PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ji Ah
terjatuh dari atap gedung karena arwah yang meminta tubuhnya. Saat itu Yeon
datang menyelamatkanya. Ji A tersadar kalau sudah selamat melihat Yeon yang
tergeletak lalu menghampirinya. Yeon
seperti sudah tak sadarkan diri.
“Janganlah
mati. Jangan mati… karena aku.” Ucap Ji Ah menangis, Air matanya jatuh dan
membasahi tubuh Yeon. Akhirnya Yeon membuka mata memegang wajah Ji A.
“Aku
menemukanmu. Aku juga… menunggumu.” Kata Yeon. Ji A dan Yeon seperti
dikelilingi kekuatan yang selama ini diberikan Yeon saat terakhir kali pada A
Eum.
[BAB 4: AKU JUGA MENUNGGUMU]
Ji A
membersihkan luka Yeon diatas tempat tidur mengaku merasa bersalah karena terluka dan Tapi
sepertinya tak akan baik pergi ke rumah sakit. Yeon seperti menahan rasa
sakitnya. Ji A memberitahu kalau ibunya dokter jadi belajar cara memberi pertolongan pertama.
“Coba
"a". “ kata Ji A. Yeon bingung tapi akhirnya membuka mulutnya. Ji A
pun memberikan sesuatu ke mulut Yeon.
“Oh.. Benar. Waktu berumur 9 tahun, aku
dirawat di rumah sakit jiwa anak. Setelah orang tuaku hilang, aku memberi tahu
polisi bahwa pelaku bukan manusia. Aku ingin keluar, tapi dokter tak membolehkan.” Cerita Ji A
“Aku juga
tak akan biarkan.” Kata Yeon. Ji A menceritakn kalau terus memperhatikannya.
“Setelah
diperhatikan, aku melihatnya mencuri
propofol. Lalu Aku membuat kesepakatan. "Kau ingin aku berteriak dan memanggil seseorang, atau membolehkanku
pulang?" Aku tak bisa melupakan hariku dipulangkan… dan pulang dengan
mobil pamanku.” Ungkap Ji A.
Flash Back
Ji A
menangis didepan rumahnya memanggil sang ibu, tapi ibunya tak ad dirumah. Tapi
akhirnya melihat ada kunang-kunang yang datang menemaninya, wajahnya pun
terlihat bahagia.
“Aku
pulang ke rumah setelah tiga bulan. Tapi aku tak suka sendirian tanpa ibu dan ayahku, jadi aku duduk di depan
pintu depan. Dan dua kunang-kunang yang kulihatterasa seolah mereka ibu dan
ayahku.” Ucap Ji A.
Akhirnya
Ji A membalut luka dibadan Yeon dan Yeon pun tertidur. Ia mengingat saat Yeon
berkata “Aku juga… menunggumu.” Ji A seperti merasakan sesuatu yang berbeda
dengan Yeon.
Yeon
terbangun melihat Ji A yang menemaninya, akhirnya mengeluh wajahnya.
Disebuah
kamar, seorang anak kecil duduk dikelilingi jimat. Ia seperti sangat tekun
belajar IKHTISIAR ALJABAR sendirian. Shin Joo datang dengan wajah panik
memanggil Yeon, Yeon panik meminta Shin
Joo agar diam karena ada Ji A yang tertidur.
“Astaga. Kau
benar-benar kacau... Aku tak bisa hidup!” ucap Shin Joo. Yeon menyruuh Shin Joo
agar diam.
"Diam"?
Kenapa? Kenapa?” kata Shin Joo lalu tersadar ada Ji A. Ji A terbangun melihat
Shin Joo si Dokter hewan… Shin Joo kaget melihat Ji A dirumah Yeon .
“Apa Kalian
saling kenal?” ucap Ji A. Yeon membenarkan. Ji A panik tak percaya kalau Shin
Joo adalah rubah jua.
“Akhirnya
berhasil! Akhirnya ditemukan setelah menunggu
seperti makhluk bodoh selama 600 tahun.” Ucap Shin Joo. Yeon tak
mengerti apa yang dikatakan Shin Joo.
“Maaf...
Aku membual saking tersentuh. Meski kini aku mati, aku bisa beristirahat dengan damai.” Ucap
Shin Joo
“Kau
menangis?” ejek Yeon. Shin Joo menghapus air matanya mengangkal kalau menangis.
Ji A pun mencoba bicara walaupun terlihat binggung.
“Biarkan
aku perkenalkan diri. Sedari dia jadi roh Gunung Baekdu, aku pengikut setianya
dan kini, aku adalah dokter, pengawal,
dan pengurus rumah tangganya. Dia bahkan tak tahu cara mencuci celana dalamnya sendiri.” Ucap Shin Joo
“Dia bisa
menjalani kehidupan yang layak
berkatku.” Kata Shin Joo. Yeon mengeluh agar Tutup mulutnya saja.
“Pantas
saja kau sangat paham tentang hewan. Apa Kau rubah?” ucap Ji A mencoba
memastikan
“Jangan melihat terlalu dekat.” Ucap Shin Joo panik. Ji A mengaku tak bisa memercayai siapa pun lagi bahkan mewawancarainya berkali-kali.
“Dia
sangat sombong sekarang. Dia membuat tanda tangannya sendiri dan berlatih mengambil foto narsis.” Kata
Yeon.
“Anggap
saja semua itu takdir.” Ucap Shin Joo bahagia. Yeon hanya bisa menghela nafas
panjang.
Di sebuah
toko jam tangan, Rang memilih jam tangan dan menunjuk salah satu jam. Pegawai
memberitahu Bezel untuk jam tangan ini terbuat dari emas merah jadi sedikit
mahal. harganya 35 juta won. Rang
meminta diskon. SI pegawai bingungg.
“Bercanda.
Tak lucu?” ucap Rang. Si pegawai mengaku
Ini kali pertamanya melihat Rang bercanda.
“Orang
macam apa aku di matamu?” tanya Rang. Si pegawai menjawab Rang adalah orang
yang diinginkan tiap pria Dari kepala sampai kaki.
“Tapi di
mataku, aku tampak seperti orang yang
hancur total. Aku muak bangun tiap pagi. Tak peduli apa yang aku beli atau
makan, tak ada yang pernah
menggembirakanku. Aku pasti hidup terlalu lama.” Ucap Rang menatap wajahnya
dicermin
“Berapa
harga jam tangan itu?” tanya Rang melihat jam tangan yang dipakai pegawai.
“Yang ini
sangat murah.”ucap si pegawai. Rang heran si pegawia memakai barang yang sangat murah
“Ya, ini
barang paling berharga di dunia bagiku.”
Kata Si pegawai. Rang ingin melihatnya. Si pegawai pun melepaskan jam tanganya.
“Tulisan
tangannya menggemaskan, 'kan? Ayahku tak pernah belajar membaca, jadi aku mengajarinya.” Kata Si pegawai
bangga.
Rang
meminta agar memberikan jam tangan itu padanya dan akan menukar dengan jam
tangannya. Si pegawai kaget merasa Rang sedang bercanda, Rang mengaku tidak
bercandan tapi penasaran mana yang
dipilih., Keluarga atau. Setelah itu Rang keluar menaiki mobil dengan Yoo Ri
yang sduah menunggunya.
Ji A
meminum teh sambil melihat keduanya yang ternyata saling kenal. Shin Joo memberikan bubur ayam dan
menyuruhnya makan dan memang Agar tak
panas jadi akan meniupnya. Yeon kesal dianggap seperti anak-anak dan menyuruh
Shin Joo agar menjauh darinya, lalu mulutnya kepanasan.
“Kau
mengobati lukanya dengan sangat baik.”
Ucap Shin Joo. Ji A menganguk dan bertanya apakah tak perlu melakukan hal
lain
“Tingkat
penyembuhannya berbeda dari orang lain.
Meski begitu, dia tetap harus
beristirahat selama 1 bulan. Mohon bantuanmu.” Kata Shin Joo
“Kau
lebih baik..” ucap Ji A bingung. Shn Joo pikir Kekuatan cinta. Dan Tak ada pengobatan
lebih efektif dari itu. Ji A makin bingung dengan ucapan Shin Joo
“Pak
Lee…punya temperamen yang buruk, tak
bisa mengekspresikan dirinya, dan pelit tapi dia adalah paling penyayang di
dunia. Dia punya properti senilai lebih
dari 30 miliar won.” Ucap Shin Jo
“Wajahnya tampan, tak punya penyakit kronis dan harapan hidupnya sangat panjang.” Kata Shin Joo. Yeon kesal melihat Shin Joo menyuruh agar pergi saja.
“Aku
pergi. Selamat tinggal.” Kata Shin Joo. Ji A mengejar Shin Joo sebelum keluar
dari rumah.
“Beri dia
es krim setelah buburnya habis. Jangan sampai dia merengek. Dan saat mandi,
beri dia tiga bebek karet. Dia menyukai
mereka.” Ucap Shin Joo pada Ji A.
“Hei,
kusuruh kau pergi!” teriak Yeon kesal. Shin Joo pun bergegas pergi.
Di dalam
mobil, Rang memegang sebuah jam tangan milik mendiang si pegawai. Yoo Ri
bertanya Apa itu. Rang menjawab itu Hal yang paling berharga bagi seorang
pemuda sampai beberapa saat lalu dan ia
tak punya hal itu lagi Seperti dirinya.
Rang pun
dengan sangat bahagia membuang jam tangan dan akhirnya terlindas mobil. Ia
seperti tak ingin melihat orang lain bahagia.
Yeon
makan es krim kesukaanya, Ji A terus menatapnya. Yeon bertanya Kenapa? Ada apa?.
Ji A meminta agar bisa mencicipinya. Yeon pun memberikanya. Ji A langsung
mencoba es krim dan Yeon terus menatapnya sambil mengisap sendoknya dalam
mulut.
“Apa yang
kau pikirkan?” tanya Ji A. Yeon mengaku
Hal sederhan seperti es krim bisa membuat hidup semanis ini.
“Cinta
pertamam, Orang macam apa dia? Jangan mengatakan dia cantik seperti teratai.”
Kata Ji A penasaran.
“Namanya A Eum, yang artinya "suara tinggi". A Eum... Itu namanya.” Kata Yeon
“Namanya
bukan nama norak seperti orang zaman
dulu. Dia pasti dari keluarga kaya. Bagaimana kalian bertemu?” kata Ji A
“Tak bisa
dilupakan. Dia memperlakukanku seperti anjing.” Ucap Yeon.
Flash Back
A Eum berani
mengelus kepala Yeon. Yeon marah berpikir A Eum ingin mati ditanganya. A Eum
heran karena Anjing peliharaan kmerkea menyukainya saat dielus. Yeon kesal
merasa anak kecil yang tak tahu siapa dirinya.
A Eum tahu Yeon itu rubah dan langsung memperkenalkan dirinya.
“Jangan
datang lagi.” Kata Yeon. A Eum ingin tahu alasanya. Yeon memberitahu kalau Ini
tempat peristirahatan roh. A Eum terus bertanya.
“Apa kau
bodoh?” ucap Yeon kesal. A Eum terus ingin tahu “Kenapa?”
Akhirnya
Yeon pergi ke pinggir tebing, membuat siulan saat itu jua suara keras dan menyeramkan
terdengar. A Eum hanya menutup telinganya lalu berkomentar Mereka bilang Gumiho terbang melintasi langit dan Yeon itu sangat
kuat ternyata.
“Kalau
tahu, enyahlah... Kecuali jika kau ingin jadi makanan harimau.” Ucap Yeon
“Jadilah
pelayanku. Aku akan memberimu nasi tiap hari. Aku akan mendandanimu dengan
sutra juga. Itu Hidup mewah. Ya?” kata A Eum. Yeon tak percaya mendengarnya.
Ji A yang
mendengar ceritanya menurutnya A Eum itu menggemaskan. Yeon pikir Karena dia
sangat manis, jadi menyentilnya dan menyuruhnya pergi. Ji A ingin
tahu kelanjutanya. Yeon bercerita A Eum turun,
menangis, dan kembali pada hari itu.
“Tapi Dia
gigih.” Ucap Yeon. Ji A ingin tahu Siapa yang menang. Yeon mengaku membiarkan
dia menang.
“Aku
sangat murah hati saat itu.” Ucap Yeon. Ji A pikir Tentu saja,dan Yeon itu sekarang pun masih
sama. Yeon merasa kalau sangat murah hati.
Yeon
sibuk makan apel dan A Eum yang masih kecil belajar memanah. Yeon memperingatkan
Jika tidak tepat sasaran lagi, maka akan
memakanmnya. A Eum pun melepaskan busur panahnya tapi tak mengenai sasaranya.
“Kenapa
kau tak bisa melakukan hal semudah ini? Sudah
kubilang, memanah adalah tentang
menguasai angin. Dan sudah kubilang, akulah penguasa angin itu. Ayo lakukan
lagi.” Ucap Yeon. A Eum kembali mencobanya tapi tetap gagal
“Kau tak
punya bakat. Manusia, menyulam saja atau
menerbangkan layang-layang, ya?”ejek Yeon
“Jangan berani-berani menyuruhku. Kau sedang menguji kesabaranku.”ucap A Eum
“Lihat
anak ini. Siapa kau yang bersabar atas
diriku?” kata Yeon. A Eu menyuruh agar melemparnya. Tapi kali ini A Eum bisa
mengenai sasaran.
“Memang
siapa kau mengkhawatirkan aku?” kata Yeon marah. A Eum dengan senyuman mengaku
menyukai Yeon.
“Manusia
kecil, kau mau disambar petir?” kata Yeon kesal. A Eum hanya tersenyum.
Akhirnya
A Eum sudah dewasa kembali berlatih memanah. Yeon pikir sudah waktunya untuk memberitahnya Kenapa harus panah dan
Jangan beri jawaban omong kosong, "karena keren." A Eum menjawab akan
membunuh ayahnya. Yeon kaget mendengarnya.
“Kenapa?
Siapa ayahmu?” tanya Yeon. A Eum
menjawab Dia adalah raja bangsa ini.
“Tembak. Selama
aku ada, angin adalah milikmu.” Kata
Yeon akhirnya mengajarkan A Eum lebih dekat.
“Sungguh cinta
pertama yang mengesankan.” Komentar Ji A. Yeon memberitahu Ternyata dia putri
ketujuh raja meski ditelantarkan.
“Tapi,
kenapa dia ingin membunuh ayahnya sendiri?”tanya
Ji A. Yeon memberitahu Dia raja, tapi bukan raja. Ji A tak mengerti maksudnya.
“Jeritan
terdengar setiap hari dari istana, kesulitan dan penderitaan tak berujung di semenanjung. Makhluk jahat
ada di istana berpura-pura menjadi raja.”kata
Yeon. Ji A tak percaya mendengar Makhluk jahat
“Orang
zaman dulu menyebutnya naga bumi.” Ucap Yeon. Ji A baru pertama kali
mendengarNaga bumi
“Naga
yang terkubur di bumi…” ucap Yeon. Ji A memastikan kalau Maksudnya itu Imoogi?
Si
pemilik anak bayi bertemu dengan seorang bibi yang datang ke rumahnya. Si bibi
memuji si pria yang lebih tampan secara
langsung. Si pria hanya tersenyum mengucapkan terimakasih. Si bibi pikir ia yang
harusnya berterima kasih.
“Kau
membayar uang muka yang sangat dermawan
secara tunai.” Ucap si bibi. Si pria
bertanya Apa ada yang tahu…
“Tentu
dirahasiakan. Omong-omong, anak siapa yang kau sembunyikan… Ahh.. Siapa yang
peduli dia anak siapa? Semua anak adalah malaikat.” Kata si bibi melihat
tatapan majikanya.
“Kamar
anak ada di paling ujing lantai dua.” Kata si pria. Si bibi menganguk mengerti.
“Lalu,
apa yang harus kulakukan dulu?” tanya si bibi. Pria itu memberitahu kalau Jangan
lakukan apa pun.
“Cukup
beri dia makan.” Kata Si pria. Si Bibi menganguk mengerti.
Akhirnya
Si bibi masuk kamar memanggil seorang anak yang sedang belajar kalau sudah
waktunya makan. Si anak hanya diam saja, Si bibi mendekat tahu kalau mungkin
kesulitan mendengar dan terkejut wajahnya bersisik dan pergelangan tangannya juga.
“Ini
bukan penyakit menular, 'kan?” kata si bibi panik. Si anak mengaku tak tahu dan
langsung memegang tangan sibibi.
Tangan
sibibi langsung berubah, suara teriakan terdengar dari dalam kamar. Si anak
seperti memakan manusia lalu menutup pintunya. Si pria terlihat bisa tenang karena
sudah memberikan makan.
Ji A
ingin tahu Bagaimana dengan kisah selanjutnya. Yeon mengaku tak pernah
mengingat lebih dari itu dan beranjak pergi. Ji A ingin tahu Bagaimana dia
mati. Yeon teringat ucapan Adiknya “Obsesimu akan membawa malapetaka. Untukmu
dan dia yang reinkarnasi.”
“Itu
bukan urusanmu.” Kata Yeon. Ji A langsung menghadang Yeon kalau itu menurutnya
urusanya jadi harus tahu.
“Kadang,
lebih baik tak tahu apa pun. Kau cukup menjalani hidup sebagai orang yang tak tahu apa pun.” Ucap Yeon
“Aku tak
berniat untuk hidup sebagai versi masa lalu
dari orang yang tak aku kenal.” Kata Ji A. Yeon melepaskan perban
ditubuhnya.
“Jangan
disentuh!” kata Ji A. Yeon pikir sudah cukup istirahat dan memperlihatkan
lukanya sudah mengerti. Ji A hanya bisa melonggo. Yeon pun mengajak Ji Ah agar
keluar.
Yoo Ri
tersadar dengan luka di bahinya terbuka dan merasa kalau ini mengerikan lalu
menarik bajunya. Rang mengaku menyukainya
dan Cocok untuknya. Yoo Ri mengaku tak suka. Karena Ini seperti memberi tahu
dunia, berasal dari kebun binatang.
“Kata
siapa?” tanya Rang. Yoo Ri menjawab Dokter hewan itu.
“Tidak
seperti pria lain, dia tak memaksaku. Dia
menatapku dengan belas kasihan dan
kesedihan di matanya.” Ucap Yoo Ri
“Kalau
begitu, jangan buat dia melihatmu
seperti itu.” Kata Rang. Yoo Ri ingin tahu caranya.
“Bagaimana
seseorang bisa melihat tanpa mata?” kata
Yoo Ri. Tiba-tiba Rang merasakan ada sesuatu yang mengangu ditelinganya dan
meminta agar Hentikan mobilnya.
Tiga
orang pria melempar bola baseball, ternyata mereka sedang mensiksa seorang
anjing, Mereka pun akan menaikkan taruhan
dari 5 ribu won ke 10 ribu won sampai si anjing mati.. Saat akan mulai,
tangan Rang langsung menahan tangan si
anak. Si anak terlihat marah.
“Itu
bukan cara menanggapi orang yang lebih
tua. Aku bertanya apa menyenangkan.” Ucap Ran marah
“Serius?
Ada apa denganmu? Lepaskan... Lepaskan aku!” kata Si pria marah
“Bagaimana orang lemah mencapai puncak rantai makanan?” ucap Rang langsung memelintir tanganya. Dua temanya terlihat marah karena ada yang menganggunya.
Yoo Ri
pun datang memberikan pelajaran pada dua anak lainya, mereka tak sadar kalau Yoo
Ri cukup pintar. Temanya yang menahan sakit melihat kalau temanya berdarah.
“Belum
saatnya menangis... Aku punya banyak waktu di dunia ini.” Ucap Rang. Si pria
terlihat matanya memerah.
[RUMAH
DUKA YEONGJU HANEUL]
Yeon
mengeluh pergi ke Kamar mayat menurutnya Tidak ada yang bisa mengalahkan
ini sebagai tempat tamasya. Ia
merasa Sunyi dan ada peti mati.
“Maaf,
tapi aku tak pernah bisa melepaskan apa pun yang menggangguku.” Kata Ji A. Yeon
bisa mengerti lalu mengetuk dinding.
“Keluar...
Keluarlah.” Kata Yeon beberapa kali. Akhirnya dua arwah anak kembar pun keluar
dan tahu kalau Yeon itu rubah. Yeon membenarkan.
“Ya, aku
rubah... Kembar, kemarilah... Tak apa. Kemarilah.” Ucap Yeon. Keduanya sempat
takut tapi akhirnya berjalan mendekat.
“Baik. Sudah cukup... Terlebih dahulu, kalian pantas dapat ini. Roh seharusnya tak melekat pada manusia. Mengerti? Terutama si Kakak ini. Tanyakan saja.” Ucap Yeon memberikan pukulan di kepalanya. Keduanya memegang kepalanya yang sakit.
“Siapa
nama kalian?” tanya Ji A. Keduanya menjawab namanya Min Seo dan Yeon Seo.
“Min Seo
dan Yeon Seo, apa ada yang ingin kau
katakan padaku? Kalian korban kecelakaan ini?” ucap Ji A menunjuk berita
[PENGABAIAN ANAK HARUS DIATASI: TRAGEDI
ANAK KEMBAR]
Di dalam
rumah dua, si anak hanya bisa memeluk tas kesayanganya. Si adik datang bertanya
pada kakanya apakah sudah membaca berita dengan kesal. Ia pikir kalau Para wartawan menambahkan minyak ke dalam api lalu mengumpat kesal
keluar dari rumah duka. Si kakak terlihat hanya bisa menangis kehilangan
anaknya.
[PENGABAIAN
ANAK HARUS DIATASI: TRAGEDI ANAK KEMBAR,
JATUH DI BERANDA APARTEMEN SAAT BERMAIN,
AYAH ABSEN SELAMA 3 HARI]
Akhirnya
Rang pun berdiri didepan tiga anak berkomentar kalau akan memilih berandal yang
mana dan akan mencari tahu. Ia memulai dengan bermain ding dong, tapi Lebih
baik tak pilih ding dong. Salah soerang anak ingin tahu alasan Rang melakukan
ini.
“Hobiku
bukanlah urusanmu.” Kata Rang. Si anak meminta agar bisa melepaskanya. Rang
menyuruh agar memilih kartunya.
“Ini
buatanku sendiri... Kartu kesempatan "baik atau buruk".
Kemungkinannya 50-50.” Kata Rang.
Si anak ingin
tahu Apa itu. Rang meminta agar mengambil saja karena membuatnya sendiri. Si
anak memilih, Tanpa Memperlihatkan kartunya, Rang melihat Pilihannya menarik
yaitu DONASI BAKAT dan memberikan selamat.
“Apa
bakat kalian?” tanya Rang. Si anak menjawab mereka pandai bermain bisbol karena
pemain bisbol. Rang mengaku suka bisbol.
“Jika kau
melepaskan kami, kami akan mengajarimu
dengan baik.” Kata si anak. Rang menganguk mengerti.
“Kau
bukan kidal? Dia terlihat kidal. Entahlah. Yu Ri, patahkan saja kedua tangan mereka.” Kata Rang. Keduanya
memohon agar tak melakuakan sambil menangis dan berjanji tak akan mengulangi
lagi!
Si ayah
masih menangsi dalam rumah duka, Ji A datang ke bertemu dengan si ayah. Si ayah bertanya siapa Ji A. J A mengaku dekat
dengan Min Seo dan Yeon Seo. Si ayah menganguk mengerti mengaku sebagai supir
truk dan jarang pulang.
“Aku
tahu. Aku juga tahu bahwa pamannya merawat
mereka saat kau tak di rumah.” Ucap Ji A
“Adikku kebetulan ada wawancara kerja hari itu.” Kata Si ayah. Ji A membahas kalau ada buah ceri di dalam tas, Si ayah melihat ceri yang kering
“Kau
pasti sangat dekat dengan anak-anakku.
Ceri ini cukup mahal. Tapi mereka tak menyentuhnya karena tak menyukai apa
pun yang aku berikan. Bisakah ikut
denganku sebentar?” kata Ji A.
***
Bersambung ke part 2
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar