PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jeong Ha
bertemu direktur tertunduk meminta maaf. Direktur pikir Tak apa-apa menurutnya Orang
itu harus masuk daftar hitam. Ia pun menyuruh Jeong Ha agar bisa Hirup udara
segar dan minumlah kopi yang penuh krim. Jeong Ha mengucapakan Terima kasih.
“Jangan
lepaskan Sa Hye-jun. Jika seperti ini terus, dia akan menjadi pelanggan
terbaikmu.” Ucap Direktur. Jeong Ha menganguk mengerti.
Di sebuah
cafe, Jeong Ha datang memesan kopi. Di sebuah meja, Si wanita yang tadinya
marah-marah duduk dengan Jin Ju bertanya Apa aktingnya bagus. Jin Ju menganguk.
si wanita mengaku sangat gugup. Jin Ju pun mengaku lebih gugup.
“Aku
takut kau suka dengan hasil riasannya.” Ucap Jin Ju. Si wanita mengaku Hasil
riasannya lumayan bagus. Jin Ju kesal mendengarnya.
“Bukan itu maksudku... Aku juga terkejut... Aku berpikir untuk mencoba berakting lagi. “ kata si wanita.
“Dia
pintar berbicara. Aku paham alasan para pelanggan pria suka dia.” Kata Wanita.
Itu tak
ada gunanya. Kepribadiannya buruk sekali. Karena kau sudah memberi pelajaran…”
ucap Jin Ju dan kaget melihat Jeong Ha ada disampingnya.
Jeong Ha
langsung menyiram air putih diatas kepala Jin Ju. Semua orang menatapnya. Jin
Ju berteriak marah. Jeong Ha mengaku kalau
terus memikirkan kalimat "Pasti ada alasan orang membenciku. Aku
harus berusaha lebih keras."
“Meski
kau membenciku tanpa alasan dan menggunakan kekerasan, aku masih berharap
padamu.” Ucap Jeong Ha. Jin Ju tak mengerti maksudnya.
“Aku juga
tak bisa bekerja dengan orang sepertimu. Aku akan keluar. Namun, aku akan
menguak semua fitnah yang kau sebarkan mengenaiku.”kata Jeong Ha menyiram lagi
sisa air.
Di AKADEMI
MODEL SENIOR, beberapa kakek dan nenek berjalan di catwalk layaknya model
profesional. Kakek Sa pun ikut berjalan dengan percaya diri tapi saat memutar
badanya kakinya tersandung dan hampir jatuh. Semua tertawa melihatnya.
“Apa Kau
tak terluka?” ucap si wanita yang menjadi guru. Kakek Sa mengaku hanya malu dan
tak terluka.
“Sepertinya
karena kau senang cucumu sukses, konsentrasimu menurun.” Komentar guru. Kakek
Sa mengaku sangat senang.
“Kau
harus lebih konsentrasi dan lakukan yang terbaik. Sedikit lebih baik lagi dari
ini, kau bisa menjadi model profesional.” Ucap Guru
“Baik.
Aku akan berusaha sebaik mungkin.” Kata kakek Sa yakin dan penuh semangat.
Do Ha
duduk diruangan Tuan Lee, Tuan Lee melihat Do Ha sudah datang. Do Ha mengeluh
kalau syuting, Tapi Tuan Lee yang tak datang. Tuan Lee pikir Ada Jang-gun, Do
Ha mengeluh kalau Jang-gun dan Tuan Lee itu berbeda.
“Bukankah
sudah saatnya memperbarui kontrak iklan kosmetik?”kata Do Ha.
“Dia tak
pernah lupa tentang hal yang berkaitan dengan uang.” Gumam Tuan Lee kesal
“Karena
sudah tiga tahun, mereka pasti akan menaikkan bayaranku, 'kan?” kata Do Ha
yakin. Tuan Lee bergumam kalau Do Ha itu dipecat.
“Ada apa
dengan ekspresimu? Apa Tak diperpanjang?”tanya Do Ha. Tuan Lee menjawab sambil
bergumam “Nilaimu di pasaran sudah turun!”
“Itu…
Hubungi ayahku dan bilang jangan menghubungi ibuku. Dia hidup baik bersama
wanita itu, dan ini kali terakhir aku mengirim uang.” Ucap Do Ha. Tuan Lee
menganguk mengerti.
“Aku harus
pulang, mandi, dan tidur. Aku syuting semalaman dan mampir ke sini untuk
bertemu denganmu.” Ucap Do Ha keluar ruangan. Tuan Lee hanya bisa menutup
wajahnya karen frustasi.
“Aku tak
bertanya dan tak peduli... Bagaimana ini? Hye-jun tak akan dapat kontrak iklan
itu, 'kan? Meski begitu, semua harus dihentikan dari akarnya agar tak bisa
tumbuh.” Kata Tuan Lee lalu menelp REPORTER OUT NEWS, KIM SU-MAN
Nyonya
Lee membawakan makanan dan melihat Hye Jun berbaring di sofa dan berkomentar
kalau Badan artisnya panjang sekali dan Tak ada akhirnya. Ia pun memuji Hye Jun
yang Hari ini yang menyetir sendiri dan menyelesaikan syuting dengan baik.
“Terima
kasih, Yang Mulia.” Ucap Nyonya Lee memberikan minuman seperti pada raja.
“Kenapa
bersemangat sekali?” kata Hye Jun heran. Nyonya Lee yakin Sepertinya Hye Jun
akan mendapatkan iklan kosmetik itu.
“Aku
meminta banyak karena itu bekas Do-ha. Awalnya kukira kau takkan dapat, tapi pemasang
iklan sangat menyukaimu. Lalu apak Kau sudah baca naskahnya?” ucap Nyonya Lee
“Ya. Ada
yang aku suka.”akui Hye Jun. Nyonya Lee pikir kalau Sepertinya sama denganknya
dan mengajak untuk katakan bersama.
Hye Jun
menyebut “Kembalinya Raja.” Sementara Nyonya Lee suka dengan judul “Kucinta
Kau, Maaf.” Nyonya Lee tak percaya mendenganya dan ingin tahua alasan Hye Jun
menurutnya betapa pentingnya drama selanjutnya
“Kau memberi kesan kuat melalui drama ini. Selanjutnya kau harus kembangkan. Drama Kucinta Kau, Maaf melibatkan penulis dan sutradara papan atas. Bintang papan atas tak bisa karena sibuk. Makanya kau bisa dapat kesempatan.” Ucap Nyonya Lee mengebu-gebu.
“Min-jae,
kita tak boleh terpaku pada nama. Aku tetap diriku.” Kata Hye Jun
“Melodrama
akan memberimu kontrak iklan dan dikenal di luar negeri. Drama sejarah ada
batasnya.” Kata Nyonya Lee menyakinkan.
“Aku tak
suka judulnya. Kucinta Kau, Maaf Jika cinta, kenapa harus meminta maaf?” kata
Hye Jun heran.
“Itu karena
kau belum mengerti cinta. Aku pasti lebih mengerti darimu. Melodrama dibuat
untuk orang-orang yang tak tahu soal cinta.” Kata Nyonya Lee
“Perebutan
kekuasaan yang kejam. Aku suka kebrutalan di sini. Aku suka raja yang pilih
anak karena perlu, bukan sayang. Kisah perebutan kekuasaan dalam keluarga dan
cara mereka saling menyerang juga bagus.” Kata Hye Jun
“Aku
benci itu semua. Aku suka kau dapat peran lembut. Kau harus lakukan keahlianmu
dan tetapkan dirimu sebagai bintang melodrama nasional!” kata Nyonya Lee
“Untuk
apa? Aku akan terus berakting.” Ucap Hye Jun dan akan beranjak pergi.
“Aku
belum selesai bicara. Jika bintangi drama sejarah, tak akan ada tawaran iklan.”
Kata Nyonya Lee berusaha menyakinkan.
“Meski
gagal, aku mau mengisi filmografiku dengan yang kuinginkan.” Ucap Hye Jun sudah
menetapkan pilihnya. Nyonya Lee terlihat frutasi dengan Hye Jun dan hanya bisa
berteriak melihat artisnya pergi dari rumahnya.
Tuan Lee
bertemu dengan Nona Kim di cafe memberikan sebuah amplop dan mengaku hanya
tiket pijat. Ia tahu Orang yang bekerja sambil duduk biasanya memiliki bahu
yang kaku. Nona Lee pun merasa Tuan Lee sangat peka karena ia suka pijat.
“Drama
Do-ha tayang pekan depan. Aku sangat menantikannya. Belakangan ini aku suka
dengan aktor bernama Sa Hye-jun yang bermain di Pintu Gerbang. Dia model
terkenal dan punya pengalaman akting juga.”ucap Nona Kim memuji
“Hye-jun…
Hye-jun.” ucap Tuan Lee terlihat gugup. Nona Kim pikir Tuan Leetahu sesuatu?
“Semua
orang memang seperti itu.” Kata Tuan Lee. Nona Kim ingin tahu Ada apa
“Direktur,
kau janji akan memberitahuku semuanya. Ini Tak akan kutulis.” Kata Nona Kim
“Berkata
tak akan ditulis berarti pasti akan ditulis.” Gumam Tuan Lee seperti sengaja
membuat jebakan.
“Dulu aku
yang membesarkan karier Hye-jun. Saat dia menjadi model, aku bersama dengannya
sekitar… lima sampai enam tahun.” Kata
Tuan Lee.
“Astaga.
Kau pasti sangat mengenalnya. Direktur agensinya sekarang seorang wanita.” Kata
Nona Kim
“Dia
direbut dariku. Jika memikirkan Hye-jun, aku ... Kenapa begini?.. Sangat
disayangkan. Dia memilih jalan.. ”ucap Tuan Lee berpura-pura menangis.
“Katakanlah
padaku... Aku sungguh tak akan menulisnya.” Ucap Nona Kim. Tuan Lee membahas kalau pasti pernah dengar
Charlie Jung.
Tuan Kim
kesal temanya yang tak mengajaknya minum miras, Ia tahu temanya pasti sangat
senang karena Hye-jun sukses dan berpikir harus ia yang mengajak Tuan Sa. Tuan Sa mengaku menjadi lebih cemas.
“Dulu aku
pikir dia akan sukses saat menjadi model. Jika kali ini pun tak berakhir baik,
hidupnya akan kacau.” Akui Tuan Sa
“Menurutku
kali ini berbeda dengan saat itu. Di sekolah Jin-ri pun, orang-orang
membicarakan Hye-jun. Gyeong-mi heboh sekali. Aku juga sudah menontonnya. Dia
terlihat tampan.” Ucap Tuan Kim
“Dia
memang tampan.. Nanti mari minum miras.” Kata Tuan Sa. Tuan Kim mengeluh kalau Harus
minum sekarang. Tuan Sa pun menyetujuinya.
Ibu Jeong
Ha pergi ke tempat anaknya mengaku datang
untuk menemui An Jeong-ha dari bagian administrasi dan meminta agar bisa
menghubunginya. Si pegawai receptionist pun mencoba menelp. Sementara Jeong Ha
sedih minum dengan teman-teman Hye Jun.
“Demi
masa depan, cinta, dan kerja!” teriak mereka berlima. Hye Jun meminta agar mereka Minumlah
sesuknya.
“Hari ini
tak boleh pulang. Hye-jun traktir sampai akhir.” Kata Jin U. Hye Jun dan Jeong
Ha akan mengambil ayam tapi keduanya bersamaan dan saling berpandangan.
“Kalian
sungguh keterlaluan. Kalian seharusnya makan, bukan syuting adegan romantis.”
Keluh Jin U dan tiba-tiba bersama akan mengambil ayam dengan Hae Na.
“Apa
karena sudah lama tak bertemu? Kenapa canggung?” ucap Hae Hyo melihat keduanya.
“Canggung
apanya? Memang baru bertemu beberapa kali?”kata Jin U menarik tanganya.
Ji A
menelp Hae Na menanyakan keberadanya.
Hae Na mengaku dengan teman-teman Hae-hyo dan sudah bilang sebelumnya. Ji A
mengatakan mau ke sana dan sedang dalam perjalanan pulang dari perpustakaan
jadi sangat lapar. Hae Na bingung memberitahu Ada pacar Hye-jun di sini.
“Memangnya
kenapa? Aku ke sana untuk bertemu Hae-hyo dan Jin-u.” Ucap Ji A seolah tak peduli.
Hae Hyo
yang tahu adiknya menerima telp dari Ji A langsung menghampirinya, bertanya ada
apa. Hae Na memberitahuu Ji-a telepon. Dan bilang mau ke sini. Hae Hyo ingin
tahu apa yang dikatakan adiknya.
“Aku melarang
dia datang ke sini, tapi… aku tak bisa terus menolak dia.” Ucap Hae Na gugup.
Hae Hyo mengeluh pada sang adik.
Ji A baru
saja turun dari mobil dan seseorang memanggilnya. Hae Hyo sengaja keluar dari
resotran menghampiri Ji A lebih dulu.
Keduanya dudk di cafe sushi, Ji A meminta agar mengatakan sesuatu. Hae
Hyo pikir Setelah selesai makan.
“Otakku
sedang berpikir keras. Apa alasanmu melakukan ini? Siapa yang paling tersakiti jika
aku pergi ke sana?” ucap Ji A
“Apa Kau datang meski tahu akan ada yang tersakiti?” kata Hae Hyo tak percaya
“Aku
menduga itu karena kau menghalangiku masuk ke dalam. Aku tak punya maksud lain.”
Ucap Ji A
“Kau
menyakiti Hye-jun jika bersikap begitu. “ keluh Hae Hyo menahan rasa kesalnya.
“Dulu
hubunganku dan Hye-jun baik. Hanya kami yang tahu masalah itu. Karena itu, kami
selalu kembali bersama.”akui Ji A
“Aku
mengerti. Jadi, pergilah. Kau tak seharusnya bergabung.” Ucap Hae Hyo
“Apa Kau
suka pacar Hye-jun? Orang yang paling bermasalah dengan kehadiranku adalah
pacar Hye-jun. Kau tak menyangkalnya.” Kata Ji A melihat Hae Hyo hanya diam
saja.
“ Hentikan.” Pinta Hae Hyo. Ji A pikri tak ada alasanya berhenti karena baru saja mulai. Hae Hyo mengeluh mendengarnya.
“Kau
menghalangiku karena takut aku akan menyebabkan keributan, 'kan?” ucap Ji A
“ Apa Kau
Tak terpikir kehadiranmu membuat orang tak nyaman?” keluh Hae Hyo
“Kau sendiri menginginkan pacar temanmu. Berani-beraninya menasihatiku? Konyol sekali... Ayo pergi. Aku akan membuktikan bahwa kehadiranku tak membuat ketidaknyamanan.” Ucap Ji A.
Hye Jun
sedikit mabuk bertanya Hae-hyo pergi ke mana. Ji U pun sadar kalau Hae Hyo
pergi tak katakan apa pun. Hae Na yang gugup merasa Sepertinya dia ada janji
lain. Hye Jun pikir mereka sudahi hari ini. Jadi akan bayar dulu,saat akan ke
kasir Ji A datang dengan Hae Hyo.
“Lama tak
bertemu. Kau terkenal belakangan ini. “ ucap Ji A santai. Hye Jun pun
mengucapkan Terima kasih dengan tatapan dingin.
“Aku
suruh dia datang karena dia ingin datang. Lebih baik jika ada banyak yang datang.”
Kata Hae Na tak enak hati.
“Bagus...
Hae-na, kau baik sekali. Kau bahkan melindungiku. Hae-na tak menyuruhku datang.
Aku bilang ingin datang.” Kata Ji A
“Itu Tak
penting... Selamat bersenang-senang.” Ucap Hye Jun dan beranjak pergi. Ji A
kaget melihat sikap Hye Jun.
“Ke mana
Jeong-ha?” bisik Hae Hyo pada adiknya. Hae Na memberitahu Dia pergi karena ibunya datang.
Jeong Ha
menaiki bus mengingat yang dikatakan ibunya ditelp “Apa Kau berhenti bekerja? Bagaimana
kau bisa melakukan ini pada ibu? Apa sandi rumahmu? Ibu tunggu di dalam.” Tapi Ibu Jeong Ha menunggu diluar rumah,
Jeong Ha datang dan langsung masuk ke rumah.
“Kenapa
membelalak seperti itu? Apa yang kau lakukan? Kenapa berhenti bekerja? Apa Kau
dapat kerja lebih baik? Jika dapat kerja lebih baik, kau pasti beri tahu ibu.”
Teriak Ibu Jeong Ha marah. Jeong Ha hanya diam saja.
Bukankah
kau ambil pinjaman saat beli rumah ini? Bagaimana kau akan membayar utangmu? Kenapa
kau gegabah sekali?” ucap Ibu Jeong ha.
“Biarkan
aku bernapas dulu.” Ucap Jeong Ha menahan amarahnya.
“Aku tahu
akan jadi begini. Tak ada gunanya membesarkanmu susah payah. Buah jatuh tak
jauh dari pohonnya. Akhirnya kau mengikuti ayahmu.” Ucap Ibu Jeong Ha. Jeong Ha
akhirnya hanya bisa menangis.
“Kenapa
menangis?Apa Kau lebih menderita dari ibu? Apa Kau tahu perasaan ibu?” sindir
Ibu Jeong Ha.
“Ibu... Ibu
hidup dengan gigih, tapi kenapa miskin? Apa Ibu susah payah membesarkanku?
Kenapa aku tak ingat? Aku ingat jelas bahwa aku dipaksa menjadi orang dewasa
sejak kecil. Hidup sangat ironis.” Ucap JeongHa tak bisa menahan emosinya.
“Dulu Ibu
selalu menghujat Ayah karena tak realistis dan tak kompeten, tapi kini Ayah
kaya raya. Lalu Pria yang tinggal bersamamu? Aku tak pernah berpikir dia lebih
baik dari Ayah.” Ucap Jeong Ha.
“Kau
bilang "Pria"? Kami sudah menikah lebih dari sepuluh tahun. Kau
bahkan punya adik. Kau meremehkan ibu karena ibu miskin. Ibu akan menghilang
demimu, hiduplah dengan ayah kaya rayamu.” Teriak ibu Jeong Ha lalu beranjak
perg.
Jeong Ha
pun hanya bisa menangis sendirian di rumahnya. Hye Jun yang mabuk pun tertidur
nyenyak dikamarnya tanpa tahu Jeong Ha mengirimkan pesan “SUDAH TIDUR?” seperti
butuh teman.
Di sebuah
showroom mobil. Hye Jun melihat mobil dengan atap terbuka. Seorang pria
berpikir Hye Jun akan suka dengan mobil itu. Nyonya Lee memberitahu kalau
Mobilnya akan segera datang dan tak boleh bersikap seperti ini.
“Aku Hanya
penasaran. Kau tahu aku suka mobil.” Ucap Hye Jun. Si pria pun menawarkan diri
unuk mencobanya. Hye Jun diberikan kunci mobil barunya.
“Apa kau Mau
uji coba?” tanya Hye Jun. Nyonya Lee pun dengan senang hati.
Mereka
pun mencoba mobil di sirkuit, Nyonya Lee terlihat senang saat jalur lurus tapi
ketika Hye Jun mulai berbelok Ia mulai ketakutan. Hye Jun bahagia bisa memiliki
mobil yang disukainya.
Jeong Ha
menunggu didepan rumah dan melihat Hye Jun turun dari mobil baru. Ia
berkomentar kalau mobilnya yang mulus. Hye Jun membuka pintu mobil memberikan
gombalan Meski Jeong Ha penumpang kedua tapi selalu yang pertama di hatinya.
“Astaga.
Menggelikan.” Keluh Jeong Ha. Hye Jun pikir Jeong Ha menyukainya.
“Kau
suruh aku lakukan ini.” Ucap Hye Jun heran. Jeong Ha mengaku senang Hye Jun
yang menuruti permintaanya.
Keduanya
pun pergi dengan mobil baru. Jeong Ha mengaku mau menyetir mobil seperti ini.
Hye Jun bertanya apakah Jeong Ha punya SIM. Jeong Ha mengaku dapat saat kuliah
dan pengemudi terbaik. Hye Jun pun menyuruh Jeong ha agar mencobanya.
“Tak
boleh. Aku tak punya asuransi.” Kata Jeong Ha. Hye Jun menegaskan kalau Ada
asuransinya.
Akhirnya
Jeong Ha mengemudikan mobil dan mereka pergi ke sebuah tempat dengan banyak
biarawati yang lalu lalang. Mereka bergandengan dengan wajah bahagia. Mereka
masuk kesebuah ruangan dengan menyalakan lilin lalu berdia bersama.
“Kau
memohon apa?” tanya Hye Jun. Jeong ha mengaku tak memohon apa pun dan bertanya
balik.
“Aku
memohon mewakilimu.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha ingin tahu Apa itu Hye Jun senang
Akhirnya Jeong Ha terlihat tertarik.
“Aku
selalu tertarik.” Ucap Jeong Ha bangga. Hye Jun pikir Jeong Ha seperti orang
yang selalu cemas.
“Apa Kau
pikir aku tak tahu?” ucap Hye Jun. Jeong Ha mengerti Hye Jun sibuk dan tak
punya waktu untuknya.
“Maafkan
aku… tak langsung balas pesanmu.” Kata Jeong Ha. Lalu tiba-tiba hujan turun.
Mereka pun berlari dan masuk ke dalam mobil.
Jeong Ha
pikir Sepertinya mereka magnet hujan. Hye Jun Selalu begini sejak pertemuan
pertama. Jeong Ha mengaku Padahal sangat membenci hujan dulu. Hye Jun bertanya
apakah Sekarang juga. Jeong Ha mengaku tidak.
“Aku
bahkan lupa kenapa dulu membencinya.” Kata Jeong Ha. Hye Jun tersenyum lalu
berkomentar Jeong ha pasti benci orang yang tak bisa ditebak.
“Tapi
sepertinya aku sedang menjadi orang yang tak bisa ditebak.” Ucap Jeong Ha.
“Kau suka
hidup yang stabil, 'kan?” ucap Hye Jun. Jeong Ha mengaku bahkan tak tahu apa ada kehidupan yang
stabil.
“Sepertinya
aku membuat itu karena aku membutuhkan sesuatu yang tak ada.” Ucap Jeong Ha.
“Kita
akan jadi seperti apa?” tanya Hye Jun. Jeong Ha bertanya balik Hye Jun ingin
jadi seperti apa
“Aku
mencintaimu.” Kata Hye Jun. Jeong Ha pun membalas “Aku mencintaimu.” Keduanya
pun bergandengan tangan didalam mobil.
***
Disebuah
kamar, Hye Jun duduk disamping Jeong Ha terlihat gugup. Jeong Ha pun terdiam
saat melihat Hye Jun duduk didepanya. Mereka bermain hujan dengan wajah
bahagia, tak peduli dengan baju yang basah kuyup lalu berteduh dibawah gedung.
Jeong Ha
membaca buku yang diberikan Jeong ha yang berjudul Rain.
“Kakek berkata kepada anak-anak agar
tak keluar sampai hujan berhenti. Kau ingat pertemuan pertama kita? Kita berada
di tengah hujan sejak awal. Orang dewasa harus keluar meski hujan. Jika
bersamamu, hujan pun menjadi menyenangkan.”
Bersambung
ke episode 9
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar