PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini
Hye Jun
melihat ponselnya dan terdiam saat melihat nama Ji A yang menelp dan akhirnya
mengangkatnya. Ji A memberitahu kalau baru saja bertemu reporter hari ini dan
akan muncul berita. Hye Jun tak mengerti apa maksudnya.
“Ji-a
mendatangiku.” Ucap Hae Hyo. Hye Jun langsung melotot tajam pada temanya.
“Aku tak
mengerti maksudmu.” Ucap Hye Jun. Ji A mengaku ia yang emosional dan egois
sedikit berkorban untukmnya.
“Hae-hyo
di sini. Aku akan bicara dengannya.” Ucap Hye Jun lalu menutup telpnya.
“Ji-a
memang begitu, tapi bukankah seharusnya kau beri tahu aku sebelum dia bertemu
reporter?” ucap Hye Jun marah
“Karena
itu aku datang.” Kata Hae Hyo. Hye Jun mengeluh kalau ini sudah telat.
“Apa Kamu
marah? Aku ingin membantumu. Aku bekerja sama karena pikir bantuan itu akan
membantumu. Apa aku salah?” ucap Hae Hyo
“Ada bantuan
yang diterima dan tidak. Bantuan Ji-a tak bisa diterima.” Tegas Hye Jun marah
“Kau berubah.”komentar Hae Hyo. Hae Jun tak mengerti maksudnya dengan nada penuh amarah
“Sa
Hye-jun yang dulu… akan menghargai orang-orang yang membantunya dengan niat
baik.” Ucap Hae Hyo.
“Apa Tak
terpikirkan jika aku marah karena merasa berterima kasih? Aku tak mau memberi
alasan yang payah. Ini akan terungkap seiring waktu. Aku hanya perlu bertahan.”
Tegas Hae Jun
“Aku
menawarkan alasan dan terlihat payah menggantikanmu. Kau juga akan seperti ini jika
aku dalam situasi yang sama. Itu kau yang dulu.” Ucap Hae Hyo
“Kenapa
kau terus menggunakan kata "dulu"? Kau yang dulu juga tak begini. Kau
selalu menghargaiku dan berdiskusi denganku!” tegas Hae Jun dengan nada tinggi
“Apa kau
punya waktu untuk berdiskusi? Kau selalu sibuk. Kau bertemu Jeong-ha saat
senggang. Tak ada waktu untuk kita.” Ucap Hae Hyo. Hae Jun hanya bisa terdiam.
“Jin-u
dan Hae-na berpacaran.” Kata Hae Hyo. Hae Jun tak kaget mendengarnya. Hae Hyo
tak percaya melihat reaksi Hae Ju.
“Kapan
kau tahu… Jin-u dan Hae-na pacaran?” ucap Hae Jun. Hae Hyo tak percaya kalau
temanya sudah tahu adiknya berpacaran dengan teman mereka.
“Kalian
sungguh berengsek. Selain aku, kalian… Apa Kau menipuku?” ucap Hae Hyo sangat
marah
“Bukan
menipu. Hanya sampai Jin-u bicara…” kata Hae Jun. Hae Hyo tak peduli dan
akhirnya berjalan keluar dari ruangan.
“Ada apa
dengannya? Aku yang seharusnya marah.” Ucap Hae Jun heran melihat temanya yang
marah
“Rupanya
pria sama saja seperti wanita saat bertengkar. Apa Tak saling pukul? Kalian
tenang sekali. Di film biasanya saling meninju.” Ucap Nyonya Lee yang sedari
tadihanya diam saja.
“Maaf... Pokoknya,
kau harus berterima kasih saat bertemu Ji-a. Aku berterima kasih karena dia
bertindak.” Kata Nyonya Lee
“Apa yang
Hae-hyo dan Ji-a bicarakan?” ucap Hae Jun penasaran.
Flash Back
Hae Hyo
bertemu dengan Ji A, berkomentar kalau
Tak biasanya melakukan ini dan yakin
Orang tua Ji A takkan diam jika berita
keluar. Ji A bertanya apakah Hae Hyo masih menyukai pacar Hye-jun. Hae Hyo
hanya terdiam dengan senyuman bahagia.
“Kendalikan
ekspresimu. Kau bisa ketahuan Hye-jun. Dia pasti sangat terluka jika tahu.”
Kata Ji A mengejek
“Kau tahu
persis titik lemah orang. Kau akan menjadi pengacara hebat.” Kata Hae Hyo
“Aku
ingin melindungi Hye-jun. Saat kami berpacaran, aku berkali-kali menguji dia
dan cintaku. Dia tulus. Itu kesimpulanku. Karena sekarang ada halangan untuk
memilikinya, maka aku makin menginginkannya.” Ucap Ji A
“Aku
senang karena ada satu hal yang tak bisa kau miliki sesukamu.” Kata Hae Hyo
“Jika aku
tak bisa memilikinya, kau tak punya kesempatan untuk memiliki Jeong-ha.
Bukankah kau diuntungkan jika hubunganku dengan Hye-jun baik? Meyakinkan,
'kan?” ucap Ji A yakin
“Meyakinkan.
Namun, Jeong-ha bukan orang yang memacari siapa saja karena putus dengan
Hye-jun.” ucap Hae Hyo
“Apa Kau
pikir aku begitu? Kau pintar menyindir orang. Telepon reporter Out News dan
buat janji untukku.” Ucap Ji A.
Di
ruangan bawah tanah, Tuan Sa melihat semua pekerjaa meminta agar Harus tambah
satu sakelar dan stopkontak dibagian dinding.
Tuan Kim mengeluh kalau Tuan Sa sudah bilang jadi menyuruh agar naik
saja, dan mengejek kalau Tuan Sa yang sedang mengawasi.
“Tidak.
Aku akan naik ke atas.” Kata Tuan Sa. Anak buahnya memanggil Tuan Sa kalau Tak
perlu beri makan malam.
“Kau
berharap dapat makan malam?”ejek Tuan Sa.
Tuan Kim menyuruh agar cepat naik dan istirahat. Tuan Sa mengerti lalu
keluar ruangan, saat akan masuk dan
akhirnya langsung pergi keluar rumah.
Kakek Sa
sibuk merapihkan rambutnya, dan terlihat tampan dengan setelan wajahnya. Pintu
kamarnya diketuk, Tuan Kim masuk ke kamar. Kakek Sa bertanya apakah Konstruksi
sudah selesai. Tuan Kim merasa kalau sudah menduga kalau Tuan Sa tak naik.
“Apa
maksudmu?” tanya Kakek Sa heran. Tuan Kim memberitahu kalau sudah menyuruh Tuan
Sa naik dan istirahat, tapi malah pergi.
“Kenapa
istirahat? Apa Dia sakit?” tanya Kakek Sa. Tuan Sa memberitahu kalau Tuan Sa tak mau keluarga tahu.
“Aku
dipaksa tutup mulut. Dia ke rumah sakit untuk periksa bahunya. Katanya harus
dioperasi lagi jika dia tak hati-hati. Tolonglah bicara dengannya. Sebelumnya
dia pernah dioperasi, tapi keadaannya tak membaik.” Ucap Tuan Kim
“Dia bisa
terus bekerja?”tanya Kakek Sa. Tuan Kim menjawab Tidak bisa tapi Tuan Sa itu keras kepala
sekali.
“Dia
terlalu keras kepala. Dia sangat dominan seperti ibunya.” UcapKakek Sa.
“Sepertinya
dia malu pada Hye-jun. Dia sangat menentang karier Hye-jun.” kata Tuan Kim.
Kakek Sa hanya bisa mengeluh dengan tingkah anaknya.
Kakek Sa
keluar dari rumah melihat anaknya yang baru pulang dan langsung bertanya Habis
dari mana. Tuan Sa menjawab Dari sana dan bertanya Ayahnya mau ke mana. Kakek
Sa pikir Sepertinya dapat pekerjaan karena diminta ke tempat kursus.
“Pergilah.”
Ucap Tuan Sa tak peduli. Kakek Sa pun bertanya apa yang akan dilakukan anaknya.
“Kenapa
bertanya? Aku harus selesaikan kamar Hye-jun.” ucap Tuan Sa. Kakek Sa pun
meminta agar bisa mengantarnya.
“Ayah
harus berjalan sampai ujung sana jika pergi naik bus.” Ucap Tuan Sa. Kakek Sa
mengeluh kalau sudah tua, mudah lelah.
“Ayah
terlihat lebih bugar dariku.” Keluh Tuan Sa. Kakek Sa kembali bertanya apatak
mau mengantarnya.
“Tak mau.
Kenapa aku harus antar Ayah?” ucap Tuan Sa dengan nada sinis.
Tapi
akhirnya Tuan Sa mengantar ayahnya dengan truk. Kakek Sa menyindir kalau
Alangkah baiknya jika anaknya bisa
bicara lemah lembut. Tuan Sa pikir terlalu sempurna jika bicara lemah lembut.
“Kau
kehabisan kata-kata setelah mengatakan itu, 'kan?” ejek Kakek Sa.
“Aku tak
pernah tonton drama, tapi jadi suka karena Hye-jun. Di drama, para wanita suka
jika pria berkata seperti itu.” Kata Tuan Sa.
“Itu
karena wajah tampan. Tak akan diterima jika kau yang katakan.”ejek Kakek
Sa
“Siapa
yang melahirkanku seperti ini? Ayah tak menurunkan satu pun hal baik padaku.”
Keluh Tuan sa.
“Apa Boleh
nyalakan musik?” tanya Kakek Sa. Tuan Sa langsung melarangnya, tapi akhirnya
menyalakan untuk ayahnya.
Keduanya
menaiki tangga, Tuan Sa mengeluh kalau Ayahnya
bisa masuk sendiri dan Kenapa mengajaknya masuk juga. Kakek Sa mengaku Itu
mengganggu pikirannya karena anaknya pasti bosan menunggu di depan sendirian
dan akhirnya masuk ke sebuah ruangan.
“Kau
sudah datang?Apa Kau sudah menemukan manajer?” sapa guru melihat Kakek Sa
datang dengan seorang pria.
“Bukan.
Ini putraku.” Ucap Kakek Sa. Guru kaget ternyata putramnya karena Tak mirip
sama sekali. Tuan Sa menahan amarahnya dan akhirnya mereka pun duduk.
“Sejujurnya
masih terlalu dini untuk mencari manajer. Namun, bisa berubah jika kami bekerja
keras dan memberikan banyak pekerjaan padamu.” Ucap Guru.
“Ada
pekerjaan apa?” tanya Kakek Sa. Guru mengaku Ada tawaran iklan televisi, yaitu Produk
kesehatan. Tuan Sa kaget mendengarnya.
“Bayarannya
pasti mahal.” Kata Kakek Sa tak percaya. Guru membenakran kalau Ini iklan
televisi.
“Berbeda
dengan iklan selebaran. Apa Mau minum?” ucap Guru. Kakek Sa membenarkan dan ingin tahu ada
minuman apa saja.
“Itu…
Pak. Apa bisa beli minum di lantai satu gedung ini?” ucap Guru. Tuan Sa akan
pergi.
“Kenapa
kau menyuruh putraku? Aku tak perlu minum apa pun.” Ucap Kakek Sa marah.
“Itu bukan hal sulit. Kalian Mau dibelikan apa?” ucap Tuan Sa. Kakek Sa menyuruh agar Jangan merepotkan diri sendiri.
“Astaga. Tampaknya kau sangat menyayangi putramu. Aku suruh karyawanku saja.” Ucap Guru.
“Ada apa dengan Ayah? Aku bisa pergi membelinya.”kata Tuan Sa heran dengan sikap temanya.
“Ayah perhatian padamu, kenapa kau mengeluh?” ucap Kakek Sa. Tuan Sa mengaku tak mengeluh.
“Itu karena Ayah bertingkah aneh.” Ucap Tuan sa. Kakek Sa pikir anaknya harus memperbaiki sifatnya
“Apa
harus memperlakukan ayah seperti ini di depan pengajar? Bagaimana dia akan
memandang ayah? Bagaimana dengan keluarga kita? Pasti dia kira kita kasar.”
Ucap Kakek Sa
“Tak
seperti itu. Aku saja yang pergi.” ucap sang guru merasa tak enak hat. Kakek Sa
merasa tak enak hati dengan gurunya yang bergegas keluar.
“Ayah tak
seharusnya mengajakmu ke sini. Ini memalukan.” Kata Kakek Sa. Tuan Sa pikir
akan pergi saja
“Tidak.
Tunggu sampai selesai.” Ucap Kakek Sa. Tuan Sa duduk dan kakek Sa kembai
mengeluh kalau ini Malu sekali.
Nyonya
Han melihat artikel [KELAYAKAN KEMENANGAN SA HYE-JUN SEBAGAI AKTOR TERBAIK
DIPERTANYAKAN] Dan komentar [BUKANKAH SA HYE-JUN, MASIH PENDATANG BARU? AKU TAK
PAHAM ALASAN DIA BISA MENANG] wajahnya pun langsung sedih.
“Ae-suk! Kenapa?”
ucap Nyonya Kim saat masuk rumah. Nyonya Han mengaku kesal setiap melihatnya.
“Orang-orang
stasiun siaran tak bodoh. Dia menang karena memang berhak.” Ucap Nyonya Han
kesal
“Tentu
saja. Tak ada yang pantas menang selain Hye-jun. Apa Orang-orang masih bahas
penghargaan?” ucap Nyonya Kim
“Kulihat
berita dengan komentar jahat.” Keluh Nyonya Han. Nyonya Kim kesal dan ingin
tahu berita apa.
“Aku
harus beri tahu para anggota kami. Anggota Pohon Pemberi, Hye-jun Segalanya,
Galeri Sa Hye-jun. Aku akan kumpulkan penggemardan galang dana untuk
menggugat.” Ucap Nyonya Kim
“Namun, apa harus digugat?” ucap Nyonya Han.Nyonya Kim meegaskan kalau itu Harus.
“Di masa kini, orang-orang didorong untuk menggugat. Tren sekarang tak beri ampun.” Kata Nyonya Kim
“Kenapa Bu Lee tak menggugat?” kata Nyonya Han. Nyonya Kim juga heran merkea menggugat karena frustrasi.
“Kontrak
Hye-jun sampai kapan?” ucap Nyonya Kim. Nyonya Han mengaku tak tahu. Nyonya Han
menjawab Coba cari tahu.
“Dia
butuh agensi yang lebih besar dan bagus. Agensi ini tak becus. Nama Jjamppong
juga aneh. Memangnya restoran masakan Tionghoa?” ucap Nyonya Kim kesal.
Nyonya
Han melihat apa yang dibawa Nyonya Kim. Nyonya Kim memberitahu kalau Hari ini
harus antarkan lauk ke rumah Hae-hyo jadi buatkan untuk keluarga Nyonya Han juga.
“Baguslah.
Jika kamar Hye-jun sudah selesai dibangun, aku bingung mau masak apa.” Ucap
Nyonya Han tersenyum
“Apa Yeong-nam
ikut mengerjakannya?” ucap Nyonya Kim. Nyonya Han pikir Seharusnya begitu.
“Ae-suk.
Yeong-nam…Tak jadi.” Kata Nyonya Kim ragu, Nyonya Han ingin tahu ada apa.
“Aku beri
tahu nanti. Aku harus ke rumah Hae-hyo. Aku selalu tak mau beranjak jika ke
rumah ini.” Ucap Nyonya Kim pamit. Nyonya Han pun mengucapkan Terima kasih.
Nyonya
Kim mencoba menelp anaknya tapi tak diangkat, lalu berbicar sendiri.
“Won
Hae-na... Jadi, kau akan terus begini? Menurutmu berapa lama lagi Apa kau bisa
menghindari ibu?” ucap Nyonya Kim. Saat itu Hae Na mengendap-ngendap menuruni
tangga dan akan keluar dari rumah.
“Kau di
rumah, tapi tak angkat telepon ibu?” sindir Nyonya Kim. Hae Na kaget dan
langsung tertunduk meminta maaf.
“Apa Mau
bertemu Jin-u?” tanya Nyonya Kim. Hae Na membenarkan.
“Sebelum
bertemu, Apa kau bisa luangkan sepuluh menit untuk ibu? Kita bicara nanti jika
tak bisa.” Kata Nyonya Kim. Hae Na mengaku bisa dan langsung duduk.
“Ibu
sudah memikirkannya.” Kata Nyonya Kim. Hae Na pikir kalau Ibunya akan marah
“Tidak. Ibu
bukan orang yang seketat itu.Kau harus hidup mencintai seorang pria jika
menikah. Sebelum itu, ibu setuju kau mencoba berbagai hubungan.” Ucap Nyonya
Kim. Hae Na tak percaya mendengarnya.
“Tentu,
ibu berharap pacarmu adalah pria yang ibu suka.Namun, tak apa-apa. Kau bisa
terpesona pada Jin-u.” Kata Nyonya Han.
Hae Na langsung mengucapkan terimakasih.
“ Tapi
kau, Jangan hamil dan jangan menikah. Pulang setelah main. Diizinkan.” Ucap
Nyonya Kim
“Ini
bukan disetujui.” Keluh Hae Na. Nyonya
Kim menegaksan Tak ada milik anaknya yang bukan milik ibunya.
“Kau bisa
mengeklaim kepemilikanmu.Namun, hanya tubuhmu yang bisa kau klaim sepenuhnya.”
Kata Nyonya Kim
“Apa aku pernah
minta? Kenapa klaim kepemilikan?” keluh Hae Na. Nyonya Kim menegaskan kalau iajuga
patuh pada orang tua.
“Apa Aku
harus hidup begitu karena Ibu juga begitu?” ucap Hae Na. Nyonya Kim
membenarkan.
“Kau bisa
Pergi dan temui Jin-u. Bahkan Main dan ubah suasana hatimu. Pelajarilah betapa
menyakitkannya memiliki hubungan tanpa masa depan. Itu akan mendewasakanmu.”
Ucap Nyonya Kim
“Rupanya
Ibu jauh lebih menakutkan daripada yang aku kira.” Keluh Hae N.
“Ibu terus
memandumu. Hubungan kita baik karena kau terus bertindak sesuai panduan ibu.
Kau yang merusak hubungan kita. Memang sudah rusak dan takkan bisa kembali
seperti dulu. Atur ulang hubungan kita.” Ucap Nyonya Kim
“ Tak
mau.”kata Hae Na. Nyonya Kim menegaskan juga tak mau dan menegaskan akan mulai
memberikan sanksi.
“Kau tahu
sanksi pertama saat suatu hubungan memburuk?” ucap Nyonya Kim. Hae Na bertanya
Kartu dulu Atau mobil dulu.
“Kau
sungguh pintar. Mana yang lebih merugikanmu?” kata Nyonya Kim. Hae Na merasa Sama-sama
merugikan.
“Jangan
menggunakan trik. Menurut ibu, kartu lebih merugikanmu. Mari kita mulai dari
yang lemah. Mobilmu disita. Serahkan kunci mobilmu.” Ucap Nyonya Kim. Hae Na
mengeluh kesal tapi akhirnya memberikan kunci mobilnya.
“Ini
sudah Beres. Silakan pergi dan bersenang-senang. Selamat berpacaran. Selamat
datang di kenyataan.” Ucap Nyonya Kim. Hae Na cemberut pun keluar dari rumah.
Ji A
bertemu dengan Nona Kim melihat ruangan dan
tak tahu kalau akan merekam video. Nona Kim pkir Jika mau membantu,
lakukan hal yang pasti. Ji Ah mengaku suka itu. Nona Kim pikir Ji A sudah tahu
firma hukum tujuannya setelah lulus. Ji A kaget Nona Kim yang bisa tahu.
“Salah
satu sepupuku bekerja di firma hukum ternama. Kami selalu dibandingkan sejak
kecil. Jadi Kau dan Hye-jun pacaran cukup lama?” kata Nona Kim
“Kenapa
dia tak sopan?” gumam Ji A kesal lalu menjawab kalau mereka bersama di awal dan
pertengahan 20-an.
“Aku tahu
semua mengenai Hye-jun saat itu.” Kata Ji A. Kameramen memberitahu kalau sudah
siap.
“Calon
pengacara yang masih setia meski cinta sudah berakhir. Apa benar sudah
berakhir?” tanya Nona Kim
“Bukan
urusanmu. Menyebalkan.” Gumam Ji A kesal dan akhirnya Nona Kim menyuruh agar
menjawab ke arah kamera.
Jin U
menungu ditaman, Hae Na datang menghampirinya. Jin U menyambutnya lalu bertanya
apa tak ketahuan ibunya. Hae Na
memberitahu kalau Ibu mengizinkan berpacaran dengan Jin U. Jin U memuji kalau
Ibu Hae Na sungguh orang baik dan merasa
tak perlu cemas yang tak beralasan.
“Kita
lebih terperangkap dalam aturan. Ibu sangat kreatif. Ini kali pertama aku
merasa tak bisa mengalahkan Ibu.” Ucap Hae Na.
“Kenapa
harus kalahkan ibumu? Aku tak pernah berpikir begitu.” Ucap Jin U
“Jika terpikir, aku tak akan menyembunyikan hubungan kita. Rupanya kau lebih pengecut dariku.” Kata Hae Na.
“Ya. Aku
pengecut. Pernikahan adalah kenyataan. Pacaran adalah fantasi. Aku tak mau
beralih dari fantasi ke kenyataan.” Jelas Jin U. Hae Na menganguk mengerti.
“Kau kini
sedikit bisa diandalkan. Bukan orang yang emosional tanpa solusi.” Ucap Hae Na
memuji
“Itu
karena aku mencintaimu.” Ungkap Jin U. Hae Na hanya bisa terdiam. Jin U
mengejek kalau jantung Hae Na yang berdebar.
“Tidak!”
teriak Hae Na. Jin U mengeluh Ha Nae galak sekali lalu melihat ponselnya yang
bergetar.
“Apa ini?
Dia pasti sibuk mengurus masalahnya. Kenapa menelepon?” ucap Jin U lalu
mengangkat telp dari Hye Jun.
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Jin U. Hye Jun heran Jin U yangtahu kalau tak baik-baik saja.
“Ayo bertemu
di tempat kita biasa bertemu. Aku terlalu mengabaikan kalian belakangan ini.”
Kata Hae Jun.
Ji A
berjalan di lorong rumah dan melihat papan nama agency, lalu tersenyum melihat
nama Jammppong. Akhirnya Ia menekan bel rumah, Nyonya Lee pun membuka pintu
lalu menyuruh masuk. Ji A melihat Hye Jun yang ada didalam ruangan.
“Aku akan
keluar sebentar. Panggil aku jika sudah selesai.” Kata Nyonya Lee. Hye Jun
menganguk mengerti
“Kantor
ini lebih kecil dari perkiraanku. Tidakkah seharusnya pindah?” komentar Ji A.
Hye Jun merasa kalau itu pas untuk mereka lalu menawarkan teh.
Dua
cangkir teh di atas meja, Hye Jun mengaku tak berhara muncul di hidupnya lagi.
Ji A mengaku selalu menentang harapan Hye Jun karena Dengan cara itu bisa
menguji cintanya. Hye Jun pikir kalau Butuh waktu cukup lama untuk sadar bahwa
itu ujian.
“Aku memutuskan
tak bisa diuji terus setiap bertemu.” Kata Hye Jun. Ji A pikir mereka Kini
santailah.
“Aku tahu
kita tak bisa menjalin hubungan kembali. Aku juga menerima bahwa kita tak bisa
menjadi teman.” Jelas Ji A. Hye Jun pun mengucapkan Terima kasih.
“Aku
senang kau sukses. Namun, hanya aku yang bisa menghancurkanmu. Aku tak bisa
membiarkan orang lain menyakitimu”ucap Ji A. Hye Jun pun ingin tahu
kelanjutannya.
“Aku
membuktikan bahwa Sa Hye-jun mencintai perempuan. Aku senang bisa melakukan
itu. Aku tak berutang padamu lagi.” Kata Ji A
“ Aku tak
mengira kau berpikir kau berutang padaku.” Tegas Hye Jun. Ji A menegaskan kalau
Ji A juga punya hati.
“Kurasa kau
menganggap aku sangat jahat. Ada banyak tindakan yang membuatku terlihat
begitu, tapi aku menyesal. Aku pikir itu perhatian yang bisa aku lakukan
untukmu.’ Jelas Ji A.
Di salon,
Jeong Ha menerima pelanggan memberitahu kalau Kulitya langsung memerah meski
disentuh sedikit. Ia tahu kalau pelangganya punya kulit kombinasi yang juga
sangat sensitif. Si pelanggan mengaku Makin parah karena kurang tidur.
“Ini hari
jadi pernikahanmu. Kau juga akan melakukan pemotretan. Gugup hal yang wajar. Pertama-tama,
aku akan oleskan krim untuk menenangkan kulit.” Ucap Jeong Ha
“Senang
ada salon untuk satu orang. Aku merasa seperti putri.” Kata Si wanita. Jeong Ha
meminta agar sering-seringlah datang.
“Aku harap
kau tak terlalu terkenal. Biar aku saja yang tahu.”kata Si wanita. Jeong Ha
mengucapkan Terima kasih dan anggap itu pujian dan tak melihat kalau Hye Jun
yang menelp.
Do Ha
melihat SNS milik HAE-HYO dengan 1,1 JUTA PENGIKUT sambil menaikan kaki ke
meja. Tuan Lee masuk ruangan, berkomentar Do Ha terlihat nyaman sekali sambil
menyindir Apa ini ruangannya. Do Ha tahu kalau Ini bukan ruangannya tapi ia
yang bayar perawatan ruangan ini.
“Bajingan
ini berlagak lagi.” Ucap Tuan Lee mengumpat. Do Ha mengaku Ini sungguh aneh.
“Jumlah
pengikut media sosial Hae-hyo terlalu banyak.” Kata Do Ha. Tuan Lee heran Kenapa
memikirkan itu
“Aku
terus menggali jika terpikirkan sesuatu. Masuk akal jika dia menggunakan
layanan penambah pengikut seperti katamu.” Kata Do Ha
“Meski
dia menggunakan layanan itu, apa hubungannya denganmu?” ucap Tuan Lee
“Hae-hyo
terlalu sempurna. Aku terganggu dengan aura santainya. Harga diriku sangat
jatuh belakangan ini. Jika tahu dia melakukan trik semacam ini, perasaanku
menjadi lebih tenang. "Kau tetap melakukan itu meski keluargamu
kaya."” Ucap Do Ha
“Dalam
hal itu, popularitas itu adil. Tak bisa didapat sembarangan. “ kata Tuan Lee.
Tapi Do Ha yakin Menurutnya dia menggunakan layanan.
Di rumah,
Nyonya Kim datang melihat majikanya yang tak pergi keluar.. Ibu Hae Na mengeluh
kalau anaknya memiliki ibu mertua seperti itu. Nyonya Kim memberitahu kalau akan
menaruh lauk di dalam kulkas dan bisa memberitahu lauk apa yang harus dibuat
selanjutnya.
“Aku harus
minta dia berhenti kerja.” Gumam Nyonya Kim lalu teringat dengan komentar
suaminya.
Flash
Back
Tuan Won
makan dengan menu lengkap lalu memuji Ibunya Jin-u memang pintar memasak karena
Rasa lauknya pas. Ia pun memuji ada rasa yang tertinggal bersih.
“Makanya,
aku menahan banyak hal. Agar kau bisa makan enak.” Ucap Nyonya Kim
“Terima
kasih. Kau buat aku terharu, Tahan terus” ucap Tuan Won.
***
Nyonya
Kim duduk di ruangan, Ibu Ji U heran majikanya yang belum memberikannya padaku.
Nyonya Kim menghela nafas kalau harus minta dberhenti bekerja lalu bertanya Belakangan
ini ada hidangan musiman apa, karena sedang tak nafsu makan.
“Itu…
Bagaimana dengan makanan pedas? Deodeok dibumbui gochujang?” ucap Ibu Ji U
“Jangan
dibumbui gochujang, tapi goreng dengan tepung ketan. Jangan buat di rumahmu.
Buat di sini saja. Enak dimakan langsung.” Ucap Nyonya Kim penuh semangat.
“Apa kau
Mau kodari-jjim juga?”tanya Ibu Jin U. Nyonya Kim dengan senyuman sumringah
mengaku sangat suka,
“Apa ini?
Aku tak jadi minta dia berhenti karena makanan?” gumam Nyonya Kim bingung
dengan sikapnya.
“Aku bisa
membuat agu-jjim juga.” Kata Ibu Jin U. Nyonya Kim mengaku ingin sekali makan
itu. Ibu Jin U berjanji akan
membuatkanya.
“Saat
kesal, melampiaskan dengan makanan adalah hal terbaik” kata Ibu Jin U . Nyonya
Kim heran Kenapa ia kesal?
“Kau tak
kesal?” tanya Ibu Jin U. Nyonya Kim mengaku tak kesal lalu mengeluh Ibu Jin U
pintar ambil kesimpulan mengenai perasaan orang.
“Lebih baik komentar jahat daripada tak ada komentar. Aku pikir kau kesal karena Hae-hyo tak ada komentar.” Ucap Ibu Jin U
“Jika tak menjadi pesohor, Hae-hyo bisa lakukan hal lain Ada banyak option.”kata Nyonya Kim. Ibu Jin U tak mengerti apa itu option.
“Maksudku, ada banyak pilihan.” Kata Nyonya Kim menahan amarahnya.
“Begitu. Seharusnya kau bilang "pilihan" dari awal. Aku tak paham kau bicara apa. Aku harus gunakan kata itu. Aku pamit dulu.” Kata Nyonya Kim
“Aku harus bilang” gumam Nyonya Kim lalu meminta agar Jangan datang lagi. Tapi Ibu Jin U sudah pergi. Nyonya Kim pikir sudah bilang.
“Dia yang tak dengar dan terus datang.” Kata Nyonya Kim merasa sudah melakukanya.
Hae Hyo
masuk ke dalam salon, Jeong ha melihat Tampaknya jadwal Hae Hyo longgar. Hae
Hyo mengaku sudah bicara dan dia ingin bertemu. Jeong Ha bingung. Hae Hyo
meberitahu Aktris yang dibilang waktu itu. Jeong Ha pun mengucapkan terimakasih
dan ingin tahu siapa dia.
“Akan
kuberi nomornya.” Ucap Hae Hyo. Jeong Ha
berteriak bahagia karena Luar biasa!
“Aku selalu
melakukan sesuatu untukmu. Namun, kau? Aku datang meluangkan waktu. Kau balas
dengan "tampaknya jadwalmu longgar"? Astaga.” Ucap Hae Hyo
“Astaga,
aku tak merasa bersalah lagi. Aku mau mengolok-olokmu. Jangan sok tua. Kapan
ulang tahunmu?” kata Jeong Ha.
“27
September. Kau kapan?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha menjawab 4 November lalu
memanggilnya “Oppa” Hae Hyo mengeluh meminta agar Jangan lakukan itu.
“Ayo
makan.” Kata Hae Hyo. Jeong Ha
mengaku harus pulang. Hae Hyo mengeluh
Jeong Ha yangselalu mau pulang saat bersamanya dan ingin tahu alasanya hari
ini.
“Aku
harus siap-siap untuk siaran nanti.” ucap Jeong Ha. Hae Hyo pikir Jeong Ha
berubah menjadi Youtuber hari ini.
“Pengikutmu
tak begitu banyak, 'kan?” ejek Hae Hyo. Jeong Ha mengaku Itu karena tak fokus
padanya dan tak berencana begitu.
“Itu
hanya media untuk berinteraksi ringan dengan orang-orang seperti buku harian.”
Kata Jeong Ha.
“Berinteraksi
apa hari ini?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha menyuruh Hae Hyo Lihat siarannya jika penasaran.
“Apa Kau
bertemu Hye-jun?” tanya Jeong Ha. Hae Hyo menganguk dan mengaku tak suka dia.
“Dia tak
peduli dengan teman karena asyik dengan pacar. Hye-jun pintar sekali. Kapan kau
bertemu Hye-jun?” ucap Hae Hyo
“Kami
hanya berkirim pesan. Dia sibuk dan lelah. Aku enggan mengajak bertemu. Aku
juga tak mau tanya soal rumor itu.” Kata Jeong Ha.
“Bukankah
hubungan kalian kuat? Kenapa tak bisa tanya?” ucap Hae Hyo. Jeong Ha pikirakan menunggu
sampai dia bicara.
“Dulu aku
tak bisa menunggu. Aku berubah.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo merasa Jeong Ha mencintainya.
“Cinta
memang seperti itu. Kau mulai suka hal yang tak bisa dilakukan.” Ucap Hae Hyo
“Kau
sangat paham, tapi kenapa tak pacaran?” ejek Jeong Ha. Hae Hyo melihat JeongHa itu
Ceria sekali mengajak pergi dan akan mengantar.
“Biar aku
yang lakukan tugas Hye-jun.” kata Hae Hyo. Jeong Ha mengaku tak pernah minta
Hye-jun lakukan ini.
“Dia
lelah. Aku suruh dia istirahat di rumah.” Ucap JeongHa. Hae Hyo pikir Jeong Ha
agar Cepat keluar.
***
Bersambung
ke part 2
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar