Shi Jin memberikan laporan pada Letnan Yoon, Mulai
25 Maret 2016, Kapten
Yoo Si Jin akan menjadi Mayor
dan menerima perintah kenaikan
gaji sesuai jabatan ini. Disaksikan oleh ayah dan
semua teman-teman dalam timnya. Letnan Yoon menerima hormat dari Shi Jin lalu
menganti lambang dibagian pundak sebagai Mayor, Dae Young dkk memberikan tepuk
tangan bahagia karena Shi Jin bisa naik jabatan.
“Pria yang aku sukai
itu, hanya ada satu di dunia ini, dia hidup sebagai tentara Korea.”
Shi Jin kembali melakukan tugas perdamaian di daerah
konflik dengan timnya.
“Dan prinsipnya tak
berubah. Melindungi anak-anak, orang tua dan wanita cantik.”
Shi Jin membawa sebuah tas besar dengan menaiki tangga
subway, dengan sengaja membantu sang nenek yang membawa tas berukuran besar. Di
halte bus terlihat poster gambar Mo Yun sedang tersenyum dengan jas dokternya,
ia pun melambaikan tanganya seolah-olah Mo Yun sedang menatapnya.
“Dan aku... masih menjadi dokter idola.. tentu saja, aku masih di RS.
Haesung.”
Mo Yun masuk ke dalam ruangan seperti bertemu dengan
dokter baru sambil bertanya apakah mereka sudah mengerti tanpa harus
dijelaskan. Semua menjawab mengerti.
Myung Joo membanting gelas soju dengan penuh amarah,
mengatakan Selama 157 hari memikirkan bagaimana cara untuk membunuh pacarnya itu, dengan artinya selama ada di Urk hanya
bisa memikirkannya bahkan sangat merindukanmu hingga rasanya mau mati saja. Dae Young yang sedari tadi tertunduk langsung tersenyum
sambil mengelur rambut Myung Joo.
“Tapi, bukannya menakjubkan kau bisa kembali lagi padaku?” ucap Myung Joo dengan senyuman
“Aku senang, kau kembali dengan tubuh yang sehat.” Kata Dae Young dengan menuangkan Soju kedalam
gelas.Myung Joo pun mengajak Dae Young untuk bersulang.
“Aku akan menemui Komandan besok, jadi kau harus bersiap-siap.” Ucap Dae Young
“Ahh..... Kita harus tetap menyelesaikan masalah ini.” kata Myung Joo dengan wajah khawatir
Dae Young meminta Myung Joo tak perlu khawatir
karena tak akan
melepas seragamnya karena hanya pacarnya itu yang bisa melepaskan
seragam itu. Myung Joo seperti tak percaya, Dae Young kembali mengingatkan akan
menemui Komandan besok jadi meminta agar
bersiap-siap.
Myung Joo menjerit bahagia merasa mereka harus
menemuinya pagi-pagi dan berangkat
saat fajar karena ia juga
sudah punya rencana sambil menuangkan soju kedalam
gelas. Dae Young merasa Myung Joo ingin menemui ayahnya dalam keadaan mabuk.
Myung Joo mengingatkan selama di Urk.tak pernah minum alcohol, Dae Young akhirnya membiarkan Myung Joo untuk minum
soju sampai habis.
Letnan Yoon melihat tangan Dae Young mengenggam tangan
anaknya dengan erat. Dae Young mengatakan Seperti
yang anda janjikan, mereka bisa
minum 2 cangkir teh hari ini. Letnan Yoon menyuruh
keduanya duduk lalu meminta sekertarisnya membawakan dua cangkir gelas.
“Ayah, aku hamil.” Ucap Myung Joo, Dae Young ingin melepaskan tangan Myung
Joo karena shock. Letnan Yoo melonggo kaget mendengarnya.
“Ti- tidak. Itu tidaklah benar.” Kata Dae Young gugup lalu sambil berbisik apakah ini
rencana yang dimiliki Myung Joo.
“Santai saja, rencanaku adalah mengakuinya sebelum kita
melakukannya. Saat kita
dalam posisi terancam, "Serangan
pertama" adalah taktik hebat.” Kata Myung
Joo
Letnan Yoon dengan wajah shock bertanya pada Dae Young,
apakah anaknya itu bisa keluar sekarang.
Dae Young dan Myung Joo hanya bisa diam saja.
Secangkir teh sudah ada diatas meja, Letnan Yoon meminta
keduanye berbicara walaupun hanya lah "Serangan pertama", tapi tetap akan mendengarnya. Myung Joo ingin membuka mulut, tapi ayahnya langsung
menyuruh sang anak untuk diam saja.
“Mengenai janjiku untuk melepas seragamku, sepertinya tak bisa
kutepati.” Kata Dae Young, Myung Joo terlihat
kaget dengan keputusan pacaranya dan Letnan Yoon juga terlihat tak percaya
“Terkunci di ruang bawah tanah, patah tulang dan hal lainnya. Aku tak pernah menyesal menjadi seorang tentara bahkan, negara tak seharusnya kehilangan tentara seperti aku. Aku akan melepas seragam dengan cara yang terhormat dan akan mencari cara lain agar anda mau mengakuiku.” Tegas Dae Young
“Sekarang, bukan masalah apakah aku mengakuimu atau tidak. Karena negara ini telah mengakui seorang Sersan Seo. Dan sebagai atas itu semua, maka ini semuah adalah kehormatan
memiliki menantu sepetimu.” Akui Letnan Yoon,
Myung Joo tak percaya ayahnya bangga memiliki pria pilihanya.
“Saat mengirimmu ke Urk, aku sudah merestui kalian. Maaf membuatmu
menderita Dan
sekarang, aku bahagia dengan
keputusanku ini.” kata Letnan Yoon, Dae Young
berkaca-kaca mengucapkan terimakasih
Myung Joo langsung memberikan pelukan untuk ayahnya,
Letnan Yoon pun memberikan kepercayaaan pada Dae Young untuk menjaga putrinya.
Dae Young mengerti, Myung Joo memberikan senyuman bahagia pada sang pacar.
Mo Yun menyapa Myung Joo dengan panggilan “Wali
Sersan Seo” Myung Joo membalas dengan panggilan “Princess
Mo Yun” Mo
Yun pikir mereka sering dipertemukan karena masalah pria lalu keduanya sama-sama tersenyum. Mo Yun mulai bertanya
dengan kabar Myung Joo sekarang. Myung Joo pikir Mo Yun bisa melihatnya kalau
ia baik-baik saja.
“Bagaimana dengan perangmu bersama dengan Sersan Seo?” tanya Mo Yun
“Perangnya telah berakhir, Kami mendapat restu dari ayahku.” Cerita Myun Joo bahagia, Mo Yun terlihat ikut bahagia.
“Ahh.... Benarkah? Selamat! Sebelum malam kita harus minum soju siang lagi. Aku siap kapan saja.” Ucap Mo Yun
“Tapi, hari ini, aku ke sini untuk tujuan yang lain.” Kata Myung Joo lalu memberikan sebuah surat
Sebuah kartu dengan bentuk pohon natal didepanya, Mo Yun
duduk membaca surat yang dituliskan fatimah dengan tulisan hanggul.
“Apa kabar, Unni ? Ini aku, Fatima. Aku belajar bahasa Korea. Dan aku ingin menjadi seorang dokter sepertimu Selamat Natal. Sampaikan salamku pada Ahjussi. Aku merindukanmu dan aku mencintaimu.”
Terlihat foto Fatima yang sedang tersenyum lebar, Mo Yun
ikut tersenyum dan merasa tak sia-sia menghabiskan uang untuk membayar semua
biaya sekolah.
Chi Hoon berlari keruangan meminta izin untuk meminjam
komputer, lalu bertanya pada Ja Ae password laptop dari Sang Hyun. Ja Ae sedang
makan cemilan memberitahu Passwordnya “Song Sang
Hyun yang jenius.” Mi Jin terlihat menahan tawanya.
Setelah komputer bisa terbuka, Chi Hoon mengajak semua
berkumpul karena ada berita dari Urk yang di bawa Letnan Yoon Myung Joo lalu memasukan USB kedalam komputer. Video
dari Blakie, pasien dari keracunan timah sedang memegang tali kambingnya.
Mi Jin melihat Blakie makin besar, Chi Hoon pikir masih
butuh waktu lama agar
bisa cocok dengan sepatu yang diberikanya. Chi Hoon
mendengar suara Blakie tapi ketika menyebut namanya dengan suara samar akhirnya untuk mendengar lebih jelas memasang
earphonenya. Ketika Blakie sedang mengucapkan namnya yang terdengar hanya suara
kambing, akhirnya Chi Hin menjerit kesal dan mengucapkan selamat tinggal tak
bisa tahu siapa namanya karena menurutnya Namanya itu Blackie Selama-lamanya. Ja Ae meminta agar Chi Hoon tak mematikan komputernya.
***
Flash Back
Di urk
Sang Hyun berpesan Jika diriny amati
di tempat itu maka
meminta agar Ja Ae bukalah drive C di laptop dan akan menemukan folder di dalam file-file rumah sakitnya setelah itu memastikan untuk menghapus semua
folder-folder itu. Ja Ae bertanya isi dari folder itu. Sang Hyun merasa nanti
Ja Ae akan terkejut melihatnya.
Ja Ae memastikan semua sudah keluar ruangan, lalu membuka
laptop Sang Hyun untuk mencari folder yang terkunci, dengan mudah bisa mengetik
passwordnya. Betapa kagetnya melihat folder video porno yang disimpan dari umur
10, 20, bahkan 30 tahun dan berjanji akan memukul Sang Hyun selama 30 tahun.
Ketika membuka foldernya, wajahnya terkejut karena di
folder 10tahun, terlihat kumpulan seorang gadis kecil yang sedang bermain
dengan teman-temannya di kolam renang dan foto lainya yang terlihat sangat
imut. Ia membuka foto di folder 20an, wajah Ja Ae yang terlihat masih muda foto
dengan teman-temannya saat masih SMA. Mata Ja Ae berkaca-kaca melihat ke folder
30an, ada foto dirinya sedang di Urk dengan candid camera dan juga foto dengan
Sang Hyun.
Ja Ae berjalan dengan wajah tertunduk dan terlihat lemas,
bahkan sampai tertabrak oleh seseorang sampai jatuh. Sang Hyun berlari
mendekati Ja Ae yang baru saja terjatuh, mengakui kalau ia adalah wali dari
wanita itu dan membawanya ke tempat duduk. Ja Ae mendengar Sang Hyun yang
mengakui sebagai walinya, lalu ingin berdiri karena merasa sangat lelah. Sang Hyun
mendorong bahu Ja Ae untuk kembali duduk.
“Jika kau lelah, duduk dan bukannya berpelukan dengan pria
lain. Jika kau
sudah melihatnya,
maka katakan padaku. Kau sudah melihatnya, 'kan? Folder itu sudah ada di recyle
bin.” Ucap Sang Hyun
“Kau memintaku menghapusnya, 'kan?” balas Ja Ae tanpa mau menatap Sang Hyun
“Ya
memang benar, jika aku sudah mati. Lalu kenapa kau menghapusnya?” tanya Sang Hyun
“Kenapa kau masih menyimpannya?” balas Ja Ae heran
“Untuk melamar, Aku ingin menggunakannya
sebagai alat lamaran. Mulai
umur 10 tahun, hingga sekarang,
hanya kau orangnya.” Jelas Sang Hyun
Ja Ae merasa Sang Hyun itu tak sadar sikapnya seperti
dikasihani olehnya, Sang Hyun pikir Ja Ae tak tahu apapun, karena yang
dimiikinya hanya hati Tanpa ada perasaan lain dan itu dinamakan cinta. Ja Ae meminta Sang Hyun tak
melakukanya. Sang Hyun bertanya apakah maksudnya itu “mengakui perasaanya” Ja
Ae menegaskan apapun itu karena ia sendiri yang akan melakukanya.
