PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di
restoran, Tua Hyun terus menerus menghela nafas. Nyonya Kim mengeluh kalau Tuan Hyun tak bisa
melakukan apapun. Tuan Hyun melihat
istrinay menelpnya lagi dan langsung mengumpat kesal dan akhirnya mengangkat
telpnya.
“Sayang! Kembali
ke sini dan bantu aku bekerja.” Teriak Nenek Yeon. Tuan Hyun dengan nada
ketakutan mengakudalam perjalanan sekarang.
“Aku ingin
bercerai.... Aku akan bercerai!.” Teriak Tuan Yeon mengebu-gebu sambil berdiri.
Yoo Ri
berteriak memanggilnya. Tuan Hyun bingung apakah yang dipanggilnya seperti itu.
Yoo Ri membenarkan kalau memang memanggil Tuan Hyun. Shin Joo panik Yoo Ri
berani memanggil seniornya. Nyonya Kim pun terlihat kaget ada yang berani
memanggil Tuan Hyun.
“Aku tak
memedulikan lelaki tua yang bercerai saat dia cukup tua untuk mati kapan pun,
jadi, tutup mulutmu.” Teriak Yoo Ri.
“Di mana
sopan santunmu? Dia pasti ingin mengalami kematian.”kata Tuan Hyun yang ingin
melawan.
“Biarkan
saja. Dia dari luar negeri.” Kata Nyonya Kim. Tuan Hyun mengeluh Bakal jadi apa
dunia ini?
“Di mana
dia menemukan makhluk menjengkelkan?” kata Tuan Hyun. Shin Joo akhirnya mencoba
memberikan salam pada Tuan Hyun. Tuan Hyun yang kesal menyuruh agar tak perlu
memberikan salam.
Shin Joo
bertanya apakah Yoo Ri tahu siapa dia. Yoo Ri merasa tak peduli. Shin Joo
memberitahu kalau ia adalah penjaga gerbang Sungai Samdo dan saudara ipar Raja
Hades. Shin Joo pikir Apa dekat dengan Raja Hades punya hak untuk berteriak di
restoran
“Ayo Cepat
makan.” Ucap Shin Joo tak ingin membahasnya.
Yoo Ri akan makan tapi tanganya merasa panas karena ayamnya Shin Joo
akan melihatnya, tapi Shin Joo menariknya tak ingin disentuh.
“Rumah
anjing dan makanan untuk anak anjing yang kau bawa...” ucap Shin Joo.
“Aku tak
bisa menerimanya.” Ucap Yoo Ri. Shin Joo bingung nasibnya. Yoo ri menyuruh Shin
Jooyang rawat.
“Kalau kau menyuntik mati, kubuat kau merasakan hal sama.” Tegas Yoo Ri.
“Apa
keluargamu membenci anjing?” tanya SHn Joo. Yoo Ri mengaku tak punya keluarga.
“Tapi ada
orang yang menyelamatkanku dari kebun binatang.” Ucap Yoo Ri bahagia.
“Ternyata
dia penyelamatmu.” Kata Shin Joo. Yoo Ri membenarkan kalau orang itu mencabik
penjaga kebun binatang menjadi beberapa bagian.
“Apa Dia
membunuh orang? Jadi Siapa penyelamatmu?” kataSHin Joo. Yoo Ri menjawab Orang
yang akan segera ditemui Shin Joo.
Satto dan
Yeon berbicara agar jauh dari Ji A. Satto memperingatakan Yeon agar Jangan
biarkan gadis itu di sisinya. Yeon ingin tahu
Alasannya. Satto memberitahu Menurut pria yang mencarinya, gadis itu mempunyai
kulit Raja, Roh Raja ada bersamanya.
Yeon
terdiam mendengarnya dan mengingat saat dihutan melihat kulit Ji A yang
bersisik lalu menyapa Yeon seperti orang yang kesurupan sudah Lama tak bertemu
dan memang menunggunya.
“Takdir buruk
kita akan berakhir jika kau tak menghentikan perahu menyeberangi Sungai
Samdo.”ucap Ji A
“Mungkinkah
itu pertanda... atau...” gumam Yeon.
Si anak
membaca buku di taman dan melihat burung yang jatuh karena menabrak jendela. Ia
pun mengambil dengan tanganya bisa membuat burung itu hidup kembali.
Yeon menatap
Ji A yang berdiri disampingnya. Ji A ingin tahu Siapa dia karena Kalau dia bersembunyi
di sekitarnya berarti di bisa jadi orang yang dikenal. Ia pun memikirkan tentang
Ada bekas luka di dahinya tapi Tak ada orang seperti itu.
“Aku akan
periksa, jadi...” ucap Yeon. Ji A mengaku tak mengerti. Kenapa dia mengejarnya.
“ Karena aku
tak ingin kau terluka.” Kata Yeon. Ji A pikir
tak ingin Yeon melakukan sesuatu untuknya.
“Aku
berharap hidupmu punya akhir yang bahagia. Juga, aku ingin kau memercayaiku. Bagaimana
kalau menangkap dia dulu?”ucap Yeon. Ji A inin tahu caranya.
“Kita punya
orang yang bisa berfungsi sebagai penghubung.” Kata Yeon lalu melihat ponselnya
bergetar.
“Kenapa
kau terus meneleponku?”keluh Yeon mengangkat telp dari adiknya.
“Apa Kau
tak melihat 22 panggilan tak terjawab yang aku tinggalkan?” kata Rang marah
“Apa Kau
pikir aku pacarmu? Jika aku tak mengangkat, anggap saja aku sibuk.” Kata Yeoo
“Kita
harus bertemu.” Ucap Rang. Yeon mengeluh Apa yang direncanakan kali ini?
“Aku
hanya merindukanmu. Itu saja.” Kata Rang. Yeon tahu kalau Rang jelas tertarik
pada sesuatu dan mengaku sibuk.
“Kau
sibuk apa?” keluh Rang. Yeon pun ingin tahu keberadan adiknya sekarang.
Ji A dan
Yeon berjalan bersama. Ji A memastikan kalau adiknya akan memberitahu apa yang
dia ketahui. Yeon pikir itu tak mungkin. Ji A bingung apa yang akan
dilakukanya. Yeon pikir akan membuat Rang menemui pria itu. Ji A ingin tahu
caranya.
Yeon
melihat sebuah tempat orang yan menulis dengan kuas lalu meminjamnya. Ji A melihat Yeon menulikan sesuatu diatas
sepatunya dan bingun menuliskan "Temukan". Yeon menjelaskan agar bisa
Temukan pria yang punya tanda kriminal di dahinya.
“Apa yang baru saja kau lakukan?” tanya Ji A. Yeon memberitahu kalau ini seperti jimat.
“Sepatu
ini akan membawa Rang ke pria itu. Kita hanya punya satu kesempatan. Hari ini,
kita harus tetap mengawasi Rang apa pun yang terjadi.” Ucap Yeon
“Baik,
aku tak akan kehilangan dia.” Kata Ji A. Yeon pun menyuruh Ji A masuk ke dalam
lebih dulu melihat ada dua sepatu didepan rumah peramal.
Rang
sudah duduk di dalam ruangan menyapa Ji A yang datang. Ji A menatap sinis dan
langsung duduk. Rang heran Ji A yang tak menyapa. Ji A menyindir kalau Rang
sudah lupa tentang tragedi pemakaman dan Yeon kembali dalam kekacauan karena Rang.
“Itulah
yang disebut kasih sayang persaudaraan. Omong-omong, hanbok itu terlihat cocok.”komentar
Rang
“Jas itu
tak cocok untukmu.” Balas Ji A sinis. Rang mengejek Ji A sangat sensitif hari
ini dan Membuatnya bersemangat.
“Kau
selalu senang tiap kali kita bertemu. Seperti kecanduan.” Ucap Ji A sinis.
Sedang
apa di Desa Adat?” kata Yeon masuk sambil memberikan tendangan pada adiknya.
“Tentu
saja bukan untuk mengerjakan PR untuk sekolah” kata Rang. Yeon yakin adiknya akan gagal.
“Hei, Pak
Tua... Aku datang untuk memeriksa sesuatu.” Teriak Rang. Si peramal akhirnya
masuk ruangan melihat keduanya akhirnya datang lagi.
“Kau mau
mencoba apa? Kau datang ke sini mengetahui bahwa dia seorang peramal asli?
Siapapun bisa tahu dia penipu. Lihat saja kumis palsu ini.” Ucap Yeon menarik
kumis peramal dan ternyata asli.
“Dia terus bicara omong kosong.” Kata Yeon kaget. Rang menegaskankalau Dia melakukan itu dengan sengaja dan mengejek Yeon itu Bodoh.
“Silakan
periksa... Tidak mungkin dia paling berarti bagiku.” Kata Rang dan si pria
membuka kacamata dan mengelurkan kacapembesar.
“Benar.
Dia barang paling berharga dalam hidupmu... Saudaramu.”kata Peramal. Rang
mengumpat kesal lalu mengambil kacamata dan pami pergi
“Apa yang
kau lakukan?” tanya Yeon bingung. Rang mengejek merasa tak bisa harus
menjelaskannya dan mengaku sudah cukup mahal menjual kakaknya.
“Kau luar
biasa.” Sindir Yeon. Rang memberitahu peramal itu akan menjelaskan apa yang
sedang terjadi.
“Kau tak
akan punya apa-apa selain waktu. Sampai nanti.” ucap Rang lalu keluar dari
ruamh.
Ia tak
melihat sepatunya lalu bertanya pada kakaknya. Yeon berteriak tak tahu Rang mengeluh
kakaknya itu bukan balita tapi selalu
tak dewasa di saat-saat yang paling tak terduga dan akhirnya mengunakan sepatu
milik kakaknya.
Yeon dan
Ji A akan mengikuti rang tapi peramal menahan Yeon bertanya Hendak pergi ke mana. Yeon akhirnya menyuruh
Ji A aga pergi lebih dulu. Ji A meihat Rang berjalan agak jauh. Yeon meminta agar bisa melepasanya. Si pemrawat memberitahu kalau Yeon adalah
barangnya.
“Kata
siapa?” keluh Yeon. Si peramal
memberitahu kalau Kesepakatan adalah
kesepakatan. Yeon mengeluh kalau ini Kesepakatan yang tak adil. Ji A memanggil
Yeon agar bergegas perg.
“Jika ingin menipuku, setidaknya kau harus...”
keluh Yeon dan Si peramal langsung mengetuk Yeon dan langsun masuk kantungnya.
“Pergilah.
Hari ini sudah tutup.” Ucap Peramal. Ji A hanya bisa melonggo bertanya Di mana
Yeon
“Dia
bergabung dengan koleksiku.” Ucap Peramal. Ji A bertanya Apa peramal akan ke sini besok juga.
“Aku
hanya berbisnis semauku. Dan lokasinya berubah setiap saat.” Ucap Si peramal
Ji A bingung melihat Rang semakin jauh dan mengingat ucapan Yeon Kita hanya punya satu kesempatan. Kita harus tetap mengawasi Rang apa pun yang terjadi. Lalu perkata Satto “Di awal bulan 1, pria dengan jas biru tua datang menemuiku.”
Yeon yang memberitahu “Sepatu ini akan membawa Rang ke pria itu” lalu Satto bertanya “Kau menyukai rubah?” Yeon berkata sebelum bertemu peramal “Aku berharap hidupmu punya akhir yang bahagia. Aku ingin kau memercayaiku.”
Ji A
meminta aga bisa melepaskan Yeon, peramal menolaknya karena punya aturan
sendiri. Ji A memohon tapi peramal menolaknya dan akan bergegas pergi. Ji A
menahanya. Si peramal memberitahu kalau Tak ada yang bisa membebaskannya.
“Katakan,
harus bagaimana agar Yeon dikembalikan.” Ucap J A. Si peramal memberitahu Aturannya
tetap sama.
“Kau bisa
menukarnya dengan barang paling berhargamu.” Ucap peramal. Ji A menegaskan akan melakukannya dan akan membeli Yeon.
“Apa yang
akan kau berikan sebagai balasan? Jika
kau tak kembali sebelum pukul 21.00, kesepakatan kita akan batal.” Ucap peramal.
Rang menaiki
mobilnya seperti akan pergi ke sebuah tempat. Ji A berlari pulang karena hanya punya waktu 1 jam 40 menit sebelum
pukul 21.00. Ia mencari barang dalam lemari dan memilih beberapa barang, dan
langsung harus memilih barang yang paling berharga baginya.
Si
peramal masih munggu sambil menghitung uangnya. Ji A akhirna kembali ke desa
adat tapi pintunya terkunci, lalu berusaha memanggil orang untuk membuka pintu.
Saat itu Satto membuka pint mengkau dengar suara akrab dan sepertinya ini
mendesak. Ji A bergegas masuk sambil mengucapkan Terima kasih.
Ji A
datang tepat saat jam pasir dibalik oleh peramal. Peramal ingin tahu Apa yang
berharga bagi Ji A. Ji A memperlihatkan sebuah
Kotak musik. Peramal pikir kalau itu sudah ruask. Ji A memberitahu kalau
ini masih berfungsi dan memutarnya.
“Ini
hadiah ulang tahun terakhir yang diberikan orang tuaku” ucap Ji A. Si peramal
seperti tak tertarik bertanya apa ini saja?
“Sudah
tepat 21 tahun sejak mereka hilang. Sejujurnya, ingatanku semakin redup setiap
tahun. Aku bingung apakah yang kualami benar-benar terjadi atau hanya mimpi.” Ungkap
Ji A
"Apa
yang kulihat hari itu bukanlah mimpi. Jadi mereka mungkin masih
hidup." Kata Ji A
“Ini
seperti barang terakhir yang menghubungkanmu dengan orang tuamu. Aku akan
hargai itu.” Ucap si peramal.
Rang
sampai di sebuah rumah dan langsung menekan bel. Saat itu si pria melihat Rang
didepan rumahnya heran Ada perlu apa semalam ini. Rang tersadar dan bertanya-tanya Kenapa datang ke sini. Si pria
pun bingung Rang yang tak tahu datang ke rumahnya tanpa alasan.
Rang
berjalan pergi lalu dengan wajah bingung menatap sepatu yang digunakanya [TEMUKAN]
Ia pun tahu kalau Yeon yan melakukanya.
“Aku tak
akan membuat kesepakatan. Ini tak cukup.” Kata peramal. Ji A bingung Kenapa tak
cukup
“Karena
aku bukan orang yang menilai barang.” Ucap Peramal. Ji A meminta agar bisa memberitahu.
“Aku
harus bagaimana? Apa yang bisa kulakukan?” kata Ji A. Peramal mengeluh Ji A Dasar
pelanggan yang mengganggu
“Aku akan
membayarmu bagaimanapun juga.”ucap Ji A. Si pria akhirnya melihat Ji A dengan
kaca pembesar.
“Kau seorang putri di kehidupan lampaumu, bukan sekarang. Kau pikir merengek akan membuatmu mendapatkan semua yang kau inginkan. Tanganmu... Ulurkan tanganmu. Tangan kiri!” ucap Si peramal. Ji A langsung memberikan tanganya.
“Kau
terlahir dengan takdir yang sangat istimewa. Air dan api mungkin berkelahi, dan
bumi mungkin gelap, tapi logam akan mengambil alih. Jadi, meskipun kau
dikelilingi oleh kegelapan, bulan akan bersinar dari langitmu.” Jelas si
peramal.
“Apa
artinya?” tanya Ji A bingung. Si peramal memberitahu Ji A punya manik rubah dan
Itu bulannya. Ji A bingung apa maksudnya.
“Aku akan
berikan. Aku tak percaya takdir.”ucap Ji A. Si peramal tersenyum karena Kesepakatan
sudah dibuat. Dan akhirnya garis tangan Ji A pun berubah.
Si Anak
bermain catur dan tahu kalau Manik rubah
telah menghilang.Yeon akhirnya pulang bersama Ji A, Ji A mengeluh Yeon yang
memukuli orang tua begitu keluar tadi. Yeon pikir peramal itu a pantas
mendapatkannya. Dan Beraninya Rang
memperlakukannya seperti itu?
“Aku jauh
lebih tua. Bagaimana kau melakukannya?” ucap Yeon. Ji A mengaku membeli Yeon
“Dengan
apa? Jangan-jangan... Tidak memberikan 10 tahun umurmu, 'kan?”kata Yeon
memastikan.
“Tidak.
Kau jauh lebih murah dari yang kuharapkan. Jadi, kau punyaku mulai sekarang.
Aku sangat pelit, jadi, aku tak akan memberimu kebebasan semudah Aladdin.” Kata
Ji A
“Kau
penjahat yang lebih besar dari Jafar.” Ejek Yeon mengejar Ji A.
“Kenapa
kau tak pergi dengan Rang? Itu kesempatan berharga untuk menemukan orang tuamu.”
Ucap Yeon sambil minum bir dengan Ji A.
“Sejujurnya,
aku goyah. "Ini mungkin kesempatan terakhirku." "Yakinkah aku
tak akan menyesal?" ungkap Ji A
“Kenapa
kau memilihku?” tanya Yeon. Ji A menjawab karena yakin dan merasa bisa
memercayainya.
“Karena
aku merasa kau akan memberikan hidupku akhir yang bahagia.” Ucp Ji A. Yeon
tersipu malu mendengarnya dan langsung bersulang.
“ Bagaimana
menurutmu?” tanya Yeon melihat Ji A yang menatap terus kearah foto keluarganya.
“Aku
menyadari ada lebih banyak momen saat seorang anak membutuhkan orang tuanya daripada
yang kukira.Misalnya, saat pertama kali anak berjalan. Siapa lagi yang akan
tersentuh melihat kau bangun dan bisa berjalan sendiri?” ucap Ji A.
“Kalau
kau kapan?” tanya Yeon. Ji A memikrikan yaitu Ketika piknik tanpa makan siang
rumahan.
“Ketika bertengkar di kelas dan ada yang bilang,.. "Aku akan memberitahu ibuku." Aku tak bisa mengalahkan anak-anak yang punya ibu.” Ucap Ji A
“Sayang
sekali. Aku akan mengalahkan mereka.” Kata Yeon kesal sampai mematahkan sumpit.
“Aku juga
sangat membenci mereka. "Kenapa mereka meninggalkanku sendirian?"
"Kenapa mereka tak kembali?" Tapi mereka bilang itu karena aku.
Kecelakaan itu karena aku,dan kehidupan orang tuaku hancur karena aku.” Ucap Ji
A menahan tangisnya.
“Menangislah
jika mau.” Kata Yeon. Ji A menolak karena hanya mau makan ceker ayam.
“Apa Kau
baik saja?” tanya Yeon. Ji A mengaku tak baik. Itu sebabnya ingin makan makanan pedas dan menangis.
“Aku
ingin dibingungkan apa karena hidupku atau ceker ayam pedas yang membuatku
menangis.” Ucap Ji A. Yeon memuji Ji A memang keren.
“Aku
khawatir kau akan berpura-pura baik-baik saja.” Kata Yeon. Ji A mengucap syukur
karena khawatir terlihat menggemaskan daripada keren.
Mereka pun
makan bersama, Yeon bertanya apakah enak. Ji A mengau Ini tak sepedas
kelihatannya.
Yeon
terlihat tak bisa menahan tangis karena pedas. Ji A bertanya apakah terasa
pedas. Yeon menyangkal mengaku matanya
hanya kelilipan. J I mengejek Yeon kalau Ternyata Ji A tak bisa makan pedas.
Yeon pun tetap menyangkalnya.
“Aku
bukan pecundang.” Kata Yeon. Ji A akan mengambil tissu, tapi Yeon menahan
karena Ini pertarungannya. Ji A tetap
menghapus air mata Yeon karena kepedesan.
Ji A
tertidur pulas di sofa, Yeon sudah bersiap pergi. Ji A bertanya Mau ke mana semalam ini. Yeon menjawab Bukan
tempat penting tapi Hanya saja ada yang harus dilakukan. Ji A memang tangan
Yeon agar tetap bersama, Yeon tersenyum menyuruh Ji A agar tidur nyenyak.
“Jangan
terlalu baik padaku... Sejujurnya, itu membuatku takut. Punya pelindung
membuatku ingin bersandar, dan aku khawatir. itu hanya akan membuatku lebih
lemah.” Ucap Ji A
“Ternyata
kau hidup begitu. Aku akan berjanji.Kau akan bersatu kembali dengan keluargamu
dan menjalani sisa hidupmu. Saat waktunya tiba, kau akan melupakan pertemuan
dan ingatanmu denganku. Kau akan hidup normal sebagai manusia.” .” Ucap Yeon
membelai rambut Ji A.
Nenek Yeon
seperti merasakan sesuatu dan kaget melihat Yeon sudah ada didepanya dan
menyurh agar membuat tanda kalau masuk. Yeon merasa neneknya itu tahu semuanya.
Nenek Yeon ingin tahu Soal apa. Yeon menjawab Imoogi.
“Ia belum
musnah.” Kata Yeon, Nenek Yeon hanya diam saja.
Dirumah,
Ji A mengalami mimpi buruk di dalam ruangan penuh jimat dan anak kecil yang ada
didepanya. Ia terbangun dari tidurnya dan tersadar kalau ada diruangan yang
sama dalam mimpinya, lalu melihat si anak yang memiliki kulit berbisik.
***
“Sebab
dan akibat adalah aturan utama dunia kita.” Kata Nenek Yeon. Yeon meminta agar Hentikan omong kosongnya.
“Gadis
itulah yang membangunkannya dari tidurnya. Dan kaulah yang mencarinya melawan
nasihatku.” Ucap Nenek Yeon
“Kalau
begitu dia masih hidup.”ucap Yeon. Nenek Yeon membenarkan kalau Dia masih hidup
“Itu
jalan yang kalian berdua pilih.” Ucap Nenek Yeon. Yeon ingin tahu Di mana sekarang
“Aku
sudah memperingatkanmu berkali-kali. Rubah dan manusia tak pernah bisa berakhir
bersama.” Ucap Nenek Yeon. Yeon meminta
agar bisa mengatakan
“Obsesimu
akan menjadi malapetaka.” Kata Nenek Yeon. Yon berteriak marah meminta agar
bisa mengatakan padanya.
Ji A mencoba mendekati si anak yang terlihat dari
belakang. Si anak menyapa Ji A dan Akhirnya Ji A benar-benar terbangun dari
tidurnya lalu memastikan kalau memang ada dirumahnya.
Nenek
Yeon memberitahu Apa yang keluar dari sumur segera bersembunyi. Makhluk itu
ditemukan baru-baru ini. Yeon kaget mendengarnya. Ji A terbangun dan tak
menyadari kalau kulitnya berubah terlihat ada sisiknya.
Bersambung ke episode 7
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar