PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 29 Oktober 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 16 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Hye Jun bertemu dengan Jin U di taman. Jin U mengeluh kalau Jawabannya sudah jelas, tapi tak tahu harus berbuat apa. Hye Jun ingin tahu Apa jawaban temanya. Ji U pikir  Apa lagi, kalau  ingin menjadi seperti Hye Jun juga.

“Kalian sedang apa?” ucap Hae Hyo datang. Jin u kaget melihat Hae Hyo bertanya apakah Hye Jun memanggilnya. Hye Jun membenarkan.

“Kau tak suka aku di sini?”tanya Hae Hyo. Jin U meminta agar tukar tempat dengan Hye Jun. Hye Jun bingung kenapa harus tuker tempat.

“Cepat. Berdirilah.” Kata Jin U tak ingin disamping Hae Hyo. Hye Jun pun mengeluh temanya yang membuatnya kesal. 


“Kau mengingatkanku padanya. Aku merinding jika mengingat hari itu.” Kata Jin U

“Sebelumnya Hae-na, apa sekarang ibuku? Kau keparat…” kata Hae Hyo ingin memukul Jin U. Hye Jun menahanya karena tak perlu sampai memukulnya.

“Apa Kau tahu betapa cocoknya aku dan Hae-na? Dia mirip kakaknya… “ ucap Jin U. Hae Hyo mengeluh Kenapa dia mirip dengannya.

“Sialan. Kau membuatku gila. Aku mau pulang.” Kata Jin U berjalan pergi. Hae Hyo mengeluh kalau Jin U baru sampai.

“Karena itu aku pergi.” kata Jin U lalu berjalan pergi. Hae Hyo merasa Sepertinya dia sangat terintimidasi oleh ibunya. 


“Apa dia dan Hae-na bisa terus berpacaran?” kata Hae Hyo. Hye Jun pikir  Dia terlihat lebih kurus dan yakin pasti sangat menderita.

“Kau tak menderita? Apa Kau sungguh bisa lepaskan Jeong-ha?” tanya Hae Hyo

“Masih tak terasa nyata. Dulu kami tak bisa sering bertemu. Aku masih merasa bisa mengajak bertemu hanya dengan meneleponnya.Tapi jika ingat wajah Jeong-ha saat terakhir bertemu, aku menderita. Aku merasa bersalah.” Kata Hye Jun

“Aku yakin Jeong-ha minta putuskarena memikirkanmu. Ada banyak yang harus dikorbankanjika kau memilih Jeong-ha. Banyak yang bisa hilang..” Kata Hae Hyo

“Namun, aku terus berpikir. Jika aku tak bisa melindungi orang yang aku cintai,apa aku bisa menghibur dan menjadi berarti bagi orang lain?” ungkap Hye Jun.

“Tidakkah orang-orang yang mencintaiku dan mendukungku percaya bahwa aku melindungi mereka sama seperti aku melindungi Jeong-ha? Karena ketulusan itu terhubung.” Kata Hye Jun. 



Hye Jun dan Jeong Ha menaiki mobil dalam suasana diam dan hujan yang turun dengan deras.

“Kami tak bicara sama sekali. Meski tak bicara, aku ingat setiap gerakan kecil di hari itu.”

Akhirnya keduanya berhenti di atas bukit, Hye Jun menanyakan lebih dulu keadaan Jeong Ha.  Jeong Ha mengaku berusaha untuk baik-baik saja. Dan mengucapan Selamat atas kesuksesan drama Hye Jun. Ia mengaku sempat gelisah karena ada banyak skandal dan membuat rating turun.

“Tapi sudah kuduga, Sa Hye-jun pasti sukses.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun hanay diam saja.

“Sepertinya hujan sudah berhenti.” Kata Jeong Ha. Hye Jun memberitahu kalau  Hujan sudah berhenti sejak mereka sampai.

“Aku butuh udara segar.” Ucap Jeong Ha akhirnya turun dari mobil. Hye Jun menatapnya dan akhirnya ikut turun. 


Hye Jun membahas  Dalam drama atau film, ada petunjuk sebelum peristiwa penting terjadi. Dan mengelh kalau Jeong Ha yang bisa langsung minta putus tanpa itu. Ia pikr Jeong Ha harus beri tahu kesalahannya agar bisa diperbaiki.

“Kau tak melakukan kesalahan.” Kata Jeong Ha. Hye Jun pun ingin tahu alasan Jeong Ha yang tiba-tiba minta putus

“Kau merasa tak adil?”tanya Jeong Ha. Hye Jun membenarkan menurutnya Keinginan untuk melindungi dan bertanggung jawab bukanlah pemikiran kuno.

“Itu emosi universal yang dimiliki manusia saat mencintai. Terima kasih sudah mau melindungi dan bertanggung jawab atas aku. Aku mengatakan itu pemikiran kuno karena aku ingin bersandar padamu.” Kata Jeong Ha 


“Kau bisa bersandar padaku.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha pikkir Hidup bersandar sangat buruk baginya.

“Mengingatkanku pada ibuku. Aku butuh waktu lebih lama. Aku tak suka orang yang tak bisa ditebak, dan ini membuatku belajar menjadi orang yang tak bisa ditebak juga. Aku tak suka orang yang membuatku gelisah, tapi kini aku belajar untuk bisa seperti itu juga.” Jelas Jeong Ha

“Aku suka menepati janji, tapi aku belajar cara menjadi orang yang kadang ingkar janji. Aku suka kestabilan,tapi aku menjadi suka ketidakstabilan. Sejak mencintaimu, aku terus berubah dan menjadi rumit. Aku suka diriku yang seperti ini.” Ungkap Jeong Ha 


“Aku juga bertumbuh dan berubah sejak menjalin hubungan denganmu.” Kata Hye Jun

“Kau sudah mewujudkan mimpimu, tapi aku baru mulai. Waktu kita tak tepat. Jika berusaha menyesuaikan diri di waktu yang tak tepat, kita hanya akan makin menjauh.” Kata Jeong Ha

“Aku akan berusaha. Ini alasanku ingin melindungimu. Aku mencintaimu.” Ucap Hye Jun menyakinkan.

Jeong Ha menatap Hye Jun sudah tahu dengan hal itu,  menurutnya Yang tersisa hanyala mengakhiri hubungan baik-baik. Hye Jun pikir Jeong Ha bersamanya saat  menggapai mimpinya jadi kenapa ia tak bisa melakukannya

“Perasaan yang didapat dari mencintai dan perenungan mengenai hidup… Itu yang kau berikan padaku. Itu sudah cukup. Aku ingin menjadi kenangan indah bagimu. Berjanjilah kau akan ingat waktu yang kita habiskan bersama.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun dengan mata berkaca-kaca menganguk setuju. 



Kakek Sa sibuk mengambil foto untuk pemotretan dengan Jin U sebagasi ass yang memegang filter. Si Photographer meminta kakek Sa bergerak lebih dinamis. Kakek Sa pun mengayunkan tanganya, Si pria mengeluh itu tak terlihat natural dan akan melihat hasilnya lebih dulu.

“Hei. Turunkan... Kau pasti lelah.” Ucap Kakek Sa meihat Jin U yang terus memegang filter. Jin U pun tersenyum menurunkanya.

“Pak. Tampak depan juga bagus, tapi tampak samping lebih keren.” Komentar Tuan Sa melihat hasil foto ayahnya.

“Aku tahu... Biar aku yang atur... Apa Kau manajernya?” ucap Si pria dengan anda menyindir. Tuan Sa membenarkan. Si pria berkomentar Tuan Sa perhatian sekali.

“Ini sudah cukup. Coba ganti pakaian lain.” Kata Si pria. Tuan Sa pun menawarkan minum untuk ayahnya. Kakeknya merasa tak perlu. 



Kakek Sa sedang berganti pakaian, Tuan Sa melihat Jin U terlihat tak bersemangat dan berpikir sedang sakit. Jin U mengaku tidak. Si pria melihat keduanya saling kenal. Jin U memberitahu kalau Mereka adalah ayah dan kakeknya Hye-jun.

“Ayahnya Hye-jun… Hye-jun? Sa Hye-jun?” ucap si pria melotot kaget. Tuan Sa membenarkan dan menyapa lebih dulu.

“Aku sudah pernah bilang pada dia. Aku pintar memotret dan…” kata si pria mencoba mengambil hati keluarga Hye Jun.

“Dia memotret semua yang menghasilkan uang. Dia mau memotret Hye-jun.” kata Jin U. Tuan Sa mengerti. 


“Katanya mau berhenti.  Kenapa menyela pembicaraanku?”keluh Si pria kesal. Tuan Sa kaget Jin U ingin berhenti.

“Aku mau kerja sendiri. Aku tak bisa kerja untuk orang lain terus.” Sindir Jin U

“Kau bilang "Orang lain"? Rupanya aku orang lain. Dia seperti ini karena berharap pada Hye-jun dan Hae-hyo. Dia pikir akan dibantu karena teman.” Ejek si pria

“Pak Sa, jika kau lihat pemotretan hari ini, kau akan tahu kemampuanku. Apa kau bisa menjadi membantuku agar Hye-jun mau bekerja sama dengan studio kami? Aku tak pandai berkata-kata.” Ucap Si pria mencoba merayu.

“Ya. Aku pun seperti itu, tapi kita bisa katakan hal yang tepat saat dibutuhkan.” Kata Tuan Sa

“Astaga, Pak Sa. Aku sedih jika ditolak seperti itu.” Ungkap Si pria. Tuan Sa pikr Daripada Hye-jun, lebih merekomendasikan model  yang ada didepanya. 


“Pasti terkenal dalam lima tahun.” Kata Tuan Sa menunjuk ayahnya. Jin U pikir tak mungkin menurutnya tiga tahun pasti terkenal.

“Jin-u, jika kau membuka studio sendiri, aku pasti akan ke sana.” Kata Kakek Sa

“Tak bisa seperti itu, Pak. Secara adil…” ucap Si pria. Tuan Sa menegaskan kalau Harus menggunakan koneksi.

“Jin-u, aku akan merekomendasikanmu pada Hye-jun. “ kata Tuan Sa. Jin U tersenyum mengucapkan Terima kasih.

“Apa adilnya menggunakan koneksi?” kata Si pria mengeluh kesal. Tuan Sa menegaskan kalau Ia  mengenal Jin U sudah hampir 30 tahun.

“Kami sering berbagi perasaan, waktu, dan uang selama 30 tahun  Tak bisa diperlakukan sama dengan orang yang baru bertemu tiga jam lalu.Kau harus cari koneksi yang bagus. Pada akhirnya, itu yang kita miliki.” Kata Tuan Sa

“Baik. Jika begitu, tolong masukkan aku ke dalam koneksi itu.” Kata Si Pria mendekati Tuan Sa. Jin U bertanyaApa jadwal Hye-jun hari ini?

“Hei. Kau pergi bekerja... Pak Sa, silakan berdiri di tengah.” Kata Si pria ingin mengambil hati keluarga Hye Jun. 


Gyeong Jun menunggu didalam ruangan melihat Nyonya Lee akhirnya datang dan mengeluh kalau bisa bicara lewat telepon, kenapa sampai ke sini Nyonya Lee menegaskan Meski begitu, gugatan bukan hal sepele jadi Hasil harus dilaporkan secara langsung.

“Ini. Silakan dimakan saat ingin makan manis” ucap Nyonya Lee. Gyeong Jun pun mengucapkan Terima kasih.

“Kau baik padaku karena pembaruan kontrak Hye-jun, 'kan?” ejek Gyeong Jun.  Nyonya Lee menegaskan kalau Tak begitu.

“Apa nama Jjamppong tak bisa diganti?” kata Gyeong Jun. Nyonya Lee menegaskan tak bisa

“Kau sungguh… Maksudku… Gyeong-jun, pelapor sudah mengajukan pembatalan gugatan. Kasus akan segera berakhir.” Ucap Nyonya Lee

“Kenapa orang-orang kesal saat diserang dengan fakta?” keluh Gyeong Jun kesal

“Berdasarkan pengalaman hidupku selama ini, kau memiliki kepribadian yang unik.” Kata  Nyonya Lee

“Itu pujian, 'kan?” ucap Gyeong Jun. Nyonya Lee membenarkan.  Gyeong Jun mengeluh meminta Keselarasan.

“Selaraskan perkataan dan ekspresimu.” Kata Gyeong Jun. Nyonya Lee membuat wajahnya seperti pujian agar Gyeong Jun puas.

“Lebih baik tanpa "puas". Apa Sudah makan? Mau makan bersama?” kata Gyeong Jun.

“Disakiti, lalu diberi makan. Ayo.”kata Nyonya Lee. Gyeong Jun melihat hadiah yang diberikan Nyonya Lee membelinya di mall. Nyonya Lee dengan bangga memberitahu kalau harganya mahal.  Gyeong Jun mengaku baru kali ini menerima coklat.



Di dalam kamarnya, Hye Jun melihat buku yang diberikan Jeong Ha padanya. Ia melihat judulnya “THE PRESENT” lalu menaruhnya dalam kotak, dan menyimpan juga sepatu yang harusnya menjadi barang bersama tapi sudah tak bisa dipakai.

Ia melihat amplop berisi KONTRAK KERJA JJAMPPONG ENTERTAINMENT - CEO: LEE MIN-JAE. Wajahnya terlihat ragu untuk memperpanjang kontrak.

“Meski berlagak kuat, aku gugup. Aku akan menahanmu jika kau meninggalkanku.” Gumam Hye Jun. 


Nyonya Han masuk kamar anaknya membawakan gimbap kesukaanm Hye Jun. Hye Jun senang menurutnya Gimbap selalu menggiurkan. Nyonya Han bertanya Hye Jun sedang melihat apa. Hye Jun menjawab kontrak kerjanya. Nyonya Han pun tak banyak komentar.

“Jika Jeong-ha sudah tak sibuk, apa kita bisa tentukan tanggal lagi?” tanya Nyonya Han. Hye Jun terdiam dengan mata berkaca-kaca.

“Kenapa? Kalian bertengkar?” tanya Nyonya Han. Hye Jun menjawab tidak.

“Kami tak bisa bertengkar meski aku mau bertengkar.” Ucap Hye Jun. Nyonya Han menebak keduanya putus. Hye Jun hanya bisa terdiam, wajahnya Nyonya Han terlihat sedih. 


Tuan Lee melihat berita [MANUSIA PERTAMA, BERAKHIR DENGAN RATING 21,5 PERSEN] dengan wajah kesal kalau Sa Hye-jun bangkit kembali dan memikirkan cara untuk mendapatkannya. Do Ha datang menemui Tuan Lee.

“Aku dalam masalah.” Kata Do Ha. Tuan Lee hanya bisa bergumam “Manusia idiot ini adalah masalahku.”

“Masalah apa?” tanya Tuan Lee Do Ha mengingatkan tentang Min-jeong dan Dia mengancamnya.

“Min-jeong? Min-jeong siapa?” kata Tuan Lee. Saat itu pintu diketuk Do Ha pikir Sepertinya itu dia, karena menyuruh dia datang ke sini.


Tuan Lee bingung melihat seorang wanita tinggi semampai masuk kantor dengan seorang wanita lainya.  Min Jeong adalah wanita yang ada di ruanga  karoke. Saat itu Do Ha yang frutasi memarahinya.

“Berkat siapa kalian bisa makan?” teriak Do Ha. Min Jeong pun embalas

“Apa kita bisa makan karena seseorang? Kita membeli makanan dengan uang. Bukan karena siapa-siapa.” Balas Min Jeong. Do Ha mengumpat Min Jeong itu bodoh.

“Kenapa kalian ke sini?” tanya Tuan Lee. Min Jeong menjawab kalau Do Ha yang menyuruhnya berbicara dengan Tuan Lee.  Tuan Lee ingin tahu Bicara apa

“Meski wanita penghibur, aku tak pantas menerima penghinaan.” Ucap Min Jeong.

“Kapan aku menghinamu?” tanya Do Ha membela diri. Min Jeong mengingat Do Ha yang mengatainya bodoh.

“Kau memang bodoh. Apa Bicara fakta itu menghina?” ucap  Do Ha marah

“Apa Hanya aku yang bodoh? Kau juga bodoh!” ejek Min Jeong. Tuan Lee akhirnya mengajak Do Ha berbicara diluar ruangan. 



Do Ha memberitahu kalau Min Jeong  minta ganti rugi 500 juta won jadi meminta agar Tuan Lee mengurus ini. Tuan Lee mengeluh Apa yang Do Ha lakukan padanya. Do Ha merasa  semua karena Tuan lee yang  Katanya aman main di sana.

“Aku tak sangka kau akan ketagihan dan sering pergi ke sana.” Ucap Tuan Lee kesal

“Aku selalu bersemangat saat melakukan apa pun. Ini salahmu membawaku ke sana, bukan salahku.” Kata Do Ha. Tuan Lee hanya bisa menghela nafas panjang. 


Min Jeong akhirnya duduk berhadapan dengan Tuan Lee diruangan. Tuan Lee meminta agar Tunjukkan padanya semua panggilan dan pesan dengan Do Ha. Min Jeong pun memberikan ponselnya. Tuan Lee ingin tahu Mana alat perekamnya, Apa ponsel?

“Aku tahu kau sedang merekam. Siapa yang membantumu? Apa Kau sendirian?” ucap Tuan Lee

“Mana mungkin. Aku menyebarkan semua pesan dan perlakuan Do-ha padaku. Aku bisa melaporkanmu ke polisi.” Kata Min Jeong

“Sayang, kau tak belajar apa-apa dari pesohor yang hancur karena skandal seperti ini? Kau harus menghentikan ini Atau kau bisa melaporkanku.” Ucap Tuan Lee balik mengancam

“Aku tak dirugikan.” Ucap Min Jung, Tuan Lee pikir Kenapa tak dirugikan, menurutnya Min Jeong harus masuk penjara.

“Kau…Semua pembicaraan kita direkam. Kau takkan bosan karena teman-temanmu akan ikut masuk penjara. Aku sudah melihat semua pesan dan foto kalian..” ucap Tuan Lee memperlihatkan penanya.

“Benar. Itu bisa merugikan kami. Namun… dia belum menikah dan tak punya pacar. Apa masalahnya? Hei... Apa Mencintai wanita penghibur itu kejahatan? Jadi Enyah.” Kata Tuan Lee. Min Jeong kesal dan melangkah pergi. 




Hye Jun pergi ke dapur melihat ibunya, Nyonya Han bertanya Hye Jun ingin pergi ke mana. Hye Jun menjawab mau ke perpustakaan. Nyonya Han menyuruh Hye Jun Pulanglah sebelum makan malam karena Besok pagi harus ke rumah Hae-hyo.

“Kemungkinan tak bisa bertemu.”ucap Nyonya Han. Hye Jun menatap ibunya lalu duduk didepanya

“Aku berharap Ibu berhenti kerja di rumah Hae-hyo.” Ucap Hye Jun. Nyonya Han kaget dan ingin tahu alasanya.

“ Putra Ibu kaya.” Kata Hye Jun. Nyonya Han pikir  Tak ada hubungannya antara anaknya yang kaya dan ibu bekerja.

“Itu berhubungan. Salah satu alasanku mencari uang adalah ingin membuat hidup Ibu nyaman.” Kaat Hye Jun

“Ibu tak mau menyusahkanmu.” Kata Nyonya Han. Hye Jun memikirkan jika kesehatan Ibunya memburuk

“Ibu mengeluh pinggang dan lutut Ibu sakit. Ibu tak pernah mengatakan itu. Tapi Ibu mengerang saat berdiri. Aku sering lihat Ibu memukul-mukul lutut.” Ucap Hye Jun. Nyonya Han hanya bisa terdiam.

“Ibu... Jika Ibu menyayangiku, tolong dengarkan aku kali ini.” Kata Hye Jun memegang tangan ibunya. 



Jeong Ha menyalakan camera lalu membuat siaran langsung. Ia mengucapan Terima kasih telah mencintai kanal siaran An Jeong-ha dan membertahu kalau Video ini adalah video terakhirnya.

“Aku tak bisa sering mengunggah video dan nilai yang aku junjung telah berubah.” Ucap Jeong Ha. Dirumah, Hae Hyo menonton siaran live Jeong Ha.

“Aku yang mengejar kestabilan sudah memutuskan untuk menikmati hidup yang tak stabil. Terima kasih sudah membuatku berkembang menjadi lebih baik.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo lalu melihat foto [KUPON RIASAN LENGKAP] diponselnya. 


Hae Hyo datang ke salon. Jeong Ha mengaku tak menyangka Hae Hyo  adalah pemilik kupon ini lalu bertanya syuting apa hari ini. Hae Hyo menjawab Tidak ada. Jeong Ha pun hera Kenapa pakai kupon ini. Hae Hyo mengaku hanya Sebagai alasan

“Aku takut kau tak nyaman bertemu denganku.” Kata Hae Hyo. Jeong Ha mengaku Memang tak nyaman.

“Namun, aku tetap harus kerja. Aku takkan tolak klien.” Kata Jeong Ha. Hae Hyo senang karena Ini An Jeong-ha yang dikenalnya.

“Gunakan kupon ini lain kali. Apa Sudah memutuskan drama berikutnya?” ucap Jeong Ha

“Tidak. Aku mau pergi wajib militer.” Ucap Hae Hyo. Jeong ha sedikit kaget tapi berkomentar kalau Hae Hyo memang harus melakukannya.


Saat itu Hye Jun mengirimkan pesan di grup “Hari ini aku tak kerja.Apa Mau main basket nanti malam?” Jin U membalas “Main basket saat malam adalah yang terbaik.” Hae Hyo membalas “Kita bertemu setelah kau selesai bekerja.”

Akhirnya mereka bermain basket ditaman dan istirahat didepan taman,  Jin U bertanya apakah mereka tak sibuk karena terus memanggilnya. Hae Hyo mengejek Kenapa Jin U datang tiap dipanggil. Jin U pikir keduanya  bintang, tak sama dengannya.

“Aku bukan bintang. Bintang itu Hye-jun.” kata Hae Hyo. Jin U melihat Hye Jun hanya diam saja. 


“Dia juga tahu dirinya seorang bintang. Apa proyekmu selanjutnya?” ucap Jin U. Hye Jun menjawab Tak tahu.

“Kau suka kerja. Kenapa tak tahu?” kata Jin U. Hye Jun  pikir Mungkin akan pergi wajib militer.

“Kau gila. Jangan konyol.” Kata  Jin U. Hye Jun pikir Kenapa konyol. Jin u mengingat Hye Jun Dulu tak mau pergi meski disuruh.

“Kau akan Rugi jika pergi sekarang. Kenapa tiba-tiba pergi?” kata Jin U. Hye Ju mengaku Ini bukan tiba-tiba.

“Aku terus memikirkan wajib militer.” Kata Hye Jun. Hae Hyo mengaku ia juga seperti itu.

“Kau tak masalah pergi sekarang, tapi Hye-jun berbeda. Sudah kubilang, harus ditunda sebisa mungkin. Uang masalah tersendiri, tapi usiamu 30 tahun saat selesai wajib militer. Maka kau tak bisa memainkan peran pemuda lagi.” Kata Jin U 


“Hei. Aku sungguh penasaran. Berapa pendapatan setahun bintang seperti Hye-jun?” goda Jin U

“Aku tak tahu, aku bukan bintang.”kata Hae Hyo. Hye Jun menjawab kalau tak mau beri tahu.

“Aku tak akan pinjam uangmu. Katakanlah.” Ucap Jin U. Hye Jun memilih untuk pamit pulang

“Besok acara pengangkatan duta. Harus bangun pagi.” Kata Hye Jun. Hae Hyo pun menyuruh Hye Jun pulang karena mau bicara dengan Jin U.

“Ada apa?” tanya Jin U bingung. Hae Hyo menyuruh Jin Ua agar ikut denganya saja. 




Hye Jun berjalan ke atap rumah dan menatap pemandangan dan langit yang ada didepanya, lalu melepaskan topi sambil bergumam

“Aku mewujudkan mimpiku dan tersisa satu tugas. Makin cepat tugas diselesaikan, hati makin terasa nyaman.” 


Nyonya Han masuk kamar memberitahu kalau Hye-jun menyuruhnya berhenti kerja dan ingin tahu apa yang akan dilakukanya. Tuan Sa tak ad pilihan kalau istrinya harus berhenti. Nyonya Han bingung.

“Dia melunasi utang kita dan membeli rumah ini agar tak bayar uang sewa lagi. Kau harus mendengarkannya.” Kata Tuan Sa

“Kau sungguh realistis. Pasti malu menerima bantuannya mengingat perlakuanmu dulu.” Ucap Nyonya Han.

“Aku harus akui saat aku salah.” Ucap Tuan Sa. Saat itu pintu kamarnya diketuk. 


Hye Jun melonggokan kepalanya. Nyonya Han bertanya Kapan anaknya pulang. Hye Jun menjawab baru saja . Hye Jun meminta agar  adakan rapat keluarga jadi meminta Tolong tetapkan tanggal dan beri tahu padanya. Nyonya Han ingin tahu Ada yang perlu dibicarakan?

“Aku beri tahu nanti.” kata Hye Jun lalu melangkah pergi. Tuan Han bingung Ada masalah apa. Nyonya Han mengaku Tak tahu.


Jin U dan Hae Hyo minum bersama. Hae Hyo menjelaskan Meski ibunya memperlakukan Jin U dengan kasar, meminta agar jangan membencinya, Jin U mengaku  tak benci karena dia adlah ibunya Hae-na. Hae Hyo kesal karena dianggap Hae-na lebih utama daripada dirinya.

“Tentu saja. Kau pikir kau lebih utama?” ucap Jin U. Hae Hyo menegaskan kalau akan tetap mendukung Jin U, apa pun pilihannya.

“Tentu saja. Kau tak perlu bilang soal itu. Kau seperti mau pergi jauh saja.” Kata Jin U


“Sejauh ini aku berusaha untuk berbicara sebaik mungkin. Tadi kau sedikit menyebalkan. Hye-jun wajib militer nanti, tapi aku sekarang pun tak apa? Jadi, Apa aku bisa pergi sekarang karena tak terkenal?” kata Hae Hyo marah

“Ini baru Hae-hyo... Ya ampun, Hae-hyo. Kau kesal? Ini salahku. Ayo minum miras.” Kata Jin U tersenyum

“Jangan bicara seperti itu lagi.” Kata Hae Hyo memperingati. Jin U mengejek kalauakan bicara seperti itu lagi lalu keduanya minum. 



Hae Hyo pulang ke rumah mengambil air minum. Ibunya sedang ada didapur bertanya apakah Hae Hyo minum miras. Hae Hyo membenarkan. Nyonya Kim ingin tahu Bertemu siapa. Hae Hyomenjawab Teman-teman. Hye-jun dan Jin-u.

“Teman-temanmu? Astaga. Kau sungguh luar biasa. Ibu tak bisa mengerti. Apa Kau tak kesal melihat Hye-jun?” sindir Nyonya Kim kesal

“Kesal dan marah. "Aku sudah berusaha keras, tapi kenapa karierku seperti ini? Apa kekuranganku dibandingkan dia?" Setelah dipikir-pikir, tak ada. Dulu jika aku pergi bersama Hye-jun, perhatian akan berpusat padaku.” Ucap Hae Hyo

“Namun, sekarang tak begitu. Menurut Ibu, bagaimana perasaanku? Tapi Ibu, aku menyukai diriku. Setidaknya aku bukan pecundang. Aku berharap Hye-jun sukses. Aku sungguh bahagia atas kesuksesannya.” Ungkap Hae Hyo

“Aku tak merasa inferior dibandingkan Hye-jun. Aku masih memiliki harapan untuk sukses. Ibu membesarkan putra yang baik. Ibu tak gagal.” Kata Hae Hyo. Nyonya Kim hanya bisa diam saja. 



Nyonya Kim masuk kamar dengan wajah sedih lalu duduk disofa dan terihat bahagia. Tuan Won heran Tadi terlihat mendung tapi sekarang terlihat cerah. Nyonya Kim merasa kalau membesarkan putranya dengan sangat baik, menurutnya Hae-hyo memiliki kepribadian yang baik.

“ApaKau sedang menghibur diri karena dia tak sukses?” ejek Tuan Won.

“Setelah kontrak Hae-hyo dengan agensi berakhir, aku harus mengambil alih sepenuhnya.”kata Nyonya Kim

“Suruh dia belajar lagi.Setidaknya dia harus lulus S2 agar bisa menjadi penerusku.” Ucap Tuan Won.

“Yeong-Won-Hae Entertainment.Bagaimana? Itu kombinasi antara namaku dan nama anak-anak. Hae-na menjadi kuasa hukum agensi.” Kata Nyonya Kim penuh semangat.

“Kau sungguh… tak tahu cara menyerah. Astaga.” Ucap Tuan Won. Nyonya Kim pikir Bagaimana bisa menyerah atas hidup anak-anak. 


Hae Hyo masuk kamar melihat adiknya ada didalam lalu bertanya sedang apa di kamarnya. Hae Na memberitahu kalau Di kamarnya tak ada televisi dan tak mau turun ke bawah. Hae Hyo memberitahu kalau sudah baru bertemu Jin-u. Hae Na langsung mematikan TV sejenak.

“Aku netral.” Ucap Hae Hyo. Hae Na cemberut kalau itu artinya Hae Hyo memihak Ibu jika netral.

“Aku tahu kau sangat terpengaruh oleh Ibu dan tak bisa melawan.” Ucap Hae Hae Na

“Apa Kau tidak?” ejek Hae Hyo. Hae Na mengaku tidak tapi  Lebih parah dan mengaku mau ke mal dengan Ibu.

“Aku ingin keseharianku kembali.” ucap Haea sedih. Hae Hyo menegaskan kalau akan mendukung adiknya apa pun pilihannya.

“Kau mengatakan itu ke Jin-u juga, 'kan?” kata Hae Na. Hae Hyo membenarkan kalau Pilihan ada di tangan mereka berdua.

“Tugasku mendukung kalian.”kata Hae Hyo sebagai kakak tak ingin ikut campur hanya mendukungnya.

Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar