PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seorang
pria berjalan di lobby dan terlihat sangat terpana dengan gedung yang besar. Ji
A meihat Lee Rang langsung mendekatinya bertanya apakah mencari sesuatu. Rang
mengangu. Ji A memberitauhu kalau ia adalah PD untuk acara "Mengungkap
Legenda Urban".
“Bisakah
aku mendapatkan tanda tangannya nanti? Aku menonton setiap episode sekitar 20
kali, kau tahu.” Ucap Rang penuh semangat. Ji A meminta Rang agar duduk lebih
dulu.
“Jadi apa
kau melihatnya?” tanya Ji A. Rang membenarkan setelah menunjukan gambar foto
payung merah. Ji A ingin tahu siapa dia.
“
monster. “ ucap Rang. Ji A kaget mendengarnya. Ji A memberitahu kalau Dia tidak
pernah menua atau mati.
“Seperti
goblin dan alien yang kau lihat di film.Tapi aku melihatmu tidak percaya
padaku.” Komentar Rang
“ Jika aku boleh jujur, Memang iya.” Akui Ji A.
Rang pikir Ji A seharusnya tidak meremehkannya karena tidak berbohong.
“Bolehkah
aku bertanya apa pekerjaanmu?” tanya Ji A. Rang memberitahu kalau sedang
belajar untuk ujian negara.
“Dan dimana
kampung halamanmu?” tanya Ji A. Rang menjawab Yeongam, Provinsi Jeolla Selatan.
“Ibuku
yang selalu menjadi petani punya satu keinginan. yaitu melihatku bisa bekerja
di kantor yang layak.” Ucap Rang. Ji A langsung pamit pergi agar bisa pulang berhati-hati.
“Aku ingin
memberitahumu lebih banyak.” Ucap Rang melihat Ji A malah pergi.
“Cerita
latarmu tidak cocok dengan sepatumu. Pelajar seperti apa yang mampu membeli
sepatu yang harganya 4.000 dolar?Lalu kau
tak punya aksen dari Yeongam, Provinsi Jeolla Selatan. Itu sudah memberitahuku
bahwa aku tidak boleh membuang-buang waktu. Sampai jumpa.” Ucap Ji A beranjak
pergi.
“Yeou
Gogae.” Ucap Rang. Ji A pun terdiam mendengar nama "Yeou Gogae" Rang
memberitahu Di situlah melihat pria itu.
“Bagaimana
aku bisa mempercayai sesuatu yang datang dari orang tak dikenal?” ucap Ji A.
Rang menegaskan kalau Ji A bisa memeriksanya sendiri.
“Yeou Gogae.” Ucap Rang. Ji A pun terdiam mendengar nama "Yeou Gogae" Rang memberitahu Di situlah melihat pria itu.
“Bagaimana aku bisa mempercayai sesuatu yang datang dari orang tak dikenal?” ucap Ji A. Rang menegaskan kalau Ji A bisa memeriksanya sendiri.
Rang
berjalan di pakiran dengan senyuman bahagia, seperti baru saja menyelesaikan
misinya. Saat itu ia langsung berubah menjadi pria yang mengunakan pakaian
setelah jas yang rapih lengkap dengan kacamatanya.
Di mobil yang terparkir, Seorang wanita menunggunya, Gi Yoo Ri menyapanya. Rang mengeluh kalau sudah memilih sepasang sepatu yang salah dan Ji A langsung menyadarinya dengan senyuman bahagia.
“Tapi kenapa kau tersenyum?” tanya Yoo Ri bingung. Rang mengaku menyukainya.
“Apa yang kau suka tentang dia?” tanya Yoo Ri. Rang menjawab kalau suka dia dari ujung kepala sampai ujung kaki.
“Kalau begitu haruskah kita memakannya dari kepala sampai kaki?” ucap Yoo Ri. Rang pikir jangan karena belum waktunya.
Yeon
pergi ke toko es krim, si pelayan bertanya Rasa apa yang dinginkanya. Yeon
menjawab Cokelat mint. Si pelayan tahu
kalau Hanya itu yang pernah Yeon makan lalu membawakan pesanannya.
“Aku
perhatikan kalau kau ini pelanggan tetap, jadi aku memberikanmu lebih banyak.”
Ucap Sipelayan.
“Lain
kali, berikan aku yang biasa. Saat aku berhutang budi kepada seseorang, maka aku
berkewajiban untuk membalas budi.” Kata si Yeon. Si pria hanya bisa melonggo.
Yeon
memakan es sendirian, lalu menerima telp dengan wajah kesal. Ia menjawab “Nomor
yang Anda hubungi tidak ada” sambil mengumpat. Rang yang menelp di dalam mobil
menyapa Yeon. Yeon kesal bertanya apa
yang dinginkanya.
“Aku baru
saja merindukanmu. Apa yang sedang kau lakukan?” ucap Rang melihat Yeon sedang
duduk di restoran.
“Aku
sibuk. aku tutup” kata Yeon. Rang berkomentar kalau Yeon tak terlihat terlalu
sibuk jadi mengajaknya bertemu.
“Aku tak
mau.” Ucap Yeon. Rang mengancam akan membakar rumahnya. Yeon mencoba mencari
sosok Rang tapi tak menemukanya.
“Kau
sudah berumur 600 tahun. Berhenti bertingkah seperti anak kecil.” Keluh Yeon.
“Kau akan
menyesalinya.” Kata Rang. Yeon pun tetap tak ingin bertemu.
“Apa kau
masih menunggu untuk pacarmu yang sudah meninggal? Aku dengar rumor yang
menarik. Haruskah aku memberitahumu apa itu?” ucap Rang
“Jangan
mencoba menggangguku.” Keluh Yeon. Rang
pikir Jika Yeon ingin tahu maka bisa menemuinya. Yeon tak peduli menutup
telpnya, Rang pun bisa melihat Yeon yang duduk sendirian.
Ji A
berjalan sendiri sampai dihalte bus seperti yang dikatakan Rang “Malam ini,
pergi ke tempat yang aku ceritakan lalu naiklah bus. Tapi aku punya satu
syarat. Kau harus datang sendiri.”
Ia pun
melihat nama Halte [Pusat Layanan Komunitas Seonghan-dong] dan hanya ada
seorang anak remaja duduk sendirian, lalu pria tua seperti sedan mabuk. Ji A
akhirnya duduk menunggu bus, si anak remaja melihat agenda Ji A bertuliskan
"Mengungkap Legenda Urban"
“Kak, apa
kakak PD acara TV?”tanya si remaja penuh semangat. Ji A memmbenarkan.
“Mimpiku
itu menjadi seorang PD.”akui si anak. Tapi si Ji A merasa harus jadi yang lain.
“Aku
sudah bekerja hari ini selama 22 jam tanpa henti.” Kata Ji A lalu saat itu bus
pun datang.
Si anak remaja naik bus lebih dulu, saat Ji A akan masuk si Bapak tua tiba-tiba jatuh merasakan sakit. Ji A khawatir memastikan keadaan si bapak. Sopir bertanya “mau naik bus atau tidak” Ji A menganguk dan meminta agar menunggunya.
“Bangun. Biarkan aku membawamu ke rumah sakit.” Kata Ji A akan membantu. Tapi Si bapak malah menahanya agar tak pergi. Akhirnya Sopir bus pun berjalan pergi. Ji A melihat di dalam bus ada sosok Yeon yang belum dikenalnya. Bus pun pergi ke arah Yeou Gogae.
“Pak, kau tinggal dimana lagi?” tanya Ji A
yang akhirnya mengendong kakeknya. Si paman meminta agar membawanya ke pohon di
sana.
“Pak....kau
jauh lebih berat dari yang terlihat... Aneh sekali... Dia sangat berat... Aku
bahkan tidak bisa mendengarnya bernapas.” Ucap Ji A terus berjalan dengan nafas
terengah-engah.
Si pria
seperti mencekik leher Ji A dengan tanganya. Ji A mengeluh kalau lehernya Sakit.
Di dalam
bus, Si anak remaja mendengarkan musik dengan earphone lalu melihat sepasang
pria dan wanita di depanya. Setelah itu tiba-tiba lampu jalanan mati dan
didalam bus gelap, Yeon pun berjalan ke arah belakang dan si remaja terlihat
ketakutan.
Ji A
akhirnya menurunkan si paman sambil mengeluh kalau harus mengurangi minum
alkohol. Si paman membalas kalau Jangan berpikir ini akan memberikannya uang
untuk bayaranya karena sudah membayarnya kembali. Ji A tak mengerti maksudnya.
Ia lalu
melihat taksi lewat, lalu
menghentikanya. Si sopir pun bertanya mau kemana. Ji A meminta agar bisa mengantarnya ke rute
bus nomor 1002 lalu bingung melihat si paman yang tak ada dibelakangnya.
“Pak, apa kau melihat orang tua yang ada di belakangku?”tanya Ji A bingung.
“Siapa yang kau bicarakan? kau satu-satunya orang yang aku lihat.” Kata sopir. Ji A hanya bisa melongo bingung dan masuk ke dalam taksi.
Dibawah pohon terlihat ada minuman didepanya, seperti itu tempat kakek itu tinggal.
Ji A
melewati jalan bus dan kaget melihat bus yang menabrak dengan kondisi yang
mengenaskan. Ia terlihat shock karena itu bus yang seharusnya dinaikinya tapi
diselamatkan oleh si paman. Sopir taksi pun menelp polisi.
“Halo.. aku
ingin melaporkan kecelakaan. Jalan 144.. Ya, di Yeou Gogae.” Ucap Sopir. Ji A
kaget mendengar nama "Yeou Gogae"?
Ia
mengingat saat saat kejadian kecelakan aad di Jalan 144, Bukit Rubah. Lalu
menangis pada polisi kalau Orang tuanya sudah tiada. Ji A akhirnya berlari masuk
ke dalam bus melihat sopir yang sudah tak bernyawa lalu melihat remaja yang
tergeletak dilantai bus.
Ji A
berusaha membangunkanya dan tiba-tiba si anak membuka matanya. Ji A kaget
melihatnya. Di dalam bus sudah ada darah dibagian jendela. Yeon berjalan pulang
dengan hujan yang deras dan tanganya yang berdarah.
Polisi
akhirnya datang dengan hujan yang turun deras, Ji A sibuk dengan catatanya.
Polisi mengeluh pada orang-orang yang
datang dan mengambil foto lalu bartanya apa yang dilakukan disini.
“Detektif
Baek. Kau hampir saja harus memproses mayatku hari ini.” Ucap Ji A. Tuan Baek
bingung apa yang dikatakan.
“ Aku hampir naik bus itu. Itu busku. aku seharusnya berada di dalamnya.” Kata Ji A. Tuan Baek tak perrcaya mendengarnya.
“Ada 5
orang meninggal, dan 1 orang selamat.” Ucap bawahanya. Tuan Baek menganguk
sambil menghela nafas.
“Harusnya
ada satu orang lagi... Ada tujuh orang di bus ini.” Ucap Ji A mengingat saat
melihat Yeon yang ada didalam bus. Si polisi kaget dan ingin memastikanya.
“Aku
melihat dengan mata kepalaku sendiri. Dia satu-satunya yang menghilang. Tidak
ada tubuh atau apapun.” Ucap Ji A. Tuan Baek pikir Dia mungkin turun.
“Tidak.
Bus ini tidak berhenti sebelum kecelakaan. Tidak ada halte bus di terowongan.”
Kata Ji A
“Aku
perlu memeriksa sesuatu. Keluar dulu.” Ucap Tuan Baek memberikan payung pada Ji
A
Sin Joo
melihat berita "Jalan Jebakan Maut 144! Hanya 1 orang dari 6 orang yang
Selamat" Yeon akhirnya pulang. Sin Joo langsung membahas "Hanya 1 orang
dari 6 orang yang selamat."dan menurutnya Terlalu banyak orang yang
meninggal. Yeon tak pedui bertanya memangnya kenapa
“Tinggalkan
saja.” Ucap Shin Joo. Yeon Joo menegaskan kalau harus menyelesaikannya sendiri.
Ji A
melihat papan nama diatas tempat tidur bernama [Jung Soo Young] remaja yang
terlihat shock hanya berbaring. Ia pun mendekati Soo Young bertanya Apa
mengenalinya dan bertemu di halte bus. Soo Young hanya diam saja.
“Apa kau
ingat bagaimana kecelakaan itu terjadi?” tanya Ji A. Soo Young hanya diam saja
“Kau pasti
takut karena kau satu-satunya yang selamat. Aku mengalami kecelakaan serupa
dimasa lalu. Itu sebabnya aku sendirian. Jika kau memikirkannya,. tragedi bisa
menjadi perisai yang sangat nyaman.”ucap Ji A
“Karena
semua orang mempermasalahkanmu dan mencurahkan simpati mereka. Tapi aku harap
kau tetap kuat. Jauh lebih menyenangkan menjadi seorang PD daripada menjadi
korban. Hubungi aku jika kau butuh sesuatu.”kata Ji A mengeluarkan kartu nama.
Soo Young tetap diam.
“Tapi Apa
kau melihat pemuda yang duduk di dekat jendela di sisi kanan bus? Dia punya
payung seperti ini.” Ucap Ji A. Soo Young melihat foto Yeon dan langsung mulai
panik.
“Kau
memang melihatnya. Apa yang kau lihat? Kenapa kau meihatnya begitu..” ucap Ji
A.
“Dia
datang... Dia datang untuk membunuhku... Dia akan datang untuk membunuhku juga.”
Ucap Soo Young panik. Ji A melotot kaget.
“Jae
Hwan. Beritahu Detektif Baek untuk mengirim beberapa orang ke rumah sakit... Iya.
Bagaimana dengan kamera dari bus?” ucap Ji A menelp Jae Hwan saat keluar dari
ruangan.
Saat itu
Yeon pun datang ke rumah sakit pergi ke receptionist memberitahu kalau mencari
gadis remaja yang diterima setelah kecelakaan bus. Ji A melihatnya dan bertanya
Apa Yeon bersamanya. Yeon menengok dan bingung. Ji A lalu memberitahu Jae Hwan kalau sudah ketemu.
[Rumah
Sakit Universitas Woojin]
Keduanya
bertemu di taman rumah sakit, Yeon bertanya
Mengapa PD stasiun TV ingin melihatnya, Ji A mendengar suara yang
dikenalnya tapi menurutnya itu tidak mungkin. Yeon pun ingin tahu Memangnya kenapa dengan suara Yeon
“Apa kau
memanduku untuk menjadi seorang idol? Tapi maaf, aku tidak bisa bernyanyi atau
menari. Bakatku satu-satunya adalah wajahku ini.” Ucap Yeon dengan bangga.
“Ya, aku
sedang mencarimu, tapi tidak untuk itu.” Kata Ji A. Yeon pun ingin tahu apa
alasanya.
“Bukit
Rubah.” Ucap Ji A. Yeon pikir kalau ini film horor. Ji A menjawab kalau itu
legenda urban.
“Misalnya,
1 penumpang di bus 1002 menghilang. Seperti dia menguap ke udara tipis.” Kata
Ji A
“Sepertinya
itu tidak akan dibuat dengan sangat baik. Ditambah, aku lebih menyukai romcom.”
Kata Yeon.
Ji A
memperlihatkan fotonya, Yeon melihat dan berkomentar Foto berwarna itu sangat
bagus. Ji A pun tidak tahu apakah itu kebetulan atau takdir, tapi sudah meliha
Yeon itu tiga kali.
“Pertama,
di aula pernikahan di mana seorang pengantin wanita menghilang. Kedua, di bus
1002. Ketiga, di rumah sakit ini untuk datang menemui korban.” Ucap Ji A
“Katakanlah
itu takdir. Tapi maaf. aku sudah punya seseorang. Ditambah, aku sangat setia.”
Ucap Yeon berjalan pergi
“Apa kau
membunuh mereka Atau apakah kau datang untuk membunuhnya?” kata Ji A
“Barusan,
aku bertemu seseorang yang ingin aku bunuh.” Kata Yeon kesal
Di
pakiran, Shin Joo mencoba menelp Yeon terlihat gugup bertanya-tanya keberadan
Yeon karena bilang akan kembali dalam 10 menit tapi belum kembali.
“Bukankah
orang biasanya memiliki bukti untuk mendukung mereka disaat mereka menanyakan
pertanyaan kasar seperti itu? Seperti bukti fisik atau saksi atau setidaknya
lencana polisi.” Ucap Yeon akhirnya duduk lagi.
“Kau
benar. aku sangat kasar, bukan? Maafkan aku.” Kata Ji A. Yeon pkir tak butuh
permintaan maafnya.
“Kau
tidak menyentuh kopimu... Minumlah.” Ucap Ji A yang memberikan minuman diatas
meja.
“Aku
tidak makan atau minum apapun dari orang asing. Ini dunia yang berbahaya.” Ucap
Yeon dan langsung pamit pergi.
“Dan Satu
hal lagi.” Kata Ji A. Yeon mengeluh apalagi. Ji A ingin tahu siapa namanya.
Yeon menjawab mengaku tak tahu.
“Kenapa
kau tidak mencoba mencari tahu?” ucap Yeon menantang. Ji A tiba-tiba melempar
tasnya. Yeon pun langsung menangkapnya
“Setidaknya ambil kartu namaku. Itu ada di dalam.” Kata Ji A. Yeon mengeluh kalau dianggap kencan buta.
“Hei, Jae
Hwan. Minta Detektif Baek untuk memberikan sidik jari untukku... Tas kulit.”
Ucap Ji A menelp Jae Hwan setelah Yeon pergi.
Di dalam
mobil.
Shin Jo
berkomentar kalau Ini benar-benar takdir karea Gadis kecil yang hidupnya diselamatkan
Yeon lebih dari 20 tahun yang lalu muncul dan yakin Dia pasti tidak ingat. Yeon
mengaku tidak menyukainya.
“Dia benar-benar
terlihat seperti wanita itu. Aku terkejut setiap kali aku melihatnya juga.”
Kata Shin Joo
“Kau
harus berhenti berkonsultasi untuk stasiun TV itu.” Keluh Yeon
“Tidak.
Itu terkait langsung dengan mata pencaharianku.” Kata Shin Joo. Yeon tahu kalau
Ini hanya program berperingkat B.
“Ini
satu-satunya acara yang kau nikmati. "Mengungkap Legenda Urban". Kau
bahkan memposting komentar di situs web mereka kalau pakaian Malaikat Pencabut
Nyawa nya salah.” Ejek Shin Joo
“Aku
cukup kenal Malaikat Pencabut Nyawanya... Hei.. Berkonsentrasi mengemudi.” Kata
Yeon mencoba untuk tetap tenang
Malam
hari, Soo Young tinggal di dalam kamar lalu melihat seseorang datang seperti
seorang wanita dengan heels yang tinggi. Ia pun berteriak ketakutan, pagi hari
Soo Young duduk diam terlihat ketakutan. Ji A datang memastikan keadaan Soo
Young lebih dulu.
“Aku
menyuruhmu untuk mengawasinya.” Ucap Ji A memarahi Jae Hwan. Jae Hwan mengaku
hanya.meninggalkan ruangannya sekitar lima menit.
“Apa kau
sudah menangkap orang itu?” tanya Ji A. Jae Hwan menjawab Tidak ada yang
melihatnya bahkan bayangannya.
“Mungkin
dia hanya bermimpi.” Kata Jae Hwan. Soo Young menegaskan kalau tidak seperti
itu.
“Kak, aku
tidak ingin tinggal di sini. Aku harus pergi...
Jika aku tetap tinggal,.maka aku akan mati.” Ucap Soo Young panik. Ji A
pun mencoba menenangkan Soo Young.
Soo Young
berjalan melihat artikel dan selembara di papan tulis [Orang Tua Menghilang "Kecelakaan
Misterius di Yeou Gogae" Ji A masuk kamar membawakan baju mengaku tak tahu
jika pakaiannya ini apa bisa pas untuk Soo Young.
“Aku
minta maaf karena membuatmu keluar seperti ini.” Ucap Soo Young. Ji A
menegaskan kalau Ini hanya untuk malam ini.
“Bagaimana
dengan keluargamu?” tanya Soo Young. Ji A mengaku tinggal sendiri, jadi anggap
rumah sendiri lalu keluar dari kamar.
“Dia
sendirian.” Ucap Soo Young yang terlihat menyimpan sebuah rahasia dengan senyum
licik.
Di
ruangan, Yeon kaget melihat Soo Young pergi dan bertanya Kapan dia keluar.
Perawat memberitahu kalau Ini belum lama dan memintanya untuk memberikan ini
padanya. Yeon bingung siapa yang dimaksud. Perawat menjawab Wanita yang membawa
pasien.
Yeon
melihat isi pesa dari Ji A dan langsung bergegas pergi. Di rumah Ji A gugup
berbaring disofa lalu kaget melihat Soo Young ada di dekatnya.
“Kenapa
kau tidak di tempat tidur?” tanya Ji A. Soo Young mengaku tiba-tiba teringat apa yang terjadi di
terowongan hari itu.
Soo Young
dan Ji A akhirnya duduk dimeja makan berhadapa. Soo Young menceritakana kalau
Busnya memasuki terowongan lalu mengeluarkan earphoneknya untuk lebih hening
suasananya. Ji A sibuk mencatat ucapan Soo Young.
Flash Back
Saat
lampu bus gelap, Soo Young melepaskan earphone dan melihat Yeon mendekat. Mata
Soo Young tiba-tiba berubah menjadi rubah, nenek yang didepanya berbicara tapi
Soo Young langsung membunuhnya.
“Semua
orang sudah mati. Dari kegelapan, dia mulai mendekatiku.” Ucap Soo Young. Ji A
ingin tahu siapa dia yang dimaksud.
“Pria
dengan payung.” Ucap Soo Young. Ji A ingin tahu Apa yang dilakukan pria itu. Di
dalam bus, Yeon seperti ingin membunuh rubah nakal
“Dia
mencoba membunuhku! Aku sangat ketakutan.” Ucap Soo Young menangis.
“Tak apa.
Semuanya akan baik-baik saja.” Ucap Ji A menenangkan dan saat itu gelas teko
diatas meja jatuh.
“Apa kau
baik-baik saja? Apa kau terluka? Angkat kakimu.” Kata Ji Ah merapihkan pecahan
kaka. Soo Young mengaku tak apa.
“Soo
Young, kemana tujuanmu di tengah malam?” tanya Ji A. Soo Young gugup mengaku
rumahnya.
“Aku
memeriksa alamatmu dan untuk mengetahuinya, kau harus pergi ke arah lain.” Ucap
Ji A. Soo Young mengaku soalnya, malam itu...
“Berhenti
mengoceh apa pun yang terlintas dalam pikiran.” Ucap Ji A sudah mengancam
dengan pecahan kaca diatanga. Soo Young tak percaya Ji A mengancamnya.
“Kapan
kau mengetahuinya?” tanya Soo Young. Ji A menjawab kalau Manusia bergerak secara naluriah untuk
melindungi diri mereka sendiri saat terlibat dalam kecelakaan mobil.
“Namun,
satu-satunya yang selamat dari kecelakaan bus itu. tidak memiliki luka parah. Aku
tak percaya pada keajaiban, kau tahu itu kan.” Ucap Ji A mengingat saat melihat
tubuh Soo Young yang tak terluka saat dibus.
“Kau
siapa?” tanya Ji A. Soo Young mengaku ia seseorang yang dikenal dan juga
seseorang yang tidak disukai lalu berubah menjadi sosok Rang.
“Bagaimana...
Di mana Soo Young yang sesungguhnya?” tanya Ji A kaget dan berjalan mundur.
“Aku
memakannya.” Ucap Rang yang licik. Ji A langsung menusukan belahan kaca.
“Seolah-olah
hal seperti ini bisa menyakitiku.” Ucap Rang yang tak bisa terluka. Ji A
mengaku sudah tahu.
“Aku
hanya menawarkan diriku sebagai umpan.” Kata Ji A. Rang bingung apa maksudnya
Umpan. Saat itu jendela kaca pecah dan Yeon pun menerobos masuk. Rang pun
sedikit terpelanting.
“Hei kau.
Bukankah aku sudah menolak lamaranmu sebelumnya?” ucap Yeo marah menujuk surat
yang ditulis Ji A “Apa yang kau cari akan ada di rumahku.
“Bukannya
kau sibuk?” kata Ji A mengambil suratna. Rang langsung menyerang Yeon. Keduanya
pun saling beradu dengan kecepatan super kilat. Ji A hanya bisa melonggo.
“Apa kau
merindukanku?” ejek Rang. Yeon mengejek
itu seolah-olah, seperti kakak. Ji Ah
kaget kalau mereka adik kakak.
“Ceritanya
panjang, tapi keluarga itu memiliki masa lalu yang kotor” ucap Rang dan mereka
kembali berkelahi. Ji A hanya bisa
melonggo dan sebuah kamera sudah merekamnya.
“Inilah
mengapa anak-anak harus disiplin.”kata Yeon kesal dan saat itu Rang bisa melawannya. Yeon pun
tertimpa reruntuhan dan ruangan sangat berantakan.
“Berapa
banyak orang yang telah kau bunuh?” tanya Yeon. Ji A hanya bisa terdiam
melihatnya.
“Apa kau
khawatir aku akan tersedot ke Dunia Bawah?” ejek Rang. Yeon menjawab Tidak tapi
itu karena Rang mempermalukannya.
“Ini
karena aku tidak menginginkan kehidupan yang menyedihkan sepertimu.” Ucap Rang
marah
“Yang
lebih menyedihkan adalah pria dewasa yang merengek.” Balas Yeon. Rang ingin
melawan tapi Yeon langsung melemparnya keluar rumah.
Rang seperti
sudah kelelahan mengajak Istirahat dulu
dan bertanya Bagaimana dengan taruhan. Yeon mengeluh aklau Kebiasaan lama
benar-benar sulit dihilangkan.
“Jika kau
tidak menemukannya hingga akhir bulan depan, wanita ini akan mati.” Ucap Rang
memberikan peringatkan. Yeon bingung yang dimaksud adalah Ji A
“kau tahu
aku ini tidak bercanda... Sampai ketemu lagi.” Ucap Rang dan langsung beranjak
pergi.
Ji A
keluar dari rumah bertanya siapa sebenarnya Yeon dengan wajah kebingungan. Yeon
langsung memperlihatkan mata Rubahnya dan berkata “Lupakan semuanya tentangku.”
Yeon
masuk rumah mendengar suara dari dalam dan memanggil Shin Joo karena pintu
terbuka begitu saja. lalu melihat video saat
berkelahi dengan Rang. Ia pun hanya bisa menghela nafas dan melihat Ji A
sudah ada dibalkon.
“Apa kau
menyukainya?” tanya Ji A. Yeon heran bagaimana bisa sampai disini
“Nama.
Lee Yeon. Usia. 36 tahun. Sangat jelas bahwa kau hidup dengan identitas palsu. Sekarang,
aku dengan bangga dapat mengatakan bahwa itu takdir” ucap Ji A
“ Apa kau
ingat apa yang terjadi?” ucap Yeon bingung. Ji A mengaku tidak tahu apa itu,
tapi aku rasa itu tidak berhasil padanya.
“Apa yang
kau inginkan?”tanya Yeon. Ji A memperlihatkan USB ditanganya kalau salinan
aslinya ada di sini.
“Jika kau
menginginkannya, datang dan ambillah.” Ucap Ji Ah yang naik ke balkon dan
langsung menjatuhkan badanya. Yeon hanya menatapnya.
Bulan
besar terlihat di langit, Yeon pun menyelamatkan Ji A yang jatuh dari
apartement. Ji A meihat Yeon kalau sudah menduga, kalau ia bukan manusia.
“Apa kau
baru saja mengujiku?” ucap Yeon dan Ji A mengingat kejadi masa lalunya.
Yeon
datang menyelamatkan Ji A berkata “Lupakan semua yang kau lihat hari ini. Jika
tidak,...Aku akan membunuhmu.” Dan Ji masih mengingatnya.
“Aku
sudah menunggumu.” Ucap Ji A dan langsung menusuk suntikan dileher Yeon. Yeon
terdiam seperti dijebak oleh Ji A.
Bersambung ke episode 2
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar