PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jeong Ha masuk ke sebuah gedung JARINGAN MULTISALURAN, lalu Tuan Kim menyapanya di lobby dengan wajah gugup memberitahu Studio tempatnya bekerja
dan mengubah kalimatnya
kalau “studio yang mungkin menjadi tempat kerja Jeong Ha.
“Aku akan
menunjukkannya padamu. Ayo ke Sebelah sini.” Ucap Tuan Kim. Jeong Ha pun
mengikuti Tuan Kim
“Mustahil
menjadi YouTuber seorang diri. Saat ini tak ada yang bekerja sendiri.” Ucap
Tuan Kim
Di sebuah
ruangan, Seorang wanita seperti sedang mengcover lagu dan meminta agar menaikan
satu kunci nada. Jeong Ha lalu melihat seorang pria yang sedang mukbang dengan
seorang kameramen didepanya.
“Kami
akan membantu menaikkan jumlah pengikut hingga pembuatan konten. Menaikkan
jumlah pengikut tak mudah. Harus ada strategi.” Ucap Tuan Kim. Jeong Ha lalu
melihat ruangan studionya yang lengkap.
“Belakangan
ini ada banyak orang yang ingin menjadi YouTuber. Kenapa? Karena mereka pikir
bisa mendapatkan uang hanya dengan membuka mulut mereka. Namun, kenapa kau diam
saja? Apa Tak ada pertanyaan?” tanya Tuan Kim heran.
“Aku sama
sekali berbeda dari yang dibayangkan.” Ucap Jeong Ha seperti tak percaya.
Jeong Ha
akhirnya kembali ke salon sedang ada di loker. Jin Ju bertanya apakah Jeong
Ha akan bekerja di luar dan yakin kalau
ia pasti kembali karena pelanggan. Jeong Ha berani meantap Jin Ju menegaksan
kalau memutuskan untuk tak membencinya.
“Itu
sangat menguras emosi. Tolong bantu aku agar bisa berhenti kerja.”ucap Jeong
Ha. Jin Ju ingin tahu Bagiamana caranya.
“Minta
maaflah padaku di depan staf salon. Selesaikanlah masalah yang sudah kau buat.”
Ucap Jeong Ha.
“Lebih
baik saat disiram air daripada ini. Aku tak bisa membantu. Karena kau ingin
keluar, aku harap kau tak keluar. Aku bisa bertahan.” Ucap Jin Ju menatap sinis
lalu pergi.
Jeong Ha
hanya bisa menarik nafas panjang lalu menerima pesan dari Su Bin “Apa ini bisa
menjadi hadiah?” dan mengirimkan sebuah video.
Kakek Sa
sedang berlatih berjalan seperti yang diajarkan gurunya. Si guru menyuruh kakek
Sa Lepas kacamata hitam saat mendekat
titik berpose, lalu masukkan ke kantong kemeja dan berhenti dan meminta agar
bisa mengingatknya.
“Kau
harus mengingat semua gerakan itu, harus dilakukan dengan mulus selagi kau
berjalan. Mari coba lagi.” Ucap guru.
“Saat
masukkan kacamata hitam, langkah menjadi berantakan jika melihat ke bawah atau
melambat” ucap guru. Kakek Sa pun mengikutinya tapi kakinya malah hampir
terjatuh.
“Astaga.
Baru saja diingatkan.” Ucap guru dan semua orang pun tertawa. Kakek Sa malu
mengaku Padahal sebelumnya bisa.
“Kau
harus menyeimbangkan atribut dan cara berjalan, Pak.” Kata sang guru. Kakek Sa
pun menganguk mengerti.
“Temui
aku setelah selesai.” Ucap Guru. Kakek Sa panik karena guru ingin menemuinya.
Kakek Sa
berjalan pulang dengan salah satu temanya. Temanya berkomenatr kalau iniPasti
bukan masalah besar dan berpikir kalau Kakek Sa itu tak mungkin diusir karena
di panggil oleh gurunya. Kakek Sa
mengejek temanya itu pintar membuat orang merasa lebih buruk.
“Aku
memang pintar. Aku berpendidikan tinggi. Aku akan tunggu di sini.” Ucap
temanya.
“Tak
perlu... Pergilah.” Ucap Kakek Sa. Temanya pun beranjak pergi. Kakek Sa hanya
bisa mengumpat kesal.
Kakek Sa
duduk dengan wajah gugup. Gurunya bertanya Di mana mengambil foto ini. Kakek Sa
memberitahu kalau Teman cucunya yang memotretkannya dan bertanya Apa tak bagus.
Gurunya menjawab kalau Bukan begitu.
“Aku
bertanya karena foto ini dipenuhi kasih sayang.” Akui guru. Kaka Sa pikir
gurunya hanya memanggilnya untuk menanyakan itu dan akan pamit pergi saja.
“Tidak..
Apa Pernah dengar Premium Silver Village?” ucap Guru. Kakek Sa bingung karean
tak bisa mengulang namanya dan ingin tahu Apa itu?
“Panti jompo
eksklusif.” Ucap guru. Kakek Sa heran si guru yang membahas panti jompo
“Apa dia
dapat komisi jika merekomendasikan panti jompo?” ucap kakek Sa kesal.
“Aku tak
ada uang untuk masuk ke sana.” Ucap Kakek Sa. Gurunya menjelaskan kalau Bukan
begitu.
“Aku tak
menyuruhmu masuk ke sana. Kau terpilih sebagai model iklannya.” Ucap Guru.
Kakek Sa kaget mendengarnya.
Hye Jun
sedang diwawancara oleh Nona Kim mengamu
Saat menjadi model, selalu ingin berakting. Dulu Ia kuliah seni peran meski
berhenti di tahun pertama. Nona Kim pikir membintangi “Kucinta Kau, Maaf<
pasti akan membuatnya makin ternama.
“Kau
beruntung sekali proyekmu berikutnya dengan penulis ternama.” Ucap Nona Kim.
Hye Jun langsung menatap sinis pada Nyonya Lee karena sudah menentukanya
“Apa Kau
menolak drama itu?” tanya Nona Lee. Hye Jun menegaskan Proyek berikutnya adalah pilihannya.
“Apa pun
yang terjadi adalah tanggung jawabku.” Ucap Hye Jun. Nona Lee memuji Hye Jun
itu Kpintar sekali.
“Jadi, kau
tak akan bintangi drama itu. Tapi Apa kau sungguh dapat tawaran?” ucap Nona Lee
menyindir.
“Wawancara
hari ini sudah selesai, 'kan?” kata Nyonya Lee menyelamatnya. Nona Kim mengejek
Nyonya Lee yang pintar menyela.
“Terakhir,
kau ingin menjadi aktor seperti apa?” tanya Nona Kim
“Seseorang
dari era ini yang membuat orang merasa terhubung dan nyaman.” Ucap Hye Jun
“Jawabanmu
hangat sekali. Bukankah berlawanan dengan sifat aslimu?” sindir wartawan
“Tak
berlawanan. Sama persis.” Kata Hye Jun. Nyonya Lee kembali menyela kalau Sudah
selesai. Hye Jun lalu melihat kakeknya menelp dan meminta izin agar bisa
mengangkatnya. Nona Kim pun mempersilahkan.
Hye Jun
mengangkat telp kakeknya dan bertanya Ada apa lalu dengan wajah bahagia
memberikan selamat. Nona Lee berbicara
dengan Nyonya Lee dengan tatapan sinis, bertanya Apa mengenal Direktur Lee
Tae-su? Nyonya Lee terlihat kaget mendengarnya.
“Apa kau
mendengar sesuatu tentang aku dari Direktur Lee Tae-su?” tanya Nyonya Lee. Nona Lee mengaku tidak.
“Aku tak
ingin berkomentar mengenai dia.” Ucap Nyonya Lee. Nona Lee pikir Biasanya saat bilang tak ingin berkomentar, berarti
banyak yang mau dikatakan
“Atau tak
tahu mau katakan apa...Atau menahan diri meski ingin menghujatnya.” Ucap Nona
Lee
“Bukan
berarti aku ingin menghujat. Saat bilang tak ingin berkomentar, ada perasaan
seperti ini juga. Aku setuju dengan pendapatmu dan hanya menyuarakan
pendapatku.” Kata Nyonya Lee.
“Kau
jenaka sekali. Baguslah...” kata Nona Kim dan Nyonya Lee dengan sopan meminta
bantuannya untuk Hye-jun.
BANK
MIRAE CS
Manager
datang ke meja Gyeong Jun ingin memminta
pengajuan kredit dan laporan keuangan Wooshin. Gyeong Jun pun mencari
berkasnya. Manager pikir Gyeong Jun itu Tak perlu terburu-buru. Gyeong Jun mencarinya
perlahan.
“Tapi apa
Adikmu sudah putuskan proyek selanjutnya?” ucap Manager. Gyeong Jun menjawab tak
tahu.
“Kenapa
tak tahu?” keluh Manager. Gyeong Jun menjawab mereka tak membicarakan hal-hal
itu secara detail lalu memberikan berkasnya.
“Apa Dia
tak datang untuk makan?”tanya manager mencoba untuk mendekat.
“Apa Mau
kupanggilkan?”tanya Gyeong Jun. Manager dengan senang hati akan traktir.
“Apa aku
bisa libur di akhir pekan? Aku tak seharusnya bertugas di hari itu.” Ucap
Gyeong Jun mencari kesempatan.
“Baik.
Istirahatlah. Aku bisa menanganinya.” Ucap manager. Gyeong Jun pun mengucapkan Terima
kasih.
“Tolong
minta tanda tangannya.”kata Manager. Gyeong Jun mengeluh alau ini membuatnya
tak nyama dan tak profesional.
“Sudah
mode diam. Kenapa…” ucap Gyeong Jun menatap ponselnya. Mangar Park langsung
menyela kalau ini membuatnya tak nyaman.
“Aku
terima ini.” Kata Gyeong Jun akhirnya mengambil foto adiknya agar bisa
memberikan tanda tangan.
“Kelihatannya
penting, silakan. Lalu Matikan nada dering setelahnya.” Kata Manager Park
bersikap baik. Gyeong Jun pu menganguk mengerti dan meminta maaf.
“Aku tak
ingin meminta tolong padanya.” Keluh Gyeong Jun lalu melihat grup keluarganya.
“Kakek
mau bicara sesuatu. Semua diminta pulang cepat.” Tulis Hye Jun. Tuan Sa
bertanya “Bicara apa?”
“Apa Kau
bisa pulang cepat juga?” tanya Nyonya Han.
Hye Jun menjawab “Aku ada syuting iklan.”
“Dia syuting iklan?” kata Gyeong Jun tak percaya dan bertanya “Iklan apa?” Hye Jun membalas “Kuberi tahu nanti.”
“Apa Hye-jun
syuting lagi?” tanya Tuan Kim. Tuan Sa memberitahu kalau anaknya akan Syuting
iklan.
“Kau
pasti senang.Apa Kau akan segera menjadi konglomerat? Pesohor terkenal bisa
beli gedung dan mengubah nasibnya.” Ucap Tuan Kim
“Kau
jangan begitu juga. Itu hanya terjadi pada orang yang selamatkan negara sepuluh
kali di kehidupan sebelumnya. Kenapa Ayah menyuruh berkumpul?” ucap Tuan Sa
khawatir.
Nyonya
Kim pulang ke rumah sambil mengeluh kalau Lelah sekali dan berbaring di sofa.
Ia melihat Nyonya Han sedang menyetrika lalu memberitahu Hari ini bertemu
Hye-jun dan pacarnya. Nyonya Han kaget kalau Mereka berdua dan melihatnya
Secara resmi.
“Dia penata
rias di salon langgananku. Hye-jun juga dirias di sana.” Ucap Nyonya Kim
“Aku tak
tahu dia satu salon dengan Bu Kim.” kata Nyonya Han sopan. Nyonya Kim
mengeluh dalam hati
“Dia akan
mengenalkanku secara resmi.” Ucap Nyonya Han. Nyonya Kim memuji Jeong Ha pintar
dan cekatan.
“Aku suka
dia. Entah kau akan suka atau tidak.” Kata Nyonya Kim. Nyonya Han membalas
kalau Yang penting mereka saling suka.
“Perasaan
adalah hal yang paling mudah berubah di dunia. Tak ada jaminan akan terus
saling menyukai. Ini adalah masa terpenting bagi Hye-jun. Dia bisa lebih
terkenal dan Tak baik jika kisah cintanya terkuak.” Kata Nyonya Kim memberikan
nasehat.
“Dia akan
mengurusnya sendiri.” Ucap Nyonya Han merasa tak ingin membatasi sang anak.
“Jika
biarkan anak melakukan hal yang mereka inginkan, untuk apa ada orang tua?” ejek
Nyonya Kim
“Belakangan
dia terus menceramahi peran orang tua.Dia pikir hal itu membuat Hye-jun dan
Hae-hyo menjadi selevel.” Balas Nyonya Ha dalam hati
“Orang
tua ada untuk melindungi.” Kata Nyonya Han. Nyonya Kim membalas dalam hati “Dengarkanlah
saat aku menasihatimu. Karena itu tak ada kemajuan.”
“Latar
belakang kita sangat berbeda. Cara menjalani hidup pun sangat berbeda. Sulit
untuk bisa saling mengerti.” Ucap Nyonya Kim
“Apa Kau
baru tahu itu sekarang?” sindir Nyonya Han dalam hati.
Nyonya
Kim menerima telp dari orang yang mempersiapkan lauk. Nyonya Lee sedang
berbelanja di supermarket mengaku kalau tak tahu minyak zaitun mana yang harus dibeli
dan akan mengambil yang termahal saja.
“Ada minyak
zaitun yang paling cocok untuk membuat gambas al ajillo” ucap Nyonya Kim.
Nyonya Lee tak mengerti.
“Baiklah.
Biar aku yang beli.” Ucap Nyonya Kim sambil menghela nafas. Nyonya Lee pikir
itu Lebih nyaman untuk mereka berdua lalu menutup telpnya.
“Astaga...
Gyeong-mi pintar memasak, tapi dia membuatku kesal.” Ucap Nyonya Kim kesal
“Apa Kau
sedang bergosip? Aku tak bisa bergabung karena dekat dengannya.” Kata Nyonya
Han
“Aku sedih
jika kau berkata seperti itu. Apa Kita tak dekat?” tanya Nyonya Kim kesal
“Itu
sedikit…” kata Nyonya Han. Nyonya Kim ingin tau "Itu sedikit" apa?
Akhirnya Nyonya Han memberitahu kalau Gyeong-mi memang seperti itu.
“Itu karena
dia murah hati dan ramah. Dia teman yang baik.” Ucap Nyonya Han karena tahu
kalau Dia pasti akan selalu memihak Nyonya Kim.
Jin U
pulang meminta makan pada ibunya. Nyonya Kim melihat anaknya yang a pulang
cepat karena Biasanya minum miras dan pulang larut lalu bertanya apakah
Temannya tak bisa diajakkarena menurutnya Hye-jun dan Hae-hyo hebat sekali.
“Kapan
galbijjim nya siap?”tanya Jin u melihat ibunya sedang merendam daging.
“Ini untuk
keluarga Hae-hyo, bukan kita. Ibu membuat lauk untuk mereka” ucap Nyonya Lee
penuh semangat.
“Sejak kapan? Apa Ibu bertemu dengan ibunya Hae-hyo?” tanya Jin U . Nyonya Lee membenarkan.
“Seharusnya
Ayah menghalangi! Astaga. Aku tak suka… Ibu melakukannya.” Ucap Jin U kesal.
Tuan Kim mengeluh anaknya Berlebihan sekali.
“Ayo
makan galbijjim juga.” Ucap Tuan Kim. Nyonya Lee pun senang karena akan berikan
untuk Hye-jun juga. Jin U yang kesal memilih untuk pergi. Ibunya pun bertanya
anaknya Mau ke mana
Hye Jun
baru saja turun dari mobilnya. Nyonya Han sedang mencuci piring. Tuan Sa
bertanya apakah Hye-jun pulang telat karena syuting iklan. Nyonya Han
membenarkan. Tuan Sa mengeluh anaknya itu bicara secara ambigu.
“Apa Kau
sudah tahu dia syuting iklan?” tanya Tuan Sa. Nyonya Han menjawab Tak tahu.
“Wajar
kau tak tahu, tapi tidakkah kau harus lebih perhatian?” sindir Tuan Sa.
“Kau agak
membuatku kesal. Itu Wajar bagimu, tapi tak wajar bagiku?” kata Nyonya Han
kesal.
“Lagi-lagi.
Kau terlalu sensitif.” Ucap Tuan Sa. Nyonya Han pikir Ini masalah anak jadi Sudah
sewajarnya sensitif.
“Aku tahu
semua kabar Hye-jun dari ibunya Hae-hyo. Aku berusaha membesarkan anak secara
mandiri dan bertanggung jawab. Jadi, aku kesal dianggap tak perhatian. Aku Tak
sepertimu, aku tak pernah halangi mereka.” Ucap Nyonya Han.
“Sudahlah.
Aku selalu salah.” Keluh Tuan Sa lalu terdiam saat melihat Hye Jun masuk rumah.
Hye Jun pun heran melihat tatapan ayahnya.
“Kau… pulang
telat.” Ucap Tuan Sa dengan nada sinis. Hye Jun mengaku pulang cepat karena
Kakek.
“Oh.. Apa
Hye-jun sudah pulang?”sapa Nyonya Han senang melihat anaknya pulang. Hye Jun
pun menyapa anaknya.
“Apa Kau
sudah makan?” tanya Nyonya Han. Hye Jun menganguk dan Tuan Sa hanya terdiam
melihat anaknya yang benar-benar tampan.
“Ternyata
Begini penampilanmu saat syuting... Kau sangat tampan.” Puji Nyonya Han. Hye
Jun pun dengan bangga kalau ia adalah
putra Ibunya.
Gyeong
Jun keluar kamar pun takjub melihat adiknya sangat tampan, Hye Jun menatapnya. Gyeong Jun dengan gugup
meminta agar bisa berbicara denganya. Hye Jun pikir nanti setelah ia mandi lalu
kedalam kamar.
“Dia
seperti pesohor.” Ucap Gyeong Jun. Nyonya Han pun dengan bangga kalau anaknya
memang pesohor.
“Tapi Apa
yang Ayah ingin bicarakan sampai mengumpulkan kita semua?” tanya Tuan Sa khawatir.
Kakek Sa
memanggil Hye Jun yang baru saja selesai mandi untuk duduk didekatnya. Ia memberitahu kalau ingin mentraktir
keluarga makan enak setelah menghasilkan uang. Hye Jun pikir kakeknya itu belum
menghasilkan uang.
“Aku akan
traktir yang lebih mahal setelah menghasilkan uang. Ini Totalnya 70.000 won.Ini
Tabungan uang saku darimu.” Ucap Kakek Sa memberikan amplop.
“Baik. Tak
sia-sia aku mengajari Kakek.” Ucap Hye Jun bangga. Saat itu terdengar suara
dari luar ruangan.
“Apa Ayah
memesan piza?” tanya Nyonya Han. Kakek Sa tersenyum dan mengajak cucunya keluar
karena yang dipesan sudah tiba.
Semua pun
duduk di depan meja, dengan bangga Kakek Sa memberitahu kalau ia yang
mentraktirnya. Tuan Sa mulai makan dan merasa kalau pizzanya enak. Kakek Sa
langsung memarahi anaknya karean ia belum makan tapi anaknya malah makan lebih
dulu
“Sejak
kapan kita peduli itu?” keluh Tuan Sa. Kakek Sa menegaskan kalau Mulai
sekarang. Tuan Sa pun menurut. Kakek Sa akhirnya makan lebih dulu lalu yang
lainya pun mulai makan.
“Ayah,
sekarang beri tahu kami.”ucap Nyonya Han tak sabar ingin tahu berita apa yang
disampaikan Kakek Sa
“Aku
terpilih untuk sebuah iklan.” Akui Kakek Sa. Tuan Sa terdiam dan berpikir Ayahnya
ditipu lagi
“Tidak.
Ayah juga pikir begitu. Jadi, Ayah tanya pengajar apa harus bayar.” Ucap Kakek
Sa
“Tentu
dia bilang tak perlu bayar. Di awal pasti dipancing seperti itu.” Ucap Tuan Sa
tak percaya
“Akademi
itu bisa dipercaya. Ada agensi model juga di akademi itu” ucap Hye Jun
“Apa kau
terus kena tipu? Setelah melihat foto yang dipotret Jin-u, semua orang berkata…
ayah keren. Jadi… Perusahaan iklan yang berkata begitu, bukan aku.” Ucap Kakek
Sa bangga.
“Selamat,
Ayah.” Kata Nyonya Han. Kakek Sa pikir Kehormatan hari ini diberikan pada
Hye-jun.
“Kembalikan
setelah dapat uang. Jangan terlalu berharap. Hye-jun juga sering diberi harapan
palsu. Pekerjaan di industri itu tak pasti.” Ucap Tuan Sa marah
“Namun,
bisa membuat bersemangat. Sekalipun tak berhasil, yang terpenting ayah bisa
mendapat tawaran seperti ini.” Kata Kakek Sa
“Siapa
yang bayar piza ini? Apa Ayah bisa memesan ini? Pasti Hye-jun yang bayar.” Ucap
Kakek Sa
“Dia
membayarkan biaya kursus dan traktir piza agar Ayah merasa baik.” Ucap Kakek Sa
“Apa Ayah
anaknya Hye-jun? Ayah seharusnya beri uang dan semangat. Ini terbalik.”ejek
Tuan Sa. Kakek Sa tiba-tiba menangis.
“Ayah...
Kenapa menangis? Ayah membuatku terlihat jahat. Aku hanya bicarakan fakta.”
Ucap Tuan Sa.
“Kau
bukan orang jahat. Ayah makin tua, air mata keluar begitu saja.” Kata Kakek Sa
“Kakek
memberikanku uang piza sebesar 70.000 won. Bagaimana dengan Ayah? Apa Ayah
mendukung aku, anakmu? Apa pernah dukung
pekerjaanku sekali saja?”sindir Hye Jun
“Itu karena
ayah ingin kau berhasil. Apa Kau meremehkan ayah setelah berhasil?” teriak Tuan
Sa dengan nada tinggi.
“Kenapa
tiba-tiba kata "meremehkan" keluar? Jawab pertanyaanku. Apa Ayah
pernah dukung pekerjaanku sekali saja?” ucap Hye Jun
“Ada
banyak cara untuk mendukung. Menakut-nakuti seperti Ayah, atau mendukung dari
hati sepertiku. Kau Tak bisa begini pada Ayah meski sudah berhasil.” Kata
Gyeong Jun membela ayahnya.
“Kau melakukan
banyak hal dari hati.Bukan dukungan jika tak diungkapkan. Itu disebut fantasi.”balas
Hye Jun.
Kakek Sa
berkomentar kalau Perkataan yang bagus. Menurutnya Bukan dukungan jika tak
diungkapkan. Ia pun mengajak cucunya agr masuk kamar saja. Hye Jun setuju lalu
membungkus pizza untuk mereka berdua. Nyonya Han mengeluh kalau mereka semua
bukan anak kecil.
“Kenapa selalu
begini setiap berkumpul?” keluh Nyonya Han merasa tak enak hati.
“Biar aku
simpulkan... Dukungan yang tak diungkapkan adalah kotoran... Kotoran!” ucap
Tuan Sa lalu masuk kamar dengan cucunya.
“Hei.. Katakanlah
sesuatu... Apa Ada kata-kata bagus?” keluh Tuan Sa paa anaknya.
“Saat
Ayah mengatakan "apa kau meremehkanku setelah berhasil", Ayah sudah
kalah.” Kata Gyeong Jun
“Apa
gunanya kalah dan menang di antara keluarga?” keluh Nyonya Han.
Di rumah,
Jeong Ha menatap ponselnya dan berpikir kalau
Semuanya berantakan, tapi ia akan
berusaha membaca mantra yaitu mensugesti kalau dengan kalimat "aku
bahagia".
Hye Jun
berbaring di kamarnya, lalu melihat kakeknya dan merapihkan selimutnya. Ia lalu
menerima pesan dari Jeong Ha “Apa dia tidur? Apa Bisa ditelepon?” Ia melihat
kakeknya dan akhirnya keluar dari kamar.
“Bagaimana
pertemuan dengan jaringan? Aku tak bisa ditelepon sekarang.” Tulis Hye Jun
“Aku suka
membuat orang lain bersinar.” Balas Jeong Ha. Hye Jun pikir ii seri "Aku
Suka" dimulai.
“Kau berbakat
menjadi penata rias. Benar. Dan kau berbakat menjadi bintang. Kau bersinar
meskipun diam saja.” Tulis Jeong Ha
“Kemampuan
memuji yang hebat. Kau sedang apa?”balas Hye Jun sambil tersenyum. Jeong Ha
membalas sedang minum bir lalu bertanya balik.
“Aku
sedang Bertukar pesan denganmu. Kau pasti bahagia karena sedang fokus dengan
hal yang kau lakukan.” Tulis Hye Jun
“Benar.
Aku bahagia.” Akui Jeong Ha lalu berbaring. Hye Jun pun sama-sama berbaring
seolah berhadapan dan bertanya “Pilih aku atau bir?”
Pagi
hari, sebuah mobil van siap di depan rumah. Hye Jun keluar dari rumah. Nyonya
Lee pun langsung menyambutnya dengan memberikan Kejutan dengan bangga nama mobilnya adalah “Kesatu” yang
akan mengawal Bintang Sa.
“Kenapa Sampai
diberi nama? Apa itu "Kesatu"?” ucap Hye Jun heran. Nyonya Lee
menegaskan kalau nama Kesatu, kedua, ketiga dan ini Mobil pertama. Hye Jun pun
mengajak untuk pergi.
Nyonya
Lee dengan bangga menahanya dan memberitahu kalau pintunya bisa dibuka
otomatsi. Tuan Sa baru bangun keluar dari rumah dan terdiam melihat mobil van
selebriti ada didepan rumahnya. Nyonya Lee tersadar melihat Tuan Sa, Hye Jun
memberitahu kalau itu ayahnya.
“ Halo.
Aku manajer Aktor Sa Aku akan memberi salam secara resmi di lain waktu.” Ucap
Nyonya Lee. Tuan Sa menganguk mengerti dan akhirnya Hye Jun pun pamit pergi
dengan mobil van.
“Ayah,
Ibu menyuruh sarapan.” Panggil Gyeong Jun dan melihat ayahnya hanya terdiam
melihat mobil yang pergi.
“Siapa
itu?” tanya Gyeong Jun. Tuan Kim menjawab
Manajer wanita yang pandai menyetir.
Spanduk
dan poster ditempel dengan judul [ORANG BIASA - PEMUDA TAK BIASA YANG MAU
MENJADI BIASA] Tuan Choi, Do Ha, Hae Hyo dan Hye Jun pun masuk ke ruangan
bertemu dengan wartawan, semua pun menonton film baru tayang.
“Orang
Biasa bercerita tentang orang yang tak mau jadi biasa menjadi ingin biasa saja.
Pertemuan antara karakter bintang ternama, Park Do-ha, dengan karakter pemuda
biasa ini, membuat film ini menjadi lebih spesial.” Ucap Sutradara Choi.
“Park
Do-ha, kau pemeran utama. Tidakkah kau terlalu sering dipukul?” ucap MC wanita
“Aku
sangat kesulitan. Hye-jun pandai memukul.” Ucap Do Ha dengan nada menyindir.
“Ternyata
kalian bertiga seusia.” Komentar MC. Do Ha mengaku Makanya menyenangkan saat syuting.
“Sekarang
aku dan Hae-hyo sedang bintangi drama bersama.” Akui Do Ha
“ Rupanya
akting kalian terlihat natural karena itu. Sa Hye-jun, kenapa kau diam saja?”
kata MC. Hye Jun tersadar dan akhirnya mengambil mice.
“Bagaimana
kau bisa menjadi orang kejam dengan wajah semanis itu?” kata MC. Hye Jun pun
mengucapkan terimakasih atas pujianya.
“Merupakan
kehormatan besar bagiku untuk bisa bekerja dengan sutradara Choi Se-hun. Karena
aku tak mau mengecewakannya maupun film ini, maka aku kerahkan segalanya. Jadi,
aku tak perlu bicara banyak.” Ucap Hye Jun
“Ya ampun.
Ini mengingatkanku pada… Pintu Gerbang !” ucap MC dan tiba-tiba suara jeritan
fans pun terdengar. Tuan Lee yang duduk dibangku penonton terlihat tersenyum
mengejek.
“Ini tak
ada di naskah, tapi aku akan berdiri sebentar. Dan menuju ke sana. Apa aku bisa
memintamu melakukan satu hal? Aku ingin mendengarnya secara langsung. Bisa kau katakan
"Mau berpacaran denganku?" Sekali saja.” Ucap MC dengan wajah
malu-malu.
Semua
fans terus berteriak, sampai akhirnya Hye Jun pun berdiri dengan wajah fokus
lalu berkata dengan tatapan yang berbeda dan berkata “Mau berpacaran denganku?”
“Ya, aku
mau. Apa Mau berpacaran denganku juga?” ucap MC bercanda. Hye Jun hanya bisa
tersenyum dan semua Fans masih menjerit
histeris.
***
Bersambung
ke part 3
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar