PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 06 Oktober 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 9 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Jeong Ha masuk ke sebuah gedung JARINGAN MULTISALURAN, lalu Tuan Kim menyapanya di lobby dengan wajah gugup memberitahu Studio tempatnya bekerja

dan mengubah kalimatnya kalau “studio yang mungkin menjadi tempat kerja Jeong Ha.

“Aku akan menunjukkannya padamu. Ayo ke Sebelah sini.” Ucap Tuan Kim. Jeong Ha pun mengikuti Tuan Kim

“Mustahil menjadi YouTuber seorang diri. Saat ini tak ada yang bekerja sendiri.” Ucap Tuan Kim

Di sebuah ruangan, Seorang wanita seperti sedang mengcover lagu dan meminta agar menaikan satu kunci nada. Jeong Ha lalu melihat seorang pria yang sedang mukbang dengan seorang kameramen didepanya. 


“Kami akan membantu menaikkan jumlah pengikut hingga pembuatan konten. Menaikkan jumlah pengikut tak mudah. Harus ada strategi.” Ucap Tuan Kim. Jeong Ha lalu melihat ruangan studionya yang lengkap.

“Belakangan ini ada banyak orang yang ingin menjadi YouTuber. Kenapa? Karena mereka pikir bisa mendapatkan uang hanya dengan membuka mulut mereka. Namun, kenapa kau diam saja? Apa Tak ada pertanyaan?” tanya Tuan Kim heran.

“Aku sama sekali berbeda dari yang dibayangkan.” Ucap Jeong Ha seperti tak percaya. 


Jeong Ha akhirnya kembali ke salon sedang ada di loker. Jin Ju bertanya apakah Jeong Ha  akan bekerja di luar dan yakin kalau ia pasti kembali karena pelanggan. Jeong Ha berani meantap Jin Ju menegaksan kalau memutuskan untuk tak membencinya.

“Itu sangat menguras emosi. Tolong bantu aku agar bisa berhenti kerja.”ucap Jeong Ha. Jin Ju ingin tahu Bagiamana caranya.

“Minta maaflah padaku di depan staf salon. Selesaikanlah masalah yang sudah kau buat.” Ucap Jeong Ha.

“Lebih baik saat disiram air daripada ini. Aku tak bisa membantu. Karena kau ingin keluar, aku harap kau tak keluar. Aku bisa bertahan.” Ucap Jin Ju menatap sinis lalu pergi.

Jeong Ha hanya bisa menarik nafas panjang lalu menerima pesan dari Su Bin “Apa ini bisa menjadi hadiah?” dan mengirimkan sebuah video. 




Kakek Sa sedang berlatih berjalan seperti yang diajarkan gurunya. Si guru menyuruh kakek Sa  Lepas kacamata hitam saat mendekat titik berpose, lalu masukkan ke kantong kemeja dan berhenti dan meminta agar bisa mengingatknya.

“Kau harus mengingat semua gerakan itu, harus dilakukan dengan mulus selagi kau berjalan. Mari coba lagi.” Ucap guru.

“Saat masukkan kacamata hitam, langkah menjadi berantakan jika melihat ke bawah atau melambat” ucap guru. Kakek Sa pun mengikutinya tapi kakinya malah hampir terjatuh.

“Astaga. Baru saja diingatkan.” Ucap guru dan semua orang pun tertawa. Kakek Sa malu mengaku Padahal sebelumnya bisa.

“Kau harus menyeimbangkan atribut dan cara berjalan, Pak.” Kata sang guru. Kakek Sa pun menganguk mengerti.

“Temui aku setelah selesai.” Ucap Guru. Kakek Sa panik karena guru ingin menemuinya. 


Kakek Sa berjalan pulang dengan salah satu temanya. Temanya berkomenatr kalau iniPasti bukan masalah besar dan berpikir kalau Kakek Sa itu tak mungkin diusir karena di panggil oleh gurunya.  Kakek Sa mengejek temanya itu pintar membuat orang merasa lebih buruk.

“Aku memang pintar. Aku berpendidikan tinggi. Aku akan tunggu di sini.” Ucap temanya.

“Tak perlu... Pergilah.” Ucap Kakek Sa. Temanya pun beranjak pergi. Kakek Sa hanya bisa mengumpat kesal. 


Kakek Sa duduk dengan wajah gugup. Gurunya bertanya Di mana mengambil foto ini. Kakek Sa memberitahu kalau Teman cucunya yang memotretkannya dan bertanya Apa tak bagus. Gurunya menjawab kalau  Bukan begitu.

“Aku bertanya karena foto ini dipenuhi kasih sayang.” Akui guru. Kaka Sa pikir gurunya hanya memanggilnya untuk menanyakan itu dan akan pamit pergi saja.

“Tidak.. Apa Pernah dengar Premium Silver Village?” ucap Guru. Kakek Sa bingung karean tak bisa mengulang namanya dan ingin tahu Apa itu?


“Panti jompo eksklusif.” Ucap guru. Kakek Sa heran si guru yang membahas panti jompo

“Apa dia dapat komisi jika merekomendasikan panti jompo?” ucap kakek Sa kesal.

“Aku tak ada uang untuk masuk ke sana.” Ucap Kakek Sa. Gurunya menjelaskan kalau Bukan begitu.

“Aku tak menyuruhmu masuk ke sana. Kau terpilih sebagai model iklannya.” Ucap Guru. Kakek Sa kaget mendengarnya. 


Hye Jun sedang diwawancara oleh Nona Kim mengamu  Saat menjadi model, selalu ingin berakting. Dulu Ia kuliah seni peran meski berhenti di tahun pertama. Nona Kim pikir membintangi “Kucinta Kau, Maaf< pasti akan membuatnya makin ternama.

“Kau beruntung sekali proyekmu berikutnya dengan penulis ternama.” Ucap Nona Kim. Hye Jun langsung menatap sinis pada Nyonya Lee karena sudah menentukanya

“Apa Kau menolak drama itu?” tanya Nona Lee. Hye Jun menegaskan  Proyek berikutnya adalah pilihannya.

“Apa pun yang terjadi adalah tanggung jawabku.” Ucap Hye Jun. Nona Lee memuji Hye Jun itu Kpintar sekali. 


“Jadi, kau tak akan bintangi drama itu. Tapi Apa kau sungguh dapat tawaran?” ucap Nona Lee menyindir.

“Wawancara hari ini sudah selesai, 'kan?” kata Nyonya Lee menyelamatnya. Nona Kim mengejek Nyonya Lee  yang pintar menyela.

“Terakhir, kau ingin menjadi aktor seperti apa?” tanya Nona Kim

“Seseorang dari era ini yang membuat orang merasa terhubung dan nyaman.” Ucap Hye Jun

“Jawabanmu hangat sekali. Bukankah berlawanan dengan sifat aslimu?” sindir wartawan

“Tak berlawanan. Sama persis.” Kata Hye Jun. Nyonya Lee kembali menyela kalau Sudah selesai. Hye Jun lalu melihat kakeknya menelp dan meminta izin agar bisa mengangkatnya. Nona Kim pun mempersilahkan. 


Hye Jun mengangkat telp kakeknya dan bertanya Ada apa lalu dengan wajah bahagia memberikan selamat.  Nona Lee berbicara dengan Nyonya Lee dengan tatapan sinis, bertanya Apa mengenal Direktur Lee Tae-su? Nyonya Lee terlihat kaget mendengarnya.

“Apa kau mendengar sesuatu tentang aku dari Direktur Lee Tae-su?” tanya Nyonya Lee.  Nona Lee mengaku tidak.

“Aku tak ingin berkomentar mengenai dia.” Ucap Nyonya Lee. Nona Lee pikir  Biasanya saat bilang tak ingin berkomentar, berarti banyak yang mau dikatakan


“Atau tak tahu mau katakan apa...Atau menahan diri meski ingin menghujatnya.” Ucap Nona Lee

“Bukan berarti aku ingin menghujat. Saat bilang tak ingin berkomentar, ada perasaan seperti ini juga. Aku setuju dengan pendapatmu dan hanya menyuarakan pendapatku.” Kata Nyonya Lee.

“Kau jenaka sekali. Baguslah...” kata Nona Kim dan Nyonya Lee dengan sopan meminta bantuannya untuk Hye-jun.


BANK MIRAE CS

Manager datang ke meja Gyeong Jun  ingin memminta pengajuan kredit dan laporan keuangan Wooshin. Gyeong Jun pun mencari berkasnya.  Manager pikir Gyeong Jun itu  Tak perlu terburu-buru. Gyeong Jun mencarinya perlahan.

“Tapi apa Adikmu sudah putuskan proyek selanjutnya?” ucap Manager. Gyeong Jun menjawab tak tahu.

“Kenapa tak tahu?” keluh Manager. Gyeong Jun menjawab mereka tak membicarakan hal-hal itu secara detail lalu memberikan berkasnya.


“Apa Dia tak datang untuk makan?”tanya manager mencoba untuk mendekat.

“Apa Mau kupanggilkan?”tanya Gyeong Jun. Manager dengan senang hati akan traktir.

“Apa aku bisa libur di akhir pekan? Aku tak seharusnya bertugas di hari itu.” Ucap Gyeong Jun mencari kesempatan.

“Baik. Istirahatlah. Aku bisa menanganinya.” Ucap manager. Gyeong Jun pun mengucapkan Terima kasih.

“Tolong minta tanda tangannya.”kata Manager. Gyeong Jun mengeluh alau ini membuatnya tak nyama dan tak profesional.

“Sudah mode diam. Kenapa…” ucap Gyeong Jun menatap ponselnya. Mangar Park langsung menyela kalau ini membuatnya tak nyaman.

“Aku terima ini.” Kata Gyeong Jun akhirnya mengambil foto adiknya agar bisa memberikan tanda tangan.

“Kelihatannya penting, silakan. Lalu Matikan nada dering setelahnya.” Kata Manager Park bersikap baik. Gyeong Jun pu menganguk mengerti dan  meminta maaf. 


“Aku tak ingin meminta tolong padanya.” Keluh Gyeong Jun lalu melihat  grup keluarganya.

“Kakek mau bicara sesuatu. Semua diminta pulang cepat.” Tulis Hye Jun. Tuan Sa bertanya “Bicara apa?”

“Apa Kau bisa pulang cepat juga?” tanya Nyonya Han.  Hye Jun menjawab “Aku ada syuting iklan.”

“Dia syuting iklan?” kata Gyeong Jun tak percaya dan bertanya “Iklan apa?” Hye Jun membalas “Kuberi tahu nanti.”

 “Kenapa tak beri tahu? Syuting apa?” keluh Tuan Sa kesal membaca grup keluarga.

“Apa Hye-jun syuting lagi?” tanya Tuan Kim. Tuan Sa memberitahu kalau anaknya akan Syuting iklan.

“Kau pasti senang.Apa Kau akan segera menjadi konglomerat? Pesohor terkenal bisa beli gedung dan mengubah nasibnya.” Ucap Tuan Kim

“Kau jangan begitu juga. Itu hanya terjadi pada orang yang selamatkan negara sepuluh kali di kehidupan sebelumnya. Kenapa Ayah menyuruh berkumpul?” ucap Tuan Sa khawatir. 


Nyonya Kim pulang ke rumah sambil mengeluh kalau Lelah sekali dan berbaring di sofa. Ia melihat Nyonya Han sedang menyetrika lalu memberitahu Hari ini bertemu Hye-jun dan pacarnya. Nyonya Han kaget kalau Mereka berdua dan melihatnya Secara resmi.

“Dia penata rias di salon langgananku. Hye-jun juga dirias di sana.” Ucap Nyonya Kim

“Aku tak tahu dia satu salon dengan Bu Kim.” kata Nyonya Han sopan. Nyonya Kim mengeluh  dalam hati

“Sampai mati dia tak bisa memanggilku "Nyonya Kim". Aku juga tak ingin dipanggil seperti itu olehmu.”keluh Nyonya Kim 

“Dia akan mengenalkanku secara resmi.” Ucap Nyonya Han. Nyonya Kim memuji Jeong Ha pintar dan cekatan.

“Aku suka dia. Entah kau akan suka atau tidak.” Kata Nyonya Kim. Nyonya Han membalas kalau Yang penting mereka saling suka.

“Perasaan adalah hal yang paling mudah berubah di dunia. Tak ada jaminan akan terus saling menyukai. Ini adalah masa terpenting bagi Hye-jun. Dia bisa lebih terkenal dan Tak baik jika kisah cintanya terkuak.” Kata Nyonya Kim memberikan nasehat.

“Dia akan mengurusnya sendiri.” Ucap Nyonya Han merasa tak ingin membatasi sang anak. 


“Jika biarkan anak melakukan hal yang mereka inginkan, untuk apa ada orang tua?” ejek Nyonya Kim

“Belakangan dia terus menceramahi peran orang tua.Dia pikir hal itu membuat Hye-jun dan Hae-hyo menjadi selevel.” Balas Nyonya Ha dalam hati

“Orang tua ada untuk melindungi.” Kata Nyonya Han. Nyonya Kim membalas dalam hati “Dengarkanlah saat aku menasihatimu. Karena itu tak ada kemajuan.”

“Latar belakang kita sangat berbeda. Cara menjalani hidup pun sangat berbeda. Sulit untuk bisa saling mengerti.” Ucap Nyonya Kim

“Apa Kau baru tahu itu sekarang?” sindir Nyonya Han dalam hati. 


Nyonya Kim menerima telp dari orang yang mempersiapkan lauk. Nyonya Lee sedang berbelanja di supermarket  mengaku kalau  tak tahu minyak zaitun mana yang harus dibeli dan akan mengambil yang termahal saja.

“Ada minyak zaitun yang paling cocok untuk membuat gambas al ajillo” ucap Nyonya Kim. Nyonya Lee tak mengerti.

“Baiklah. Biar aku yang beli.” Ucap Nyonya Kim sambil menghela nafas. Nyonya Lee pikir itu Lebih nyaman untuk mereka berdua lalu menutup telpnya. 


“Astaga... Gyeong-mi pintar memasak, tapi dia membuatku kesal.” Ucap Nyonya Kim kesal

“Apa Kau sedang bergosip? Aku tak bisa bergabung karena dekat dengannya.” Kata Nyonya Han

“Aku sedih jika kau berkata seperti itu. Apa Kita tak dekat?” tanya Nyonya Kim kesal

“Itu sedikit…” kata Nyonya Han. Nyonya Kim ingin tau "Itu sedikit" apa? Akhirnya Nyonya Han memberitahu kalau Gyeong-mi memang seperti itu.

“Itu karena dia murah hati dan ramah. Dia teman yang baik.” Ucap Nyonya Han karena tahu kalau Dia pasti akan selalu memihak Nyonya Kim. 


Jin U pulang meminta makan pada ibunya. Nyonya Kim melihat anaknya yang a pulang cepat karena Biasanya minum miras dan pulang larut lalu bertanya apakah Temannya tak bisa diajakkarena menurutnya Hye-jun dan Hae-hyo hebat sekali.

“Kapan galbijjim nya siap?”tanya Jin u melihat ibunya sedang merendam daging.

“Ini untuk keluarga Hae-hyo, bukan kita. Ibu membuat lauk untuk mereka” ucap Nyonya Lee penuh semangat.

“Sejak kapan? Apa Ibu bertemu dengan ibunya Hae-hyo?” tanya Jin U . Nyonya Lee membenarkan.

 “Kenapa bekerja untuk mereka?” keluh Jin U. Tuan Kim menjawab kalau Katanya ibu Jin U bosan.

“Seharusnya Ayah menghalangi! Astaga. Aku tak suka… Ibu melakukannya.” Ucap Jin U kesal. Tuan Kim mengeluh anaknya Berlebihan sekali.

“Ayo makan galbijjim juga.” Ucap Tuan Kim. Nyonya Lee pun senang karena akan berikan untuk Hye-jun juga. Jin U yang kesal memilih untuk pergi. Ibunya pun bertanya anaknya Mau ke mana


Hye Jun baru saja turun dari mobilnya. Nyonya Han sedang mencuci piring. Tuan Sa bertanya apakah Hye-jun pulang telat karena syuting iklan. Nyonya Han membenarkan. Tuan Sa mengeluh anaknya itu bicara secara ambigu.

“Apa Kau sudah tahu dia syuting iklan?” tanya Tuan Sa. Nyonya Han menjawab Tak tahu.

“Wajar kau tak tahu, tapi tidakkah kau harus lebih perhatian?” sindir Tuan Sa.

“Kau agak membuatku kesal. Itu Wajar bagimu, tapi tak wajar bagiku?” kata Nyonya Han kesal.

“Lagi-lagi. Kau terlalu sensitif.” Ucap Tuan Sa. Nyonya Han pikir Ini masalah anak jadi Sudah sewajarnya sensitif.

“Aku tahu semua kabar Hye-jun dari ibunya Hae-hyo. Aku berusaha membesarkan anak secara mandiri dan bertanggung jawab. Jadi, aku kesal dianggap tak perhatian. Aku Tak sepertimu, aku tak pernah halangi mereka.” Ucap Nyonya Han. 


“Sudahlah. Aku selalu salah.” Keluh Tuan Sa lalu terdiam saat melihat Hye Jun masuk rumah. Hye Jun pun heran melihat tatapan ayahnya.

“Kau… pulang telat.” Ucap Tuan Sa dengan nada sinis. Hye Jun mengaku pulang cepat karena Kakek.

“Oh.. Apa Hye-jun sudah pulang?”sapa Nyonya Han senang melihat anaknya pulang. Hye Jun pun menyapa anaknya.

“Apa Kau sudah makan?” tanya Nyonya Han. Hye Jun menganguk dan Tuan Sa hanya terdiam melihat anaknya yang benar-benar tampan.

“Ternyata Begini penampilanmu saat syuting... Kau sangat tampan.” Puji Nyonya Han. Hye Jun pun dengan bangga kalau ia adalah  putra Ibunya.


Gyeong Jun keluar kamar pun takjub melihat adiknya sangat tampan,  Hye Jun menatapnya. Gyeong Jun dengan gugup meminta agar bisa berbicara denganya. Hye Jun pikir nanti setelah ia mandi lalu kedalam kamar.

“Dia seperti pesohor.” Ucap Gyeong Jun. Nyonya Han pun dengan bangga kalau anaknya memang pesohor.

“Tapi Apa yang Ayah ingin bicarakan sampai mengumpulkan kita semua?” tanya Tuan Sa khawatir. 


Kakek Sa memanggil Hye Jun yang baru saja selesai mandi untuk duduk didekatnya.  Ia memberitahu kalau ingin mentraktir keluarga makan enak setelah menghasilkan uang. Hye Jun pikir kakeknya itu belum menghasilkan uang.

“Aku akan traktir yang lebih mahal setelah menghasilkan uang. Ini Totalnya 70.000 won.Ini Tabungan uang saku darimu.” Ucap Kakek Sa memberikan amplop.

“Baik. Tak sia-sia aku mengajari Kakek.” Ucap Hye Jun bangga. Saat itu terdengar suara dari luar ruangan.

“Apa Ayah memesan piza?” tanya Nyonya Han. Kakek Sa tersenyum dan mengajak cucunya keluar karena yang dipesan sudah tiba. 


Semua pun duduk di depan meja, dengan bangga Kakek Sa memberitahu kalau ia yang mentraktirnya. Tuan Sa mulai makan dan merasa kalau pizzanya enak. Kakek Sa langsung memarahi anaknya karean ia belum makan tapi anaknya malah makan lebih dulu

“Sejak kapan kita peduli itu?” keluh Tuan Sa. Kakek Sa menegaskan kalau Mulai sekarang. Tuan Sa pun menurut. Kakek Sa akhirnya makan lebih dulu lalu yang lainya pun mulai makan.

“Ayah, sekarang beri tahu kami.”ucap Nyonya Han tak sabar ingin tahu berita apa yang disampaikan Kakek Sa

“Aku terpilih untuk sebuah iklan.” Akui Kakek Sa. Tuan Sa terdiam dan berpikir Ayahnya ditipu lagi


“Tidak. Ayah juga pikir begitu. Jadi, Ayah tanya pengajar apa harus bayar.” Ucap Kakek Sa

“Tentu dia bilang tak perlu bayar. Di awal pasti dipancing seperti itu.” Ucap Tuan Sa tak percaya

“Akademi itu bisa dipercaya. Ada agensi model juga di akademi itu” ucap Hye Jun

“Apa kau terus kena tipu? Setelah melihat foto yang dipotret Jin-u, semua orang berkata… ayah keren. Jadi… Perusahaan iklan yang berkata begitu, bukan aku.” Ucap Kakek Sa bangga.

“Selamat, Ayah.” Kata Nyonya Han. Kakek Sa pikir Kehormatan hari ini diberikan pada Hye-jun.

“Kembalikan setelah dapat uang. Jangan terlalu berharap. Hye-jun juga sering diberi harapan palsu. Pekerjaan di industri itu tak pasti.” Ucap Tuan Sa marah

“Namun, bisa membuat bersemangat. Sekalipun tak berhasil, yang terpenting ayah bisa mendapat tawaran seperti ini.” Kata Kakek Sa 


“Siapa yang bayar piza ini? Apa Ayah bisa memesan ini? Pasti Hye-jun yang bayar.” Ucap Kakek Sa

“Dia membayarkan biaya kursus dan traktir piza agar Ayah merasa baik.” Ucap Kakek Sa

“Apa Ayah anaknya Hye-jun? Ayah seharusnya beri uang dan semangat. Ini terbalik.”ejek Tuan Sa. Kakek Sa tiba-tiba menangis.

“Ayah... Kenapa menangis? Ayah membuatku terlihat jahat. Aku hanya bicarakan fakta.” Ucap Tuan Sa.

“Kau bukan orang jahat. Ayah makin tua, air mata keluar begitu saja.” Kata Kakek Sa 


“Kakek memberikanku uang piza sebesar 70.000 won. Bagaimana dengan Ayah? Apa Ayah mendukung aku, anakmu?  Apa pernah dukung pekerjaanku sekali saja?”sindir Hye Jun

“Itu karena ayah ingin kau berhasil. Apa Kau meremehkan ayah setelah berhasil?” teriak Tuan Sa dengan nada tinggi.

“Kenapa tiba-tiba kata "meremehkan" keluar? Jawab pertanyaanku. Apa Ayah pernah dukung pekerjaanku sekali saja?” ucap Hye Jun

“Ada banyak cara untuk mendukung. Menakut-nakuti seperti Ayah, atau mendukung dari hati sepertiku. Kau Tak bisa begini pada Ayah meski sudah berhasil.” Kata Gyeong Jun membela ayahnya.

“Kau melakukan banyak hal dari hati.Bukan dukungan jika tak diungkapkan. Itu disebut fantasi.”balas Hye Jun. 


Kakek Sa berkomentar kalau Perkataan yang bagus. Menurutnya Bukan dukungan jika tak diungkapkan. Ia pun mengajak cucunya agr masuk kamar saja. Hye Jun setuju lalu membungkus pizza untuk mereka berdua. Nyonya Han mengeluh kalau mereka semua bukan anak kecil.

“Kenapa selalu begini setiap berkumpul?” keluh Nyonya Han merasa tak enak hati.

“Biar aku simpulkan... Dukungan yang tak diungkapkan adalah kotoran... Kotoran!” ucap Tuan Sa lalu masuk kamar dengan cucunya.

“Hei.. Katakanlah sesuatu... Apa Ada kata-kata bagus?” keluh Tuan Sa paa anaknya.

“Saat Ayah mengatakan "apa kau meremehkanku setelah berhasil", Ayah sudah kalah.” Kata Gyeong Jun

“Apa gunanya kalah dan menang di antara keluarga?” keluh Nyonya Han. 




Di rumah, Jeong Ha menatap ponselnya dan berpikir kalau  Semuanya berantakan, tapi ia akan  berusaha membaca mantra yaitu mensugesti kalau dengan kalimat "aku bahagia".

Hye Jun berbaring di kamarnya, lalu melihat kakeknya dan merapihkan selimutnya. Ia lalu menerima pesan dari Jeong Ha “Apa dia tidur? Apa Bisa ditelepon?” Ia melihat kakeknya dan akhirnya keluar dari kamar.

“Bagaimana pertemuan dengan jaringan? Aku tak bisa ditelepon sekarang.” Tulis Hye Jun

“Aku suka membuat orang lain bersinar.” Balas Jeong Ha. Hye Jun pikir ii seri "Aku Suka" dimulai.

“Kau berbakat menjadi penata rias. Benar. Dan kau berbakat menjadi bintang. Kau bersinar meskipun diam saja.” Tulis Jeong Ha

“Kemampuan memuji yang hebat. Kau sedang apa?”balas Hye Jun sambil tersenyum. Jeong Ha membalas sedang minum bir lalu bertanya balik.

“Aku sedang Bertukar pesan denganmu. Kau pasti bahagia karena sedang fokus dengan hal yang kau lakukan.” Tulis Hye Jun

“Benar. Aku bahagia.” Akui Jeong Ha lalu berbaring. Hye Jun pun sama-sama berbaring seolah berhadapan dan bertanya “Pilih aku atau bir?”  


Pagi hari, sebuah mobil van siap di depan rumah. Hye Jun keluar dari rumah. Nyonya Lee pun langsung menyambutnya dengan memberikan Kejutan dengan  bangga nama mobilnya adalah “Kesatu” yang akan mengawal Bintang Sa.

“Kenapa Sampai diberi nama? Apa itu "Kesatu"?” ucap Hye Jun heran. Nyonya Lee menegaskan kalau nama Kesatu, kedua, ketiga dan ini Mobil pertama. Hye Jun pun mengajak untuk pergi. 


Nyonya Lee dengan bangga menahanya dan memberitahu kalau pintunya bisa dibuka otomatsi. Tuan Sa baru bangun keluar dari rumah dan terdiam melihat mobil van selebriti ada didepan rumahnya. Nyonya Lee tersadar melihat Tuan Sa, Hye Jun memberitahu kalau itu ayahnya.

“ Halo. Aku manajer Aktor Sa Aku akan memberi salam secara resmi di lain waktu.” Ucap Nyonya Lee. Tuan Sa menganguk mengerti dan akhirnya Hye Jun pun pamit pergi dengan mobil van.

“Ayah, Ibu menyuruh sarapan.” Panggil Gyeong Jun dan melihat ayahnya hanya terdiam melihat mobil yang pergi.

“Siapa itu?” tanya Gyeong Jun. Tuan Kim menjawab  Manajer wanita yang pandai menyetir.


Spanduk dan poster ditempel dengan judul [ORANG BIASA - PEMUDA TAK BIASA YANG MAU MENJADI BIASA] Tuan Choi, Do Ha, Hae Hyo dan Hye Jun pun masuk ke ruangan bertemu dengan wartawan, semua pun menonton film baru tayang.

“Orang Biasa bercerita tentang orang yang tak mau jadi biasa menjadi ingin biasa saja. Pertemuan antara karakter bintang ternama, Park Do-ha, dengan karakter pemuda biasa ini, membuat film ini menjadi lebih spesial.” Ucap Sutradara Choi.

“Park Do-ha, kau pemeran utama. Tidakkah kau terlalu sering dipukul?” ucap MC wanita

“Aku sangat kesulitan. Hye-jun pandai memukul.” Ucap Do Ha dengan nada menyindir.

“Ternyata kalian bertiga seusia.” Komentar MC. Do Ha mengaku  Makanya menyenangkan saat syuting. 


“Sekarang aku dan Hae-hyo sedang bintangi drama bersama.” Akui Do Ha

“ Rupanya akting kalian terlihat natural karena itu. Sa Hye-jun, kenapa kau diam saja?” kata MC. Hye Jun tersadar dan akhirnya mengambil mice.

“Bagaimana kau bisa menjadi orang kejam dengan wajah semanis itu?” kata MC. Hye Jun pun mengucapkan terimakasih atas pujianya.

“Merupakan kehormatan besar bagiku untuk bisa bekerja dengan sutradara Choi Se-hun. Karena aku tak mau mengecewakannya maupun film ini, maka aku kerahkan segalanya. Jadi, aku tak perlu bicara banyak.” Ucap Hye Jun

“Ya ampun. Ini mengingatkanku pada… Pintu Gerbang !” ucap MC dan tiba-tiba suara jeritan fans pun terdengar. Tuan Lee yang duduk dibangku penonton terlihat tersenyum mengejek. 



“Ini tak ada di naskah, tapi aku akan berdiri sebentar. Dan menuju ke sana. Apa aku bisa memintamu melakukan satu hal? Aku ingin mendengarnya secara langsung. Bisa kau katakan "Mau berpacaran denganku?" Sekali saja.” Ucap MC dengan wajah malu-malu.

Semua fans terus berteriak, sampai akhirnya Hye Jun pun berdiri dengan wajah fokus lalu berkata dengan tatapan yang berbeda dan berkata “Mau berpacaran denganku?”

“Ya, aku mau. Apa Mau berpacaran denganku juga?” ucap MC bercanda. Hye Jun hanya bisa tersenyum dan semua Fans  masih menjerit histeris.

***

Bersambung ke part 3


 Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar