Jung Gi keluar dari ruang rapat melihat Young Mi yang
baru datang. Young Mi meminta maaf karena datang terlambat. Direktur Jo menegur
Young Mi yang tak melihat jam kerja masuk kantor.
“Ini waktu yang sangat penting
untuk kita semua, kenapa kau terlambat? Aish. Dasar Ibu-Ibu.” Ucap Direktur Jo lalu berjalan kembali keruanganya.
Young Mi kembali meminta maaf, Da Jung melihat Young Mi dengan pakaian dan
rambut yang acakan tak seperti biasanya
“Kapan Ibu mertuamu kembali?” bisik Jung Gi khawatir, Young Mi juga tak tahu akana
menelpnya nanti. Jung Gi merasa keadannya Young Mi akan sangat buruk sekarang.
Jung Gi melihat Young Mi melepaskan jaketnya dan
membersihkan bekas nasi yang menempel setelah ikut mengikat rapi rambutnya
terlihat acak-acakan.
“Untuk apa dan
siapakah kita bekerja saat ini? Kami telah menjadi orang tua yang tidak bisa
menemani anaknya disaat anak membutuhkan...” gumam Jung
Gi melihat Da Jung yang masih bisa konstrasi berkerja.
“dan anak yang tidak
bisa menemani Ibunya yang sedang sakit.” Gumam Jung Gi
Da Jung melihat ponselnya ada nomor ibunya untuk menelp,
akhirnya memilih untuk kembali berkerja. Jung Gi sedih melihat sikap Da Jung
yang dingin pada ibunya.
Ibu Da Jung duduk dengan wajah sedih di tempat tidurnya,
ia sudah berganti pakaian dari baju rumah sakit. Bong Gi melihat dari jendela
pintu lalu masuk ke dalam ruangan. Nyonya Jung terkejut melihat Bong Gi yang
datang. Bong Gi memberikan senyuman pada Nyonya Jung.
Hyun Woo menaruh rokok dibibirnya, tiba-tiba Manager Jung
datang langsung mengambil dari mulutnya, menyuruhnya untuk segera kembali
berkerja sambil mengumpat.
“dan kami telah
menjadi pengecut yang tidak bisa melindungi diri kami sendiri Sebenarnya kenapa tepatnya kami menahan semua ini?”
Jung Gi berjalan bersama Direktur Jo meminta Sedikitlah
memiliki kepedulian terhadap pegawai-pegawainya dan
menceritakan Young Mi sudah
cukup menderita karena tidak ada yang menjaga anaknya serta Kepala Ok telah meninggalkannya Ibunya yang
sedang sakit sendirian ditambah Wakil
Park hampir gila karena menahan dari dari semua omong kosong Manager Jung.
“Ya aku
tau, kau juga tidak
memerdulikanku. Apa kau tau apa yang harus aku
lakukan belakangan ini?” ucap Direktur Jo sambil
memakain jam tanganya.
“Aku tahu kalau kau pergi ke ruang pribadi tiap
malam.” Kata Jung Gi kesal
“Hey! Apa kau pikir aku melakukan
semua itu untuk kesenanganku sendiri? Ini semua demi perusahaan..” tegas Direktur Jo
“Kalau ini memang demi perusahaan.
Uruslah pegawai-pegawaimu lebih
dulu.” Kata Jung Gi
“Manusia harus merawat orang tua
dan anak mereka sendiri. Jadi Aku
harus apa? Merawat anaknya? Menunggui ibunya? Sama halnya dengan Hyun Woo, Apa kau tau apa yang dilakukan
istriku, karena apa yang terjadi pada Manager Jung?” ucap Direktur Jo memberitahu, Jung Gi tak percaya
Direktur Jo bisa setega itu.
“Terlebih lagi, dia adik satu-satunya dari
istriku! Aku
menghiraukan semua itu dan memihak padamu! Jika aku saja melakukan sebanyak
itu, bukankah itu kewajiban kalian untuk mengurus urusan kalian sendiri?” tegas Direktur Jo, Jung Gi masi memohon agar bisa lakukanlah
sesuatu untuk para pegawai
“Sudah kubilang aku tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan semua itu!” ucap Direktur
Jo meminta agar Jung Gi bisa mengerti dan buru-buru pergi karena sudah
terlambat dan menyalahakan Jung Gi kalau sampai terlambat
di pertemuan penting
Ji Sang sudah ada ditempat fitness bersama Direktur Jo
sambil bertanya apakah ingin berolahraga. Direktur Jo mengaku karena sibuk,
jadi memiliki lemak perut yang harus
segera disingkirkan. Ji Sang menunjuk salah satu
orang yang ada di atas treadmill adalah Presiden dari
Sungnam, lalu menunjuk pria tua yang
sedang melakukan yoga dengan pelatih pribadi adalah Presiden
Lee dari RS.Dahan. Direktur Jo tak menyangka
ada banyak sekali orang hebat berkumpul di tempat fitness itu.
“Ini adalah lingkaran dalam Korea
Selatan. Bisnis
yang sebenarnya terjadi disini. Dengan Segera,
kau tidak akan menjadi seorang tamu
lagi, tetapi seorang member.” Ucap Ji Sang, Direktur
Jo merasa tak mungkin bisa bersama orang-orang penting itu.
“Karena Aku akan membuatnya terjadi. Oh yah,
apa Kau sudah membawa berkas yang aku minta?” ucap Ji Sang,
“Ya, tentu! Ini adalah laporan finansial
kami.” Kata Direktur Jo memberikan amplop coklatnya.
Ji Sang mengatakan
akan memeriksanya baik-baik sebelum membuat
keputusan. Direktur Jo pun menyarankan agar Ji sang
mampir ke perusahaan, Ji Sang
mengakui sebenarnya memang ingin berkunjung.
Da Jung melirik ke ruangan Direktur Jo yang kosong dan
bertanya apakah Atasanya itu pergi lagi. Sek Hwang membenarkan, Da Jung bertanya tentang
dokumen yang harus ditandatangani kemarin. Sek Hwang
mengatakan Direktur Jo belum
menandatanganinya bahkan Belakangan
ini dokumen yang belum ditandatangani menumpuk.
“Apa yang sedang dilakukannya? Apa kau tau sesuatu, Sekretaris
Hwang?” ucap Da Jung curiga
“Tidak, beliau tidak memberitauku apapun.” Ucap Sek Hwang, Da Jung menatap ruangan Direktur Jo
yang kosong dengan mata penasaran.
Direktur Jo duduk dengan tegak diantara dua pria yang
mengapitnya, Direktur Kim meminta agar temanya itu tak terlalu kaku untuk
menikmati semuanya karena sudah berhak memperolehnya. Ji Sang yang duduk
sendirian memutar-mutar gelas winenya. Direktu Kim menyuruh para wanita agar
bisa memanjakan pelangannya.
Dua orang wanita itu tanpa sungkan-sungkan langsung
memberikan ciuman di pipi. Semua pun bersulang bersama-sama, Direktur Jo tak
bisa lagi malu-malu dengan bahagia memeluk dua wanita dan memberikan ciumanya.
Ji Sang melirik licik seperti menyimpan sesuatu rencana.
Da Jung keluar dari ruangan ingin bertanya pemesanan
kemasan tapi tak melihat Young Mi ada di mejanya. Jung Gi
memberitahu Tidak ada yang menjemput anak Young Mi, jadi menyuruhnya untuk pulang
lebih awal. Dan
Untuk pemesanannya, Young
Mi sudah mengonfirmasinya sebelum pulang jadi apabila Da Jung membutuhkan sesuatu bisa
memberitahunya saja.
“Kepala Bagian Nam. Apa kau akan
terus bertindak seperti ini, kau tidak
membeda-bedakan urusan pribadi dan pekerjaan?”
ucap Da Jung dengan nada tinggi.
“Kalau rekan kerjaku sedang dalam kesulitan,
menurutkuwajar untuk berusaha membantunya. Kenapa kau tak acuh
sekali mengenai hal itu?.” Kata Jung Gi
“Tidak ada hal seperti itu
ditempat kerja! Tempat
kerja adalah untuk menyelesaikan pekerjaan masing-masing.” Tegas Da Jung
“Orang-orang harus menyelesaikan
urusan yang ada di rumah agar
bisa bekerja dengan benar! Kita
ini bukan mesin, Apa kau tahu itu!
Kita tidak bisa menyingkirkan urusan rumah dan bekerja semau kita! Ini juga tidak terjadi setiap
hari dan Ini hanya untuk beberapa hari
saja! Bukankah kau ini sangat keterlaluan?” ucap Jung Gi berdiri dari kursinya, Mi Ri sampai
melongo Jung Gi bisa adu mulut dengan Da Jung
“Kita tidak boleh lengah hanya
karena satu orang. Pegawai
yang tidak bisa bekerja karena alasan pribadi tidak seharusnya bekerja.” Tegas Da Jung
Jun Gi pikir Da Jung tak sadar sikapnya itu sudah
keterlaluan, Da Jung merasa Tidak ada
yang bisa dilakukan,
kalau memang Jung Gi tidak menyukai caranya, menurutnya jika Jung Gi tak suka lebih baik pergi
saja lalu kembali masuk keruangan.
Mi Ri ketakutan kalau sampai nanti Da Jung akan memecat
Young Mi, Hyun Woo pikir kalau sampai Da Jung melakukan maka mereka bisa mengundurkan
diri saja lebih dulu dari perusahaan sialan ini. Mi
Ri kaget, Hyun Woo berdalih hanya asal ngomong saja.
Young Mi menjemput anaknya disekolah, lalu melihat Ji Ho
yang terlihat lesu berpikir baru saja berkelahi dengan temanya. Gurunya memberitahu
Ji Ho muntah sedikit waktu makan siang hari ini dan terlihat sakit, serta sedikit demam.
Ji Ho sudah kembali tidur lelap dikamarnya, Suami Young
Mi pulang kerumah bertanya apakah anaknya sudah tidur. Young Mi menegur
suaminya yang sangat keterlaluan, karena mengetahui ibunya tak ada dirumah malah pulang terlambat
setiap malam. Suami Young Mi merasa istrinya itu tak
tahu dirinya juga ingin pulang lebih awal
“Aku dibentak oleh Ketua ku di kantor
dan bahkan melewatkan sebuah rapat! Kenapa harus selalu aku yang
menderita?” ucap Young Mi
“Astaga.... Kau menyebut merawat anak
sebagai penderitaan? Ibu
macam apa yang mengatakan hal seperti itu?” ejek Suami
Young Mi
“Lalu Bagaimana denganmu sendiri? Apa kau bukan seorang ayah? Karena kita orang tuanya, bukankah kita harus mengurusnya
bersama-sama?” ucap Young Mi meminta sedikit
pengertiaan dari suaminya.
“Ya, bagus sekali kau membahas hal
itu. Kau tidak
pernah mengurusnya tapi Ibuku
yang mengurusnya! Kenapa
kau marah sekali karena seorang wanita tua mengambil sedikit istirahat dari
mengurus anakmu? Dia
sudah merawatnya selama 5 tahun, kau bahkan tidak bisa bertahan beberapa hari
saja? Kenapa
kau terus saja menghinaku dan ibuku mengenai hal ini? Lalu Kau menyebut dirimu seorang ibu?
Apa yang sudah kau lakukan untuknya sebagai seorang ibu? ” ucap Suami
Young Mi dengan nada tinggi
“Apa kau serius mengatakan itu padaku? Wah, kau sungguh menggelikan.” Ucap Young Mi tak percaya suaminya bisa berbicara
seperti itu.
Suami Young Mi bertanya Menggelikan apa. Young Mi menegaskan dirinya tak menghinanya, Suami
Young Mi tahu istrinya itu ingin bertengkar hanya karena sedikit uang yang dihasilkan jadi lebih
baik berhentilah bekerja sekarang. Young Mi tertawa seperti orang gila, lalu bertanya
apabila dirinya keluar lalu bagaimana mereka membayar
hutang sialan itu.
Ji Ho keluar dari kamar sambil menangis, Young Mi mengingatkan
gaji suaminya itu tidak bisa mengandalkan untuk menyekolahkan Ji Ho. Suaminya berteriak dengan lantang, kalau memang
dirinya tidak memiliki gaji yang besar jadi itulah alasanya berusaha
sangat keras agar bisa mendapatkan promosi lalu
menendang semua mainan Ji Ho.
Young Mi tak bisa menahan lagi amarahnya, menegaskan
Suaminya itu tak pantas menjadi ayah lalu menyuruhnya untuk segera pergi
sekarang. Ji Ho terus menangis, Young Mi mengajak Ji Ho masuk kamar sambil
memeluknya meminta agar anaknya tak menangis lagi sambil meminta maaf.
Da Jung pulang kerumah dan melihat ibunya sudah tertidur
pulas dikamarnya, akhirnya ia keluar melihat Bong Gi sedang mengambil jus dalam
lemari esnya mengucapkan terimakasih. Bong Gi pikir tak masalah karena bayaran 30,000
won juga bukan uang yang sedikit.
“Tapi... mantan suamimu datang untuk
merawat beliau. Kemarin ayahku
pergi menjenguk ibumu dan bertemu dengannya, Kukira
mantan suamimu masih diperlakukan seperti keluarga.” Cerita Bong Gi, Da Jung langsung menyela kalau Bong gi tidak
perlu tahu.
“Ya, aku memang tidak perlu tahu. Tapi, apa waktu kecil kau pernah
terluka karena ibumu? Maksudku,
kau ini khawatir padanya tapi bersikap sangat dingin terhadapnya. Aku penasaran apakah ada masalah
yang belum kalian selesaikan Entah
itu kekurangan kasih sayang atau sesuatu seperti itu?” ucap Bong Gi penasarn
“Sudah Cukup.... Kau bisa pergi sekarang.” Kata Da Jung. Bong Gi mengerti akan pergi karena
misinya sudah selesai sekarang. Didalam kamar, Ibu Da Jung seperti bisa
mendengar pembicaraan Bong Gi dan juga Da Jung diruang makan.
Da Jung keluar ruangan bertanya Berapa lamakah
proses produksi lipstick yang akan mereka keluarkan.
Jung Gi mengatakan akan selesai dalam waktu seminggu lalu
melihat pandangan Da Jung pada kursi Young Mi yang masih kosong. Da Jung dengan
mata sinisnya mengajak mereka semua untuk rapat.
Young Mi baru datang meminta maaf karena datang
terlambat, Mi Ri dkk kaget melihat yang dibawa Young Mi, Ji Ho terlihat
ketakutan memegang erat tangan ibunya.
Diruangan
Da Jung menegur Young Mi yang membawa anaknya ke tempat
kerja, Young Mi sungguh minta maaf, dengan memberikan alasan anaknya sakit bahkan muntah dalam
perjalanan kemari jadi tidak
bisa membawanya ke TK. Da Jung bertanya apakah
Young Mi benar-benar tidak memilki siapapun untuk merawat
anaknya. Young Mi membenarkan karena itu membawa Ji Ho ke
kantor. Diluar ruangan Jung Gi memeluk Ji Ho yang terlihat nyaman.
“Lalu kalau begini, bagaimana caramu
bekerja? Bagaimana dengan pegawai lainnya? Ini bukan taman bermain.” Ucap Da Jung
“Aku tahu
ini adalah tempat kerja yang kejam Tapi
anakku juga sudah berusaha keras untuk membiarkan agar tetap bekerja. Dia telah menahan perihnya tidak
bisa bersamaku selama
ini dan ada
perang tengah berkecamuk di dalam tubuhnya kecilnya. Lalu ketika anakku itu sakit. Tidak bisakah kau membiarkannya, sehari saja?” ucap Young
“Yah.. Benar... Aku tidak bisa membiarkannya, jadi
bawa dia pulang sekarang juga. Kenapa
kau membuatnya melewati banyak kesulitan? Apakah pekerjaan ini sepenting itu bagimu?” ucap Da Jung, Young Mi terlihat berusaha menahan air
matanya.
“Ketua Ok.... Kau
tidak punya anak, kan? Aku melakukan
ini semua agar bisa memberi makan anakku dan
agar aku bisa meyekolahkanya. Kau tidak
memiliki tanggung jawab apapun terhadap keluarga, Jadi
tempat kerja pasti terlihat seperti taman bermain bagimu Tapi tidak bagiku. Setiap hari, rasanya seperti
pertempuran.” Jelas Young Mi dengan mata berkaca-kaca
lalu mengajak Ji Ho keluar dari kantor.
Da Jung mengingat terikan ibunya saat di rumah sakit “Tentu
saja uang penting!”
Flash Back
Nyonya Jung membawa sebuah nampan dengan banyak makanan
dan melayani semua pelanggan sendirian dan menyapa dengan ramah pelanggan yang
baru masuk. Da Jung kecil melihat dari pintu ibunya yang terus berkerja tanpa
memperdulikanya.
Young Mi berjalan pulang sambil mengendong anaknya
dipungungnya. Ji Ho bertanya pada ibunya, apakah ibunya itu dipecat karena
dirinya. Young Mi berkata kalau ia ingin
pulang dan menghabiskan
waktu dengan anaknya. Ji Ho terlihat gembira dan
sedikit tak percaya.
“Kau sudah menahannya cukup lama
agar bisa bermain dengan Ibu. Sejujurnya,
Ibu pun ingin sekali melihatmu tapi
Ibu pun berusaha menahannya. Ibu
berusaha bertemu denganmu secepatnya dan berusaha untuk tidak terlambat lalu berlari ke arahmu. Ibu benar-benar berlari
secepatnya, tapi Ibu tetap saja terlambat, kan?”
ucap Young Mi merasa menyesal
“Ibu... Tidak apa-apa kalau Ibu datang
sedikit terlambat. Aku
bisa menunggu. Jadi ibu
tidak perlu terburu-buru. Bagaimana
kalau ibu terjatuh saat sedang berlari?” ucap Ji Ho
sangat mengerti, Young Mi berhenti melangkah merasa terharu mendengar ucapan
anaknya.
“Baiklah. Ibu tidak akan berlari dan tidak
akan jatuh, jadi jangan cemas.” Kata Young Mi menahan rasa
Tuan Nam sedang menyapu didepan pos keamanan lalu
buru-buru memanggil Bong Gi untuk memastikan orang yang naik ke dalam taksi itu
adalah ibu Da Jung. Bon Gi sedang makan ramyun, melihat dengan jelas Ibu Da
Jung yang masuk ke dalam taksi setelah semua
koper dinaikan dalam bagasi.
Jung Gi berdiri dari tempat duduknya, tapi kembali lagi
ke tempat duduknya dan terlihat binggung sendiri. Hyun Woo dan Mi Ri heran melihatnya. Jung Gi kebingunan dengan yang
harus dilakukan apakah ia harus masuk dan menghadapinya secara langsung.
Teringat kembali ucapan Da Jung saat didepan rumah sakit “Hubungan
kita hanya berada sebatas karena pekerjaan saja! Jangan melewati batas lagi
seperti yang telah kau lakukan.” Tapi Jung Gi merasa
tak enak hati kalau tak memberitahunya, akhirnya memilih untuk masuk ke dalam
ruangan walaupun nanti berujung kematian.
Belum sempat masuk ruangan, Da Jung sudah keluar ruangan
dengan tergesah-gesah. Jung Gi ingin mengatakan sesuatu tapi Da Jung menyuruh
untuk nanti saja membicarakanya. Mi Ri binggung melihat Da Jung yang
tergesah-gesah. Jung Gi juga penasaran kenapa Da Jung bisa terlihat
terburu-buru.
Da Jung sudah mengendarai mobilnya dengan kecepatan
tinggi yang sebelumnya mendapat kabar dari Bong Gi “Noonim! Ibumu baru saja
mengepak barangnya dan memasuki taksi! Aku pikir dia akan
kembali ke Busan.”
Nyonya Jung sudah sampai distasiun, membeli satu tiket
menuju Busan dan membayar tiketnya seharga 59,800
won. Da Jung baru sampai stasiun mencari-cari dengan wajah
panik sang ibunya, Nyonya Jung sudah duduk diruang tunggau. Da Jung terus
berusaha mencari ibunya, akhirnya bisa melihat ibunya yang sedang duduk
menunggu kereta.
Da Jung duduk disamping ibunya, Nyonya Jung kaget melihat
anaknya yang datang lalu bertanya kenapa Da Jung datang karena ia sudah mau
pulang. Da Jung pikir Kalau
Ibu mau pergi, setidaknya beritahunya.
Nyonya Jung mengatakan sudah membuat kimchi daun perilla yang di sukai anaknya jadi meminta agar memakannya.
“Aku tidak pernah mengatakan ingin
memakannya. Ibu
bahkan sedang sakit.” Ucap Da Jung dingin
“Pastikan kau memakan semua
makananmu. Kau harus
makan! Nasi di rice cookermu berbau seperti nasi hasil fermentasi.” Kata Nyonya Jung
Da Jung memberikan uang untuk ibunya, Nyonya Jung
menolaknya karena merasa tak memerlukanya dan menyuruh Da Jung pulang saja
karena keretanya akan segera datang. Da Jung langsung menyelipkan pada saku
bajunya, meminta ibunya untuk berhati-hati dan menelpnya jika sudah sampai.
Nyonya Jung melihat anakanya akan melangkah pergi.
“Hari itu...hari gajian Ibu .... Aku
membicarakan tentang hari kematian ayahmu. Kalau Ibu tidak bekerja hari itu,
pekerjaan Ibu selama sebulan akan sia-sia. Kami menghabiskan semua uang yang kita miliki untuk
biaya kuliahmu, karena ayahmu dirawat selama satu tahun di
rumah sakit dan kami
telah menghabiskan uang
yang akan kau gunakan untuk biaya rumah kontrakanmu di Seoul.” Cerita Nyonya Jung
“Batas pembayaran uang kuliahmu
akan segera datang, jadi Ibu harus menghasilkan uang! Ibu tidak bisa membiarkanmu putus
kuliah. Bukannya
Ibu tidak mau merawatnya. Hanya
saja Ayahmu tidak bisa menunggu Ibu dan pergi begitu saja. Kalau saja dia menunggu sehari
saja, pasti Ibu akan bisa mengucapkan selamat tinggal padanya. Biarpun begitu... Aku yakin Ayahmu mengerti apa
yang Ibu rasakan. Ayahmulah
yang mencarikan biaya kuliahmu. Cukup
ketahui itu saja.” Jelas Nyonya Jung sedikit
menahan air matanya.
Da Jung membalikan badanya terlihat berkaca-kaca mendengarnya,
ketika membalikan badan ibunya sudah menarik kopernya untuk segera naik kereta.
Akhirnya Da Jung berlari mengejar ibunya sebelum menuruni tangga. Ibunya
melihat mata Da Jung yang menahan air matanya, dengan senyuman bisa mengerti
apa yang ingin diucapkan anaknya. Da Jung menangis melihat ibunya yang berjalan
menuruni tangga eskalator.
Da Jung pulang kerumah, menyalakan semua lampu lalu
membuka kulkasnya. Setelah berganti baju, ia duduk diatas meja dengan memakan
kimchi daun perilla tanpa menyadarinya air matanya mengalir, perlahan
mengusapnya dan kembail memakan nasi dengan kimchi buatan ibunya.
Ji Sang memperlihatkan sebuah lembaran pembukuan, lalu
menelp seseorang memberitahu sudah menemukan target yang
sesuai dan bertanya apakah temanya itu sudah
mengurus sahamnya.
“Periksalah akun perbankan
Singapuramu. Aku
sedang membuat strategi, bersiaplah untuk bergerak saat aku menghubungimu.” Kata Ji Sang, Orang itu pun mengerti.
Ji Sang melihat sebuah mainan lalu mulai memainkan dengan
mengoyangkan, didalam terlihat ada dua orang seperti sedang bermain salju.
Bong Gi, Mi Ri dan Hyun Woo minum bir bersama-sama. Mi Ri
menceritkan tidak
akan mampu menjalani hidup yang seperti Young Mi,
karena apabila menikah tidak ingin dua-duanya, sama-sama bekerja. Hyun Woo bertanya pria seperti apa yang ingin dinikahi
Mi Ri.
“Tentu saja pria yang tidak
membuat kita berdua harus bekerja!” ucap Mi Ri
“Bagaimana dengan suami rumah
tangga?” kata Bong Gi, Mi Ri mengartikan dirinya yang
jadi pencari nafkahnya Bong Gi membenarkan, Mi Ri
menegaskan tidak menyukainya.
“Aku akan menemukan pria yang
sangat terampil hingga membuat orang-orang memanggilku "Nyonya" Atau aku akan menjadi wanita
singel yang sangat sukses, seperti Kepala Ok. Aku mau jadi salah satu dari dua
itu.” Jelas Mi Ri
“Lalu berapakah jumlah uang yang harus
dihasilkan calon suamimu?” tanya Hyun Woo, Bong Gi
pikir jumlahnya Mungkin lebih dari 100 juta won.
“Apa yang akan kau lakukan kalau
ada orang yang menawarimu bayaran lebih dari 100 juta won setahun?” tanya Bong Gi
“Entahlah. Aku harus
memikirkannya.” Ucap Hyun Woo
“Apa maksudmu kau bisa bekerja
untuk orang lain asal
mereka bisa membayarmu dalam jumlah besar dan menyisihkan Lovely? Dasar Kau ini sungguh picik !”
ejek Bong Gi
“Bukankah itu cukup umum bagi
seorang pegawai untuk bekerja ke tempat dengan bayaran lebih tinggi? Kau ini seperti tidak pernah
bekerja di kantor saja.” Balas Hyun Woo
Bong Gi piki dirinya tak akan melakukan hal itu, Mi Ri
yang mendengar pembicaran keduanya nampak binggung. Hyun Woo yakin Bong Gi tak
akan mengerti karena terlahir menjadi orang kaya tapi untuk orang miskin sepertinya maka perusahaan besar adalah yang
terbaik, lalu menyuruh Bong Gi yang membayar semuanya. Mi Ri
binggung dengan sikap Hyun Woo terlihat marah, Bong Gi melihat isi dompetnya
dengan senyumanya mengaku Kartunya ketinggalan di rumah.
Hyun Woo berjalan menyebaragi jalan menelp Manager Yang
untuk membahas tentang tawaran sebelumnya, yaitu Produk
baru yang akan dirilis. Manager Yang bertanya apa keputusanya.
“Kalau Aku membawakannya padamu sebelum produknya dirilis, berapa banyak gaji tahunan yang
akan aku terima?” tanya Hyun Woo memastikan
“Kalau kau memberinya kepada kami,
maka kami
akan memberimu gaji setara Wakil Kepala ditambah bonus!” ucap Manager Yang
“Kalau begitu, berapa banyak yang
akan kau berikan sebagai komisi?” tanya Hyun Woo
“Aku akan membicarakannya dengan
para atasan dan memastikan kau tidak akan kecewa.” Ucap
Manager Yang dengan senyuman licik
Young Mi buru-buru memoles bibirnya dengan lipstik lalu
menyuapi anaknya sarapan walapun hanya sesendok sebelum berangkat sekolah. Terdengar
bunyi bel rumah, Young Mi buru-buru mengandeng anaknya untuk segera pergi ke
sekolah. Bong Gi sudah ada didepan rumah dengan senyumanya
“Apa benar ini rumah Nona Han
Young Mi?” tanya Bong Gi, Young Mi binggung
bertanya siapa pria muda yang datang kerumahnya.
“Oh, jadi kau yang namanya Ji Ho!” ucap Bong Gi menyapa anak kecil yang memegang erat
tangan ibunya, Young Mi makin binggung pria itu bisa tahu nama anaknya.
“Oh. Seseorang spesial dari Lovely
mengirimku kemari. Jadi Hingga Ibu mertuamu kembali, aku akan mengurus anakmu jadi kau
bisa bekerja tanpa cemas! Jangan
khawatir dan tolong pergilah bekerja
tepat waktu.” Ucap Bong Gi, Young Mi terlihat
penasaran siapa sebenarnya orang yang spesial dimaksudnya.
Jung Gi datang dengan Mi Ri dan Hyun Woo menceritakan Woo
Joo belajar sangat giat belakangan ini, lalu ketiga binggun melihat Young Mi
sudah ada dibangku kerjnya. Jung Gi bertanya apakah Ibu mertuanya sudah kembali. Young Mi mengelengkan kepala dengan tersenyum bahagia.
“Jadi Ayah Ji Ho yang bertugas hari ini?” pikir Jun Gi
“Terima kasih sudah mengirim seseorang. Kau mengirim seseorang untuk
menjaga Ji Ho, kan?” ucap Young Mi tersenyum
senang
Jung Gi binggung, Young Mi menceritakan orang yang datang
kerumahnya bilang ada seseorang spesial di Lovely yang mengirimnya. Jung Gi mengatakan bukan orang yang spesial. Young Mi
merasa aneh dan bertanya-tanya siapa yan dimaksud. Keduanya langsung mengarakan
pandangan pada Da Jung.
Bong Gi bermain pistol-pistol dengan Ji Ho dirumah bahkan
terlihat kelelahan sampai harus berbaring dilantai untuk meladeni Ji Ho yang
masih terlihat segar walaupun berlari kesana kemari.
“Noonim! Aku pikir 30,000 won terlalu
sedikit untuk biaya mengasuh anak!” ucap Bong
Gi masih meladeni Ji Ho bermain walaupun sudah kelelahan.
“Kau bayar aku 50,000 won! Setuju? Ucap Bong Gi, Da Jung
tersenyum mendengarnya di telp.
Jung Gi berdiri didepan pintu dengan wajah tersenyum,
lalu masuk ke dalam ruangan memberikan berkas konsep
untuk lipsticknya. Da Jung melihat semua Awal
baru dan permulaan baru jadi ingin menjadikannya sebagai
konsep mereka, selai itu
ia juga menyukai rencana pemasaran internet yang dibuat Jung Gi lalu menyetujui semua konsep itu dan akan
mulai berkerja. Jung Gi tak bisa menutupi rasa bahagianya, Da Jung bertanya
kenapa Jung Gi senyum-senyum sendirian.
“Kau bilang tidak boleh ikut campur
urusan orang lain dan menjaga jarak tapi
kelihatannya kaulah yang
melewati batasan.”kata Jung Gi, Da Jung tak
mengerti maksud ucapanya.
“Kau bilang, tidak bisa memberikan perlakukan
istimewa pada siapapun, pada kenyataanya kau melakukannya. Aku membicarakan tentang Wakil Han, Dia sangat berterima kasih.” Jelas Jung Gi
“Aku sama sekali tidak mengerti
apapun yang kau bicarakan.” Kata Da Jung
menyangkalnya dengan kembali berkerja
“Alangkah baiknya kalau ada
persahabatan antara atasan dan bawahan. Memang benar kita hanya bertemu
karena pekerjaan tapi
kita tidak lantas bisa membuat sebuah garis yang tidak bisa dilewati hanya
karena itu. Kita tetap
harus membantu mereka yang kesulitan.” Ucap Jung
Gi dengan senyuman, Da Jung menyuruh Jung Gi berhenti karena membuatnya muak.
“Mulai sekarang, kau harus membiarkan orang tahu saat kau berbuat baik. daripada bersikap kaku dengan
batas-batas yang ada.” Pesan Jung Gi lalu pamit
pergi.
Young Mi melihat Jung Gi yang keluar ruangan, Jung Gi
memberikan tanda kalau semua sudah beres. Young Mi berkaca-kaca karena
mengetahui sikap Da Jung yang terkesan dingin tapi ternyata sangat perhatian
bahkan membawakan pengasuh untuk anaknya. Hyun Woo menatap diam-diam dengan
jeli ke arah ruangan Da Jung, dan melihat Da Jung yang menaruh berkas konsep
lipstik didalam laci.
Di sebuah ruangan
Ji Sang memberikan sebuah berkas mengatakan sudah
menandatanganinya jadi mempersilahkan
untuk baca dulu sebelum memutuskan. Direktur Jo terlihat gugup membaca lembaran dan melihat
total investasinya 1milyar Won.
Jung Gi pulang paling akhir dan mematikan semua lampu di
ruangan lalu keluar dari kantor. Terlihat bayangan seseorang masuk dan berjalan
cepat masuk keruangan Da Jung, Hyun Woo diam-diam kembali ke kantor Lovely. Jung
Gi berjalan pulang melihat semua daun mulai bermekaran dan tandanya sudah musim
semi lalu berpikir untuk mengambil foto. Ia tersadar ponselnya yang tak ada
dikantungnya dan tertinggal di kantor.
Da Jung membuka pintu rumahnya melihat seorang kurir yang
mengantarkan paket untuknya, melihat alamatnya yang tertulis dengan benar “Gedung
Apartemen Sentosa 402, Kamar nomor 902”.
Jung Gi kembali masuk ke dalam kantor untuk mengambil
ponselnya, Hyun Woo kaget mengetahui ada yang masuk, langsung bersembunyi.
Sementara dirumah, Da Jung penasaran dengan isi paket yang diterimanya, matanya
langsung melotot kaget melihat isinya.
Direktur Jo sedang memberikan cap pada setiap lembaran
perjanjian yang akan dibuatnya dengan Ji Sang, wajahnya sumringah karena bisa
mendapatkan dana 1 milyar, setiap memberikan cap mengucapkan terimakasih. Ji
Sung menatap Direktur Jo terlihat ada rencana licik dibalik itu semua.
Nafas Da Jung seolah-olah berhenti sejenak dengan melihat
isi paketnya, dan langsung berdiri membuat isi paket terlihat sebuah mainan
yang sebelumnya ada pada Ji Sang. Salju mulai
terlihat berputar-putar didalam mainan.
Jung Gi tersenyum bisa menemukan ponselnya yang
disimpanya di dalam laci. Hyun Woo mengintip dari balik meja memastikan Jung Gi
sudah pergi dari kantor, tapi tiba-tiba ponselnya bergetar cukup keras. Jung Gi
akan keluar kantor, terdiam seperti merasakan sesuatu.
Ji Sang masih tersenyum licik melihat Direktur Jo terus
memberikan cap sebagai tanda persetujuanya, Da Jung terdiam melihat mainan yang
terjadi seperti mengetahui akan ada pertanda buruk. Hyun Woo berusaha menahan
getaran ponselnya agar tak terdengar, Jung Gi menoleh kebelakang dengan tatapan
curiga.
bersambung ke episode 10
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar