PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 13 Oktober 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 11 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

 

Nyonya Lee bertanya keberadan Hye Jun, Hye Jun menjawab sedang ada Tempat parkir dan telat karena latihan fisik. Ia pun ingin tahu apakah sudah tanya sutradara kapan syuting dimulai Nyonya Lee menjawab Mulai bulan depan.

“Kau mau langsung kerja, Pekerja Keras Sa?” ejek Nyonya Lee. Hye Jun memberitahu kalau suka bekerja.”

“Aku akan lakukan sampai membencinya. Aku naik sekarang.”kata Hye Jun lalu turun dari mobil. Saat itu telpnya berdering

“Halo. Aku Sersan Lee Jin-yeong dari Divisi Investigasi Kriminal Kantor Polisi Gangnam di Seoul. Kau benar Sa Hye-jun, 'kan?ucap Polisi Lee. Hye Jun membenarkan.

“Aku menelepon untuk memintamu menghadiri penyelidikan sebagai saksi atas kematian Charlie Jung.” Ucap Polisi Lee. Hye Jun terlihat sangat shock mendengarnya dan tanganya pun lemas.

“Aku tadi tak dengar jelas. Kau dari kantor polisi mana?” tanya Hye Jun memindahkan posisi telpnya. 


“Ini rumah di Nonhyeon-dong, Gangnam. Polisi memasang garis polisi dan sedang sibuk bergerak. Di tempat ini Charlie Jung, desainer terkenal Korea, dengan nama asli Jung Jin-su, ditemukan meninggal pagi ini.”

Hae Hyo menonton berita dan lansung menelp Hye Jun apakah sudah lihat berita Pak Jung. Hye Jun menjawab belum dan sedang ke kantor polisi untuk diselidiki sebagai saksi. Ia mengaku Beberapa hari lalu ada panggilan tak terjawab darinya. Hae Hyo mengerti.

“Kau pasti kaget.” Ucap Hae Hyo. Hye Jun sambil mengemudi mengaku sangat Kaget sekali.

“Nanti aku akan ke rumah duka. Bagaimana denganmu?” tanya Hye Jun.


Nyonya Han melihat harga baju yang ada dipatung dan hanya bisa melonggo karena harganya 1 juta lebih.   Nyonya Kim baru saja keluar dari kamar ganti bertanya tentang dressnya. Nyonya Han memuji Cantik. Nyonya Kim mengeluh kalau itu jawaban tak tulus.

“Kenapa kau tak memilih?”ucap Nyonya Kim. Nyonya Han mengaku tak pernah beli baju di mal.

“Sekarang berbeda dengan dulu. Kau ibunya Sa Hye-jun.” ucap Nyonya Kim dengan suara nyaring. 


“Sa Hye-jun? Kau ibunya Sa Hye-jun?” ucap seorang pegawai bersemangat. Nyonya Han pun membenarkan. Si pegawai terlihat senang langsung menyapa dengan ramah.

“Aku akan carikan baju yang cocok untukmu.” Ucap si pegawa. Nyonya Han mengaku  Hari ini datang bukan untuk beli baju, tapi menemani temannya.

“Ae-suk! Aku bukan temanmu. Aku adiknya. Meski bukan adik kandung, keluarga kami sudah seperti saudara.” ucap Nyonya Kim. Si pegawai akhirnya menawarkan teh untuk mereka. Nyonya Han pun hanya bisa diam saja. 


Nyonya Kim membawa banyak tas dan memastikan kalau Nyonya Han sungguh tak akan beli apa pun, padahal ia adalah ibunya Sa Hye-jun, dan orang-orang akan berpikir aneh. Nyonya Han pun mengeluh apakah Cara berpakaiannya terlihat lusuh?

“Tak begitu. Kau tak mau berbelanja?” ucap Nyonya Kim. Nyonya Han pikir  Hye-jun menghasilkan uang banyak tak ada hubungannya dengannya.

“Tentu berhubungan. Kau orang tuanya.” Ucap Nyonya Kim Nyonya Han yaki Hye Jun pasti punya rencana untuk keluarga meski tak beri tahu apa-apa.

“Apa Dia tak katakan apa pun?” tanya Nyonya Kim penasaran. 


Flash Back

Hye Jun datang menemui ibunya yang sedang mencuci piring, Nyonya Han bertanya apakah ingin diambilkan sesuatu.Hye Jun bertanya Berapa utang keluarga mereka. Nyonya Han terlihat shock.

“Bilang saja mau pindah rumah.” Ucap Nyonya Kim akhirnya duduk diacafe dengan Nyonya Han. 


“Aku tak tahu berapa penghasilan Hye-jun. Pindah ke dekat rumah Hae-hyo. Kau Bisa jika pakai uang Hye-jun. Suruh Yeong-nam lunasi utangnya sendiri. Kenapa anak yang melunasi?” ucap Nyonya Kim

“Itu maksudku. Kenapa aku harus mencari tahu penghasilan Hye-jun? Aku tak mau bahas uang sedikit pun dengannya.” Ucap Nyonya Han.

“Kau boleh melakukannya. Tapi Yeong-nam yang tak pantas.” Kata Nyonya Kim. 


Tuan Sa sibuk melihat peta dan menunjuk gambar I ruang direktur, lalu akan  dibangun ruang persediaan Dan sisanya dibuat ruang terbuka, jadi ini akan cepat selesai. Tuan Kim melihat Tuan Sa yang tersenyum lebar saat berbicara.

“Sudah kubilang. Karier Hye-jun kali ini berbeda.” Ucap Tuan Kim. Tuan Sa juga mengaku tak sangka akan sesukses ini.

“Yeong-nam, penderitaanmu berakhir. Sekarang kau bisa andalkan anakmu. Sementara pagi ini, Jin-u minta uang 100.000 won. Dia bekerja, tapi penghasilannya tak cukup.” Keluh Tuan Kim 


Saat itu dua teman lainya datang menyapa keduanya,  mereka pun memberikan selamat pada Tuan Sa dan ingin tahu Apakah akan segera pindah.  Teman yang lain yakin Tuan Sa pindah karena  Hye-jun sudah menjadi bintang.

“Tolong traktir lagi malam ini.” Ucap Si pria. Tuan Sa hanya bergumam kalau temanya itu datang karena ada maunya.

“Hei! Dua hari lalu dia sudah traktir.” Ucap Tuan Kim kesal. Temanya pikir Hari ini hari yang berbeda.


“Jika menghasilkan banyak uang, harus dikeluarkan agar dapat lebih banyak.” Ucap Temanya. Tuan Sa pun hanya bisa mengumpat dalam hati.

“Itu uang Hye-jun, bukan uangku.” Ucap Tuan Sa. Tuan Kim tak percaya kalau Hye-jun belum beri uang saku padaayahnya.

“Tak boleh begitu. Dia menghasilkan banyak uang.” Kata Tuan Kim. Tuan Sa tak ingin membahasnya dan  memilih untuk mentraktir dan mereka minta Di bawah 5.000 won.

“Tak perlu. Ayo makan set menu 50.000 won.” Ucap Tuan Sa. Mereka pun langsung setuju untuk makan daging. 


Di rumah, Nyonya Kim melihat foto anaknya #PENGHARGAAN AKTOR TERBAIK #SELAMANYA #SAMPAI JUMPA #2019 dan membaca komentar [Jangan berlagak dekat dengan Hye-jun. HYE-JUN TAK PERNAH MENCERITAKANMU APA KALIAN SUNGGUH DEKAT?]

“Kata siapa berlagak dekat?” ucap Nyonya Kim marah dan saat itu Hae Hyo keluar dari kamarnya.

“Apa kau akan Pergi ke rumah duka?” tanya Nyonya Kim. Hae Hyo membenarkan pergi ke tempat Charlie Jung.

“Tadi muncul di berita. Kau jarang tampil di peragaan busananya, 'kan?” ucap Nyonya Kim 


“Dia suka tipe seperti Hye-jun.” ucap Hae Hyo. Nyonya Kim pikir Hye-jun pasti tak pergi. Hae Hyo memberitahu kalau mereka pergi bersama.

“Siapa manajernya? Ada banyak komentar jahat mengenai dia dan Charlie Jung. Bisa timbul masalah jika dia datang.” Ucap Nyonya Kim sinis

“ Itu karena Hye-jun sedang terkenal. Untuk apa memikirkannya? Dia tak seperti itu.” Kata Hae Hyo santai.

“Bahkan hatimu terlalu baik. Apa Kau sungguh tak merasa apa pun? Meski teman, dia sainganmu. Belakangan ini, ibu tak bisa tidur karenamu. Kau seharusnya menang Pendatang Baru Terbaik. Ibu tak berkutik di depan ayahmu.” Keluh Nyonya Kim. 

“ Apa kau Mau tahu hal yang buat Ibu makin tak bisa tidur?” ucap Hae Hyo. Nyonya Kim ingin tahu apa

“Aku akan main drama bersama Hye-jun.” kata Hae Hyo marah. Nyonya Kim bertanya. Siapa yang izinkan.

“Aku, seperti biasa.” Ucap Hae Hyo. Nyonya Kim kesal  karena anaknya keliru berpikir ini semua keputusannya.

“Ibu selalu ada pada saat penting. Kau tahu apa yang ibu lakukan karena kau ingin main Tangkaplah ?” ucap Nyonya Kim marah. 




Flash Back

Nyonya Kim menemui Tuan Lee dikantornya. Tuan Lee tahu Nyonya Kim yang bilang datang untuk minta maaf, tapi malah hanya diam saja. Nyonya Kim mengaku sudah berusaha memikirkannya, tapi tak ingat perkataannya. .

“Kau mengatakan banyak hal dan satu yang masih teringat sampai sekarang, "Pengeksploitasi anak-anak lugu". Namun… apa kau sungguh ingin permintaan maaf?” ucap Tuan Lee menyindir.

“Setelah aku cari tahu, kau bukan orang yang mudah tersinggung. Aku mau lebih akrab denganmu. Aku menjadikan permintaan maaf untuk bertemu lagi.” Kata Nyonya Kim

“Aku suka kau berkata seperti ini.” Ucap Tuan Lee. Nyonya Kim ingin tahu mau apa darinya.

“Koneksi, investor, dan sedikit kebaikan darimu.” Kata Tuan Lee. 


Nyonya Kim keasl tak ada alasan ia berhadapan dengan Tuan Lee jika bukan karena anaknya. Hae Hyo menegaskan  terpilih di Tangkaplah karena Park Do-ha meminta sutradara Bukan karena Lee Tae-su. Nyonya Kim pikir dianggap sudah tertipu.

“Apa Kau tahu berapa banyak investor yang ibu kenalkan pada dia?” ucap Nyonya Kim kesal

“Seharusnya Ibu bilang padaku. Ini yang perlu kau tahu. Ibu bahkan melakukan hal yang ibu benci untukmu. Kau terpilih main Orang Biasa karena ibu terlibat saat sutradara dan staf memilih antara kau dan Hye-jun.” ucap Nyonya Kim marah

“Lalu pengikut media sosial yang kau banggakan…” kata Nyonya Kim. Saat itu  Hae Na baru saja keluar dari kamarnya. 


“Kalian seperti sedang bicara sesuatu yang serius. Aku pergi dulu.” Ucap Hae Na.

“Kau Mau ke mana? Ini libur semester.” Ucap Nyonya Kim curiga. Hae Na menjawab Belajar.

“Ada apa dengan pengikutku?” tanya Hae Hyo. Nyonya Kim tak ingin membahasnya dan meminta agar melupakan saja.

“Pekan depan, kau ada kencan buta.” Ucap Nyonya Kim. Hae Na kaget dan langsung menolaknya.


“Ibu sensitif belakangan ini. Cukup Hae-hyo yang membuat ibu emosi. Tak ada satu pun hal yang kau miliki didapat dengan kemampuan sendiri. Ketahuilah kenyataannya.” Ucap Nyonya Han langsung beranjak pergi.

“Aku seperti ini karenamu.” Keluh Hae Na. Hae Hyo yang frustasi yakin kalau Kencan buta itu pasti terjadi.

“Kau tak punya pacar. Setidaknya, kau dengarkan Ibu.” Ucap Hae Hyo. Hae Na pun tak bisa berkata-kata karena tak bisa memberitahu kebenaranya. 



Polisi melihat RIWAYAT TELEPON, Hye Jun memberitahu kalau sudah setahun lebih tak bertemu mendiang. Polisi pun ingin tahu alasan Tuan Jung meneleponnya. Hye Jun bertanya apakah polisi belum memeriksa kotak pesan. Polisi pun akhirnya hanya bisa terdiam.

Hye Jun melihat Nyonya Lee menelp dan meminta izin agar bisa terima telepon sebentar. Polisi pun mempersilahkan. Nyonya Lee heran aakah Terjadi sesuatu dan kenapa tak naik. Hye Jun memberitahu kalau sedang di kantor polisi.

“Charlie Jung meninggal dan aku diselidiki sebagai saksi.” Ucap Hye Jun sambil memijat kepalanya.

“Kau ke sana sendirian? Kau.. Kenapa pergi tanpa membicarakan hal sepenting itu denganku?” ucap Nyonya Lee kaget. 


“Aku Hanya terpikirkan harus pergi secepatnya.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee pikir Hye Jun tak tahu.

“Komentar jahat tentangmu semuanya berhubungan dengan dia.” Ucap Nyonya Lee

“Namun, itu tak benar.” Ucap Hye Jun santai. Nyonya Lee ingin tahu Kapan selesai?

“Ini Baru saja dimulai. Aku dan Hae-hyo akan ke rumah duka setelah ini…” ucap Hye Jun.  Nyonya Lee kesal karena Hye Jun sudah janji akan rapat dengannya.

“Dengarkan aku sampai akhir. Pemakaman tak bisa dilakukan sebelum penyelidikan selesai.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee menegaksan akan ke sana sekarang.


Di depan KANTOR POLISI GANGNAM, Nyonya Lee datang dengan supir. Sang Supir bertanya Di mana mobil Hye Jun sekarang. Nyonya Lee marah menyuruh Hye Jun naik dulu dan tak perlu tanya itu sekarang. Hye Jun menunjuk kalau Ada di belakang.

“Min-jae menakutkan.” Ucap Si supir dan bergegas pergi ke mobil Hye Jun. Sementara Hye Jun naik ke dalam mobil. Saat itu Nona Kim melihat dari kejauhan Hye Jun yang baru saja dari kantor polisi.


Akhirnya Nyonya Lee membawa mobil van ke parkiran dengan wajah penuh amarah merasa Hye Jun sudah gila. Hye Jun heran Nyonya Lee yang begitu marah. Nyonya Lee pikir Hye Jun tak tahu posisinya sekarang, kalau Agensi Hollywood menghubunginya lagi.

“Agensi Sutradara Mark James juga menghubungiku. Dia mau bertemu saat berkunjung ke Korea. Sutradara kelas dunia akan datang menemuimu!!” ucap Nyonya Lee dengan nada tinggi.

“Apa Itu lebih penting dari kematian seseorang? Seseorang menghilang dari dunia ini. Apa Aku harus perhitungkan kerugian? Apa Kau mau aku hidup penuh perhitungan?” ucap Hye Jun dengan nada sindiran.

“Ya! Aku harap begitu. Apa Kau tak sadar ada orang yang ingin melihatmu gagal? Kau juga tahu! Komentar jahat mengenai kau dan dia terus muncul. Kenapa  kau beri mereka bahan pembicaraan?” ucap Nyonya Lee marah 


“Memang ada yang seperti itu, tapi ada juga yang mendukungku.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee hanya bisa terdiam dan tak bisa menahan air matanya lagi.

“Min-jae. Aku percaya dengan kekuatan kebaikan. Karena itu, aku menjadi bintang. Lihat perjalananku menjadi bintang. Ini keajaiban, bukan karena kekuatan manusia.” jelas Hye Jun

“Aku mengerti perasaanmu dan berterima kasih, tapi pahamilah keinginanku untuk berikan salam terakhir pada Pak Jung.” Jelas Hye Jun

“Apa Harus menjadi sebaik itu?” keluh Nyonya Lee. Hye Jun langsung mengambil tissue. 


“Hatimu terlalu rapuh. Bagaimana ini? Jika begini, kau bisa melindungi Sa Hye-jun, si bintang baru? Bukan begitu?” ejek Hye Jun. Nyonya Lee yang kesal meminta Hye Jun agar menjauh darinya.

“Jika reporter melihatmu…” kata Nyonya Lee. Hye Jun mengaku benci memikirkannya.


Di ruangan, Tuan Lee melihat berita [DESAINER TERNAMA, CHARLIE JUNG DITEMUKAN MENINGGAL DI RUMAHNYA. KEMUNGKINAN BUNUH DIRI] Wajahnya seperti merasakan kalau rencananya tak berhasil. Nona Kim pun datang menyapa Tuan Lee.

“Astaga. Belakangan ini wajahmu makin bersinar. Apa rahasiamu? Apa karena kau disorot kamera terus?” ejek Tuan Lee.

“Posisi itu masih belum tetap. Para senior mempertahankan posisi mereka. “ ucap Nona Lee merendah

“Kemampuanmu paling hebat. Kau tulis berita eksklusif lagi.” Puji Tuan Lee

“Meski begitu, aku seorang karyawan. Aku harap bisa memiliki unit apartemen kecil.” Kata Nona Kim

“Kau pasti bisa segera membelinya. Kau bisa keluar dan buat kanal YouTube. Perusahaan kami mengelola selebritas daring juga.” Ucap Tuan Lee. Nona Lee mengeluh dianggap Selebritas. 


“Aku mau seperti itu, tapi mustahil.” Ucap Nona Kim. Tuan Lee tersenyum mengaku kalau suka Nona Lee yang jujur.

“Mungkin itu alasan aku beruntung. Aku lihat Sa Hye-jun di kantor polisi. Dia diselidiki sebagai saksi.” Ucap Nona Kim .

“Rupanya ini alasanmu mau bertemu.” Kata Tuan Lee tersenyum. Nona Kim  tahu Tuan Lee mengenal Sa Hye-jun melebihi siapa pun.

“Terlebih lagi, kau manajernya saat dia menjadi model.” Puji Nona Kim. Tuan Lee bertanya Apa yang ingin diketahui

“Apa Charlie Jung dan Sa Hye-jun pernah berpacaran?” tanya Nona Kim. Tuan Lee tak percaya Nona Lee yang langsung ke intinya.

Tuan Lee bertanya Nyonya Kim Mau dijawab seperti apa. Nona Lee meminta agar Sedramatis mungkin karena mau menjadi penulis drama nanti.


Di rumah, Hae Hyo berganti pakaian menelp seseorang memberitahu kalau Janjinya dibatalkan akan menghampirinya. Di sebuah tempat seperti banyak anak remaja yang sedang mempelajarai semua hal. Hae Hyo datang menemui Jeong Ha yang sudah menunggu.

“Maaf menyuruhmu datang ke sini.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo tahu Jeong Ha yang sibuk, jadi ia yang harus hampiri.

“Kau Mau makan apa?” tanya Jeong Ha. Hae Hyo bertanya apakah Jeong Ha akan mengajar di sini. Jeong Ha membenarkan.

“Katakan alasan kita bertemu sebelum makan. Kau Mau bicara apa?” ucap Hae Hyo

“Aku selalu berterima kasih padamu.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo mengejek  itu Sikap yang bagus.

“Seperti yang kau tahu, aku buka salon sendiri. Namun, klienku tak banyak.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo ingin tahu kelanjutanya.

“Kau terlihat senang! Karena kau kurang klien, aku menjadi penyelamatmu, 'kan?” ucap Hae Hyo bangga

“Karena itu, aku akan merelakanmu.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo kaget ingin tahu alasanya. 


“Kurasa aku akan mati kelaparan jika puas dengan klien yang ada. Riasan pria monoton dan membosankan. Riasan wanita jauh lebih detail dan hasilnya terlihat lebih dramatis.” Ucap Jeong Ha 

“Bagi pria, penataan rambut lebih penting dari riasan.” Kata Hae Hyo.  Jeong Ha membenarkan.

“Aku tahu kalian selalu memanggilku untuk merias di luar karena memikirkanku, tapi aku mau berhenti.” Ucap Jeong Ha.

“Apa kau Mau berhenti selamanya?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha mengaku Bukan begitu, tapi tak selalu siap seperti sekarang.

“Aku Hanya akan melakukan di acara tertentu. Itu pun jika kalian mau. Aku beri tahu kau lebih dulu, dan belum beri tahu Hye-jun.” ucap Jeong Ha

“Pertama-tama, aku suka diberi tahu lebih dulu.” Ucap Hae Hyo. Jeong ha mengaku suka karena Hae Hyosudah merelakannya sebelum ia yang merelakan Hae Hyo. 


“Terima kasih.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo heran Jeong Ha yang bisa tahu

“Aku dapat banyak perhatian dari kalian. Aku menutup mata karena keadaan selama ini, tapi jika diteruskan, aku akan terlalu bergantung.” Ucap Jeong Ha.

“Apa Bergantung itu buruk?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha menegaskan kalau itu buruk.

“Seiring waktu, kau menjadi tak bisa hidup tanpa orang itu.” Kata Jeong ha. Hae Hyo pikir itu bagus. Jeong ha mendengar resppon Hae Hyo berpikir kalau ini seperti Di film horor. 


Jeong Ha masuk ke ruanga yang sudah banyak anak remaja duduk menunggu pelajaran make up artis.

“Halo.. Aku penata rias, An Jeong-ha, yang akan mengajar hari ini. Apa Kalian sudah ikut tes bakat di Perencanaan Karier?” tanya Jeong Ha. Semua menjawab sudah.

“Kalian di sini karena cocok dan ingin menjadi penata rias?” tanya Jeong Ha. Sebagian menjawab ya dan yang lainya mengaku hanya ingin datang bahkan bosan.


“Aku minta kalian beri pertanyaan sebelum datang ke sini. Pertanyaan yang paling banyak ditanyakan, "Kenapa ingin menjadi penata rias?" Saat aku kelas dua SD, ibuku selalu memakaikan losion jika aku keramas sebelum pergi sekolah.” Cerita Jeong Ha.

“Aku suka sentuhan ibuku saat memakaikan losion karena terasa hangat. Aku ingin berbagi perasaan ini kepada orang lain.” Ucap Jeong ha lalu menunjukan dua foto setelah dan sebelum make up yang berbeda.

“Menurutku, penata rias adalah pekerjaan yang bisa membuat wajah lebih cantik, sekaligus menenangkan hati.” Ucap Jeong Ha. 


Nona Park memajang foto Hye Jun, diatas meja dengan tanda tangan lalu mengangkat telp dari manager. Ia pun pergi menemu Gyeong Jun memberitahu kalau Wakil Direktur ada di sini dan ingin bertemu dengannya.

“Ada apa?” tanya Gyeong Jun bingung. Nona Park mengangkat bahunya karena tak tahu. 


Akhirnya Nona Park membawa Gyeong Jun ke sebuah ruangan memberitahu Gyeong Jun datang, yaitu Kakaknya Sa Hye-jun. Wakil direktur menyapa Gyeong Jung mengaku senang bertemu dengannya.

“Ternyata ada orang seperti ini di bank kita. Kami dalam proses menjadikan Sa Hye-jun model bank kita. Sa Hye-jun memiliki rekening di bank kita, 'kan?” ucap wakil direktur. Gyeong Jun hanya bisa terdiam.

“Tentu saja. Dia pernah datang untuk ditraktir makan sebelum terkenal. Pak Gyeong-jun beri aku tanda tangannya.” Ucap Nona Park

“Dia pasti nasabah VIP di bank kita. Dia syuting banyak iklan.  Kenapa tak pertemukan aku dengannya?” kata wakil direktur.  Gyeong Jun hanya bisa tersenyum. 


Nona Park pikir Gyeong Jun sudah dengar tadi dan ingin  Kapan buat janji makan bersama Sa Hye-jun. Gyeong Jun mengeluh  Kapan ia bilang akan buat janji. Nona Park pikir Gyeong Jun yang tak mengatakan tidak. Gyeong Jun pun memilih untuk pamit ke toilet lebih dulu.

“Sa Gyeong-jun, harta berharga bank kita, selamat berjuang! Semangat!” ucap Nyonya Park

“Ada apa dengannya? Aku tak bisa hidup seperti ini.” Keluh Gyeong Jun kesal. 




Manager sedang berbicara di telp memberitahu kalau sedang membuat PDF juga jadi bisa Dipakai saat menuntut jika dikirim. Nyonya Lee menegaskan kalau ini Peperangan dengan komentar jahat tapi bukti Hye Jun sudah menjadi bintang.

“Belakangan, para penggemar Park Do-ha tulis komentar jahat karena mereka pikir kau merebut penghargaan dari dia.” ucap Nyonya Lee

“Makin banyak setelah Pintu Gerbang selesai, 'kan?” kata Hye Jun melihat ponselnya. 


“Ya. Aneh sekali. Aku tak tahu berasal dari mana.” Ucap Nyonya Lee. Sang manager pikir ini Strategi merusak citra dan pakai layanan khusus.

“Jadi, siapa? Kenapa pakai layanan untuk menjatuhkan Hye-jun?” kata Nyonya Lee kesal. Sang manager menebak Pesaing untuk iklan

“Kau tahu banyak, pasti mau banyak makanan juga.” Ejek Nyonya Lee. Si manager meminta izin agar bisa makan jjamppong di luar?

“Jjamppong selalu benar. Silakan pergi makan.” Kata Nyonya Lee.

“Hye-jun, apa jadwalmu selanjutnya?” tanya  Manager. Hye Jun mengeluh kalau managernya yang harus beri tahu, bukan sebaliknya. Managernya pun meminta maaf.

“Kau boleh pulang. Aku bisa menyetir sendiri.” Ucap Hye Jun. Si manager pun pamit pada Nyonya Lee pergi lebih dulu. 


Nyonya Lee bertanya pada Hye Jun apakah sudah periksa rekening, karena Pembayaran sudah dilakukan. Hye Jun mengaku sudah. Nyonya Lee bertanya Bagaimana dengan investasi, apa hanya ingin tumpuk uang tunai dan menurutnya  terlalu berlebihan untuk tetap tinggal di rumah itu

“Kau tak punya kamar sendiri. Pindahlah ke Gangnam.” Ucap Nyonya Lee.

Hye Jun membaca pesan grup keluarganya [Hari ini rapat keluarga. Agendanya adalah stres yang didapat karena Hye-jun menjadi bintang.] Ia mengeluh kakaknya yang merasa stress.

[Aku juga setuju.] tulis Ayahnya. Hye Jun menurutnya Ayahnya pasti bicara juga jika Gyeong-jun bicara.


Tuan Sa membaca pesan grup keluarganya, ingin tahu apa yang ditulis anak bungsunya. [Baik. Aku ingin tahu stres apa yang didapat karena aku.] Ia membaca balasan anaknya berpikir Hye Jun sedang marah. Tuan Kim  pikir Tuan Sa Kini memikirkan perasaan Hye-jun.

“Rupanya ini masalah kesuksesan.” Ejek Tuan Kim. Tuan Sa menyangkal menurutnya siapa yang memikirkannya.

“Kenapa diletakkan di sana? Seharusnya di sebelah sini.”ucap Tuan Sa menunjuk kayu lalu mencoba memindahkanya, tapi tanganya tak kuat dan  menjerit kesakitan.

Tuan Kim panik melihat temanya yang kesakitan lalu memastikan keadaanya. Ia pun mengajak untuk ke rumah sakit. Tuan Sa merasa kalau Tak perlu ke rumah sakit.


Akhirnya Tuan Sa dan Tuan Kim duduk di lorong rumah sakit. Tuan Sa mengeluh Tuan Kim yang mengikutinya.  Tuan Kim mengaku takut Tuan  Sa tak ke rumah sakit. Perawat akhirnya memanggil Tuan Sa agar masu ruangan. Dokter memeriksa tangan Tuan Sa.

Tuan Sa mengaduh kesakitan. Tuan Kim pun ingin tahu Apakah sakitnya parah.

“Menurut hasil MRI, tak perlu dioperasi. Tapi rasa sakitnya parah.” Ucap Dokter.

“Ini Tak pernah dia obati. Dia tak pernah hati-hati.” Ucap Tuan Kim

“Jika tak hati-hati, tendonmu akan melemah dan bisa sobek. Jika terjadi begitu, harus dioperasi.” Ucap Dokter

“Pekerjaanku harus menggunakan bahu.” Ucap Tuan Sa. Dokter memberitahu kalau Ada batasnya untuk hati-hati.

“Kau tak bisa kerja jika ini sobek. Mari kita pantau sambil lakukan injeksi dan rehabilitasi untuk saat ini.” Ucap Dokter.Tuan Sa menganguk mengerti. 


Jeong Ha keluar dari kelas, Hae Hyo datang bertanya apakah ada yang bisa dibantu. Jeong Ha kaget melihat Hae Hyo yang menunggunyad an apakah Tak bosan. Hae Hyo merasa Banyak hal menarik di sini. Mereka melihat tempat pesawat yang memperlihatkan pendaratan darurat.

“Apa kau mau lihat-lihat dulu?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha pikir ini Pasti menyenangkan lalu melihat pesan Hye Jun.

[Kita tak bisa bertemu malam ini karena ada rapat keluarga.] Hye Jun pen membalas [Aku akan langsung pulang.]

“Sudah 5.000 tahun aku tak bertemu Hye-jun.” ucap JeongHa. Hae Hyo memberitahu, Dia bintang ternama.


“Ya, bintang ternama. Aku senang dia sukses.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo berpkir Meski Jeong Ha yang jarang bertemu.

“Jika pacaran dengan pemikiran "tak dipikirkan saat tak terlihat", lebih baik cepat diakhiri. Atas dasar itu, keadaan kami baik.” Ucap Jeong Ha.

“Apa Sekuat itu?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha menganguk lalu memberitahu kalau akan pulang.

“Kau selalu mau pulang saat melihatku.” Keluh Hae Hyo. Jeong Ha mengaku  gelisah belakangan.

 “Bagaimana jika salonku gagal? Klienku terlalu sedikit. Aku harus periksa ulang cara berbisnisku.” Ucap Jeong Ha.

“Apa kau Mau dikenalkan ke pesohor wanita?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha menjawab kalau ada dua jawaban.

"Mau dikenalkan." lalu "jangan terima karena berutang budi pada Hae-hyo."  “ kata Jeong Ha

“Aku hanya memperkenalkan. Tak ada jaminan berhasil. Dia pasti punya penata rias sendiri.” Kata Hae Hyo. 


Jin U mengayuh sepeda di pinggir sungai Han, bertanya pada Hae Na apakah senang. Hae Na mengaku Tak begitu. Jin U bertanya apakah mau berhenti, Hae Na menolak. Jin U pun bertanya apakah mau makan.  Hae Na menganguk. Mereka pun duduk ditaman makan donat, Hae Na memuji kalau Terlihat enak.

“Aku bohong pada Ibu, bilang pergi belajar.” Kata Hae Na. Jin U pikir itu Tak masalah.

“Ibu menyuruhku kencan buta. Kau ingin aku bagaimana?” tanya Hae Na. Jin U pikir tentu ingin melarangnya.

“tapi… aku harus bertanggung jawab.” Ucap Jin U. Hae Na bingung  Tanggung jawab atas apa?


“Apa bertanggung jawab artinya harus menikah?” kata Jin U. Hae Na langsung tiba-tiba mau muntah.

“Benar. Bukan pernikahan. Dalam pernikahan, kedua pihak bertanggung jawab. Jika aku bertanggung jawab sepihak, itu melanggar hakmu.” Ucap Jin U

“Kau kini pintar. Daya tarikmu jatuh.” Ejek Hae Na. Jin U pun buru-buru mengambilnya kalau jatuh dan sudah menjadi menawan lagi.


“Bisa bertemu dan tertawa seperti ini sudah cukup.” Ucap Jin U. Hae Na pun memberitahu kalau mau menikah.

“Aku terus memikirkan rasanya menikah denganmu.” Kata Hae Na. Jin U langsung tersedak mendengarnya.

“Apa bisa terus tertawa atau akan hancur? Aku terus bertanya-tanya.” Ucap Hae Na. Jin U hanya bisa terdiam saja. 

Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar