PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 22 Oktober 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 5 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Si paman sudah ada didepan tungku kremasi dengan wajah panik meminta tolong. Yeon ingin tahu bagaimana rasanya  dibakar hidup-hidup karena Dengar-dengar ini sekitar 1000 ° C.  Si pria ketakutan merasa panas. Yen mengeluh kalau Gara-gara si pria jadi kepanasan

“Tolong… Kenapa kau begini padaku?” ucap Si pria. Yeon tahu kalau paman itu melakukan hal buruk  pada keponakannya.

“Tidak. Siapa yang memberitahumu?”ucap si pria menyangka. Yeon pun menyuruh paman masuk saja. Si pria meminta agar menahanya.

“Tunggu! Ya, kau benar... Aku melakukannya.  Tolong jangan bunuh aku.” Kata Si pria

“Kau melakukan pelecehan seksual, 'kan?” ucap Yeon.Si pria membenarkan kalau itu tak sengaja dan terlalu mabuk.

“Aku tak bermaksud membunuh mereka. Tapi anak-anak lari ke beranda…” ucap si pria. 


“Cukup... Dasar sampah!” teriak si ayah marah dan ingin memukulnya. Ji A menahan si ayah agar tak melakukan kekerasan.

“Polisi sedang dalam perjalanan.” Ucap Ji A. Si ayah mrasa tak percaya karena tak tahu anaknya menderita dan merasa sangat bodoh.

“Pak, alasan Min Seo dan Yeon Sep tidak makan satu pun ceri bukan karena mereka tak menyukaimu. Hanya saja ceri ini terlalu berharga. Mereka tak bisa memakannya  karena mereka ingin menghargai apa yang kau berikan untuk mereka.” Kata Ji A.

“Maafkan ayah.” Kata si ayah menangisi anaknya. Saat itu dua anaknya memegang bahu ayahnya karena harus berpisah. 




Yoo Ri dan Rang akan berjalan pulang, tiba-tiba anjing dengan satu kaki yang pincang mengikutinya.  Yoo Ri pikir anjing itu   pasti menyukainya. Rang mengeluh merasa  tak percaya dia  mengibas-ngibaskan ekornya bahkan setelah apa yang dia alami.

“Dia sangat bodoh dan bebal.”ucap Rang sinis. Yoo Ri merasa Kasihan sekali dan meminta izin agar bisa membawanya.

Flash Back

Rang menangisi anjingnya yan mati karena kembali ke hutan yang sudah hangus terbakar. Ia padahal sudah menyuruh anjingnya kabur yang jauh dan bertanya apakah sakit.  Rang terus menangis mencoba mengubur anjingnya yang mati.

“Hanya ada satu hal yang bisa kulakukan. Untuk mengakhiri rasa sakit.”

“Tidak... Aku tak bisa.. Aku tak mau... Kak. Tolong aku... Kakak! Geomdoong.”jerit Rang menangis. 



Yeon memberikan anjing hitam untuk adiknya, Rang terlihat bahagiadan sangat bersemangat. Yeon menyuruh agar Rang bisa memberi anjing banyak cinta,  dan rawat dia dengan baik, Rang terlihat bahagia bermain dengan anjingnya.

“Aku seharusnya tak membiarkan dia  tumbuh padaku. Aku seharusnya tak memberinya nama. Aku seharusnya tak tidur dengan dia dalam pelukanku. Pada hari Lee Yeon meninggalkan hutan,  aku kehilangan segalanya… Hal yang sangat berharga.”


Yoo Ri meminta persetujuan agar bisa membawa anjing itu.  Rang menolaknya. Yoo Ri bingung ingin tahu alasanya. Rang mengaku tak suka anjing karena Umur mereka terlalu singkat dan mengajaknya pergi. Yoo Ri hanya bisa menatapnya.

Akhirnya Ji A dan juga Yeon mengantar anak kembar melambaikan tangan mengucapkan Selamat jalan. Ji A terlihat senang bisa menyelesaikan kasus arwah. Yeon membalikan badanya dan melihat banyak arwah anak kecil lainya.

“Hei, bermainlah di tempat lain... Cepat pergi...Cepat pergi.” ucap Yeon. 




Keduanya duduk di bangku taman, Ji A ingin tahu Siapa anak-anak tadi. Yeon memberitahu kalau tempat Ini mantan kuburan anak-anak dan Mereka harus menuntaskan dendam merek untuk meninggalkan Alam Dunia Tapi sudah terlambat.

“Ternyata mereka sudah lama meninggal.” Kata Ji A sedih

“Dulu, orang-orang tak membuat   batu nisan untuk anak-anak agar orang tua mereka  tak bisa menemukan mereka.” Jelas Yeon. Ji A pikir in Menyedihkan.


“Itu kebiasaan menyedihkan  yang diciptakan di masa lalu untuk mencegah orang tua  memikirkan kematian anak-anak mereka. Seperti sekarang, para orang tua sangat terpukul  melihat anak-anak mereka mati muda.” Kata Yeon.

Ji A terus menatap Yeon, Yeon mencoba menghindar tapi Ji A terus menatapnya. Yeon heran kenapa terus menatapnya. Ji A mengaku Tak ada alasan dan hanya terlihat sedikit berbeda hari ini.

“Kaulah yang membantu si kembar itu  menuntaskan dendam mereka.” Kata Yeon.

“Terima kasih.” Ucap Ji A. Yeon bertanya Untuk apa. Ji A pikir Untuk semuanya.



Saat itu tiba-tiba hujan turun, Yeon mengeluh dan langsung membuka payungnya lalu bertanya mau makan atau miras.  Ji A bingung. Yeon mengingat kalau Ji A bilang, manusia mentraktir  saat mereka berterimakasih.

“Aku lebih suka miras.” Kata Ji A. Yeon pun berjalan pergi dan Ji A mengejarnya berteduh dibawah payung Yeon.

“Bukankah tadi kau bawa payung?” kata Yeon. Ji A mengaku Hilang. Yeon mengejek Ji A itu bodoh. Ji A mengaku kalau memang bodoh dan keduanya tertawa. Saat itu terlihat Ji A seperti sengaja meninggalkan payungnya.


Keduanya berjalan ditengah hujan, Yeon sengaja mengarahkan payungnya pada Ji A. Ji A sadar langsung mendorong payung agar Yeon tak kehujanan. Tapi Yeon tetap ingin Ji A tak terkena hujan dengan seyuman bahagia. Mereka melewati jalan yang sempat dengan ranting yang jatuh.

Yeon mengeluh tapi Ji A bisa membuat Yeon membungkuk lalu melewati ranting pohon. 


“Kau selalu membawa payung ini.” Ucap Ji A. Yeon mengaku benci basah kuyup danTak bagus buat bulu.

“Pasti seperti anjing benci mandi.” Ejek Ji A. Yeon tak percaya mendenagrnya. Ji A membenarkan. Yeon berteriak marah.

“Aku menangkapmu karena payung ini.” Ucap Ji A. Yeon mengaku  membiarkan menangkapnya. Ji A tak peduli.

“Kau pikir aku tak bisa menghindar?” kata Yeon dan keduanya masuk ke sebuah bar. 


Shin Joo bahagia masuk ke klinik akan makan ayam saat hujan dan dikagetkan melihat Yoo Ri sudah duduk didalam kliniknya.  Yoo Ri mengeluh Shin Joo keluar selama jam kerja dan merasa bosan sekali. Shin Joo bertanya Ada perlu apa lagi hari ini

“Rawat dia.” Ucap Yoo Ri. Shin Joo kaget melihat anjing yang sduah terbaring dan langsung memeriksa bagian luarnya. Yoo Rin ingin tahu keadaanya.

“Tulangnya pecah... Dia kekurangan gizi dan menderita penyakit kulit. Talinya menembus kulit... Di mana kalungku? Aku harus bicara dengannya.” Ucap Shin Joo.

Yoo Ri terlihat ragu. Shin Joo meminta agar cepat. Akhirnya Yoo Ri pun memberikan kalung sambil mengumpat.  Shin Joo pun buru-buru memakain kalung untuk bicara dengan anjinganya.

“Apa yang terjadi? Sakit sekali, 'kan? Ya. Bukan wanita itu? Baik. Dia bukan hewan peliharaan.” Ucap Shin Joo

“Aku mencurinya. Sepertinya dia lebih baik  menjadi hewan peliharaan.” Akui Yoo Ri

“Yoo Ri... Kerja bagus. Aku tak suka pencuri kalung,  tapi aku suka pencuri anjing.” Ucap Shin Joo. Yoo Ri kaget dianggap Pencuri anjing.

“Aku tak bisa meskipun aku mau. Aku tak bisa melewati batas.” Kata Shin Joo. Yoo Ri tersenyum mengaku tak punya batasan.

“Jika tak keberatan,  bisa tunggu di sana?” kata Shin Joo ingin Yoo Ri menjauh dan akhirnya berbicara dengan si anjing. Yoo Ri pun terpana melihat Shin Joo. 



Di bar, Yeon tak percaya kalau Ji A  tak menonton "Toy Story 3" lalu menceritakan Ketika Woody tetap di belakang  dan melihat Andy keluar, lalu pergi “Jaga dirimu, Partner." Tapi Ji A  tak tahu adegan itu. Ji A pikir itu film anak-anak.

“Itu membuat orang dewasa  di seluruh dunia menangis.” Kata Yeon. Ji A mengaku tak tahan melihat orang menangis  saat menonton film.

“Lalu, kau suka film apa?” tanya Yeon. Ji A menjawab "Mad Max", "Avengers", dan semua film zombie.

“Oh.. Begitu... Lalu Musik kesukaanmu?” tanya Yeon. Ji A menjawab itu sudah pasti boyband.

“Bagaimana dengan musik klasik?” tanya Yeon. Ji A merasa tak bisa membedakan penyanyi. Yeon menjelaskan  kalau Bukan penyanyi, komposer.

“Bagimana kalau Mendaki?” kata Yeon. Ji A menolak meski digendong pun.

“Single malt whiskey ?” tanya Yeon. Ji A pikir lebih suka minum obat flu.

“Makanan Korea atau barat?” tanay Yeon. Ji A menjawab Makanan Korea. Yeon mengaku jawabanya sama dan mereka pun langsung bersulang.



“Kau tak punya banyak teman, 'kan?”kata Ji A. Yeon menganguk. Ji A mengaku ia juga dan mereka bersulang karena cocok.

"You Quiz on the Block" atau "Amazing Saturday"?”tanya Yeon. Keduanya menjawab "Amazing Saturday" keduanya terlihat tertawa. 




Ji A lalu bertanya apa impian Yeon, Yeon bingung Impian Di usia ini Ji A pikir Yeon akan Membuka kafe setelah pensiun. Yeon pikir Kopi terasa paling enak saat orang lain membuatnya. Ji A mengusulkan untuk Berkeliling dunia

“Aku orang rumahan.  Aku lebih suka menonton video di rumah.” Kata Yeon. Ji A pikir Yeon akan Menabung sampai 1 miliar won

“1 miliar won? Berapa nomor rekeningmu?  Aku akan mentransfernya.” Ucap Yeon mengeluarkan ponselnya. Ji A mengeluh agar menyingkirkan ponselnya. Yeon mengaku tahu smart banking.

“Jika sesuatu yang tak pernah bisa  menjadi kenyataan bisa menjadi mimpi, aku ingin menjadi manusia.” kata Yeon

“Astaga. Gumiho ini dimanjakan kemewahan. Jika kau ingin tahu  bagaimana rasanya menjadi manusia, naik kereta bawah tanah selama jam sibuk. Neraka lebih dekat dari yang kau kira.” Ungkap Ji A

“Tidak hanya itu. Kau bekerja lembur, bekerja sepanjang malam, mendengarkan omelan bosmu, kemudian stres karena rating menghantammu.” Kata Ji A

“Haruskah aku menyingkirkannya?/ Stasiun TV.  Kau bilang itu menyiksamu. Itu hal baru.” Ucap Yeon.  Ji A pikir mereka  minum dulu lalu pikirkan lagi.

“Kalau kau? Apa impianmu?” tanya Yeon. Ji A mengaku  Tak apa jika tinggal di gubuk,

“tapi aku berharap ayah  dan ibuku meneman di masa depanku.” Kata Ji A yang sangat ingin bertemu orang tuanya.

“Kau punya foto orang tuamu, 'kan? Kirimkan padaku.” Ucap Yeon. Ji A pun mengirimkan gambar foto ayah dan ibunya. 


Yeon dan Ji A berjalan pulang, dan Ji A terlihat tak bisa berjalan dengan benar.  Yeon menahannya agar tak jatuh dan memastikan baik-baik saja. Ji A mengaku Jalan Sangat gelap. Yeon pun melihat kalau Lampu jalan mati.

“Tak bisakah kau melakukan hal seperti itu? Akan sangat keren jika kau bisa  menggunakan kekuatanmu untuk memperbaikinya.” Ucap Ji A.  

“Kirimkan permintaan dengan otoritas lokal.” Kata Yeon. Ji A mengejek Yeon tak tak bisa melakukan.

“Shin Ju menutup klinik dan berlari jika lampu padam di rumahku. Dia salah melatih kalian semua. Bahkan Gumiho pun takut listrik.” Kata Yeon.

Akhirnya mereka sudah sampai rumah Ji A. Yeon pun akhirnya melambaikan tangan. Ji A melambaikan tangan lalu masuk ke dalam rumah dan melihat ada dua kunang-kunang datang. Ia pun tersenyum kalau ternyata Lee Yeon saat itu juga.

Ji A mencari Yeon dibelakangnya, tapi sudah tak ada. Yeon sudah ada diatap rumah melihat Ji A dengan senyuman bahagia. 



Di ruangan, Sae Rom mengetik naskah dengan judul [KEDIAMAN GOBLIN BISA MEMBAWA  MALAPETAKA ATAU KEBERUNTUNGAN] sementara  Tuan Kim sibuk melihat menu GUKSU, SAMGYETANG, Jae Hwan datang membawa lembaran PAPAN BULLETIN PENONTON<

"Aku tak bisa menghubungi pengasuh  yang aku kenal." Penulis Kim, kau sudah membaca cerita ini?” kata Jae Hwan

“Aku berada di zona tersebut,  jadi jangan ganggu aku.” Kata Sae Rom. Jae Hwan mengeluh Hanya sebentar. Sae Ram menyurh agar tinggal sendiri.

“Kerja apa padahal kau menyalin dan menempelkan  karyamu sendiri?”ejek Jae Hwan. Sae Rom menyuruh Jae Hwan agar Coba bilang sekali lagi.

“Aku pun mendengarnya. Dia bilang, "salin dan tempel." Kata Ji A masuk ruangan. Jae Hwan kesal mendengar Ji A

“Kau tak tahu pena itu lebih kuat  daripada pedang? Hari ini, kau dan aku sama-sama  akan menghembuskan napas terakhir.” Kata Sae Rom mengejar Jae Hwan.  Tuan Kim yang melihat bertanya-tanya apakah mereka tak bosan. 



Tuan Hyun memberitahu anak kembar mulai sekarang merka akan membangun menara batu  di Neraka untuk anak-anak. Dan Jika sudah selesai dibangun,  goblin akan muncul lalu merobohkan semuanya,… tapi mereka harus terus menumpuk batu.

“Ini agar kalian suatu hari nanti  bisa bereinkarnasi.” Kata Tuan Hyun. Si adik mengeluh tak ingin pergi ke sana.

“Adikku menyikat giginya dengan baik  dan mendengarkan ayah kami.” Kata si kakak

“Ini mungkin disebut Neraka tapi kalian akan memainkan  permainan menumpuk balok. Bayangkan betapa menyenangkanny memainkan ini bersama?” kata Tuan Hyun

“Aku tak suka menyusun balok.” Ucap Si adik. Tuan Hyun  memberitahu kalau Adiknya tak suka.

“Saat ini, kalian harus bersabar.”kata Tuan Hyun. Si adik bertanya Apa ada film kartun di Neraka. Tuan Hyun menjawab Tidak.

“Lalu, bolehkah aku membawa mainan ini?” tanya Si adik mengeluarkan mainan.Tuan Hyun melirik pada istrinya. Nenek Yeon langsung melirik sinis.

“Benda dari Alam Dunia tak diperbolehkan. Maaf.” Kata Tuan Hyun sedih. Yeon datang membawakan kopi. 



“Kau benar-benar tak pengertian. Kau selalu sangat patuh aturan. Sekalian saja melarang arwah menerima uang yang dimasukkan ke peti mati  agar arwah bisa dengan mudah pergi ke akhirat juga.”ucap Yeon

“Kau sepemikiran denganku.” Ucap Tuan Hyun. Si nenek memperingatakan agak Jangan ikut campur dan menyuruh agar membawa anak-anak ke Neraka.  

“Nak, jaga baik-baik adikmu.” Ucap Yeon menahan sang kakak dan memberikan mainannya. Nenek Yeon melihatnya mengeluh Dasar lemah.


“Apa Neraka anak masih beroperasi?” tanya Yeon. Nenek Yeon pkir Mereka harus dihukum karena  menghancurkan hati orang tua mereka.

“Mati muda pun sudah menyedihkan haruskah dibingkai sebagai  anak tak berbakti juga?” ucap Yeon

“Itu untuk mempercepat  proses reinkarnasi mereka.” Kata Nenek Yeon

“Kehidupan akhirat harus dipercantik juga. Kita butuh Raja Hades muda  sebagai permulaan.” Kata Yeon

“Dan perjalanan ke Neraka Robek Lida akan masuk akal di kepalamu. “ kata Nenek Yeon

“Siksaan terus. Ini bukan Abad Pertengahan lagi. Robek lidah pada er di mana kita memberi pengarahan  kepada arwah melalui monitor?” kata Yeon kesal


“Apa Kau datang untuk berkelahi  denganku pagi ini?” kata Nenek Yeon. Yeon menjawab tidak dan memberikan Es Americano.

“Bagaimana cara mencari seseorang?”tanya Yeon . Nenek Yeon mengejek Yeon kerja paruh waktu di Kantor Bantuan. Yeon memperlihatkan foto orang tua Ji A

“Aku sudah periksa daftar nama mereka. Mereka belum mati, tapi tak ada kontak dalam 20 tahun. Biarkan aku menggunakan kewaskitaan sekali.” kata Yeon

“Singkirkan itu dari wajahku.” Ucap Nenek Yeon. Yeon pikir neneknya tahu dan ingi tahu keberadanya.  Nenek Yeon mengaku tidak.


“Jangan terlalu pelit dengan kekuatanmu.” Rengek Yeon. Nenek Yeon mengaku tak
bisa melihat mereka.

“Mereka yang tak bisa aku liha, Mereka tak berada di Akhirat atau Alam Dunia. Aku akan bertanya kepada orang-orang  yang membawanya.” Kata Nenek Yeon lalu berjalan pergi.

“Apa Orang yang membawanya? Siapa itu? Kenapa daftar tugasku semakin panjang?” teriak Yeon. 




Tuan Kim berjalan kelaur menurutnya makan sandwich untuk menghemat tapi keterlaluan dan meminta agar berhenti. Ji A dkk bingung, Tuan Kim memberitahu kalau Bos mereka datang dan menyapa lebih dulu. Ternyata atasan Rang sebagai bos di kantor Ji A.

“Apa Pekerjaanmu menyenangkan belakangan ini?” ucap Si pria. Ji A mengaku bekerja untuk mendapatkan gaji,  bukan untuk bersenang-senang.

“Kau tetap sama. Aku dengar acaramu mendapatkan  rating tertinggi bulan lalu.” Kata si pria.

“Benar. Traktir kami makan.” Ucap Ji A. Si pria pun berjanji akan segera mengajak  seluruh timnya keluar untuk makan. Ji A mengucapkan Terima kasih. Si pria pun berjalan pergi dan terlihat tak suka dengan Ji A. 


Si pria tua mencoba menyanyi-nyanyi masuk ke dalam subway berjala mabuk mengaku rindu berlayar. Yeon datang bertanya Siapa yang berlayar belakangan ini. Si pria hanya diam dengan mata satu yang tertutup mengaku Belakangan ini menikmati bir  untuk melihat deburan ombak.

“Omong kosong apa yang… Kau adalah totem tua, 'kan?”ucap Yeon Benar.

“Tapi sekarang aku lebih memilih  makgeolli daripada bir.” Ucap si pria.

“Kau harus tahu lebih baik  daripada membelakangiku. Aku dengar kau adalah totem  dari Bukit Rubah. Aku mencari beberapa orang.Apa Kau pernah melihat mereka sebelumnya?” kata Yeon.

Si pria terlihat gugup. Yeon ingin tahu Pernah atau tidak. Si pria mengaku tak tahu. Yeon merasa tak akan menanyakan ini lagi. Si pria mengaku benar-benar tak tahu. Akhirnya terdengar suara jeritan si pria seperti baru saja dipukul oleh Yeon. 


Yeon akhirnya duduk disamping si pria yang sudah babak belur, memberitahu seharusnya menjawabnya selagi bertanya baik-baik. Si pria mengaku Bukannya tak menurut. Yeon ingin memastikan apakah orang lain tahu tentang mereka

“Siapa itu?”tanya Yeon. Si pria terbata-bata menjawabnya dengan suara pelan. Yeon ingin tahu Bicara lebih keras. Si pria pun menjawab “Patih!” 


Ji A makan roti cream dengan memotongnya, Tuan Kim membahas kalau si bos hanya menyapa Ji A dan ingin tahu rahasianya. Ji A memberitahu yang Pertama, jangan merendah. Si bo merasa tak percaya kalau Sesederhana itu

“Kau akan tahu jika kau sudah di posisiku. Bertemu dengan bos dari posisi administratif” Kau akan membungkuk sepertiku.” Ucap Si bos

“Kau tak seperti makan roti honey-garlic” kata Sae Rom pada Ji A

“Saat hidup membawamu naik roller coaster tak ada alasan kau menyukai  kombinasi manis dan asin. Apa kau Mau coba?” ucap Ji A menyuapi Sae Rom

“Rasa apa itu?” tanya Sae Rom pada Jae Hwan. Jae Hwan menjawab  Blueberry dan melarang Sae Rom mencobanya.

“Aku akan membolehkanmu  setelah kau berhenti merokok.” Ucap Jae Hwan. Sae Rom mengumpat kesal lalu matanya mengarah pada sesuatu.

“Wahhh.. ini Nyata atau realitas virtual? Seperti model. Wajahnya bagus. Mobilnya juga bagus.” Ucap Sae Rom melihat seorang pria turun dari mobil

“ Sedangkan yang ada di depanku  menyedihkan.” Ucap Sae Rom. Ji A kaget melihat Yeon yang datang.

“Itu pelecehan verbal.” Kata Jae Hwan kesal. Yeon langsung menghampiri Ji A mengajak pergi. Ji A bingung.

“Kenapa kau datang ke sini?” kata Ji A. Yeon pun langsung menarik Ji A pergi. Ji A bertanya Pergi ke mana. Yeon menyuruh Ji A agar naik saja. Ketiga pun bingung apa yang terjadi. 




Di dalam mobil, Ji A bertanya Pergi ke mana. Yeon menjawab untuk mewujudkan impianmnya. Ji A tak percaya mendengarnya. Yeon mengaku bahkan memilih beberapa lagu  yang mungkin disuka Ji A lalu memutar lagu “NEWTON" OLEH MONSTA X


Di pinggir atap gedung, Rang mencengkram baju si pria mengaku  mencari tahu sesuatu. Si pria bertanya Apa itu. Rang menjawab Alis harimau. Si pria mengaku Itu hanya legenda.  Rang juga tahu tapi sedang memegang kerahnya di sini.

“Aku hanya akan memintamu sekali. Kau melihatnya atau tidak?” ucap Rang. Si pria mengaku tak pernah melihatnya.

“Benarkah? Kalau begitu, turunlah.” Ucap Rang siap mendorongnya. Si pria panik meminta agar menahanya. Akhirnya ia turun dari atap lalu mengumpat kesal.



Yeon pergi ke tempat, seperti sedang ada cara dengan banyak orang yang mengunakan handbook. Ji A terus berjalan melihat orang-orang seperti berdandan di jaman kerajaan. Yeon menghentikan langkahnay meminta agar Ji A menunggu karena akan melihat-lihat.

“Jangan pergi ke mana-mana.” Kata Yeon. Ji A menganguk mengerti lalu melihat papan TOKO PENYEWAAN HANBOK


Yeon kembali ke tempat Ji A menunggu tapi tak melihatnya. Ia pun mencari Ji A dan melihat sosok A Eum yang ada didepanya. Ia terus berjalan sampai dijembatan dengan kain yang mengantung. Ji A tiba-tiba keluar dari persembunyian.

Yeon terngat dengn sosok A Eum  berkata “Bereinkarnasilah. Aku akan menemukanmu.” Ji A bertanya Yeon Habis dari mana karena sudah  mencarinya ke mana-mana. Yeon seperti melihat sosok A Eum dengan pakaian hanbook dan langsung menciumnya. Ji A kaget dan menutup matanya.

Bersambung ke episode 6


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar