PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 21 Oktober 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 14 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

“Saat ini apa kau bahagia? Kau dapatkan semua keinginanmu. Kariermu melesat melebihi perkiraanmu.Tapi kau juga seperti orang dari generasi ayah kita. Orang yang tak peduli dengan hidupnya dan terus bekerja untuk menghidupi anak-anaknya.” Ucap Jeong Ha.

Hye Jun hanya diam saja. Jeong Ha melihat “CHI-YEONG” di ponsel Jeong ha menelp dan memberitahu kalau harus pergi kerja. Hye Jun menganguk mengerti dan harus pergi.


“Apa Perasaanmu baik-baik saja?” tanya Jeong Ha saat Hye Jun akan pulang

“Maaf.” Kata Hye Jun. Jeong Ha heran Hye Jun yang minta maaf lagi . Hye Jun mengaku tak terpikir Jeong Ha yang berusaha menyesuaikan diri dengannya.

“Jangan dipikirkan. Dengan posisimu, aku tahu kau lebih sulit melakukannya.” Kata Jeong Ha

“Ucapan itu menggangguku. Aku harap kau lebih bebas dan bahagia daripada siapa pun saat bertemu denganku. Namun, kurasa kau menerima banyak batasan karenaku.” Kata Hye Jun

“Sebagai gantinya, Sa Hye-jun mencintaiku.” Balas Jeong Ha. Hye Jun tersenyum memuji Jeong Ha yang mengetahuinya.

“Antar aku sampai mobil van.” Kata Hye Jun. Jeong ha pikir Tak biasanya Hye Jun minta diantar.

“Karena hari ini aku tak ada waktu.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha merasa  tak bisa mengantar meski ingin mengantarnya lagi.

“Itu hanya lima menit... Lima menit itu berharga. Kau akan mengantarku, 'kan?” kata  Hye Jun memohon


Di kamar, Tuan Sa bahagai menghitung uang 50 rb won didalam amplop. Nyonya Han masuk kamar mengaku agak telat pulang dan akan siapkan makan malam. Tuan Sa pun bertanya apakah istinya tau itu. Nyonya Sa ingin tahu uang apa itu.

“Ayah berikan padaku. Bayaran syuting iklan.” Ucap Tuan Sa. Nyonya Sa ingin tahu Ada berapa

“Delapan ratus ribu won.” Kata Tuan Sa bahagia. Nyonya Sa ingin melihatnya tapi Tuan Sa langsung menjauhkanya.

“Aku tak akan mengambilnya. Tak seberapa.” Keluh Nyonya Han. Tuan Sa pikir Jumlahnya tak penting.

“Ini kali pertama aku dapat uang dari Ayah. Waktu kecil, ibuku yang selalu memberi. Aku tak ingat diberi uang oleh Ayah.” Kata Tuan Sa bahagia.

“Ayah pasti memberikan pada Ibu.” Ucap Nyonya Han.  Tuan Sa merasa tak ingat pernah terima langsung.

“Kita beli apa dengan uang ini? Kau mau apa? Aku ingin membeli baju.” kata Tuan Sa. Nyonya Han akan Beli sepatu juga. Tuan Sa berjanj akan membelikan juga.

“Sulit menerima uang anak, tapi aku suka uang orang tua. Sama sekali tak sulit diterima.” Kata Tuan Sa bahagia menghitung uang dalam amplop.


Gyeong Jun, Nyonya Lee dan Ji A baru saja selesai makan. Nyonya Lee pikir Setelah kenyang maka Dunia terlihat lebih baik dan mengajak untuk bicara lagi. Ji A pikir akan membuatkan teh. Gyeong Jun pikir bisa membuat bersama.

“Tak perlu dibuat bersama. Dia saja yang buatkan. Kau istirahat.” Kata Nyonya Lee menarik Ji A duduk.

“Aku hanya asal bicara.” Ucap Gyeong Jun. Nyonya Lee bergumam dalam hati kalau Gyeong Jun itu Menyebalkan.


“Kau mau memanfaatkanku?” gumam Gyeong Jun lalu mengeluh masih belum mengerti.

“Kenapa aku bisa bersalah atas penghinaan?” kata Gyeong Jun. Ji A berkomentar.

“Sebenarnya responsmu atas komentarnya tak bisa dianggap sebagai penghinaan.” Kata Ji A

“Dia bisa dituntut lebih parah?” tanya Gyeong Jun. Ji A pikir Tak ada yang lebih parah dari itu.

“Masalah hukum terkait penghinaan dalam respons atas komentar berbeda. Coba lihat Di bagian ini. Di komentar ini, dia tulis bahwa dia Kim Min-sik dari Suyu-ri. Bagian ini menjelaskan seorang individu. Jadi, semua respons di bawah komentar ini bisa dianggap sebagai penghinaan..” Jelas Ji A

 “Komentar sebelumnya yang lebih parah, tapi tak dianggap menghina karena ditulis sebelum dia sebut identitasnya.” Kata Gyeong Jun.

“Jadi, dia digugat karena dua komentar ini. Padahal komentar ini tak begitu parah.” Kata Nyonya Lee

“Kenapa memotong pembicaraan orang? Komentar ini tak begitu parah, 'kan?” ucap Gyeong Jun kesal

“Aku katakan hal yang ingin kau katakan lebih cepat, Pak.” Kata Nyonya Lee.

“Kenapa memanggilku begitu? Kau jauh lebih tua dariku.” Balas Gyeong Jun kesal. Ji A merasa harus pergi sekarang saja. Nyonya Lee meminta maaf dan ingin melanjutkan saja. 




“Jadi… Komentar ini, "Bajingan tak berotak," "Keparat," dan "Pria yang menonton video porno yang aneh di pojok kamar." bisa dianggap sebagai penghinaan.” Kata Ji A

“Jangan keras kepala. Tulislah surat permintaan maaf. Tulis beberapa, bukan hanya satu!” kata Nyonya Lee

“Pendirianku tak berubah. Aku tak merasa bersalah. Aku Tak akan tulis surat permintaan maaf.” Ucap Gyeong Jun.

“Lakukanlah untuk Hye-jun. Bagaimana jika publik tahu kakak Hye-jun berkomentar jahat?” kata Nyonya Lee

“Tak ada yang tahu jika tak ungkap aku kakak Hye-jun. Aku tak mau minta maaf pada penghina Hye-jun. Jangan harap. Menyebalkan.” Ucap Gyeong Jun. 


Hye Jun akan bersiap syuting menerima telp dari Tuan Lee. Tuan Lee dengan bangga kalau sudah saatnya membantu. Hye Jun tak mengerti maksudnya. Tuan Lee pikri Hye Jun akan tahu berita tentangnya yang akan muncul besok. Hye Jun ingin tahu Berita apa

“Mari bertemu dan bicara.” Ucap Tuan Lee. Hye Jun memberitahu kalau sedang syuting. Tuan Lee pikir akan ke sana.

“Pak Lee, entah berita apa yang akan muncul dan apa pengaruhnya bagiku, tapi aku tak mau terima bantuanmu. Kenapa? Karena aku tahu ada tagihan mahal menunggu. Terima kasih atas perhatianmu.” Ucap Hye Jun lalu menutup telpnya.


“Hye-jun, syuting dimulai. Kau bisa tidur sekitar tiga jam di rumah jika cepat selesai.” Kata Chi Yeong datang. Hye Jun mengerti memberikan ponselnya.

“Besok adegan pertama dengan Hae-hyo? Aku senang tiap hari bertemu dia. Mari bersiap.” Kata Hye Jun berjalan ke  tempat syuting. 



Hae Hyo menuruni tangga melihat ibunya menelp tapi dibiarkan saja. Nyonya Kim mengeluh Kenapa tak diangkat. Hae Hyo hanya diam saja bertemu bunya. Nyonya Kim memberitahu kalau sudah buat salad keju ricotta dan sup brokoli.

“Makanlah sebelum pergi. Ibu lelah karena bangun mengikuti jadwalmu. Meski begitu, ibu tetap ingin berhubungan baik denganmu. Apa Kau akan mengabaikan ketulusan ibu?” ucap Nyonya Kim

“Belakangan aku sangat benci diriku. Kukira akan membaik seiring berjalannya waktu, ternyata aku hanya makin marah.”ungkap Hae Hyo. 


Hye Jun menunggu didepan lift, Hae Hyo keluar dengan wajah sinis bertanya sedang apa. Hye Jun pikir Kenapa masih tanya padahal sedang menunggumu.

“Karena aku bilang… Karena…” ucap Hae Hyo terbata-bata lalu meminta maaf karena lupa dengan naskahnya.

Sutradara pun akhirnya mengulang adegan lagi. Hae Hyo mencoba konsentarsi tapi selalu salah sampai Hye Jun mencoba membantu tapi tetap salah mengucapkan kalimatnya. Ia pun hanya bisa membungkuk meminta maaf.

“Hei, Berengsek. Kau sudah berlatih? Ini bukan adegan sulit. Kau tak bisa hafal satu baris dialog. Sudah berapa kali kau gagal?”teriak sutradra marah. Hae Hyo hanya bisa tertunduk.

“Sutradara, boleh istirahat sebentar?”kata Hye Jun tahu temanya sedang ada masalah. Sutradara akhirnya memutuskan Istirahat lima menit.


Di ruang tunggu, Hae Hyo hanya menatap keluar jendela. Hye Jun bertanyaApa ada masalah. Hae Hyo hanya diam saja. Hye Jun pikir sudah bertanya dua kali jadi apakah Hae Hyo Masih tak mau bicara dan temanya  harus bicara agar bisa bantu.

“Memang kau bisa bantu apa? Aku harus bantu diriku sendiri.” Ucap Hae Hyo

“Aku ingin membantumu.” Kata Hye Jun. Hae Hyo mengaku malu bahkan paling malu pada Hye Jun

“Aku tak bisa menghadapimu karena merasa kecil di dekatmu.” Ucap Hye Jun. 


Flash Back

Hye Jun, Hae Hyo, Jin U dan temanya bermain basket bersama, beberpa saat Jin U meminta izin pergi karena akan makan di restoran karena Jin-ri ulang tahun. Hae Hyo pikir akan juga pergi. Jin U melihat jaket Hye Jun sama seperti Hae-hyo.

“Ini selera ibuku.” Kata Hae Hyo memakai jaketnya. Hye Jun berkomentar Cocok dengannya.

“Kau pakai juga, Kalian akan seperti kembar jika pakai bersama.” Kata Jin U. Hye Jun hanya bisa terdiam karena jaket yang sama itu dari ibunya. 


Hye Jun bertemu dengan ibunya,  bertanya Kenapa ada di sini. Nyonya Han mengatakan  akan belikan sepatu keinginannya. Hye Jun pikir ibunya jadi lebih murah hati sejak bekerja. Nyonya Han bertanya apakah anaknya sangat senang. Hye Jun menganguk.

“Ibu kerja di rumah Hae-hyo.” Kata Nyonya Han. Hye Jun kaget ternyata ibunya berkerja dirumah temanya. 


Di jalan, Hye Jun heran Ada apa temanya karena menghindarinya. Hye Hyo mengaku tak mau bersama Hye Jun jadi Pergi saja. Hye Jun menangis. Hae Hyo bingung Kenapa Hye Jun menangis. Hye Jun pikri kalau memang berbuat salah lebih baik katakan.

“Kau tak salah apa-apa.” Ucap Hae Hyo. Hye Jun pingin tahu alasan Hae Hyo yang tak mau berteman dengannya. 


Hye Jun melihat dari kejauhan Hae Hyo yang duduk sendiri sambil menghafal naskah. Chi Yeong datang, Hye Jun meminta berikan dia air hangat. Chi Yeong memberitahu kalau ada air soda dan roti lapis. Hye Jun tahu temanya akan muntah jika makan sesuatu saat kesal. Chi Yeong menganguk mengerti. 


Hae Na datang memanggil ibunya. Nyonya Kim menyapa anaknya yang pulang.  Hae Na memberitahu kalau datang dengan Jin-u. Nyonya Kim melotot tajam, Jin U pun menyapa calon ibu mertuanya.  Nyonya Kim pun menyapa dengan senyuman terpaksa.

“Ibu menyetujui hubungan kami. Jin-u juga kenal Ibu. Jadi, aku minta main di rumah, bukan di luar.” Ucap Hae Na.

“Kau akan bertingkah seperti ini?” gumam Nyonya Kim sinis lalu mengajak Jin U duduk dan Hae Na pergi ambil makanan.

“Tamu datang, harus disediakan makanan.” Kata Nyonya Kim. Jin U pikir  bukan tamu.

“Kau tamu.” Kata Nyonya Kim sinis. Jin U akhirnya menyuruh Hae Na pergi agar bisa duduk dengan Nyonya Kim. 


“Jin-u, dalam hidup, teman itu sepenting keluarga sendiri. Hae-hyo, Hye-jun, dan kau. Kalian sudah berteman sejak sekolah dasar. Jika kau mencoba membangun hubungan keluarga dengan Hae-na, maka kau akan kehilangan Hae-hyo.” Ucap Nyonya Kim. Jin U hanya bisa tertunduk.

“Meski Hae-na mengajak bermain di rumah, kau seharusnya menolak. Aku kira kau sesopan itu. Kau mengecewakan.” Kata Nyonya Kim. Jin U pun akhirnya tertunduk meminta maaf. 


Nyonya Kim pergi ke dapur, Hae Na sedang mengupas buah. Nyonya Kim langsng meminta Hae Na agarserahkan kartunya. Hae Na hanya bisa terdiam saja. Nyonya Kim pun masuk kamar dengan wajah kesal. Hae Na masuk memberikan kartunya.

“Apa kau mau kalahkan orang tua, tapi hanya ini yang bisa kau pikirkan? Sampai sekarang, ibu pikir Jin-u pria baik. Namun, melihat dia mengikutimu hari ini, ternyata keputusan ibu benar.” Ucap Nyonya Kim marah

“Jin-u tak salah. Aku yang memaksanya ke sini.” Kata Hae Na. Nyonya Kim ingin tahu Dia di mana sekarang. Hae Na menjawab Jin U sudah pergi.

“Rupanya dia bisa memutuskan untuk pergi dari rumah ini. Ibu sempat cemas dia tak bisa ambil keputusan. Kau takkan bisa menang dari Ibu. “ tegas Nyonya Kim

“Akhiri hubungan dengannya sebelum ayahmu tahu. Jika dia tahu, saat itu… hidup ibu akan menjadi bahan tertawaannya.”ungkap Nyonya Lee. Hae Na hanya bisa diam saja. 




Nyonya Han sibuk menghias diri, Tuan Sa mengeluh masuk kamar meminta segera keluar dan berkomentar istrinyaberdandan cantik untuk pergi beli baju. Nyonya Han menegaskan kalau ibunya Sa Hye-jun jadi harus berdandan untuk berjaga-jaga.

“Apa tak bisa bilang kau berdandan untukku?” ucap Tuan Sa. Nyonya Han menjawab Tak bisa dan langsung berjalan pergi. Tuan Sa hanya bisa tersenyum keluar dari kamar. 


Di sebuah toko, Nyonya Han memilih baju untuk suaminya.  Tuan Sa mengaku ingin mau beli jaket, bukan sweter. Nyonya Han pkir Sweter biasa saja dan Jaket terlihat lebih keren lalu Tuan Sa memilih baju yang lainya. Nyonya Sa berkomentar Pola kotak-kotak tak cocok dengannya.

“Kau Coba ini.” Ucap Nyonya Han. Tuan Sa mengeluh tak suka tapi Nyonya Han tetap menyuruh mencobanya.

“Permisi. Di mana bisa kucoba?” tanya Tuan Sa pada pegawai. Seorang pegawai pun mengantar Tuan Sa ke ruang ganti sambil memuji kalau Istri Tuan Sa cantik sekali.


Nyonya Han pun memilih baju lainya, tiba-tiba seorang pria akan mengambilnya juga. Keduanya seperti tak enak hati saling bertatapan dan akhirnya Nyonya Han mempersilahkan ambil. Si pria pun tak mengalah agar Nyonya Han mengambilnya saja.

“Beri tahu jika kau membelinya. Aku bisa memilih yang lain.” Kata si pria. Nyonya Han pun mengucapkan Terima kasih.

“Apa-apaan tadi? Kenapa melihat istri orang?” kata Tuan Sa marah. Si pria merasa punya mata.

“Aku tahu kau punya mata, tapi kenapa lihat ke sini?” kata Tuan Sa marah. Si pria pikir lihat ke sini arena perlu melihat ke sini.

“Ada apa denganmu? Maaf.” Kata Nyonya Han. Tuan Sa mengeluh kenapa istrinya minta maaf?

“Pak, aku juga punya istri.” Tegas Si pria. Tuan Sa pun heran pria itu datang sendiri.

“Apa Aku tak boleh datang sendiri? Apa Aku harus minta izin padamu?” ucap Si pria marah dan memperlihatkan ponselnya kalau Istrinya menelepon.

“Sayang.. Aku bertemu pria aneh di toko baju. Lain kali kita harus pergi bersama.” Kata si pria ditelp dengan nada kesal. 



Keduanya pun berjalan keluar dari subway dengan barang belanjaan yang banyak. Nyonya Han tersenyum merasa kalau secantik itu di mata suaminya. Tuan Sa merasa Jika dipikir-pikir, konyol sekali. Nyonya Han meminta agar suaminya Bersikaplah baiklah padanya sehari-hari.

“Jangan cemburu tanpa alasan.” Kata Nyonya Ha mengoda. Tuan Sa merasa Pria tadi aneh.

“Dia tampan.” Kata Nyonya Han. Tuan Sa kesal mendengarnya. Nyonay Han pikir mereka sudah makan dan belanja dan bertanya apa Uangnya sudah habis.

“Aku suruh keluarga Jang-man ke rumah. Aku mau belikan buah.” Kata Tuan Sa. Nyonya Han pikir mereka hanya perlu ke supermarket.


Tuan Sa dan Nyonya Han tiba-tiba melihat dilayar besar [APA CHARLIE JUNG HUBUNGI SA HYE-JUN SEBELUM BUNUH DIRI?] keduanya hanya bisa melonggo bingung dan mengambil salah satu koran dibaigan bawah [DITULIS OLEH REPORTER KIM SU-MAN] banyak orang yang berpikir Sa Hye-jun pacar Charlie Jung bahkan sudah kuduga.

Hye Jun pun ikut melihat berita saat keluar dari tempat syuting [SA HYE-JUN ADALAH ORANG TERAKHIR YANG BICARA DENGAN MENDIANG CHARLIE JUNG?] Hye Jun terdiam, sementara Chi Yeong dan Ass tak berkomentar memilih untuk masuk mobil. 


Nyonya Lee sedang berbicarad dengan Ji A dan meminta agar menunggu sebentara karena ada telepon masuk. Ia pun mengangkat telp kantor da memberitahu reporter kalau berita itu tak benar jadi sedang mengurus. Telp masih terus berdering, Nyonya Lee akhirnya memutuskan aliran telpnya.

“Ya, Ji-a. Jika siaran pers sudah selesai diperiksa, berikan padaku. Itu harus dirilis. Kita perlu rencana. Aku akan tuntut mereka, media dan reporternya. Datanglah jika pengacara tak bisa.” Ucap Nyonya Lee kesal berbicara dengan Ji A. 



Hye Ju menelp, Nyonya Lee mengangkatnya dengan menarik nafas lebh dulu. Hye Jun bertanya apakah Nyonya Lee sudah lihat berita. Nyonya Lee membenarkan dan meminta Hye Jun Tak perlu cemas, karena akan gugat mereka.

“Kau bukan orang terakhir yang bicara dengannya. Dia wafat beberapa hari setelah kau tak angkat teleponnya.  Tak mungkin tak ada yang telepon dalam jangka waktu itu Mereka bahkan bilang kau dapat pesan, padahal tidak. Aku benar-benar marah…” ucap Nyonya Lee

“Aku terima pesan.” Kata Hye Jun. Nyonya Lee kaget Hye Jun yangterima dan mengeluh tak beri tahu

“Apa Harus beri tahu?” ucap Hye Jun. Nyonya Lee kesal Hye Jun tak beri tahu hal sepenting itu

“Itu pembicaraan pribadi.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee pikir Amakin harus tahu karena itu.

“Apa pesannya… soal… itu… Kalian saling suka? Kau akan tunjukkan atau tidak?” Ucap Nyonya Lee. Hye Jun pikr akan  ke sana setelah jadwalnya selesai.


Su Bin datang ke salon Jeong Ha memuji kalau Hasilnya bagus. Jeong Ha  bertanya apakah Su Bin suka. Su Bin menganguk dan memang senang, tapi Jeong Ha tak terlihat senang. Ia  pun berpikir Jeong Ha mencemaskan Sa Hye-jun

“Dia pasti bintang. Semua yang dia lakukan menjadi topik panas.” Kata Jeong Ha mencoba agar tetap tenang

“Bagaimana jika orang terakhir yang bicara dengan Charlie Jung benar-benar Sa Hye-jun?” kata Su Bin

“Itu pasti tak benar.” Kata Jeong Ha. Su Bin menyuruh Jeong Ha  Coba tanya langsung.

“Sulit untuk bertanya langsung. Aku takut dia terluka.” Kata Jeong Ha. Su Bin berkomentar  Jika itu dirinya maka  berharap ditanya meski terluka.

“Terutama oleh orang yang aku cintai.” Ucap Su Bin. Jeong Ha hanya bisa terdiam. 


Nyonya Lee melihat berita [SA HYE-JUN AMBIL TINDAKAN HUKUM TERKAIT RUMOR PALSU] Ji A pikir cukup untuk beritanya dan ingin tahu Apa isi pesannya. Nyonya Lee mengaku belum lihat dan mereka akan melanjutkan proses gugatan pers setelah lihat isi pesannya.

“Gugatan dan pesan tak berkaitan.” Kata Ji A. Nyonya Lee pikir Meski begitu, harus tahu jelas semua hal tentang masalah ini.

“Dengan begitu, aku bisa menangani semua faktor yang muncul.” Jelas Nyonya Lee

“Bagaimana rapat dengan ketua tim besok? Apa tetap dilakukan?” kata Ji A. Nyonya Lee menganguk.

“Terima kasih, Ji-a.Aku sangat senang karena punya seseorang yang bisa kutanyai kapan pun. Apa Kau mau sesuatu? Aku ada kue. Mau makan kue?” ucap Nyonya Lee memegang tangan Ji A.

Ji A menolak tapi Nyonya Lee meminta agar menunggu lalu pergi ke dapur.


Saat itu terdengar bunyi bel,  Nyonya Lee menyuruhnya masuk.  Jeong Ha datang menyapa Nyonya Lee dan kaget melihat ada Ji A dalam ruangan. Nyonya Lee melihat Jeong Ha yang datang lebih awal. Jeong Ha mengaku sangat cemas, jadi, bergegas datang.

“Ada yang perlu dibicarakan secara pribadi? Apa aku perlu pergi?”ucap Ji A. Nyonya Lee gugup ingin memperkenalkan Ji A.

“Dia pacar Hye-jun... Jadi, Ji-a… Begini…” ucap Nyonya Lee gugup. Ji A mengejek Nyonya Lee yang gelagapan

“Aku Pengacara Jung Ji-a, pengacara rekanan dari Firma Hukum Ilmok. Aku menangani kasus Hye-jun.” ucap Ji A memberikan kartu namanya.

“Aku An Jeong-ha, penata rias.” Kata Jeong Ha yang memberikan kartu namanya juga.

“Kalian duduklah. Mari minum teh.” Ucap Nyonya Lee. Jeong Ha pikir harus pergi.

“Aku biasanya tak datang ke kantor klien, tapi kasus ini lebih kuperhatikan karena ini masalah Hye-jun.” ucap  Ji A. 


Di kantor, Gyeong Jun sedang sibuk di tempat kerjanya dan melihat ayahnya menelp tapi tak diangkat. Tuan Sa gugup menelp anaknya tapi tak diangkat, Nyonya Han gugup karena anaknya tak mengangkat. Tuan Sa pikr sepertinya Gyeong Jun sedang sibuk.

“Setidaknya kirim pesan.” Kata Nyonya Han. Tuan Sa lalu melihat Gyeong Jun akhirnya menelpnya.

“Sudah kubilang, jangan telepon pada jam kerja.”keluh Gyeong Jun. Tuan Sa mengaku menelepon karena mendesak.

“Sudah lihat berita Hye-jun, 'kan?” kata Tuan Sa. Gyeong Jun mengaku sudah lihat semuanya karena dapat tabloid di sini.


“Nanti kita rapat keluarga. Kita saja jika Hye-jun tak bisa.” Ucap Tuan Sa. Gyeong Jun mengatakan ada janji nanti malam.

“Batalkan.” Ucap Tuan Sa. Gyeong Jun merasa Tak bisa dan meminta  Ayahnya tak perlu terlalu cemas.

“Kalian tak bisa berbuat apa pun.” Kata Gyeong Ju. Tuan Sa kesal mereka hanya diam saja

“Bu Lee pasti punya rencana.” Kata Gyeong Jun yakin kalau Nyonya Lee akan mengurus adiknya. 



Nyonya Lee diruanga mengeluh kalau sekrang Tak ada rencana dan mengeluh kalau Saat terasa sudah berakhir lalu tiba-tiba muncul masalah baru. Jeong Ha pikir Nyonya Lee yang menanganinya dengan baik.

“Aku ingin bicara lebih lama denganmu, tapi aku harus ke rumah Hye-jun.” kata Nyonya Lee.

“Pergilah. Aku sudah lega karena tahu apa yang akan kau lakukan.” Kata Jeong Ha.

“Hye-jun berusaha semaksimal mungkin meluangkan waktu untuk bertemu denganmu. Terkadang aku kasihan. Kuharap dia bisa tidur lebih lama. Kau menerima cinta seperti itu.” Ucap Nyonya Lee

“Kurasa cinta lebih baik dilakukan, bukan diterima. Aku senang menerima, tapi menjadi sungkan karena merasa berterima kasih. Makanya, dulu aku tak mau berpacaran dan hanya mengidolakannya.” Kata Jeong Ha. 



Di dalam bus, Jeong Ha ingin menelp Hye Jun tapi ragu. Saat itu Hye Jun sedang berhias melihat Ji A yang menelp akhirnya mengangkat telp meminta semua agar keluar ruangan. Ji A memberitahu kalau Tadi ke kantormu.

“Kami merilis siaran pers. Kau sudah lihat?” ucap Ji A bangga. Hye Jun mengaku sudah dan mengucapkan Terima kasih.

“Besok aku akan rapat dengan Min-jae. Kau tak akan datang, 'kan?” kata Ji A

“ Ya. Ada syuting... Aku tak bisa telepon terlalu lama.”ucap Hye Jun. Ji A mengeluh Hye Jun dingin sekali padanya. Hye Jun hanya menutup telpnya dan hanya diam saja. 


Ji A pergi ke salon dan melihat Hae Hyo menunggu bertanya apakah tak kerja. Hae Hyo pikir sudah bilang  ke sini setelah selesai kerja. Jeong ha heran Hae Hyo datang ke sini alih-alih pulang jika mau makan.

Mereka pun makan jajang myeon bersama, Jeong Ha melihat Hae Hyo yag terlihat kelaparan. Hae Hyo melihat mulut Jeong Ha belepotan dan Jeong Ha langsung menghindar saat Hae Hyo akan menyentuhnya

“Aku hanya menunjuk. Tak berniat mengelap.” Ucap Hae Hyo. Jeong Ha memberikan tissue untuk Hae Hyo agar lap mulutnya sendiri.


“Bagaimana dengan Hye-jun?” tanya Jeong Ha. Hae Hyo ingin tahu Apanya Jeong ha bertanya “Bagaimana suasana hatinya?”

“Suasana hatinya selalu bagus. Dia terus tersenyum karena makin populer. kata Hae Hyo

“Mental Hye-jun luar biasa. Rupanya dia tak terpengaruh dengan berita seperti itu. Aku tak perlu mencemaskannya.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo bingung bertanya Berita apa

“Apa Kau belum lihat berita Hye-jun? Tidakkah kau terlalu cuek pada teman dekatmu?” ucap  Jeong Ha

“Aku terlalu hanyut pada masalahku. Tak sempat pikirkan orang lain” ungkap Hae Hyo

“Masih belum selesai? Apa Kau bisa memiliki masalah seserius itu?” ejek Jeong Ha

“Bukankah semua orang bisa memiliki masalah serius?” keluh Hae Hyo. Jeong Ha pun meminta maaf.

“Tak apa-apa. Kau tak tahu apa masalahku. Karena aku tak beri tahu.Itu salahku. Kau tak perlu minta maaf.” Kata Hae Hyo

“Apa masalahmu?” tanya Jeong Ha. Hae Hyo menjawab  Masalah keluarga.



Nyonya Lee langsung menghampiri Gyeong Jun yang baru keluar gedung. Gyeong Jun mengeluh melihatnya, Nyonya Lee pikir Harusnya ia yang berkata "astaga". Gyeong Jun pikir sudah bilang akan pergi sendiri.Nyonya Lee mengaku ia juga tak mau ke kantor polisi.

“Terserah saja.” Kata Gyeong Jun pergi. Nyonya Lee mengejar agar menunggunya.

***                           

Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar