Lee Ji Sang membuka koper dan mengambil sebuah tab yang
terlihat gambar grafik, lalu menelp seseorng memberitahu Saham
OQ Technics sudah mulai naik sekarang jadi
meminta orang itu mengurus sisa saham yang mereka miliki.
Prai itu kaget karena Perusahaan
itu masih 'hidup', dan Sepertinya
akan lebih menyenangkan, melihatnya jatuh selama 2 hari lagi. Ji Sang mengatakan kalau Pekerjaan
mereka sudah selesai, jadi lebih baik diakhirnya dengan mengingatkan mereka itu tidak
boleh serakah.
“Sudah jadi asas paling mendasar
untuk menjual saham saat harga sedang tinggi-tingginya” ucap Ji Sang dengan bersandar di meja, temanya pun
mengejek Ji Sang sangat picik dan
akan melakukan segera.
“Kalau kau sudah selesai, diamlah
untuk sementara. Kupikir
aku menemukan target baru, jadi jangan sampai kau membuat masalah, sampai aku selesai membuat
strategi dan menghubungimu lagi. Jangan
berkeliaran dan membuat masalah, oke!”
perintah Ji Sang dan terlihat mata liciknya.
Jung Gi mengendong Nyonya Jung masuk ke ruang IGD sambil
berteriak membawa pasien yang membutuhkan penanganan
segera, Dokter dan perawat pun menunjukan ranjang agar
membaringkan pasien lalu mulai memeriksanya. Jung Gi berserta adik dan Da Jung
terlihat panik.
Dokter bertanya Sejak kapan pasien tidak sadarkan diri. Da Jung terlihat kebinggungan karena pikiran sedang
kacau. Jung Gi inga Da Jung menekan bel rumah kami sekitar 20
menit yang lalu jadi
kemungkinan Nyonya Jung pingsan
sekitar 5 atau 10 menit sebelumnya.
“Apa pasien memiliki masalah
kesehatan yang lainnya? Seperti
diabetes atau tekanan darah tinggi?” tanya
Dokter, Da Jung menjawab tidak ada
“Mm, beliau melakukan pemeriksaan
fisik penuh di rumah sakit ini baru-baru ini.”
kata Jung Gi akhirnya membuka suaranya, Da Jung melirik sinis melihat Jung Gi
yang mengetahui tentang ibunya.
Dokter bertanya siapa nama pasienya, Da Jung memberitahu
nama ibunya Jung Bok Ja. Dokter meminta agar perawat memeriksa tekanan darahnya dan segera hubungi teknisi CT lalu mencari catatan kesehatan
pasien. Da Jung menatap ibunya yang tak sadarka diri, lalu
memastikan bertanya pada Jung Gi apakah ibunya melakukan
pemeriksaan fisik penuh. Jung Gi membenarkan, Bong
Gi yang ada ditengah-tengah tak banyak berkata-kata.
Direktur Kim terlihat sudah bisa dengan wanita-wanita
pengoda, sementara Direktur Jo masih terlihat kaku saat di suami makanan.
Direktur Kim menceritakan Ji Sang dianggap seperti seorang
investor malaikat dan berharap Direktur Jo
bisa mengerti maksudnya. Direktur Jo duduk dengan tegap sudah mengerti.
“Dia mengambil resiko besar
berinvestasi padamu, ketika dia tidak
bisa menjamin uangnya akan benar-benar pantas diinvestasikan padamu. Apa kau pikir itu hal yang mudah
untuk dilakukan? Maksudku
adalah CEO Lee disini adalah orang yang dermawan.”
Ucap Direktur Jo memuji
“Kau tidak perlu mengatakan
seperti itu, Direktur Kim. Aku
juga seorang pebisnis. Aku
tidak melakukan apapun untuk mengorbankan diriku sendiri dengan sengaja. Aku hanya selalu merasa tertarik
pada perusahaan kosmetik.” Jelas Ji Sang, Direktur Jo
terlihat terkejut.
“Aku sedang melihat-lihat beberapa
perusahaan saat kembali ke Korea. saat
itu aku menemukan Lovely.” Ucap Ji Sang, Direktur Kim pun menganggap temanya itu
sedang beruntung.
“Mm, permisi, tapi... jika kau
ingin berinvestasi, metode apa yang ingin kau gunakan?” tanya Direktur Jo penasaran
Direktur
Kim merasa temannya sedang terburu-buru menrutnya Tidak
akan menyenangkan kalau sudah membicarakan pekerjaan sejak awal jadi
lebih baik minum-minum
saja untuk merayakan hubungan yang baru mereka bangun dan untuk
mengharapkan bahwa semuanya akan berjalan baik. Ji Sung pun mengucapkan senang bertemu dengan
Direktur Jo, merasa tak enak hati Direktur Jo mengangap dirinya yang sangat
senang bisa bertemu dan melakukan kerja sama.
Nyonya Jung sudah diberi alat bantu oksigen, Dokter
memberitahu pasien kemarin datang untuk melakukan biopsi
untuk tumor ususnya. Jung Gi dan Da Jung kaget
ternyata Nyonya Jung terkena tumor usus bukan pemeriksaan rutin.
Bong Gi langsung menarik kakaknya, merasa heran karena
sebelumnya hanya untuk pemeriksaan rutin. Bong Gi berbisik
kalau ia diberitahu Nyonya Jung seperti itu. Da
Jung dengan mata memerah menanyakan apa yang harus dilakukan pada ibunya
sekarang. Dokter mengatakan akan segera mengoperasi Nyonya Jung.
Lalu Dokter memberitahu kondisi pasien mungkin
mengalami shock karena inflamasi jadi pasti
akan sangat sangat kesakitan dan tinjanya juga berdarah dan melihat Da Jung tak tahu apapun. Jung Gi pun tanya
banyak bicara karena melihat Da Jung pasti shock dengan ibunya. Dokter pun
meminta Da Jung harus
menandatangani formulir persetujuan wali. Da Jung
terdiam melihat surat Wali yang seperti ragu.
Didepan ruang operasi
Da Jung masih tak percaya ibunya itu terkena
kanker, Jung Gi pikir Nyonya Jung hanya melakukan pemeriksaan
biopsy dan Hasilnya masih belum keluar. Da Jung tertunduk sedih, Jung Gi meminta agar Da Jung
tak perlu khawatir dengan menyakinkan kalau Nyonya Jung akan
baik-baik saja. Da Jung akhirnya berdiri
dari tempat duduknya, Jung Gi menanyakan kemana Da Jung akan pergi.
“Aku akan mengurus prosedur agar
beliau bisa rawat inap, dan lalu.. Aku akan memikirkan apa yang harus aku
lakukan setelah itu..” ucap Da Jung terdengar
gugup. Jung Gi menarik tangan Da Jung
“Tetaplah disini, disamping Ibumu, Aku akan
mengurus prosedur rawat inapnya. dan
a juga akan mencari tau apa yang harus dilakukan
setelahnya. Tolong
duduklah sebentar , kau tidak
terlihat sehat.” Kata Jung Gi, Da Jung
melihat tangan Jung Gi yang berani memegang tanganya.
Jung Gi kembali dan melihat dari luar kamar Da Jung
sedang menatap ibunya diruang rawat, wajahnya bisa tersenyum. Ponselnya
berdering, Direktur Jo sedang mabuk memeluk seorang wanita meminta Jung Gi
untuk menembak keberadaanya sekarang. Jung Gi yang mendengar suara yakin Direktur
Jo sedikit mabuk
“Aku merasa sangat hebat hari ini, jadi aku harus minum-minum! Hey! Apa kau tau dimana ini? Ini surga! Kau datanglah kemari
juga!” ucap Direktur Jo yang terus memeluk wanita cantik dan
sexy dalam dekapanya.
“Aku sedang tidak bisa pergi
kemana-mana sekarang. Bukannya
saya tidak ingin pergi. Saya benar-benar... “ kata
Jung Gi berbisik
Da Jung keluar ruangan menyuruh Jung Gi untuk pergi saja,
karena Direktur Jo sedang mencarinya
dan tak masalah kalau harus sendirian dirumah sakit. Jung Gi hanya melongo
binggung melihat Da Jung kembali masuk ke ruang rawat.
Jung Gi masuk ke dalam bar dan terlihat binggung melihat
sekeliling wanita cantik, tak sengaja bertabrakan dengan Ji Sang yang sedang
berjalan keluar. Ji Sang melirik sinis, Jung Gi pun meminta maaf, tetap saja Ji
Sang terlihat sombong dan langsung pergi. Jung Gi mengedumel karena bukan
sepenuhnya kesalahannya dan kembali mencari-cari
Direktur Jo.
Akhirnya Jung Gi bisa melihat Direktur Jo yang duduk
sendirian seperti tak sadarkan diri. Direktur Jo sempat membuka mata sambil
memeluk Jung Gi sebagai anak kesayangan, memberitahu Semua
perjuangan sudah berakhir dan Waktu yang sangat menyenangkan lalu mencium pipi bawahnya. Jung Gi binggung dengan
tingkah Direktur Jo sambil bertanya siapa yang diajaknya minum kali ini.
Direktur Jo menceritakan seorang
malaikat yang
turun dari langit dan akhirnya pingsan. Direktur Kim
akan masuk dan melihat Jung Gi ada diruangan mencoba membangunkan atasnya,
Direktur Kim dengan senyuman licik memilik untuk meninggalkanya.
Di kantor
Jung Gi datang terburu-buru meminta maaf karena datang
terlambat. Young Mi melihat Jung Gi yang datang terlambat berpikir selama baru
saja minum-minum. Jung Gi menceritakan bukan minum tapi berlarian
sepanjang malam dan
tidak bisa tidur.
“Oh iya. Kepala Ok tidak akan
datang hari ini. Ada
sesuatu yang terjadi di rumah.” Ucap Jung Gi yang tahu
ibu Da Jung masuk rumah sakit.
“Kau ini ngomong apa? Dia sudah dari datang dari pagi” kata Young Mi, Jung Gi kaget melihat Da
Jung yang sudah duduk diruangan padahal semalam ibunya baru saja menjalani
operasi.
Telp di atas meja Jung Gi berdering, Da Jung bertanya
apakah Jung Gi sudah datang. Jung Gi dengan gugup mengatakan sudah
datang. Da Jung sambil menatap sinis Jung Gi memberitahu untuk melakukan briefing dengan Direktur Jo mengenai eyeshadow 5 menit
lagi. Jung Gi merasa Direktur Jo akan
sedikit terlambat karena semalam baru saja
minum-minum.
Tiba-tiba terdengar suara tertawa yang sangat lebar masuk
ke kantor, Direktur Jo dengan membentangkan tanganya menyapa semua pegawainya
dengan wajah bahagia. Telp Jung Gi dan Da Jung masih tersambung. Direktur Jo
juga dengan senyuman bahagia menyapa Da Jung yang ada didalam ruangan.
“Mari berusaha yang terbaik! Dan Kepala Ok, kau bisa datnag dengan
memberiku briefing mengenai eyeshadow dalam lima menit jadi lakukan saja, mengerti? Ini Sungguh
pagi yang bahagia dan sempurna!” ungkap Direktur Jo
sangat bahagia.
Da Jung pun meminta agar Jung Gi segera bersiap-siap,
Young Mi yang melihat tingkah Direktur Jo berpikir baru saja mengkonsumsi
narkoba. Jung Gi benar-benar binggung perubahan sikap orang-orang yang terlihat
tak berdaya semalam tapi pagi hari bisa masuk kerja seperti tak terjadi
masalah.
Da Jung duduk disofa bersama Jung Gi, memberitahu rencana
pertama akan mengembangkan sepuluh
pewarna bibir lalu akan mulai
memproduksinya sekarang dan Produk
yang telah dibuat akan menjalani serangkaian....
Direktur Jo berjalan di ruangan tersenyum sendirian mengingat ucapan Ji Sang
semalam “Selama kita
melakukan back-door listing terhadap perusahaanmu di pasar modal akan sangat mudah bagimu untuk memperoleh setidaknya
1 milyar won”
Direktur Jo berkata “1 milyar
won” Jung Gi binggung, Da Jung memanggil Direktur Jo bertanya
apa yang sedang di imaginasikan ketika membaca laporanya. Direktur Jo mengaku
hanya tentang uang. Jung Gi makin binggung, Direktur Jo menjelaskan yang
dimaksudnya adalah dana.
“Aku memikirkan tentang dimana
kita bisa mengumpulkan dana untuk mendanai proyek kita. Kau bilang tadi 10 warna
lipstick? Tidak,
buatlah 100 warna kalau kau mau! Akan
aku pastikan kita akan mendapat banyak sokongan dana!” ucap Direktur Jo
tertawa sambil berjalan kembali ke jendelanya. Jung Gi benar-benar heran
melihat sikap Direktur Jo yang terlihat sangat bahagia.
Di ruangan Direktur Kim
Direktur Kim bisa menembaik temanya itu pasti sedang
asyik berfantasi sekarang, menurutnya Dengan
kemampuan Ji sang,
perusahaan setingkat Lovely pasti sangatlah mudah. Ji Sang tersenyum, menurutnya Kalau
semuanya berjalan lancar, Direktur Kim pun
akan mendapatkan hasil yang baik, Direktur Kim
pikir tak perlu karena Ji Sang sudah sering sekali membantu sebelumnya.
“Mengenai OQ Technics yang waktu
itu...” ucap Ji Sang duduk dibagian kepala sofa.
“Aku baru saja akan mengatakan
kalau aku sangat senang melihatnya. Nilainya
naik 2 kali lipat dalam seminggu!” kata
Direktur Kim bahagia
“Jual semua sahammu sebelum jam 2 siang besok.” Perintah Ji Sang, Direktur Kim melonggo kaget harus
menjual semuanya.
Ji Sang berjalan untuk duduk disofa, Direktur Kim tak
bisa menolak dan akan melakukan sesuai perintah walaupun masih bisa
melihatnya sampai nilainya naik 3 kali lipat. Ji
Sang hanya melirik licik sambil meminum secangkir tehnya.
Teman Nyonya Jung melihat Nyonya Jung yang sudah sadar.
Nyonya Jung bertanya kenapa temanya datang. Teman Nyonya Jung memberitahu
sengaja datang setelah mendapat telpon dari Da Jung yang meminta untuk menjaganya karena harus pergi bekerja.
“Pekerjaan hebat macam apa yang
dia lakukan? Apa dia tidak bisa bolos 1-2 hari saja, sedangkan ibunya sedang sekarat
sekarang ini” keluh teman ibu Da Jung kesal. Nyonya
Jung bisa mengerti kalau anaknya itu memang selalu sibuk
“Dasar kau ini. Kau pasti banyak mendapat masalah
karena memiliki putri busuk seperti itu.” Ucap teman
Nyonya Jung, Nyonya Jung menyuruh temanya diam saja dan memilih untuk
memiringkan tubuhnya.
Di kantor
Ibu mertua Young Mi menelp memberitahu akan
pergi ke Gwangju sekarang jadi menyuruhnya untuk
pulang kerja lebih cepat dan menjempul Ji Ho. Young Mi bertanya kenapa sangat
ibu mertuanya tiba-tiba harus pergi dan apakah terjadi sesuatu. Ibu Mertuanya
menceritakan,Young Soo mau bercerai dan rumah mereka sangat
berantakan jadi harus
menemuinya.
Young Mi merasa sekarang sangat
mendadak jadi meminta ibunya untuk pergi diakhir
pekan saja. Ibu Mertuanya marah karena tak ada yang
tahu kejadian seperti ini dan tetap akan pergi lalu menutup telp.
“Apa yang harus aku lakukan, kalau
dia mengatakannya tiba-tiba seperti ini?” ucap Young
Mi binggung, Jung Gi yang mendengarnya bertanya ada masalah apa.
“Ibu mertuaku mulai lagi membuat masalah, Tiba-tiba,
dia bilang akan pergi ke rumah saudaranya. Ah.. Sungguh
sial” ucap Young Mi kesal
“Kenapa kau tidak bilang pada
Kepala Ok dan pulang lebih awal hari ini?” saran Jung Gi,
“Apa menurutmu dia akan setuju?
Dia saja meninggalkan ibunya yang sedang sakit.”
Pikir Young Mi, Jung G pikir lebih baik dicoba lebih dulu.
Young Mi berusaha menelp suaminya tapi tak diangkat,
akhirnya mengirimkan pesan “Sayang, pulanglah lebih awal hari
ini dan jemputlah Ji Ho.”
Da Jung keluar ruangan dengan wajah marah, memanggil
Young Mi karena baru saja mendapat telfon dari pabrik dan mereka bilang ada masalah dengan
kardus kemasan. Jung Gi kaget mendengarnya,
Young Mi berdiri dari tempat duduknya dan terlihat binggung.
Young Mi melihat dua kemasan dengan tulisan yang salah
sambil mengumpat. Da Jung bertanya apakah Young Mi tidak
melakukan pemeriksaan awal. Young Mi meminta maaf
tidak melakukanya karena mereka tiba-tiba
kebanjiran pesanan
Jung Gi memutuskan segera ke
pabrik, Young Mi menolak karena sudah tanggung jawabnya jadi
harus pergi ke pabrik. Jung Gi berbisik menanyakan tentang Ji Ho, Young Mi
mengatakan sudah meminta suaminya untuk menjemput. Da Jung melihat keduanya
sedang berbisik, menanyakan apakah ada sesuatu yang terjadi. Young Mi
mengatakan tak ada dan akan segera pergi ke pabrik. Jung Gi pikir tak masalah
juga kalau ia yang pergi ke pabrik.
Di pabrik
Young Mi berteriak marah memperlihatkan cetakan dikemasan
yang salah. Manager Percetakan meminta maaf dan memberitahu orang-orang mereka sedang
memeriksa mesin cetaknya sekarang, jadi meminta
untuk menunggu sebentar lagi.
“Untung saja kami mengetahuinya
sekarang! Bayangkan
kalau kami sudah mengirimkan ini semua pada para pembeli! Kau hampir saja membuat masalah
bagi kami!” teriak Young Mi
“Aku minta maaf dan akan memperbaiki secepat
mungkin, jadi kau jangan
khawatir.” Ucap si pegawai
“Pastikan untuk segera
mengirimkannya pada pabrik setelah selesai dicetak! Aku tidak akan tinggal diam kalau
sampai pengirimannya terlambat sehari saja gara-gara ini!” teriak Young Mi, pegawai melihat Young yang terlihat
menakutkan lalu meminta salah satu pegawainya mengambil minuman
dari kantor.
Young Mi pergi ke pinggir pabrik, sambil minum menelp
suaminya untuk bertanya apakah sudah menjemput Ji Ho, Suaminya terlihat binggung. Young Mi pikir suaminya itu
belum membaca pesannya dan memberitahu kaalu ibu suaminya itu sedang pergi
ke Gwangju.
“Aku ada makan malam staf malam
ini” ucap Suami Young Mi, dan Young Mi memberitahu harus
kerja lembur hari ini!
“Ini makan malam perayaan Direktur
baru kami. Aku harus
datang!” tegas Suami Young Mi
“Kalau begitu, bagaimana dengan Ji
Ho? Tidak boleh.... Ayolah.
Lewatkan sekali ini saja. Ya?” kata Young Mi memohon
“Kau juga tau situasi macam apa
yang sedang aku alami ini! Aku
butuh mendapat promosi! Apapun
itu . Aku sibuk.” Teriak suami Young Mi lalu menutup telpnya.
Young Mi kesal karena suaminya seperti tak tahu dirinya
itu juga berkerja supaya bisa mengerti keputusannya pergi ke makan malam staf sialan
itu dan memohon seseorang agar mengangkat telpnya.
Jung Gi menelp sambil memakai jaket, meminta Young Mi tak perlu khawatir dan
menyuruhnya untuk pergi dan akan mengurus masalah di pabrik. Da Jung keluar dari ruangan, mendengar Jun Gi
berbicara di telp agar Young Mi menjemput Ji Ho yang pasti sudah menunggunya.
Ketika akan berangkat pergi, Da Jung sempat bertanya ada
apa dengan Young Mi. Jung Gi menjawab sesuatu
terjadi dan berkata akan segera kembali. Da Jung melirik sinis melihatnya.
Hyun Woo dan Mi Ri baru turun dari taksi, Manager Jung
mendatangi Mi Ri akan masuk ke dalam kantor. Mi Ri hanya menatapnya dan
langsung masuk begitu saja. Manager Jung mengomel karena Mi Ri berani tidak
memberi salam pada atasannya. Hyun Woo berjalan masuk
membawa dua buah kardus. Managaer Jung bertanya darimana mereka berdua.
“Kami baru saja meeting dengan
salah satu perusahaan sumber bahan baku kita.”
Jelas Hyun Woo
“Kehidupan indah apa yang kau
miliki, kau bahkan naik taksi.” Ejek Manager Jung
“Kami harus mengambil produk, jadi
akan merepotkan kalau menggunakan kereta.” Ucap Hyun
Woo
“Oh, karena kau akan melaporkannya
sebagai "work-relatedurusan pekerjaan" dan menghabiskan dana
perusahaan? jadi kau
akan menggunakan taksi semaumu? Dan kau
menganggap uang perusahaan sebagi uangmu juga ?”
sindir Manager Jung
“Ini karena produknya mudah rusak.” Kata Hyun Woo
“Beraninya kau membalas
perkataanku! Aku akan
mengawasimu baik-baik. Mengerti? Lakukan
semuanya dengan benar, Wakil Park! “ ucap
Manager Jung sambil memukul bahu Hyun Woo sebagai ancaman.
Jung Gi yang baru keluar kantor melihat Manager Jung
seperti memberikan ancaman pada Hyun Woo setelah berani melaporkan tindakan
pelecehan pada Mi Ri. Setelah Manager Jung pergi, Jung Gi menuruni tangga
dengan cepat mendatangi bawahnya, Hyun Woo terlihat malas menanggapinya memilih
untuk masuk ke dalam kantor. Jung Gi terlihat kesal bertanya-tanya apa yang
dilakukan Manager Jug pada Hyun Woo.
Tiba-tiba Da Jung sudah ada disampingnya menegur Jung Gi
yang masih ada di kantor. Jung Gi ingin memberitahu tentang Hyun Woo, Da Jun
memilih itu membicarakan nanti dan mengajaknya pergi untuk memeriksa
kemasan produk dulu. Jung Gi panik melihat Da
Jung yang masuk mobil dan akan ikut memeriksanya juga padahal ia bisa
pergi sendiri.
Tuan Nam melihat dari jendela pintu lalu perlahan
mengeser pintu memanggil Nyonya Jung yang duduk diatas tempat tidurnya. Nyonya
Jung benar-benar terkejut melihat Tuan Nam yang menjenguknya dan mengucapkan
terimakasih. Tuan Nam membawakan sekeranjang buah sambil menanyakan keadaan
Nyonya Jung sekarang.
“Aku sekarang baik-baik saja. Ini bukan operasi yang besar, mereka
hanya mengeluarkan sebuah benda kecil.” kata
Nyonya Jung lalu menyuruh Tuan Nam untuk duduk
“Tapi, ....dimana Kepala? Kenapa Anda sendirian saja?” tanya Tuan Nam binggung
“anakku sangat sibuk, jadi dia pergi bekerja.” Kata Nyonya Jung dengan senyuman
“Biarpun dia sangat sibuk, tapi
Ibunya kan sedang sakit! Dan Kau tidak
boleh ditinggal sendirian.” Pikir Tuan Nam,
“Tidak, Aku tidak sendirian tapi Ada yang menjagaku.” Ucap Nyonya Jung, Tuan Nam pun mengucap syukur.
Yoon Ho masuk ke dalam ruang rawat dengan membawa termos
berisi air hangat. Tuan Nam binggung melihat sosok laki-laki yang datang
mememui Ibu Da Jung. Nyonya Jung memanggil Yoon Ho dengan “Menantu
Ji” lalu memperkenalkan Tuan Nam adalah ayah dari Jung Gi.
Yoon Ho pun memberikan salam dengan sopan.
Tuan
Nam binggung karena Nyonya Jung memanggilnya "Menantu
Ji"
Nyonya Nam mengakui Yoon Ho dulu adalah menantunya. Tuan Nam yang tadinya
sempai melonggo, menangguk mengerti
Di tempat pabrik percetakan.
Jung Gi mengambil selembar hasil cetakan kemasan dan
memberitahu akan emngurus semuanya yang ada disini, jadi meminta Da Jung pergi
saja ke rumah sakit. Da Jung menegaskan akan
pergi setelah melihat semuanya sudah diurus.
“Meskipun begitu, Ibu Anda jatuh
pingsan dan baru saja mendapat operasi.” Ucap Jung
Gi terlihat khawatir
“Kalau ini tidak diselesaikan hari
ini, maka pengiriman pesanan akan terlambat dan akan membuat orang-orang
mengeluh mengenai kecepatan pengiriman kita. Bukankah tidak ada yang lebih
penting bagi kita sekarang ini?” tegas Da Jung dengan
wajah serius
“Kau tidak bisa membandingkan apel
dengan jeruk. Beliau adalah Ibumu dan
sedang sakit.” Kata Jung Gi
“Itu urusan pribadiku. Jangan membandingkanku dengan
orang yang segera pulang dari kantor hanya karena urusan pribadinya!” ucap Da Jung
Jung Gi menjelaskan Young Mi yang harus pulang lebih dulu
karena anaknya dan ibu mertuanya sedang bepergian jadi tidak ada orang yang mengurus
anaknya. Pikiran Da Jung terlihat melayang.
Flash Back
Da Jung kecil menangis sambil menelp ibunya, bertanya
kapan pulang. Nyonya Jung mengatakan sedang sibuk sambil bertanya kenapa
anaknya menelpon
sambil menangis. Da Jung mengatakan kalau ia
sakit. Nyonya Jung meminta Da Jung berhenti berbohong dan akan
menjadi kebiasaan buruk lalu meminta untuk tak
menelpnya lagi karena sangat sibuk. Da Jung hanya bisa menangis sendirian
dirumah.
Nyonya Jung duduk sendirian diruang rawat seperti
mengingat kejadian masa lalu yang meninggalkan Da Jung demi pekerjaanya,
seperti sekarang Da Jung yang mementingkan pekerjaan padahal ia sedang sakit.
Young Mi berlari menuju sekolah Ji Ho yang sudah tutup
dan harus menekan bel lebih dulu. Sang guru terlihat cemberut sambil membuka
pintu, Ji Ho langsung memeluk ibunya yang baru datang. Young Mi meminta maaf
pada guru Ji Ho yang terlambat.
Guru Ji Ho menegur Young Mi yang menjemput anaknya sangat
terlambat. Young Mi kembali meminta maaf karena sudah
berusaha untuk segera kemari, tapi jalanan sangat macet. Guru Ji Ho mengatakan mereka mendapatkan kesulitan jika
Young Mi terlambat menjemputnya jadi meminta agar tak terlambat lagi, lalu
mematikan lampu.
Young Mi mengerti sambil meminta maaf pada Guru Ji Ho
yang kembali masuk, sebelum pulang Young Mi tahu anaknya itu pasti bosan karena
semua temanya sudah pulang dan bertanya apakah anaknya menangis. Ji Ho
mengelengkan kepala kalau tak menangis. Young Mi berkaca-kaca melihat anaknya
yang tak menangis karena telat menjemputnya.
Bong Gi datang ke restoran Jepang untuk mengembalikan
baju chef yang dipinjamnya. Ketika akan keluar melihat Hyun Woo dengan
seseorang masuk ke sebuah ruangan, pelahan-lahan berjalan ke balik dinding.
Di dalam ruangan
Manager Yang menuangkan sake meminta Hyun Woo membuat
keputusan segera dan akan mengurus yang lain-lain. Hyun Woo mengulang kembali keputusan tidak
berniat untuk pergi. Manager Yang mengerti Hyun
Wo pasti merasa bingung. dan juga tidak memintanya untuk segera membuat keputusan.
“Kau harus mempertimbangkannya
sedikit lebih lama agar nilaimu bertambah. Kau harus membawakan sesuatu
untuk kami agar nilaimu bertambah.” Ucap
Manager Yang, Hyun Woo binggung maksud dari perkataan Manager Yang
“Produk baru yang kalian
rencanakan.” Jelas Manager Yang, Hyun Woo terlihat
kaget begitu juga Bong Gi yang menguping dari balik dinding.
Hyun Woo pulang ke rumahnya dan berdiri didepan pintu
lebih dulu mengingat perkataan Manager Yang di restoran Jepang.
“Kalau kau
memberitauku konsep dari produk yang Lovely kembangkan Aku pasti akan memberimu gaji yang lebih banyak
dari sekarang dan bahkan mempromosikanmu!” ucap Manager
Yang
Hyun Woo yang terlihat kebinggunan memilih untuk
membaringkan tubuhnya walaupun matanya tetap terbuka.
Jung Gi mengantar Da Jung sampai ke rumah sakit, lalu
memberitahu sudah sampai tapi Da Jung tetap saja diam. Jung Gi kembali
memberitahu mereka sudah sampai di rumah sakit. Da Jung pun tersadar dengan tatapan kosong mengucapkan
terimakasih lalu melepaskan sabuk pengaman dan turun dari mobil.
Jung Gi juga ikut turun dari mobil, Da Jung menyuruh Jung
Gi tak perlu mengikutinya karena bisa pergi sendiri. Jung Gi hanya bisa menatap
Da Jung yang berjalan masuk ke dalam rumah sakit sendirian.
Da Jung menuangkan segelas air untuk ibunya sambil
memberitahu ibunya itu bisa bisa pulang besok sore. Nyonya Jae mengeluh pada anaknya yang bersikap santai padahal
dirinya ada kemungkinan terkena kanker. Da Jung bertanya apakah ibunya mau
makan bubur karena akan memberikanya dengan tangan dilipat didada.
“Apa bubur lebih penting sekarang,
saat aku mungkin saja terkena kanker?” keluh
Nyonya Jung
“Aku akan membelinya, taruhlah di
microwave dan makanlah saat Ibu ingin.”kata Da
Jung dingin
“Aku mungkin terkena kanker!” teriak Nyonya Jung seperti meminta perhatian dari
anaknya.
“Apakah kanker sepenting itu? Ibu juga sangat apatis saat
mendengar Ayah terkena kanker. Bukankah
waktu itu Ibu juga memprioritaskan uang yang membuat perasaan ayah semakin memburuk?” kata Da Jung
“Tentu saja uang itu penting! Perawatan dan operasi membutuhkan
uang! Manusia
tidak ada harganya dalam urusan itu!” ucap
Nyonya Jung tak mau kalah
“Sungguh cara mendebat yang bagus. Jadi Manusia tidak ada harganya ? Lalu kenapa Ibu butuh aku disini? Kalau Ibu terkena kanker, aku
akan melakukan apapun dengan menggunakan uangku, jadi Ibu tidak perlu khawatir.” Teriak Da Jung
Nyonya Jung kesal mendengar ucapan anaknya seperti
berharap dirinya itu terkena kanker dan yang dilakukan Da Jung hanyalah
melemparkan uang kepadnya lau tak perlu datang menemui anaknya lagi. Da Jung
membenarkan, kalau itu sangat
menyenangkan. Nyonya Jung mengumpat pada anaknya dan
menyuruh untuk cepat pergi.
Da Jung merasa akan pergi karena tak munkin dirinya akan menginap dirumah sakit.
Nyonya Jung menyuruh anaknya cepat pergi karena semakin melihat wajanya membuat
perutnya semakin terasa sakit. Da Jung dengan mata melotot meminta ibunya tak
perlu mencemaskan itu karena akan segera menghilang dari hadapanya.
Jung Gi berdiri di samping pintu mendengar pertengkaran
antara ibu dan anak, Nyonya Jung terlihat sangat menyesal memiliki anak seperti
Da Jung yang tak peduli padanya. Da Jung keluar ruangan kaget melihat Jung Gi
sudah ada didepan ruangan.
“Aku membelikan bubur dan merasa tidak enak hanya meninggalkan
beliau begitu saja, jadi...” jelas Jung Gi gugup.
Da Jung seperti tak peduli memilih untuk meninggalkan
rumah sakit, Jung Gi binggung melihat Nyonya Jung yang sendirian dan Da Jung
yang meninggalkan rumah sakit.
Jung Gi mengejar Da Jung yang sudah berjalan sendirian, meminta agar tak bersikap
seperti itu pada ibunya dan memohon agar segera
kembal. Da Jung dengan ketus menyuruh Jung Gi mengurus urusanan sendiri saja.
Jung Gi sadar bukan urusannya, Da Jung
pun menegaskan Jung Gi tak perlu ikut
campur
“Setelah mendengar pembicaraan
kalian, Aku jadi tau kalau kalian memiliki
banyak pertentangan.” Kata Jung Gi berkomentar
“Bukankah kau
sudah mendengar kalau aku menyuruhmu untuk tidak ikut
campur?” ucap Da Jung sinis berhenti berjalan.
“Apa yang terjadi di masa lalu
hanyalah masa lalu, tetapi
kesehatan Ibumu harus
diprioritaskan sekarang! Bagaimana jika keadaannya semakin
memburuk dengan sikap yang kau lakukan sekarang?” kata Jung Gi khawatir
“Hasilnya belum keluar. Jangan
mengatakan apapun sembarangan.” Tegas Da Jung
Jung Gi sadar Da Jung memang ingin hasilnya bagus dan sebenarnya cukup cemas terhadap
Ibunya, tapi melihat sikap Da Jung tak bisa percaya bisa
mengataakn hal-hal menyakitkan itu padanya, menurutnya nanti akan menyesali perbuatanya jadi
meminta agar menghabiskan waktu bersama ibunya untuk
pertama kalinya setelah sekian lama dan pamit
pergi.
“Kenapa kau bersikap seperti ini
terhadapku, Kepala Nam?” ucap Da Jung, Jung Gi tak
mengerti dengan pertanyaan atasanya.
“Sudah kubilang urusi saja
urusanmu sendiri dan jangan
ikut campur! Jadi
kenapa kau terus saja mengikutiku? Kau
ini sangat mengganggu. Kenapa
kau terus saja mencoba mencampuri hidupku?” kata Da
Jung, Jung Gi binggung melihat sikap Da Jung sekarang
“Kenapa?Apa aku terlihat gampangan hanya
karena aku seorang wanita yang
pernikahannya selalu gagal dan senang bekerja? Apa menurutmu mengasihaniku dan
mengatakan hal-hal yang sentimentil seperti itu akan membuatku tersentuh?” ucap Da Jung, Jung Gi benar-benar tak mengerti dengan
yang dikatakan Da Jung.
“Aku tidak tahu, apa
yang coba kau lakukan dan apa niatanmu tapi
berhentilah bermain-main denganku. Hubungan
kita hanya berada sebatas karena pekerjaan saja! Jangan melewati batas lagi
seperti yang telah kau lakukan.” Tegas Da Jung dengan
mata berkaca-kaca lalu melangkah pergi.
Ji Ho sudah tertidur lelap dikamarnya, Young Mi masih
berkerja dengan memasukan semua pakaian kotor ke dalam mesin cuci. Ia pergi ke
bak cucian piring yang sudah menumpuk, baru mencuci satu mangkuk ponselnya
berbunyi.
“Sayang, aku akan pulang terlambat
malam ini. Jangan tunggu aku.” Tulis suaminya dalam
pesannya. Young Mi hanya bisa mengumpat pada suaminya
Manager Jung baru saja menaiki tangga, Hyun Woo baru saja
masuk kantor. Manager Jung kembal mengejek dengan melihat wajah Hyun Woo
terlihat lesu saat masuk kerja. Hyun Woo mengatakan dirinya tak lesu, Manager
Jung kembal mengejek berpikir bisa menganggapnya seperti itu sekarang.
“Baiklah, kau memang tidak lesu. Ngomong-gomong, cepat
belikan aku sandwich. Aku belum sarapan.” Ucap Manager
Jung memberikan selembar uang, Hyun Woo terdiam
“Kenapa?Apa kau tidak mau?” sindir Manager Jung, Hyun Woo menegaskan sikapnya itu
tak benar. Manager Jung tertawa mengejeka mendengarnya.
“Wah, apa kau benar-benar tidak punya akal? Aku akan segera kembali ke posisi
lamaku dan
akulah yang akan menulis dengan cermat ulasan kinerjamu Mengerti?” kata Manager Jung kembali mendorong pundak Hyun Woo.
Hyun Woo berani memegang tangan Manager Jung untuk
menahanya dan meminta agar berhenti. Manager Jung menahan amarahnya menyuruh
Hyun Woo melepaskan tanganya segera, Hyun Woo tetap memegangnya. Manager Jung
mengancam Hyun Woo akan mati apabil tak melepaskanya. Hyun Woo pun melepaskan
tanganya dan akan membelikan sandwich yang diperintahnya. Manager Jung
berteriak meminta sandwich isi tuna sambil menyindirnya si pengkhianat
brengsek.
Hyun Woo menahan amarahnya kembali mengingat perkataan
Manager Yang “Kalau kau
memberitauku konsep dari produk yang Lovely kembangkan maka Aku pasti akan
memberimu gaji yang lebih banyak dari sekarang dan bahkan mempromosikanmu!”
Ketika akan duduk dibangkunya, Mi Ri terlihat sedang
berbicara di telp sambil bercerita pergi ke tempat kerja
dengan nyaman karena mendapat tempat duduk di kereta dan berjanji akan menelponya lagi lagi saat makan siang.
“Semoga harimu indah juga, Bong
Gi.” Ucap Mi Ri diakhir telp.
Jung Gi yang mendengarnya ikut merasa sedih karena Hyun
Woo yang menyukai Mi Ri tapi Mi Ri malah berbicara ditelp dengan adiknya. Hyun
Woo duduk dengan lesu karena keadaanya sekarang, ditekan dari depan dan
belakangnya.
Jung Gi mendatangi Hyun Woo yang duduk sendirian di sofa,
sambil bertanya apakah akhir-akhir ini ada yang
mengganggu pikirannya, Hyun Woo berbohong
mengatakan tak ada masalah yan menganggunya.
“Apa Manager Jung yang membuatmu
merasa kesulitan? Kau Ingin aku
bicarakan pada Direktur?” ucap Jung Gi
“Tidak, tidak usah kau tidak perlu melakukan itu.” Kata Hyun Woo
“Olokannya akan segera berhenti. Kau sudah tahu
‘kan orang seperti apa dia. Tapi kalau ada yang benar-benar
mengganggumu, beritau saja aku. Mengerti?” ucap Jung Gi ikut prihatin, Hyun Woo mengangguk
mengerti.
“Bagaimana hubunganmu dengan Nona
Mi Ri? Apa ada
kemajuan?” tanya Jung Gi, Hyun Woo mengelengkan
kepala kalau tak ada pikiranya seperti itu. Jung Gi mengangguk mengerti.
Jung Gi kembali ke ruangan melihat kursi Young Mi masih
kosong, lalu bertanya pada Mi Ri apakah Young Mi belum datang juga. Mi Ri pikir
seperti itu karena belum melihatnya. Jung Gi terlihat binggung.
Young Mi berlari masuk ke dalam sekolah dengan rambutnya
yang belum disisi meminta maaf karena datan terlambat. Lalu berpesan pada Ji Ho
untuk Bersenang-senanglah dengan para guru dan berjanji akan segera kembali. Ji Ho melambaikan
tangan pada ibunya sebelum masuk kelas.
Di ruang rapat
Bangku Young Mi masih kosong, Jung Gi mencoba lipstik dibibirnya
dengan mengunakan cermin. Da Jung menjelaskan Lipstik Nomor 11 memiliki efek fotokromik
yang bagus, tapi tingkat kecerahannya masih belum bagus. Jung Gi berkomentar Lipstik Nomor 13 terlalu lembab, jadi tidak akan bertahan lama di
bibir.
Direktur Jo yang ikut mencobanya dibibir, memberitahu Nomer
8 bagus, tapi belum bisa menempel dengan bagus.
Young Mi mengatakan Nomor
9 bagus, tapi terlalu matte sehingga
semua cela di bibir bisa terlihat dengan jelas.
“Bukankah kita harus menentukan
konsep dulu sebelum mengembangkan produk supaya lebih mudah?” saran Hyun Woo
“Wakil Park benar. Prosesnya akan
sangat lama kalau kita terus-terusan menundanya. Mari memilih konsep hari ini,
supaya kita bisa mengeri arah tujuan produuk kita akn seperti apa.” Kata Da Jung
“Ya... Segera lakukan Dan kalian tidak perlu khawatir
mengenai pendanaan.” Ucap Direktur Jo sumringah.
“Wah, sungguh tidak biasa! Sekarang kau tidak mengkhawatirkan
uang?” komentar Jung Gi
“Ada sesuatu yang sedang aku
persiapkan. Pokoknya,
kita tidak perlu cemas mengenai uang, lebih baik
Kita pastikan saja kalau produk kita bisa jadi hit. Kalian Mengerti? Buatlah 10 atau bahkan
100 pigmen! Sesuka
kalian!” ucap Direktur Jo, Da Jung melirik seperti bisa membaca
sesuatu yang mencurigakan.
Young Mi baru sampai kantor tak sengaja bertemu dengan
Manager Jung, Manager Jung menegur Young
Mi yang baru saja sampai
kantor. Youn Mi menjelaskanharus mengantar anak saya ke TK
dulu, jadi agak terlambat.
“Inilah kenapa wanita paruh baya
tidak bisa berhasil.” Ejek Manager Jung
“Dengarkan.. Manager Jung... Saya tidak
setiap hari terlambat karena anakku, Hari ini tidak bisa tertolong
karena mertuaku....” tegas Young Mi tapi disela oleh Manager Jung
“Tidak
peduli seberapa kali terjadi. Terlambat yah.. tetap terlambat. Pria paruh baya tidak melakukan
ini lalu
kenapa wanita paruh baya selalu menjadikan anak sebagai alasan?” ucap Manager Jung
Dan Juga, ini kan perusahaan make up? Kenapa tampilanmu seperti ini? Lakukan sesuatu dengan rambutmu dan... Kenapa kau tidak membuang
dulu nasi di bajumu itu sebelum berbicara?” ejek
Manager Jung melihat rambut dan pakaian Young Mi sangat acak-acakan.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar