PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Sae Rom
melihat Ji A yang datang langsung mengumpat temanya itu jahat karena tak akan datang. Ji A melihat
temanya dengan mata yang bengkak dengan megejek kalau mendengar Sae Rom tak
pernah menangis, tapi ia Tak bisa dipercaya melihat temanya dengan mata yang
bengkak.
“Maaf
karena terlambat.” Ucap Ji A memeluk temanya dan Sae Rom pun kembali menangis.
Keduanya
duduk didepan rumah duka, Sae Rom menceritakan Ibunya yang mengajak ke toko
hanbok karena mereka bilang berumur panjang. jika beli kafan sebelumnya pada
tahun kabisat.
“Tapi aku
terus menundanya. Dan pada akhirnya, aku tak pernah mengajaknya. Setiap kali
dia menelepon, aku selalu menutup teleponnya dengan bilang aku sibuk.”cerita
Sae Rom
“Minggu
lalu, dia membuat dongchimi kesukaanku. Tapi aku tak pergi karena
ketiduran.”ungkap Sae Rom menyesal.
“Kau
benar-benar putri yang buruk.” Ucap Ji A. Sae Rom membenarkan.
“Dongchimi
buatan ibuku sungguh lezat. Tapi aku tak bisa memakannya lagi.”ucap Sae Rom dan
kembali menangis. Ji A pun menyurh Sae Rom menangis sepuasnya saja.
“Jika kau
menahannya, itu akan meninggalkan bekas luka.” Ucap Ji A menenangkan temanya.
Yeon
bertanya Di mana kali ini meminta agar mengirimkan ketempat yang hangat jika
bisa karena sudah tua, jadi mudah kedinginan. Nenek Hyun hanya diam saja, Yeon
mengelu lagu ucapanya kalau mudah kedinginan.
“Berikut
pesan dari para juri akhirat. "Lee Yeon, mantan roh gunung Baekdudaegan. Berdasarkan
Pasal 24 hukum pidana, kau pantas dikirim ke Neraka Utama karena sudah membunuh
manusia.”ucap NenekYeon.
“Namun,
kami mempertimbangkan semua nyawa yang sudah kau selamatkan, jadi kau akan
menjalani masa percobaan selama seminggu." Kata Nenek Yeon
“Tunggu
sebentar. "Seminggu"? Itu terlalu lama.”kata Yeon yang sebelumnya
bisa tersenyum.
"Namun,
selama minggu itu, kau akan hidup di dalam tubuh manusia dan merasakan sakitnya
hidup, usia tua, penyakit, dan kematian." Kata Nenk Yeon. Yeon hanya bisa
terdiam menerimanya.
Di dalam
klinik, Shin Joo membaca artikel
[DIREKTUR KI YOO RI AKAN SEGERA MENGAMBIL ALIH TOSERBA MOZE] Saat itu Yoo Ri
masuk ke dalam klinik, Shin Joo kaget melihat Yoo Ri yang datang sama seperti
yang yang ada di dalam ponselnya.
“Kau
adalah pencuri kalung.” Ucap Shin Joo. Yoo Ri menyapa Shin Joo dengan kalung
dilehernya.
“Bagaimana
kau menemukanku di sini?” kata Shin Joo ketakutan melihat Yoo Ri yang datang
“Kupikir
kau akan datang untuk ini, tapi kau tidak. “ kata Yoo Ri. Shin Joo menegaskan
Itu karena Yoo Ri membawa senjata.
“Santailah.
Aku tak bersenjata hari ini.” Ucap Yoo Ri berjalan mendekat. Shin Joo katekutan
bertanya apa yang diinginkan
“Mari
bersenang-senang.” Kata Yoo Ri mulai membuka bajunya, Shin Joo kaget dan
melihat ada bekas luka ditubuh Yoo Ri.
Ji A
pergi ke ruangan pelayat, Jae Hwan bertanya Bagaimana dengan Sae Rom. Ji A
mengaku membuatnya menangis seember, dan sekarang dia pusing. Ji A memberikan
piring berisi makanan meminta agar Jae Hwan
bisa memastikan Yoo Ri makan ini.
“Yukgaejang
di sini rasanya cukup lezat.” Ucap Rang tiba-tiba sudah duduk ditempat pelayat.
“Apa yang
kau lakukan di sini?” kata Ji A kaget. Rang meminta agar Ji A Berhenti bereaksi
berlebihan dan duduklah.
“Aku
memberinya lebih banyak uang daripada kau untuk penghiburan.” Ucap Rang. Ji A
ingin pergi
“Duduk
jika kau tak ingin temanmu mati seperti ibunya.” Kata Rang mengancam. Ji A pu
akhirnya terpaksa duduk
“Apa yang
kau inginkan?” tanya Ji A. Rang ingi tahu Apa semuanya berjalan baik dengan
Yeon
“Ya, kami
benar-benar senang melihat adik laki-lakinya terus mengunjungiku seperti ini.”
Ucap Ji A menyindir.
“Kau tak
takut padaku?” tanya Rang. Ji A mengaku
takut karena dengar seorang pria yang punya kompleks rendah diri cukup
mirip dengan bom waktu.
“Kau
punya hak itu.” Ucap Rang. Ji A ingin tahu Kenapa Rang begitu membenci kakaknya.
“Aku
hanya bosan.” Ucap Rang. Ji A tahu Rang
berbohong karena yakin Rang sangat
menyukai kakaknya.
“Itulah
kenapa kau menjadi seperti ini. Kau tak berbohong saat kau beri tahu dari
Rusia.” Ucap Shin Joo mendekat dan langsung menarik baju Yoo Ri agar
menutupnya.
“Apa yang
kau lakukan?” ucap Yoo Ri heran. Shin Joo memberitahu kalau ia adalah seorang
dokter hewan.
“Bekas
luka di tubuhmu itu. Aku melihat yang serupa pada hewan yang dikurung di kebun
binatang. Kau disiksa oleh manusia, bukan?” ucap Shin Joo merasa kasihan.
“Jangan
tatap aku seperti itu. Itu membuatku kesal.” Kata Yoo Ri marah. Shin Joo
meminta maaf.
“Jangan
minta maaf. Aku tak akan pernah mengembalikan kalungmu.” Ucap Yoo Ri
“Itu
sangat berharga bagiku.” Keluh Shin Joo. Yoo Ri pikir Itulah kenapa
mengambilnya dari Shin Joo.
“Siapa?
Siapa yang menyuruhmu?” tanya Shin Joo marah. Yoo Ri pun memyuruh agar Shin Joo
mencoba ambil kembali kalungnya sendiri.
“Dengan
begitu aku akan memperingatkanmu.” Ucap Yoo Ri dan langsung berjalan pergi.
Shin Joo hanya bisa menatap sedih.
“Dahulu
kala, ada roh gunung yang meninggalkan gunungnya sendiri. Semua manusia yang
biasa datang dan membuat keinginan membakar gunung untuk menyingkirkan semua
rubah. Setiap jiwa yang hidup terbakar hingga mati.” Cerita Rang
“Anak
anjing yang kubesarkan seperti anakku, semua berubah menjadi arang.” Ucap Rang
“Apa itu
terjadi karena cinta pertamanya?” tanya Ji A. Rang memberitahu kalau Yeon mengira Ji A adalah reinkarnasinya.
“Itulah sebabnya dia membunuh dukun itu meskipun dia sadar konsekuensi.” Kata Rang. Ji A kaget apa maksudnya "Konsekuensi"
“Di mana
Yeon sekarang?”tanya Ji A kaget. Rang yakin di tempat yang buruk.
Yeon
sedang ada di PENJARA GUNUNG SALJU. Ia bertelanjang dada dengan tangan diikat
menerima hukuman. Ia mencoba bertanya dengan dinginya salju tanpa memakai baju.
“Di mana
dia?” tanya Ji A penasaran. Rang pikir Ji A tak perlu tahu lalu mendekatinya.
“Jika
ingin hidup, sebaiknya tak tidur malam ini.” Bisik Rang dengan sengaja memegang
bagian bawah baju Ji A. Tanpa sadar kacang merah bertebaran dilantai. Ji A pun
hanya diam saja.
Penjaga
rumah duka melihat CCTV, melihat ke kamera yang ada kamar nomor enam. Ia heran
Kenapa ada begitu banyak orang di sana semalam ini dan Mereka semua terlihat
seperti anak kecil.
“Kenapa
kau begitu tertarik dengan urusan orang lain?”ucap Cucunya. Si kakek pun
membiarkannya dan Ji A tak sadar kalau banyak anak kecil didalam ruang untuk
pelayat.
Yeon
masih dihukum karena melangar hukuman, mencoba bertahan dengan dinginya diatas
gunung salju.
“Waktu di
Neraka berbeda dengan alam dunia. Satu hari di dunia ini adalah tujuh tahun di
Neraka. Tak makan. Tak tidur. Bahkan mati pun tak bisa.
Di dalam
ruanganya, Nenek Yeon membaca buku HARI ESOK YANG LEBIH BAIK. Ia teringat
dengan ucapan Yeon “Demikian juga bagiku. Saat yang kusayangi menghirup udara
yang sama denganku”
“Aku akan
dengan senang hati menerima hukuman apa pun. Keinginanku adalah melihatnya
menua, sambil merasakan kegembiaraan, kemarahan, kesedihan, dan kesenangan
dalam hidup.” Ucap Yeon.
Nenek
Yeon mengeluh Yeon itu bodoh merelakan semuanya demi cinta.
Ji A yang
khawatir mencoba menelp Yeon tapi ponselnya ga aktif. Ia peun berjalan dilorong
dan bingung melihat lampu mati dan berpikir kalau sedang dalam pemadaman. Ia lalu melihat sesuatu yang bergelinding ke
arahnya, seperti buah yang kering, lalu melihat anak kembar didepanya.
“Hai... Kalian
belum tidur. Berapa usia kalian? ” Sapa Ji A. Keduanya menjawab dengan jari
mereka.
“Apa yang
kalian lakukan di sini?” tanya Ji A. Keduanya
balik bertanya apakah Ji A melihat ayah mereka.
“Apa Ayahmu
hilang? Di kamar mana dia? Apa Kau ingin kakak mencarikan dia? Ayo... Tapi Apa
ini? Kenapa sepatu kalian tak cocok?” ucap Ji A akan pergi.
Saat itu
Jae Hwan datang memanggil Ji A. Tanpa Ji A sadari kalau keduanya sudah meninggal
ada di ruangan lainya. Jae Hwan memberitahu kalau Sae Rom sudah menghabiskan kue
beras. Ji A pun memujinya. Sae Ro memberitahu kalau Sae Rom menyuruh untuk
pulang.
“Dia
ingin istirahat juga.” Kata Jae Hwan. Ji A mengerti dan meminta menunggu lalu bingung
Ke mana anak-anak pergi. Jae Hwan bingung.
“Mereka
barusan ada di sini.” Ucap Ji A. Jae Hwan pikir
Mereka mungkin pergi bersama orang tuanya. Ji A pun melangkah pergi
dengan Jae Hwan tanpa curiga.
Jae Hwan berjalan
keluar dari rumah duka, Ji A bertnaya apakah akan naik taksi karena akan
mengantarnya. Jae Hwan merasa tak perlu
karena hanya lelah.Tapi ibunya menyuruh
jalan-jalan sebentar untuk mengusir semua roh jahat.
“Dia pasti percaya pada kesialan.” Ucap Ji A. Jae Hwan menceritakan ibunya pergi ke gereja, tapi dia sangat percaya takhayul.
Mereka
pun berpisah, Ji A tersadar dengan
kantung kacang merah yang bolon, Ia
mencoba berjalan tapi tiba-tiba lehernya seperti terkecik lehernya. Saat itu
dibelakang, si hantu anak kembar menarik syalnya. Ji A akhirnya jatuh pingsan.
Jae Hwan pun berteriak menghampirinya.
Yeon yang
sedang di hukum bisa mengetahui kalau Ji A kehilangan jimat yang diberikan dan
menduga kalau itu kerjaan Rang. Ia memanggil Neneknya, tapi Neneknya tak datang. Ia terus berteriak
memanggil Nenek Yeon kalau ingin bicara dengannya.
“Aku tahu
kau mendengarkan aku. Lepaskan aku... Nenek. Kumohon. Lepaskan aku! Lepaskan
aku! Cepat! Lepaskan aku!” teriak Yeon lalu mengumpat kesal karena neneknya
tidak datang.
“Kenapa
berisik sekali?”ucap Nenek Yeon datang. Yeon memberitahu kalau harus keluar
dari sini jadi meminta agar melepaskanya.
“Dasar
bedebah! Apa Kau tak tahu di mana kau sekarang?” ucap Nenek Yeon marah
“Aku akan
pergi ke Neraka Pisau.” Ucap Yeon. Nenek Yeon memberitahu kalau kesana tujuan
Yeon jika hukumannya tak dikurangi.
“Kalau
begitu, aku bisa keluar dalam sehari.” Ucap Yeon. Nenek Yeon menegaskan atau
Yeon mungkin tak akan pernah keluar dari dalam tubuh itu. Yeon mengaku tak
peduli.
Di rumah,
Ji A dikompres dan akhirnya terbangun. Jae Hwan memberikan minum bertanya
apakah merasa lebih baik. Ji A mengangguk dan bertanya Apa yang terjadi
padanya. Jae Hwan memberithu Kalau Ji A pingsan di luar rumah duka.
“Dingin.”
Ucap Ji A. Jae Hwan pun memberikan jaket untuk Ji A agar tak kedinginan.
“Apa
terjadi sesuatu di sana?” tanya Jae Hwan. Ji A memberitahu kalau melihat
beberapa anak kecil sebanyak Dua kali.
“Seperti
apa rupa mereka?” tanay Jae Hwan. Ji A
menjawab kalau Mereka kembar.
“Mereka
mengenakan gaun cantik dan sepatu yang tak serasi.” Ucap Ji A.
“Apa
mereka hantu? Saat hantu meniru manusia, mereka melakukan yang berlawanan.” Ucap
Jae Hwan.
“Katanya kau tak percaya hantu.” Kata Ji A. Jae Hwan mengambil buku “KISAH ANEH JOSEON, KOLEKSI LEGENDA KOREA” dalam rak buku.
“Aku
memeriksanya. Rumah duka itu dulunya adalah pemakaman anak-anak.” Kata Jae
Hwan. Ji A baru tahu kalau itu Pemakaman anak-anak atau Mantan pemakaman
anak-anak?
“Ya.
Mereka merobohkannya dan membangun rumah duka.” Ucap Jae Hwan.
“Omong-omong,
Jae Hwan.. Kenapa kau terus... memegang buku secara terbalik?” kata Ji A
curiga.
Saat itu
lampu di rumah Ji A seperti dimainkan untuk menyala dan hidup. Dua hantu anak
kembar tiba-tiba pindah ke bawah kursi kalau mereka ketahuan. Ji A melihat
sekelilin sudah tak ada lagi sihantu, sementara Yeon sudah berdiri didepan
Neraka pisau.
Ji A
ketakutan di rumah, dan mendengar ada bunyi bel tapi tak ada orang yang
terlihat di depan rumahnya. Yeon bersiap menyebrangi jembatan. Nenek menyuruh
agar Yeon mengambil langkah pertamanya dan
tak akan bisa pergi sampai melewati jembatan.
“Bisakah
aku melakukannya dalam keadaan fisik ini?”gumam Yeon karena sudah lemah setelah
dicuaca dingin
Ji A
memegang kantung yang diberikan Yeon sebelumnya “Pokoknya, yang bisa kau lihat,
bisa melihatmu juga. Ini tas berisi kacang merah untuk menambah usiamu Jangan
sampai hilang, Bawa setiap saat.”
Nenek
Yeon menyuruh Yeon agar segera menyebrang. Yeon pun yakin berjalan mengucapkan
sampai jumpa di ujung sana. Nenek Yeon memberitahu kalau Pendosa akan melintasi
Neraka Pisau. Yeon mencoba melewati jembatan dengan banyak pisau yang akan
menusuknya.
“Siapa?..
Apa yang kau mau dari aku?” teriak Ji A. Si anak kembar tiba-tiba langsung
memegang kaki Ji A.
“Serahkan
tubuhmu. Kami menginginkannya.” Ucap anak kembar. Ji A mencoba melepaskan tangan
anak kembar. Di atas jembatan Yeon mencoba terus berjalan dan tak bisa
menghindar pisau.
Ji A
berlari menyelamatkan diri pergi ke sebuah tempat dan menutup pintu. Semua
hantu mengikutinya dan mengedor-gedor pintu agar bisa menyerahkan tubuhnya. Ji
A menangis karena dikejar-kejar hantu. Yeon mencoba agar tetap berjalan dengan
tubuh yang sudah terluka.
Ji A
pergi ke bagian atap, hantu-hantu datang dan meminta agar bisa menyerahkan
tubuhnya. Yeon sudah tak sadarkan diri
lalu teringat dengan ucapan Yeon
“Terima
kasih, Yeon. Aku yang berusia 9 tahun dan aku yang berusia 30 tahun...keduanya
hidup berkat dirimu.”
“Kau
tahu,. aku mungkin tak bisa mengalahkandan mengendalikan cuaca,. tapi aku akan
membalas budi suatu hari nanti. Aku berjanji. Aku akan. melindungimu.” Ucap Ji
A
“Wanitamu.
tak akan berumur panjang kali ini juga.”kata Rang memperingati kakaknya. Yeon
pun merangkak untuk menyerangi jembatan.
“Aku tak peduli siapa dia. Aku tak peduli apa dia orang yang kucari atau bukan. Tidak ada lagi yang penting. Aku hanya tahu satu hal.”
“ Rasa
sakit yang kurasakan dari pisau yang menusuk dagingku sama sekali bukan apa-apa
dibandingkan dengan rasa sakit yang akan kurasakan jika wanita itu mati.”
“Aku
hanya ingin tahu lebih banyak tentangmu.” Ucap Ji A. Yeon terus berusaha keluar
dari Neraka
“Maka,
janganlah mati. Tolong tetaplah hidup. Kumohon sampai aku tiba.” Gumam Yeon
“Aku sering
mengalami mimpi buruk. Dan setiap kali aku bermimpi, tak ada siapa pun di
sampingku. Aku sudah terbiasa dengan itu Tapi, sekarang...” gumam Ji A.
“Kenapa
aku menunggumu? Lee Yeon. Lee Yeon!” ucap Ji A ketakutan akan jatuh dari atap.
Ji A akhirnya jatuh dari atas gedung,Yeon tiba-tiba datang langsung menyelamatkanya. Ji A sadar kalau selamat, dan langsung memeluk Yeon yang tak sadarkan diri. Ia menangis meminta agar Yeon jangan mati. Tiba-tiba disekeliling merek berdua terbentuk lingkaran.
“Aku
menemukanmu.” Ucap Yeon bisa membuka matanya mengingat saat terakhir kali
mencium A Eum agar bisa bereinkarnasi dan berjanji akan menemukanya.
“Aku
juga...menunggumu...” ucap Yeon memegang wajah Ji A. Di tempat lain, bungkusan kain yang diberi jimat.
Bersambung
ke episode 5
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar