PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di kantor
polisi, Polisi bertanya Gyeong Jung Di mana tulis komentar. Nyonya Lee
menegaskan pada detektif kalau bukan komentar, tapi respons dari komentar.
Detektif mengeluh kalau sudah tahu dan berpikir Nyonya Lee itu istrinya?
“Detektif!”teriak
Gyeong Jun. Detektif sampai kaget mendengarnya. Gyeong Jun mengeluh detektif
yang sungguh keterlaluan.
“Aku dan
orang ini terpaut usia sepuluh tahun lebih.” Ucap Gyeong Jun memberikan ID
Cardnya. Polisi pun melihat kalau Gyeong Jun lahir tahun 92
“Ya ampun. Maafkan aku.. Kau terlihat tua.” Kata Detektif. Nyonya Lee mengeluh kalau bukan ia yang terlihat muda. Gyeong Ju menyuruh Nyonya Lee duduk saja.
“Aku
tulis itu di rumah.” Kata Gyeong Jun.
detektif ingin tahu apa yang Gyeong Jun tulis dan meminta agar membacanya.
“I"Konyol
sekali. Kau pacar Charlie Jung, 'kan? Beraninya melibatkan Sa Hye-jun. Dasar
bajingan tak berotak." Ucap Gyeong Jun membacanya.
“Sialan. Jika aku tak berotak, apa kau idiot?
Dasar bajingan!”teriak si pelapor. Detektif meminta agar bisa tenang dan duduk.
“Apa
alasanmu menulis seperti itu?” tanya Detektif.
Gyeong Jun menjawab Dia memfitnah
dan menyebarkan pernyataan yang tak benar.
“Karena
itu, dia digugat dan menulis surat permintaan maaf. Dia mau berdamai jika kau
lakukan hal yang sama.” Ucap detektif.
“Aku tak
melakukan kesalahan apa pun.” Ucap Gyeong Jun kesal. Si Pelapor kesal Gyeong
Jun yang merasa tak lakukan kesalahan dan mengumpat Gyeong Jun itu gila.
“Kau yang
sudah gila. Kau tahu apa tentang Sa Hye-jun sampai tulis itu? Aku tak akan
tulis itu jika kau tak tulis mengenai Sa Hye-jun” kata Gyeong Jun marah
“Hei,
berkat siapa pesohor bisa menghasilkan uang? Berkat siapa dia menjadi populer? Uangku
yang membuat mereka kaya. Namun, Apa aku tak boleh menghujat?” ucap si pelapor.
“Jika
begitu, semua orang Korea saling bergantung. Semua hidup kita berkaitan. Kenapa kejam sekali pada pesohor?” keluh
Gyeong Jun.
“Apa kau
pesohor? Apa Sa Hye-jun adikmu? Aku akan minta maaf dan cabut gugatan jika Sa
Hye-jun adikmu... Benar. Margamu "Sa" juga. Dia adikmu, 'kan?” ucap
Si pelapor
“Kenapa
harus kerja jika dia adikku? Aku pasti
berhenti kerja dan bergantung padanya. Aku sedang melakukan gerakan sebagai
warga yang menjunjung tinggi hubungan sosial yang sehat.” Tegas Gyeong Jun
mencoba menutupi rasa gugupnya.
“Perlawanan
terhadap orang yang bersembunyi dibalik anonimitas, mengubah kekejaman menjadi
kebajikan moral, dan menolak dikritik orang lain!” ucap Gyeong Jun. Nyonya Lee
yang melihat tak percaya Gyeong Jun bisa berucap seperti itu.
“Astaga.
Kau berlagak menjadi martir patriotik. Lakukan gerakan sesukamu. Aku tak akan
berdamai denganmu.” Ejek si pelapor
“Jangan
lakukan. Tinggal bayar denda.” Ucap Gyeong Jun tak peduli. Pelapor memberitahu
kalau Penyesalan pelaku komentar jahat
itu penting.
“Jika
korban tak mau berdamai, bisa berubah dari denda menjadi gugatan perdata. Aku
akan pastikan kau masuk penjara, Bajingan.” Kata Pelapor
“Gugatan
perdata tak pakai hukuman penjara.” Ucap Gyeong Jun. Si pelapor mulai mengumpat
kalau Gyeong Jun berani menantang sekali.
“Maaf.
Kami akan tulis surat permintaan maaf.” Kata Nyonya Lee menahan si pelapor.
“Aku
takkan menulisnya! Tidak akan!” tegas Gyeong Jun dengan memalingkan wajahnya.
Hye Jun
pergi ke kantor agency melihat Nyonya Lee berbaring di sofa dan berkomentar
kalau managernya itu tampak lelah. Nyonya Lee meminta Hye Jun agar tunjukkan
pesannya karena dengan begitu, bisa
tentukan langkah selanjutnya.
“Sudah kubilang,
tak ada yang penting.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee pun mengeluh kalau tak ada
alasan untuk tak ditunjukkan. Hye Jun akhirnya memperlihatkan ponselnya.
“Baiklah.
Kirim tangkapan layarnya padaku.” Ucap Nyonya Lee. Hye Jun ingin tahu alasanya.
Nyonya Lee menjawab mau mengungkap ke publik.
“Jangan
diungkapkan. Aku mau menjaga kehormatan Pak Jung.” Ucap Hye Jun.
“Minoritas
seksual tak kehilangan kehormatan mereka. Kau berprasangka buruk jika berpikir
begitu. Pesan seperti ini manusiawi.” Ucap Nyonya Lee
“Kita
cari cara lain.” Kata Hye Ju. Nyonya Lee pikir Untuk apa jika ada cara yang
mudah
“Karena
dia manusia. Ini bukan bisnis.” Tegas Hye Jun. Nyonya Lee menganguk mengerti.
“Aku bisa
bertahan jika kau bertahan. Gyeong-jun digugatoleh salah satu penulis komentar
jahat.Gyeong-jun berkeliaran membalas komentar jahatmu. Katanya dia tak mau
minta maaf atau menulis surat permintaan maaf.” Ucap Nyonya Lee frustasi.
“Aku tak
tahu hubungan persaudaraan antara kau dan Gyeong-jun begitu erat.” Ungkap
Nyonya Lee.
“Aku juga
tak tahu.” Kata Hye Jun melonggo tak percaya mendengarnya. Nyonya Lee melihat wajah Hye Jun yang
bingung.
“Bagaimana
jika para koleganya tahu?”kata Hye Jun. Nyonya Lee pikir itu yang dipikirkan
juga.
“Selanjutnya
kita bicara mengenai Jeong-ha.” Ucap Nyonya Lee. Hye Jun bingung Ada apa dengan
Jeong-ha?
“Berhati-hatilah saat bertemu Jeong-ha untuk sementara waktu. Reporter itu berniat membuat berita tentang kalian.” Kata Nyonya Lee
“Jangan
beri tahu Jeong-ha.” Pinta Hye Jun. Nyonya Lee mengaku Jeong-ha tahu.
“Saat
menerima telepon reporter itu, dia ada di sampingku.” Ucap Nyonya Lee. Hye Jun
terdiam mendengarnya.
Hye Jun
menaik mobil meminta Chi-yeong agar
Turunkan di dekat rumah Jeong-ha dan memintanya
pulanglah sambil mengucapkan Terima kasih untuk hari ini. Chi Yeong pikir akan
dimarahi jika Min-jae tahu karena
menyuruhnya mengantar langsung ke rumah.
“Bagaimana
dia bisa tahu jika kau tak beri tahu?” kata Hye Jun. Chi Yeong membenarkan.
Hye Jun
mengunakan topi dan keluar dari persembunyian saat Jeong Ha datang. Jeong Ha
tersenyum melihat Hye Jun, Hye Jun
bertanya apakah Jeong Ha mencarinya dan langsung mengenggam tanganya. Jeong Ha
panik kalau tak boleh seperti ini.
“Bagaimana
jika ada yang lihat?” kata Jeong Ha. Hye Jun merasa tak masalah.
“Kenapa
kau menjadi sangat berani?” kata Jeong Ha. Hye Jun mengaku memang seperti ini.
“Apa Kau
tak tahu?” kata Hye Jun. Jeong Ha tersenyum mengaku sudah tahu. Hye Jun ingin
mencium Jeong Ha tapi malah topinya mengenai wajah Jeong Ha.
Jeong Ha
mengeluh sakit sambil tertawa. Hye Jun pun meminta maaf dan mereka jalan
bersama.
Hye Jun
ingin tahu alasan Jeong Ha yang tak bilang dan Karena itu membahas paparazi.
Jeong Ha membenarkan dan kalau Hye Jun tahu maka akan ungkap hubungan mereka
jadi sengaja tak memberitahukanya.
“Kenapa
kau tak marah padaku? Kenapa tak menuntut waktu bersama? Kenapa kau tak kesal?”
ucap Hye Jun heran.
“Aku tak
mau hidup seperti orang tuaku. Kenapa berpacaran atau hidup dengan seseorang hanya
untuk kesal dan marah sepanjang waktu?” kata Jeong Ha.
“Keluargaku
tetap hidup meski selalu bertengkar, kesal, dan marah. Tidakkah kau terlalu
takut dengan konflik?” kata Hye Jun.
“Apa Kau
balas dendam karena dibilang seperti pria kolot?” keluh Jeong Ha.
“Konflik
tak selalu buruk. Itu juga kesempatan untuk saling memahami lebih baik.” Kata
Hye Jun
“Itu akhir
yang bagus. Akhir yang buruk membuat kedua pihak saling membenci.” Kata Jeong
Ha.
“Jika kau
dan aku bertengkar, tak akan berakhir dengan kebencian. Kenapa? Karena aku
mencintaimu.” Kata Hye Jun merayu. Jeong Ha terdiam mendengarnya.
“Apa Kau
tersentuh?” goda Hye Jun. Jeong Ha merasa Hye Jun punya gagasan kuno bahwa
dalam hubungan mereka.
“kau
harus melindungi dan bertanggung jawab atas aku.” Kata Jeong Ha. Hye Jun
mengeluh Jeong Ha ituperusak suasana.
“Sekarang
pulang dan istirahatlah.” Kata Jeong Ha. Hye Jun pikir Jeong ha lelah.
“Aku
harus menjalani hari esok. Ada reservasi pukul 07.00. Lee Hae-ji yang
dikenalkan oleh Hae-hyo mengenalkan orang lain padaku. Klienku terus
bertambah.” Ucap Jeong Ha
“Kalau
begitu, aku reservasi untuk waktu setelah itu Bisa, 'kan?” kata Hye Jun. Jeong
Ha pun mempersilahkan.
“Omong-omong,
ada apa dengan Hae-hyo?” tanya Jeong Ha. Hye Jun mengaku tak tahu.
Flash Back
Hae Hyo
mengaku malu bahakn paling malu pada Hye
Jun dan tak bisa menghadapinya karena merasa kecil di dekatnya.
Hye Jun
terdiam mengingat semua ucapan Hae Hyo, menaiki bus. Beberapa anak mengenali
Hye Jun langsung mengambil gambarnya. Sementara orang tua yang melihat Hye Jun
hanya menatapnya saja.
Hye Jun
berjalan pulang ke arah rumahnya, sambil bergumam “Aku melewati jalan ini
berkali-kali, berulang kali putus asa dan berharap.” Dan mengingat kenangan
dengan ibunya.
Flash Back
Nyonya
Han menyuruh Hye Jun agar Makan yang banyak karena sengaja siapkan bahan dari
kemarin untuk buatkannya gimbap. Hye Jun pikir ibunya Tak perlu dilakukan jika
Ibunya lelah. Nyonya Lee mangaku tak
lelah jika anaknya makan dengan lahap.
“Hye-jun,
apa kau tahu? Tas kulit buaya tak boleh kena air.” Ucap Nyonya Han heran
“Buaya
hidup di air, kenapa tak boleh kena air?” kata Hye Ju. Nyonya Han mengaku juga
bilang begitu.
“Awalnya,
ibu sangat iri. Ibu tak pernah tinggal di rumah orang kaya. Kau juga tak
pernah.” Kata Nyonya Han. Hye Jun membenarkan kalau tak pernah.
“Tapi
ternyata tak sehebat itu. Memang nyaman jika punya banyak uang, tapi ibu paling
suka tinggal bersama Hye-jun.” ucap Nyonya Han.
“Jadi,
Ibu belajar apa? Apa Tak sehebat itu?” kata Hye Jun. Nyonya Han
memberitahu Bukan, bahwa mereka tak
perlu merasa kecil.
Hye Jun
menatap pemandangan didepanya, Hae Hyo datang menyuruh Hye Jun istirahat bukan
datang ke tempatnya. Hye Jun memberitahu
kalau Rumahnya tak terlihat dari sini Tapi dari rumahnya aku bisa lihat rumahm
Hae Hyo dengan sangat jelas.
“Rumah
kita di area yang sama, tapi kalian tak bisa melihat rumahku jadi, bisa hidup
seakan kami tak ada. Tapi kami tak bisa seperti itu. Meski berusaha tak peduli,
cahaya lampu yang sangat terang dari daerah rumahmu membuatku bermimpi.” Ucap
Hye Jun
"Aku
juga ingin menjadi kaya." Saat kelas tiga SMP, aku sangat malu padamu. Namun,
kita jadi teman sejati saat itu, Kau tak perlu malu padaku.” Ucap Hye Jun
“Terlepas
dari latar belakang, aku mau mengalahkanmu tanpa bantuan karena kau sangat
hebat.” Ucap Hae Hyo. Hye Jun mengucapkan Terima kasih.
“Namun, ibuku terlalu mencampuri hidupku. Aku bodoh dan sombong. Kuatur media sosialku menjadi bersifat pribadi.” Kata Hae Hyo. Hye Jun ingin tahu alasanya.
“Karena
aku baru tahu itu bukan milikku seorang. Ternyata Ibu ikut campur juga. Masalah
dengan ayahku belum selesai. Itu masalah terbesarku dulu. Para orang tua
memusingkan. Mereka pikir mereka sempurna bagi anak-anak mereka.” Kata Hae Hyo.
Hye Jun pun hanya bisa terdiam.
Hye Jun
pulang ke kamarnya melihat sekeliling kamarnya dan melihat piala [AKTOR TERBAIK,
SA HYE-JUN] Lalu ucapan selamat [SA HYE-JUN, TERIMA KASIH SUDAH MENJADI AKTOR]
dan boneka. Ia juga melihat foto keluarganya.
“Ini
kamarku. Aku mendapatkan kamar yang selalu aku inginkan. Dulu aku memerlukan
kamar untuk menangis lega.” Gumam Hye Jun duduk diatas tempat tidurnya.
Ia
mengingat yang dikatakan Jeong Ha “Apa Saat ini kau bahagia? Kau dapatkan semua
keinginanmu. Kariermu melesat melebihi perkiraanmu.”
“Aku
bahagia. Karena mendapatkan kamar ini, tempat tak ada yang ganggu meski
menangis kencang.” Gumam Hye Jun akhirnya menangis sendirian sambil berbaring.
Hye Jun
pergi ke salon Jeong Ha dengan wajah bahagia dan melihat Tumbuhannya itu tumbuh baik. Jeong ha mengaku selalu beri dia
air meskipun ia tak makan lalu meminta Hye Jun agar duduk.
“Wajahmu
sedikit bengkak. Aku akan pasang masker untuk kurangi bengkaknya.” Ucap Jeong
Ha
“Kau
terampil.” Puji Hye Jun. Jeong Ha pikir memang seperti itu. Sambil bergumam
“Aku paling senang berbicara tentang kehidupan sehari-hari”
“Bagaimana
proses gugatan?” tanya Jeong Ha. Hye Jun menjawab Min-jae sedang bertemu
pengacara.
Nyonya
Lee dengan ketua tim dan Jin A rapat membahas berita di OUT NEWS, SA HYE-JUN
ADALAH ORANG TERAKHIR YANG BICARA DENGAN MENDIANG CHARLIE JUNG?] Ketua
memberitahu sudah meninjau berita ini.
“Ini
bagian yang bisa mencemarkan nama baik. Bagian yang menyebutkan Sa Hye-jun
sebagai A termasuk sebagai pencemaran nama baik menurut Pasal 307 KUHP. Semua
isi berita ini tak benar.” Kata Ji A
“Kita
hanya bisa pakai itu untuk gugat mereka?” tanya Nyonya Lee
“Jika berita
ini diterbitkan reporter dengan tujuan memfitnah, akan ada hukuman tambahan
berdasarkan Pasal 309 KUHP, juga UU Informasi dan Jaringan Komunikasi. Perusahaan
yang izinkan berita ini terbit lebih bermasalah.” Kata Ji A.
“Apa tak
bisa digugat juga?” tanya Nyonya Lee. Ketua pikir Tuntut reporternya saja karena Itu akan lebih
berdampak pada reporternya.
Hye Jun
sedang membaca naskah, Sutradara melihat Hye Jun yang datang lebih pagi. Hye
Jun mengaku mau pelajari lokasi. Sutradara pun berharap rating pekan ini lebih
tinggi dan membuat Hye Jun pasti Tak ada masalah, Hye Jun menganguk. Nyonya Lee
pun menyapa sutradara lalu mengajak Hye Jun bicara.
Nyonya
Lee memberitahu kalau Setelah ke kantor polisi besok, surat gugatan akan
dikirimkan dan bertanya apakah Sutradara tak mengatakan sesuatu. Hye Jun
mengaku Dia tak bilang apa-apa.
“Banyak
yang minta kau dikeluarkan di forum drama.” Kata Nyonya Lee. Hye Jun bertanya
apakah Karena berita itu. Nyonya Lee membenarkan.
“Ayo
ungkap isi pesannya.” Kata Nyonya Lee. Hye Jun pikir Seiring waktu, salah paham
akan terungkap.
“Ya ampun.
Kita sangat tak sepaham.. Apa Gyeong-jun tak katakan apa pun?” tanya Nyonya
Lee. Hye Jun mengaku belum bertemu dia.
“Tolong
bujuk dia jika bertemu. Aku akan kosongkan jadwal awal pekan depan.” Ucap
Nyonya Lee
“Ya. Aku
harap begitu. Aku harus bertemu Jin-u dan berbicara dengan keluargaku.” Kata
Hye Jun. Ass Sutradara memberitahu akan mulai sepuluh menit lagi.
Hye Jun
mengirimkan pesan pada Jeong ha “Min-jae akan kosongkan jadwal awal pekan
depan. Kau juga kosongkan. Ayo makan, jalan-jalan, dan mengobrol.” Akhirnya
pagi hari, Hye Jun bertemu dengan Jin U diatap rumah.
“Apa Kau
stres?” tanya Hye Jun. Jin U membenarkan menurutnya Hidup ini sulit dan tak
tahu harus apa.
“Selama
aku tak ada, ternyata kau bisa berpikir dan lebih dewasa.” Komentar Hye Jun.
“Cinta
adalah kemewahan bagiku, tapi aku jatuh cinta.” Kata Jin U. Hye Jun pu mengaku
seperti itu.
“Aku
banyak berkembang saat itu karena Jeong-ha.” Kata Hye Jun. Jin U mengeluh kalau
yang dibahas Hae-na bukan Jeong-ha.
“Kurasa
semua cinta membuat kita berkembang. Aku bertemu Hae-hyo. Aku mengabaikan
kalian sejak mulai sibuk. Tapi Aku tak menyesal sama sekali.” ejek Hye Jun. Jin
U mengeluh mendengarnya.
“Kalian
temanku. Aku tahu kalian akan selalu ada di sana. Kau juga diam di sana.” Ucap
Hye Jun
“Aku akan
kembali setelah memutuskan pilihan untuk masa depanku.” Ungkap Jin U
“Aku
ingin mengajak orang tuamu dan Jin-ri makan.” Kata Hye Jun. Jin U yakin Ibunya
pasti sangat senang.
“Aku baru
ingat. Apa kau tahu? Cedera bahu ayahmu kambuh. Kata ayahku, dia tak boleh
kerja.” Kata Jin U. Hye Jun hanya terdiam mendengarnya.
Hye Jun
pulang ke rumah melihat ayah dan ibunya ada didepan kamarnya, Tuan Sa ingin
tahu apakah anaknya sudah bangun. Nyonya
Han tak tahu. Tuan Sa mneyuruh masuk saja. Tapi Nyonya Han pikir Jangan
dibangunkan dan telepon satu jam lagi.
Hye Jun
menatap sedih melihat ayahnya mengingat ucapan Jin U “Katanya ayahmu minta
dirahasiakan dari keluarga. Terutama kau.” Lalu memanggil ibunya tanpa menatap
ayahnya. Tuan Sa menatap anaknya seperti masih merasa tak enak hati.
“Apa Kau
habis dari luar?” tanya Nyonya Han. Hye Jun memberitahu kalau baru saja bertemu
dengan Jin U
“Apa menu
makan siangnya?” tanya Hye Jun. Nyonya Han bertanya Hye Jun mau makan apa.
“Apa pun,
asal Ibu yang masak. Apa Gyeong-jun sudah bangun?” tanya Hye Jun. Nyonya Han
memberitahu Gyeong Jun cuti jadi Pasti
masih tidur.
Di kamar,
Gyeong Jun melihat forum [PECAT SA HYE-JUN KENAPA DIA TAK KELUAR SENDIRI?] Ia
pun mengeluh Semuanya minta dia keluar
dan ingin membalasnya, tapi ia memutuskan agar jangan pedulikan.
“Sa
Gyeong-jun, ada apa denganmu? Sejak kapan kau peduli dengan Sa Hye-jun? Ya.”
Ucap Gyeong Jun. Saat itu Hye Jun masuk kamarnya.
“Ada apa?
Apa? Tumben sekali.” kata Gyeong Jun gugup menutup komputernya. Hye Ju heran melihat kakaknya yang gelagapan
“Ada
salah denganku? Memang aku salah apa?” kata Gyeong Jun merasa tak suka dengan
tatapan adiknya.
“Ayo ke
kamarku. Semua bisa dengar jika bicara di sini.” Kata Hye Jun. Gyeong Jun pun
bertanya apakah Manajernya katakan sesuatu.
Keduanya
masuk ke dalam kamar Hye Jun, Gyeong Jun berkomentar Ayahnya sungguh
menunjukkan kemampuannya di kamar Hye Jun padahal Harusnya merenovasi kamarnya
juga. Hye Jun mengeluh kakaknya agar Jangan coba mengganti topik pembicaraan.
“Apa maksudmu?”
ucap Gyeong Jun merasa tak bersalah. Hye Jun ingin tahu alasan kakaknya tak
tulis surat permintaan maaf
“Aku tak
lakukan kesalahan.” Kata Gyeong Jun. Hye Jun menegaskan aklau Menghina
seseorang itu salah.
“Apa Pernah
dengar pencerminan?” kata Gyeong Jun mencoba membela diri.
“Hentikan
omong kosongmu. Bersikap baiklah padaku sehari-hari. Orang yang kau hina terus
berkomentar jahat dan masuk daftar gugatan kedua.” Ucap Hye Jun. Gyeong Jun
pikir itu bagus.
“Pelanggaran
pertama berakhir dengan denda, tapi yang berikutnya bisa dipenjara. Karenamu,
kita mungkin harus berdamai dengannya, meski harusnya tidak.” Ucap Hye Jun
“Jangan
berdamai! Bajingan seperti itu harus didenda.” Kata Gyeong Jun marah
“Jika dia
didenda, kau juga didenda. Aku tak mau kau didenda.” Kata Hye Jun.
Akhirnya
Gyeong Jun duduk dan menuliskan surat kalau tulus menulis komentar itu lalu
merasa kalau Ketulusannya menjadi kebohongan jika minta maaf. Hye Jun pun ingin
tahu alasan kakaknya melakukan itu
“Apa Kau
semarah itu melihat dia menghujatku? Kau juga sering meremehkanku.”ejek Hye Jun
“Aku tak
pernah meremehkanmu. Aku… benci keluarga kita miskin. Belajar? Aku pintar
belajar. Aku kebanggaan keluarga, tapi harga diriku sangat rendah. Aku perlu
pelampiasan dan kau di sampingku saat itu.” Ucap Gyeong Jun
“Makanya,
tulis surat permintaan maaf demi aku. Minta maaf untuk segala hal kasar yang
kau lakukan dulu.” Ucap Hye Jun.
“Bisa
kulakukan secara verbal. "Aku menulis komentar yang memalukan dan
meremehkan Bapak." Selanjutnya tulis apa?” ucap Gyeong Jun
"Emosiku meluap saat melihat komentar
Bapak." Kata Hye Jun
“Ahh..
Tidak. Permintaan maaf seharusnya tidak mementingkan emosiku. "Aku
bersalah. Aku menulis komentar yang menyakiti hati Bapak. Aku tak sadar bahwa
menghina karakter adalah masalah yang sangat serius. Ini semua karena aku bodoh
dan lamban.” Ucap Gyeong Jun lalu mengeluh kalau hatinya hancur.
“Kau pintar menulis... Rupanya kau tahu.
Poinnya adalah "bodoh". "Maaf." Kata Hye Jun pun hanya bisa
tersenyum melihat sikap kakaknya.
Tuan Yoon
datang ketempat Nona Kim merasa Semuanya berjalan lancar. Nona Kim pikir
seperti itu. Tuan Yoon meminta Nona Kim agar jangan seperti itu menurutnya Nona
Kim bisa sukses hanya dengan sedikit dorongan.
“Halo.
Aku Sersan Han U-tae dari Kantor Polisi Seocho. Apa kau Kim Su-man?” ucap
Detektif Han. Nona Kim membenarkan.
“Jika kau
reporter, kau pasti sudah tahu. Kau digugat. Tolong datang untuk diselidiki.” Ucap
Detektif Han.
“Siapa
yang mengugatku? Karena apa?” ucap Nona Kim kaget. Detektif Han memberitahu
“Kau
digugat karena mencemarkan nama baik Sa Hye-jun.” ucap Detektif. Nona Kim kaget
dan akan menelpnya kembali.
Nona Kim
memberitahu Tuan Yoon kalau Hye Jun sungguh menggugatnya. Tuan Yoon tak percaya
kalau Hye Jun Berani gugat reporter. Nona Kim pun terlihat marah Hye Jun yang
berani sekali. Tuan Yoon menyuruh Noan Kim harus cari pengacara bagus dan Jangan
diremehkan.
“Pak
Yoon, kau hanya akan pergi? Beri mereka pelajaran. Berani-beraninya dengan
reporter.” Kata Nona Kim meminta pelindungan.
“Beberkan
rumor asmara dengan penata rias.” Kata Tuan Yoon bersiap-siap pergi.
“Katamu
tak pantas jadi berita eksklusif?” kata Nona Kim. Tuan Yoon pikir Akan jadi
eksklusif jika dia dicampakkan.
“Sa Hye-jun
tak mungkin terus pacaran dengan penata rias. Status sosial dia meningkat.” Kata
Tuan Yoon.
Tuan Won
pulang ke rumah mengeluh istrinya Kenapa tiba-tiba mengajak makan bersama padahal
bisa bertemu di restoran jadi Kenapa suruh pulang ke rumah. Nyonya Kim mengeluh
tak mau bicara pada anak-anak jadi Tuan Won saja yang katakan.
“Kau tak
bisa hidup tanpa anak-anak. Ada apa? Kalian bertengkar?”ucap Tuan Won
“Tidak
tepat jika disebut bertengkar. Aku sudah reservasi di hotel. Kau ajak
anak-anak.” Kata Nyonya Kim
“Kenapa
kau terlihat seperti marah tiap kali melihatku?” keluh Tuan Won. Nyonya Kim
mengaku Karena memang marah.
“Aku
ingin terlihat harmonis meski hanya formalitas. Mereka akan mengerti alasan aku
lakukan itu jika ada kau.” Kata Nyonya Kim lalu berjalan pergi.
Mereka
pun makan bersama, Tuan Won membahas Belakangan drama Hae-hyo populer Namun
anaknya tak dibicarakan. Hae Hyo menatap sinis. Nyonya Kim membela kalau Tak begitu
karena Teman-teman kakaknya bilang Hae-hyo keren dan minta tanda tangan.
“Sekretarisku
tak bilang apa-apa. Kau Harus populer di kalangan anak muda. Hae-na, bagaimana
kuliahmu?” ucapTuan Won
“Aku
melakukan yang terbaik, seperti biasa.” Kata Hae Na gugup.
“Aku
sudah gila mengajak makan bersama.” Kata Nyonya Kim kesal makan tanpa
menggunakan manner. Tuan Won mengeluh istrinya makan seperti itu.
“Aku mau
minum bir.” Kata Tuan Won. Nyonya Kim bergumam kalau tak penasaran suaminya mau
minum atau tidak.
“Sayang,
kau tak mau bir?” ucap Tuan Won. Nyonya Kim menegaskan kalau Saat ini sedang
minum anggur.
“Tidak
sopan menawarkan bir ke orang yang sedang minum anggur.” Sindir Nyonya Kim
Nyonya
Kim pulang ke rumah dan langsung melempar jaketnya. Tuan Sa kaget karena
terkena lemparan jaket. Nyonya Kim
merasa tak bisa mengharapkan apapn dari suaminya. Tuan Won heran istriya selalu
marah ketika bertemu. Nyonya Kim mengeluh kalau suaminya yang membuatnya marah.
“Bagaimana
jika kau lakukan konsultasi medis? Ini bisa saja depresi…” ucap Tuan Won
“Aku akan
lakukan jika kau melakukannya lebih dulu.” Kata Nyonya Kim marah
Menu
makan mewah dan lengkap ada diatas meja. Tuan Sa tahu anaknya cuti danbertanya
apa tak ada tempat yang dituju. Gyeong Jun menjawab Tak ada. Hye Jun datang
menolong ibunya masukan nasi ke dalam mangkuk. Nyonya Han menyuruh Hye Jun
duduk saja karena pasti lelah dan menyuruh Gyeong Jun membantunya. Gyeong Jun
mengumpat kesal.
“Jangan
bilang "sial" saat ibumu menyuruhmu.” Kata Tuan Sa. Gyeong Jun
mengeluh kalau sungguh sedih.
“Kenapa
sedih? Tiba-tiba sekali.” kata Tuan Sa. Gyeong Jun pikir Tak tiba-tib karena Kamar
Hye-jun dibuat menjadi bagus.
“Ayah
akan renovasi kamarmu juga.” Ucap Tuan Sa. Kakek Sa ingin kamarnya juga.
“Kenapa
Ayah juga?”ucap Tuan Sa. Kakek Sa pikir sudah memberikan uangnya. Tuan Sa
menganguk mengerti.
“Aku sangat
senang semua di sini. Sudah berapa lama?” kata Kakek Sa. Hye Jun merasa sudah
lama.
“Apa Pekerjaanmu
berjalan lancar?” tanya Hye Jun. Kakek
Sa mengaku punya manajer sekarang. Hye Jun tak percaya mendengarnya.
“Siapa?”
tanya Hye Jun. Tuan Sa menunjuk anaknya. Tuan Sa kaget kalau ditunjuk.
“Ikutlah
dengan ayah. Ayah kesulitan. Ayah tak tahu kapan akan mati. Ayah sudah tua.” Kata
Kakek Sa
“Baik.
Jangan dibahas hari ini. Besok juga tak dibahas jika hari ini tak dibahas.” Kata
Tuan sa
“Kakek
bahkan punya manajer, berarti sudah menjadi pesohor. Ada dua orang pesohor di
keluarga kita.” Kata Nyonya Han bangga.
Gyeong
Jun menyuruh kakaknya agar membawakan sup, Gyeong Jun mengeluh tapi
melakukanya. Akhirnay mereka makan sebagai keluarga.
“Reporter
Kim, apa yang membuatmu terlihat tak nyaman hari ini?” tanya Tuan Lee
“Apa
tampak jelas bahwa aku kesal?”kata Nona Kim. Tuan Lee menjawab selalu jelas.
“Aku
digugat Sa Hye-jun.” kata Nona Kim. Tuan Lee bergumam kalau Nona Kim memang
keterlaluan.<
“Tahu apa
yang aku lakukan?” kata Nona Kim. Tuan Lee menebak Nona Kim akan injak lebih
keras
“Tidak...
Tapi sebaiknya dia bersiap-siap.” Ucap Nona Kim.
Hye Jun
sudah bersiap-siap, Nyonya Lee menelp memastikan kalau mau bertemu Jeong-ha.
Hye Jun kaget Nyonya Lee bisa tahu. Nyonya Lee meminta agar Nyonya Lee Jangan
bertemu karena Reporter Kim Su-man baru mengungkap hubungan mereka dan Ada
foto.
Jeong Ha
melihat berita [AKTOR SA HYE-JUN BERPACARAN DENGAN PENATA RIAS] Lalu menelp Hye
Jun agar jangan bertemu. Hye Jun pikir Apa dengan tak bertemu akan membuat
beritanya hilang lalu memberitahu akan datang dengan naik sepeda.
Jeong Ha melihat
tulisan [MEREKA BERPACARAN SEJAK SETAHUN LALU dan dibagian bawah [ REPORTER KIM
SU-MAN -OUT NEWS] saat itu Nona Kim datang, Jeong ha memberitahu kalau Salon
ini hanya melayani reservasi.
“Kau An
Jeong-ha, 'kan? Aku Kim Su-man, reporter Out News Apa bisa bicara sambil minum
teh?” ucap Nona Kim. Jeong Ha terlihat gugup.
“Apa Kau
menunggu seseorang?” tanya Nona Kim.
Jeong Ha
berjalan di lorong dan masuk ke agency, Nyonya Lee mempersilahkan bicara. Jeong Ha meminta maaf karena Hanya di sini mereka bisa bicara dengan
nyaman. Nyonya Lee tahu . Saat itu Hye Jun datang dengan berita yang terus
membahasnya.
“Selanjutnya
berita mengenai Aktor Sa Hye-jun. Sa Hye-jun tersandung masalah denda terkait
pelanggaran kontrak. Perusahaan iklan meminta ganti rugiratusan juta won karena
telah melanggar klausul kontrak terkait kerusakan citra. Tampaknya Aktor Sa
Hye-jun harus membayar denda tersebut”
Hye Jun
datang berkomentar kalau sulit bertemu dengan Jeong Ha. Jeong Ha membenarkan.
Jeong Ha meminta aaaf sudah membuatn Hye Jun menunggu hari itu. Hye Jun pikir
Jeong Ha sudah minta maaf berkali-kali mengenai itu menurutnya tak masalah.
“Senang
bisa bertemu dan bicara denganmu secara langsung.” Kata Jeong Ha. Hye Jun juga
merasakan hal yang sama.
“Kau bisa
sampai di sini karena berusaha keras dan tekun. Kau rasional dan tak merugikan
orang lain. Kau sangat bersemangat tentang akting.” Puji Jeong Ha
“Aku senang
mendengarnya Terima kasih sudah diakui.” Kata Hye Jun. Jeong ha measa Rupanya
hari ini bukan "maaf", tapi "terima kasih".
“Aku
mencintaimu.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun tersenyum mendengarnya. Jeong ha tiba-tiba
mengajak untuk putus. Hye Jun terdiam mendenagr ucapan Jeong Ha.
“Aku tak
mengira…akan berakhir dalam hubungan yang sangat klise.”
Bersambung ke episode 15
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar