PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Mereka
makan sup seafood. Gyeong Jun meminta
Hye Jun agar minum. Hye Jun menolak karena Untuk sementara, tak mau minum miras
di malam hari. Gyeong Jun mengeluh adiknya kaku sekali karean Syuting masih
satu pekan lagi.
“Tinggal
satu pekan lagi, Beruntung sekali. Semua orang langsung menyukaimu saat
bertemu.” Ucap Gyeong Jun.
“Apa yang
kau bicarakan? Ayah selalu membanggakanmu karena kau genius. Kau tak tahu?”
ejek Hye Jun.
“Hei. Apa
rapor menempel di wajah jika pintar? Apa kartu nama menempel di wajah jika
bekerja di tempat ternama? Ketampanan adalah yang terbaik.” Kata Gyeong Jun
iri.
“Apa Kau
mabuk?” ucap Hye Jun. Gyeong Jun meminta adiknya agar mencoba hitung nilai uang
dari kebaikan yang diterima berkat wajah tampannya.
“Kau
terlahir tampan, tapi hanya hidup seperti ini. Ini masalah besar.” Ucap Gyeong
Jun. Hye Jun tak tahan melihat kakaknya mengajak untuk pergi.
“Saat aku
ditipu, aku sangat berterima kasih padamu karena tak mengatakan apa pun dan
mentraktirku makan. Kupikir, "Adikku, Hye-jun sudah dewasa. Rupanya sudah
menjadi orang dewasa. Kau tahu cara menghibur. Kau menjadi pemuda yang
keren." Ucap Gyeong Jun
“Tutup
mulutmu.” Kata Hye Jun. Gyeong Ju mengeluh Bagaimana minum miras jika tutup
mulut.
“Apa Kau
tak akan berdiri?” keluh Hye Jun kesal. Gyeong Jun pun akan berdiri tapi tak
bisa berdiri tegak dan jatuh.
“Astaga.
Kau sungguh menyusahkan.” Ucap Hye Jun lalu menahan kakaknya yang hampir jatuh.
“Menyusahkan?
Kau gunakan kata itu saat kau bicarakan makanan.” Ucap Gyeong Jung kesal.
Dirumah,
Nyonya Han sedang membuat lauk. Tuan Sa datang langsung mencoba dengan
tanganya. Nyonya Han kesal meminta agar
Jangan makan seperti itu. Tuan Sa mengerti lalu mengambil sumpit untuk
mencobaa lauk buatan istrinya.
“Gyeong-jun
berbeda karena dia putra sulung. Dia mentraktir Hye-jun makan. Padahal dia
sendiri kesusahan.” Ucap Tuan Sa bangga. Saat itu Hye Jun membawa kakaknya yang
mabuk masuk rumah.
“Astaga.
Ada apa ini? Kenapa hanya dia yang begini? Kenapa kau membiarkan dia minum
miras sampai seperti ini?” ucap Tuan Sa memarahi Hye Jun.
“Ayah peduli
dia mabuk, tapi apa tak peduli aku kesulitan bawa dia pulang?” keluh Hye Jun
marah. Gyeong Jun terus memanggil ayahnya.
“Astaga. Ada apa, Gyeong-jun? Siapa yang
membuatmu seperti ini?” ucap Tuan Sa merasa kasihan melihat anaknya.
“Aku
menderita... Bajingan... Aku harap orang yang menipuku, sial tiga keturunan!
Dasar Sialan.” Teriak Gyeong Jun. Nyonya Han meminta agar Gyeong Jun berhenti
merengek.
“Bagaimana bisa berhenti? Bahkan saat menutup
mata, wajah bajingan itu selalu terbayang. Bagaimana bisa berhenti?” ucap
Gyeong Jun
“Bawa
Gyeong-jun ke kamar... Ini Berisik!”
teriak Nyonya Han. Gyeong Jun pun ketakutan menuruti ucapan ibunya.
Hye Jun
keluar dari kamar mengambil minum, Nyonya Han memberikan gelas dan juga
mengembalikan air minumnya. Hye Jun heran melihat sikap ibunya. Hye Jun menepuk
bahu anaknya tahu kalau pasti kesulitan membawa Gyeong-jun pulang.
“Aku
merasa lebih baik karena Ibu mengetahui usahaku.” Ucap Hye Jun merasa ada yang
membelanya.
“Kau
membuat ibu merasa sedih. Kenapa kau tak beri tahu ibu bahwa kau terpilih
bintangi drama?”kata Nyonya Han. Hye Jun kaget mendengarnya.
“Sebelum
ini aku terpilih, tapi tak jadi. Aku berniat beri tahu jika tayang.” Ucap Hye
Jun.
“Kau
pasti menderita saat terpilih dan tak jadi. Tugas ibulah untuk menghiburmu. Ibu
tahu bahwa Ayah membuatmu sedih. Tapi bukan berarti Ayah tak sayang padamu. Ayah
kikuk karena tumbuh tanpa mendapat cinta yang seharusnya. Tolonglah mengerti.”
Kata Nyonya Han menenangkan anaknya.
“Ibu tak
bisa hanya memintaku untuk mengerti. Jika lihat cara begitu. Bodoh.” Kata memperlakukan
Gyeong-jun, Ayah tahu cara menyayangi anak.” Kata Hye Jun kesal
“Benar,
'kan? Ini memang salah ayahmu. Cinta orang tua pada anak tak seharusnya Nyonya
Han kesal membela anaknya.
“Aku
merasa lebih baik jika Ibu memihakku seperti itu. Ibu pintar sekali.” puji Hye
Jun tersenyum bahagia.
“Apa tak
ada lagi yang ingin kau katakan pada ibu?
Ibu yakin pasti ada. Ibu kesal saat mendengar ceritamu dari orang
lain...Pacar.” kata Nyonya Han.
“Jeong-ha?”
ucap Hye Jun. Nyonya Han senang mendengar Namanya Jeong-ha
“Ya.
Jeong-ha. An Jeong-ha.” Kata Hye Jun. Nyonya Han yakin anak itu orang baik. Hye
Jun membenarkan.
“Itu
cukup bagi ibu. Kebaikan itu sangat penting. Ibu merestui.” Ucap Nyonya Han.
“Apa Ibu
mau bertemu dengannya?”tanya Hye Jun. Nyonya Han mengaku tentu mau
“Ibu juga
merasa lebih baik karena kau membahas itu lebih dulu.” Kata Nyonya Han senang.
Hye Jun pun juga terlihat senang.
Di rumah,
Jeong Ha menyiapkan semua barang diatas aja, Saat itu bel rumah berbunyi. Ia
pun menyambut Hye Jun yang datang ke rumahnya. Hye Jun pikir Jeong Ha akan melakukannya di salon. Jeong Ha pikir
tak bisa pakai salon untuk kepentingan pribadi.
“Aku juga
tak suka itu.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha merasa mereka serupa dalam banyak hal.
“Ada
sesuatu untukmu. Ini Imbalan dari hadiahmu.”kata Hye Jun memberikan sebuah
buku. Jeong ha melihat judulnya HUJAN
“Ilustrasinya
indah Lalu Apa yang kau tulis?” kata Jeong Ha akan membuka buku. Hye Jun menahanya
meminta Jeong Ha agar melihatnya nanti.
Akhirnya
Hye Jun duduk didepan Jeong Ha siap mengubah warnanya. Jeong Ha memberitahu
Jika mengoleskan minyak sebelum cat rambut, hasil lebih bagus dan bisa
mengurangi kerusakan rambut. Hye Jun merasakan pijata Jeong Ha yang menurutnya
sangat menyegarkan.
“Baiklah,
Pak. Mari kita mulai.” Ucap Jeong Ha akhirnya mulai mengoleskan perwarna pada
rambut Hye Jun.
***
Hye Jun
mengeringkan rambut di kamar mandi. Jeong Ha pikir akan membuka pintu. Hye Jun
bertanya pendapatanya. Jeong Ha pikir Hasilnya bagus lalu mengelus rambut
pacarnya. Hye Jun seperti tak suka meminta agar jangan melakukanya.
“Jika
sudah memulai, harus diakhiri. Pakai krim tangan.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun lalu
memberikan bagian atas tanganya.
“Apa Kau
mulai mengoleskan krim tangan di sini?” kata Jeong Ha bingung. Hye Jun
membenarkan lalu bertanya Jeong Ha seperti apa.
“Kenapa
mulai dari punggung tangan?” tanya Jeong Ha heran. Hye Jun pun balik bertanya Kenapa
mulai dari telapak tanga
“Kau penuh
kepastian.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun pikir Ada banyak yang mengoleskan dari
punggung tangan.
“Kau
berpendirian teguh. Biasanya orang pakai tanpa dipikir.” Ucap Jeong Ha
“Tak
terlalu berminyak dan segar jika pakai dari punggung tangan.” Kata Hye Jun
berjalan pergi
“Aku tak pernah
memikirkan kelebihan jika pakai dari telapak tangan.Aku pakai seperti semua
orang. Orang-orang pakai seperti ini berarti ini cara terbaik.” Ucap Jeong Ha
berjalan mendekati Hye Jun ke meja makan.
“Itu hal
yang hanya diucapkan oleh penyuka kestabilan sepertimu.”kata Hye Jun
“Selera
yang langka terlihat lebih berkelas daripada selera yang umum. Meski begitu,
aku suka selera umum.” Ejek Jeong Ha.
“Jangan
menangis begitu.” Kata Jeong Ha pikir. Hye Jun pikir ia kalah.
“Tak ada
kalah atau menang. Aku menghormati seleramu.” Kata Hye Jun mengelus poninya.
Jeong Ha meminta agar Jangan begitu.
Hye Jun
memanggil Dokter Lee “Nuna” Dokter Lee yang baru selesai operasi bertanya Apa
Sudah selesai. Hye Jun hanya diam saja menatapnya. Dokter Lee bertanya ada apa
karena Hye Jun menakutinya.
“Apa kau Mau
berpacaran denganku?” ucap Hye Jun dengan tatapan mengoda dan akhirnya wajahnya
tersorot kamera dengan jelas.
“Apa Boleh
kupukul?” kata Dokter Lee. Hye Jun hanya bisa tertawa kalau artinya ditolak.
“Ya, kau
ditolak... Kau sungguh sudah selesai beres-beres? Ini terlalu cepat. Kau tak
mungkin secekatan ini.” Ucap Dokter Lee
“Aku juga
cekatan. Meski tak sebaik kau, tapi aku akan menjadi cekatan.” Ucap Hye Jun
tersenyum dan keduanya terlihat bahagia masuk kembali.
Kakak Sa
dan Nyonya Han menonton Hye Jun di TV. Nyonya Ha terharu melihat anaknya. Kakek
Sa pun memberikan tepuk tangan karena Berhasil. Nyonya Han juga senang anaknya
berhasil lalu melihat Kakek Sa menangis dan menanyakan alasanya. Kakek Sa
mengaku tak tahu.
“Air mata
ayah terus keluar. Coba tanya kapan dia pulang.” Ucap Nyonya Kakek Sa
“Ayah
kenapa?” tanya Nyonya Han. Kakek Sa mengaku
Karena ayah senang. Saat itu Tuan Sa dan Gyeong Jun pulang.
“Sayang,
drama Hye-jun baru selesai.. Aneh sekali.” ucap Nyonya Han. Tuan Sa dengan
sinis yakin Pasti aneh.
“Untuk
apa ditonton?” kata Tuan sa. Nyonya Han mengaku Terasa aneh karena terlalu
keren.
“Dia tak
seperti orang yang tinggal bersama kita. Apa
Kalian habis bertemu?” ucap Nyonya Han.
“Aku
minum miras dengan Ayah.” Ucap Gyeong Jun. Nyonya Han pikir Seharusnya mereka
pulang lebih awal dan menonton drama Hye-jun bersama.
“Aku tak
suka drama. Nanti aku cari cuplikan Hye-jun.” ucap Gyeong Jun lalu masuk kamar.
“Ayah.
Sadarlah. Jangan menangis dan sentimental seolah dia berhasil.” Sindir Tuan Sa
sebelum masuk kamar
“Dia
benar-benar merusak suasana.”keluh Tuan Sa. Nyonya Han pun hanya bisa diam
saja.
Saat itu
Nyonya Lee menelp berkomentar kalau ini
Luar biasa sekali, ia pun merasa ikut berdebar saat Hye Jun mengatakanya. Ia
pun merasa tak percaya itu Hye-jun yang dikenal. Ia pun yakin kalau Hye-jun
akan sukses.
***
“Episode
ini bagus. Interaksimu dan Lee Hyeon-su bagus.” Ucap Hae Hyo yang sedang
berbicara dengan temanya lalu melihat ibunya yang menelp.
“Karena
akting Hyeon-su bagus, aktingku bagus jika di sebelahnya.” Ucap Hye Jun.
“Astaga.
Kalian seakrab itu? Sejak kapan? Apa Hari ini syuting sampai larut?” tanya Hae
Jun
“Tidak.
Hanya tersisa satu adegan. Aku tak tonton episode hari ini.” Ucap Hye Jun yang
masih di lokasi syuting.
“Aku
menonton. Bagus sekali.”kata Hae Hyo. Saat itu sutradara memberitahu kalau akan
segera dimulai.
“Hei. Aku
harus pergi.” kata Hae Hyo pamit pergi. Hae Hyo mengerti dan melihat ibunya
datang dan berdiri didepan pintau.
Nyonya
Kim bertanya Siapa. Hae Hyo menjawab kalau itu Hye-jun dan menelepon sehabis
menonton dramanya. Ia merasa kalau Hye Jun terlihat menggemaskan hari ini lalu
bertanya apakah Ibunya menonton. NyonyaKim pikir Meski menonton, takkan
mengakuinya.
“Dramamu
akan lebih bagus. Tak perlu cemas.” Ucap Nyonya Kim. Hae Hyo mengaku tak cemas.
“Bagus.
Jangan cemas, biar ibu saja.. Itu Park Do-ha! Jika ada dia dan tak sukses, itu aneh.”kata
Nyonya Kim yakin.
Do Ha dan
Tuan Lee sibuk karaoke dengan ditemani beberapa wanita. Do Ha yang kelelahan
akhirnya duduk dan si wanita memberikan minum. Do Ha terlihat bahagia. Si
wanita lalu bertanya kapan dramanya akan tayang? Do Ha menjawab Awal bulan
depan.
“Hei.
Kalian tonton drama apa belakangan ini?” tanya Do Ha. Si wanita menjawab “Pintu
Gerbang.”
Apa Boleh
tonton itu saat ini? Kudengar drama itu sedang terkenall. Tapi ratingnya tak
terlalu tinggi. Namanya Sa Hye-jun. Dia terkenal belakangan ini.” Ucap Si
wanita bahagia.
Do Ha
melihat adegan Hye Jun yang berkata “Mau berpacaran denganku?” Mereka pun
langsung menjerit karena Hye Jun yang memintanya menjadi pacarnya dan mengaku
mulai mengidolakannya.
“Hei.
Kalian semua keluar... Kalian sungguh tak bermoral. Berkat siapa kalian bisa
makan? Apa kita bisa makan karena seseorang?” teriak Do Ha marah
“Kita
membeli makanan dengan uang. Bukan karena siapa-siapa.” Ucap si wanita. Do Ha
mengumpat mereka semua bodoh.
“Hei...
Apa Kalian tak akan keluar?” teriak Do Ha. Tuan Lee meminta mereka keluar. Si
wanita pun akan keluar dengan wajah kesal.
Tuan Lee
bertanya apakah ini mengganggunya. Do Ha mengaku Ini konyol karena pada wanita
itu main dengannya tapi kenapa lihat pria lain. Tuan Lee memberitahu kalau Do
Ha itu bintang ternama dan Saat dramanya tayang, semua akan tertuju padanya.
***
Tuan Sa
menonton Video saat pulang dan mengingat
ucapa Hye Jun "Mau berpacaran denganku?" Ia tak percaya kalau Dialog itu dimaksudkan untuk membuat orang
berdebar dengan dan mengejek.
“Apa
dialog seperti ini mempan di masa kini, Penulis Bodoh? "Mau berpacaran
denganku?" Pak, tolong kencangkan suara musiknya.” Ucap Tuan Lee kesal.
Di sauna,
mereka pun menonton drama dan sangat senang dengan ucapan Hye Jun “Mau
berpacaran denganku?” Mereka pun memuji pria muda yang keren dan ingin tahu
Siapa namanya. Si wanita lain pikir akan coba cari tahu namanya.
“Namanya
Sa Hye-jun.” ucap Nyonya Lee tiba-tiba ikut gabung dengan dua wanita. Si wanita
pun bertanya apakah mengenalnya.
“Dulu aku
mengenal dia saat kerja di perusahaan. Saat itu dia model.” Ucap Nyonya Lee
“Rupanya
dulu dia model. Pantas saja dia terlihat berbeda.” Kata wanita senang
“Semua
orang menyukainya. Dia baik dan sopan.” Ucap Nyonya Lee bangga. Dua wanita
langsung mendekat dan ingin tahu lebih tahu tentang Hye Jun.
“Aku
merasa terbebani jika kau melihatku seperti itu.” Ucap Nyonya Lee si Si wanita
meminta agar Beri tahu lebih banyak lagi.
Hye Jun
dan dokter lainya berlari di lorong, lalu sutradara berteriak “CUT” Keduanya pun membungkuk terimakasih karena
sudah selesai syuting. Nyonya Lee pun datang menghampiri Hye Jun karena tahu tak
tonton drama hari ini.
“Aku
berdebar.”ucap Nyonya Lee penuh semangat. Hye Jun mengeluh Jangan berlebihan.
“Kata
ibuku kau tampan. Dia suka karena adeganmu lebih banyak dariku.” Akui lawan
mainnya.
“Tolong
sampaikan rasa terima kasihku.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee pikir Penilaian ibu si
pria itu sangat bagus.
“Aku akan
perlakukanmu dengan baik.” Kata si pria. Nyonya Lee bingung dan bertanya apakah
tak punya agensi
“Kenapa
selalu bersama Hye-jun?” ucap Nyonya Lee heran. Hye Jun mengau mereka selalu
bersama karena sering satu adegan.
“Hye-jun...
Ayo makan. Mari kita bicarakan rencana ke depannya sambil makan... Ayo pergi.”
ucap Nyonya Lee penuh semangat keluar dari set syuting.
“Kenapa
mengikuti kami?” keluh Nyonya Lee pada sipria. Sipria mengaku menuju tujuanya
lalu berjalan lebih dulu. Hye Jun melihat temanya itu menggemaskan.
Hye Jun
menuruni lift membahas kalau Minum susu akan membantu. Nyonya Lee pikirTapi itu membuat gemuk. Hye
Jun tetap meminta dua karton susu. Nyonya Lee mengerti dan tiba-tiba seorang
dokter memanggilnya.
“Apa aku
boleh minta tanda tanganmu?” ucap si Dokter. Hye Jun kaget langsung menatap
Nyonya Lee. Nyonya Lee seperti memperbolehknya.
“Episode
hari ini sangat menarik. Bagaimana hubungan Ji-hun dan Hae-jin? Tampaknya
bertepuk sebelah tangan. Kuharap mereka bisa bersama.” Kata si dokter
“Siapa
namamu?” ucap Hye Jun akan memberikan tanda tangan. SiDokter menjawab Hong
Yu-rin.
Beberapa
saat kemudian, ruangan lobby rumah sakit banyak fans Hye Jun yang berkumpul.
Bahkan beberapa petugas keamanan mencoba menghalangi Hye Jun agar tak terjadi
kericuhan. Nyonya Han pun senang Hye Jun memiliki banyak fans. Hye Jun
memberikan fans service mulai dari foto untuk fans.
Jeong Ha
mengetuk jendela mobil karena Hye Jun yang tertidur. Hye Jun terbangun dan
langsung tersenyum pada pacarnya yang datang. Jeong ha pikir Hye Jun bergadang
padahal syuting drama sudah selesai. Hye Jun memberitahu kalau syuting iklan.
“Kau
pasti menghasilkan banyak uang.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun mengaku belum tahu.
“Kau
mulai terkenal, tidakkah seharusnya Min-jae mengantarkan aktor ke salon?” ucap
Jeong Ha
“Agensi
kami masih kecil. Aku belum punya mobil. Tapi aku akan segera punya mobil,
sedang menyeberang laut. Min-jae pergi rapat karena ada kontrak penting. Apa
sudah terjawab?.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha
menganguk dan mereka pun pergi.
Di sebuah
ruangan, seorang pria bertemu dengan Tuan Lee. Ia mengaku belum lama bekerja
dengan Do-ha,berniat bertemu denganmu dan baru sekarang jadi bisa bertemu. Si
pria mengaku Sejak diiklankan Do-ha,maka penjualan naik dan menjadi bahan
pembicaraan.
“Aku
dapat banyak pujian dari perusahaan. Sayang sekali kontrak akan berakhir.” Ucap
Si pria. Tuan Lee kaget kalau akan Berakhir…
“Jadi, ternyata akan berakhir... Terima kasih. Aku pamit dulu.” Ucap Tuan Lee akhirnya keluar ruangan.
“Itu… Citra perusahaan terlihat gampangan jika terus berganti model.” Komenatr Tuan Lee
“Ya, ada benarnya. Karena ada janji, aku harus masuk kembali.” kata si pria tak peduli. Tuan Lee pun tak bisa berkata-kata.
“Aku datang dengan suasana hati baik dan pulang dengan suasana hati buruk.” Keluh Tuan Lee kesal.
Nyonya
Lee berjalan dilorong melihat Tuan Lee akan keluar hanya berjalan begitu saja.
Akhirnya Tuan Lee menyapa lebih dulu dengan nada tinggi. Tuan Lee pikir kalau merkea bisa menyapa satu
sama lain karean Menyapa dalam situasi apa pun adalah hal mendasar bagi para
manajer.
“Hal
mendasar adalah tak menusuk dari belakang, bukan menyapa. Setelah kau lakukan
itu, bagaimana bisa menyapa seolah tak terjadi apa pun?” ucap Nyonya Lee kesal
“Apa
salahku? Memangnya aku melakukan apa? Karena kau menganggapku sebagai senior
dan mengharapkan bimbingan, aku mengajarimu pengkhianatan yang termasuk dasar
hubungan manusia. Aku memberimu peringatan supaya kau sukses. Kau percaya orang atau tidak?” ucap Tuan Lee
“Percaya,
tapi aku tak percaya padamu.” Tegas Nyonya Lee kesal.Tuan Lee pikir sudah
mengajari Nyonya Lee dengan baik.
“Kenapa
ada di sini?” tanya Tuan Lee. Nyonya Lee mengeluh Tuan Lee yag masih bertanya
“Aku
datang untuk tanda tangan kontrak iklan Hye-jun. Aku minta mereka bayar dia
lebih banyak dari Park Do-ha meski hanya sepuluh won. Kami tak akan tanda tangan
jika tak begitu. Kurasa Hye-jun, aktor kami, berhasil menjadi terkenal.” Ucap
Nyonya Lee bangga
“Aku ragu
mereka mau lakukan itu.”kata Tuan Lee. Nyonya Lee pikir Mau atau tidak, itu
bukan urusan Tuan Lee dan bergegas masuk.
Jeong Ha
baru saja sampai salon dan menerima telp dari ibunya. Ibunya memberitahu kalau
Ibu akan mampir ke kantornya nanti malam karena Da-on ke rumah neneknya sampai
akhir pekan. Jeong Ha mengaku Tak bisa
karena ada janji.
“Batalkan.
Ibu akan ke sana. Kita sudah lama tak bertemu.” Ucap ibunya egois
“Bagaimana
bisa aku batalkan janji? Datang saja lain kali.” Ucap Jeong Ha
“Orang-orang
iri pada ibu karena punya putri. Ibu malang sekali.” keluh Ibu Jeong Ha
“Aku di
depan… Aku di depan kantor.” Kata Jeong Ha lalu menutup telpnya. Hye Jun
bingung dan bertanya dengan tatapanya.
Jeong Ha
mengaku Ibunya tak tahu aku berhenti
kerja di perusahaan. Hye Jun pikir mereka bisa batalkan janji dengan yang lain
nanti. Jeong Ha menolakn dan akan masuk lebih dulu jad Hye Jun Masuklah sepuluh
menit lagi. Hye Jun mengajak masuk bersama.
“Tidak.
Tak pantas pergi kerja dengan pelanggan.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun pikir Jeong
Ha dan Hae-hyo begitu.” Ucap Jeong Ha
“Hubungan
kita berbeda.”kata Jeong Ha. Hye Jun mengaku tak peduli. Tapi Jeong Ha mengak peduli.
“Tapi aku
suka kau tak peduli.”kata Jeong Ha dan akhirnya langsung pamit pergi. Hye Jun
hanya bisa tersenyum.
Akhirnya
Hye Jun masuk salon dan langsung disambung oleh direktur, mengaku sudah melihat nama Hye jun di daftar reservasi jadi sengaja menunggunya.
Beberapa pegawai langsung mengulang kalimat Hye Jun didrama "Mau berpacaran denganku? Boleh
kupukul?"
“Kami
semua menjadi penggemarmu.” Ucap Si pegawai. Hye Jun pun mengucapkan Terima kasih
dan dibawa ke ruangan salon.
Jeong Ha sudah
siap menerima pelanggan. Jin Ju dengan sinis yang satu ruangn memangil Su-bin
karena ada yang sudah habis. Seorang wanita datang ke tempat Jeong Ha mengaku
mau riasan gelap dan mata terlihat besar.
“Mataku
terlihat redup karena tak berkelopak mata. Aku akan lakukan operasi musim panas
ini.” Ucap siwanita.
“Aku tak
punya kelopak mata juga. Aku sering disuruh operasi, tapi aku tak akan
melakukannya. Mata kecil memiliki daya tarik tersendiri. Wajah bisa terlihat
cerah jika memiliki kelopak mata, tapi tak bisa memiliki daya tarik mata tanpa
kelopak.”ucap Jeong Ha. Jin Ju mendengarnya terlihat sinis.
“Apa kau
mau dibuatkan kelopak mata dengan riasan? Silakan lihat dulu. Riasan ini bisa
dibuat kapan pun saat kau menginginkannya. Jadi, kau punya banyak pilihan.”
Ucap Jeong Ha. Si wanita pun meminta agar bisa mencobanya
Di
ruangan lain, Hye Jun baru saja menatap rambutnya dan terlihat lebih rapih.
Jeong Ha baru saja menyelesaikan riasan rambutnya dan bertanya apakah suka
dengan make upnya. Si wanita langsung berteriak marah. mengaku tak suka. Jeong
Ha kaget meminta maaf.
“Apa kau Mau
dirias ulang bernuansa gelap?”ucap Jeong Ha. Beberapa pegawai langung menatap
ke arah Jeong Ha.
“Siapa
yang akan mengganti waktuku? Kau terlalu ikut campur. Kau hanya perlu melakukan
sesuai permintaan! Kau menyarankan dan membuatku goyah. Apa-apaan ini?” teriak
Siwanita marah
“Maafkan
aku. Aku akan melakukan semua permintaanmu.” Ucap Jeong Ha.Direktur pun datang
“Belikan
rumah... Katamu akan melakukan semua permintaanku. Apa kau Bisa melakukannya ? Kenapa
Kau berjanji, tapi tak ditepati? Direktur ada di mana? Suruh Direktur datang ke
sini!” teriak Si wanita marah
“Aku di
sini. Mari ikut denganku.” Ucap Direktur yang sudah ada dibelakangnya. Si wanita berteriak Hiduplah dengan benar.
Semua pegawai pun menatap Jeong Ha.
Jeong Ha
terdiam sendirian di pantry menahan tangis sambil mengaduk tehnya. Hye Jun
melihat dari kejauhan dan ingin mendekat tapi Su Bin langsung menariknya. Hye
Jun seperti tak bisa membiarkan Jeong Ha sendiirian.
“Jika
tahu pacarnya melihat kejadian tadi, perasaannya pasti akan lebih sedih.” Ucap
Su Bin. Hye Jun tak bisa berkata-kata hanay bisa menatap sedih.
Ji A
bertanya pada Hae Na apakah sudah tentukan topik lomba percobaan persidangan.
Hae Na mengaku Belum, dan sudah menemukan beberapa, tapi masih dalam
pembicaraan. Saat itu kakaknya menelp, Hae Hyo meminta gar adiknya Datanglah ke tempat kami jika ada waktu.
“Kami
akan menyelamati Hye-jun.” ucap Hae Hyo. Hae Na heran kakanya yang secara sukarela
mengajakku bergabung
“Pacar Hye-jun juga akan datang. Aku takut dia bosan. Dia bisa bosan jika hanya kami yang berbicara... Aku harus pergi sekarang” ucap Hae Hyo lalu menutup ponselnya.
“Dia
perhatian sekali.”ucap Hae Na heran. Ji A bertanya apakah itu Hae-hyo. Hae Na
kaget Ji Amengenal Hae-hyo?
“ Tentu
saja... Kami berempat sering bermain bersama. Setelah putus dengan Hye-jun, Jin-u
dan Hae-hyo pun menjadi menjauh. Apa Mereka masih sering main bersama?”tanya Ji
A
“Mereka
sibuk, jadi, tak bisa sering main. Hye-jun yang paling sibuk. Dia punya pacar
dan terkenal karena Pintu Gerbang. Mereka hanya bertelepon.” Ucap Hae Na.
“Seperti
apa pacar Hye-jun?” tanya Ji A penasaran.
Bersambung
ke part 3
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar