PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini
Jeong Ha
memasak dan menaruh nasi di mangkuk lalu memanggil ayahnya agar makan. Tuan An
keluar kamar sudah berganti pakaian, dan
melihat menu meja makan bertanya Apa semua ini, Makan daging di pagi hari.
Jeong Ha membenarkan.
“Kau
biasa makan seperti ini, atau kau berlaku baik karena Ayah datang?” tanya Tuan
An
“Keduanya.”
Kata Jeong Ha. Tuan Ah senang karena menurutnya tu Jawaban sempurna dan mengajak untuk mulai
makan.
****
Saat itu
Jeong Ha melihat ponselnya berbunyi lalu mengangkat telp dari Hye Jun. Hye Jun bertanya Apa menelepon terlalu pagi.
Jeong Ha menjawab kalausedang makan dengan Ayah. Tuan An mendengar pembicaraan
anaknya seperti menahan senyum.
“Apa
Ayahmu datang?” tanya Hye Jun. Jeong Ha membenarkan. Hye Jun mengerti alasan
Jeong Ha tak baca pesannya dan berpikir terjadi sesuatu.
“Apa Kau
mencemaskanku?” tanya Jeong Ha dengan senyuman. Hye Jun mengaku sudah tidak.
“Selamat
makan dan bekerja.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha pun membalasnya agar Hye Jun selamat
berkerja.
“Apa Kau
punya pacar?” tanya Tuan An. Jeong Ha membenarkan. Tuan Ah mengaku Meski ingin menanyakan banyak
hal, tapi tak akan bertanya.
“Terima
kasih. Aku beri tahu semua jika sudah saatnya” kata Jeong Ha. Hye Jun pun
menganguk mengerti.
“Sekarang
ayah akan beri tahu alasan ayah ke sini.” Ucap Tuan Ah. Jeong Ha penasaran
Hye Jun
berbicara dengan kakeknya di telp berpsan agar Jangan terlalu gugup dan lakukanlah
dengan natural, Kakek Sa langsung mengucapkan terimakasih. Hye Jun mengeluh Kenapa
kakeknya harus berterima kasih.
“Tentu
aku harus ingat, ini syuting iklan pertamamu. Ya. Hari ini aku bisa pulang ke
rumah. Baik. Semoga lancar.” Ucap Hye Jun lalu menutu telpnya.
Saat itu
ia melihat nama Ji A dilayar ponselnya, Hye Jun pun akhirnya mengangkat dengan
wajah marah. Ji A dengan nada gembira seperti senang karena Hye Jun yang tak
ganti nomor telepon. Hye Jun dengan nada sinis bertanya Ada apa.
“Aku bisa
gila. Sebentar lagi ujian, tapi aku stres sekali.” ucap Ji A. Hye Jun pikir Ji
A selalu melakukannya dengan baik jadi Pasti bisa.
“Kau di
mana? Seperti sedang di luar.”ucap Ji A.Hye Jun mengaku Di lokasi syuting.
“Aku
ingin pergi ke suatu tempat. Dulu aku mengikutimu setiap ada peragaan busana.
Kau ingat?” kata Ji A. Hye Jun pikir Itu masa lalu dan langsung mematikan
ponselnya.
Tuan An
memberikan buku tabungan pada anaknya dan mengaku itu uang yang dikumpulkan
untuk pernikahannya. Jeong Ha hanya bisa terdiam. Tuan Ah menegaskan kalau akan sangat kesal jika Jeong Ha tak menerima
ini. Jeong Ha tetap terdiam.
“Ayah
akan melukis lagi.” Akui Tuan An. Jeong Ha memuji kalau itu Bagus.
“Sebenarnya
sudah lama ayah mulai melukis lagi. Ayah tak bisa beri tahu karena malu. Ayah
akan segera mengadakan pameran.” Ucap Tuan Ah. Jeong Ha tak percaya mendengar
ucapan ayahnya.
“Apa Kau
tahu alasan ayah memutuskan untuk melukis lagi?” tanya Tuan Ah. Jeong Ha
mengaku Tak tahu.
“Ayah
ingin menunjukkannya padamu. Ayah akan berusaha keras sampai akhir. Meski
merusak masa kecilmu, ayah ingin diingat sebagai orang yang menghargai hidup dan
bekerja keras.” Ucap Tuan Ah. Jeong Ha tersenyum mendengar keputusan ayahnya.
Nyonya
Kim memilih baju berpikir Karena ini rapat program mentoring Kooperasi
Industri-Akademi dan memilih kemeja. Tuan Won meminta agar beri kemeja putih
polos. Nyonya Kim pikir kemeja baru langit
juga terlihat bagus.
“Dengarkan
aku. Tak akan rugi mendengarkanku.” Ucap Nyonya Kim. Tuan Kim mengejek apa yakin
soal itu?
“Bagaimana
dengan Hae-hyo? Apa katamu saat drama ini dimulai? Aku sempat menonton. Park
Do-ha jauh lebih menonjol daripada dia Katamu dia akan jadi bintang. Apa dia
sudah jadi bintang, tapi aku tak tahu?” sindir Tuan Won
“Jangan
gunakan sarkasme. Penulis menulis naskah berpusat pada pemeran utama. Begitu
juga sudah cukup bagus.” Kata Nyonya Kim
“ kau bilang
"Cukup bagus"? Selama ini aku menghormati caramu bukan untuk
mendengar itu. Mahakaryamu, Won Hae-hyo, harus melalui pemeriksaan interim. Performa
Hae-na baik.” Kata Tuan Won bangga
“Seharusnya
Hae-hyo sedang kuliah MBA di AS jika mengikuti rencanaku.” Kata Tuan Won
“Apa
gunanya? Dia takkan menjadi profesor atau bekerja di perusahaan. Lebih baik
langsung terjun ke lapangan. Hae-hyo
bisa hidup dengan baik meski berkarier sebagai model dan aktor.” Ucap Nyonya
Kim
“Bagaimana
pendapat Hae-hyo?” tanya Tuan Won. Nyonya Kim terlihat gugup.
Hae Hyo
sedang berhias. Tuan Won masuk kamarnya
mengajak untuk bicara. Hae Hyo mengaku harus pergi. Tuan Won menegaskan Hanya sebentar. Ia menegaskan kalau Sudah
saatnya melakukan pemeriksaan interim. Hae Hyo akhirnya duduk
Tuan Won
melihat berita tentang anaknya [HAE-HYO MENARIK PERHATIAN, HAE-HYO, KENAPA BARU
MUNCUL SEKARANG?] dan melihat bagan WON HAE-HYO, INDIKATOR PERFORMA PRIBADI, KEMAMPUAN
AKTING HAE-HYO DIKRITISI.
“Ayah sudah
menganalisis semua artikel soal drama dan filmmu sampai saat ini.” Ucap Tuan
Won
“Aku tak
tahu Ayah peduli dengan hidupku.” Sindir Hae Hyo. Tuan Won mengaku peduli dengan hidup Hae Hyo karena berhubungan dengan hidupnya.
“Kapan
pergi wajib militer? Berdasarkan hasil analisis ayah, kau harus pergi wajib militer sekarang.” Ucap
Tuan Won. Hae Hyo mengatakan sedang dipikirkan.
“Baguslah
jika kau bisa berpikir.” Kata Tuan Won. Hae Hyo ingin bicara, tapi Tuan Won
menegaskan kalau tak percaya pada anaknya.
“Apa Kau
boneka ibumu? Kau bilang bahwa kau mandiri, tapi kau mengikuti pedoman ibumu.”
Sindir Tuan Won
“Aku begitu
karena tak ingin bertengkar dengan Ibu. Kulakukan semua sebisaku.” Kata Hae Hyo
“Kau
ingin menjadi bintang atau aktor?” tanya Tuan Won. Hae Hyo menjawab aktor.
“Lalu, kenapa
bintangi Tangkaplah? Kau hanya pendukung Park Do-ha. Rupanya ucapan dan
tindakanmu berbeda. Kenapa jadi seperti ini? Ayah membiarkanmu dan ibumu
lakukan sesuka kalian.” Ucap Tuan Won menyindir. Hae Hyo hanya diam saja.
“Kini
kalian harus menunjukkan hasil bahwa pilihan kalian tepat. Atau menyerah.” Kata
Tuan Won.
Nyonya
Kim memasang anting ditelinganya sambil berkomentar suaminya membahas
"Hasil" "Pemeriksaan
interim" Ia pikir ini Konyol sekali karen suaminya tak pernah ada di
proses dan selalu menuntut hasil. Hae Hyo masuk kamar bertanya ada apa
memanggilnya.
“Ucapan
Ayah tak sepenuhnya salah. Ibu sudah bilang. Ibu tak suka Tangkaplah saat baca
naskahnya.” Ucap Nyonya Kim
“Kenapa
kini meributkannya?” keluh Hae Hyo. Nyonya
Kim pikir Harus begitu agar tak
salah memilih lagi.
“Astaga.
Ibu sangat kesal.” Ucap Nyonya Kim. Hae Hyo tak percaya Ibunya lebih kesal dari
dirinya sendiri.
“Ibu
harap kau lebih agresif. Kau terlalu naif. Mungkin karena lingkunganmu baik,
kau jadi tak punya tekad. Apa Kesuksesan Hye-jun tak mendorongmu?” ucap Nyonya
Kim
“Aku tahu,
dia saat ini tak sebesar itu. Namun, ada yang namanya kecenderungan. Kariernya
cenderung naik.”kata Nyonya Kim
“Bagaimana
denganku? Apa Karierku cenderung turun?” tanya Hae Hyo. Nyonya Kim menegaskan kalau anaknya stagnan
dan Grafiknya terus datar.
“Aku
pikir Ibu mendukungku untuk kebaikanku.” Kata Hae Hyo tak percaya dengan sikap
ibunya.
“Apa
ucapanmu saat ibu mendukungmu? Kau menyuruh ibu untuk menjauh. Katamu bisa
lakukan semua sendiri.” Ucap Nyonya Kim
“Aku
melakukan semuanya sendiri.” Ucap Hae Hyo. Nyonya Kim tak percaya kalau anaknya
berpikir seperti itu.
“Tangkaplah
memang tak sebaik yang kupikirkan, tapi berikutnya aku akan menjadi pemeran
utama. Aku belum habis. Tapi Ayah dan Ibu mengomeliku bersamaan. Apa ini tak
berlebihan?” keluh Hae Hyo
“Ayah dan
Ibu tahu bahwa ini adalah masa terpenting dalam hidupmu. Kau harus memutuskan. Pergi
wajib militer sekarang atau ditunda.” Kata Nyonya Kim
“Aku
tunda. Aku tak bisa pergi sebelum buktikan diriku.” Tegas Hae Hyo.
Jeong Ha
datang ke salon bertemu dengan direktur di lobby memberitahu kalau Ada yang
ingin disampaikan. Keduanya duduk diruangan direktur, Jeong Ha langsung
memberikan amplop berisi SURAT PENGUNDURAN DIRI
“Aku
sudah dengar kau akan keluar. Aku sedikit kecewa Kupikir aku memperlakukanmu
dengan baik.” Ucap direktur
“Itu
benar. Terima kasih sudah memperhatikanku.” Kata Jeong Ha yang ingin membuka
salon sendiri.
“Apa Won
Hae-hyo dan Sa Hye-jun akan pergi mengikutimu?” tanya Direktur. Jeong ha
mengaku tak tahu.
“Aku
takkan menahan orang yang mau pergi. Aku tak akan langsung rekrut penggantimu. Beri
tahu aku jika sudah selesai.” Ucap Direktur
“Aku boleh
berbicara dengan Bu Jin-ju sebelum buka, 'kan?” kata Jeong ha meminta izin
“Kau
perlu Bu Jin-ju untuk membereskan masalah?” kata Direktur bisa mengerti.
Di kedai
sandwich, Jeong Ha makan sandwich dengan lahap, Jin Ju dengan sinis apa yang
ingin dibicarakan karena mereka tak senyaman itu untuk makan bersama, Jeong Ha
membenarkan kalau ia berusaha mengatasinya lalu memannggilnya Eonni Jin-ju. Jin
Ju kaget mendengarnya.
“Aku Tak
akan panggil "Bu" lagi. Aku berhenti kerja. Aku mau lebih akrab
karena kini bukan junior di tempat kerja.” Ucap Jeong Ha. Jin Ju tak percaya
mendengarnya.
“Sampai
akhir pun aku tak menyukaimu. Aku tak mau akrab denganmu.” Kata Jin Ju
“Aku juga
tak menyukaimu. Namun, aku akan berusaha. Tingkat kebencian bisa menurun jika
sapaanku lebih akrab, jadi, aku ganti.” Kata Jeong Ha. Jin Ju merasa tak tahan
dan ingin pergi saja.
Jeong Ha
akhirnya memutar video yang didapat dari Su Bin “Kau tahu apa yang baik dari
ini? Aku menjadi bersemangat. Otakku bekerja keras mencari cara untuk
mengusirmu.” Jeong Ha berkomentar “Setelah dilihat, rupanya kau menyedihkan.”
Jin Ju pun akan memukulnya.
“Apa Kau
mengancamku?” ucap Jin Ju sinis. Jeong Ha menegaskan kalau Ada tiga pilihan.
“Putuskanlah
pilihan yang tepat. Pilihan pertama, aku mengirimkan video ini kepada
orang-orang. Pilihan kedua, aku kumpulkan orang-orang dan perlihatkan video
ini. Pilihan ketiga, kau minta maaf padaku. Aku hapus video ini jika kau minta
maaf.” Ucap Jeong Ha
“Bagaimana
aku bisa percaya?” kata Jin Ju. Jeong Ha bertanya balik Bagaimana aku bisa
dipercaya
“Kau bisa
mengatakan hal lain setelah minta maaf.” Kata Jeong Ha. Jin Ju pun hanya bisa
terdiam.
Hae Hyo
sedang olahraga pilates. Do Ha menelp bertanya Apa ada hal baik terjadi. Hae
Hyo mengaku Tidak dan sedang menyenangkan diri sendiri karena suasana hatinya
sangat tak baik karena diomeli Ibu dan Ayah. Do Ha mengaku ingin diomeli.
“Kini tak
ada yang bisa mengomeliku. Lalu kau Sedang apa?” tanya Do Ha. Hae Hyo menjawab Pilates.
“Kau di
mana?” tanya Hae Hyo. Do Ha menjawab Masih di London, lalu mengeluh Hae Hyo
yang Tak lihat media sosialnya.
“Aku
unggah foto pertandingan Son Heung-min.” Kata Do Ha bangga. Hae Hyo mengaku belum
lihat.
“Benar.
Pengikut media sosialmu hampir mencapai satu juta. Kenapa banyak sekali? Aneh.
Kau Bukan siapa pun, tapi sebanyak itu?”sindir Do Ha
“Caramu
bicara sangat indah.” Keluh Hae Hyo. Do Ha dengan bangag memberitahu kalau
Memang cara bicaranya indah.
“Kau
mengenalku dengan baik. Ke mana setelah Pilates?” tanya Do Ha. Hae Hyo menjawab
harus ke salon.
“Apa Kau
masih ke salon itu? Pindahlah ke salon langgananku.” Ucap Do Ha
“Tak mau.
Kau punya kebiasaan memaksa orang lain jika suka sesuatu.” Keluh Hae Hyo. Do Ha
membenarkan.
“Apa Kau
suka Jeong-ha? Makanya tak bisa pindah? Aku beri tahu pengalamanku berpacaran
dengan penata rias…” ucap Do Ha.
“Cerewet
sekali. Apa Kau tak punya teman?”sindir Hae Hyo. Do Ha mengakuTak ada.
“Drama baru
Hye-jun sudah mulai, 'kan? Aku harap dia gagal.” Ucap Do Ha. Hae Hyo meminta
agar Jangan keterlaluan.
“Jujur
saja... Drama kita biasa saja. Apa kau senang jika dia sukses?”kata Do Ha lalu
melihat Tuan Lee datang dan menyudahi telpnya karena harus pergi lebih awal untuk
pemotretan.
Do Ha
mengambil gambar diatas meja, Tuan Lee heran
Kenapa memotret hal seperti itu. Do Ha menegaskan kaauIni gaya media
sosialnya belakangan ini dan Hal seperti ini membuatnya tampak bagus. Ia pikir Karena
dirnya sendiri sudah fantastis, atribut tak perlu berlebihan.
“Jangan
terlalu sering mengunggah. Bisa jatuh dalam sekejap.” Ucap Tuan Lee
memperingati.
“Harus
sering mengunggah foto agar jumlah pengikut meningkat.”kata Jang Gu memberitahu
Tuan Lee
“Apa
pentingnya pengikut yang bisa dibeli dengan uang?” ucap Tuan Lee. Do Ha tak
mengerti maksudnya.
“Ada
perusahaan yang mengurus itu. Asalkan kau bayar, bisa dinaikkan sesukamu. Aku
sempat melakukan itu saat di agensi model.Para model sering gagal karena
popularitas. Tapi Semua itu sudah berlalu.” Kata Tuan Lee lalu beranjak dari
tempat duduknya.
“Apa
Hae-hyo juga menggunakan itu?” tanya Do Ha curiga. Tuan Lee menegaskan kalau Hae-hyo
berada di dunia berbeda dan di luar kekuasaanku.
Hae Hyo
berbicara dengan Sutradara kalau , saat Yi Geon diusir dari istana, mereka
sduah lewati sekitar lima tahun jadi menurutnya harus membuat suasana sedikit
berubah. Sutradara pikir Karena ini drama sejarah, sulit membuat perubahan
jelas.
“Sutradara,
silakan makan patbingsu. Sepertinya dari pacar Hye-jun. Dia sangat cantik.”
Ucap Ass Sutradara datang. Hye Jun bingung karena tak mungkin Jeong Ha
datang. Tapi saat itu Ji A datang.
“Kenapa
ke sini?” ucap Hye Jun sinis. Ji Ah mengeluh Hye Jun masih bertanya karena
datang mendukungnya.
“Kau
sutradara, 'kan? Halo, aku teman Hye-jun. Pasti sulit syuting di cuaca panas.”
Ucap Ji A menyapa. Sutradra pikir Ini pekerjaannya.
“Aku
mahasiswa sekolah hukum. Aku akan masuk firma hukum jika lulus ujian, jadi,
nanti kau akan kuberi diskon.” Ucap Ji A ramah
“Kau
pikir itu salam yang pantas? Kenapa harus bertemu pengacara?” sindir Hye Jun.
“Rupanya
kalian sungguh teman. Tak terlihat ada kasih sayang sama sekali.” komentar
Sutradara.
Ji A
berjalan di atas jembatan, sambil berkomentar kalau udaranya Segar sekali dan
merasa Senang bisa keluar dari Seoul. Hye Jun memperingatakan agar Jangan
lakukan ini lagi karena merasa bersalah pada seseorang saat bersama Ji A.
“Bahkan
pria yang sudah menikah tak akan menjaga jarak sepertimu.” Keluh Ji A
“Apa Kau pikir aku tak tahu? Kau sedang berusaha
mendekat seolah tak ada apa-apa.” Keluh Hye Jun.
“Aku
rindu hal seperti ini. Kau sangat mengenalku dan perkataanmu setajam duri. Aku
senang saat mencabut duri itu. Tampaknya aku aneh. Aku tak bisa melupakan itu.”
Ucap Ji A
“Kau akan
bertemu pria seperti itu lagi.” Ucap Hye Jun. Ji A menegaskan kalau bukan Jung
Ji-a yang dulu.
“Kini aku
bisa berpendapat di depan orang tuaku. Aku juga akan mandiri secara finansial
jika masuk firma hukum.” Kata Ji A
“Aku juga
bukan Sa Hye-jun yang kau kenal.” Tegas Hye Jun. Ji A mengerti kalau mengaku terlalu senonoh
lalu mengajaknya untuk berteman.
“Apa Kau
bisa?” tanya Hye Jun. Ji An mengeluh Hye Jun
pikir ia tak bisa
“Apa
alasan kita putus? Jangan lupa, kau dicampakkan dua kali.” Ucap Ji A sinis.
“Coba
Lihat ini. Kau mengubah sikapmu dan menyerang orang lain karena tersinggung.
Perbaiki sifat temperamentalmu.” Ucap Hye Jun.
“Jangan
katakan apa pun mengenaiku. Itu membuatku berdebar.” Kata Ji A. Hye Jun
menegaskan kalau tak bisa berteman dengannya lalu berjalan pergi.
Nyonya
Lee mengemudikan mobil, memberitahu Hye Jun kalau Butuh sekitar tiga jam hingga
sampai Seoul jadi bisa Tidur. Hye Jun pun akan mulai tidur lalu mendengar suara dari ponselnya. Nyonya
Lee mengeluh Siapa itu, padahal Hye Jun
baru saja mau tidur.
“Apa bisa
langsung tidur jika menutup mata?” ucap Hye Jun. Nyonya Lee tahu Hye Jun pasti
lelah karena syuting terus.
“Ini
semua demi kau, bukan orang lain.” Kata Nyonya Lee. Hye Jun tersenyum melihat
pesan dari Jeong Ha.
“Kapan
kau kembali ke Seoul?” tulis Jeong Ha. Hye Jun membalas “Sedang dalam
perjalanan.” Dan saat itu Jeong Ha menelp.
“Tadi ada
ayahku, makanya menutup telepon seperti itu.” Ucap Jeong Ha Hye Jun bertanya
apakah ayahnya sudah pulang. Jeong Ha menganguk.
“Mendengar
suaramu membuatku rindu.” Ungkap Jeong Ha. Hye Jun pikir mereka bisa bertemu.
“Aku
masih harus bekerja. Lagi pula, bertemu di mana? Kini banyak yang mengenalimu.”
Kata Jeong Ha
“Aku akan
ke rumahmu.” Kata Hye Jun. Jeong Ha tersenyum karena ada cara seperti itu.
“Aku akan
beri tahu sandi rumahku. Tunggulah di tempatku.” Kata Jeong Ha.
Su Bin
memangil Jeong Ha kalau Hae-hyo sudah datang. Jeong Ha memberitahu kalau harus
pergi karena Pelanggannya datang yaitu Won Hae-hyo. Hye Jun mengerti.
Nyonya
Lee mengemudikan mobilnya lalu berhenti ditengah mengatakan tak antar ke depan
rumah Jeong-ha. Hye Jun mengerti dan bersiap-siap pergi. Nyonya Lee
memperingatakan Hye Jun agar Jangan sampai kalian difoto saat berpelukan di
luar. Hye Jun mengeluh mendengarnya.
“Aku
berbicara sebagai CEO Jjamppong Entertainment, Lee Min-jae. Kau Tak boleh ada
skandal. Banyak yang memperhatikanmu.” Ucap Nyonya Lee memperingatkan
“Kurasa belum
sampai tahap itu, tapi aku akan berhati-hati. Jeong-ha kesulitan jika masuk
berita.” Kata Hye Jun. Nyonya Lee mengeluh kalau itu Menyebalkan.
“Kau Pulang
dan istirahatlah. Aku pulang sendiri.”ucap Hye Jun. Nyonya Lee menganguk
mengerti.
Jeong ha
datang melihat Hae Hyo yang sudah menunggu dengan wajah lesu. Ia pun bertanya
apakah Hae Hyo lelah. Hae Hyo mengaku sangat sengsara. Jeong Ha bercanda kalau
Hae Hyo tak suka menu makan siangnya. Hae Hyo mengeluh Jeon Ha yang tak serius.
“Kenapa
tiba-tiba murung? Kau membuatku malu.”ucap Hae Hyo melihat Jeong Ha yang hanya
terdiam wajah bingung.
“Pak Won,
aku akan lakukan yang terbaik untuk memberi riasan yang kau sukai.” Ucap Jeong
Ha ramah
“Aku
hanya pelanggan bagimu?” keluh Hae Hyo. Jeong Ha merasa apa pun yang dilakukan
akan membuatnya marah.
“Lebih
baik kau marah padaku.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo mengaku Bukan karena ada hal
buruk terjadi.
“Aku
merasa lebih baik. Ada perhatian.” Kata Hae Hyo. Jeong Ha tahu kalau Hae Hyo
ingin diperhatikan
“Aku
oleskan toner yang penuh dengan perhatian.” Ucap Jeong Ha sambil bercanda. Hae
Hyo yang mendengarnya pun tersenyum.
Hye Jun pun berjalan masuk ke dalam rumah Jeong Ha dan saat itu ada paparazi yang mengambil fotonya.
Hae Hyo
membuat wawacaran dengan Nona Kim. Nona Kimbertanya Siapa aktor yang paling
dekat dengannya. Hae Hyo langsung menjawab
Sa Hye-jun. Nona Kim tak percaya Hae Hyo langsung menjawab tanpa ragu
dan bertanya-tanya Apa Park Do-ha tak akan kecewa?
“Saat
wawancara, Do-ha memilihmu sebagai teman terdekatnya.” Ucap Nona Kim
“Hye-jun
teman dekatku sejak SD.” Jawan Hye Jun. Nona Kim ingin tahu apa Karena latar
belakang dan hobi yang sama.
“Bukan
karena itu. Keadaan ekonomi keluarga Hye-jun termasuk sulit. Namun, apa tak ada
pertanyaan mengenaiku?” tanya Hae Hae
“Sebenarnya
aku sangat mengenal ibumu. Aku mendengar banyak mengenaimu Aku akan tulis
artikel dengan baik. Ayo Foto lebih banyak lagi. Bukankah atap kantor cukup
bagus?Kuharap ada foto di luar ruangan.” Ucap Nona Kim
Hae Hyo
hanya bisa menghela nafas. Jeong Ha yang ikut menunggu melihat Sepertinya sudah
selesai. Manager pun mengantar Hae Hyo untuk ke atap buat foto. Jeong Ha berdiri membaca pesan Hye Jun “Apa
aku boleh buka kulkas?” Hye Jun pun membuka kulkas mengeluarkan bahan makanan.
Semua
komputer dimatikan, Mereka pun akan
segera pulang. Nona Park berjalan mendekati Gyeong Jun dan ebrtanya Kapan akan
berikan tanda tangan adiknya sambil mengeluh kalau ia harus menanyakan ini
secara langsung.
“Aku
menahan untuk tak bertanya berkali-kali.” Keluh Nona Park. Gyeong Jun mengaku
adiknya terlalu sibuk belakangan jadi Sulit bertemu dengannya.
“Kau
beruntung, Pak Sa. Dia membintangi banyak iklan. Dia selalu muncul di TV dan
bioskop.” Komentar temanya.
“Tidak.
Itu tak ada hubungannya denganku.” Kata Gyeong Jun. Temanya mengeluh Gyeong Jun
berpikir seperti itu karena ia kakaknya bahkan kakak satu-satunya.
“Dia tak
berguna meski dia kakaknya. Jadi Dia tak bisa beri aku tanda tangan” sindir
Nona Park
“ Bu
Park, aku akan mintakan untukmu.” Kata Gyeong Jun. Nona Park pikir kalau Gyeong
Jun melakukan bagaimana dengan
kekesalannya.
“Aku
traktir.” Kata Gyeong Jun. Temanya langsung mengucapkan Terima kasih.
“Di depan
ada restoran sup boga bahari baru. Mari kita ke sana.” Kata Temanya.
Nona Park langsung menganguk setuju.
Gyeong Jun mengeluh kalau dianggap "Kita"
Temanya
lain datang bertanya pada Gyeong Jun apa tahu Charlie Jung, Gyeong Jun seperti
tak tahu. Temanya memberitahu kalau Dia desainer pria terkenal dan ingin tahu
apakah Adiknya pernah bilang sesuatu. Gyeong Jun mengaku Tidak.
“Rupanya
begitu. Bajingan seperti ini tak bisa dibiarkan. Coba lihat ini.” Ucap Temanya
menujukan ponselnya.
“Katanya
dia berpacaran dengan Charlie Jung. Apa ini masuk akal?” ucap Temanya
memperlihatkan gosip Hye Jun.
“Dia
membuatku kesal. Kenapa beri tahu jika tak masuk akal?” keluh Gyeong Jun kesal
“Ada juga
komentar seperti ini. Lihat ini. Katanya dia suka pergi ke kelab malam.
Terutama kelab untuk gay.” Kata temanya. Gyeong Jun berteriak kesal. Temanya sampai
kaget mendengarnya.
“Dia tak
pergi ke kelab malam.” Ucap Gyeong Jun. Temanya heran melihat Gyeong Jun yang
marah.
“Apa
tujuanmu menunjukkan ini? Kau ada tujuan, 'kan? Berpura-pura cemas, padahal
sebenarnya berpikir "Di mana ada asap, pasti ada api." Ucap Gyeong
Jun marah
“Aku tak
mengira kau sangat emosional.” Ucap temanya. Gyeong Jun puns baru sadar Kenapa
bersikap seperti ini.
“Aku
mantan asisten instruktur di Pusat Pelatihan. Julukanku Tukang Serang karena
suka menyerang. Jangan salah paham. Omelan, bukan kekerasan. Namun, kenapa kali
ini aku ingin memukul?” ucap Gyeong Jun kesal
“Pak
Tukang Serang, aku tak ikut makan malam.” Ucap si pria. Gyeong Jun pikir
itu Pemikiran yang bagus.
“Bagaimana
bisa tahu adikmu melakukan apa saja? Diberi tahu malah mengeyel.” Ucap Temanya
kesal. Gyeong Jun hanya bisa menatap sinsi dan curiga
Hye Jun
sudah memasak sup di rumah sementara Di dalam lift. Jeong Ha terlihat bahagia
dan terus menatap jam tanganya. Hae Hyo mengeluh kalau Paginya dimulai dengan
suasana hati yang buruk sampai sekarang dan mau menutup dengan kesenangan.
“Makanlah
sesuatu yang enak dengan manajermu. Protein untuk hidangan utama dan hidangan
penutup manis. Pasti akan merasa lebih baik.” Ucap Jeong Ha
“Apa Kau
tak berniat melakukannya denganku?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha meminta maaf karena
harus pulang.
“Apa
rumahmu begitu nyaman? Kau berutang budi padaku. Bayar hari ini.” Ucap Hae Hyo
“Hari ini
tak bisa. Mengertilah. Sebagai gantinya, aku bayar dua kali lipat. Itu bagus,
'kan?” ucap Jeong Ha penuh semangat.
“Apa Hye-jun menunggumu di rumah?” tanya Hae Hyo curiga. Jeong Ha membenarkan.
“Apa Kau
memberitahu sandi rumahmu?” tanya Hae Hyo tak percaya. Jeong Ha hanya menjawabb
berharap hari Hae Hyo ditutup dengan kesenangan.
“Kau
harus bertekad. Tetap tersenyum meski tak bisa senyum. Aku pamit.” Ucap Jeong
Ha sebelum pergi meninggalkan gedung.
“Apa aku
boleh ikut? Aku rindu Hye-jun juga.” Ucap Hae Hyo menahan tangan Jeong Ha.
“Sungguh
maafkan aku. Kita bisa makan bersama jika di tempat lain. Namun, ini di rumah.
Rumah terlalu…” kata Jeong Ha
“Lupakan.
Kau jahat.” Rengek Hae Hyo. Jeong Ha berjanji akan membayar dua kali lipat.
“Aku
antarkan. Kau pasti ingin cepat bertemu.” Ucap Hae Hyo. Jeong Ha pun
mengucapkanTerima kasih.
***
Jin u
sibu menatap laptopnya memberitahu kalau Sedikit lagi selesai. Hae Na pikir Jin
U bisa Kerjakan perlahan. Keduanya terlihat penuh rasa bahagai karena bisa
bersama. Saat itu Hae Hyo menelp dan Ji U pun mengangkatnya.
“Aku mau
minum miras.” Ucap Hae Hyo. Ji U mengaku belum selesai kerja melirik ke arah Hae
Na
“Kau mau
menolakku juga?” keluh Hae Hyo. Hae Na melirik pada Jin U.
****
Bersambung
ke part 2
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar