“Aku cinta padamu.” Ucap Do Kyung, Hae Young terdiam dan berhenti
melangkah, jantungnya berdegup sangat kencang.
Keduanya saling menatap, lalu sama-sama tersenyum. Do
Kyung merangkul tangan pada pundak Hae Young, sementara Hae Young memeluk
pinggang Do Kyung mengaku seperti merasa melayang diawan setelah mendengarnya.
Keduanya berjalan dengan sebuah lagu yang di putarkan terlihat di dinding.
Hae Young mengejek akhirnya Do Kyung mengungkapkan juga
dan Butuh
waktu lama. Do Kyung membalas Hae Young yang tak
mengatakan apapun karena orang lain, biasanya bersikap
berbeda. Hae Young bertanya haruskah memberikan
jawabannya sekarang. Do Kyung mengangguk.
“Aku juga, mencinta
Park Do Kyung ...” teriak Hae Young, seseorang
lewat bisa mendengarnya. Do Kyung langsung meminta Hae Young menghentikan tak
perlu menjawabnya, terlihat malu.
“Kenapa ? Aku ingin menjawabmu.... Aku juga cinta Park Do Kyung ...” teriak Hae Young merasa semua orang harus tahu,Do Kyung
kembali meminta agar Hae Young tak melakukanya. Hae Young binggung akhirnya Do
Kyung berjalan memeluk erat Hae Young dengan hujan yang semakin deras.
Di dalam bus
Hae Young senyum-senyum sendiri lalu saling menatap
dengan Do Kyung yang duduk disampingnya. Hae Young merasa malang
sekali karena serasa terbang ke langit seperti
orang bodoh setelah mendengar kata cinta dari Do kyung. Menurutnya itu karena Do Kyung tidak
pernah memberikan apapun padanya. Do Kyung
hanya bisa tersenyum.
“Aku masih belum menjawabmu. Apa
disini saja ?” kata Hae Young, Do Kyung memegang
tangan Hae Young supaya tak melakukannya. Hae Young tak mau mendengar langsung
membuka jendela
“Aku juga Cinta
sekali pada Park Do Kyung ! Park
Do Kyung milikku !” teriak Hae Young, Do Kyung
langsung pindah ke tempat duduk belakang karena malu. Hae Young sadar Do Kyung
sudah tak ada disampingnya, lalu berjalan pindah ke bangku belakang dan
langsung merangkul, menyadarkan kepala di pundak pacarnya. Do Kyung hanya bisa
tersenyum melihat tingkah Hae Young dan memegang erat tanganya.
[Episode 17-Aku Bisa Mati Hari Ini Tanpa
Penyesalan]
Ibu Hae Young dan Tuan Oh baru selesai mencuci buah,
ketika akan memindahkan mendengar sesuatu seperti orang yang sedang berciuman.
Mata mereka langsung melotot kaget melihat anak mereka didepan pintu secara
bergantian mengecup tangan kanan dan kiri Do Kyung. Sementara Do Kyung hanya
bisa tertawa bahagia. Ibu Hae Young sempat sedikit lemas melihat tingkah
anaknya.
“Aku tidak ingin masuk rumah. Apa Kita
kerumahmu saja ?” ucap Hae Young mengoda.
Ibu Hae Young yang mendengarnya langsung menendang baskom
membuat keributan. Hae Young sepertinya sadar kalau ibunya ada di halaman lalu
memberikan kode agar Do Kyung segera pergi. Do Kyung berjalan pergi tapi sempat
melihat Ibu dan ayah Hae Young lalu membungkukan badan, Hae Young mendorong Do
Kyung untuk cepat pergi. Ibu Hae Young melotot marah melihat Do Kyung sampai
pergi menghilang. Hae Young perlahan masuk ke dalam rumah, sempat melirik dan
melihat ibunya masih melotot, akhirnya buru-buru masuk rumah.
Tuan Oh pun bersama istrinya membawa buah yang sudah
dicuci ke dalam rumah, Hae Young keluar kamar sudah berganti baju dan sempat
kaget melihat ayah dan ibunya sudah ada diruang makan. Ibunya masih saja
menatap sinis akhirnya Hae Young memilih untuk buru-buru masuk kamar mandi.
Ibu Hae Young yang kesal akhirnya memilih untuk mencuci
kembali piring-piring yang sudah bersih. Tuan Oh membela diri kalau anak mereka
itu sudah 32 tahun. Ibu
Hae Young membalas kalau sudah 32 tahu
apakah Hae Young itu bukan perempuan, menurutnya Hae Young Perempuan
paling terbodoh sedunia.
“mmm... kau juga begitu waktu kita
pacaran.”ucap Tuan Oh
“Makanya itu dia tolol.” ucap Ibu Hae Young marah. Tuan Oh pun hanya bisa diam
tanpa bisa membalasnya.
Do Kyung terlihat pulang ke rumah dengan bus dan masih
tersenyum bahagia dengan yang dilakukan untuk Hae Young. Lalu membuka jendela
dan mengucapkan Terima kasih.
Jam setengah tujuh, weker dikamar berdering dengan keras
tapi Hae Young mematikan lalu duduk diatas tempat tidurnya. Setelah itu duduk
di meja belajarnya melihat ke arah cermin, memuji dirinya sendiri kalau
wajahnya makin cantik saja.
“Karena sedang jatuh cinta maka aku makin cantik.” Ucap Hae Young bangga dengan memegang wajahnya yang
terlihat bersinar.
Ia berjalan ke halte bus, melihat bus yang dinaikinya
akan berangkat langsung berteriak akan menunggu. Tapi supir bus tak mendengar
dan langsung pergi. Dengan nafas terengah-engah sudah tahu pasti akan telat
masuk kantor dan Paling hanya kena
omel saja.
“Memangnya Kenapa kalau telat ? Yang penting cinta.” Ucap Hae Young penuh semangat lalu menatap langit
sambil menghirup udara pagi, wajahnya benar-benar terlihat bahagia.
Jin Sang tertidur di sofa kantornya dengan koper dan tas
yang ada disampingnya. Do Kyung datang membangunkan temannya dengan menoyor
kepalanya. Jin Sang masih tetap tertidur. Do Kyung berteriak sambil menarik
jaketnya, Jin Sang akhirnya terbangun lalu tersadar kalau sekarang ada di
kantornya.
“Aku kira, aku ini mabuk dan pergi kerumahmu. Aku
kaget, dasar brengsek !” teriak Jin Sang kesal
“Apa kau tidak pulang kerumah ?” tanya Do Kyung
“Kau tahulah, rumahku Banyak didatangi perempuan.” Ucap Jin Sang lalu mengeluh kepalanya terasa pusing. Do
Kyung mengajak Jin Sang segera bangun dan mengajaknya untuk pergi ke Sauna.
Setelah dari sauna, Jin Sang mengatakan Hari
ini berhati-hati sekali dengan membuka baju dulu, baru
buka celana karena berusaha meminta perhatian dari temanya tapi ternyata Do Kyung tak menyadarinya. Do
Kyung hanya diam saja. Jin Sang tiba-tiba menarik baju Do Kyung dengan wajah
tertunduk meminta agar memujinya karena membutuhkanya. Do Kyung mengelus kepala temanya dengan lembut lalu
berjalan kembali.
“Aku lelah....Aku bahkan tidak merasa senang
meski sudah pesta semalaman. Rasanya seperti jalan dengan cap "bajingan"
di dahiku. Rasanya hatiku juga di cap kata itu.”
Ungkap Jin Sang
“Kalau memang tahu begitu, kenapa pergi
dari rumahku ?” komentar Do Kyung
“Aku diusir dan tidak keluar sendiri. Dia
bahkan memberiku aba-aba agar
tidak melihat kebelakang. Dia bilang "Kiri,
kiri, kiri ..."” keluh Jin Sang
“Aku akan menikahi nuna, dan Kau tahu aku bukan bajingan
besar. Tapi, nuna bilang begini ... "Jangan
memaksakan dirimu menghadapi ini"” cerita Jin
Sang sedih, Do Kyung sempat berhenti berjalan mendengarnya.
“Lalu Aku tertangkap basah saat
merokok. Aku juga merokok saat gagal ujian advokat dan saat dipanggil wajib
militer ... Saat itu, kedua kalinya aku
merokok lagi. Dia sungguh bisa melihat diriku, Ini Memalukan sekali. Aku
merasa sangat bersalah.”ungkap Jin Sang dengan
berusaha menahan air matanya lalu meminta Do Kyung untuk memeluknya.
Do Kyung melihat sekeliling lebih dulu dan sebagai teman
yang terlihat sedih memberikan pelukan untuk menenangkanya. Jin Sang menangis
meminta maaf karena menurutnya tingkahnya itu sangat memalukan. Do Kyung
menepuk punggungnya, Jin Sang sambil menangis bertanya keadaan Soo Kyung
sekarang.
Soo Kyung sedang melakukan yoga dengan kepala dibawah dan
membuat kakinya menyentuh lantai, lalu mensugesti anaknya untuk tak merasa
kesepian. Lalu ia menarik kakinya ke atas dan menahanya, sambil
berkata walaupun tidak punya ayah tapi punya ibu yang seperti ayah dan paman yang seperti ayah.
“Meskipun kau butuh seorang ayah Ibu akan keliling dunia demi
mencarikanmu, ayah
terbaik yang pernah ada !” kata Soo Kyung membuat
posisi lilin dengan karpet yoganya dan mengerakan kaki seperti sedang mengayuh
sepeda.
Terdengar ketukan pintu, Soo Kyung langsung berguling
dengan cepat memakai rok dan juga kemejanya setelah itu melempar karpet yoga
dan mengunakan kembali sepatu hak tingginya, tak lupa merapihkan rambutnya
dengan gayanya seperti pria maskulin tak lupa mematikan radionya.
Manager Sung Jin memberikan laporan hasil
analisa paruh pertama tren tahun ini. Soo Kyung
dengan wajah sinisnya mengatakan Kalau
dari awal tidak bisa dibaca, berarti ada yang salah lalu menyuruh untuk mengulanginya dengan melemparnya.
Manager Sung pun akan mengulannya. Soo Kyung juga meminta agar dibawakan kopi.
Setelah Manager Sung pergi, Soo Kyung kembali menyalakan
radionya terlihat sangat menikmati kehamilanya walaupun tanpa suami.
Do Kyung dan Sang Suk sedang serius mendengarkan suara
pada adegan kejar-kejaran mobil. Disampingnya Park Hoon sibuk berbicara di
telp. Do Kyun menyuruh Sang Suk untuk memasukan rekaman suara di bagian adegan
yang diinginkanya. Sang Suk mengangguk mengerti.
Terdengar suara Park Hoon ditelp mengatakan tak perlu
khawatir karena orang itu sudah pasti mengenal mereka semuanya, karena walaupun
langit akan runtuh tapi pekerjaan mereka pasti akan tetap selesai dan beranji akan
hubungi saat mereka pindah
studio. Do Kyung yang
mendengarnya terlihat kaget.
Park Hoon menutup telp melihat tatapan wajah kakaknya
lalu memberitahu Joon
Hee dan Ki Tae sedang cari studio baru seperti Tempat
murah di basement atau sejenisnya dan
memberikan info pada kakaknya kalau mereka
tidak akan pindah perusahaan.
“Karena banyak yang mencari
Presdir, aku yakin perusahaan bisa segera stabil.”
Ucap Sang Suk yakin
Nyonya Heo masuk ruangan melihat anaknya lalu menyindir
kalau Do Kyung itu hebat karena masih bisa kerja. Do Kyung hanya bisa diam saja, Nyonya Heo mengejar
anaknya memohon agar Minta maaf pada ketua Jang. Do Kyung mengatakan kalau semua itu tidak
menyelesaikan masalah.
“Suruh perempuan itu kembali ke
asalnya Maka ini
akan selesai.” Kata Nyonya Heo, Do Kyung meminta
ibunya menyudahinya saja dan tak perlu membahasnya dan berjalan pergi.
“Apa Kau sedang menghukumku ? Apa Kau mau tunjukan kalau kau
bangkrut karena ibu ? Apa Kau mau
ibu merasa bersalah karena semua perbuatan ibu ? Begitukan ?!”
teriak Nyonya Heo
“Semua ini terjadi karena aku dan Bukan salah ibu.” Ucap Do Kyung
seperti pasrah menerima semuanya lalu berjalan pergi. Nyonya Heo binggung
melihat sikap anaknnya.
Nyonya Heo mondar mandir diruangan terlihat gelisah, lalu
menelp Soo Kyung dengan panik bertanya apakah Do Kyung sedang
sakit karena melihat tingkahnya itu sangat aneh dan merasakan
pasti ada sesuatu.
“Dia tidak marah padaku ! Pasti dia terjadi sesuatu, Cepat
cari tahu.” Ucap Nyonya Heo menahan tangis dan
terlihat benar-benar ketakutan.
Hae Young sedang membereskan tasnya lalu melirik ke arah
bunga yang diberikan Do Kyung lalu memujinya sangat bangga karena mereka semua
itu tidak
layu. Dan mengajak ngobrol seperti adiknya sendiri, kala mereka
itu bertahan demi menjaga perasaan kakaknya ini
“Kalau malam jangan nangis
sendirian. Besok, eonni akan datang lebih pagi.”
Ucap Hae Young
“Lalu Bunganya bilang apa ? Jangan bicara dengan bunga. Itu,
terlihat lebih aneh dibanding menaruh bunga di kepalamu.” Ucap Manager Sung, Hae Young melirik sinis.
Semua pun sudah siap pulang setelah melakukan suit dan
hasilnya Sang Joo
yang traktir makan malam. Hae Young pun siap untuk
pulang dan Do Kyung menelp memberitahu baru saja akan pulang, bertanya kenapa
menelpnya. Do Kyung mengajak untuk makan malam dengan kakaknya, Hae Young
bertanya apakah itu maksudnya sang direktur.
Soo Kyung keluar dari ruangan berjalan didepan Hae Young
menyuruh agar bicara pada Do Kyung tak perlu melakukanya. Hae Young hanya diam
saja.
Do Kyung datang bersama Park Hoon pulang kerumah, saat
itu Hae Young dan Soo Kyung baru juga sampai rumah dengan mengunakan taksi. Park
Hoon mengeluh kakaknya yang seharusnya bisa dijemput. Soo Kyung pikir untuk apa
mereka bulak balik karena bisa naik
taksi.
“Kau berbadan du... Maksudku...Kalian berdua. Jadi kami
ingin menjemput.” Kata Park Hoon sadar kalau
ada Hae Young yang belum mengetahui kakaknya itu sedang hamil.
Soo Kyung mengajak mereka untuk segera masuk, Hae Young
pun mengambil tas plastik yang dibawa Do Kyung dan mengajak mereka untuk segera
masuk. Park Hoon menahan kakaknya,
membahas kalau pacar Hae Young
yang sudah merusak studio mereka. Do Kyung menegaskan pacar dari Hae
Young itu dirinya. Park Hoon mengumpat kakaknya itu sudah gila, Do Kyung
memperingatkan adiknya Jangan katakan apapun kalau tidak akan membunuhnya.
Do Kyung menatap buah di piring sementara, Hae Young
memotong buah melon. Park Hoon dibelakang mengejek keduanya sudah seperti suami
istri dan mengungkapkan sangat menyukainya, sambil menghela
nafas mengatakan kalimat “ Studio kami ...” Do Kyung melirik sinis.
Park Hoon mengangkat jempolnya mengatakan Cinta
memang hebat lalu berjalan ke meja makan. Soo Kyung
bertanya kenapa mereka makan bersama padahal bisa langsung naik ke atas. Park
Hoon mengatakan mereka bisa makan bersama karena keduanya tidak
bisa berbuat apa-apa kalau sedang makan lalu
tertawa lebar. Do Kyung terdiam dengan mata melotot.
“Kenapa selalu melotot kalau aku
bicara ? Dimana
enaknya kalau tidak bisa menggoda sepasang kekasih ? Aku tidak akan sirik karena punya harga diri.” Ucap Park Hoon, Hae Young yang mendengarnya hanya bisa
tersipu malu sambil memotong buah.
Do Kyung pun mengajak Hae Young untuk duduk, Soo Kyung
pun menyuruh Hae Young untuk segera duduk dan makan. Hae Young membawa sepiring
melon karena tahu dari Do Kyung kalau Soo Kyung suka
melon. Soo Kyung mengatakan suka
daging dan ikan mentah serta banyak sekali yang
disukainya.
“Kalau dia tanya apa yang kau
suka, jangan pernah menjawabnya. Dia akan membelikanmu itu selama
365 hari. Aku ingat 30 tahun
lalu, waktu aku masih 14 tahunAku bilang ke dia, kalu
aku suka sekali makan melon. Sejak
itu, dia selalu membelikan aku melon !” cerita Soo
Kyung, semua tertawa, Do Kyung pun tersenyum.
“Aku cukup bilang satu kata. Tolong
beri Do Kyung, cinta
yang berlimpah. Dia malang sekali.” Kata Soo Kyung, semua pun terdiam mendengarnya.
“Bolehkah aku.... mengambil dan memelihara dia ?” kata Hae Young, semua langsung menatap kaget pada Hae
Young.
Hae Young mengaku kalau hanya bercanda, tapi Soo Kyung
melihat Hae Young seperti serius lalu menyuruh untuk mengambil dan memeliharanya, dan membuat Do Kyung sesak dengan cinta dari Hae Young yang berlimpah-limpah, Hae Young pikir Mungkin
akan mati duluan karena terlalu berbunga-bunga. Semua
kembali terdiam, Soo Kyun merasa Hae Young itu tidak
terusik sedikitpun dan melihat kalau kalau
sangat menyukai adiknya.
“Bukan cuma itu, Aku
bahkan bisa bungee jumping tanpa tali Ah,
tidak sendirian Tapi
bersama-sama.” Kata Hae Young, semua kembali melonggo karena Hae Young
mulai berlebihan.
“Sepertinya ... kau agak gila.” Komentar Park Hoon, Soo Kyung pun tak bisa menahan
tawanya.
“Jangan berlebihan. Meskipun
dia adikku. Aku hanya
bisa memberi semangat pada
cintamu yang besar.” Pesan Soo Kyung,
Hae Young menganguk mengerti lalu melihat teman pengacara
mereka itu telat datang hari ini. Park Hoon berkomentar kalau Kalau
dicari pasti ketemu karena tahu Jin Sang itu sedang
bersembunyi, lalu berteriak memanggil Jn Sang untuk
keluar dan makan. Soo Kyung mengatkan Jin Sang sudah tidak
ada karena mulai sekarang tidak akan kemari
lagi. Park Hoon dengan wajah marah merasa Manusia
itu ... melarikan diri lagi. Soo Kyung beralasan
kalau Jin Sang sedang pergi.
Hae Young masuk kamar melihat kalau Jin Sang itu sepertinya melakukan
kesalahan besar dan penasaran memangnya
melakukan apa. Soo Kyung hanya menjawab Sesuatu. Hae Young makin penasaran ingin mengetahuinya, Hae Young
berjanji akan menceritakan nanti, tapi Hae Young ingin cerita
sekarang dan merasa tersingung karena semua tahu kecuali dirinya.
“Kau Mau dengar apa ?” tanya Do Kyung masuk ke studio rekamannya,seperti ingin
mengalihkan pembicaraan.
“Daripada mendengar, lebih baik nyanyi dan rekam lagu
itu ... Lagu yang kau nyanyikan saat kecil. "Mimpi musim semi" Saat kita tua, pasti akan terasa
aneh kalau di dengarkan. Suaramu saat 6 tahun Dan suaramu saat 36 tahun. Itu Pasti menarik.” Ungkap Hae Young, Do
Kyung memilih untuk melupakan saja.
“Kenapa ? Rekam saja dan Nyanyi untukku. Suara
lelaki yang aku cintai, terekam
saat aku sangat mencintainya, Aku ingin
kau merekamnya. Aku
mau dengar, ayolah Nyanyi untukku.” Kata Hae Young merayu sambil memeluk dari belakang
pacarnya.
Do Kyung membuka sebuah kotak didepanya lalu memasangkan
gelang ditangan Hae Young yang memeluknya, Hae Young binggung berpikir kalau
itu borgol yang dipasang oleh Do Kyung lalu berpikir pacarnya itu menyukai cara
yang seperti itu.
Do Kyung membalikan badanya dengan tersenyum lalu memberitahu
kalau itu bukan barang lama tapi baru dibelinya. Hae Young melihat tanganya yang sudah dipasang gelang,
lalu berpikir Do Kyung akan mati dan menanyakan kalau akhir-akhir ini Do Kyung baik
sekali, menurutnya kalau Do Kyung terlalu baik membuatnya jadi
takut. Do Kyung mengaku kebetulan lihat dan Karena cantik jadi membelinya. Hae Young mengaku cemas, semakin merasa bahagia,
maka ia semakin
cemas.
“Apa aku gugup karena terlalu
bahagia ?” ucap Hae Young terlihat sangat khawatir
“Jangan berpikir terlalu jauh.” Perintah Do Kyung
“Harusnya aku tidak boleh terlalu
senang, tapi
bahagia sekali.” Kata Hae Young, Do Kyung
pun menyuruh Hae Young untuk bahagia saja.
“Kalau begitu, aku akan bahagia.” Kata Hae Young menyakinkan dirinya setelah itu akan
sikat gigi, sebelum pergi mengoda Do Kyung untuk mandi juga. Do Kyung hanya
bisa tersenyum lalu mengajak Hae Young untuk segea pulang.
Jin Sang terlihat mengila di club sambil menari dengan
para wanita, lalu duduk ditemani wanita serta teman laki-lakinya sambil meminum
bir. Temanya bertanya apakah Jin Sang mau bermain sepuasnya karena melihatnya hari ini habis-habisan.
Teman wanitanya juga berpikir seperti itu lalu bertanya
selama ini kemana saja. Jin Sang mengaku sibuk Tapi mulai sekarang, akan main
sepuasnya.
“Every day. Every night. Party,
party. Crazy
party! Minum ! Bersulang !” teriak Jin Sang mengajak
semua bersulang. Pak Hoon masuk ke sebuah club dengan wajah marah, melihat Jin
Sang sedang duduk dengan seorang wanita sambil berpelukan dan memegang
tanganya.
“Kakak Ipar ! Jangan hidup begini. Sebentar
lagi punya anak ! Apa
salahnya kakakku ?!” teriak Park Hoon sudah ada di dalam club. Semua orang
melihatnya.
Semua orang yang ada didalam club bisa mendengarnya, Jin
Sang panik berpikir kalau Park Hoon itu sudah gila dan langsung mengejarnya.
Park Hoon bisa kabur dengan cepata. Jin Sang membiarkan Park Hoon dan kembali
masuk. Park Hoon melihat Jin Sang masuk club. Jin Sang mengaku pada temanya
kalau bukan masalah karena itu hanya adik dari temanya, dan suka iseng padanya,
tapi tadi merasa sudah kelewatan.
“Ayo pulang, Kakak ipar ! Meskipun kau sudah dibebaskan kakakku, kau
tidak boleh begini !” teriak Park Hoon dengan
melambaikan tangan mengajaknya pergi.
Jin Sang tak bisa menahan amarahnya langsung mengejar
Park Hoon sambil mengumpat. Park Hoon terus berlari sampai keluar dari club.
Jin Sang berteriak agar Park Hoon berhenti dan akan membunuhnya kalau
tertangkap. Park Hoon terus berlari sampai akhirnya melihat Jin Sang sudah
berhenti mengejarnya karena kelelahan.
“Pernikahan tanpa cinta, tidak
selalu buruk !” teriak Park Hoon yang bisa didengar
oleh orang-orang yang ada disekitar jalan, Jin Sang berteriak Park Soon sudah
gila sambil melempar botol minum menyuruhnya untuk pergi.
“Nuna masih cinta pada Kakak ipar ! Kenapa kau tidak mengerti hati
wanita ?!” teriak Park Hoon, Jin sang berteriak
kalau ia tak tahu lalu berjalan pergi
Park Hoon yang kelelahan akhirnya duduk di trotoar, Jin
Sang yang melihat kesempatan ingin mengejarnya, Park Hoon menghindar berteriak
marah karena Jin Sang tidak mengatakan
dan mengakuinya saja. Semua orang mulai melihat keduanya
seperti orang gila. Jin Sang berusaha untuk menutup mulut Park Hoon tapi tak
bisa akhirnya mulai memitingnya sampai menyentuh lantai.
“Kau adalah ayahnya !” teriak Park Hoon masih bisa berteriak walaupun sudah
ditutup mulutnya. Akhirnya Jin Sang melepaskan tanganya dan keduanya sama-sama
kelelahan.
Apa
yang salah dengan keluarga kami ?! Hyung
bangkrut dan kakak iparku kabur dari rumah ! Apa-apaan ini ?!”jerit Park Hoon tak terima, Jin Sang bangun setelah berbaring diatas badan Park
Hoon lalu beranjak pergi.
Temanya masih ada di club melihat Jin Sang yang kembali
lagi terlihat kelelahan. Jin Sang mengeluh kalau Park Hoon itu gila lalu
meminum kembali birnya, mengaku pada temanya-temanya pria tahu hanya kenalanya
tapi selalu mengekorinya
dan buat masalah terus, menurutnya itu pasti
menyenangkan buat Park Hoon melakukan itu.
Pelayan membawakan satu nampan penuh buah, teman prianya
pun mengajak mereka mulai menari di lantai dansa. Jin Sang masih kelelahan
mengelap keringat denga syal lalu menatap ke arah buah melon, seperti pikiranya
langsung teringat pada Soo Kyung yang menyukai buah itu.
Ia menatap wanita-wanita sexy yang menari bersama dengan
teman-temanya, lalu kembali menatap buah melon yang ada dimeja. Akhirnya
memutuskan untuk keluar dari club.
Do Kyung dan Hae Young saling berpandangan didepan rumah,
akhirnya Do Kyun memegang wajah Hae Young dan menyuruhnya untuk lekas masuk.
Hae Young pun berpesan agar berhati-hati dijalan sambil melambaikan tangan
dengan memperlihatkan gelang yang didapatkanya. Do Kyung hanya bisa tertawa
melihat tingkah Hae Young lalu memastika kalau sudah masuk sampai ke dalam
rumah.
Akhirnya Do Kyung mengendarai mobilnya lalu melihat sosok
orang yang berjalan lalu terjatuh. Tae Jin terlihat mabuk dan berjalan
sendirian lalu terjatuh dan mengeluh
sangat sakit pada Hae Young. Do Kyung hanya melihat dari mobil lalu memilih tak
peduli dengan meninggalkanya tapi dari
kaca spion terus mengamatinya.
Sesampai di lampu merah, Do Kyung terdiam dan memutuskan
untuk memutar balik mobilnya, pergi ke tempat Tae Jin tapi sudah tak ada disana.
Ia pun turun ke mobil mencarinya dan berlari sampai ke jalan besar, tiba-tiba
matanya melihat ke arah tangga penyebarang, Tae Jin berjalan sempoyongan sambil
memegang penyangah jalan.
Do Kyung hanya menatap dari bawah dan teringat
pengelihatanya kalau Tae Jin ingin menabrak mobil ke arahnya. Tae Jin
membelakangi tiang seperti bersandar, air matanya mengalir dan tatapannya juga
kabur. Badannya sudah siap untuk terjun kebawah, Sosok Do Kyung datang
menariknya. Tae Jin tergeletak ditanah, hanya bisa melihat sepatu kets oleh
orang yang menolongnya. Do Kyung pun memilih untuk segera pergi tanpa banyak
berkata-kata.
“Jika menengok
kebelakang sebelum aku mati ...maka Aku tidak akan menyesalinya.... Aku tidak akan
menyesalinya.” Gumam Do
Kyung sambil menuruni tangga penyebarangan.
Hae Young berlutut didepan kamar dan terlihat Tuan Jang
sedang makan dengan jepitan rambut sambil mengeluh Semua orang yang kerumahnya kenapa selalu mau minta tolong. Hae Young hanya diam saja dan terus berlutut, Tuan Jang
mengomel Semua orang minta tolong lalu makananya pun jatuh dari sumpitnya.
“Dulu aku suka padamu karena tidak
pernah minta apapun. Kau membuatku sangat kecewa.” Komentar Tuan Jang
“Ini semua dimulai karena aku. Kalau
hidup Oppa berantakan, maka aku tidak sanggup. Aku
mohon ... Aku ingin
melupakan Oppa, Meskipun
harus melakukan ini. Jadi Tolong
bantu aku.” Ucap Hae Young memohon,
Tuan Jang tiba-tiba marah mengebrak meja menyuruh untuk
mengambil sayur dan mengomel kalau pelayanya buat
orang tua ini mati setelah itu menyuruh Hae Young keluar.
Hae Young terdiam dan masih berlutut di depan Tuan Jang
seperti masih berharap.
Hae Young keluar rumah bertemu dengan Tae Jin yang baru
turun dari mobil, dengan nada sinis menyindir Tae Jin itu kekanakan karena Membentuk
tim melawan mereka berdua. Tae Jin pikir lebih
baik Bicara
terus terang, apakah Hae Young tidak
ingin mereka berdua putus. Hae Young membenarkan
itu mungkin
saja.
“Tapi, aku belum melihat hatiku mau melakukan sejauh itu dan Karena aku tidak ingin
melihatnya. Karena aku tahu kalau melakukan maka aku akan jatuh lebih dalam. Makanya
aku melakukan sesuatu sebelum kebencianku keluar. Aku
selalu berkata u pada diri sendiri. "Aku, sungguh ingin mereka
bahagia Aku
tulus, ingin mereka bahagia".” Tegas Hae
Young dengan berani menatap Tae Jin.
“Kau menyulitkan hidupmu sendiri. Aku
mengerti. Dulu aku juga begitu, sampai belakangan ini. Tadinya
aku merasa jahat karena sudah melakukan hal buruk padanya. Jadi
aku mencari tahu kenapa aku merasa buruk sekali. Itu
karena aku hanya bersikap jahat setengah-setengah. Aku
berkata pada diriku, "Aku bukan orang yang sejahat itu Aku cukup jadi setengah jahat,
setengah baik Jadi
menyerahlah saat ini juga"” ucap Tae Jin
“Tapi tipe orang yang paling
kubenci di dunia ini adalah
orang yang setengah baik, setengah jahat ... dan setengah kasar. Jangan
berusaha menahan melakukan sesuatu yang tidak mau kau lakukan. Ikuti saja hatimu. Berharap agar mereka putus, Itu akan lebih keren.” Kata Tae Jin sinis
dan akan masuk rumah
Hae Young merasa dengan bicara pada Tae Jin membuatnya tahu, kalau kata orang mereka bisa
melihat sifar aslinya seseorang setelah putus
hubungan. Ia mengaku setelah putus
dengan Park Do Kyung, menjadi sadar
betapa hebatnya mantanya itu dan menyesal
putus dengannya. Tapi menurutnya Hae Young tidak menyesal setelah
putus dan menilai kalau Tae Jin itu masih
jauh kalau dibandingkan dengan
Park Do Kyung. Tae Jin hanya diam saja dan
Hae Young pun pergi dengan masuk mobilnya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Onni tolong dilanjutin dong sinopsisnya , lama bener di postnya padahl sudah sllu ditunggu ...
BalasHapus