PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini
Yeon
berlari keluar dari toko sambil bergumam kalau Ji A tak boleh melihatnya.
Diatas meja, handpone Ji A terus berdering dengan pesan yang dituliskan Rang [Pakai
dan lihatlah ke cermin. Rasa penasaranmu, ada di situ.]
Ji A tak
bisa mendengar telp Yeon lalu menyakinkan diri untuk memakai kacamatanya. Ia
kaget melihat wajahnya yang sama dengan paikaian hanbook.
Flash Back
Ji A
melihat hujan yang turun, saat itu Yeon datang dengan membacakan payung
memberitahu kalau Hujan sangat dibutuhkan pada waktu tertentu Untuk alam,
petani mereka berdua. Ji A tersenyum lalu menatap Yeon lebih dalam.
“Kenapa
kau melihatku begitu?” tanya Yeon. Ji A pikir
Waktu yang mereka lalui, berlalu dengan kecepatan berbeda.
“Kau
tetap sama sejak kali pertama bertemu.” Ucap Ji A memegang wajah Yeon. Yeon
bertanya apakah Ji A takut
“Mengenai
kehidupan dan kematian manusia. Aku takut. Aku tak takut menua, sakit, atau
mati.Tapi aku takut, bagaimana kau bisa mengurus tahun yang panjang tanpaku di
sisimu. Meski aku ingin hentikan waktu, itu tak pernah terjadi.” Ucap Ji A.
Yeon menatap lagi dan tiba-tiba semua seperti berhenti.
“Aku
menghentikan waktu.” Ucap Yeon lalu memeluk Ji A naik ke atas batang pohon.
“Jika itu
yang kau rasa, simpan busurmu dan berumur panjanglah. Menua dengan uban dan
tulang punggung bungkuk dan buatlah aku jatuh cinta.” Ucap Yeon
“Berjanjilah.
Meski begitu, kau tak akan berubah.” Kata Ji A. Yeon pkri Jika mengkhianatinya.
Ji A ingin tahu kalau begitu . Yeon menarik satu busur dan menyuruh Ji A agar
bisa menembaknya.
Ji A
pulang ke rumah, dua pelayanya datang yaitu Sae Rom dan juga Jae Hwan, Mereka
terlihat panik melihat Ji A yang datang, Sae Rom brtanya Habis dari mana karena
mencarinya ke mana-mana. Ji A mengeluh kalau Hal pribadi pun tapi perlu
laporkan juga
“Astaga...
Ada pesan dari istana. Kau dipanggil.” Ucap Jae Hwan. Sae Rom pun menyuruh Ji A
harus ganti pakaian dulu…
“Siapa
yang berani memanggil putri Raja yang
diusir dari istana?” ucap Ji A marah.
Si
pengawal pkir Tak ada waktu untuk berbincang karena Paduka dalam kondisi
kritis. Akhirnya Ji A keluar dari rumah dengan penutup kepalanya sempat menatap
ke arah gunung seperti mengkhawatirkan Yeon.
Ji A
bertemu dengan ayahnya dalam kegelepan. Raja berkomentar Ji A sudah tumbuh. Ji
A berkomentar kalau ayahnya semakin melemah. Raja ingin tahu Bagaimana
kehidupan di luar istana. Ji A menjawab kalau Matanya perih.
“Matamu perih?”kata
Raja. Ji A menjawab Karena asap di jalanan dan Awalnya, berpikir itu berasal dari
asap nasi.
“Tapi
bukan. Itu berasal dari pembakaran jasad orang yang kelaparan sampai mati. Itu
rakyatmu, Ayah.” Ucap Ji A marah
“ Negeri
ini sedang tak stabil.” Balas Yeon. Ji A
mengaku berpikir begitu pada awalnya tapi bukan itu masalahnya.
“Pikiran
Raja yang tak stabil. Karena makhluk jahat sudah mengambil kendali.” Kata Ji A
dan langsung mengeluarkan panahnya.
“Kau
pasti Imoogi.” Kata Ji A tahu. Raja tahu pikir Dulu dan sekarang, hanya Ji
A yang menilai sesuai dirinya.
“Keluar...
Kusuruh kau keluar dari tubuhnya.” Teriak Yeon. Imoogi Yang merasuk ke tubuh
raja mengejek Kenapa tak berteriak dan memanggil orang lain seperti kali it
“Tembakan...
Lagi pula ini tubuh mati... Tak akan terlalu buruk mempunyai ayah yang bodoh mati
di tangan putri yang ia selamatkan.” Ucap Immogi
“Sudahi
kebohonganmu!” teriak Ji A marah. Immogi
ingin tahuaa pendaat Ji A alasan diusir dari istana
“Ayahmu
memilih jalan itu demi dirinya sendiri!” ucap Imoogi, Ji A kaget mendengarnya.
“Kau
lahir untuk dipersembahkan kepadaku sebagai korban. Ayahmu rela menyerahkan
tubuhnya untuk menyelamatkanmu. Bawalah roh gunung. Jika begitu, aku akan
melepaskan ayahmu. Jika aku tinggal di tubuhnya, dia akan mati dalam tiga hari.”
Ucap Immogi
“Lepaskan
ayahku, dan ikut denganku. Kau boleh mengambil tubuhku.” Kata Ji A.
“Pertama,
keluarkan dia dari istana. Selanjutnya, kita percayakan Yeon untuk mengurus
sisanya.” Gumam Ji A yakin.
Akhirnya
Immogi pun masuk ketubuh Ji A, dan Yeon bertemu dengan Ji A tahu sedang dirasuki langsung mengeluarkan
pisaunya, dan mengaku kalau Wanita ini
bukan apa-apa baginya. Imoogi tak percaya mendengarnya.
“Kau
Pikir, kau menggunakan dia sebagai umpan, 'kan? Apa Kau tak berpikir akulah yang
menggunakan dia sebagai umpan untuk mendekatimu?” ucap Yeon. Akhirnya mereka
pun mulai bertarung.
Ji A
membuka kacamatanya karena ketakutan, tak percaya dengan kehidupan masa
lalunya. Tapi Ia yang sangat penasaran mencoba agar memakainya lagi dan melihat
Yeon yang akan membunuh dengan pedangnya.
“Jangan
bunuh aku!.. Aku tak ingin mati. Kau berjanji padaku. Kau berjanji untuk
mencintaiku sampai aku mati... Yeon.” Kata Immogi mencoba menghasut Yeon.
“Keluarlah!”
teriak Yeon marah dan Akhirnya mengambil jantung dari tubuh Ji A. Ji A bisa
merasakan seperti diambil dari tubuhnya.
Yeon baru
saja datang melihat Ji A hanya diam saja dan bertanya apakah K melihatnya. Ji A
hanya diam saja, Yeon meminta Ji A menjawab
Apa melihatnya, Ji A tak mau menatapnya. Yeon akhirnya membalikan tubuh
Ji A agar bisa menatapnya dan ingin tahu Apa yang dilihat.
“Aku dibunuh
di kehidupan masa lampauku. Kau… membunuhku. Dari awal, kau hanya memikirkan
Imoogi. Yeon... Kau menggunakan aku untuk dipersembahkan sebagai korban.
Benarkah… itu dirimu?” kata Ji A tak percaya.
“Ya, itu
aku” ucap Yeon tak menyangkalnya. Ji A tak percaya kalau Yeo orang yang selalu
menyelamatkannya.
“Dan
akulah cinta pertamamu yang kau simpan di hatimu selama ratusan tahun?” ucap Ji
A. Yeon membenarkan.
“Aku
membunuhmu... Aku membunuhmu dengan kedua tanganku sendiri.” Kata Yeon. Ji A
ingin tahu alasanya. Yeon mengingat yang dikatakan Tuan Hyun.
“Kau tak
ingin melihat tragedi lampau terulang. Kau dan gadis itu, salah satunya pasti
mati.”
Yeon menjawab
kalau ia adalah makhluk seperti itu. Ji A tak pecaya kalau hanya Itu saja
dengan memengaruhi dan membuatnya jatuh hati pada Yeon dan itu saja yang
dikatakan, Yeon hanya bisa terdiam karena tak ingin JI A mengetahuin semuanya.
“Setidaknya
beri aku alasan! Kumohon.”kata Ji A marah
“Aku
punya lebih banyak keuntungan. Aku merenggut nyawamu untuk menyelamatkan
ratusan nyawa. Aku adalah roh gunung.”ucap Yeon
“Aku tak
mengerti… kenapa dadaku sangat sakit. Kenapa aku mengkhawatirkanmu meski kau
membunuhku? Dan kenapa aku masih menangis karena kau?” ucap Ji A
“Jangan
salah sangka. Itu bukan emosimu. Jangan bertingkah seolah kau wanita itu hanya
karena kau melihat sebagian kecil dari kehidupan lampaumu.” Ucap Yeon. Ji A
langsung mengumpat Yeon “Berengsek.”
“Ya, aku
berengsek. Jangan sia-siakan emosimu kepadaku. Pastikan kau tak melakukan
kesalahan yang sama dalam hidup ini. Dengan begitu, kau akan berumur panjang.”
Ucap Yeon dan akhirnya berjalan pergi.
Ji A
hanya bisa menangis dengan bunyi dari rice cooker “Nasi sudah matang.” Dan bau
nasi yang baru matang. Yeon pun hanya terdiam didepan rumah seperti sengaja tak
ingin Ji A jatuh cinta padanya.
[BAB 8: REINKARNASI]
[RESTORAN
MASAKAH TRADISIONAL KOREA: PENGANTIN SIPUT]
Rang
masuk dengan senyuman bahagia memanggil
Pengantin Siput agar bisa memberikan sebotol alkohol termahal. Nyonya
Bok mengeluh melihat Rang bertanya Kapan berandal itu akan dewasa. Pelayan
tersenyum bertanya apakah membuka wiski
“Jangan
beri dia alkohol. Pasti akan ada masalah malam ini.” Ucap Nyonya Bok khawatir.
Rang
masuk ke ruangan melihat Yeon sudah menunggunya, dengan senyuman liciknya
bertanya apakah Ji A melihatnya. Yeon hanya diam dan terus minum soju. Rang
bisa tahu Ternyata dia melihat kehidupan lampaunya dan ingin tahu komentar Ji
A. Yeon tetap diam.
“Tolong
beri tahu aku. Aku tak akan bisa tidur malam ini.” Ucap Rang penasaran.
“Rang... Kau
ingin dilahirkan seperti apa jika terlahir kembali?”tanya Yeon. Rang mengeluh
Yeon yang bicara Omong kosong. Yeon meminta agar Rang menjawabnya.
“Aku tak
ingin jadi apa-apa. Jika aku harus memilih, udang dokdo. Aku suka kumisnya. Dan
harganya juga mahal.” Kata Rang
“Jika aku
bisa dilahirkan kembali, aku ingin hidup sebagai manusia.” akui Yeon. Rang mengejek kalau ini sungguh keinginan
yang menyedihkan.
“Aku
ingin hidupku diisi dengan yang pertama dan yang terakhir. Langkah pertamaku.
Piknik pertamaku. Cinta pertamaku.” Ucap Yeon
“Kenapa
kau jadi penakut? Sudah lama sekali sejak kita tak mengobrol terbuka seperti
ini. Apa Kau salah makan? Apa Kau benar-benar hilang akal sesudah bertengkar
dengannya?” ejek Rang
“Aku sudah mengira begitu.,.. Jadi, itulah yang kau pilih.” Kata Yeon dan langsung menatapnya.
Nyonya
Bok akhirnya memilih untuk menutup restorannya dibanding terjadi kekacauan.
Yeon mengajak bermain permaina karena mereka dulu sering bermain. Rang pikir Tidak
menyenangkan bermain dengan Yeon karena tak pernah mengalahkannya.
“Mau
bermain atau tidak?” ucap Yeon dan Rang mulai menaruh baduk hitamnya.
Flash Back
Rang
memeluk anjingnya terlihat pintar bisa menangkap baduk Yeon lalu bertanya
kenapa langit berwarna biru. Yeon menjawab tak tahu dan mengaku bukan ia yang
mewarnai. Rang bertanya lagi kenapa burung hantu mengeluarkan suara, "wong
wong"
“Entahlah.
Aku tak membuat mereka bersuara.” Jawab Yeon. Rang bertanya lagi Kenapa bunga
ini terasa manis?
“Kenapa bunga
hanya mekar di musim semi?” kata Rang. Yeon mnegeluh Rang Berisik dan langsung
memukulnya.
“Kenapa
kau memukulku?” keluh Rang. Yeon mengeluh anak kecil yang pingin tahu dan
banyak bertanya.
“Aku
hanya suka mendengar suaramu.” Ucap Rang. Yeon hanya tersenyum melihat tingkah
adiknya.
“Kau
terlalu buru-buru. Sudah kubilang potong ekornya. Sudah kubilang jangan
tinggalkan ruang kosong tanpa alasan.” Kata Yeon terus bermain dengan adiknya.
Rang tak bisa menjawab hanya fokus hanya diam saja bermain.
***
Rang
berteriak kalau menang lagi. Yeo
mengeluh kalau sangat marah dan mengejek si anak kecil yang lumayan juga, Rang
menegaskan kalau bukan anak-anak.
Akhirnya
Yeon menemani Rang bermain layang-layang, lalu mengeluh Berlari seperti itu tak
akan berhasil lalu meniupkan angin. Rang yang polos berteriak bahagia kalau
Berhasil menerbangkan layang-layang. Yeon mengeluh Sulit membesarkan anak.
Yeon pun
melatih Rang berkelahi dengan pedangnya. Rang terlihat masih sangat mudah
dikalahkan tapi Yeon tak membuat Rang terjatuh. Rang berkomentar Rang itu
terlalu lambat membalasnya.
“Kau
pikir itu aneh juga, 'kan? Bagaimana kau selalu menang dengan kemampuan seperti
ini?” ucap Yeon.
“Tutup
mulutmu.” Kata Rang kesal. Yeon mengaku membiarkan Rang menang Tak pernah ada
pengecualian. Rang kesal melepar semua baduk ditanganya.
“Aku
bilang tutup mulutmu.” Kata Rang dengan mata melotot. Yeon menegaskan kalau tak
berencana membiarkan Rang menang lagi.
“Itu saja
yang ingin kukatakan.” Kata Yeon dan beranjak pergi. Rang menyuruh Yeon agar
berhenti.
“Kau menyesalkan
tentang apa sekarang?” kata Rang. Yeon mengaku Karena menyelamatkan Rang
saat ditinggalkan oleh ibu manusianya saat
itu.
“Sedikitpun
kita tak akan pernah jadi saudara.” kata Yeon. Rang hanya bisa terdiam.
Flash Back
Rang yang
ketakutan ditinggalkan dihutan oleh ibunya, saat mendengar suara daun bergesek
berpikir kalau ibunya yang datang. Ternyata hantu hutan yang haus dengan
manusia, menyerang Rang dengan mengigit kakinya. Rang ketakutan mencoba melawan
sendirian.
Ia
bersembunyi dibalik pohon memanggil ibunya, tapi zombie terus mendekati dan
ingin memakanya. Yeon akhirnya datang menolong melihat Rang yang duduk sendiri
dengan wajah ketakutan. Yeon bertanya Rang orangnya.
“Hal yang
ayahku miliki dengan manusia?” kata Yeon. Rang memastikan kalau Yeon juga rubah
“Aku
datang menemuimu karena aku dengar kau sedarah dengan ayahku, tapi kau
menyedihkan. Kau juga tak punya keinginan untuk hidup. Aku menyia-nyiakan
waktuku. Aku pergi.” ucap Yeon.
“Dendam
mereka yang mati kelaparan tak berujung. Aku lebih memilih mereka daripada mereka
yang mudah menyerah.” Kata Yeon berjalan pergi. Rang hanya diam saja.
“Hei... Hidup
sebagai manusia atau rubah. Itu terserah kau. Tapi ingatlah, Nak... Tak ada
keselamatan bagi mereka yang tak bisa menyelamatkan diri sendiri.” Kata Rang
berjalan pergi.
“Tunggu
aku!.. Tunggu aku, Kak.” Kata Rang berlari mengikuti Yeon karena takut dengan
para zombie.
Rang
terdiam mengingat kenangan dengan Yeon yang menyelamatkanya tapi sekarang
hubungan mereka seperti dulu. Yeon pun hanya berdiri diluar rumah karena tak
bisa bertemu dengan Ji A. Sementara Ji A duduk terdiam mengingat kalau Yeon yan
membunuhnya di masa lalu.
Ji A
pergi ke kantor mengingat saat Yeon mengantarnya. Yeon mengaku akan menunggumu di lobby. Ji A kaget kalau
akan di lobby Seharian. Yeon pikir Dalam hal menunggu, Ia yang paling ahli.
“Bukan
hanya 24 jam, aku bisa duduk di sana selama 24 tahun.” Kata Yeon. Ji A seperti
tak ingin mengingatnya dan langsung masuk ke dalam lift. Sementara Yeon
mengikuti Ji A bersembunyi dibalik dinding.
CEO TV
seperti sesak nafas berjalan dengan tertatih-tatih ke ruangan tengah dan
menghirup bunga yang disimpanya dengan mengeluarkan asap hitam. Rang melihatnya
berkomentar kalau CEO akan hidup lebih lama darinya juga. CEO menawarkan Rang
apakah mau mencobanya.
“Sepertinya
kau bisa menggunakannya.” Ucap CEO. Rang pikir Aakan lewatkan hari ini.
“Jiwa
manusia meninggalkan bau setiap kali memakannya.” Ucap CEO> Rang pikir
Kenangan mereka menyerang mimpi dan mengganggu kedamaian.
“Meski
begitu, aku masih hidup berkat merenggut nyawa mereka. Kau juga, Pak Lee.” Ucap
CEO
“Kenapa
ceplukan? Membuatku merinding.” Kata Rang. CEO mengetahui ceplukan paling mirip dengan jiwa manusia.
“Apa Imoogi ada di rumah? Aku ingin bertemu dengannya.” Kata Rang CEO menjawab Sekarang bukan waktu yang tepat.
“Jika dia
sedang menjalankan tugas kotor, setidaknya dia harus menunjukkan rasa terima
kasihnya dan membalas budi. Jika tidak, dia tak berbeda dengan pemeras.” Kata
Rang
“Aku bisa
menyampaikan pesanmu.” Kata CEO. Rang menolaknya. CEO pikir Itu demi
dirinyasendiri dan takut Rang terluka.
“Hanya
karena aku membiarkanmu bersenang-senang bukan berarti aku penurut.” Ucap Rang
langsung mencengkram baju CEO. CEO hanya tertawa mengejek.
“Senang
bertemu. Aku sangat ingin bertemu denganmu.” Ucap Immogi. Rang melepaskan
tanganya dari tubuh CEO.
Shin Joo
masuk ke dalam mobil, Yoo Ri heran dengan sikap Shin Joo. Shin Jo beralasan Yoo
Ri yang tak menjawab telepon atau pesannya padahal punya sesuatu untuk
didiskusikan yaitu soal anjing yang dibawa. Yoo Ri panik berpikir kalau anjing
itu mati.
“Tidak,
bukan itu... Itu… Dia tak bernama.” Kata Shin Joo. Yoo Ri tak peduli agar bisa
memberikan asal-asalan.
“Tidak...
Nama memberikan identitas.” Ucap Shin Joo. Yoo Ri pikir Shin Joo bisa
memikirkan baik-baik dan memilih salah satu yang bagus.
“Kau yang
beri. Karena kau ibunya.” Ucap Shin Joo. Yoo Ri tak percaya dianggap Ibunya
“Pakai
saja "Anastasia" ucap Yoo Ri. Shin Joo pikir itu Nama yang bagus bahkan
cocok untuk anjing jantan.
Yoo Ri pun dengan bangga membenarkan. Saat itu Shin Joo terus melihatnya, Yoo Ri pikir heran dengan Shin Joo yang terus melihatnya. Shin Joo hanya melihat dan Tak ada alasan dan mengaku senang. Ternyata tak salah menilai Yoo Ri.
“Tatap
aku seperti itu lag dan itu akan menjadi hal terakhir yang kau lihat.” Ucap Yoo
Ri mengancam
“Aku akan
pastikan kau menyesal pernah bilang itu.” Ucap Yoo Ri. Shin Jo mengaku akan
menantikannya dan saat itu langsung memberikan ciumanya. Yoo Ri berteriak marah
dan Shin Joo bergegas pergi keluar dari mobil.
Rang
melihat Immogi berkomentar kalau mengiramasih anak-anak jadi yakin pasti
menikmati perjamuan. Immogi meminta pada CEO agar bisa memberikan sedikit
ruang. CEO seperti khawatir tapi Immogi mencoba menyakinkan kalau baik-baik
saja.
“Kenapa
sangat sedih? Apa? Kau terluka parah.” Ucap Imoogi menatap Rang. Rang mengeluh
agar menghentikan omong kosong.
“Apa itu
saudaramu? Aku melihatnya. Kau sedang tersiksa batin.” Ucap Immogi
“Aku tak
sangka kau semenyebalkan ini.” Keluh Rang. Immogi pikir mereka mirip
“Ternyata
kau ingin membunuhnya... Tapi aku takut.” Ucap Immogi. Rang ingin tahu
Alasannya
“Karena
sedari awal dia persembahan untukku. Dia akan jadi pengantinku.” Kata Immogi.
Di
ruangan, Jae Hwan dan Sae Rom sibuk membuat perayaan promosi Tuan Choi. Tuan
Choi pun mengucapkanTerima kasih. Ji A masuk ruangan mengeluh mereka gila. Jae
Hwan merasa akan mengatakan itu juga.
Sae Rom memberitahu kalau Tuan Choi dipromosikan jadi kepala departemen.
“Apa yang
dia lakukan untuk dapat promosi itu?” sindir Ji A. Tuan Choi merasa kalau Ji A iri.
“Petinggi
pasti masih belum sadar bahwa kau menghabiskan waktumu melakukan aktifitas
pribadi. Main biliar, berolahraga,
berkaraoke…” ejek Ji A
“Hei, aku
hanya berkaraoke sekali saat hari perceraianku.” Ucap Tuan Choi. Jae Hwan
meberitahu Tuan Choi menyanyikan "Dia Menghilang". Tua Choi berteriak
kesal dan menawarkan kue.
Sae Rom
dan Jae Hwan memilih untuk mendekati Ji A. Sae Rom melihat Ji A tampak sedih
hari ini. Ji A mengaku Bukan apa-apa. Sae Rom tak percaya dengan ucapan Ji A
karna sudah mengenalnya selama bertahun-tahun Ia pun berpikr kalau Ji A sedang
bertengkar dengan pacarnya.
“Berbaikan
saja. Jika tidak, dia akan jadi pria terakhir yang kau kencani. ucap Sae Rom
“Sadarlah,
Ji A. Selain lebih muda, kau tidak cocok dengannya.” Kata Tuan Choi
“Bukan
itu masalahnya! Kenapa kau mengguncang kepercayaan dirinya seperti itu?” ucap
Sae Rom
“Tapi aku
benar. Perkataanku benar.” Ucap Tuan Choi. Jae Rom menegaskan kalau Hanya
mereka yang boleh buat dia putus asa.
Ji A
terdiam menatap keduanya seperti bisa mengingat masa lalunya menjadi pelayanya.
Tuan Choi mengeluh Inilah yang didapat karena sok kuat dan hebat dan bertanya
apakah punya cerita baru. Ji A menatap keduanya lalu menganguk. Tuan Choi ingin
tahu apa. Ji A menjawab Kehidupan lampau
Bersambung
ke part 2
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar