PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini
Di sebuah
gunung, Yeon tinggal dengan seekor
harimau dan terlihat hidup dengan tenang.
“Jika
harus menceritakan tentang masa ini, inilah masa kejayaanku. Aku penunggu
Baekdudaegan, dan roh gunung yang bisa mengendalikan angin dan hujan.”
“Aku
Gumiho yang berada di tingkat yang berbeda dari rubah campuran dalam
"Korean Ghost Stories".
Yeon
sedang istirahat bersadar di pohon, tiba-tiba seorang anak kecil berani
mengelus kepala Yeon. Yeon membuka matanya sambil mengumpat kalau anak itu
ingin mati. Si anak berkomentar kalau ini aneh sekali karena Sapsalinya di
rumah suka saat melakukan ini.
“Dasar
berandal. Kau tahu siapa aku?” ucap Yeon marah. Si anak tahu kalau Yeon itu rubah dan ia adalah A-eum.
“Andai
punya satu kesempatan untuk memperbaiki masa laluku, aku tidak akan ragu untuk
kembali ke momen ini. Agar anak ini tidak pernah menemukanku.”
A Eum
berjalan dengan membawa payung merah dan saat itu A Eum pun berubah menjadi
lebih dewasa. Yeon terlihat mengeluh Ae eum yang tidak pernah lupa dan ke sini
setiap hari. A Eum memberikan payungnya untuk Yeon.
Mereka
pun terus bersama, seperti pasangan yang kemanapun selalu berdua. Mereka
berlatih memanah dan mereka saling jatuh cinta dan berciuman.
“Seseorang
pernah bilang, ini skandal langka yang mengguncang Baekdudaegan. Bagaimana bisa
roh gunung menyukai manusia? Jika itu terjadi sekarang, pasti akan ada sidang,
tapi aku tetap menyukainya.Aku suka dia ada di hutanku.”
“Sesuai
dugaanmu, kisah cinta ini berakhir dengan tragedi. Seseorang mencuri nyawanya. Jika
dia menyeberangi Sungai Styx, aku tidak akan bisa menemuinya lagi. Aku tidak
bisa menahannya, tapi juga tidak bisa melepaskannya. Karena itu, kuputuskan untuk
menyalahgunakan kekuasaanku.”
A Eum
akhirnya meninggal dan Yeon pun terlihat sangat sedih dengan wanita yang
dicintainya. Akhirnya A Eum pun akan dibawa ke alam baka, Yeon berlari dan akhirnya menghentikan
perahu dengan membekuan aliran air.
Wanita
yang berdiri didepan sangat marah dengan Yeon.
Yeon tak peduli mendekati A Eum yang duduk di perahu. A Eum hanya bisa
menangis melihatnya. Yeon pun mendekati A Eum dan memegang wajahnya.
“Lahirlah
kembali... Aku akan menemukanmu apa pun yang terjadi.” Ucap Yeon sambil menangis lalu memberikan sebuah tanda
pada Ae Eum, keduanya pun berciuman sebelum berpisah dan Yeon memberikan .
“Aku
bertemu seseorang yang mirip dengannya beberapa kali,”
Yeon
sedang ada di jaman Joseon, melihat
seorang wanita yang berlari ketakutan mengendong bayi. Ia melihat wajah yang
sama dengan A Eum tapi bukan jiwanya.
Di masa
berikutnya, Yeon melihat sosok wanita
yang duduk dicafe, saat memanggillnya. Ternyata hanya wajah A Eum tapi bukan
itu yang dicari.
“tapi
mereka tidak punya marmer rubah pemberianku.”
Saat ke
rumah Ji A, Yeon pun bertanya “Apa kau A-eum?” Ji A yang ketakutan pun akhirnya
hanya diam saja. Dan Yeon pun yakin kalau bukan A-eum. Ia mendekati Ji A untuk
membiasikan sesuatu.
“Lupakan
semua yang kau lihat hari ini. Jika tidak, aku akan membunuhmu.”
***
“Selama
ini aku menunggumu.” Ucap Ji A yang berhasil diselamatkan, lalu sebuah botol
kecil jatuh. Ji A menusukan jarum suntik ke leher Yeon. Yeon kaget memegang
lehernya.
“Mungkin
seharusnya aku membunuhnya saat itu.” Gumam Yeon merasa menyerah. Ji A pun
terlihat bisa menang melawan Yeon.
[Episode
2. Selama Ini Aku Menunggumu]
Yeon
akhirnya tersadar setelah terkena obat tidur,
lalu melihat Ji A yang ada didepan matanya. Ia pun mengumpat Ji A yang
ingin mati ditanganya. Ji A pikir Jika takut mati tak akan minum teh di rumah
Yeon dan menawarkan teh.
“Kau
menyebabkan masalah besar, tapi menawariku minum teh?”ucap Yeon marah
“Saat
pria dan wanita melakukan kontak fisik, bukankah biasanya mereka minum teh dan
makan bersama? Tidak ada lagi yang peduli pada orang yang mulia dan suci.” Ucap
Ji A
“Entah
mereka peduli atau tidak, jika kau dirugikan, bukankah lebih baik menurunkan harga
diri atau martabatmu dahulu?” kata Yeon
“Dengarkan
aku dahulu sebelum kau memutuskan siapa yang dirugikan.”kata Ji A
“Baik,
tapi jika perasaanku tidak berubah setelah mendengar perkataanmu, kau pasti
akan membayar harga karena mengujiku.” Kata Yeon. Ji A memikirkan Harga
“Matamu.Aku
akan mengambil mata yang melihat hal yang tidak seharusnya.”kata Yeon. Ji A pun
Setuju.
Rang dan
Yoo Ri sampai di depan Aula Pemakaman Eunha dan siap-siap akan turun. Rang lalu
mengeluh Yoo Ri ingin pamer bahwa ia adalah rubah. Yoo Ri bingung. Rang
menunjuk kalau Yoo Ri mengeluarkan ekornya Yoo Ri kaget dan langsung
menyembunyikanya.
“Kau Nona
Ki Yoo-ri, direktur Moze?” sapa seorang pria ketika membuka pintu mobil. Yoo Ri
membenarkan.
“Aku
ingin berbelasungkawa pada keluarga korban kecelakaan bus.” Ucap Yoo Ri. Si
pria pun mengucapkan Terima kasih sudah datang ke sini dan mengantarnya.
“Biasanya
berapa uang duka yang diberikan putri pimpinan?” tanya Yoo Ri saat berjalan
masuk.
“Kenapa
kita di sini?” tanya Rang. Yoo Ri menjawab Karena Rang membunuh orang-orang itu.
“Kita di
sini untuk menyaksikan kemalangan keluarga. Kau harus membayar harga yang
pantas untuk hiburan, bukan?” ucap Yoo Ri dengan wajah bahagia
“Kalau begitu,
akan kuberi sebanyak ini dan menyaksikan mereka semalaman.” Kata Yoo Ri
memperlihatkan dua gepong uang didalam tasnya. Rang pun tersenyum setuju.
Keduanya
duduk di meja makan berhadapan. Ji A pikir Yeon terlihat persis seperti 21 tahun lalu. Yeon
pikir Ji A akan bertanya bagaimana bisa
awet muda. Ji A ingin tahu siapa Yeon itu. Yeon Pun mengaku sebagai Gumiho.
“Rubah
dalam wujud manusia?” ucap Ji A santai dan hanya ingin memastikan.
“Kau
tidak terdengar terkesan. Manusia biasa setidaknya harus berteriak sedikit.”komentar
Yeon.
“Tidak.
Aku tahu akan ada makhluk sepertimu di suatu tempat di dunia ini. Aku sudah lama
bekerja di acara tentang mitos perkotaan untuk menangkapmu.” Ucap Ji A
“Kurasa
kau tidak bisa memutuskan siapa yang menangkap siapa sebelum mendengar cerita
lengkapnya.” Kata Yeon
“Di hari
kita bertemu di Yeou Gogae 21 tahun lalu, apa yang terjadi?” tanya Ji A
penasaran.
“Aku mengikuti
bau darah dan berakhir menyelamatkan seorang anak. Sekarang anak itu bersikap
kurang ajar kepada orang yang membantunya.” Ucap Yeon
“Apa Kau
menyelamatkanku? Kenapa... ” ucap Ji A tak percaya. Yeon mengaku mengingatkannya pada seseorang tapi
keliru.
“Bagaiman
orang tuaku?” ucap Ji A penasaran. Yeon pkir keduanya mati. Ji An menegaskan Tapi
tidak ditemukan mayat.
“Hanya
kau petunjuk yang kumiliki... Kumohon.” Ucap Ji An. Yeon pun baru tahu kalau Ji
A kehilangan orang tuanya.
“Maaf,
tapi aku sama sekali tidak tertari pada kenangan masa kecilmu.” Ucap Yeon
“Maaf,
tapi kau mungkin tidak mau ini tersebar. Jika semua berjalan sesuai rencana,
ini akan tayang Rabu malam. Aku akan memastikan wajah tampanmu tidak diburamkan.”
Kata Ji A memegang USBnya.
“Bagaimana
kau bisa memegang diska lepas itu selagi jatuh? Apa maksud semua ini?” tanya
Yeon
“Kau
tidak bisa dikalahkan. Kau juga tidak terpengaruh oleh hukum. Tapi aku putus
asa.” Kata Ji A.
Yeon
mengaku berbeda lalu berdiri menatap Ji A dan langsung menaruh tanganya. Saat
itu mata Ji A pun berubah memutih. Yeon
menegaskan kalau Hanya yang kuat yang bisa mengancam orang lain itu seperti
ini.
“Kau
salah. Aku tidak mengancammu, tapi mengambil risiko. Rubah selalu membalas
budi, bukan?” ucap Ji A akhirnya menjatuhkan USB nya kedalam cangkir.
“Aku
tidak peduli kau rubah atau manusia. Aku akan menghapus semua yang kulihat dan
kudengar. Tapi sebelumnya,aku harus menemukan orang tuaku.” Ucap Ji A memohon.
Di
ruangan, beberapa foto korban disatu dalam ruangan dengan nama Park Mun-sik,
Lee Jeong-a,Yin Myung-suk, Kim Hyeon, Kwak Ki-dong. Rang menungu diluar sambil
mengamati sekeliling, Yoo Ri pu sedang memberikan hormat dan mengaku turut
berduka cita. Tiba-tiba seseorang keluara meihat Rang dan langsung
menghampirinya.
“Sedang
apa kau di sini?” ucap Si pria. Rang bingungbertanya apakah mengenalnya.
“Pasaraya
Moze. Apa kau Ingat?” kata si pria. Rang pun bisa mengingatnya.
Flash Back
Di depan
“Air Mancur Keberuntungan, Pasaraya Moze” Si pria mencoba untuk meleparkan koin
tapi tiba-tiba Rang tak sengaja mendorongnya. Koin dari tangan si pria pun
hanya terjatuh di kolam. Rang pun meminta maaf.
Si pria pun mencari lagi koin yang lain tapi tak menemukan.
Rang
langsung memperlihatkan koin ditanganya.
Si pria pun mengambil satu koin lalu mengucapkan Terima kasih dan
melemparnya tapi tak masuk. Rang pun menawarkan koin lagi. Si pria pun
mengambilnya kembali.
“Apa
keinginanmu?”tanya Rang yang bisa meleparkan koin tepat dicawan. Si pria balik
bertanya apa keinginan Rang.
“Aku
punya kakak. Aku berharap dia akan menderita seumur hidupnya. Dia berengsek.
Kukira aku akan baik-baik saja asal tidak bertemu dengannya, tapi aku salah.”
Ucap Rang penuh amarah
“Aku
tidak bisa tidur saat malam. Jadi, kurasa aku akan terus mengikutinya sampai
salah satu dari kami mati. Lalu Apa keinginanmu?” kata Rang yang membuat si
pria melonggo karena berhasil melempar koin tanpa melihat.
“Aku berharap
akan menikahi pacarku.” Kata Si pria. Rang berkomentar kalau itu Sangat
sederhana.
“Tapi
orang tuaku tidak merestuinya.” Ucap si
Pria. Rang dengan senyuman liciknya pun menawarkan diri untuk
membantunya.
“Bagaimana
kau bisa membantuku?” tanya si pria bingung. Rang menjawab kalau Bisa dibilang
adalah keajaiban.
Rang
tersenyum langsung memberikan Selamat atas pernikahan si pria karena Kini tidak
ada yang menghalanginya. Si pria terlihat marah bertanya Apa itu perbuatan Rang
yang membuat orang tuanya.. Rang mengelak kalau itu Tidak mungkin dan mengejek
Si Pria itu suka berkhayal.
“Lantas,
apa maksud koin itu?” tanya Si pria. Rang hanya berkomentar kalau ia hanya
beruntung begitu juga si pria dan langsung berjalan pergi. Si pria terlihat
sangat sedih.
Yeon
memberikan botol obat dan memberitahu Shin Joo kalau Ji A memilikinya. Shin Joo
tak percaya kalau ini obat Anestesi lalu berteriak marah karena Ini upaya pembunuhan. Yeon meminta untuk
Duduk dan jangan berlebihan karena mengganggu orang lain.
“Baiklah.
Aku akan lebih berhati-hati. Omong-omong, kenapa ingatannya tidak hilang?” kata
Shin Joo
“ Itu
langka, tapi sebagian orang tidak terpengaruh oleh keterampilan kita. Seperti
dukun wanita itu..” Komentar Yeon sambil makan es krim.
“Tapi kau
tetap membiarkannya, bahkan mengembalikan matanya?” ucap Shin Joo
“Peraturan
harus dipatuhi.” Tegas Yeon. Shin Joo mengeluh temanya membalas budi
“Kita
tidak bisa terikat kontrak primitif ini selamanya!” keluh Shin Joo Yeon pikr
kalau Shn Joo membalas utang budinya.
“Itu
kuno, tapi romantis. Itu martabat rubah.” Tegas Yeon . Shin Joo pikir Itu juga
kutukan.
“Makin banyak utang budi kita, kita menjadi makin dikendalikan. Kau merasa terganggu karena dia mirip A-eum?” ucap Shin Joo khawatir.
“Aku bertemu banyak orang yang mirip dengannya selama ratusan tahun. Aku mengawasi mereka sampai kematian mereka. Mereka tidak punya marmer rubah.” Ucap Yeon. Shin Joo merasa sedih mendengarnya.
“Shin-Joo, jangan berekspresi begitu. Kau terlihat jelek.” Ejek Yeon. Shin Joo pun hanya diam saja.
Di rumah,
Ji A menonton video bersama ayah dan ibunya. Sang ibu merekam dengan handy cam
menyuruh suaminya agar memberikan gimbap pada anaknya. Ayah Ji A mengeluh
bosan.
“Hentikan
itu dan bermainlah dengan Ayah sekarang.” Kata Ayah Ji A tapi Ji A tetap akan mengalahkan rekor
Ayah.
“Baiklah.
Coba kalahkan rekor ayah.” Kata Ayah Ji A memberikan rubik pada Ji A. Tapi saat Ji A akan selesai sang ayah
menjahilinya.
“Ibu,
Ayah curang.” Keluh Ji A. Sang ayah tertawa tapi akhirnya memminta maaf
“Sebagai
permintaan maaf, ayah memberimu gimbap yang ayah buat khusus untukku. Makanlah
ini.” Ucap Ayah Ji A.
Mereka
terlihat bahagia didalam video, Ji A yang menontonya pun hanya bisa menahan
tangis karena sekarang hanya tinggal sendiri saja.
Ji A
mematikan TV dan akan pergi tidur, tapi tiba-tiba terihat gambar ayahnya
didepan layar. Sang ibu membawa sesuatu didatangan seperti bola berwarna hitam.
Tiba-tiba benda yang ada ditangan ibunya gulir keluar dari layar.
Ji A
mengambilnya dan melihat kalau itu adalah tengorak dengan rambut hitam. Ia pun
berteriak histeris dan terbangun dari tidur. Ia melihat sekeliling memastikan
kalau semuanya tadi hanya mimpi.
Tuan Hyun
pun mengumpulkan semua arwh memberitahu kalau mereka meninggal karena kecelakaan bus di Yeou
Gogae. Di papan terlihat “Panduan ke Dunia Bawah untuk Orang Mati. Taluipa pun
ikut melihat arwah yang datang.
“Malaikat
Maut pasti sudah memberi tahu kalian,jadi, aku lanjut saja. Sekarang, kalian
akan bertemu hakim akhirat dan mengadili dosa-dosa yang kalian lakukan selama
hidup.” Ucap Tuan Hyun
Di papan
terlihat “Contoh studi yang bagus. "Along with the Gods" Apa itu Dunia
Bawah Tanah dan akhirat?”
“Jangan
takut. Jika kalian menjalani hidup dengan baik, tidak perlu takut. Kalian tahu Raja Yeomra, bukan?” ucap Tuan
Hyun memperlihatkan papan “Tipe Sepuluh Dunia Bawah Tanah”
“Istriku
di sana adalah adik Raja Yeomra. Dia tidak terlihat seram, bukan? Tapi aku
sangat takut padanya.” Ungkap Tuan Hyun.
“Dasar
tua bangka. Seharusnya aku lubangi lidahnya.” Ucap Taluipa. Saat itu Yeon pun
datang mengajak Taluipa harus bicara.
***
Ji A
masuk ke dalam gedung, seorang petugas menayap Ji A dengan senyuaman. Ji A
menelp rekan kerjanya memberitahu kalau ada di lantai satu dan bertanya Siapa
yang mau kopi. Sementara Yeon dan Taluipa duduk bersama.
“A-eum
dilahirkan kembali, bukan?” tanya Yeon memastikan. Taluipa hanya diam saja.
Yeon pun menyimpulkan kalau dugaanya benar.
“Meski
menemukannya sekarang, kau bisa apa?” kata Taluipa. Yeon dengan penuh amarah
mengatakan akan membalas dendam.
“Karena
dia, aku harus menjalani layanan wajib selama 600 tahun...” ucap Yeon
“Jika
berbohong, kau akan masuk Dunia Bawah. Apa Kau ingin dipanggang di sana?” ucap
Taluipa. Yeon langsung ketakutan.
“Tidak.
Gaya rambut pria sangat penting. Rambut cokelat merahku.” Kata Yeon memegang
rambutnya dengan bangga.
“Kau
dahulu roh gunung, duduk di puncak dunia. Sekarang lihat dirimu.” Ejek Taluipa.
“Cukup
dengan nostalgia. Jadi Di mana?” kata Yeon. Taluipa mengeluh kalau tak mungkin
bisa tahu.
“Kau bisa
meramal. Kau bisa melihat semuanya.” Ucap Yeon. Taluipa pun bertanya, apakah
Yeon tahu Apa ada kemungkinan dia lahir dengan wajah yang sama.
“Hei.
Reinkarnasi selalu acak. Semoga dia tidak dilahirkan sebagai lelaki.” Kata
Taluipa
“Astaga...
Laki-laki atau perempuan, cantik atau jelek. Aku tidak peduli asalkan dia lebih
muda dari 60 tahun.” Kata Yeon
“Meski
usianya di atas 60, dia bayi dibandingkan denganmu.” Kata Taluipa. Yeon
berpikir tak seperti itu.
“Dia
mungkin akan segera mati dan kami butuh waktu untuk bertemu lagi.” Ucap Yeon.
Ji A
berjalan dengan Sae Rom dan juga Jae Hwan menunggu lift. Sae Rom melihat Ji A
yang tampak sangat lelah, Ji A mengaku melihat mayat dalam mimpinya. Sae Rom
pikir itu risiko pekerjaan. Jae Hwan akhirnyaikut mengobrol.
“
Sebenarnya, aku juga melihat wanita dalam mimpiku. Dia menangis sambil
mengenakan gaun hitam.” Ucap Jae Hwan.
“ Hantu
wanita?” tanya Sae Rom. Jae Hwan menjawab kalau itu bukan. Tapi Sa Ram adalah
orangnya,
“Yang
benar saja. Menakutkan. Benarkah itu aku?” tanya Sae Rom memastikan. Jae Hwan
membenarkan.
“Karena
gigiku copot dalam mimpiku.”ucap Sae Rom. Jae Hwan pikir itu pertanda buruk
“Kau
bilang tidak percaya hantu, tapi percaya pada mitos. Jangan khawatir. Mimpi
gigimu copot artinya kau akan kaya.” Ucap Ji A memastikan.
Sae Rom
pun mengucap syukur. Saat itu petugas yang berdiri dibelakang meminta izin agar
bisa membeli mimpi itu. Sae Rom bingung. Si petugas mengaku ingin membeli tiket
lotre.
Taluipa
berpesan pada Yeon agar Jangan mencarinya. Yeon melonggo bingung. Taluipa
memberitahu kalau A Eum akan mengubah takdirnya lagi. Yeon mengaku tidak peduli
dan meminta agar Taluipa Berhentil mengomeli suaminya.
“Jangan
makan makanan pesan antar. Kulitmu akan makin parah. Tadi aku mampir beli ini. Aku
akan pergi lama.” Kata Yeon menaruh hadiah diatas meja. Taluipa melihat ada
Lipstik.
“Ohh.. Hampir lupa. Selesaikan keluhan masyarakat.”
Ucap Yeon.
Ji A
melihat pesan dari Yeon “Tanggal lahir orang tuaku?” Ji A membalas [Baiklah.
Aku akan mengirimkan pesan. Ayah. Nam Jong-soo, 3 Mei 1958. Ibu. Lee Young-sun,
26 Juni 1960]
[Aku
punya berita. Tidak baik atau buruk. Kita harus bicara. Temui aku pukul 13.00
di restoran Korea, Pengantin Siput. Makanan Tradisional Korea, Pengantin Siput]
Ji A
datang ke Makanan Tradisional Korea, Pengantin Siput lalu melihat sekeliling
restoran. Si pemilik melihat Ji A tahu kalau Ingin bertemu Pak Lee Yeon, Ji A
menganguk. Si pemilik pun mengajak Ji A kelantai atas.
“Kau
beruntung... Ini kali pertama dia membawa manusia.” ucap si pemilik. Ji A hanya
terdiam melonggo lalu mengikutinya.
Yeon
sudah duduk makan dengan menu yang banyak diatas meja. Ji A langsung membahas
Tentang tanggal lahir yang diminta... Yeon langsung menjawab kalau Mereka tidak
ada di daftar. Ji A kaget mendengarnya bertanya apa maksudnya.
“Artinya
orang tuamu tidak mati.” Ucap Yeon. Ji A pun mengartikan kalau mereka masih
hidup dan ingin tahu keberadaa orang tuanya.
“Aku
tidak tahu itu. Ayo Makanlah. Kau yang bayar.”ucap Yeon. Ji A memegang sumpit
tapi hanya diam saja.
“Kurasa
berita itu tidak menggugah selera.” Komentar Yeon. Ji A mengaku Tidak tapi
malah berterima kasih pada Yeon.
“Apa Kau
yakin tidak apa-apa?” ucap Yeon melihat Ji A seperti berusaha makan.
“Karena
aku akan menemukan mereka. Aku bilang mereka mungkin masih hidup, tapi tidak
ada yang memercayaiku. Tidak ada.” Ucap Ji Ah sedih
“Maaf
soal obat penenang itu. Aku sungguh minta maaf.” Kata Ji A. Yeon mengejek Ji A
yang tahu cara meminta maaf.
“Bahkan
menurutku aku jahat. Aku tidak akan memintamu maklum.” Kata Ji A. Yeon mengaku
Sebenarnya bisa maklum.
Shin Joo
berbicara dengan anjing yang mengonggong lalu mengaku sudah tahu. Si pemilik
pikir anjingnya kena Radang usus. Si dokter tahu kalau pemiliknya makan
tteokbokki semalam. Si pemilik bingung dan membenarkan.
“Dia
memakan sisa tteokbokki. “ ucap Shin Joo. Si pemilik melonggo kalau Bagian itu
sangat pedas dan sedih memeluk anjingnya.
“Aku akan
memberimu obat antidiare, jadi, beri dia itu dan air saja.” Ucap Shin Joo pada
pemilik
“Sebaiknya
jaga sikapmu.” Kata Shin Joo pada si anjing yang terlihat kesal. Dan meminta
agar pemiliknya Jangan memberinya camilan.
“Bagaimana
kau bisa langsung tahu makanannya?” tanya Pemilik bingung. Shin Joo mengaku
kalau bisa memahami bahasa mereka.
Ji A pun ingin bertanya tapi mungkin tidak
sopan... Yeon langsung meminta agar Jangan menanyakannya Terutama tentang
privasi. Ji A mengerti akan mengubah
pertanyaannya ingin memastikan kalau Ada lebih banyak rubah di dunia ini selain
Yeoan
“Apa Mereka
dalam wujud manusia?” tanya Ji A. Yeon menjawab kalau Mereka berkeliaran di kota.
“ Sama
seperti kalian, mereka mencemaskan situasi real estat dan krisis ekonomi saat
ini.” Ucap Yeon.
Di
Klinik, Shin Joo bertanya Mau bayar
dengan apa. Si pemilk anjing memberikan kartu tapi Shin Joo memberitahu kalau
memberi diskon jika membayar tunai. Yeon dan Ji A akhirnya berjalan keluar dari
restoran.
“Bagaimana
dengan Shin Don? Di "Goryeosa" tertulis bahwa Shin Don adalah rubah.
Benarkah?tanya Ji A penasaran. Yeon hanya mengangkat bahunya.
PS :
Tercatat dalam "Goryeosa" selama pemerintahan Raja Gong Min bahwa
biksu Buddha, Shin Don, adalah rubah tua.
“Apa
lagi?” tanya Ji A. Yeon menyuruh Ji A agarBayar tagihannya. Ji A pun
mengeluarkan kartunya.
“Ada hal
lain selain rubah?”tanya Ji A. Yeon menjawab itu Tentu saja. Mereka ada di
tempat-tempat yang tidak pernah kalian duga.
“Bagaimana
santapanmu hari ini?” tanya pemilik restoran.
Yeon menjawab Enak.
Tuan Choi
akan bersiap keluar dari kantor, mengajak untuk makan di Makanan Korea
tradisional, Pengantin Siput. Jae Hwan mengeluh bosan makan samgyetang dan
meminta agar Bisa pesan yang lain. Tuan Choi memberitahu betapa enaknya makan
samgyetang dengan miras ginseng di cuaca panas ini
“Jujurlah...
Kau suka pemiliknya, bukan?” ejek Jae Hwan. Tuan Choi mengeluh anak buahnya itu
sudah gila dan bicara Omong kosong
“Mereka
memakai bahan lokal dan... Kau lihat ayam mereka? Ayo.” Ucap Tuan Choi gugup
dan memilih pergi.
Sae Rom
akan pergi keluar dari ruangan, tapi menerima telp dan wajahnya terlihat
shock. Jae Hwan bertanya Siapa yang
meneleponnya. Sae Rom yang shock memberitahu
Ibunya meninggal. Jae Hwan terlihat ikut kaget juga.
“Karena
gigiku copot dalam mimpiku.” Ucap Sae Rom menangis. Jae Hwan pun mengingat
dalam mimpinya.
“Aku juga
melihat wanita dalam mimpiku. Dia menangis sambil mengenakan gaun hitam.<
Kau orangnya, Nona Kim.” gumam Jae Hwan seperti tak percaya.
Yeon dan
Ji A diri di depan gedung. Yeon pikir mereka
berpisah di sinidan berharap tidak bertemu lagi. Ji A mengeluh kKenapa
seperti itu karena Orang tuanya masih
hidup di suatu tempat. Yeon menegaskan kalau tidak sebebas itu.
“Kedua,
kita tidak punya pilihan selain hidup di dunia yang sama, tapi duniamu dan
duniaku berbeda.” Ucap Yeon. Ji A tahu
“Ada
orang yang pernah melihat rahasia dunia sebelumnya. Kebanyakan menggila atau
mati lebih cepat.” Ucap Yeon
“Itu
tidak penting. Aku tidak akan mengganggumu Jangan menghilang dari pandanganku.”
Ucap Ji A. Yeon akan pergi tapi tangan Ji A menahanya. Ji A seperti tak mau
berpisah dan hanya menahanya.
“Astaga...
Kenapa tidak menjawab teleponmu?” ucap Yeon. Ji A akhirnya mengangkatnya tapi
tak melepaskan tangan Yeon.
“Jae-hwan,
aku tidak bisa bicara di telepon...” ucap Ji A dan wajahnya terlihat kaget
mendengarnya.
“Keluarga
rekan kerjaku meninggal. Katanya dia bermimpi giginya copot.” Ucap Ji A. Yeon bingung Ji A yang bermimpi.
“Aku dan
juniorku bermimpi buruk.” Akui Ji A. Yeon berkomentar kalau Mimpi buruk yang
menular.
“Apa Kau
sungguh ingin melihatnya? Dunia yang kutinggali?” tanya Yeon memastikan lebih
dulu.
Bersambung
ke part 2
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar