PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini
Ji A
melihat ruangan yang tak biasa disekelilingnya. Seorang anak kecil terlihat ada
didepanya. Dengan tatapan dinginya si anak menyapa Ji A seperti memang sudah
lama menunggunya. Ji A ketakutan dan akhirnya bangun dari tidurnya. Ia pun
memastikan kalau ada didalam rumahnya tanpa disadari kalau bagian tubuhnya yang
bersisik.
Nenek
Yeon memberitahu Bocah yang keluar dari
sumur,. setelah sesaat keluar, dia bersembunyi. Dan Bocah itu sudah ditemukan
barusan. Yeon kaget kalau itu Bocah dan
menduga sesuatu.
“Di tubuh
gadis itu, Manik rubah yang kau beri, sudah hilang. Akibatnya, ada yang
terbangun dalam dirinya.” Ucap Nenek Yeon. Yeon kaget mendengarnya.
“Kenapa ada
di sana? Padahal dia butuh 600 tahun untuk
bereinkarnasi. Keinginannya adalah menjalani hidup senormal mungkin bersama
keluarganya. Kenapa... Kenapa itu ada di dalam tubuhnya?” ucap Yeon Sedih
“Itulah
takdir dia.” Ucap Nenek Yeon. Yeon tak terima dianggap Takdir
“Aku
ingin tahu, Atas kemauan siapa? Perbuatan apa yang dia lakukan?” ucap Yeon marah
“Kau
sudah tahu, 'kan? Karena itulah kau terus melarangku menemuinya, 'kan? Sekarang
aku seperti sudah dikhianati selama 600 tahun.” Ucap Yeon marah. Nenek Yeon pun
ingin tahu apa yang akan dilakukan Yeon.
“Aku
harus menagih kompensasi.” Kata Yeon marah dengan mengeluarkan kekuatanya.
Nenek Yeon melihat pecahan kaca mengarah padanya.
Akhirnya
Tuan Hyun sedari tadi hanya melihat meminta agar mereka berhenti. Keduanya pun
menghentikan kekuatan dan pecahan kaca pu menghilang. Tuan Hyun meminta keduanya
agar bisa tenang. Yeon akhirnya mencoba tetap tenang.
“Dengar
baik-baik... Jika aku tahu bahwa Ji A akan mati lebih awal,. aku akan
mengacaukan Alam Dunia dan Akhirat.” Kata Yeon mengancam.
“Aku tak
ingin melihatmu... Pergi.” kata Nenek Yeon marah. Yeon pun akhirnya pergi.
CEO TV
bertanya pada Immogi apakah sudah
melihatnya dan penasaran bagaimana perasaannya. Immogi mengaku sepertinya akan
menangis karena harus menunggu lama sekali demi bertemu orang itu. CEO TV hanya
terdiam saja tapi Immogi bisa mendengarnya.
“Pikiranmu
berisik sekali.” ucap Immogi. CEO TV kaget kalau bisa mengetahui isi hatinya.
“Kau
menganggapku aneh. Apa aku bukan Imoogi yang dulu kau kenal? Jika aku berubah, itu
karena dunia sudah berubah. Imoogi dan Gumiho ada di dunia yang berubah cepat. Tak
perlu melihat dunia dengan cara kuno. “ kata Imoogi
“Sekarang,
mereka akan mulai mencari kita.” Kata CEO TV. Imoogi pikir Itulah yang ditunggu.
“Aku
benar-benar tak sabar untuk bertemu orang itu.” Ucap Immogi merasa sudah tak
sabar.
Tuan Hyun
mengikuti Yeon keluar memberitahu kalau
nenek Yeon memang cukup kasar, tapi
yakin dia tak bermaksud begitu. Ia memberitahu kalau Nenek Yeon sangat berhati dingin, tapi dia menyayangim
Yeon seperti putranya sendiri.
“Jangan
menghiburku. Aku sudah cukup hampir menangis.” Kata Yeon marah
“Yeon,
jangan terjebak. Berpura-puralah tak tahu apa-apa. Jangan melompat ke dalam api
padahal kau tahu itu bahaya.” Kata Tuan Hyun
“Tapi,
dia akan terluka jika aku tak pergi.” kata Yeon. Tuan Hyun bertanya apakah Yeon
ingin melihat tragedi masa lalu
“Jika kau terlibat, salah satu dari kalian harus mati pada akhirnya. Itu takdir bagi kau dan dia saat bocah itu terlahir kembali.” jelas Tuan Hyun
“Tidak,
Ji A tak akan mati. Tak akan pernah. Aku sudah berjanji. Aku berjanji untuk
membuat kehidupan ini layak untuknya. Aku akan lindungi dia sampai mati.”tegas
Yeon berjalan pergi. Tuan Hyun hanya terdiam menatapnya.
[BAB 7: JEBAKAN REINKARNASI]
Yeon
berjalan pulang melihat keluarga yang sangat dekat dan bermain bersama. Ia
teringat dengan ucapan Ji A padanya.
“Ada
lebih banyak momen saat seorang anak butuh orang tuanya daripada yang kukira. Misalnya,
saat anak mulai berjalan. Siapa lagi yang akan tersentuh saat anak mulai bangun
dan berjalan sendiri selain orang tua?”
“Ketika
hanya aku yang berpiknik tanpa membawa makanan rumahan. Ketika anak yang
bertengkar denganku di kelas bilang,” Aku akan beri tahu ibuku." Aku tak
bisa mengalahkan anak-anak yang punya ibu”
“Kalau
saja mereka jahat. Jika begitu, mungkinkah aku bisa melupakan mereka dan
melanjutkan hidupku?” kata Ji A.
“Kenapa
kau mencari orang tuamu selama ini?” tanya Yeon saat mereka pergi ke pulau.
“Itu
sederhana... Aku merindukan mereka.” Kata Ji A.
Ji A
bingung saat Yeon membahas Manik rubah
dan bertanya Apa itu sangat penting. Yeon frustasi karena J A memberikan ke
peramal, Ji A memberitahu kalau peramal D tiba-tiba mulai membicarakan
takdirnya dan berjanji untuk melepas Yeon jika memberikan itu.
“Meski
begitu, bagaimana kau bisa, memberikan itu dengan mudah seperti permen?” keluh
Yeon
“Karena
aku tak bisa kehilanganmu.” Kata Ji A. Yeon pun menegaskan kalau akan tinggal
di sini sementara.
“Kau akan
tinggal di sini? Di rumahku? Apa Kau akan menginap di sini?” ucap Ji A tak
percaya. Yeon pun mengangguk mengerti.
“Aku belum pernah melihat Gumiho dengan pikiran terbuka seperti itu.” Kata Ji A.
“Lalu,
kau ingin datang ke rumahku?” kata Yeon. Ji A mengaku bukan seperti itu tapi
Kenapa tiba-tiba
“Setidaknya
itu yang bisa kulakukan untuk keselamatanmu. Jangan pertaruhkan hidupku untuk
menyelamatkanmu.” Kata Yeon.
Ji A
akhirnya melepaskan selimutnya menegaskan kalau
Artinya, apa tak apa jika Yeon tidur di sofa. Ia pikir Karena Yeon
menggunakan hidupnya untuk bernegosiasi, maka ia tak punya jalan lain. Yeon
menghela nafas bertanya kenapa bangun karena saat pergi Ji A sedang tidur.
“Aku
mengalami mimpi buruk.” Ucap Ji A. Yeon kaget kalau Ji A yang bermimpi.
“Hanya
itu saja. Pada awalnya, itu benar-benar membuatku takut. Tapi setelah bangun, aku
merasa senang bertemu dengannya tanpa alasan. Rasanya seperti aku mengenalnya.”
Ungkap Ji A. Yeon hanya bisa terdiam merasa tahu kalau itu adalah Imoogi.
Rang
mengingat saat peramal melihat Yeon yang
dibawa olehnya lalu berkata “Ya, dia hal paling berharga dalam hidupmu.
Saudaramu.” Ia pun kesal karena masih merasa Yeon yang paling berharga untuk
dirinya lalu memilih untuk minum.
Yoo Ri
datang memesan cola. Rang heran Yoo Ri yang memesan Cola. Yoo Ri memberitahu
kalau Kali terakhir, mabuk dan memakan merpati di lingkungannya jadi mencoba
tak mabuk setelah itu. Ia pun mengaku menderita radang usus.
“Kau yang
meninggalkan merpati mati di depan pintu depanku?” ucap Rang Yoo Ri tak percaya
kalau pergi sampai sana karena tak ingat.
“Padahal
kau bukan kucing.” Ejek Rang. Yoo Ri pun ngin tahu apakah Rang tak bisa menemukan barangnya. Rang
memperlihat kacamata yang didapatnya.
“Kacamata ini adalah alis harimau? Jadi, jika kupakai ini, aku bisa melihat kehidupan lampau orang lain? Tapi Kenapa kau terlihat sangat sedih?” kata Yoo Ri heran.
“Aku tak
sedih. Aku marah.” Ucap Rang. Yoo Ri
heran ingin tahu alasanya. Rang mengaku
marah karena masih punya emosi sebagai
manusia.
“Mungkin
karena aku blasteran.” Ucap Rang. Yoo Ri tahu kalau Rang memberitahu bahwa ibunya manusia.
“Kau
membuat alkohol terasa tak enak.” Kata Rang. Yoo Ri mengaku penasaran bagaimana
rasanya dicintai. Rang mengeluh mendengar kata "Cinta"?
Flash Back
Rang yang
masih kecil dibawa ibunya ke hutan, Ibunya
berhenti disebuah tempat meminta agar menunggu. Rang menolak karena
takut. Ibunya memberitahu kalau akan segera kembali setelah mengambil hazelnut.
Rang mengatakan kalau ingin ikut.
“Kenapa
kau menyulitkan ibu? Ibu tak bisa hidup karena kau. Apa sebaiknya kita mati
saja?” keluh si ibu kesal. Rang pun akhirnya ditinggal sendiri.
Rang
menahan rasa ketakutan dan mendengar suara daun yang bergesekan lalu berpikir
ibunya datang. Tapi saat ia memanggil ibunya, seorang siluman melihatnya
seperti akan menerkamnya.
“Cinta...bisa
membuatmu mati. Orang yang lebih mencintai adalah mangsa.” Ucap Rang
“Aku tak
menginginkan itu. Aku lebih suka menjadi predator.” Ucap Yoo Ri
“Apa itu
Shin Ju? Apa yang dia lakukan untuk mempengaruhimu? Aku terkejut mendengar kau
membicarakan cinta.” Ejek Rang
“Aku tak
akan terpengaruh. Tidak peduli apa yang terjadi,. musuhmu akan selalu menjadi
musuhku.” Tegas Yoo Ri. Rang pun menyuruh Yoo Ri agar pergi saja karena ingin sendiri.
Shin Joo
menghitung p KI, KOO, YU, SHIN, RI, JU] dan hasilnya 99 poin. Wajahnya bahagia
karena Pak Lee dan Produser Nam hanya mendapat 25 poin. Ia pun mengajak bicara
si anjing agar bisa melihatnya
“Menurut
hukum probabilitas ilmiah,. pasti ada sesuatu.Meski dia berasal dari negara
lain yang tak mengenal Konfusianisme, dia mencium pipiku saat pertemuan pertama
kami, dan...’ ucap Shin Joo dan
mendengar si anjing membalas ucapanya.
“Apa yang kau bicarakan? Kenapa aku harus dikebiri? Aku bergairah? Jaga mulutmu. Pokoknya, ibumu berpura-pura tak menyukainya, tapi dia menghabiskan sup ayamnya. Dia bicara kasar, tapi dia bukan orang jahat.” Ucap Shin Joo bahagia.
“Kau tahu
itu, 'kan? Apa? Kau ingin sup ayam? Kau makan makananmu setengah jam lalu. Apa
Kau tak ingat? Kau membuatku gila... Hei!” ucap Shin Joo memanggil anjing yang
pergi meninggalkanya.
Ji A
mencoba tertidur tapi terlihat gelisah, akhirnya ia terbangun mengeluh Yeon
yang berdiri menatapnya. Ia bertanya
Berapa lama akan berdiri di sana. Yeon
menjawab Sepanjang malam. Ji A tak percya kalau Yeon akan berdiridSepanjang
malam.
“Jangan
pedulikan aku.” Kata Yeon. Ji A mengeluh Yeon yang berdiri menatapnya di sana
jadi Bagaimana mungkin tak peduli
“Haruskah
aku menatap dari luar kamar?” kata Yeon keluar kamar dan mengintip dari depan
pintu.
“Itu
horor.” Keluh Ji A. Yeon mengeluh Ji A yang tak suka ini dan itu jadi Bagaimana bisa melindunginya.
“Tidur di
sofa.” Kata Ji A. Yeon pun menolak karena itu di luar radius pemantauan.
“Kalau
begitu tidur di sini.” Kata Ji A. Yeon pun langsung setuju dan langsung naik ke
atas ranjang.
“Maksudku
di kamar, bukan di ranjang.” Ucap Ji A kaget. Yeon menegaskan kalau sudah bilang orang modern jadi butuh ranjang
untuk tidur.
“Tidurlah
di lantai jika kau takut.” Kata Yeon. Ji A mengaku tak takut dan akhirnya tidur
dilantai.
“Apa Kau
tak akan tidur?” tanya Ji A. Yeon. mengaku tak bisa tidur. Ji A memberitahu
kalau Dulu, ayahnya mengajari sesuatu.
“Jika tak
bisa tidur,bayangkan sesuatu yang menyenangkan.” Kata Ji A. Yeon pikir Seperti
es krim coklat mint
“Sepatu
olahraga baru.” Kata Ji A. Yeon membalas Musim bisbol profesional.
“Satu set
lengkap sastra dunia.” Kata Ji A. Yeon membalas
Telapak kaki anak anjing.
“Gimbap
buatan Ayah.” Ucap Ji A. Yeon pikir Meski sudah tak ada lagi yang menulisnya
tapi ingin surat.
Ji A
hanya diam saja. Yeon menyuruh Ji A kalau ini giliranya. Ji A tetap diam. Yeon
akhirnya melihat Ji A yang menutup matanya lalu bertanya apakah tertidur. Ji A
berusaha tersadar membalas ucapan Yeon.
“Apa?
Kalau aku, payung merah.” Ucap Ji A. Yeon menatap Ji A yang tertidur
disampingnya, wajahanya terlihat sedih karena mengetahui nasib Ji A.
Rang akan
menyebrang jalan, tiba-tiba seorang anak menariknya sebelum tertabrak motor.
Yeon bingung kenapa dengan anak itu, si anak tersenyum bahagia bisa
menyelamatkan Rang. Rang heran melihat si anak speerti tertawa bahagia.
“Barusan,
aku keren, 'kan? Aku bergerak cepat seperti Spiderman, dan...” ucap Si anak.
“Tipe
yang paling aku benci. Hidungnya meler.” Gumam Rang. Si anak pun bertanya
apakah Rang suka spiderman
“Tidak.”jawab
Rang. Si anak bingung ingin tahu alasanya. Rang menjawab Tak suka saja. Si anak
memberitahu kalau menyukainya.
“Aku tak
peduli sama sekali. Berhenti bicara denganku. Meski bukan karena kau, suasana
hatiku sudah tak bagus.” Kata Rang lalu berjalan pergi. Saat itu si anak
melihat kacamata yang terjatuh dan mengambilnya.
Yeon
sibuk memasak sambil mengeluh kalau sudah bangun pukul 4.30 lalu menyakinkan kalau
Hampir selesai. Shin Joo datang bertanya Apa yang di lakukan. Yeon mencoba
memotong bahan walaupun semuanya gosong. Shin Jooo menebak Sup ikan pollack
kering. Yeon membenarkan.
“Apa Kau
menggosongkan ini? Wah... Kau mengesankan.”ejek Shin Joo. Yeon menegaskan Itu
tak gosong.
“Lalu
Disebut apa, ya? Aku yang buat, tapi... Beli pollack lagi. Sudah habis.” Kata
Yeon. Shin Joo tak percaya kalau sudah menghabiskan ikanya lau mencoba sup
buatan Yeon.
“Aku tak
sengaja menambahkan gula.” Kata Yeon. Shin Joo hampir saja memuntahkanya lalu
menyuruh Yeon minggir dan mulai meracik bahan dengan sangat mudah.
Ji A
terbangun dari tidurnya dan melihat Yeon tak ada disampingnya. Ia menuruni
tangga dan melihat Yeon yang sedang masak lalu menghampriinya. Yeon pun menyapa
Ji A bertanya apa tidur nyenyak. Ji A menganguk. Yen pu mengajak untuk sarapan.
“Sup
pollack bagus untuk obat mabuk.” kata Yeon. Ji A melonggo melihat menu diatas
meja.
“Kau
membuat semua ini sendiri?”kata Ji A. Yeon merasa kalau itu tak penting karena
Pikiranlah yang penting. Ji A merasa kalau ini Mengagumkan.
Ji A
mulai makan, Shin Joo datang menyapa Ji
A. Ji A kaget dan Yeon hanya bisa menghela nafas panjang. Ji A bingung Kenapa keluar dari sana. Shin
Joo mengaku mendengar mereka tinggal bersama jadi harus membawa pakaian Pak
Lee... Yeon meminta agar tetap diam.
“Di mana
pemutihnya?” tanya Shin Joo. Ji A bingung kenapa Shin Joo menanyakan Pemutih
“Noda air
sadah di wastafel sangat buruk. Aku menggosok ubin dengan soda kue dan cuka. Aku
juga harus membersihkan rambut. Dan juga... Jangan biarkan makanan pengiriman
menumpuk di lemari es. Semuanya adalah kuman.” Ucap Shin Joo mencari sesuatu di
lemari
“Memangnya
dia ibu mertua?” kata Ji A heran. Yeon mengeluh esal dengan temanya.
“Aku tak
ingin ikut campur dengan rumah orang lain, Tapi Pak Lee tak pernah melakukan pekerjaan
rumah selama hidupnya. Dan dia punya gangguan obsesif kompulsif.” Kata Shin Joo
“Kau
bilang apa?” keluh Yeon. Shin Joo membalas “Selamat menikmati sarapanmu.” Dan
bertanya Di mana pemutihnya?
“Itu ada
di kamar mandi. Di bawah wastafel.” Kata Ji A. Shin Joo pu bergegas pergi.
“Apa Kau
menggosongkan ini?” kata Ji A melihat ikan yang gosong. Yeon membela diri Bukan
"menggosongkan".
“Lebih
tepatnya aku gagal mengontrol suhu.” Kata Yeon. Ji A hanay bisa tersenyum dan
mengambil banyak ikan dirambut Yeon.
“Kau menggemaskan
di tengah semua ini.” Kata Ji A. Yeon merasa Pollack kering mendominasi
tubuhnya.
“Menggemaskan?
Aku berusia lebih dari 1.000 tahun.”ucap Yeon. Ji A mengajak makan saja. Mereka
pun makan bersama.
Ji A
sedang merapihkan bajunya dan sudah siap pergi. Shin Joo datang membawakan
minuman dengan wajah gugup mengaku tak tahu apa benar bilang ini, tapi meminta
agar bisa berhati-hatilah. Ji A terlihat bingung Shin Joo yang sangat khawatir.
“Jika kau
terluka, Pak Lee... Dia akan terluka 2, 3... Tidak, 10 kali lebih terluka.”
Kata Shin Joo
“Yeon
sangat beruntung. Dia punya teman yang sangat mencemaskannya.” Komentar Ji A
“Yeon
sangatlah berharga bagiku juga.” Kata Ji A. Yeon berteriak agar segera pergi
karena akan terlambat.
Ji A
keluar dari kamar menuruni tangga kaget melihat Yeon yang memakai setelah dan
bertanya Mau ke mana hari ini. Yeon menjawab akan Bekerja.
Yeon
mengemudikan mobilnya Ji A bingung
menatap Yeon lal memastikan kalau Tempat kerja yang dimaksud. mungkin tempat
kerjanya. Yeon membenarkan. Ji A memberitahu kalau Yeon perlu izin untuk masuk
ke stasiun penyiaran.
“Aku
adalah Gumiho. Siapa yang bisa menghalangi jalanku? Aku akan mengurusnya.” Ucap
Yeon santai.
“Ada apa
dengan jas itu?” kata Ji A. Yeon mengaku Agar bisa berbaur di kantor.
“Apa Kau
tak menyukainya?” tanya Yeon. Ji A mengaku Bukan begitu. Dan meberitahu kalau Hanya
para eksekutif yang memakai dasi.
“Apa Mau
dilepas saja? Kata Ji A. Yeon menolak karena akan pura-pura menjadi seorang
eksekutif. Ji A tak bisa berkata-kata
Yeon
berjalan masuk dengan Ji A dan beberapa pengawal langsung membungkuk memberikan
hormat. Ji A melihatnya tak percaya
berpiir kalau Yeon baru saja menghipnotis mereka. Yeon membenarkan. Ji A ingin
tahu Kenapa mengambil peran sebagai direktur
“Kalau
lihat di drama, itu posisi yang dipegang oleh orang tampan dan kaya.” Kata Yeon
“Lalu,
apa yang akan kau lakukan selanjutnya sebagai direktur?” tanya Ji A. Yeon
menjawab akan menunggunya di sini.
“Di sini?
Sepanjang hari?” kata Ji A tak percaya. Yeon menegaskan kalau Dalam hal
menunggu, ia yang terbaik.
“Semoga
harimu menyenangkan. Hubungi aku jika terjadi sesuatu.” Kata Yeon.
“Terima
kasih, Yeon, sudah berada di sini untukku.” Kata Ji A menganguk mengerti lalu
pamit pergi.
Yeon
menatap Ji A yang pergi lalu mengingat ucapan Tuan Hyun “Jika kau terlibat, salah satu dari kalian.
harus mati pada akhirnya. Itulah takdir bagi kau dan dia saat dia dilahirkan
kembali.”
“Mungkin
saja ini kehidupanku yang terakhir.” Gumam Yeon sedih. Saat itu Ji A
melambaikan tangan bahagia pada Yeon sebelum naik lift
“Kukira
itu bisa lebih buruk.” Ucap Yeon berusaha tersenyum membalas lambaian tangan.
Seorang
wanita akan masuk ke rumah CEO TV dan mengeluh
Kukunya bisa terlepas kalau mnekan bel. Tiba-tiba CEO TV sudah membuat
pintu. Si wanita menyapa CEO Tva kalau ia adalah pengasuh yang mulai hari ini.
CEO TV kalau cukup memberinya makan dengan baik.
“Hari ini
adalah harinya. Hari ini, Imoogi akan tumbuh dewasa dengan wajah dan tubuh
baru.” Gumam CEO TV melihat si bibi masuk rumah.
Ji A
duuduk di depan meja kerjanya mengingat ucapan si petugas kerajaan “Seorang
pria dengan jas biru tua datang menemuiku. Dia menceritakan kecelakaan yang
akan terjadi pada hari itu di Bukit Rubah. Meski samar, tanda-tanda Mukhyeong
ada di keningnya.
"Seo"
seperti "barat" dan "Gyeong" seperti "Seoul".
Mencap wajah penjahat adalah hukuman paling brutal yang melibatkan cedera
tubuh. Penjahat bercap dibenci dan diremehkan serta tak bisa hidup berbaur. Dan
"Seogyeong" adalah kata kuno untuk Pyongyang”
Ji A
penasaran mencoba mengambarkan sosok SEOGYEONG.lalu bertanya-tanya Kenapa
Seogyeong dan mencari Keyword [SEOGYEONG, STIGMATISASI MANUSIA
"Mereka
yang memimpin Pemberontakan Myocheong, pemberontakan yang bertujuan untuk. memindahkan
ibu kota ke Seogyeong, dikirim ke pengasingan sesudah dicap. Pemberontakan Myocheong.
Mereka yang menghancurkan tatanan negeri dengan ramalan mereka kata ini dicap
di dahi mereka. Seogyeong atau Pengkhianat Seogyeong."
“Sial.
Kau melakukan pengkhianatan.” Gumam Ji A kesal
Di lobby,
Yeon bersiaga melihat orang-orang yang mencurigakan. Ia pun mengingat temanya “Karena orang tua
bukanlah sasaran kecelakaan Putrinya adalah target awal.” Akhirnya ia menelp Shin Joo ingin tahu
keberadaanya. Shin Joo menjawab Tepat di belakangnya.
“Ya, dia
sendirian.” Ucap Shin Joo. Yeon meminta agar mengwasi apa yang Rang lakukan.
“Aku
mencari orang dengan cap di dahinya. Dia sejajar dengan Imoogi.”kata Shin Joo
“Itu
benar. Aku yakin Rang juga terhubung dengannya.” Kata Yeon dengan mata penuh
amarah.
Rang
pergi ke tempat menjatuhkan kacamatanya dan mencarinya. Shin Joo melihat Rang berpikir kalau
dompetnya terjatuh. Ran menelp sesoerang meminta agar Temukan kacamatanya dan Lakukan
apa pun untuk menemukannya.
“Kacamata?
Lalu Dia menelepon siapa?” ucap SHn Joo bisa mendengar ucapan Rang walaupun
dari jauh.
Jae Hwan
dan Sae Rom datang ke ruangan dan melihat Ji A dan akan memulai interogasi. Ji A pkir kalau Waktu habis lalu
meminta izin Jae Hwan agar bisa melihat dahinya. Jae Hwan bingung kenapa dengan
Ji A akan memeriksanya.
“Bukan.”
Ucap Ji A memeriksa dahinya. Sae Rom langsun ingin tahu Siapa pria itu, apakah
Pacarnya. Jae Hwan yakin kalau itu Sumber
“Kalian
bertaruh berapa?” tanya Ji A. Jae Hwan langsung menjawab 50.000 won. Sae Rom ingin tahu Apa hubungan mereka
“Aku juga
penasaran.”kata Ji A. Jae Hwan bingung
apa maksudnya. Sae Rom memegang tangan
Jae Hwan.
“Mungkin
reaksi tubuhnya tak selalu jujur.” Ucap Ji A. Jae Hwan langsung menarik
tanganya.
“Apa Kalian
berdua berpegangan tangan?” tanya Jae Hwan mengalihkan pendapatnya.
“Tidak
berpegangan tangan, tapi...” ucap Ji A. Sae Rom pikir merekaian tak berpegangan
tangan, tapi melakukan sesuatu yang lain dan ingin tahu Apa yang dipegang.
“Apa kita
punya cerita untuk siaran selanjutnya?” tanya Tuan Choi masuk ke dalam ruangan
dan melihat Ji A yang sudah datang.
“Astaga,
ini seperti aku menemukan barang langka dalam video gim.”kata Tuan Choi. Ji A
mendekati Tuan Choi. Tuan Choi bingung mencoba mundur untuk menghindar.
“Aku
hanya ingin melihat dahimu dengan baik.”kata Ji A lalu meihat tak ada tanda di
dahi Tuan Choi.
Si bibi
terlihat ketakutan melhat Imoogi dan berusaha untuk kabur, Imogi walaupun punya
tubuh anak-anak bisa menarik si bibi dan kuku si bibi pun sempat terlepas.
Tangan si bibi pun berubah jadi tulang. Akhirnya Immogi pun menjadi dewasa.
Shin Joo
terus mengikuti Rang di tempat parkiran. Yoo Ri datang memberitahu kalau tahu siapa
yang mengambil kacamatanya. Rang ingin tahu siapa. Yoo Ri menjawab Seorang anak. Rang bingung
kalau Seorang anak
“Kau
cukup mabuk kemarin.” Ucap Yoo Ri memperlihatkan kamera CCTV. Saat itu Shin Joo
tak percaya kalau Yoo Ri yang dekat dengan Rang dan mengingat ucapanya.
“Tentu
saja. Dia mencabik penjaga kebun binatang menjadi beberapa bagian. Kau akan
segera menemuinya.” Ucap Yoo Ri.
Yoo Ri
akhirnya pamit pergi, Shin Joo terlihat frustasi ternyata Yoo Ri diperintah
oleh Rang lalu menelungkap wajahnya diatas stir. Saat mengangkat kepalanya,
Rang sudah tak ada didalam mobilnya lalu mencoba mencarinya. Tiba-tiba Rang
datang memecahkan kaca mobilnya.
“Kau
pikir aku tak akan tahu?” ucap Rang marah. Shin Joo kaget dan terlihat sangat
ketakutan.
***
Bersambung
ke part 2
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar