PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ji A
memberitahu kalau Tak ada. Yeon bingung apa maksudnya. Ji A memberitahu kalau Tak
ada siapa pun. Yeon makin tak mengerti. Pyung Hee hanya bisa terdiam karena
hanya ada dia di desa itu.
“Seolah-olah
seluruh desa lenyap. Bayangan manusia pun tak terlihat.” Ucap Ji A.
Akhirnya
mereka pergi ke SUPERMARKET EOHWA, Ji A merekam semua keadaan desa yang kosong
tak apapun, seperti ditinggalkan begitu saja.
Ia pun keluar dari toko, Yeon pu
baru saja kembai. Ji A bertanya Bagaimana kamar kecil. Yeon menjawab Tak ada.
“Jasad kemarin menghilang. Dalam semalam, sudah seperti pulau terlantar. Mereka tak dibawa paksa. Aku tak melihat tanda-tanda pemberontakan atau keraguan.” Ucap Ji A.
“Mungkin mereka ikut tur kelompok.” Kata Yeon santai. Ji A bingung apakah Bersama jasad.
“Mereka meninggalkan dompet dan barang berharga lainnya. Mereka menghilang begitu saja. Ke mana mereka pergi?” ucap Ji A bingng.
Detektif
Baek bingung kalau Mereka menghilang dan 22 rumah bahakn Semua 41 penduduk
desa. Ia pun memberitahu Ji A kalau akan kirimkan bantuan lalu menghubunginya
jika menemukanorang yang tewas atau terluka. Ji A pun menutup telpnya setelah
melapor.
“Kenapa?”
tanya Ji A bingung melihat tatapan Yeon. Yeon menujuk ke arah pantai.
“Sejak
kapan ada di situ?” ucap Yeon.
Mereka
pun pergi ke pinggir pantai melihat bambu dengan kain, Ji A pikir Katanya bambu
itu bisa memanggil roh lalu bertanya Apa itu benar. Yeon memberitahu Mereka
hampa, menjadikan mereka penginapan yang sempurna untuk roh tersesat.
“Bukankah
tampak seseorang membentuk semacam jalan?” kata Ji Ah. Yeon menjawab Untuk Raja
Naga.
“Ya, tapi
arahnya salah.” Ucap Yeon. Ji A pikir Setelah dilihat-lihat, menghadap barat
daya.
“Gwimunbang.
Mata angin yang memungkinkan kejahatan lalu lalang.” Ucap Yeon
“Jadi, pintu
ini tak disiapkan untuk menyambut Raja Naga yang asli.” Kata Ji A.
Tuan Hyun
menelp dari Kantor Imigrasi Akhirat ingin tahu Kabar Raja Hades apakah baik
saja. Ia memberitahu kalau menelepon karena butuh tambahan kain kafan hari ini.
“Apa bisa
cepat dikirim? Baik.” Ucap Tuan Hyun buru-buru menutup telpnya karena melihat
istrinya yang menuruni tangga dengan wajah kesal.
“Kau
menemukan apa?” tanya Tuan Hyun. Nenek Yeon mengak tak mengerti kenapa ini
terjadi.
“Kau
yakin itu Imoogi? Apa Kau tak bisa melihat ke mana perginya?” ucap Tuan Hyun
“Apa itu
menggunakan jimat? Tak ketinggalan satu jejak pun.” Kata Nenek Yeon bingung.
“Bukankah
kita harus beri tahu Yeon?” kata Tuan Hyun, Nenek Yeon meminta agar Jangan
berisik.
“Yeon
sebaiknya tak tahu.” Ucap Nenek Yeon. Tuan Hyun ingin menyela tapi Nenek Yeon
menyuruh agar menutup mulutnya.
“Aku
penasaran apakah ini penyebab, aku tak bisa meramalkan masa depan Yeon” ucap
Nenek Yeon.
Pyung Hee
mengaku mendengar suara aneh pas pagi tadi. Ji A ingin tahu Suara apa. Pyung
Hee mengaku Seperti suara tangisan bayi. Yeon meminta agar Katakan lebih
detail. Pyung Hee mengaku berjalan keluar rumah pukul 2 pagi.
“Aku
bangun karena haus. Awalnya, aku mengira itu kucing liar. Tapi ternyata bukan. Aku
yakin itu suara tangisan bayi.” Pyung Hee keluar rumah mendengar suara bayi.
“Tak ada
wanita hamil di pulau ini. Semuanya wanita tua berusia lebih dari 70 tahun.”
Ucap Pyeong Hee. Yeon ingin tahu Kapan.
“Pukul
2.40 pagi.” Kata Pyung Hee. Yeon ingin memastikan. Pyung Hee yakin
“Itu jam
sapi. Saat itulah pintu ke dunia lain terbuka. Entah apa yang terjadi tadi
malam.” Kata Yeon [JAM SAPI: ANTARA JAM 01.00 - 03.00]
***
[BAB 4: AMBANG KEMATIAN]
Yoo Ri
duduk di depan meja makan, menyanyikan lagu selamat ulang tahun lalu
mengucapkan ulang tahun. Kedua orang tuanya pun memberikan hadiah pada anaknya.
Yoo Ri terlihat bahagia menerimanya.
“Apa Kau
menyukainya?” tanya sang ibu. Yoo Ri mengangguk dan merasa sangat senang sampai
mungkin menangis.
“Putriku,
kapan kau akan menikah?” kata sang ayah. Ibunya pikir Yoo Ri masih muda.
“24
tahun. Apa yang muda?” ucap Sang ayah.
Ibu membenarkan kalau 25 tahun.
“Tidak, dia berusia 24 tahun.”ucap Sang ayah. Yoo Ri yang makan tanpa peduli dengan manner mengeluh kalau ayahnya menderita demensia.
“Bukankah
kecelakaan itu terjadi saat dia berusia 24 tahun? Saat itu dia senior di
perguruan tinggi.” Ucap Ayah Yoo Ri. Istrinya mengeluh Kecelakaan apa
“Yu Ri
pergi ke Nepal untuk trip. Tapi dia jatuh dan tewas.” Kata Ayah Yoo Ri. Yoo Ri
terlihat marah mendengarnya.
“Kenapa
kau bilang sesuatu yang begitu mengerikan?” ucap Yoo Ri marah. Ayah Yoo Ri
merasa yakin melihat jasadnya saat itu.
“Ayah,
sudah kubilang lupakan semua kenangan yang tak perlu itu.” Ucap Yoo R marah
“Si...
Siapa kau?” tanya Ayah Yoo Ri merasa yang didepan itu bukan anaknya.
Yeon
keluar dari toko ponsel. Ji A heran Yeon
yang membelikannya ponsel. Yeon
memberikan alasan Karena adiknya mencuri ponsel Ji A dan menegaskan tak
bersikap baik tapi hanya melakukan apa yang seharusnya.
“Ingatlah
bahwa kau harus mengisi paket per-48 bulan. Kau bisa bayar dendanya. Aku sudah
unduh aplikasi. Jangan menjawab telepon dari nomor tak dikenal atau adikku.”
Ucap Yeon mengutak-ngutik ponsel baru Ji A.
“Aku terkejut
kau seorang teknisi.” Ejek Ji A. Yeon mengaku menyadari cukup sulit untuk
menjaga hal tradisional. Ji A tak mengerti maksudnya.
“Tahun
lalu,. aku dapat telepon dari Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul. Seseorang
menggunakan namaku secara ilegal!” kata Yeon marah
“Mungkinkah
itu penipuan suara?” kata Ji A. Yeon menegaskan kalau sudah merobek telinga orang yang mencuri 20 juta
won darinya.
“Tapi itu masih belum cukup. Aku tak bisa tidur.” Kata Yeon. Ji A tiba-tiba memberikan ponselnya.
“Berikan
nomormu. Kau melarangku menjawab telepon dari nomor tak dikenal.” Ucap Ji A
“Tidakkah
kau cukup mengenalku sekarang?” keluh Yeon. Ji A mengakuAda beberapa hal yang
tak bisa ditanyakan tadi malam.
“Dan aku
ingin tahu lebih banyak tentangmu.” Jelas Ji A. Yeon mengerti kalau Ji A sangat
konsisten.
“Orang
cenderung bilang itu... Sampai nanti.” ucap Ji A lalu berjala pergi setelah
menerima nomor. Yeon hanya bisa menatapnya.
Yoo Ri
kesal akhirnya mendekati ayahnya dan langsung mendorong kepala ayahnya dan
menegaskan kalau ia adalah putri kesayangannya. Sang ayah bingung dengan sikap
anaknya tak seperti biasanya. Rang datang menahan Yoo Ri yang marah mencoba
agar bisa menjauh.
“Apa yang
kau inginkan?”tanya Rang. Ayah Yoo Ri menjawab kalau ingin putrinya hidup
kembali.
“Aku memberimu
apa yang kau inginkan. Jadi Siapa dia?” ucap Rang. Sang ayah menjawab kalau dia
dalah putrinya yang bernama Ki Yoo Ri.
“Dia
berumur 25 tahun, dan dia akan mengambil alih toserba.” Kata Tuan Ki seperti
dihipnotis. Akhirnya Rang pun menyuruh mereka pergi. Keduanya pun pergi
berjalan layaknya boneka.
“Rang,
aku merindukanmu.” Ucap Yoo Ri manja. Rang duduk mengambil segelas wine
bertanya apakah bertemu dengan dokter hewan. Yoo Ri menganguk.
“Bagaimana?”
tanya Rang. Yoo Ri pikir Dia jauh lebih manis dari yang dibayangkan.
“Dia
ketakutan begitu melihat senjataku.” Kata Yoo Ri memberikan kalun milik Shin
Joo
“Kau bisa
menyimpannya. Dia akan datang saat waktunya tiba.” Kata Rang.
“Apa yang
harus kulakukan? Bolehkah aku membunuhnya?” ucap Yoo Ri penuh semangat.
“Yoo
Ri... Tahukah kau kapan kerang terasa paling enak?” tanya Rang. Yoo Ri menjawab tak tahu.
“Saat
persik bermekaran. Saat itulah cangkang menjadi keras dan daging menjadi
berair. Jika kau ingin bahan terbaik, maka kau harus belajar menunggu.
Perlakukan dia dengan baik, dan tunjukkan waktu yang bagus. Yeon sangat peduli
padanya.” Jelas Rang. Yoo Ri menganguk mengerti.
“Apa Mau
pergi ke suatu tempat?” tanya Yoo Ri. Rang pikir Yeon mungkin sangat ingin melihatnya jadi
harus menyapanya.
Di cafe
es krim, Rang makan es krim dengan lahap. Yeon mengeluh bertanya pada adiknya
Kenapa ingin bertemu di sini. Rang mengaku jadi penasaran karena Yeon yang
selalu habiskan waktu di cafe. Lalu meminta agar bisa mencoba es krim cokelat
mintnya.
“Jangan
sentuh.”keluh Yeon tapi Rang sudah lebih dulu mencoba es krim milk kakaknya.
“Astaga,
rasanya seperti coklat dan pasta gigi. Kenapa kau makan ini?” ejek Rang yang
ingin muntah.
“Aku bermain-main
dengan omong kosongmu, jadi beri tahu aku.” Kata Yeon. Rang pura-pura tak
mengerti Beri tahu apa.
“Orang-orang di pulau itu. Ke mana mereka pergi?”ucap Yeon. Rang pikir Siapa peduli dan tahu Yeon tak memedulikan mereka.
“Dari apa
yang kutahu, salah satunya bukan manusia. Aku juga mendengar rumor serupa
katanya hal yang aneh tinggal di dalam sumur di gunung.” Ucap Rang. Yeon ingin
tahu apa.
“Kenapa?
Apa menurutmu itu mungkin dia? Ular yang mengambil wanitamu?” ucap Rang
“Aku
sudah membunuh makhluk itu.” Kata Yeon yakin. Rang menegaskan kalau Hidup tak
selalu berjalan sesuai rencana.
“Apa
artinya itu?” tanya Yeon. Rang mengaku tak tahu dan menegaskan kalau satu hal
yang pasti.
“Wanitamu
tak akan berumur panjang kali ini juga.” Ucap Rang.
Ji A
bertemu dengan Detektif Baek, bertanya apakah Pernah mendengar "the
vanishing effect" Detektif Baek bingung apa maksudnya. Ji A memberitahu
yang dimaksud adalah "Menghilang". Ji A memberikan sebuah artikel dan
Itu adalah saat seseorang tiba-tiba menghilang begitu saja.
“Dan hal
serupa juga terjadi di sebuah pula di Carolina Utara. Pada tahun 1590, semua
orang di pulau ini menghilang. Semua harta benda mereka utuh. Hanya orang yang
menghilang.”ucap Ji A. Detektif Baek mendengarkanya..
Di atas
gedung, Yeon heran dengan adiknya jadi begitu kacau. Rang pikir Yeon yang
meninggalkan hutan untuk melindungi cintanya. Yeon menegaskan kalau ini 600
tahun sudah berlalu. Rang pun mengaku menghabiskan bertahun-tahun mengutuk
kakaknya.
“Kau
ingin aku bagaimana?” ucap Yeon. Rang menegakskan Hanya ada satu cara untuk
menghentikannya.
“Bunuh aku sekarang... Dengan kedua tanganmu sendiri... Bunuh aku. Sama seperti kau memburuku hari itu.” Ucap Rang memberikan sebuah pisau.
Flash Back
Rang
dengan pedang ditanganya membunuh semua orang tanpa peduli siapapun. Seorang
pria yang masih hidup pun memohon agar jangan membunuhnya. Saat itu Yeon datang memanggil adiknya. Rang
menatap Yeon terlihat sangat bahagia lalu memeluknya sambil menangis.
“Apa itu
benar-benar kau? Sudah berapa lama? Apa Kau masih hidup. Aku tak mendengar
kabarmu sejak kau pergi ke Sungai Samdo,. jadi, kupikir kau sudah mati. Aku
merindukanmu.” Ucap Rang menyayangi kakkanya.
“Aku
sangat merindukanmu, Kak Yeon. Kenapa kau tak menemuiku?” ucap Rang. Yeon
mengaku kalau ia pergi.
“Aku
pergi, tapi aku tak bisa menemukanmu. Aku kehilanganmu.” Ungkap Yeon
“Setelah
kau pergi, orang membakar gunung. Aku ingin menunggumu di sana, tapi terlalu
panas dan menakutkan.” Jelas Rang
“Jadi Itukah
sebabnya kau membunuh semua orang ini? Orang tak bersalah pun?” ucap Yeon
“Dengan
hidup dan bernafas, mereka adalah pendosa. Aku melenyapkan sebuah desa. Mereka
berlutut di kakiku dan memohon diselamatkan.”ucap Rang dengan senyumanya.
“Bergabunglah
denganku. Mari kita tunjukan kepada manusia siapa kita.” Kata Rang. Yeon
melangkah mundur.
“Rang...
Angkat... Angkat pedangmu.” Ucap Yeon dengan menahan rasa sedihnya. Rang tak
mengerti maksud ucapan kakaknya.
“Itu
perintah hakim akhirat. Lee Rang, yang membunuh banyak nyawa tak berdosa..
harus membayar... dosa-dosanya hari ini dengan nyawanya.” Ucap Yeon dengan
berat hati dan langsung mengayunkan pedangnya pada Rang.
“Kau
benar-benar jahat. Kau mencampakkan adikmu demi seorang gadis. Lalu kau
berkhianat untuk menaikkan dirimu. Asalkan kau menghemat jarak dan membuatnya
bereinkarnasi, 'kan?” ucap Rang marah
“Aku
bertahan hanya karena kau melewatkan poin penting. Jika aku mati saat itu, maka
aku akan dibakar di Neraka Kuali yang bergejolak. Kenapa? Kau tak bisa lakukan
kedua kalinya?” ejek Rang
“Bunuh
aku. Itulah agar wanitamu selamat.” Kata Rang menantang. Yeon pun siap memegang
pisaunya.
“Baik.
Tidak terlalu buruk untuk mengakhiri hidupmu lebih awal daripada hidup
sembarangan seperti ini.” Ucap Yeon. Rang meminta agar Yeon Lakukan.
“Kenapa? Kenapa tak bisa?” teriak Yeon. Rang melepaskan pisaunya meminat Yeon agar Berhenti bertingkah seperti anak kecil dan sekarang bukan anak kecil lagi.
“Aku
bisa... Kau tahu kenapa aku bersabar? Karena aku ingin melihat raut wajahmu
saat dia mati lagi di depan matamu.” Ucap Rang menyerang Yeon.
“ Tidak
peduli seberapa hina tindakanmu, aku tahu ini bukan dirimu yang sebenarnya.”
Kata Yeon. Rang tak mengerti dengan ucapan kakaknya. Yeon pun pamit pergi.
Detektif
Baek meminta Pokoknya, pastikan media
tak tahu. Ji A pkir bisa tutup mulut, tapi bisakah keluarga mereka diam saja.
Detektif Baek menjawab Tidak ada. Ji A kaget mendengarnya. Detekif Baek memberitahu Mereka tak memiliki
keluarga atau kerabat.
“Apa
Semua 41 orang dari desa?” tanya Ji A. Detektif Baek membenarkna dan Yang lebih menakutkan, mereka bahkan bukan
penduduk asli pulau itu. Ji A bingung dari mana mereka.
“Mereka
semua bermigrasi serentak sekitar tahun 1950-an. Pada hari yang sama, di kapal
yang sama.” Ucap Detektif Baek. Ji A hanya bisa terdiam.
Tuan Baek
meminum arak dengan Shin Joo, lalu mengeluh kalau pasti tak tahu bagaimana
rasanya tinggal dengan atasan langsung. Shin Joo hanya bisa terdiam. Tuan Baek
memperingatkan Shin Joo agar Jangan pernah menikah.
“Lagipula
aku belum menemukan seseorang.”ucap Shin Joo dengan senyuman
“Pernikahan
bagi seorang pria seperti mencetak gol ke gawang sendiri. Ingat kata-kataku.”
Kata Tuan Hyun
“Kakak
iparmu adalah Raja Hades. Setidaknya itu akan menjadi gol kemenangan selama
waktu tambahan.” Kata Shin Joo
“Memang
kau wasit? Apa Kau hakim dalam hidupku?” kata Tuan Hyun marah.
Nyonya
Baek pun datang karena mengeluh pada
Tuan Hyun yang membentak Shin Ju. Tuan Hyun menyuruh mereka agar Jangan pernah
menikah dan melajanglah selamanya. Nyonya Baek mengeluh Tuan Hyun bisa bilang
itu.
“Aku akan
meninjumu jika bukan karena Raja Hades.” Ucap Nyonya Baek.
“Bagaimana
kalian berdua bertemu?” tanya Shin Joo penasaran. Tuan Hyun mengaku Itu semacam
kriminalitas.
“Dahulu
kala, istriku mengintip saat aku mandi di sungai.”ucap Tuan Hyun. Nyonya Baek
tertawa berkomentar kalau Cinta pada pandangan pertama.
“Benar.
Aku punya tubuh yang kekar.” Ucap Tuan Hyun. Nyonya Baek pikir berpikir Apa
Nenek Yeon mengaja kencan duluan.
“Aku
diculik malam itu. Dia mengarungiku dan membawaku pergi.” ucap Tuan Hyun.
Mereka berdua tak percaya mendengarnya.
“Dia
menyuruhku duduk dan bilang dua hal. "Kau mau tinggal bersamaku atau pergi
ke Neraka?" Jadi, aku tidur dengannya.” Ucap Tuan Hyun. Keduanya pun hanya
bisa menahan tawanya.
Nenek Yeo
langsung mengumpat marah saat melihat Yeon datang karena Beraninya melupakan posisinya dan membunuh
manusia. Yeon dengan santai kalau sedan membahas Dukun itu dan membela diri
kalau tampak sehat dari luar,tapi dia jelas akan segera mati.
“Terlepas
dari itu, dia tak ada dalam daftar!”ucap Nenek Yeon marah. Yeon mengaku kalau
ini keadaan Darurat.
“Hukumanmu
sudah diputuskan. Apa yang kau pikirkan?” kata Nenek Yeon. Yeon mnegaku akan
dengan senang hati menerima hukuman apa pun.
“Jadi, jangan terlalu mencemaskan aku.” Ucap Yeon santai. Nenek Yon ingin tahu Apa karena wanita itu
“Apa Kau akhirnya menemukannya?” tanya Nenek Yeon. Yeon mengingat saat meniupkan sesuatu dimulut Ji A.
“Tapi dia
tak memiliki manik rubah yang kuberikan padanya.” Ucap Yeon. Neneknya yakin kalau Yeonpasti keliru.
“Tapi dia
terlalu mirip dengannya... Wajahnya.” Ucap
Yeon mengingat saat Ji A mengatakan “Aku akan melindungimu”
“Bahkan
sisik sialan itu menutupi tubuh A Eum sebelum dia mati.<” ucap Yeon.
“Berhentilah.”
Kata Nenek Yeon. Yeon tak mengerti neneknya yang berkata seperti itu.
“Rubah
dan manusia tak bisa bersatu. Obsesimu akan membawa malapetaka. Untukmu dan dia
yang bereinkarnasi.” Kata Nenek Yeon
“Aku tak
ingin sesuatu yang semegah itu.” Ungkap Yeon. Nenek Yeon ingin tahu apa itu.
“Meski
kita hidup selama ribuan tahun, kita semua memiliki waktu berharga. Era
percintaan kami di atas segalanya. Dalam kasusmu, itu tahun 80-an. Itu saat kau
menemukan hobi baru.”ucap Yeon memilih sebuah buku [SELAMAT TINGGAL SELIRKU]
“Ketika
Leslie Cheung mati, kau minum selama tiga hari berturut-turut.” Kata Yeon.
Nenek Yeon sempat terdiam dan langsung ingin tahu memangnya kenapa.
“Demikian
juga bagiku. Saat yang kusayangi menghirup udara yang sama denganku.” Ucap Yeon
“ Meski
dia bereinkarnasi, dia bukanlah orang yang sama.” Tegas Nenek Yeon.
“Aku tak
peduli. Keinginanku yaitu melihatnya menua sambil merasakan kegembiraan,
kemarahan, kesedihan, dan kesenangan dalam hidup. Agar itu terjadi, ada
pekerjaan yang harus kulakukan.” Ucap Yeon lalu melihat ponselnya yang bergetar
dan meminta Nenek Yeon tak bersuara.
Ji A
menelp bertanya Sedang apa. Yeon gugup dan berbohong kalau akan segera makan
dan bertanya kenapa menelpnya. Ji A menyuruh Yeon agar Kembalikan ke dapur. Yeon tak mengerti
maksudnya. Ji A mengatakan akan mengajak Yeon makan.
“Nek, aku
akan kembali setelah makan.” Ucap Yeon. Nenek Yeon berteriak marah menegaskan Hukum
Akhirat bukanlah lelucon.
“Tapi aku
belum minum apapun hari ini.” Rengek Yeon.Nenek Yeon menegaksan aklau Ini
terakhirnya bersikap lunak.
“Kau
harus kembali sebelum tengah malam.” Tega Nenek Yon. Yeon mausk kembali ke
ruangan.
“Apa Kau
tak melihat seseorang yang mencurigakan meninggalkan pulau?” tanya Yeon
“Aku
bukan kamera pribadimu!” teriak Nenek Yeon marah. Yeon mengejek kalau sudah
menduga akan bilang itu.
“Kau tak
pernah membantuku.” Ucap Yeon kesal. Nenek Yeon hanya bisa terdiam seperti
menyembunyikan rahasia.
Di depan
rumah, Yeon terliha gugup seperti akan datang kencan ke rumah pacar, lalu
menekan bel. Ji A pun keluar menyambut Yeon yang datang lalu menyuruhnya
masuk. Yeon yang gugup berpikir kalau
harus menutup gerbangnya.
Mereka
pun masuk ke dalam rumah, Yeon melihat sudah ada banyak makan diatas meja
seperti tak percaya. Ji A mengaku kalau
membuat semuanya sendiri dengan bangga memberitahu kalau tak ada yang
tak bisa dilakukan. Yeon mengejek kalau Ji A tak bisa bersikap sopan.
“Kesopanan
tak berpengaruh pada makanan. Omong-omong, apa itu di belakangmu? Sepertinya
bunga.” Ucap Ji A malu-malu. Yeon mengaku bukan.
“Kumpulkan
keberanian untuk menyerahkannya.” Ucap Ji A. Yeon langsun memberikan seperti
tanaman.
“Ini seikat mugwort, bukan bunga.” Kata Ji A kaget melihatnya. Yeon tahu kalau akan berhutang jika menerima makanan dengan gratis jadi tak bisa begitu.
“Apa Kau
menyukainya? Aku akan duduk di sini. Responmu biasa saja.” Komentar Yeon
“Ini
bukan yang diharapkan sebagai hadiah pindah rumah. Haruskah aku memasukkan ini
ke air atau untuk dimakan?” ucap Ji A
“Saat tak
ada kehidupan di tanah yang dihancurkan, mugwort paling pertama tumbuh“Bukankah
seperti kau?”. Ucap Yeon mengejek.
Ji A membenarkan lalu mmberikan hadiah pada Yeon yang elusan dikepala. Yeon kaget bertanya apa yang dilakukan Ji A. Ji A beralasan kalau Hewan suka dielus. Yeon pun mengingat kenangan saat pertama kali bertemu Ae Eum.
“Anjingku
biasanya suka jika kuelus seperti ini” ucap A Eum. Ji Ah akhirnay menaruh
didalam vas berisi air. Yeon terdiam menatap Ji A seperti masih tak yakin kalau
itu adalah A Eum.
Ji A
membuka tutup panci, Yeon mencoba makanannya lalu memuji kalau rasanya Lezat.
Ji A senang lalu menyuruh Yeon agar bisa makan sepuasnya. Yeon heran Kenapa Ji
A tiba-tiba berubah hati.
“Manusia menawarkan
makanan kepada orang lain saat mengungkapkan rasa terima kasih mereka. Kau
sudah menyelamatkan hidupku dua kali, tapi makanan biasa ini adalah
satu-satunya caraku membalas budi.” Ucap
Ji A.
“Ini
cukup istimewa. Setidaknya bagiku hari ini.” Kata Yeon. Ji Ah hanya bisa
tersenyum dan mereka makan bersama .
Yeon
melihat sekeliling rumah melihat artikel [INSIDEN BUKIT RUBAH, SEPASANG
PROFESOR DAN DOKTER LENYAP] dan tak menyanga Ji A yang masih tinggal di sini.
Ji A pikir Hal yang sama terjadi pada orang-orang dengan anggota keluarga yang
hilang.
“Kami tak
bisa pindah dengan mudah. Kami tinggal di rumah yang sama sehingga keluarga
kami bisa menemukan jalan pulang.” Ucap Ji A
“Pasti sangat
kesepian tinggal sendirian di rumah besar.” Kata Yeon. Ji A hanya bisa tertawa.
Yeon tak mengerti kenapa Ji A tertawa
“Karena
aku tak bisa menangis. Mendengar aku bisa saja kesepian, membuatku penasaran apakah
itu yang kualami saat tumbuh dewasa.” Ucap Ji A
“Mereka pasti orang tua yang hebat.” Komentar Yeon. Ji A membenarkan.
“Andai
saja mereka jahat. Jika jahat, aku mungkin bisa melupakan mereka dan
melanjutkan hidupku.” Ucap Ji A yang tak bisa menahan tangisnya lalu menebak
bagian kupingnya. Yeon terdiam karena
itu sama yang dilakukan A Eum.
“Jika begini, air mata akan masuk kembali. Ini rahasia yang aku peroleh pada usia sembilan tahun setelah kehilangan orang tua.” Ucap Ji A
“Kau pasti
bisa menemukan orang tuamu. Aku yakin. Jadi, nikmati kenormalan dalam sisa
hidupmu. Aku membicarakan rasa bosan dan rasa hangat yang dinikmati orang lain.”
Ucap Yeon duduk didepan Ji A.
“ Mimpi..
Cinta pertamaku seperti bunga yang lembut.” Kata Yeon. Ji A langsun duduk
disamping Yeon menegaskan kalau ia seperti rumput liar.
“Aku
seperti mugwort yang tumbuh di tanah yang diradiasi.” Ucap Ji Ah. Keduanya
hanya bisa tertawa.
Rang
datang ke sebuah tempat, pria yang menerima bayi berkomentar Bagi mugwort, Rang
tumbuh dengan baik. Rang tersenyum mengucapkan Terima kasih atas apa yang
dilakukan di Pulau Eohwa. Si paman mengaku Bukan apa-apa.
“Saat aku
di ambang kematian setelah dibunuh oleh Yeon,. kau menyelamatkanku.”ucap Rang
mengingat kembali saat tak sadarkan diri si paman berusah menolongnya.
“Itulah
yang disebut takdir.” Kata si paman dan mereka terlihat mengunakan cincin merah
tanpa terlihat oleh mata.
“Anak
itu? Apa kabarnya baik?” tanya Rang. Paman menjawab Dia tertidur.
“Kau mengagumkan.Kau mengejutkanku bagaimana kau mengabdikan 600 tahun hidupmu untuk melayani dia.” Ucap Rang
“Karena
aku manusia. Manusia biasa yang sangat ingin menemukan cara untuk tetap hidup.”
Ucap Si paman
“Aku tak
pernah menemukan siapa pun dengan akhir layak yang menarik kekuatan dari
duniaku untuk tetap hidup. Bagaimana menurutmu?”kata Rang
“Aku akan memberi makan, menidurkannya, dan menunggunya tumbuh.” Kata Paman.
“Aku akan
menantikannya. Ketika protagonis jatuh cinta dengan cintanya yang sudah lama
hilang, kisah tragis mereka akan terulang kembali.” ucap Rang dengan senyuman
liciknya.
Yeon
membahas tentang Rumah duka, apakah Ji A harus pergi ke sana Ji A heran kenapa
Yeon tak ingin pergi kesana. Yeon pikir Ini
bukan waktu bagus untuk pergi ke tempat seperti itu. Ji A tak mengerti
maksudnya.
“Menurutmu
kenapa leluhurmu mandi dan menaburkan garam setelah kembali dari pemakaman? Itu
karena roh jahat yang melekat.” Ucap Yeon
“Aku berterima
kasih atas perhatianmu, tapi aku harus hadir. “ tegas Ji A. Yeon mengingatkan Ji A sudah menginjakkan
kaki ke dunianya.
“Jadi,
kau khawatir roh kecil akan menempel padaku?” kata Ji A. Yeon menegaskan Apa
pun itu, apa yang bisa dilihat Ji A, maka bisa melihatnya juga.
“Anggap
saja begitu.” Ucap Yeon dan ingin tahu keputusan Ji A. Ji A menegaskan tak
ingin menghindarinya.
“Apalagi
jika aku akan hidup di dunia itu mulai sekarang.” Kata Ji A. Yeon melihat toko
kelontong dan meminat Ji A agar menunggu.
Yeon
keluar memberikan kantung kecil pada Ji A, Ji A bingung Yeon memberitahu Ini
tas berisi kacang merah untuk menambah usianya berpesan agar Jangan sampai hilang dan bawa setiap waktu.
Ji A berpikir kalau itu seperti jimat.
“Ini klasik,
tapi akan bertahan satu atau dua hari jika aku membuatnya.” Kata Yeon. Ji A pun
mengucapkan Terima kasih.
“Pergilah...
Semoga tripmu lancar.” Ucap Ji A lalu melangkah pergi. Yeon pun menatap Ji A
sampai berjalan belok
“Aneh.
Aku seperti tak bisa pergi. Mungkinkah tak apa jika kutinggalkan dia sekarang?”
gumam Yeon khawatir.
Yeon
menerima pesan dari Ji A [Apa film kesukaanmu?] Lalu membalasnya ["Toy
Story 3". Kenapa?] Ji A menuliskan [Aku hanya ingin tahu lebih banyak
tentangmu.]
Saat itu
Ji A kembali datang melambiakan tanganya, Yeon terlihat gugup tapi akhirnya
ikut melambaikan tangan.
“Kau bawa
kantong kacang merah?” tanya Yeon. Ji A dengan bangga memperlihatkan tas kacang merah yang masih dibawanya.
Bersambung ke part 2
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar