PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 23 Oktober 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 6 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Ji A melongokan kepalanya bertanya pada Yeon Habis dari mana, karena sudah lama mencarinya. Yeon seperti melihat sosok A Eum didepanya dan langsung menciumnya. Ji A pun hanya terdiam saat Yeon menciumnya lalu keduanya saling menatap.

“Wanita yang kau cium barusan. Apakah aku? Atau Cinta pertamamu yang mati?” ucap Ji A. Yeon hanya bisa terdiam.

“Ternyata bukan aku.” Kata Ji A bisa melhat dari mata Yeon. Yeon ingin bicara tapi Ji  A lebih dulu bicara.

“Aku...bukan bayangan masa lalumu. Karena itu, tetapkan hatimu sekarang juga. Entah kau berpegang teguh pada masa lalu,... atau...” kata Ji A. Yeon ingin tahu pilihan lainya.

“Tataplah aku dengan jelas. Wajahku tak terlalu memalukan untuk dibawa ke mana-mana.” Kata Ji A. 



[BAB 6: EMPAT PILAR TAKDIR]

Sae Rom fokus menatap komputernya, sibuk mengetik pesan untuk Ji A [Apa hubungan kalian? Apa pekerjaannya? Usianya? Di mana kau sekarang? Kau tak bilang? Siapa pria itu?] Jae Hwan duduk disampingnya pun hanya terdiam.

“Dia tak membalas pesanku.” Keluh Sae Rom kesal. Jae Hwan pikir Mungkin dia adalah sumbernya.

“Tidak mungkin. Tatapan apa yang dimiliki pria itu? Tatapan yang akan mudah meluluhkan hati” ucap Sae Rom mengingat tatapan Yeon saat masuk ke cafe.

“Penulis Kim, sampaikan ke hatimu agar sadar.” Ejek Jae Hwan. Sae Rom pikir kalau dia payah. Jae Hwan bingung apa maksudnya.

“Sebagai seorang pria. Dia buruk dalam hubungan.” Ucap Sae Rom. 



Ji A terlihat gugup dan merasa kalau udara panar. Yeon merasa  suka musim panas. Ji A pikir kalau Rubah tahan panas dengan baik. Yeon memebritahu kalau  musim seperti ini saat hutan paling ramai.

“Meski aku tak bertanya pun,. aku tahu, setiap bunga dan pohon. dapat bagian yang adil dari sinar matahari, hujan, dan angin. Mereka mengadakan pesta kecil dengan sesamanya.” Ucap Yeon

“Itu tak terjadi di kota sekalipun. Sinar matahari yang dinikmati di rumah tergantung pada lantai tempat mereka tinggal. Manusia ataupun tumbuhan. menerima lebih banyak sinar matahari yang membuat kita lebih sehat.” Ucap Ji A.

“Kau cukup jeli dari yang kukira. Tapi Kenapa kau menghindari kontak mata denganku?” kata Yeon.

“Kapan?” ucap Ji A tetap tak bisa menatap Yeon. Yeon merasa Sekarang pun, tatapan Ji A ke sebelah bahunya.


“Itu ikan mas... Menggemaskan sekali.” ucap Ji A mencoba agar bisa mengalihkanya.  Yeon pun hanya tersenyum menatap Ji A.

“Mereka menggemaskan.” Kata Yeon menatap ke arah Ji A. Ji A bing apa yang ditatap Yeon.

“Kau... Kau yang suruh.” Kata Yeon. Ji A malu meminta agar Jangan menatap dan bersikap Biasa saja.

“Aku sudah terlalu banyak ditatap.” Ucap Ji A dan langsung bergegas pergi sambil mengumpat kalau seharusnya tak bilang itu. Yeon memintaagar JiA menunggunya. 



Jae Hwan pun langsung membahas pada Sae Rom kalau pria itu tampak akrab. Sae Rom membenarkan. Jae Hwan pun ingin tahu  Di mana mereka melihatnya. Sae Rom dengan santai menjawab Di dalam mimpinya.  Jae Hwan hanya bisa menghela nafas.

“Dia kombinasi yang muncul di mimpiku.” Kata Sae Rom. Jae Hwan menegaskan kalau sedang membicarakan siaran...

“Tidak... Tidak mungkin aku melupakan wajah menawan itu.” Kata Sae Rom. Jae Hwan merasa  yakin pernah melihat wajah itu.


“Kalian masih membicarakan pria itu? Meski kalian mengobrol,. setidaknya terlihatlah seperti bekerja. Ini Membuat malu saja.” Ejek Tuan Kim

“Penulis Kim bilang, jurnalis sejati selalu menyelidiki sampai jalan buntu.” Kata Jae Hwan. Sae Rom hanya bisa menghela nafas.

“Omong-omong...Apa katanya soal pria itu? Dia sudah balas pesanmu?” tanya Tuan Kim

“Belum. Rasa ingin tahuku bikin gila.” Ungkap Jae Haen. Tuan Kim pikir Kalau harus jujur, Yeon tampak seperti gigolo.

“Kau ingin percaya itu? Kau ingin percaya dunia tidaklah tak adil.” Ejek Sae Rom. Tuan Kim berteriak kesal  menyuruhnya agar Kembali bekerja!

“Kalian Jangan hanya berpura-pura. Bekerja!” teriak Tuan Kim kesal. 


Yeon dan Ji A berjalan bersama. Ji A ingin tahu  Siapa yang Yeon cari dari tadi. Yeon menjawab Satto. Ji A bingung siapa  Satto. Yeon memberitahu kalau Dia tahu orang yang mengambil orang tua Ji A. Ji A kaget mendengarnya.

“Siapa Satto ini?” tanya Ji A. Yeon menjawab Dia berpenambilan manusia, tapi bukan manusia.

“Dia salah satu dari empat roh gunung. yang pernah menguasai Korea.” Ucap Yeon. Ji A kaget mendengarnya Roh gunung

“Tolong jangan lupa, salah satunya ada di depanmu.” Kata Yeon bangga. Ji A membenarkan kalau Yeon Mantan roh gunung.

“Kau dilengserkan, bukan?” ejek Ji A. Yeon menegaskan kalau berhenti atas kemauannya sendiri.

“Mungkin terdengar seperti membual, tapi tiga lainnya adalah roh kecil. Aku? Aku pemilik Baekdudaegan. Mengerti?” kata  Yeon. Ji A menganguk mengerti.

“Kenapa roh gunung di Desa Adat Korea?” tanya Ji A. Yeon memberitahu Semua makhluk mistis cenderung berkumpul di tempat ini.

“Ini tempat persembunyian yang layak. Haruskah kusebut kegilaan retro? Bagus untuk bernostalgia.” Jelas Yeon

“Apa ada makhluk lain di antara kita?” tanya Ji A melihat banyak orang yang bermain musik. Yeon pikir itu Mungkin saja. Ji A tak percaya mendengarnya.

“Kebanyakan kehilangan aromanya setelah berbaur dengan turis.” Jelas Yeon

“Lalu, bagaimana mencarinya?” tanya Ji A. Yeon pikir Tak perlu karena mereka cukup bersenang-senang saja.

“Dengan begitu, dia akan menemukan kita. Peramal sebelah sana. Ayo pergi” ucap Yeon mengajak Ji A pergi. Saat itu beberapa pemain seperti arwah melihat kedatangan keduanya. 




Yeon pergi ke sebuah tempat peramal. Si paman senang akhirnya ada yang datang.Ia mengaku  bisa membaca takdir, fisiognomi, kompatibilitas, dan kehidupan lampau. Dan bertanya mau lihat yang mana, Ji A sudah siap duduk dengan Yeon.

“Jika kau tahu semua itu,. kenapa kau bekerja di sini untuk 20 ribu won per-ramalan?” ejek Yeon.

“Ini Hanya untuk kesenangan.”kata Ji A lalu memberikan uang 20ribu won dalam mangkuk.

“Ramalkan kehidupan lampau.” Kata Ji A. Si peramal mencoba mencaritahu Kehidupan lampau.

“Bagus. Muda-mudi zaman sekarang cenderung tak terlalu peduli dengan kehidupan lampau” ucap Si peramal

“Tapi, kehidupan lampau sangat penting.”ungkap Yeon. Si peramal sibuk mengambil foto dengan ponselnya meminta agar Yeon tak bergerak.

“Apa Kau memakai aplikasi?” ucap Yeon heran. Peramal malu mengaku sangat mudah dikatakan.

“Ada yang tampak istimewa darimu sejak masuk.” Kata Si peramal. Ji A kaget kalau menunjuk dirinya.


“Di kehidupan lampaumu, kau anggota keluarga kerajaan. Kau seorang putri.” Kata si peramal sedikit melirik. Yeon kaget kalau Hasilnya itu dan ingin tahu tentang dirinya.

“Kau... Jadi... Astaga, kau mantan buruh. Kau mati saat membangun Jembatan Hangang.”ucap si peramal

“Jika hanya bicara omong kosong, katakan hal bagus juga.”keluh Yeon. Peramal menyuruh agar beli jimat. Yeon mengeluh dan mengajak Ji A pergi.

“Kalian sebaiknya tak bersama. Jika bersama, salah satu dari kalian akan mati.” Ucap si peramal. Yeon kaget mendengarnya.

“Kalian berdua sebaiknya tak pernah bertemu sejak awal” kata Si peramal. Yeon tak peduli dan langsung berjalan pergi. 



Di desa ada sudah banyak orang yang lau lalang seperti ada dizaman kerajaan. Rang sibuk makan di sebuah tempat lalu bertanya ada penjual Di mana peramal. Si penjual memberitahu kalau harus berjalan jauh ke sana. Rang mengeluh kalau jaraknya jauh dan harus berjalan di cuaca panas ini.

“Tak ada taksi.” Ucap Rang. Si pedang menunjuk ada taksi disana.   Rang melihat beberapa orang yang siap membawa tandu sebagai taksi. Ia pun akhirnya menaiki taksi layaknya pejabat di masa kerajaan. 


Ji A mengeluh kalau mereka hanya buang-buang uang. Yeon bingung Dia bicara omong kosong atau tidak dan membuatnya penasaran saja. Ji A menceritakan kalau Kepala Timnya diramal dengan pacarnya sebelum menikah.

“Lalu, peramal menanyakan kenapa begitu lama bertemu dengannya. Katanya mereka memang ditakdirkan. Katanya mereka akan hidup bahagia selamanya, tapi hanya berlangsung satu tahun.” Kata Ji A

“Mereka bercerai?” tanya Yeon. Ji A membenarkan dan menbgaku Lagipula tak memercayai hal semacam itu.

“Kalau hal semacam itu benar, angka perceraian di negara ini...” kata Ji A dan tiba-tiba panah mengarah padanya. Yeon dengan siaga bisa menangkapanya.

“Siapa yang menembak?” ucap Ji A panik Yeon pikir Menurut Ji A siapa yang akan menggunakan cara klasik untuk mengajaknya berkencan.

Yeon membaca surat di dalam panas [Temui aku di kantor pemerintah.- Satto] Ji A kaget kalau "Satto" yang mengirimkanya. Yeon pun mengajak Ji A pergi. 


Peramal sibuk dengan ponselnya seperti sedang bermain games, Rang datang dengan membawa kopernya. Peramal bertanya Siapa yang datang dan apakah untuk diramalkan keberuntungan. Rang menjawab Untuk hal lain.

“Apa Kau butuh jimat?” tanya si peramal. Rang pikir harus jujur tahu siapa peramal itu yang sebenarnya.

“Apa Gumiho berkumpul di sini hari ini?” keluh si pria akhirnya memperlihatkan matanya ternyata hanya bagian putih saja. Rang terlihat bingung.

“Lupakan jika aku keliru.” Ucap Si peramal. Rang bisa mengendus bau dan tahu kalau Yeon datang ke sini.

“Langsung ke intinya. Pelanggan mungkin datang kapan saja.” Kata peramal.

“Kau punya barang untuk melihat kehidupan lampau, bukan?” ucap Rang. S peramal pun sibuk mengeluarkan dari tasnya.

“Mari lihat... Alis harimau...  Astaga. Ini...” ucap Peramal mengelurkan pedang dan menurutnya ini bukan.

“Di mana, 'ya? Astaga. Topi goblin... Mari keluarkan emas. Di mana... Kejutan.” Ucap Peramal mengeluarkan kacamata.

“Setiap barang yang hilang dari dunia ini ada di tas ini.” Ucap si peraamal bangga.

“Berikan itu padaku.” Kata Rang. Si peramal menegaskan kalau iniTidak gratis.

“Ini. Bagaimana menurutmu?” ucap Rang memperlihatkan uang dalam koper.  Si peramal terkesima tapi akhirnya mengumpat Rang yang bodoh.

“Kalau bisa dibeli dengan uang, menurutmu, kenapa ini menghilang? Coba Lihat. Hilang lagi.” Ucap Si Peramal menyembuyikan kacamata dalam bajunya. 



Yeon masuk ke tempat seperti kantor pemerintahan dalam drama, dan berkomentar Tempat ini tak berubah sama sekali. Ji A binggung. Yeon berteriak meminta agar Satto Keluar. Seorang keluar dengan pakaian pejabat dan menyapa Yeon yang sudah lama tak bertemu.

“Wajahmu semakin pucat.” Komentar Yeon. Satto ingin tahu alasan Yeon datang

“Aku datang untuk mencari seseorang. Bukit Rubah ada di bawah yurisdiksimu, 'kan?” kata Yeon

“Kau melakukan hal semacam itu untuk manusia?” kata Satto. Yeon menatap Ji A mengaku bahkan bersedia berbuat lebih banyak.

“Adik rubahku mati. Dan ternyata, pria yang membunuhnya tepat sebelum pernikahannya adalah mantan roh gunung.” Kata  Satto.

“Dan pria yang membantunya bersembunyi setelah dia memakan semua hati itu juga mantan roh gunung.” Kata Yeon

“Hidup sebagai manusia saja sudah cukup sulit. Tapi kau merenggut nyawa dari semua penderitaan itu...” balas Satto.

“Yang kulakukan hanyalah memburu mereka yang membawa kekacauan ke dunia ini dan tak pantas hidup di antara manusia. Kau dan aku punya tujuan berbeda.” Ucap Yeon

“Kalau begitu, tak ada yang bisa aku beritahukan.” Kata Satto. Yeon pikir datang untuk mendapatkan apa yang dinginkan.

Beberapa prajurit datang dan langsung menutup pintu. Yeon dan Satto saling menatap. Satto pikir Saat ini, Yeon harus mendahulukan keselamatan.




Di ruangan peramal, Rang masuk duduk di depan peramal yang sibuk bermain ponsel. Si peramal memberitahu kalau Rang  tak bisa memberi harga pada barang kepunyaannya. Rang menantang bagaiaman Kalau diambil paksa darinya.

“Kalau begitu, kau akan tersedot ke dalam tas ini. Kalau penasaran, cobalah.” Ucap Peramal memperlihatakan seperti lubang yang tak bisa keluar

“Kau ingin apa?” kata Rang. Peramal mengajak untuk berbisnis dengan meminta barang yang paling berharga bagi Rang sebagai imbalan.


Rang keluar dari rumah peramal dan memikirkan tentang “Barang yang paling berharga bagiku?” lalu mencoba menelp. Saat itu Yeon akan berkelahi menarik Ji A ke sisi lain meminta agar bisa menunggu karena cukup lima menit.

“Jangan sampai terluka.” Ucap Ji A dengan wajah khawatir. Yeon pun akhirnya berkelahi dengan banyak prajurit.

Salah satu prajurit akan menyerang Ji A, Yeon pun langsung mengambil tombak dan ingin melemparnya. Tapi Satto bisa menahan dengan tanganya.

“Terlalu sulit membuat ini cocok untuk anak-anak. Bagaimana? Haruskah kita buat rating dewasa?”ucap Yeon

“Aku tak mengizinkan kematian.” Kata Satto. Yeon menegaskan kaalau tak mengizinkan bedebah kasar seperti dia. Satto pun menyetujuinya.

“Jangan membuat malu pertarungan. Silakan pergi ke sana.”ucap Satto. Ji A bingung

“Aku tak begitu lemah hingga aku butuh sandera.” Kata Satto. Yeon memberitahu Ji A kalau tak apa-apa menurutnya Satto  hidup untuk terlihat keren jadi santai dan Itu disebut punya kebanggaan. Akhirnya Ji A duduk disamping Satto melihat Yeon yang berkelahi. 



Ji A gugup melihat Yeon terluka dibagian lehernya, Satto bertanya apakah Ji A menyukai rubah atau tersihir.  Ji Ah bingung dan bergumam dalam hati “Apa arti Yeon bagiku?”dan menatap terus Yeon yang sedang berkelahi.

“Aku menggunakan Yeon. Aku menandatangani kontrak dengannya untuk menemukan keluargaku. Aku mendorongnya ke dalam bahaya untuk mendapatkan informasi darimu.” Ucap Ji A

“Aku suka kejujuranmu.” Komentar Satto. Ji A merasa  tak butuh semua itu sekarang.

“Aku ingin membunuh kau dan mereka, lalu cepat pulang. Dia terluka tiap pergi ke mana pun karena aku” ucap Ji A sedih

“Sepertinya hidupmu juga tak mudah.” Ucap Satto. Ji A merasa  tak peduli.

“Kalau jalan setapak bau busuk, aku cukup menanam bunga di sepanjang jalan.” Kata Ji A

“Kau orang yang menarik. Seperti yang kudengar. Namun, kau akan menyesal mendatangiku.” Kata Satto. Ji A menatap bingung. 




Tuan Hyun baru saja datang membawa topppoki terdengar terikan sang istir. Nenek Yeong berteriak marah di telp “Berandal macam apa? Berandal macam apa yang bawa ponsel ke Neraka Kegelapan?” Tuan Hyun ketakutan menaruh toppoki diatas meja dan bergegas pergi ketakutan.

“Apa Malaikat maut bisa bilang itu? Diam! Temukan pemiliknya dan siksa dia!” teriak Nenek Yeon dan langsung menutup telpnya. Ia pun mengeluh kalau Semuanya menjadi lunak lalu mulai makan toppoki.

“Ini sama sekali tak pedas.”komentar Nenek Yeon dan berteriak memanggil suaminya. Tapi Tuan Hyun tak datang. Ia pun kesal dengan suaminya Padahal lagi sibuk tapi malah pergi. 


Semua prajurit bisa di lawan oleh Yeon, akhirnya Satto melawan Yeon dengan pedang. Tiba-tiba Satto mengelurkan cermin dan pedang langsung mengarah pada Ji A. Yeon bisa dengan cepat menahan pedang sebelum menyentuh Ji A.

“Cermin bulan... Kau mencoba membunuh seseorang dengan salah satu dari empat permatanya empat roh gunung yang dimaksudkan untuk melindungi semua ciptaan?” ejek Yeon

“Lalu, apa manik rubahmu melindungi semua ciptaan Atau melindungi satu orang?” kata Satto

“Bagaimana kalau kita bertarung dengan tangan kosong?” ucap Yeon. Satto pun setuju dan akhirnya mereka berkelahi lagi. 


“Hatinya sepertinya hancur jika kau terluka. Apa arti dia bagimu?” ucap Satto menatap Yeon yang ada didepanya.

“Kau harus tanyakan itu setelah minum dua botol soju. Semuanya tahu itu.” Ucap Yeon marah. Keduanya saling memukul layaknya pria.

“Kau kesal. Kau pasti tulus kepadanya.” Kata Satto. Yeon menyuruh Satto agar menutup mulutnya.

“Kau bodoh, Yeon.. Bagaimana bisa kau mencintai manusia lagi?”kata Satto. Yeon mengeluh lelah dan meminta agar Jangan bicara begitu. Satto mencoba agar bisa membanting Yeon tapi tak kuat.

Yeon akhirnya bisa membanting Satto dan yakin kalauharus berakhir seperti ini, Satto yang kelelahan merasa Begitulah caranya hidup. Yeon kesal Satto yang tak berubah sama sekali. Ji A buru-buru menghampiri Yeon.

“Coba lihat.. Sudah kubilang jangan sampai terluka” kata Ji A. Yeon mengaku tak apa karena hanya tergores.

Yeon akhirnya menarik Satto untuk bangun dan mengajak  minum Es Americano. Satto mengeluh kalau tak minum Es Americano. Ji A binggung melihat keduanya seperti berteman padahal sebelumnya berkelahi.

“Biarkan kuperkenalkan secara resmi. Dia roh gunung seperti yang kukatakan, dan dia sahabatku. Identitas aslinya adalah beruang bulan.” Ucap Yeon. Satto pun menatap Ji A.




Di restoran, Tuan Hyun melihat ponselnya ada nama NENEK tapi tak bisa diangkat.  Nyonya Kim menyuruh agar menerimanya, Tuan Hyun mengeluh kalau tak bisa hidup seperti ini lagi. Nyonya Kim mengejek kalau Tuan Hyun itu lagi.

“Aku kaget dan bangun di tengah malam. Jantungku berdegup kencang saat memikirkan istriku, dan aku mengompol.” Ungkap Tuan Hyun ketakutan.

“Aku tak ingin dengar soal inkontinensia orang tua. Wajar jika pasangan terperosok setelah bersama selama berabad-abad.” Kata Nyonya Kim. Tuan Hyun menebak Ennui


“Bahkan Gyeonwu dan Jiknyeo yang pasangan favorit semua orang, sedang memperdebatkan ketahanan hubungan.” Kata Nyonya Kim. Tuan Kim pikir itu pantas saja.

“Itulah alasan akhir-akhir ini tak turun hujan di Chilseok.” Kata Tuan Hyun. Nyonya Km pikir agar Tuan Hyun jujur saja.

“Tidak, aku takut. Kemewahan abadi apa yang ingin kunikmati setelah aku menikah dengan adik Raja Hades?” kata Tuan Hyun sambil terus menghela nafas. 



Di meja lainya, Yoo Rin heran  Kenapa harus makan ini. Shin Joo memberitahu kalau samgyetang Baik untuknya dan lezat. Yoo Rin pun ingin tahu alasan Shin Joo membelikan ini. Shin Joo merasa Sepertinya sedikit salah menilai Yoo Rin.

“Bagaimana jika kau tak salah menilaiku?” kata Yoo Rin yang merasa jadi rubah yang jahat.

“Berdasarkan pengalaman, tak ada orang jahat yang mengasihani hewan yang tak berdaya.” Kata Shin Joo

“Aku membencimu... Apa Kau tuli? Aku membencimu.” Kata Yoo Ri melihat Shin Joo hanya tersenyum.

“Meskipun membenciku, aku yakin kau akan menyukai samgyetang. Cobalah.” Kata Shin Joo

“Padahal aku bilang membencimu, kenapa kau tersenyum seperti orang bodoh? Aku diajari bersikap kejam kepada mereka. yang tak bisa mengeluhkan penderitaan bahkan jika digigit sekali pun.” Kata Shin Joo

“Kau sangat mirip dengan hewan peliharaan yang kutemui. Mereka yang dianiaya dan ditelantarkan menggigit meski itu tangan yang memberi mereka makan. Itu karena mereka tak tahu cara dicintai.” Kata Shin Joo. Yoo Ri kesal meminta Shin Joo agar menutup mulutnya. 



Rang keluar dari rumah peramal memikirkan Barang yang berharga dan mencoba menelp. Yeon melihat ponselnya adiknya menelpnya tapi tak mengangkatnya.  Rang tak percaya kakaknya tak mau mengangkatnya. Sementara Yeon sedang duduk dengan Satto dicafe makan macaaron dan ice americano.

“Dia bahkan makan macaron.” Ucap Ji A tak percaya melihatnya. Satto memberitahu Mereka menyajikan kue beras renyah dan yakgwa basah.

“Baiklah. Bagaimana akhir-akhir ini?” Kau punya keluarga besar untuk dihidupi.” Ucap Yeon

“Upah minimum sudah dinaikkan dan aku mengambil pinjaman untuk membeli rumah. Kecuali karakter dari dongeng, yang mengeluh gangguan panik, tak apa-apa.” Ucap Satto

“Pasti kau kesulitan.” Kata Yeon. Satto memberitahu kalau Aharus segera menghadiri pesta ulang tahunnya. Yeon buru-buru mengeluarkan ponselnya.

“Kau pernah melihat orang-orang ini? Mereka menghilang 21 tahun lalu. Tak apa meski hal kecil. Jika kau tahu sesuatu...” ucap Ji A memperlihatan foto ayah dan ibunya.

“Tanggal 3 bulan 3 di kalender lunar?” ucap Satto. Ji A membenarkan kalau Itu tanggal kejadian kecelakaan mobil.

“Di awal bulan 1, pria dengan jas biru tua datang menemuiku. Dia menceritakan kecelakaan yang akan terjadi pada hari itu di Bukit Rubah.” Ucap Satto.

“Jas biru tua? Apa Maksudmu dia sengaja menyebabkan kecelakaan itu? Lalu?” tanya Ji A penasaran.

“Aku tak terlibat dalam peristiwa yang bisa merugikan manusia. Aku juga tak meminjamkan salah satu anak buahku padanya.” Kata Satto.

“Siapa dia?” tanya Ji A. Satto berkomentar Awalnya,mengkira dia hanya berpenampilan manusia Tapi bukan.

“Lalu, apa?” tanya Yeon. Satto menjawab Dia adalah manusia. Yeon memastikan ucapan Satto.

“Itulah yang kucium.” Kata Satto. Ji A meminta agar menceritakan semua yang kau ingat tentang dia.

“Wajahnya begitu samar dalam ingatanku. Aku mungkin tak akan mengenalinya. Penampilannya sangat sederhana. Tapi dahinya... Meski samar,. dahinya punya tanda Mukhyeong.” Ucap Satto 




[MUKHYEONG / STIGMATISASI MANUSIA: SEJENIS HUKUMAN]

“Mukhyeong? Yang dilakukan pada penjahat? Tulisannya?” tanya Ji A.  Satto menjawab "Seo" seperti barat dan "Gyeong" seperti Seoul.

“Seogyeong. Mukgyeong menunjukkan bahwa ia lahir sebelum era Dinasti Joseon.”  Kata Ji A. Satto menganguk

“Kira-kira, di mana dia sekarang?” ucap Yeon. Satto pikir Mungkin di tempat yang tak jauh. Ji  tak mengerti Apa maksudnya.

“Karena orang tua bukanlah sasaran kecelakaan. Putrinya adalah target awal awal.” Kata Satto.

Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar