PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini
Nyonya
Lee bertanya keberadan Hye Jun, Hye Jun menjawab sedang ada Tempat parkir dan telat
karena latihan fisik. Ia pun ingin tahu apakah sudah tanya sutradara kapan
syuting dimulai Nyonya Lee menjawab Mulai bulan depan.
“Kau mau langsung
kerja, Pekerja Keras Sa?” ejek Nyonya Lee. Hye Jun memberitahu kalau suka bekerja.”
“Aku akan
lakukan sampai membencinya. Aku naik sekarang.”kata Hye Jun lalu turun dari
mobil. Saat itu telpnya berdering
“Halo.
Aku Sersan Lee Jin-yeong dari Divisi Investigasi Kriminal Kantor Polisi Gangnam
di Seoul. Kau benar Sa Hye-jun, 'kan?ucap Polisi Lee. Hye Jun membenarkan.
“Aku menelepon
untuk memintamu menghadiri penyelidikan sebagai saksi atas kematian Charlie
Jung.” Ucap Polisi Lee. Hye Jun terlihat sangat shock mendengarnya dan tanganya
pun lemas.
“Aku tadi
tak dengar jelas. Kau dari kantor polisi mana?” tanya Hye Jun memindahkan
posisi telpnya.
“Ini
rumah di Nonhyeon-dong, Gangnam. Polisi memasang garis polisi dan sedang sibuk
bergerak. Di tempat ini Charlie Jung, desainer terkenal Korea, dengan nama asli
Jung Jin-su, ditemukan meninggal pagi ini.”
Hae Hyo
menonton berita dan lansung menelp Hye Jun apakah sudah lihat berita Pak Jung.
Hye Jun menjawab belum dan sedang ke kantor polisi untuk diselidiki sebagai
saksi. Ia mengaku Beberapa hari lalu ada panggilan tak terjawab darinya. Hae
Hyo mengerti.
“Kau
pasti kaget.” Ucap Hae Hyo. Hye Jun sambil mengemudi mengaku sangat Kaget
sekali.
“Nanti
aku akan ke rumah duka. Bagaimana denganmu?” tanya Hye Jun.
Nyonya
Han melihat harga baju yang ada dipatung dan hanya bisa melonggo karena
harganya 1 juta lebih. Nyonya Kim baru
saja keluar dari kamar ganti bertanya tentang dressnya. Nyonya Han memuji Cantik.
Nyonya Kim mengeluh kalau itu jawaban tak tulus.
“Kenapa
kau tak memilih?”ucap Nyonya Kim. Nyonya Han mengaku tak pernah beli baju di
mal.
“Sekarang
berbeda dengan dulu. Kau ibunya Sa Hye-jun.” ucap Nyonya Kim dengan suara
nyaring.
“Sa
Hye-jun? Kau ibunya Sa Hye-jun?” ucap seorang pegawai bersemangat. Nyonya Han
pun membenarkan. Si pegawai terlihat senang langsung menyapa dengan ramah.
“Aku akan
carikan baju yang cocok untukmu.” Ucap si pegawa. Nyonya Han mengaku Hari ini datang bukan untuk beli baju, tapi
menemani temannya.
“Ae-suk!
Aku bukan temanmu. Aku adiknya. Meski bukan adik kandung, keluarga kami sudah
seperti saudara.” ucap Nyonya Kim. Si pegawai akhirnya menawarkan teh untuk
mereka. Nyonya Han pun hanya bisa diam saja.
Nyonya
Kim membawa banyak tas dan memastikan kalau Nyonya Han sungguh tak akan beli
apa pun, padahal ia adalah ibunya Sa Hye-jun, dan orang-orang akan berpikir
aneh. Nyonya Han pun mengeluh apakah Cara berpakaiannya terlihat lusuh?
“Tak begitu.
Kau tak mau berbelanja?” ucap Nyonya Kim. Nyonya Han pikir Hye-jun menghasilkan uang banyak tak ada hubungannya
dengannya.
“Tentu
berhubungan. Kau orang tuanya.” Ucap Nyonya Kim Nyonya Han yaki Hye Jun pasti
punya rencana untuk keluarga meski tak beri tahu apa-apa.
“Apa Dia
tak katakan apa pun?” tanya Nyonya Kim penasaran.
Flash Back
Hye Jun
datang menemui ibunya yang sedang mencuci piring, Nyonya Han bertanya apakah
ingin diambilkan sesuatu.Hye Jun bertanya Berapa utang keluarga mereka. Nyonya
Han terlihat shock.
“Bilang
saja mau pindah rumah.” Ucap Nyonya Kim akhirnya duduk diacafe dengan Nyonya
Han.
“Aku tak
tahu berapa penghasilan Hye-jun. Pindah ke dekat rumah Hae-hyo. Kau Bisa jika
pakai uang Hye-jun. Suruh Yeong-nam lunasi utangnya sendiri. Kenapa anak yang
melunasi?” ucap Nyonya Kim
“Itu
maksudku. Kenapa aku harus mencari tahu penghasilan Hye-jun? Aku tak mau bahas
uang sedikit pun dengannya.” Ucap Nyonya Han.
“Kau
boleh melakukannya. Tapi Yeong-nam yang tak pantas.” Kata Nyonya Kim.
Tuan Sa
sibuk melihat peta dan menunjuk gambar I ruang direktur, lalu akan dibangun ruang persediaan Dan sisanya dibuat
ruang terbuka, jadi ini akan cepat selesai. Tuan Kim melihat Tuan Sa yang tersenyum
lebar saat berbicara.
“Sudah
kubilang. Karier Hye-jun kali ini berbeda.” Ucap Tuan Kim. Tuan Sa juga mengaku
tak sangka akan sesukses ini.
“Yeong-nam,
penderitaanmu berakhir. Sekarang kau bisa andalkan anakmu. Sementara pagi ini,
Jin-u minta uang 100.000 won. Dia bekerja, tapi penghasilannya tak cukup.”
Keluh Tuan Kim
Saat itu
dua teman lainya datang menyapa keduanya,
mereka pun memberikan selamat pada Tuan Sa dan ingin tahu Apakah akan
segera pindah. Teman yang lain yakin
Tuan Sa pindah karena Hye-jun sudah
menjadi bintang.
“Tolong
traktir lagi malam ini.” Ucap Si pria. Tuan Sa hanya bergumam kalau temanya itu
datang karena ada maunya.
“Hei! Dua
hari lalu dia sudah traktir.” Ucap Tuan Kim kesal. Temanya pikir Hari ini hari
yang berbeda.
“Jika
menghasilkan banyak uang, harus dikeluarkan agar dapat lebih banyak.” Ucap
Temanya. Tuan Sa pun hanya bisa mengumpat dalam hati.
“Itu uang
Hye-jun, bukan uangku.” Ucap Tuan Sa. Tuan Kim tak percaya kalau Hye-jun belum
beri uang saku padaayahnya.
“Tak
boleh begitu. Dia menghasilkan banyak uang.” Kata Tuan Kim. Tuan Sa tak ingin
membahasnya dan memilih untuk mentraktir
dan mereka minta Di bawah 5.000 won.
“Tak perlu.
Ayo makan set menu 50.000 won.” Ucap Tuan Sa. Mereka pun langsung setuju untuk
makan daging.
Di rumah,
Nyonya Kim melihat foto anaknya #PENGHARGAAN AKTOR TERBAIK #SELAMANYA #SAMPAI
JUMPA #2019 dan membaca komentar [Jangan berlagak dekat dengan Hye-jun. HYE-JUN
TAK PERNAH MENCERITAKANMU APA KALIAN SUNGGUH DEKAT?]
“Kata
siapa berlagak dekat?” ucap Nyonya Kim marah dan saat itu Hae Hyo keluar dari
kamarnya.
“Apa kau
akan Pergi ke rumah duka?” tanya Nyonya Kim. Hae Hyo membenarkan pergi ke
tempat Charlie Jung.
“Tadi
muncul di berita. Kau jarang tampil di peragaan busananya, 'kan?” ucap Nyonya
Kim
“Dia suka
tipe seperti Hye-jun.” ucap Hae Hyo. Nyonya Kim pikir Hye-jun pasti tak pergi.
Hae Hyo memberitahu kalau mereka pergi bersama.
“Siapa
manajernya? Ada banyak komentar jahat mengenai dia dan Charlie Jung. Bisa timbul
masalah jika dia datang.” Ucap Nyonya Kim sinis
“ Itu karena
Hye-jun sedang terkenal. Untuk apa memikirkannya? Dia tak seperti itu.” Kata
Hae Hyo santai.
“Bahkan
hatimu terlalu baik. Apa Kau sungguh tak merasa apa pun? Meski teman, dia
sainganmu. Belakangan ini, ibu tak bisa tidur karenamu. Kau seharusnya menang
Pendatang Baru Terbaik. Ibu tak berkutik di depan ayahmu.” Keluh Nyonya Kim.
“ Apa kau
Mau tahu hal yang buat Ibu makin tak bisa tidur?” ucap Hae Hyo. Nyonya Kim
ingin tahu apa
“Aku akan
main drama bersama Hye-jun.” kata Hae Hyo marah. Nyonya Kim bertanya. Siapa
yang izinkan.
“Aku,
seperti biasa.” Ucap Hae Hyo. Nyonya Kim kesal
karena anaknya keliru berpikir ini semua keputusannya.
“Ibu
selalu ada pada saat penting. Kau tahu apa yang ibu lakukan karena kau ingin
main Tangkaplah ?” ucap Nyonya Kim marah.
Flash Back
Nyonya
Kim menemui Tuan Lee dikantornya. Tuan Lee tahu Nyonya Kim yang bilang datang
untuk minta maaf, tapi malah hanya diam saja. Nyonya Kim mengaku sudah berusaha
memikirkannya, tapi tak ingat perkataannya. .
“Kau
mengatakan banyak hal dan satu yang masih teringat sampai sekarang, "Pengeksploitasi
anak-anak lugu". Namun… apa kau sungguh ingin permintaan maaf?” ucap Tuan
Lee menyindir.
“Setelah
aku cari tahu, kau bukan orang yang mudah tersinggung. Aku mau lebih akrab denganmu.
Aku menjadikan permintaan maaf untuk bertemu lagi.” Kata Nyonya Kim
“Aku suka
kau berkata seperti ini.” Ucap Tuan Lee. Nyonya Kim ingin tahu mau apa darinya.
“Koneksi,
investor, dan sedikit kebaikan darimu.” Kata Tuan Lee.
Nyonya
Kim keasl tak ada alasan ia berhadapan dengan Tuan Lee jika bukan karena
anaknya. Hae Hyo menegaskan terpilih di
Tangkaplah karena Park Do-ha meminta sutradara Bukan karena Lee Tae-su. Nyonya
Kim pikir dianggap sudah tertipu.
“Apa Kau
tahu berapa banyak investor yang ibu kenalkan pada dia?” ucap Nyonya Kim kesal
“Seharusnya
Ibu bilang padaku. Ini yang perlu kau tahu. Ibu bahkan melakukan hal yang ibu
benci untukmu. Kau terpilih main Orang Biasa karena ibu terlibat saat sutradara
dan staf memilih antara kau dan Hye-jun.” ucap Nyonya Kim marah
“Lalu
pengikut media sosial yang kau banggakan…” kata Nyonya Kim. Saat itu Hae Na baru saja keluar dari kamarnya.
“Kalian
seperti sedang bicara sesuatu yang serius. Aku pergi dulu.” Ucap Hae Na.
“Kau Mau
ke mana? Ini libur semester.” Ucap Nyonya Kim curiga. Hae Na menjawab Belajar.
“Ada apa
dengan pengikutku?” tanya Hae Hyo. Nyonya Kim tak ingin membahasnya dan meminta
agar melupakan saja.
“Pekan
depan, kau ada kencan buta.” Ucap Nyonya Kim. Hae Na kaget dan langsung
menolaknya.
“Ibu sensitif belakangan ini. Cukup Hae-hyo yang membuat ibu emosi. Tak ada satu pun hal yang kau miliki didapat dengan kemampuan sendiri. Ketahuilah kenyataannya.” Ucap Nyonya Han langsung beranjak pergi.
“Aku seperti ini karenamu.” Keluh Hae Na. Hae Hyo yang frustasi yakin kalau Kencan buta itu pasti terjadi.
“Kau tak punya pacar. Setidaknya, kau dengarkan Ibu.” Ucap Hae Hyo. Hae Na pun tak bisa berkata-kata karena tak bisa memberitahu kebenaranya.
Polisi
melihat RIWAYAT TELEPON, Hye Jun memberitahu kalau sudah setahun lebih tak
bertemu mendiang. Polisi pun ingin tahu alasan Tuan Jung meneleponnya. Hye Jun
bertanya apakah polisi belum memeriksa kotak pesan. Polisi pun akhirnya hanya
bisa terdiam.
Hye Jun
melihat Nyonya Lee menelp dan meminta izin agar bisa terima telepon sebentar.
Polisi pun mempersilahkan. Nyonya Lee heran aakah Terjadi sesuatu dan kenapa
tak naik. Hye Jun memberitahu kalau sedang di kantor polisi.
“Charlie
Jung meninggal dan aku diselidiki sebagai saksi.” Ucap Hye Jun sambil memijat
kepalanya.
“Kau ke
sana sendirian? Kau.. Kenapa pergi tanpa membicarakan hal sepenting itu
denganku?” ucap Nyonya Lee kaget.
“Aku Hanya
terpikirkan harus pergi secepatnya.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee pikir Hye Jun tak
tahu.
“Komentar
jahat tentangmu semuanya berhubungan dengan dia.” Ucap Nyonya Lee
“Namun,
itu tak benar.” Ucap Hye Jun santai. Nyonya Lee ingin tahu Kapan selesai?
“Ini Baru
saja dimulai. Aku dan Hae-hyo akan ke rumah duka setelah ini…” ucap Hye
Jun. Nyonya Lee kesal karena Hye Jun
sudah janji akan rapat dengannya.
“Dengarkan
aku sampai akhir. Pemakaman tak bisa dilakukan sebelum penyelidikan selesai.”
Ucap Hye Jun. Nyonya Lee menegaksan akan ke sana sekarang.
Di depan
KANTOR POLISI GANGNAM, Nyonya Lee datang dengan supir. Sang Supir bertanya Di
mana mobil Hye Jun sekarang. Nyonya Lee marah menyuruh Hye Jun naik dulu dan
tak perlu tanya itu sekarang. Hye Jun menunjuk kalau Ada di belakang.
“Min-jae
menakutkan.” Ucap Si supir dan bergegas pergi ke mobil Hye Jun. Sementara Hye
Jun naik ke dalam mobil. Saat itu Nona Kim melihat dari kejauhan Hye Jun yang
baru saja dari kantor polisi.
Akhirnya
Nyonya Lee membawa mobil van ke parkiran dengan wajah penuh amarah merasa Hye
Jun sudah gila. Hye Jun heran Nyonya Lee yang begitu marah. Nyonya Lee pikir
Hye Jun tak tahu posisinya sekarang, kalau Agensi Hollywood menghubunginya
lagi.
“Agensi
Sutradara Mark James juga menghubungiku. Dia mau bertemu saat berkunjung ke
Korea. Sutradara kelas dunia akan datang menemuimu!!” ucap Nyonya Lee dengan
nada tinggi.
“Apa Itu
lebih penting dari kematian seseorang? Seseorang menghilang dari dunia ini. Apa
Aku harus perhitungkan kerugian? Apa Kau mau aku hidup penuh perhitungan?” ucap
Hye Jun dengan nada sindiran.
“Ya! Aku
harap begitu. Apa Kau tak sadar ada orang yang ingin melihatmu gagal? Kau juga
tahu! Komentar jahat mengenai kau dan dia terus muncul. Kenapa kau beri mereka bahan pembicaraan?” ucap
Nyonya Lee marah
“Memang
ada yang seperti itu, tapi ada juga yang mendukungku.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee
hanya bisa terdiam dan tak bisa menahan air matanya lagi.
“Min-jae.
Aku percaya dengan kekuatan kebaikan. Karena itu, aku menjadi bintang. Lihat
perjalananku menjadi bintang. Ini keajaiban, bukan karena kekuatan manusia.”
jelas Hye Jun
“Aku
mengerti perasaanmu dan berterima kasih, tapi pahamilah keinginanku untuk
berikan salam terakhir pada Pak Jung.” Jelas Hye Jun
“Apa
Harus menjadi sebaik itu?” keluh Nyonya Lee. Hye Jun langsung mengambil tissue.
“Hatimu
terlalu rapuh. Bagaimana ini? Jika begini, kau bisa melindungi Sa Hye-jun, si
bintang baru? Bukan begitu?” ejek Hye Jun. Nyonya Lee yang kesal meminta Hye
Jun agar menjauh darinya.
“Jika
reporter melihatmu…” kata Nyonya Lee. Hye Jun mengaku benci memikirkannya.
Di
ruangan, Tuan Lee melihat berita [DESAINER TERNAMA, CHARLIE JUNG DITEMUKAN
MENINGGAL DI RUMAHNYA. KEMUNGKINAN BUNUH DIRI] Wajahnya seperti merasakan kalau
rencananya tak berhasil. Nona Kim pun datang menyapa Tuan Lee.
“Astaga.
Belakangan ini wajahmu makin bersinar. Apa rahasiamu? Apa karena kau disorot
kamera terus?” ejek Tuan Lee.
“Posisi
itu masih belum tetap. Para senior mempertahankan posisi mereka. “ ucap Nona
Lee merendah
“Kemampuanmu
paling hebat. Kau tulis berita eksklusif lagi.” Puji Tuan Lee
“Meski
begitu, aku seorang karyawan. Aku harap bisa memiliki unit apartemen kecil.”
Kata Nona Kim
“Kau
pasti bisa segera membelinya. Kau bisa keluar dan buat kanal YouTube.
Perusahaan kami mengelola selebritas daring juga.” Ucap Tuan Lee. Nona Lee
mengeluh dianggap Selebritas.
“Aku mau
seperti itu, tapi mustahil.” Ucap Nona Kim. Tuan Lee tersenyum mengaku kalau
suka Nona Lee yang jujur.
“Mungkin
itu alasan aku beruntung. Aku lihat Sa Hye-jun di kantor polisi. Dia diselidiki
sebagai saksi.” Ucap Nona Kim .
“Rupanya
ini alasanmu mau bertemu.” Kata Tuan Lee tersenyum. Nona Kim tahu Tuan Lee mengenal Sa Hye-jun melebihi
siapa pun.
“Terlebih
lagi, kau manajernya saat dia menjadi model.” Puji Nona Kim. Tuan Lee bertanya
Apa yang ingin diketahui
“Apa
Charlie Jung dan Sa Hye-jun pernah berpacaran?” tanya Nona Kim. Tuan Lee tak
percaya Nona Lee yang langsung ke intinya.
Tuan Lee
bertanya Nyonya Kim Mau dijawab seperti apa. Nona Lee meminta agar Sedramatis
mungkin karena mau menjadi penulis drama nanti.
Di rumah,
Hae Hyo berganti pakaian menelp seseorang memberitahu kalau Janjinya dibatalkan
akan menghampirinya. Di sebuah tempat seperti banyak anak remaja yang sedang mempelajarai
semua hal. Hae Hyo datang menemui Jeong Ha yang sudah menunggu.
“Maaf
menyuruhmu datang ke sini.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo tahu Jeong Ha yang sibuk,
jadi ia yang harus hampiri.
“Kau Mau
makan apa?” tanya Jeong Ha. Hae Hyo bertanya apakah Jeong Ha akan mengajar di
sini. Jeong Ha membenarkan.
“Katakan
alasan kita bertemu sebelum makan. Kau Mau bicara apa?” ucap Hae Hyo
“Aku
selalu berterima kasih padamu.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo mengejek itu Sikap yang bagus.
“Seperti
yang kau tahu, aku buka salon sendiri. Namun, klienku tak banyak.” Ucap Jeong
Ha. Hae Hyo ingin tahu kelanjutanya.
“Kau
terlihat senang! Karena kau kurang klien, aku menjadi penyelamatmu, 'kan?” ucap
Hae Hyo bangga
“Karena
itu, aku akan merelakanmu.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo kaget ingin tahu alasanya.
“Kurasa
aku akan mati kelaparan jika puas dengan klien yang ada. Riasan pria monoton
dan membosankan. Riasan wanita jauh lebih detail dan hasilnya terlihat lebih
dramatis.” Ucap Jeong Ha
“Bagi
pria, penataan rambut lebih penting dari riasan.” Kata Hae Hyo. Jeong Ha membenarkan.
“Aku tahu
kalian selalu memanggilku untuk merias di luar karena memikirkanku, tapi aku
mau berhenti.” Ucap Jeong Ha.
“Apa kau
Mau berhenti selamanya?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha mengaku Bukan begitu, tapi tak
selalu siap seperti sekarang.
“Aku Hanya
akan melakukan di acara tertentu. Itu pun jika kalian mau. Aku beri tahu kau
lebih dulu, dan belum beri tahu Hye-jun.” ucap Jeong Ha
“Pertama-tama,
aku suka diberi tahu lebih dulu.” Ucap Hae Hyo. Jeong ha mengaku suka karena
Hae Hyosudah merelakannya sebelum ia yang merelakan Hae Hyo.
“Terima
kasih.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo heran Jeong Ha yang bisa tahu
“Aku dapat
banyak perhatian dari kalian. Aku menutup mata karena keadaan selama ini, tapi
jika diteruskan, aku akan terlalu bergantung.” Ucap Jeong Ha.
“Apa Bergantung
itu buruk?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha menegaskan kalau itu buruk.
“Seiring
waktu, kau menjadi tak bisa hidup tanpa orang itu.” Kata Jeong ha. Hae Hyo
pikir itu bagus. Jeong ha mendengar resppon Hae Hyo berpikir kalau ini seperti
Di film horor.
Jeong Ha
masuk ke ruanga yang sudah banyak anak remaja duduk menunggu pelajaran make up
artis.
“Halo..
Aku penata rias, An Jeong-ha, yang akan mengajar hari ini. Apa Kalian sudah
ikut tes bakat di Perencanaan Karier?” tanya Jeong Ha. Semua menjawab sudah.
“Kalian
di sini karena cocok dan ingin menjadi penata rias?” tanya Jeong Ha. Sebagian
menjawab ya dan yang lainya mengaku hanya ingin datang bahkan bosan.
“Aku
minta kalian beri pertanyaan sebelum datang ke sini. Pertanyaan yang paling
banyak ditanyakan, "Kenapa ingin menjadi penata rias?" Saat aku kelas
dua SD, ibuku selalu memakaikan losion jika aku keramas sebelum pergi sekolah.”
Cerita Jeong Ha.
“Aku suka
sentuhan ibuku saat memakaikan losion karena terasa hangat. Aku ingin berbagi
perasaan ini kepada orang lain.” Ucap Jeong ha lalu menunjukan dua foto setelah
dan sebelum make up yang berbeda.
“Menurutku,
penata rias adalah pekerjaan yang bisa membuat wajah lebih cantik, sekaligus
menenangkan hati.” Ucap Jeong Ha.
Nona Park
memajang foto Hye Jun, diatas meja dengan tanda tangan lalu mengangkat telp
dari manager. Ia pun pergi menemu Gyeong Jun memberitahu kalau Wakil Direktur
ada di sini dan ingin bertemu dengannya.
“Ada apa?”
tanya Gyeong Jun bingung. Nona Park mengangkat bahunya karena tak tahu.
Akhirnya
Nona Park membawa Gyeong Jun ke sebuah ruangan memberitahu Gyeong Jun datang,
yaitu Kakaknya Sa Hye-jun. Wakil direktur menyapa Gyeong Jung mengaku senang
bertemu dengannya.
“Ternyata
ada orang seperti ini di bank kita. Kami dalam proses menjadikan Sa Hye-jun
model bank kita. Sa Hye-jun memiliki rekening di bank kita, 'kan?” ucap wakil
direktur. Gyeong Jun hanya bisa terdiam.
“Tentu
saja. Dia pernah datang untuk ditraktir makan sebelum terkenal. Pak Gyeong-jun
beri aku tanda tangannya.” Ucap Nona Park
“Dia pasti
nasabah VIP di bank kita. Dia syuting banyak iklan. Kenapa tak pertemukan aku dengannya?” kata
wakil direktur. Gyeong Jun hanya bisa
tersenyum.
Nona Park
pikir Gyeong Jun sudah dengar tadi dan ingin
Kapan buat janji makan bersama Sa Hye-jun. Gyeong Jun mengeluh Kapan ia bilang akan buat janji. Nona Park
pikir Gyeong Jun yang tak mengatakan tidak. Gyeong Jun pun memilih untuk pamit
ke toilet lebih dulu.
“Sa
Gyeong-jun, harta berharga bank kita, selamat berjuang! Semangat!” ucap Nyonya
Park
“Ada apa
dengannya? Aku tak bisa hidup seperti ini.” Keluh Gyeong Jun kesal.
Manager
sedang berbicara di telp memberitahu kalau sedang membuat PDF juga jadi bisa
Dipakai saat menuntut jika dikirim. Nyonya Lee menegaskan kalau ini Peperangan
dengan komentar jahat tapi bukti Hye Jun sudah menjadi bintang.
“Belakangan,
para penggemar Park Do-ha tulis komentar jahat karena mereka pikir kau merebut
penghargaan dari dia.” ucap Nyonya Lee
“Makin
banyak setelah Pintu Gerbang selesai, 'kan?” kata Hye Jun melihat ponselnya.
“Ya. Aneh
sekali. Aku tak tahu berasal dari mana.” Ucap Nyonya Lee. Sang manager pikir
ini Strategi merusak citra dan pakai layanan khusus.
“Jadi,
siapa? Kenapa pakai layanan untuk menjatuhkan Hye-jun?” kata Nyonya Lee kesal.
Sang manager menebak Pesaing untuk iklan
“Kau tahu
banyak, pasti mau banyak makanan juga.” Ejek Nyonya Lee. Si manager meminta
izin agar bisa makan jjamppong di luar?
“Jjamppong
selalu benar. Silakan pergi makan.” Kata Nyonya Lee.
“Hye-jun,
apa jadwalmu selanjutnya?” tanya
Manager. Hye Jun mengeluh kalau managernya yang harus beri tahu, bukan
sebaliknya. Managernya pun meminta maaf.
“Kau
boleh pulang. Aku bisa menyetir sendiri.” Ucap Hye Jun. Si manager pun pamit
pada Nyonya Lee pergi lebih dulu.
Nyonya
Lee bertanya pada Hye Jun apakah sudah periksa rekening, karena Pembayaran
sudah dilakukan. Hye Jun mengaku sudah. Nyonya Lee bertanya Bagaimana dengan
investasi, apa hanya ingin tumpuk uang tunai dan menurutnya terlalu berlebihan untuk tetap tinggal di
rumah itu
“Kau tak
punya kamar sendiri. Pindahlah ke Gangnam.” Ucap Nyonya Lee.
Hye Jun
membaca pesan grup keluarganya [Hari ini rapat keluarga. Agendanya adalah stres
yang didapat karena Hye-jun menjadi bintang.] Ia mengeluh kakaknya yang merasa
stress.
[Aku juga
setuju.] tulis Ayahnya. Hye Jun menurutnya Ayahnya pasti bicara juga jika
Gyeong-jun bicara.
Tuan Sa
membaca pesan grup keluarganya, ingin tahu apa yang ditulis anak bungsunya. [Baik.
Aku ingin tahu stres apa yang didapat karena aku.] Ia membaca balasan anaknya
berpikir Hye Jun sedang marah. Tuan Kim
pikir Tuan Sa Kini memikirkan perasaan Hye-jun.
“Rupanya
ini masalah kesuksesan.” Ejek Tuan Kim. Tuan Sa menyangkal menurutnya siapa
yang memikirkannya.
“Kenapa
diletakkan di sana? Seharusnya di sebelah sini.”ucap Tuan Sa menunjuk kayu lalu
mencoba memindahkanya, tapi tanganya tak kuat dan menjerit kesakitan.
Tuan Kim
panik melihat temanya yang kesakitan lalu memastikan keadaanya. Ia pun mengajak
untuk ke rumah sakit. Tuan Sa merasa kalau Tak perlu ke rumah sakit.
Akhirnya
Tuan Sa dan Tuan Kim duduk di lorong rumah sakit. Tuan Sa mengeluh Tuan Kim
yang mengikutinya. Tuan Kim mengaku
takut Tuan Sa tak ke rumah sakit.
Perawat akhirnya memanggil Tuan Sa agar masu ruangan. Dokter memeriksa tangan
Tuan Sa.
Tuan Sa
mengaduh kesakitan. Tuan Kim pun ingin tahu Apakah sakitnya parah.
“Menurut hasil
MRI, tak perlu dioperasi. Tapi rasa sakitnya parah.” Ucap Dokter.
“Ini Tak
pernah dia obati. Dia tak pernah hati-hati.” Ucap Tuan Kim
“Jika tak
hati-hati, tendonmu akan melemah dan bisa sobek. Jika terjadi begitu, harus
dioperasi.” Ucap Dokter
“Pekerjaanku
harus menggunakan bahu.” Ucap Tuan Sa. Dokter memberitahu kalau Ada batasnya
untuk hati-hati.
“Kau tak
bisa kerja jika ini sobek. Mari kita pantau sambil lakukan injeksi dan
rehabilitasi untuk saat ini.” Ucap Dokter.Tuan Sa menganguk mengerti.
Jeong Ha
keluar dari kelas, Hae Hyo datang bertanya apakah ada yang bisa dibantu. Jeong
Ha kaget melihat Hae Hyo yang menunggunyad an apakah Tak bosan. Hae Hyo merasa
Banyak hal menarik di sini. Mereka melihat tempat pesawat yang memperlihatkan
pendaratan darurat.
“Apa kau
mau lihat-lihat dulu?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha pikir ini Pasti menyenangkan
lalu melihat pesan Hye Jun.
[Kita tak
bisa bertemu malam ini karena ada rapat keluarga.] Hye Jun pen membalas [Aku
akan langsung pulang.]
“Sudah
5.000 tahun aku tak bertemu Hye-jun.” ucap JeongHa. Hae Hyo memberitahu, Dia
bintang ternama.
“Ya,
bintang ternama. Aku senang dia sukses.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo berpkir Meski
Jeong Ha yang jarang bertemu.
“Jika
pacaran dengan pemikiran "tak dipikirkan saat tak terlihat", lebih
baik cepat diakhiri. Atas dasar itu, keadaan kami baik.” Ucap Jeong Ha.
“Apa Sekuat
itu?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha menganguk lalu memberitahu kalau akan pulang.
“Kau selalu mau pulang saat melihatku.” Keluh Hae Hyo. Jeong Ha mengaku gelisah belakangan.
“Apa kau Mau
dikenalkan ke pesohor wanita?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha menjawab kalau ada dua
jawaban.
"Mau
dikenalkan." lalu "jangan terima karena berutang budi pada
Hae-hyo." “ kata Jeong Ha
“Aku
hanya memperkenalkan. Tak ada jaminan berhasil. Dia pasti punya penata rias
sendiri.” Kata Hae Hyo.
Jin U
mengayuh sepeda di pinggir sungai Han, bertanya pada Hae Na apakah senang. Hae
Na mengaku Tak begitu. Jin U bertanya apakah mau berhenti, Hae Na menolak. Jin
U pun bertanya apakah mau makan. Hae Na
menganguk. Mereka pun duduk ditaman makan donat, Hae Na memuji kalau Terlihat
enak.
“Aku
bohong pada Ibu, bilang pergi belajar.” Kata Hae Na. Jin U pikir itu Tak
masalah.
“Ibu
menyuruhku kencan buta. Kau ingin aku bagaimana?” tanya Hae Na. Jin U pikir
tentu ingin melarangnya.
“tapi… aku
harus bertanggung jawab.” Ucap Jin U. Hae Na bingung Tanggung jawab atas apa?
“Apa bertanggung
jawab artinya harus menikah?” kata Jin U. Hae Na langsung tiba-tiba mau muntah.
“Benar.
Bukan pernikahan. Dalam pernikahan, kedua pihak bertanggung jawab. Jika aku
bertanggung jawab sepihak, itu melanggar hakmu.” Ucap Jin U
“Kau kini pintar. Daya tarikmu jatuh.” Ejek Hae Na. Jin U pun buru-buru mengambilnya kalau jatuh dan sudah menjadi menawan lagi.
“Bisa bertemu dan tertawa seperti ini sudah cukup.” Ucap Jin U. Hae Na pun memberitahu kalau mau menikah.
“Aku terus memikirkan rasanya menikah denganmu.” Kata Hae Na. Jin U langsung tersedak mendengarnya.
“Apa bisa terus tertawa atau akan hancur? Aku terus bertanya-tanya.” Ucap Hae Na. Jin U hanya bisa terdiam saja.
Bersambung ke part 2
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar