PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 23 Oktober 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 6 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Di restoran, Tua Hyun terus menerus menghela nafas.  Nyonya Kim mengeluh kalau Tuan Hyun tak bisa melakukan apapun.  Tuan Hyun melihat istrinay menelpnya lagi dan langsung mengumpat kesal dan akhirnya mengangkat telpnya.

“Sayang! Kembali ke sini dan bantu aku bekerja.” Teriak Nenek Yeon. Tuan Hyun dengan nada ketakutan mengakudalam perjalanan sekarang.

“Aku ingin bercerai.... Aku akan bercerai!.” Teriak Tuan Yeon mengebu-gebu sambil berdiri. 


Yoo Ri berteriak memanggilnya. Tuan Hyun bingung apakah yang dipanggilnya seperti itu. Yoo Ri membenarkan kalau memang memanggil Tuan Hyun. Shin Joo panik Yoo Ri berani memanggil seniornya. Nyonya Kim pun terlihat kaget ada yang berani memanggil Tuan Hyun.

“Aku tak memedulikan lelaki tua yang bercerai saat dia cukup tua untuk mati kapan pun, jadi, tutup mulutmu.” Teriak Yoo Ri.

“Di mana sopan santunmu? Dia pasti ingin mengalami kematian.”kata Tuan Hyun yang ingin melawan.

“Biarkan saja. Dia dari luar negeri.” Kata Nyonya Kim. Tuan Hyun mengeluh Bakal jadi apa dunia ini?

“Di mana dia menemukan makhluk menjengkelkan?” kata Tuan Hyun. Shin Joo akhirnya mencoba memberikan salam pada Tuan Hyun. Tuan Hyun yang kesal menyuruh agar tak perlu memberikan salam. 


Shin Joo bertanya apakah Yoo Ri tahu siapa dia. Yoo Ri merasa tak peduli. Shin Joo memberitahu kalau ia adalah penjaga gerbang Sungai Samdo dan saudara ipar Raja Hades. Shin Joo pikir Apa dekat dengan Raja Hades punya hak untuk berteriak di restoran

“Ayo Cepat makan.” Ucap Shin Joo tak ingin membahasnya.  Yoo Ri akan makan tapi tanganya merasa panas karena ayamnya Shin Joo akan melihatnya, tapi Shin Joo menariknya tak ingin disentuh.

“Rumah anjing dan makanan untuk anak anjing yang kau bawa...” ucap Shin Joo.

“Aku tak bisa menerimanya.” Ucap Yoo Ri. Shin Joo bingung nasibnya. Yoo ri menyuruh Shin Jooyang rawat.

“Kalau kau menyuntik mati, kubuat kau merasakan hal sama.” Tegas Yoo Ri.

“Apa keluargamu membenci anjing?” tanya SHn Joo. Yoo Ri mengaku tak punya keluarga.

“Tapi ada orang yang menyelamatkanku dari kebun binatang.” Ucap Yoo Ri bahagia.

“Ternyata dia penyelamatmu.” Kata Shin Joo. Yoo Ri membenarkan kalau orang itu mencabik penjaga kebun binatang menjadi beberapa bagian.

“Apa Dia membunuh orang? Jadi Siapa penyelamatmu?” kataSHin Joo. Yoo Ri menjawab Orang yang akan segera ditemui Shin Joo. 



Satto dan Yeon berbicara agar jauh dari Ji A. Satto memperingatakan Yeon agar Jangan biarkan gadis itu di sisinya. Yeon ingin tahu  Alasannya. Satto memberitahu Menurut pria yang mencarinya, gadis itu mempunyai kulit Raja, Roh Raja ada bersamanya.

Yeon terdiam mendengarnya dan mengingat saat dihutan melihat kulit Ji A yang bersisik lalu menyapa Yeon seperti orang yang kesurupan sudah Lama tak bertemu dan memang menunggunya.

“Takdir buruk kita akan berakhir jika kau tak menghentikan perahu menyeberangi Sungai Samdo.”ucap Ji A

“Mungkinkah itu pertanda... atau...” gumam Yeon. 


Si anak membaca buku di taman dan melihat burung yang jatuh karena menabrak jendela. Ia pun mengambil dengan tanganya bisa membuat burung itu hidup kembali.

Yeon menatap Ji A yang berdiri disampingnya. Ji A ingin tahu Siapa dia karena Kalau dia bersembunyi di sekitarnya berarti di bisa jadi orang yang dikenal. Ia pun memikirkan tentang Ada bekas luka di dahinya tapi Tak ada orang seperti itu.

“Aku akan periksa, jadi...” ucap Yeon. Ji A mengaku tak mengerti. Kenapa dia mengejarnya.

“Dan kenapa orang tuaku harus menderita karenanya? Memang apa yang kuperbuat? Yeon, kenapa kau terus melindungiku? Dan kenapa tanpa penjelasan?” ucap Ji A

“ Karena aku tak ingin kau terluka.” Kata Yeon. Ji A pikir  tak ingin Yeon melakukan sesuatu untuknya.

“Aku berharap hidupmu punya akhir yang bahagia. Juga, aku ingin kau memercayaiku. Bagaimana kalau menangkap dia dulu?”ucap Yeon. Ji A inin tahu caranya.

“Kita punya orang yang bisa berfungsi sebagai penghubung.” Kata Yeon lalu melihat ponselnya bergetar. 






“Kenapa kau terus meneleponku?”keluh Yeon mengangkat telp dari adiknya.

“Apa Kau tak melihat 22 panggilan tak terjawab yang aku tinggalkan?” kata Rang marah

“Apa Kau pikir aku pacarmu? Jika aku tak mengangkat, anggap saja aku sibuk.” Kata Yeoo

“Kita harus bertemu.” Ucap Rang. Yeon mengeluh Apa yang direncanakan kali ini?

“Aku hanya merindukanmu. Itu saja.” Kata Rang. Yeon tahu kalau Rang jelas tertarik pada sesuatu dan mengaku sibuk.

“Kau sibuk apa?” keluh Rang. Yeon pun ingin tahu keberadan adiknya sekarang. 


Ji A dan Yeon berjalan bersama. Ji A memastikan kalau adiknya akan memberitahu apa yang dia ketahui. Yeon pikir itu tak mungkin. Ji A bingung apa yang akan dilakukanya. Yeon pikir akan membuat Rang menemui pria itu. Ji A ingin tahu caranya.

Yeon melihat sebuah tempat orang yan menulis dengan kuas lalu meminjamnya.  Ji A melihat Yeon menulikan sesuatu diatas sepatunya dan bingun menuliskan "Temukan". Yeon menjelaskan agar bisa Temukan pria yang punya tanda kriminal di dahinya.

“Apa yang baru saja kau lakukan?” tanya Ji A. Yeon memberitahu kalau ini seperti jimat.

“Sepatu ini akan membawa Rang ke pria itu. Kita hanya punya satu kesempatan. Hari ini, kita harus tetap mengawasi Rang apa pun yang terjadi.” Ucap Yeon

“Baik, aku tak akan kehilangan dia.” Kata Ji A. Yeon pun menyuruh Ji A masuk ke dalam lebih dulu melihat ada dua sepatu didepan rumah peramal. 



Rang sudah duduk di dalam ruangan menyapa Ji A yang datang. Ji A menatap sinis dan langsung duduk. Rang heran Ji A yang tak menyapa. Ji A menyindir kalau Rang sudah lupa tentang tragedi pemakaman dan Yeon kembali dalam kekacauan karena Rang.  

“Itulah yang disebut kasih sayang persaudaraan. Omong-omong, hanbok itu terlihat cocok.”komentar Rang

“Jas itu tak cocok untukmu.” Balas Ji A sinis. Rang mengejek Ji A sangat sensitif hari ini dan Membuatnya bersemangat.


“Kau selalu senang tiap kali kita bertemu. Seperti kecanduan.” Ucap Ji A sinis.

Sedang apa di Desa Adat?” kata Yeon masuk sambil memberikan tendangan pada adiknya.

“Tentu saja bukan untuk mengerjakan PR untuk sekolah” kata Rang.  Yeon yakin adiknya akan gagal.

“Hei, Pak Tua... Aku datang untuk memeriksa sesuatu.” Teriak Rang. Si peramal akhirnya masuk ruangan melihat keduanya akhirnya datang lagi.

“Kau mau mencoba apa? Kau datang ke sini mengetahui bahwa dia seorang peramal asli? Siapapun bisa tahu dia penipu. Lihat saja kumis palsu ini.” Ucap Yeon menarik kumis peramal dan ternyata asli.

“Dia terus bicara omong kosong.” Kata Yeon kaget. Rang menegaskankalau Dia melakukan itu dengan sengaja dan mengejek Yeon itu Bodoh.

“Silakan periksa... Tidak mungkin dia paling berarti bagiku.” Kata Rang dan si pria membuka kacamata dan mengelurkan kacapembesar.

“Benar. Dia barang paling berharga dalam hidupmu... Saudaramu.”kata Peramal. Rang mengumpat kesal lalu mengambil kacamata dan pami pergi

“Apa yang kau lakukan?” tanya Yeon bingung. Rang mengejek merasa tak bisa harus menjelaskannya dan mengaku sudah cukup mahal menjual kakaknya.

“Kau luar biasa.” Sindir Yeon. Rang memberitahu peramal itu akan menjelaskan apa yang sedang terjadi.



“Kau tak akan punya apa-apa selain waktu. Sampai nanti.” ucap Rang lalu keluar dari ruamh.

Ia tak melihat sepatunya lalu bertanya pada kakaknya. Yeon berteriak tak tahu Rang mengeluh kakaknya itu bukan balita tapi  selalu tak dewasa di saat-saat yang paling tak terduga dan akhirnya mengunakan sepatu milik kakaknya. 


Yeon dan Ji A akan mengikuti rang tapi peramal menahan Yeon bertanya  Hendak pergi ke mana. Yeon akhirnya menyuruh Ji A aga pergi lebih dulu. Ji A meihat Rang berjalan agak jauh.  Yeon meminta agar bisa melepasanya.  Si pemrawat memberitahu kalau Yeon adalah barangnya.

“Kata siapa?” keluh Yeon.  Si peramal memberitahu kalau  Kesepakatan adalah kesepakatan. Yeon mengeluh kalau ini Kesepakatan yang tak adil. Ji A memanggil Yeon agar bergegas perg.

 “Jika ingin menipuku, setidaknya kau harus...” keluh Yeon dan Si peramal langsung mengetuk Yeon dan langsun masuk kantungnya.

“Pergilah. Hari ini sudah tutup.” Ucap Peramal. Ji A hanya bisa melonggo bertanya Di mana Yeon

“Dia bergabung dengan koleksiku.” Ucap Peramal. Ji A bertanya  Apa peramal akan ke sini besok juga.  

“Aku hanya berbisnis semauku. Dan lokasinya berubah setiap saat.” Ucap Si peramal


Ji A bingung melihat Rang semakin jauh dan mengingat ucapan Yeon Kita hanya punya satu kesempatan. Kita harus tetap mengawasi Rang apa pun yang terjadi. Lalu perkata Satto “Di awal bulan 1, pria dengan jas biru tua datang menemuiku.”

Yeon yang memberitahu “Sepatu ini akan membawa Rang ke pria itu” lalu Satto bertanya “Kau menyukai rubah?” Yeon berkata sebelum bertemu peramal “Aku berharap hidupmu punya akhir yang bahagia. Aku ingin kau memercayaiku.”


Ji A meminta aga bisa melepaskan Yeon, peramal menolaknya karena punya aturan sendiri. Ji A memohon tapi peramal menolaknya dan akan bergegas pergi. Ji A menahanya. Si peramal memberitahu kalau Tak ada yang bisa membebaskannya.

“Katakan, harus bagaimana agar Yeon dikembalikan.” Ucap J A. Si peramal memberitahu Aturannya tetap sama.

“Kau bisa menukarnya dengan barang paling berhargamu.” Ucap peramal. Ji A menegaskan  akan melakukannya dan akan membeli Yeon.

“Apa yang akan kau berikan sebagai balasan?  Jika kau tak kembali sebelum pukul 21.00, kesepakatan kita akan batal.” Ucap peramal. 


Rang menaiki mobilnya seperti akan pergi ke sebuah tempat. Ji A berlari pulang karena  hanya punya waktu 1 jam 40 menit sebelum pukul 21.00. Ia mencari barang dalam lemari dan memilih beberapa barang, dan langsung harus memilih barang yang paling berharga baginya. 


Si peramal masih munggu sambil menghitung uangnya. Ji A akhirna kembali ke desa adat tapi pintunya terkunci, lalu berusaha memanggil orang untuk membuka pintu. Saat itu Satto membuka pint mengkau dengar suara akrab dan sepertinya ini mendesak. Ji A bergegas masuk sambil mengucapkan Terima kasih.


Ji A datang tepat saat jam pasir dibalik oleh peramal. Peramal ingin tahu Apa yang berharga bagi Ji A. Ji A memperlihatkan sebuah  Kotak musik. Peramal pikir kalau itu sudah ruask. Ji A memberitahu kalau ini masih berfungsi dan memutarnya.

“Ini hadiah ulang tahun terakhir yang diberikan orang tuaku” ucap Ji A. Si peramal seperti tak tertarik bertanya apa ini saja?

“Sudah tepat 21 tahun sejak mereka hilang. Sejujurnya, ingatanku semakin redup setiap tahun. Aku bingung apakah yang kualami benar-benar terjadi atau hanya mimpi.” Ungkap Ji A

“Ada darah di sini.” Kata si peramal. Ji A memberitahu kalau Itulah kenapa ia bertahan.

"Apa yang kulihat hari itu bukanlah mimpi. Jadi mereka mungkin masih hidup."  Kata Ji A

“Ini seperti barang terakhir yang menghubungkanmu dengan orang tuamu. Aku akan hargai itu.” Ucap si peramal. 



Rang sampai di sebuah rumah dan langsung menekan bel. Saat itu si pria melihat Rang didepan rumahnya heran Ada perlu apa semalam ini. Rang tersadar  dan bertanya-tanya Kenapa datang ke sini. Si pria pun bingung Rang yang tak tahu datang ke rumahnya tanpa alasan.

Rang berjalan pergi lalu dengan wajah bingung menatap sepatu yang digunakanya [TEMUKAN] Ia pun tahu kalau Yeon yan melakukanya. 


“Aku tak akan membuat kesepakatan. Ini tak cukup.” Kata peramal. Ji A bingung Kenapa tak cukup

“Karena aku bukan orang yang menilai barang.” Ucap  Peramal. Ji A meminta agar bisa memberitahu.

“Aku harus bagaimana? Apa yang bisa kulakukan?” kata Ji A. Peramal mengeluh Ji A Dasar pelanggan yang mengganggu

“Aku akan membayarmu bagaimanapun juga.”ucap Ji A. Si pria akhirnya melihat Ji A dengan kaca pembesar.

“Kau seorang putri di kehidupan lampaumu, bukan sekarang. Kau pikir merengek akan membuatmu mendapatkan semua yang kau inginkan. Tanganmu... Ulurkan tanganmu.  Tangan kiri!” ucap Si peramal. Ji A langsung memberikan tanganya.

“Kau terlahir dengan takdir yang sangat istimewa. Air dan api mungkin berkelahi, dan bumi mungkin gelap, tapi logam akan mengambil alih. Jadi, meskipun kau dikelilingi oleh kegelapan, bulan akan bersinar dari langitmu.” Jelas si peramal.

“Apa artinya?” tanya Ji A bingung. Si peramal memberitahu Ji A punya manik rubah dan Itu bulannya. Ji A bingung apa maksudnya.

“Beri aku manik. Hidupmu sangat diberkati bahkan tanpa bulan. Jadi...” ucap peramal.

“Aku akan berikan. Aku tak percaya takdir.”ucap Ji A. Si peramal tersenyum karena Kesepakatan sudah dibuat. Dan akhirnya garis tangan Ji A pun berubah.




Si Anak bermain catur dan tahu kalau  Manik rubah telah menghilang.Yeon akhirnya pulang bersama Ji A, Ji A mengeluh Yeon yang memukuli orang tua begitu keluar tadi. Yeon pikir peramal itu a pantas mendapatkannya. Dan Beraninya Rang  memperlakukannya seperti itu?

“Aku jauh lebih tua. Bagaimana kau melakukannya?” ucap Yeon. Ji A mengaku membeli Yeon

“Dengan apa? Jangan-jangan... Tidak memberikan 10 tahun umurmu, 'kan?”kata Yeon memastikan.

“Tidak. Kau jauh lebih murah dari yang kuharapkan. Jadi, kau punyaku mulai sekarang. Aku sangat pelit, jadi, aku tak akan memberimu kebebasan semudah Aladdin.” Kata Ji A

“Kau penjahat yang lebih besar dari Jafar.” Ejek Yeon mengejar Ji A. 




“Kenapa kau tak pergi dengan Rang? Itu kesempatan berharga untuk menemukan orang tuamu.” Ucap Yeon sambil minum bir dengan Ji A.

“Sejujurnya, aku goyah. "Ini mungkin kesempatan terakhirku." "Yakinkah aku tak akan menyesal?" ungkap Ji A

“Kenapa kau memilihku?” tanya Yeon. Ji A menjawab karena yakin dan merasa bisa memercayainya.

“Karena aku merasa kau akan memberikan hidupku akhir yang bahagia.” Ucp Ji A. Yeon tersipu malu mendengarnya dan langsung bersulang.

“ Bagaimana menurutmu?” tanya Yeon melihat Ji A yang menatap terus kearah foto keluarganya.

“Aku menyadari ada lebih banyak momen saat seorang anak membutuhkan orang tuanya daripada yang kukira.Misalnya, saat pertama kali anak berjalan. Siapa lagi yang akan tersentuh melihat kau bangun dan bisa berjalan sendiri?” ucap Ji A.

“Kalau kau kapan?” tanya Yeon. Ji A memikrikan yaitu Ketika piknik tanpa makan siang rumahan.

“Ketika bertengkar di kelas dan ada yang bilang,.. "Aku akan memberitahu ibuku." Aku tak bisa mengalahkan anak-anak yang punya ibu.” Ucap Ji A

“Sayang sekali. Aku akan mengalahkan mereka.” Kata Yeon kesal sampai mematahkan sumpit.

“Aku juga sangat membenci mereka. "Kenapa mereka meninggalkanku sendirian?" "Kenapa mereka tak kembali?" Tapi mereka bilang itu karena aku. Kecelakaan itu karena aku,dan kehidupan orang tuaku hancur karena aku.” Ucap Ji A menahan tangisnya. 



“Menangislah jika mau.” Kata Yeon. Ji A menolak karena hanya mau makan ceker ayam.

“Apa Kau baik saja?” tanya Yeon. Ji A mengaku tak baik. Itu sebabnya  ingin makan makanan pedas dan menangis.

“Aku ingin dibingungkan apa karena hidupku atau ceker ayam pedas yang membuatku menangis.” Ucap Ji A. Yeon memuji Ji A memang keren. 

“Aku khawatir kau akan berpura-pura baik-baik saja.” Kata Yeon. Ji A mengucap syukur karena khawatir terlihat menggemaskan daripada keren.

Mereka pun makan bersama, Yeon bertanya apakah enak. Ji A mengau Ini tak sepedas kelihatannya.



Yeon terlihat tak bisa menahan tangis karena pedas. Ji A bertanya apakah terasa pedas.  Yeon menyangkal mengaku matanya hanya kelilipan. J I mengejek Yeon kalau Ternyata Ji A tak bisa makan pedas. Yeon pun tetap menyangkalnya.

“Aku bukan pecundang.” Kata Yeon. Ji A akan mengambil tissu, tapi Yeon menahan karena  Ini pertarungannya. Ji A tetap menghapus air mata Yeon karena kepedesan. 



Ji A tertidur pulas di sofa, Yeon sudah bersiap pergi. Ji A bertanya  Mau ke mana semalam ini. Yeon menjawab Bukan tempat penting tapi Hanya saja ada yang harus dilakukan. Ji A memang tangan Yeon agar tetap bersama, Yeon tersenyum menyuruh Ji A agar tidur nyenyak.

“Jangan terlalu baik padaku... Sejujurnya, itu membuatku takut. Punya pelindung membuatku ingin bersandar, dan aku khawatir. itu hanya akan membuatku lebih lemah.” Ucap Ji A

“Ternyata kau hidup begitu. Aku akan berjanji.Kau akan bersatu kembali dengan keluargamu dan menjalani sisa hidupmu. Saat waktunya tiba, kau akan melupakan pertemuan dan ingatanmu denganku. Kau akan hidup normal sebagai manusia.” .” Ucap Yeon membelai rambut Ji A. 


Nenek Yeon seperti merasakan sesuatu dan kaget melihat Yeon sudah ada didepanya dan menyurh agar membuat tanda kalau masuk. Yeon merasa neneknya itu tahu semuanya. Nenek Yeon ingin tahu Soal apa. Yeon menjawab Imoogi.

“Ia belum musnah.” Kata Yeon, Nenek Yeon hanya diam saja. 


Dirumah, Ji A mengalami mimpi buruk di dalam ruangan penuh jimat dan anak kecil yang ada didepanya. Ia terbangun dari tidurnya dan tersadar kalau ada diruangan yang sama dalam mimpinya, lalu melihat si anak yang memiliki kulit berbisik.

***

“Sebab dan akibat adalah aturan utama dunia kita.” Kata Nenek Yeon.  Yeon meminta agar Hentikan omong kosongnya.

“Gadis itulah yang membangunkannya dari tidurnya. Dan kaulah yang mencarinya melawan nasihatku.” Ucap Nenek Yeon

“Kalau begitu dia masih hidup.”ucap Yeon. Nenek Yeon membenarkan kalau Dia masih hidup

“Lantas... ...apa yang kuperjuangkan? Kenapa A Eum harus menyerahkan nyawanya?” kata Yeon marah

“Itu jalan yang kalian berdua pilih.” Ucap Nenek Yeon. Yeon ingin tahu  Di mana sekarang

“Aku sudah memperingatkanmu berkali-kali. Rubah dan manusia tak pernah bisa berakhir bersama.” Ucap Nenek Yeon.  Yeon meminta agar bisa mengatakan

“Obsesimu akan menjadi malapetaka.” Kata Nenek Yeon. Yon berteriak marah meminta agar bisa mengatakan padanya. 



Ji A  mencoba mendekati si anak yang terlihat dari belakang. Si anak menyapa Ji A dan Akhirnya Ji A benar-benar terbangun dari tidurnya lalu memastikan kalau memang ada dirumahnya.

Nenek Yeon memberitahu Apa yang keluar dari sumur segera bersembunyi. Makhluk itu ditemukan baru-baru ini. Yeon kaget mendengarnya. Ji A terbangun dan tak menyadari kalau kulitnya berubah terlihat ada sisiknya.

Bersambung ke episode 7

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar