakangan ini dia lagi galau. Jadi dia ingin curhat denganku, Kau bisa pulang sendiri, kan?” ucap Soo Ho
“Tentu saja. Memangnya karena kita berpacaran harus lengket berdua terus?” kata Bo Nui, Soo Ho pun pamit pergi seolah tak peduli
Bo Nui pulang dengan waah lesu, merasa bisa mengerti Soo
Ho itu punya janji dan harus menjalani hidupnya. Tapi menurutnya ia itu mengenal Ryang Ha dan
bisa-bisanya Soo Ho malah tak mengajaknya dan meninggalkan begitu saja.
Soo Ho menelp bertanya apakah Bo Nui sudah sampai rumah,
Bo Nui mengatakan sudah sampai, Soo Ho bertanya nanti malam Bo Nui ada rencana
apa. Bo Nui pikir Soo Ho akan datang ke rumah. Soo Ho pikir tak mungkin bisa
datang dan berpesan Jangan
sampai telat makan.
Bo Nui dengan wajah lesu berpesan juga agar Soo Ho harus
makan yang teratur. Soo Ho pun menutup telpnya lebih dulu. Bo Nui mengeluh Soo
Ho tak biasanya menutup telpnya lebih dulu berpikir sudah tak
tertarik padanya. Dengan gelisah mengeluh punduk lalu
ke leher dan tersadar kalungnya tak ada.
Ia teringat menaruhnya diatas meja, dengan wajah kesal
karena belakang ingin sering sekali lupa. Akhirnya memilih untuk keluar dari
kamar.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar