Ji Hong dan Hye Jung mulai saling menyerang, tapi Ji Hong
bisa membalas dengan memiting bagian dada Hye Jung seperti memeluknya dari
belakang sambil berkata sudah
berjanji tidak akan kena hajar dari Hye Jung
bahkan jangan sampai kena pukul lagi.
“Tubuhmu bergerak
secara refleks jika dalam bahaya ... sesuai dengan
latihan yang biasanya kau lakukan. Kita belajar kebiasaan yang perlu diketahui oleh tubuh sejak
masih kecil. Begitu masa kecilmu
berlalu, tidak ada yang dapat menggantikannya.” Gumam Hye
Jung seperti tiba-tiba tak bisa melawan.
Hye Jung akhirnya mendorong kebelakang lalu membanting
gurunya, setelah itu langsung memiting dengan kakinya. Ji Hong sempat tak bisa
melawan sampai akhirnya bisa melepaskan, tapi Hye Jung bisa melambungkan dan
menjatuhkanya, lalu kembali memiting dengan badanya. Ji Hong menjerit untuk
menyerah, Hye Jung pun melepaskanya.
Tapi Ji Hong ternyata hanya mengelabuhinya, tubuhnya berputar dan langsung berada diatas tubuh Hye
Jung. Keduanya saling menatap, Hye Jung pun terlihat canggung karena gurunya
ada tepat diatas badanya, akhirnya ia memalingkan wajahnya. Ji Hong pun merasa
seperti ada digunung, Hye Jung pun meminta agar menyingir.
Ji Hong dan Hye Jung akhirnya duduk bersebelahan. Ji Hong
mengaku terlalu semangat ingin menang dan bertanya apakah Hye Jung tak ada yang terluka. Hye
Jung mengelengkan kepalanya. Ji Hong mengucap syukur, lalu melihat Hye Jung itu
masih seperti bocah, akan lebih baik kalau tidak melawan balik.
“Aku tidak akan bertarung melawan
guru lagi.” ucap Hye Jung, Ji Hong juga tak akan mau lalu heran
kenapa muridnya tak mau lagi.
“tak ada alasan, hanya ingin saja” ucap Hye Jung seperti
saat masih sekola dulu. Lalu keduanya sama-sama tertawa. Hye Jung memastikan
kalau gurunya itu baik-baik saja, Ji Hong melihat Hye Jung itu sangat kuat
sekali.
Pasien pemilik kedai masih terbaring dengan kepala di
perban. Seo Woo mencoba membangunkan dengan bertanya apakah bibi itu bisa mendengarnya. Si Bibi membuka matanya, Yoon Do masuk ruangan untuk
melihat keadaan pasien.
“Aku sudah melepas tube setelah pasien sadarkan diri.” Kata Dokter Kang, Yoon Do bertanya kenapa Seo Woo
datang ke tempat si bibi
“Aku merasa bertanggung jawab,
pada Ahjuma ini.” kata Seo Woo, lalu Yoon Do
bertanya siapa namanya. Si Bibi hanya mengatakan “Perempuan
itu ...”
“Apa Anda mengerti perkataanku ? Siapa nama anda ?” tanya Yoon Do, Bibi itu tetap menjawab “Perempuan
itu ...” Seo Woo sedikit berteriak meminta agar bibi menyebutkan
namanya.
“Woo... Myung... Min.”
Ucap Si bibi tak jelas, Seo Woo pikir pasien hanya
masih mengantuk jadi tak ada masalah.
Yoon Do pun meminta si bibi mengangkat tangannya, si bibi
mengangkat sedikit tanganya. Yoon Do kembali menurunkan dan membuka bagian
bawah selimut meminta si bibi untuk mengangkat kakinya. Si Bibi mengerti dengan
mengangkat kakinya. Seo Woo melihat si pasien itu patuh dan bisa mendengar
perintah. Yoon Do pun meminta agar bibi tetap beristirahat. Si bibi menjawab dengan sekali kedipan mata.
“Berikan manitol 100cc setiap 6
jam. Dia bisa semakin parah kalau
tekanan darahnya turun. Pastikan tekanan sistolik
pasien menjadi antara 160 dan 180.” Ucap Yoon Do, Dokter Kang mengerti.
“Arterinya tidak akan pecah lagi Jadi jangan takut dan terus
berikan nimodipine. Kalau dia sakit kepala, berikan acetaminophen Kalau tidak ada kemajuan, berikan
setengah botol ample morfin.” Ucap Yoon Do lalu
keluar dari ruangan.
Seo Woo mengikutinya didepan ruangan langsung menyatakan
perasaan kalau menyukai Yoon Do, terlihat wajah Yoon Do yang binggung. Seo Woo
tak percaya kalau cara pengakuannya akan seperti sekarang karena Momentum sudah lewat, jadi lebih baik dikatakan saja.
“Waktu lau masih pacaran aku sudah suka,
saat putus juga masih suka. Tapi itu bukan cinta pada
pandangan pertama.” Ucap Seo Woo blak-blakan,
Yoon Do langsung menoyor kepala juniornya,Seo Woo heran kenapa Yoon Do harus
menoyornya.
“Kau sudah tahu, tipe macam apa
yang kusuka.” Kata Yoon Do
“Aku tahu , Tapi ini sudah waktunya
berhenti bermain-main.” Ucap Seo Woo
“Aku tidak main-main. Aku
bertumbuh sebanyak cintaku, dan terluka oleh karena para
wanita itu.” Jelas Yoo Do
Seo Woo mengejek tumbuh seperti apa, lalu bertanya Siapa
yang bertahan dengan semua ocehan Yoon Do
saat mabuk dan mengeluh kenapa Yoon Do bisa menyukai
perempuan semacam itu. Yoon Do juga tidak tahu kenapa bisa menyukai perempuan semacam itu.
Seo Woo dengan bangga mengatakan kalau dirinya itu periang dengan latar
belakang baik dan spesifikasiny bagus, serta wajahnya juga cantik.
Yoon Do mengeluh mendengarnya meminta agar menghentikanya
mencari saja orang lain. Seo
Woo mengejek selera wanita Yoon Do memang aneh, Yoon Do mengaku memang aneh,
lalu bertanya Buat apa Seo Woo perduli dengan wanita pilihannya, dan berpikir itu tentang Hye Jung. Seo Woo kesal
Yoon Do mendadak menyebut namanya. Yoon Do mengaku Hye Jung itu mengusik
pikirannya, mengetahui keduanya adalah teman saat SMA dan
bertanya apakah mereka berdua adalah rival.
Seo Woo pikir untuk apa Hye Jung menjadikan rivalnya,
Yoon Do bisa melihat bahwa Yoo Hye Jung sepertinya orang yang punya
kisah di masa lalu. Seo Woo bertanya apakah
Yoon Do penasaran. Yoon Do mengaku tentu saja penasaran. Seo Woo melihat kalau
ini cinta pada pandangan pertama dan Yoon Do
itu tak tahu bagaimana sikap Hye Jung yang sebenarnya. Yoon Do melihat Seo Woo
itu sangat benci sekali pada Hye Jung.
“Aku tidak bisa menerima
perasaanmu, tapi aku bisa menyingkirkan Yoo
Hyejung.” Tegas Yoon Do, Seo Woo berpikir itu demi
dirinya.
“Apa menurutmu seperti itu ? Bukan.... Ini Demi aku. Aku
tidak suka padanya. Dia tidak punya kemampuan dan
suka pamer. Ditambahk lagi Dia juga
kasar dan Terlebih lagi, suka membantah.” Jelas Yoon Do
“Kau tidak bisa mengusirnya karena Kepala bagian kita suka padanya.” Ucap Seo Woo
“Aku hanya perlu sebuah kasus aneurisma
serebral.” Tegas Yoon Do seperti ingin mengambil
keuntungan.
Ji Hong dan Hye Jung pulang bersama, Ji Hong bertanya
apakah Hye Jung pernah melihat kenyataan yang diluar bayangannya. Hye Jung sedikit berpikir. Ji Hong mengaku pernah,
yaitu Hye Jung. Hye Jung tersenyum mendengarnya.
“Aku mengira kau hidup dengan
baik, tapi tidak pernah menyangka kau bisa jadi dokter.” Jelas Ji Hong
“Dunia masih tempat yang layak, Aku mendaki tangga sosial dengan
belajar.” Cerita Hye Jung
Ji Hong melihat sebuah sepeda motor berjalan dengan
kecepatan tinggi, tanganya langsung menarik Hye Jung untuk kepinggir lalu
menanyakan keadaanya dengan tatapan marah pada si motor pengantar makanan yang
pergi begitu saja. Hye Jung terlihat kaget mengatakan baik-baik saja.
Keduanya lalu kembali berjalan, Ji Hong bertanya apakah Hye
Jung mau diajarkan bagaimana cara memasukan kateter tanpa
navigasi, Hye Jung langsung dengan senyuman bahagia mau
mempelajarinya. Ji Hong mengatakan mulai minggu depan kerja
dengannya, dan besok akan datang kerumah sakit walaupun belum
resmi berkerja karena hanya akan mengecek pasien-pasiennya. Hye Jung mengerti.
Di depan cafe Soon Hee, Ji Hong menyuruh Hye Jung untuk
segera masuk. Hye Jung menyuruh Ji Hong pergi lebih dulu saja, karena bisa masuk
sendiri. Ji Hong bertanya apakah Hye Jung tahu apa yang
harus dipelajari sebelum memasukkan
kateter, Hye Jung bertanya apa itu.
“Belajar menerima perlindungan. Ini
sepertinya bukan masalah yang besar,
karena
kau selalu bisa sendiri.” Ucap Ji Hong memegang
pundak Hye Jung
“Aku bisa melindungi diri sendiri.” Kata Hye Jung melepaskaanya merasa tak perlu
perlindungan.
“Orang yang tumbuh di lingkungan
yang penuh perlindungan, percaya
pada diri sendiri dan lingkungannya, itu adalah dasar kehidupan. Saat hidupmu dalam kekacauan, aku
bisa melindungimu.” Ucap Ji Hong
“Hanya anak-anak yang butuh
perlindungan. Kita tidak dapat mengubah dan mengganti masa lalu. Hanya
bisa menerimanya” kata Hye Jung
Ji Hong tertawa mendengarnya, merasa kalau Hye Jung itu masih
saja suka membantah, lalu memberitahu kalau ia
harus membayar
harga yang besar untuk pelajaran itu. Menurutnya Insiden
tidak dapat diubah, tapi hati Hye Jung bisa berubah. Hye
Jung terdiam mendengarnya, Ji Hong merasa tidak
tahu harus mulai mengajarkanya dari mana tapi Sepertinya
harus menulis satu kurikulum penuh.
Hye Jung menanyakan alasanya, Ji Hong menjawab tak ada
alasan hanya ingin saja melakukanya. Keduanya tertawa, Ji Hong memutar badan
Hye Jung menyuruhnya untuk segera masuk dan akan
melihat sampai naik keatas dan memperingatan agar tak berhenti untuk berbalik. Hye
Jung berjalan dua langkah tapi langsung berbalik.
Ji Hong tertawa melihat Hye Jung kembali tak mendengar
ucapanya, tiba-tiba terdengar teriakan Soon Hee yang melihat gurunya datang.
Keduanya saling berjabat tangan, Soon Hee mengucapkan selamat pada gurunya atas
penikahanya. Hye Jung memberitahu temanya kalau itu tidak benar.
“Astaga.... Maaf.... Jadi anda sudah cerai ?” ucap Soon Hee polos, Hye Jung memberitahu kalau bukan
itu maksudnya.
“Kau berubah, Jadi suka bergosip.” Komentar Ji Hong pada Hye Jung.
“Aissh,
guru masih belum kenal dia. Hye Jung
ini, tidak pernah menyimpan rahasia dari sahabatnya. Benarkan
?” kata Soon Hee, Hye Jung membenarkan. Ji Hong tersenyum
melihat persahabatan keduanya masih terjadi dengan baik.
Dokter Choi dan Dokter Ahn berlari menyusuri lorong
sambil mengancing bajunya dan merapihkan dasinya. Dokter Kang sudah menunggu di
ruangan, Dokter Choi yang pertama kali masuk mengeluh ternyata seniornya sudah ada
di ruangan lebih dulu. Keduanya akhirnya langsung duduk, Dokter Kang menyindir
siapa yang mengizinkan mereka untuk duduk.
“Apa kalian baru bangun dari tidur ?”
ucap Dokter Kang, Dokter Choi menyangkalnya. Dokter Kang menyuruh Dokter Choi
untuk mendekat.
“Kenapa kau bohong ? Kau baru bangun.” Kata Dokter Kang yakin, Dokter Choi tetap
menyangkalnya. Dokter Kang menyuruh Dokter Choi melihat bajunya dengan
baik-baik.
“Siapa saja bisa salah mengancing
baju. Ini bukan bukti kalau aku baru bangun.” Kata
Dokter Choi membela diri sambil memperbaiki kancingnya.
Dokter Kang kesal merasa dua juniornya itu mengira bisa
membodohinya dan menendang kaki Dokter Choi, lalu menegaskan kalau memang
bersalah lebih baik mengakuinya. Dokter Ahn mengaku baru saja terbangun tapi
hanya tertidur sebentar dan
langsung bangun saat menerima telp, Dokter Kang mengomel lalu bertanya keberadaan si Yeo Guk anjing.
Dokter Pi sedang tertidur diruang operasi masih
mengunakan pakaian operasi. Ponselnya bergetar terlihat nama [Ahli Bedah Syaraf Anjing] ketika
melihat jam langsung terbangun, kepalanya pun membentur lampu operasi yang ada
diatasnya.
Dokter Choi melaporkan Hasil tes
lab Lee Ki Chul normal, pengobatannya sudah diganti ke pengobatan oral. Dokter Kang mengatakan itu bagus lalu bertanya tentang Hematomanya, Dokter Choi memberitahu turun ke
20cc. Dokter Pi masuk ruangan sambil meminum kopi.
“Apa aku ini jam alarm-mu ? Kau Habis tidur, kan ?”
ucap Dokter Kang menyindir
“Tidak.... Aku memeriksa pasien Do Yun Gyeon
sebelum Prof. Hong datang. Aisshh... aku tersinggung. Aku
sudah menggantikanmu, tapi bisanya kau ...” ucap Dokter Pi bisa membuat Dokter Kang merasa
bersalah.
Dokter Kang pun bisa menerima alasanya, lalu menyuruh
Dokter Ahn untuk merangkum buku tentang neourologi. Dokter Han melihat itu buku
yang kemarin seniornya juga baru pinjamnya.
Dokter menegaskan kalau ia tidak punya uang dan tidak mampu beli buku. Akhirnya Dokter Ahn pun akan melakukan untuk Dokter
Kang.
“Dan Kau, pergi ke situs perkiraan
cuaca, unduh kondisi cuaca selama
beberapa tahun belakang.” Ucap Dokter Kang pada
Dokter Choi, Dokter Choi bertanya apakah itu untuk tesisnya.
“Kenapa kau banyak sekali bertanya
?” keluh Dokter Kang lalu memanggil nama Joong
Dae berkali-kali sambil mengomel kalau Dokter Choi itu jadi banyak
bertanya, karena mengikutinya.
“Bukan begitu, Aku tanya karena kerjaanku
sudah banyak, tapi
sekarang harus membantu tesismu.” Tegas
Dokter Choi, Dokter Kang mengomel menyuruh Dokter Ahn itu memberi
contoh yang bisa dan tidak bisa dilakukan.
Dokter Ahn mengerti dengan wajah ketakutan.
“Pura-pura tidak dengar kalau
tidak bisa disangkal.” Ucap Dokter Choi mengedumel
sendirian.
Dokter Kang pun membahas tentang Nenek
Hwang Jung adalah pasien dari Dokter Choi, melihat
pasien itu yang punya aneurisma otak denan Ukurannya kecil dan tidak
berbahaya, tapi 3 bulan lalu pecah saat
cuaca sedang dingin jadi meminta agar Dokter
Choi bertanya apakah pasien Itu mau dimasukan pada tesisnya.
“Ketua ... Kenapa Yeong Guk tidak bisa
mengumpul data untukmu ?” keluh Dokter Choi pada
temanya.
“Kenapa kau mendadak menyeret
namaku .”
Kata Dokter Pi, Dokter Choi mengaku banyak sekali pekerjaa, Dokter Pi kesal merasa kalau dianggap tak punya banyak
kerjaan.
“dasar bocah ini, Kau sudah
dipukul berapa kali masih belum
jinak juga ? Apa kau kuda liar ? Lakukan
apa yang kusuruh.” Kata Dokter Kang kesal,
Dokter Pi akhirnya memutuskan akan mengumpulkan data yang diminta.
Dokter Kang memberikan tepuk tangan dan meminta keduanya
itu melihat sikap Dokter Pi, karena semuanya itu datang dari pengalaman, Dokter
Pi pun berjanji akan berusaha keras. Dokter Kang pun tersenyum, Dokter Pi berbisik pada Dokter
Choi kalau itu caranya agar bisa bertahan pada senior. Dokter Choi mengerti.
Dokter Ahn bisik agar tak membawa namanya. Dokter Kang
menegur juniornya agar tak berbisik dan bertanya apakah mereka sudah siap untuk
berkeliling dan memperingatkan agar jangan sampai mendengar dari prof menemukan
kesalahan dari timnya.
Dokter Pi dan Ji Hong melihat pasien dengan menjelaskan
keadan pasien yaitu Hematoma Pasien Do Yun Gyeong sepertinya
membesar. Ji Hong melihat Tidak
terlalu besar jadi menyuruhnya untuk melakukan irigasi urokinase setiap enam
jam. Dokter Pi mengerti dan mencatat dalam agendanya.
“Jangan mengambil terlalu banyak. Segera tutup kalau ada cairan
cerebrospinal.” Perintah Ji Hong, Dokter Pi mengerti.
Dokter Kim menyapa Ji Hong yang datang kerumah sakit,
lalu bertanya bagaiman dengan siang hari nanti, Ji Hong mengatakan akan
datang lagi. Dokter Kim pikir kenapa Ji Hong tak
tinggal saja dirumah sakit, Ji Hong mengatakan mau
menikmati hari libur yang langka ini.
“Lalu, Dokter Yoo sudah memutuskan
untuk kerja denganku.” Ucap Ji Hong memberitahu
dokter Kim, Dokter Kang dan Dokter Pi terlihat kaget.
“Kapan kalian berdua menyetujuinya
? Apa Kau yakin sedang libur ?” ejek Dokter Kim heran
“Aku tidak mau kalau dia direbut
Dokter Jung duluan.” Akui Ji Hong
“Ooh, aku suka sikapmu. Memberi dan kehilangan adalah 2 hal yang
sangat berbeda.” Komentar Dokter Kim. Ji Hong mengajak untuk minum teh. Dokter Kim menolak
karena ada rapat sambil mengeluh Terlalu banyak rapat yang harus dilakukanya. Ia teringat kalau Ji Hong belum
melihat ruanganya dan akan mengantarnya. Ji Hong pun mengerti.
Terlihat tabel “LAPORAN PENDAPATAN RUMAH SAKIT GUKIL BULAN JUNI” Dokter Jin memimpin rapat mmemberitahu Operasi
umum masih memberikan pendapatan tertinggi dan memberikan pujian pada Prof.
Baek dan memberikan hadiah yaitu akan
tambah limit kartu kredit perusahaan.
“Semakin besar yang kau hasilkan, semakin tinggi pendapatanmu. Bukankah
itu keuntungan dari kapitalisme ?” kata
Dokter Jin bangga, Prof Bark pun mengucapkan terima kasih.
“Prof Kim, Wakil Kepala Bedah
Syara Operasi
umum memberi profit 10 juta won, tapi Bedah
Syaraf hanya 4,6 juta won ? Apa
pentingnya terkenal ? Bagaimana kau mau meningkatkan pendapatan departemenmu ?” ucap Dokter Ji menyindir
“Aku sudah merekrut dokter baru
yaitu Prof Hong dari John Hopkins. Semua akan lebih baik.” Kata Dokter Kim
“Apa satu dokter bisa meningkatkan
pemasukan ? Apa
argumen Wakil Kepala Bedah Syaraf mengenai menjalankan rumah sakit ? Kenapa kau menentang Pusat
Kesehatan Manula ?” ucap Dokter Jin penuh
dendam
“Pusat Kesehatan Manula,
sepertinya akan dijadikan pusat transplantasi organ.” Balas Dokter Kim
“Kalau kau teruskan omong
kosongmu, serahkan jabatanmu. Kita
harus bertahan hidup untuk bisa berkembang. Tahun
lalu kita rugi 23.5 juta won.” Kata dokter Jin marah
“Kita mendapat 100 juta won dari
aktivitas lain.” Ucap Dokter Kim tak mau
kalah.
“Itu artinya kita harus sedia
payung sebelum hujan. Pendapat utama kita harus dari
rumah sakit, bukan dari kantin. Aku membatalkan seluruh hari
libur stafmu bulan ini. Kau harus cari
pasien baru dan berikan operasi. Menurutku Buat apa
ada liburan ?” ucap Dokter Jin memberikan hukuman.
Dokter Kim hanya bisa menghela nafas.
Tuan Hong dan Tuan Jin sedang main golf bersama, terlihat
Tuan Hong yang berhasil memasukan bola kedalam lubang. Tuan Jin melihat temanya
itu kondisiny
kurang sehat atau memang karena sudah tua. Tuan Hong mengaku memang hari ini kondisinya kurang
baik.
“Kita seperti ini , karena sudah tua. Bukankah,
ini sudah waktunya kita pensiun ?” ucap Tuan
Jin
“Tentu saja.... Kita perkuat dulu fondasi dan
serahkan pada anak-anak kita.” Kata Tuan Hong
“Myung Hoon itu, aku bicara begini
bukan karena dia anakku. Dia pandai menjalankan rumah
sakit.” Ucap Tuan Jin membanggakan anaknya.
“Pandai, tapi kita harus berubah.” Komentar Tuan Hong, Tuan Jin pikir kalau memang sudah
baik kenapa harus dirubah.
“Orang perlu talenta, pembusukan
Organisasi tidak bisa dihindari kalau kita mengandalkan satu orang.” Tegas Tuan Hong
Tuan Jin berpikir kalau dalam pikiran temanya itu soal
Wakil Kepala Bedah Syaraf, Kim Tae Ho Atau Ji Hong, dan mengetahui Tuan Hong sudah
menjadikan Ji Hong sebagai Direktur Yayasan, meminta
Temanya tak perlu mengubah struktur karena orang yang dibawah bisa
memeriksanya.
Tuan Hong menyindir anak Tuan Jin itu memiliki anak perusahaan, menurutnya Dokter Jin itu mungkin tidak
perlu kerja lagi dengan uang yang dihasilkan disana dan sangat tahu sifatnya yang suka uang, lalu tak ingin membahasnya mengajak mereka untuk segera
berganti baju saja. Dengan tatapan dingin, Tuan Jin bergumam kalau Temanya itu
sedang meremehkan anaknya yang dianggap sebagai dokter tanpa kompeten hanya
menyukai uang saja.
Tuan Jin melihat grafik LAPORAN
PENDAPATAN RUMAH
SAKIT GUKIL BULAN JUNI lalu tertawa melihat ke
tabel
[DEPARTEMEN BEDAH SYARAF]
Dokter Jin masuk ruangan melihat ayahnya sudah menunggu diruangan.
“Pendapatan Operasi umum paling
tinggi. Tapi, kenapa pasien bedah syaraf
sangat rendah ?” ucap Tuan Jin membahasnya.
“Hari ini, aku memberikan mereka
kesulitan.” Kata Dokter Jin, Tuan Jin memuji
anaknya yang membuat keputusan yang baik.
“Lalu, berikan ini pada Presdir
Jung kalau kalian bertemu.” Kata Tuan Jin
memberikan sebuah amplop. Dokter Jin bertanya apa isinya.
“Soal Hong Doo Sik... Ini sudah waktunya merumahkan
dia.” Ucap Tuan Jin seperti memiliki rencana licik. Dokter
Jin pun tersenyum licik.
Seorang pria tak dikenal masuk rumah sakit, lalu masuk ke
ruang rawat tanpa ada penjagaan. Wakil gangster terlihat menjatuhkan beberapa
koinnya kembali, si pria langsung bersembunyi dibalik dinding. Hye Jung sedang
lewat melihat si pria yang bersembunyi dan tak memperdulikanya.
Kawanan Gangster langsung membungkuk menyapa Hye Jung
dengan hormat, Hye Jung merasa heran menurutnya tak perlu seperti itu karena Orang
bisa mengira dirinya itu bos dari mereka semua. Wakil Gangster
menawarkan es krim, Hye Jung langsung menolaknya dan pergi, Wakil Gangster
mengatakan kalau itu rasa anggur.
Hye Jung memeriksa keadaan Pasien ketua Gangster dengan
dokter Choi. Ketua Gangster memerintahkan Jangan lengah lebih baik Merendahkan diri dan jangan bikin masalah. Wakil Gangster pun
mengerti. Hye Jung bertanya keadaan pasien sekarang. Ketua Gangster mengatakan Baik-baik
saja.
“Anda harus istirahat.... Lalu, apa mereka semua perlu
diluar ?” kata Hye Jung, wakil gangster sempat mengertakan
giginya.
“Aku punya banyak musuh. Kalau
berita soal kondisiku beredar, banyak
yang akan mencariku kemari.” Ucap Ketua Gangster
“Menghindari masalah memang bagus, tapi dari yang kupelajari, yang
seharusnya terjadi pasti akan terjadi.” Pesan Hye
Jung
Setelah itu bertanya pada Dokter Choi apakah Sudah
memeriksa kondisi vitalnya, Dokter Choi mengatakan
sudah dan semuanya normal. Hye
Jung mengucapkan selama beristirahat lalu keluar ruangan, Ketua Gangster hanya
bisa tersenyum melihat tingkah Hye Jung. Didepan ruang rawat, semua anak buah
gangster membungkuk mengucapkan selamat tinggal pada Hye Jung.
Depan pintu lift
Hye Jung menyuruh Dokter Choi untuk memeriksa terus
untuk memastikan luka operasinya sembuh dengan baik. Dokter Choi bertanya apakah harus tetap di balut perban.
Hye Jung mengatakan tentu saja, dan
mereka akan melihat sampai Minggu depan apakah keadaan pasien bisa membaik dan
memulangkannya.
Dokter Choi mengangguk mengerti lalu bertanya mau kemana
seniornya, Hye Jung mengatakan mau ke ICU lalu bertanya balik. Ponsel Dokter Choi
bergetar dan memperlihatkan [ Tae Yang, Operasi Umum ] yang menelpnya.
Di ruang IGD
Seorang ibu memanggil nama anaknya Eun
Ho dengan wajah panik, Dokter Pi mendorong tempat tidur
bersama petugas ambulance dan menyuruh untuk segera ke ruang CT Scan. Dokter Choi
datang bertanya keberadaan pasien semicoma. Dokter Pi menunjuk ke arah pasien yang baru masuk.
Dokter Choi langsung memeriksa pasien, Ibu pasien sambil
menangis menceritakan anaknya yang baru pulang sekolah,
lalu mendadak pingsan dan memohon agar menolongnya.
Dokter Choi meminta agar ibu pasien tenang dan akan memeriksanya terlebih
dahulu.
Pertama-tama Dokter Choi memeriksa matanya dengan senter
lalu menekan di bagian ibu jarinya, terlihat tangan pasien merasa reaksi.
Setelah itu menyuruh petugas segera membawanya. Dokter Choi terlihat kesal
dengan keadaanya sekarang.
“Hei..... Itu bukan semicoma tapi stupor !” teriak Dokter Choi marah pada temanya.
“Yang jelas dia harus dirawat
dept. bedah syaraf.” Ucap Dokter Pi dengan
melihat berkas pasien.
“Aku khawatir sekali ! Wah, aku pikir sudah gila, tidak sangka bisa percaya pada
orang bodoh dari Dept.Bedah Umum yang tidak diperiksa kondisi mentalnya.” Kata Dokter Choi kesal dan beranjak pergi.
Dokter Pi menahanya dengan menarik kerah baju Dokter Choi,
mengulangi kata temanya kalau ruang IGD tidak bisa berfungsi
tanpa ahli bedah syaraf, lalu memiting kepalanya
agar bisa duduk dengan manis diruang IGD Dokter Choi menyuruh untuk
melepaskanya, Dokter Pi menolak memerintahkan agar bersikap sopan padanya.
Si bibi pemilik kedai membuka matanya, tapi terlihat
menatap kosong. Yoon Do pun bertanya apakah si bibi tahu hari
ini tanggal berapa. Bibi itu berkata ingin
bertemu perempuan itu. Yoon Do kesal sendiri,
bertanya-tanya siapa sebenarnya
perempuan itu?
“Kalau dia ingin sekali bertemu. Kenapa kalian belum memanggilnya
?” ucap Yoon Do mengomel pada juniornya.
“Kalau anda sudah ke ruangan rawat maka kalian bisa bertemu. Sepertinya
anda juga kurang suka pada perempuan itu. Apabila sudah
baikan temui dia.” Ucap Seo Woo ramah, Si bibi
memuji Seo Woo itu gadis panda da n
memanggilnya dokter.
“Kondisimu baik, jadi tidak lama
lagi anda akan dipindahkan ke ruangan rawat.
Ucap Seo Woo, Dokter Kang pun memberikan semangat.
Di luar ruangan
Yoon Do berkomentar Seo Woo itu perduli
sekali pada pasien itu karena setiap sedang
memeriksanya pasti Seo Woo selalu datang. Menurutnya Seo Woo itu banyak
waktu kosong jadi harus dipekerjaan. Seo Woo mengumpat Yoon Do itu sudah gila karena tidak
bisa santai sedikit.
Hye Jung lewat bersama dengan Dokter Pi, hanya menganguk
memberikan hormat dan berjalan pergi. Ponsel Yoon Do bergetar menerima telp
dari Choi Kang Soo. Dokter
Choi di ruang IGD, memberitahu keadaan pasien yaitu Anak 15
tahun, pingsan setelah pulang sekolah dengan Pupil kanan melebar 4mm dan Reaksi motoriknya juga lamban. Yoon Do mengatakan akan segera datang.
Seo Woo bertanya apa yang terjadi, Yoon Do langsung pergi
begitu saja dan menyuruh Dokter Kang untuk ikut denganya. Hye Jung melihat Yoon
Do yang pergi dengan Dokter Kang terlihat terburu-buru.
Yoon Do melihat hasil CT Scan dengan Dokter Kang,
menyimpulkan Kantung mata anaknya
pecah dan menurutnya ini kasus
rumit lalu menyuruh untuk segera menyiapkan operasi dan
memanggil Hye Jung. Dokter Kang binggung karena Bukan
Dokter Jin
“Mulai sekarang, aku ingin Dokter
Yoo jadi pendampingku saat operasi.” Kata Dokter
Jin lalu keluar ruangan.
“Kenapa? Kenapa ?! Ah.... Perang akhirnya terjadi juga.” Kata Dokter Kang
Seo Woo sedang melewati lorong melihat Dokter Kang
bertanya mau pergi kemana, Dokter Kang memberitahuharus
siapkan ruang operasi Dokter Jung. Seo Woo
heran kenapa belum ada laporan padanya.
“Sepertinya Dokter Jung punya
asisten baru. Akhirnya, peperangan diantara
kalian terjadi juga.” ucap Dokter Kang, Seo Woo
binggung.
“Aku, memilih agar Dokter Yoo
pergi. Kalau Dokter bagaimana ?” kata Dokter Kang
bisik, Seo Woo pun hanya bisa terdiam.
Hye Jung baru menuruni tangga dan belum menganti pakaian,
Yoon Do yang melihatnya bertanya apakah Hye Jung belum mendengar kalau ia ingin
juniornya itu bersiap untuk
operasi. Hye Jung mengatakan sudah mendengarnya.
“Lalu, kenapa masih pakai baju itu
?” ucap Yoon Do, Hye Jung pikir kalau selama ini Seo Woo
yang menjadi asistennya.
“Mulai hari ini, Dokter Yoo Hye Jung akan
jadi asistenku.” Tegas Yoon Do
“Agar aku tak jadi asistenmu, aku harus
melakukan apa ? Aku
tidak tertarik pada ligasi atau aneurisma otak melalui cranioplasty. Pengalamanku sudah banyak. “ jelas Hye Jung
“Jadi kau hanya mau menggunakan
tehnik coiling ? Selama
aku disini, kau tidak bisa melakukannya.” Kata Yoon
Do, Hye Jung sudah menegaskan sebelumnya kalau ia bukan anak buah dari Yoon Do.
“Kau menolak bekerja denganku. Kalau begitu, operasi dia. Maka aku akan mengakuimu.” Kata Yoon Do menantang, Hye Jung bertanya bagaimana
kalau nanti hasilnya sukses.
“Aku akan lakukan apapun yang
Dokter Yoo Hye Jung inginkan.” Ucap Hye Jung menerima tantangan. Yoon Do mengatakan
kalau sampai gagal maka Hye Jung akan
dikeluarkan dari rumah sakit.
“Aku sangat respek pada Dokter
Kim, makanya ini tidak
kutanggapi. Tapi
sikapmu mirip dengan preman. Kau
tidak respek dan tidak mengerti soal hirarki. Kalau sikapmu bermasalah padahal
kau tidak kompeten, maka seharusnya kau keluar.” Ucap
Yoon Do, Hye Jung menatap dingin seniornya.
Dokter Kim masuk ruangan bertanya ruangan untuk Ji Hong
yang baru, Ji Hong sedang memberesakan bukunya mengatakan bagus lalu bertanya
apakah Di rumah sakit ada tempat olah raga. Dokter Kim mengatakan ada karena Kepala
Rumah Sakit menganggap itu penting karena Perlengkapannya
sangat memadai sambil menendang buku-buku yang masih
diikat rapih.Ji Hong melihat kalau ucapan Dokter Kim itu terdenga sinis.
“Perlengkapan itu tidak gratis.” Keluh Dokter Kim, Ji Hong pikir di dunia ini mana ada
yang gratis menurutnya Ada yang mengkritik kemampuan Dokter Kim,
“Mereka mematukku seperti burung dan tekanannya besar sekali. Tapi
aku harus akui. Dia
membuat keputusan praktis selaku Kepala Rumah Sakit dan paham apa yang inginkan orang
dalam usia ini Saat
orang lain bertengkar soal norma lama, semantara
Ia mengejar uang.” Cerita Dokter Kim
“Itu normal, Di Amerika juga sama.” Pikir Ji Hong
“Makanya dari itu. Aisshh,
tidak ada ahli bedah syaraf yang diijinkan libur bulan ini. Pendapatan
kita lebih rendah dibanding Bedah umum. Kita
harus meningkatkan pergerakan pasien dengan mengeluarkan mereka lebih cepat
agar ada pemasukan. Aku tidak suka sekali memaksakan
dokterku berbuat begitu.” Keluh Dokert Kim
Ji Hong pikir seorang kepala dokter harus mengatasinya
sendiri dan jangan marah pada dokter seperti mereka dengan tawa mengejek. Dokter
Kim kesal karena harus stress sendirian, menurutnya Ji Hong setidaknya
harus tahu, dan mengingat kata-kata Ji Hong
sebelumnya “dalam hidup orang tidak bisa dikategorikan baik
atau buruk. Tidak ada
norma yang bisa mengalahkan keinginan mendapat nafkah.” Ji Hong melihat pada akhirnya mereka semua adalah
manusia biasa.
“Ada orang yang harus melakukan
apapun meskipun itu dapat membunuhnya. Aku
dan kau masuk kategori itu. benar,
kan ?” ejek Ji Hong, Dokter Kim kesal karena Ji Hong berani
mengejeknya.
Ponsel Ji Hong bergetar telp dari Seo Woo, beberapa saat
kemudian Ji Hong sudah menganti baju dokter dan masuk ke ruangan menemui Seo
Woo yang menunggunya lalu bertanya ada apa. Seo Woo bertanya Pembedahan
seperti dilihat dilayar, dapatkan
dilakukan seorang fellow.
“Kondisi ini cukup kritis. Pembedahan
aneurisma serebral umum sudah cukup rumit. Tapi
yang ini ada anak kantung yang pecah. Operasi ini tidak bisa dilakukan
seorang fellow. Apa Kau mau
melakukannya ?” ucap Ji Hong melihat hasil CT Scan.
“Tidak, Hye Jung mau
melakukannya.” Kata Seo Woo
“Atas keputusan siapa ? Siapa yang
memberi ijin melakukan operasi seperti ini ?” ucap Ji
Hong heran
Yoon Do sedang mencuci tangan sebelum operasi, Ji Hong
datang mengataan kalau ia
yang harusnya menjadi mentor Dokter Yoo dan Yoon Do
tidak bisa mengambilnya tanpa ijinnya. Yoon Do menyindir Ji Hong sebagai dokter
baru mulai kerja minggu depan dan saat itu baru mulai
resmi berkerja.
“Aku mendapatkan berita terbaru. Pekerjaanku dimulai hari ini. Maka
pengaturanmu soal fellow, tidak berlaku.” Tegas Ji
Hong
“Dalam operasi ini, Dokter Yoo
bukan jadi asistenku, dia melakukannya sendiri. Jadi
tidak ada hubungannya soal penempatan fellow.” Kata
Yoon Do
“Kalau begitu, aku yang masuk. Pembedahan
ini tidak boleh dilakukan seorang Fellow.” Tegas Ji
Hong yang sudah menganti pakaian operasi
Yoon Do membalas kalau itu pasiennya, Ji Hong mengulang
perkataan Yoon Do kalau Hye Jung yang akan membedahnya, jadi ia adalah
pasien Dokter Yoo. Hye Jung masuk ruangan
memberitahu kalau itu memang pasiennya. Ji
Hong mengataka tak mengizinkanya. Hye Jung mengingatkan kalau Pelatihan dimulai minggu depan jadi ia masih bebas melakukan yang dinginkanya.
Ji Hong mengeluh dengan sikap Hye Jung dan menurutnya tak
boleh ceroboh, Hye Jung sambil mencuci tanganya mengatakan sangat percaya
diri. Yoon Do mengejek Hye Jung selalu
tidak tahu tempat untuk keras kepala. Ji Hong
menegaskan tak ada yang berubah karena ia yang akan melakukan operasi. Yoon Do
pun tak peduli karena dirinya akan menjadi hakim dan melihatnya lalu meninggalkan
keduanya.
Ji Hong mengatakan kalau ia yang akan melakukan operasi,
Hye Jung menolak karena ini pertarungannya, jadi tidak menghindarinya jika ada yang meminta dan berpesan gurunya itu tak perlu khawatir karena ia hanya bertarung kalau tahu
akan menang.
“Jangan lupa, kalau aku ada di sisimu dan Jangan lupa kalau aku selalu siap
membantumu.” Ucap Ji Hong, Hye Jung terdiam lalu
mengangguk mengerti dan lebih dulu masuk ruang operasi.
Diruang operasi
Ji Hong mengatakan akan membantunya dan menyuruh Dokter
Kang untuk bergeser, di lantai atas terlihat ketegangan wajah Seo Woo dan juga
Yoon Do melihat ke dalam ruang operasi. Hye Jung mulai mengoperasi dengan
mengunakan microskop, Ji Hong pun ikut memantaunya. Hye Jung mulai meminta Irigasi, Ji Hong memberikan cairan.
Hye Jung meminta dissector, Dokter Kang tak kalah tegang berada di ruangan operasi.
Hye Jung meminta Tang bipolar, setelah
itu meminta cottonoid dan
memasukan ke dalam bagian mata. Seo Woo yang melihatnya Hye Jung berhasil
menemukanya. Yoon Do berkomentar tidak mudah ditemukan. Hye Jung meminta klip. Seo Woo melihat Hye Jung
menemukanya.
Ji Hong terus ikut melihatnya, Hye Jung mencoba membuka
lebar tapi yang terjadi adalah pendarahan. Ji Hong mengatakan pecah, Hye Jung
pun meminta penghisap. Seo Woo dan Yoon Do mulai panik, Ji Hong mengatakan akan
mengambil alih, Hye Jung yang keras kepala mengatakan akan melakukanya.
Yoon Do akhirnya mengunakan microfone menyuruh Hye Jung
memberikan tugasnya pada Ji Hong, Hye Jung sempat melirik tapi tetap berusaha
agar tetap melakukanya. Ji Hong melihat tekanan darah mulai turun dan meminta
agar membawakan darah tambahan. Dokter Kang dengan cepat memasang kantung darah. Yoon Do
marahi Hye Jung berpikir ingin membunuh pasien dan berteriak memanggil Ji Hong.
Ji Hong melihat dari microcope, menyuruh Hye Jung untuk tetap
berKonsentrasi. Hye Jung mulai
berkonsetrasi lalu meminta klip. Seo Woo
dan Yoon Do benar-benar tegang, Hye Jung akhirnya bisa bernafas lega karena
operasinya sudah selesai. Dokter Kang pun mengucap syukur dengan mata terharu. Hye
Jung melihat ke arah Yoon Do, seperti ingin memberitahu kalau berhasil.
“Apa Mau mengambil alih ?” tanya Hye Jung pada gurunya.
“Ini operasimu jadi Selesaikan.” Ucap Ji Hong, Hye Jung pun meminta penghisap. Dokter
Kang terlihat bernafas lega. Di lantai atas, Seo Woo melirik melihat Yoon Do
terlihat kecewa karena ternyata Hye Jung berhasil melakukanya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Akhir y sinopsis y di buat juga .udh nunggunlama nih udh ga sabar bt baca ke lanjutan y .jgn lama lama ybuatsinopsis y makasih udg di buatin sinopsisy dan di tunggu y ke lanjutan y.gumawoo
BalasHapus