Sang Hyun mengartikan Ja Ae yang mau
mengakui perasaannya, Ja Ae membenarkan
setelah membayar semua hutang padanya, lalu berjalan pergi. Sang Hyun setuju
lalu tersadar dengan ucapan Ja Ae bertanya kemana Ja Ae akan pergi. Ja Ae
berteriak akan pergi mencari uang. Sang Hyun berlari cepat mengejarnya,
bertanya apakah Ja Ae akan cepat mencari uang atau mereka bisa menganggap
hutangnya itu sudah lunas. Ja Ae terus berlari dengan wajah tersenyum. Sang
Hyun menyuruh Ja Ae meminjam uang Mo Yun lebih dulu saja untuk membayar
hutangnya.
Di dalam mobil
Shi Jin mengeluh harus menyetir mobil, Mo Yun menyuruh
untuk terus berjalan dengan cepat dan memanggil “Big Boss.” Shi Jin mengatakan kalau ia sudah mengemudikan mobil
dengan cepat. Mo Yun menjelaskan bukan seorang pria yang duduk disebelahnya dan
menunjuk dasbord mobilnya kalau nama panggilan mobilnya “Big Boss”
“Aishhh.... Apa kau segitu menyukaiku? Hingga menamai mobilmu dengan
namaku.” Ejek Shi Jin, Mo Yun berteriak membenarkan sampai Shi
Jin kaget mendengarnya. Mo Yun tersenyum bahagia.
“Putar lah di sana, Hari ini "Big
Boss" harus mandi dulu.” Kata Mo Yun lalu
menegaskan kalau yang dimaksud bukan Shi Jin tapi mobilnya.
“Timing jadi aneh. Aku masih tak mengerti kenapa aku harus mengendarai mobil ini?” keluh Shi Jin, Mo Yun memohon agar Shi Jin melakukan
demi dirinya karena jika ia yang menyetir maka mobilnya
bisa rusak dan "Big
Boss" tidak boleh hancur. Shi Jin tetap merasa
waktunya sekarang itu memang sangat aneh.
Shi Jin menyiramkan air ke jendela mobil, Mo Yun yang
melihat dari dalam memberikan tanda cinta dan hatinya. Shi Jin mencoba
tersenyum tapi setelah itu merasa menyesal untuk berkencan dan merasakan udara
dingin yang menusuk tubuhnya.
Mo Yun mengeluarkan kepalanya dari jendela, bertanya apa
yang dikatakanya. Shi Jin dengan senyuman mengaku kalau ia sangat mencintainya,
lalu menyuruh Mo Yun menutup jendelanya karena udara diluar sangat dingin.
Mo Yun memilih untuk turun dari mobil karena harus ikut
bersama pacarnya. Shi Jin pikir seharusnya Mo Yun didalam saja tapi memberikan
selang airnya. Mo Yun melihat selang air yang berbentuk pistol, lalu berpikir
jika menekan maka.... Shi Jin akhirnya basah kuyup karena terkena semportan
air. Mo Yun kaget menyadari kalau airnya aka keluar kalau menekanya.
Shi Jin merasa Mo Yun memang wanita yang menakutkan, Mo
Yun meminta maaf karena sekarang malah membuat baju Shi Jin menjadi basah. Shi
Jin merasakan badannya semakin kedinginan. Mo Yun melepaskan jaketnya karena
takut pakaian dalam Shi Jin terlihat dan tak mau
ada wanita lain yang
melihatnya. Shi Jin dengan mengigil mengaku sangat
suka berkencan dengan Mo Yun karena terlihat sangat seksi, ketika sedang
tertawa.
Mo Yun tertawa tapi tahu Shi Jin itu sedang merayunya,
Shi Jin merengek merasakan kedinginan, lalu dengan sengaja menyandarkan
kepalanya. Mo Yun tertawa karena cara Shi Jin yang meminta pelukannya.
Dae Young tertunduk melihat Myung Joo yang duduk
didepanya, akhirnya ia menaruh sumpitnya merasa sikap Myung Joo sudah
kelewatan. Myung Joo menyuruh Dae Young melaporkanya dengan mengodanya
mengunakan kakinya, yang sengaja mengelus bagian paha Dae Young dari kolong
meja.
“Aku ingin makan dengan tenang, pencernaanku bisa terganggu
nanti.” Ucap Dae Young menahan godaan Myung Joo.
“Kalau begitu datanglah ke klinik, aku yang akan mengobatimu. Itu ide yang bagus, 'kan? Aku jadi tak sabar.” Kata Myung Joo dengan gaya imut lalu memberikan nasinya
agar Dae Young memakan semuanya.
Tapi Myung Joo berpikir lain, menurutnya lebih baik patahkan
saja tulang pacarnya itu agar bisa datang ke klinik,
Dae Young menatapnya. Myung Joo pikir tak mungkin karena mereka bisa tak
jadi ke Kanada
jika tulangnya patah lalu memberikan sesuatu kepada pacarnya. Dae Young
membuka amplop, Myung Joo memberitahu Daniel dan Ye Hwa akan
menikah. Dae Young tak percaya Daneil yang dikenalanya sebagai
dokter, Myung Joo menceritakan Acaranya di Vancouver, Kanada dan mengundang mereka berdua.
Ja Ae kaget mendengar ada acara penikahan, Mi Jin tak
percaya Ye Hwa dan Dr. Daniel akan menikah. Chi Hoon membagi-bagikan amplop sebagai tiket pesawat dan hotelnya. Semua terlihat tak percaya pria yang paling tampan di
Urk menikah. Sang Hyun melirik sinis melihat Ja Ae yang terlihat sedih karena
Daniel menikah.
“Tapi, ini aneh juga. Kupikir mereka sudah menikah?” kata Chi Hoon
“Tidak! Dia bilang, mereka hanya teman saja” jerit Min Jin begit juga Ja Ae yang tahu keduanya hanya
rekan kerja
Ye Hwa yang terlihat tak memiliki apapun membuka sebuah
pintu dan membalikan papan didepanya
dengan tulisan “open”
“Ayah Ye Hwa adalah seorang dokter herbal. Mulai di Rusia, siapapun yang membutuhkan, maka dia akan mengobatinya. Tapi, ayahnya ,
kakak dan juga
ibunya tertembak.” Cerita Chi Hoon, Ja Ae
terdiam karena semua keluarga Ye Hwa mati tertembak.
Di markas
Myung Joon menceritakan Daniel hanya
bisa menyelamatkan Ye
Hwa dan mereka menjadi relawan Kanada, tapi dari
Amerika hanya mengijinkan Daniel, karena Ye Hwa adalah
orang Rusia dengan begitu tak akan
menerimanya karena
hukum internasional. Dae Young membenarkan lalu
menanyakan kelanjutanya.
“Jadi Daniel bilang, dia akan menikahi Ye Hwa saja. Jadi dia bilang "Ambil
ini, dia adalah istriku." Begitulah
caranya dia menyelamatkan
Ye Hwa.” Cerita Myung Joo mengebu-gebu
“Jadi Kalian
sering berbagi cerita, ya?” kata Dae Young terlihat cemburu
“Saat aku menceritakan tentang suratmu itu, dia mulai bercerita.” Akui Myung Joo
Dae Young pun sadar Myung Joo sudah
membacanya. Myung Joo menyangkalnya, menurutnya Dae
Young pasti hanya mengcontoh lirik-lirik lagu saja, Dae Young mengatakan bukan, Myung Joo yakin pasti Dae
Young akan mencontek dari lirik lagu.
“Dulu, aku selalu saja ingin melarikan diri Dan kau adalah orang pemberani serta orang terbodoh yang
mencintaiku. Aku
bersyukur dan juga menyesal. Jika
kau membaca surat ini, maka,
akulah yang bodoh dan
melukaimu begitu dalam. Tak
perlu memaafkan aku Dan
juga, aku selalu berharap kau
akan hidup dengan bahagia. Untuk
cintaku, Yoon Myung Joo. Apakah aku hidup atau mati, cintaku tak akan berubah.” Ucap Dae Young mengatakan apa yang ditulis dalam
suratnya.
“Tak usah berlebihan, Kau pasti tak menghapal isinya.” Ucap Myung Joo berkaca-kaca sambil mengeluarkan
lembaran kertas dari saku seragamnya.
Dae Young tak percaya Myung Joo selalu membawanya, Myung
Joo membaca surat yang ditulis pacarnya. Dae Young menceritakan telah
menulisnya sebanyak
ratusan kali dan karena itu selalu ingin menemuinya. Semua tentara yang mendengarnya ikut menjerit, Dae
Young langsung berteriak agar semua anggotanya tenang. Semua tentara junior
langsung duduk tegap.
Dae Young berdiri dari bangkuk memerintahkan semuanya agar
menutup matanya, lalu mencium kening Myung Joo. Semua tentara menjerit kembali
melihat Dae Young yang memberikan ciuman dikening. Dae Young tersenyum manis,
Myung Joo berdiri memerintahkan agar semua menutup mata, termasuk Dae Young.
Pelahan berjalan mendekati Dae Young dan langsung menciumnya, semua tentara
kembali menjerit bahagia sambil memukul meja. Keduanya seakan tak peduli dan
terus berciuman.
Shi Jin dan Mo Yun minum bir bersama di meja makan, lalu
Shi Jin bertanya hadiah yang akan diberikan Mo Yun pada siapa nanti. Mo Yun
tahu banyak yang memilih Daniel jadi iaakan
memilih Ye Hwa. Shi Jin merasa Mo Yun itu sudah
lupa dengan semua kebaikan Daniel. Mo Yun mengingatkaan kalau ia sudah
membayarnya dengan
sumbangan bulanan
“Kau mungkin tak tahu betapa
mahalnya itu,
karena kau hidup di "hutan".” Ejek Mo
Yun
“Orang yang mementingkan si kartu itu bisa saja tidak selamat.” Balas Shi Jin, Mo Yun lebih mempertegas orang itu akan
mengambil bir sambil berjalan ke kulkas.
“Ada yang ingin aku tahu, Foto yang tertempel di kulkas
itu. Kenapa kau di
depan? Apa Karena kau rangking 1?” tanya Shi Jin
Mo Yun mengatakan bukan itu, tapi karena dirinya cantik.
Shi Jin pikir itu karena urutan abjad dan nama “kang” selalu yang pertama. Mo Yun
mengatakan bukan itu. Shi Jin yakin itu karena umur, Mo Yun merasa lupa
menceritakan sesuatu waktu mau pergi reunian dan diundang sebagai senior terpopuler.
Shi Jin merasa Mo Yun itu menjadi senior
popular karena punya banyak hutang dulu. Mo Yun kesal melihat Shi Jin yang belum mau pulang dari
rumhanya. Shi Jin pikir apabila pulang sekarang, akan terkena macet. Mo Yun mengingatkan Shi Jin menggunakan
alas an yang sama
2 jam yang lalu sambil menyindir di
Yeouido Pasti sangat macet. Shi Jin tak begitu
peduli.
Foto saat di Urk sebagai tim medis ditempel Mo Yun di
kulkasnya, dan yang paling atas saat disumpah menjadi seorang dokter.
“Hippocrates
memiliki banyak kutipan, salah satunya adalah "Beberapa kata mungkin akan dimengerti oleh
kepalamu, dan beberapa kata mungkin juga akan dimengerti oleh hatimu."”
Seorang wanita mengunakan toga dengan mengangkat tanganya
untuk melakukan sumpah "Sebagai seorang yang berhasil
mendapatkan lisensi,Saya akan melakukan pengobatan berdasarkan hati nurani dan kehormatan."
Disebuah lapangan, tentara junior juga membaca sumpahnya "Saya, sebagai
bintara dari Pasukan Khusus,Berjanji untuk melakukan
yang terbaik untuk negara dan juga pasukan saya."
Dokter muda mengucap Sumpah "Tak memandang ras dan juga agama status sosial, kebangsaan dan juga politik. Dalam bertugas untuk mengobati pasien
saya." Mo Yun dan Ji Hoo duduk
dibangku paling depan melihat juniornya yang mengucap sumpah.
Shi Jin berdiri di depan para petinggi Tentara lainya
dengan pakaian seragam lengkap dengan jabatanya. Tentara muda masih membaca
sumpahnya "Saya akan bertugas atas dasar hukum. Berdasarkan seorang
tentara”
“Saya tak akan menyalahkangunakan posisi saya bahkan jika saya dalam bahaya." Ucap Dokter muda
“Bahkan jika saya
dalam bahaya, atau dalam ancaman, saya tak akan melanggarnya. Saya akan menjaga
kedamaian bahkan jika sebuah senjata menghunus saya."
Mo Yun mengingat saat ketegangan di Urk dengan
mengoperasi Presiden dan Shi Jin harus tetap mengacungkan pistol dengan para
pengawal, lalu terjadi gempa yang sangat menakutnya dengan korban yang
berjatuhan. Di dalam ruangan, Semua dokter melempar toganya dan para tentara
muda pun melempar topi ke udara
“Hari ini, begitu banyak Yoo Si
Jin dan juga
Kang Mo Yeon yang baru.Aku harap, mereka akan tetap menjaga sumpah itu.Atas
nama bumi dan juga matahari.”
Mo Yun berjalan dengan senyuman lalu menatap langit
dengan mata hari yang cerah, lalu menelp seseorang dan mengatakan “Sekarang!” sebuah pesawat pun melintasi langit yang luas dengan
awan yang sangat cantik.
Ombak dan pasir putih terlihat, Mo Yun menaruh kembali
batu didekat kapal merasa tak percaya mereka bisa kembali ke tempat itu. Shi Jin
mengaku merasa senang bisa berada ditempat itu dengan Mo Yun sekarang. Tapi Mo Yun merasa karena Shi Jin jadi tak bisa datang dengan
pria tampan lain.
Shi Jin terlihat kesal Mo Yun berniat untuk pergi dengan
pria lain. Mo Yun merasa tak ingin Menyia-nyiakan kecantikannya dengan pergi ke pulau itu sendirian, karena tak berani
dating sendirian sambil berjalan mundur. Shi Jin menyuruh Mo Yun untuk
tak kabur. Mo Yun tetap berlari merasa perahu itu terlihat
seperti x-ray. Shi Jin berteriak Mo Yun yang mengubah
topik pembicaraan.
Mo Yun menahan Shi Jin untuk tak mengejarnya, sambil
mengeluarkan ponslenya merasa Angle yang sempurna, sambil menceritakan foto yang dimilikinya adalah foto x-ray Shi Jin jadi ingin memiliki fotonya satu saja dan sudah
bosan melihatnya ribuan kali. Shi Jin menegaskan tak akan memaafkan walaupun Mo Yun merayunya sekarang. Mo Yun mengajak Shi
Jin untuk bermain "Coba tangkap aku" yang biasa dilakukan pasangan di pantai.
Shi Jin dengan penuh dendam mengatakan Mo Yun akan
tamat jika menangkapnya nanti. Keduanya pun main kejar-kejaran di pinggir pantai, Mo
Yun menahan kembali bertanya kapan mereka akan pulang. Shi Jin menunjuk boat yang
digunakan menjadi "x-ray" seperti perahu yang terdampar. Mo Yun terlihat bahagia, berada
di pulau terpencil dengan seorang pria. Shi Jin kembali mengejar Mo Yun dengan sekuat tenaga.
Matahari sudah terbenam, Shi Jin dan Mo Yun sudah duduk
diatas kapan. Mo Yun meminum wine langsung dari botolnya. Shi Jin terus
menatapnya, Mo Yun memastikan Shi Jin yang tak ingin minum wine karena rasanya
sangat enak. Shi Jin mengaku sangat ingin minum tapi nanti harus mengendarai
perahu boat.
“Kau bilang, kau tak mau pulang?” ucap Mo Yun, Shi Jin mengaku itu Hanya
untuk menyenangkan pacarnya
saja. Mo Yun terlihat kesal dan kembali meminum wine.
“Apa rasanya seenak itu?” tanya Shi Jin penasaran melihat pacarnya yang minum
wine dengan nikmat. Mo Yun membenarkan dengan senyumanya.
“Sepertinya, kau sangat ingin meminumnya, Ataukah kau
punya cara lain
untuk meminumnya lagi?” goda Mo Yun
Shi Jin mengaku sudah pasti ada cara lain, Mo Yun merasa
saat itu sangat
gugup hingga
mau mati rasanya. Shi Jin mengakui sekarang
merasa gugup hingga
mau mati rasanya, dengan Ada
wine di pantai ini. Dan
juga wanita cantik, serta melihat ada
bintang jatuh dilangit. Mo
Yu menjerit bahagia melihat bintang jatuh yang sangat cantik dan mengaku baru
pertama kali melihatnya.
“Kau melakukan apa dengan bintang itu? Kenapa rasanya semua bintang berkumpul di langit ini?” ucap Mo Yun benar-benar terpesoan
“Apa Kau tak mau membuat keinginan?” tanya Shi Jin, Mo Yun mengatakan sudah membuatnya
sambil menaruh winenya.
Shi Jin mengejak Mo Yun mengucapkan dengan mulut terbuka,
Mo Yun memukul Shi Jin dengan mesra menyuruh Shi Jin yang hanya duduk saja dan
meminta agar mengambilkan bintang untuknya. Shi Jin mendekati Mo Yun lalu
berbisik “Aku sudah mengambil satu bintang, dan bintang itu duduk di
sampingku.”
Mo Yun tersenyum mendengar godaan Shi Jin lalu meminta
agar mengatakanya lagi. Shi Jin mengatakan Mo Yun itu begitu
berkilauan. Mo Yun meminta Shi Jin mengataknya
sekali lagi. Shi Jin menatap Mo Yun mengungkapkan hidupnya terasa sangat berkilauan sekarang ini. Mo Yun tertawa mendengarnya menyuruh Shi Jin tak perlu
mengoda dan memujinya seperti itu.
“Bagaimana mungkin seorang wanita sepertimu menjadi milikku?” ucap Shi Jin
seperti tak percaya
“Mungkin di kehidupan sebelumnya kau sudah menyelamatkan dunia.” Kata Mo Yun tapi menurutnya tak mungkin, berarti Shi
Jin jadi a tentara juga di kehidupan sebelumnya
“Aku mendapat banyak anugerah di kehidupanku yang sekarang.” Akui Shi Jin
“Astaga! Kita mungkin akan bertemu lagi di kehidupan
selanjutnya. Kau telah
menyelamatkan dunia
saat ini.” ucap Mo Yun dengan senyuman bahagia
“Ya, aku bisa mendapatkanmu
setelah menyelamatkan
sebuah negara.” Kata Shi Jin bangga
Mo Yun berkata siapa yang bertemu
dengan Shi Jin nanti. Shi Jin kesal Mo Yun yang tak mau
bertemu dengannya di kehidupan selanjutnya. Mo Yun pikir klau mengatakan tidak apakah Shi Jin
memang tak akan datang dengan mata berbinar-binar mengatakan Shi Jin harus
tetap menemuinya di
kehidupan selanjutnya. Shi Jin meminta agar Mo Yun
memegang janjinya, Mo Yun mengangguk setuju.
Shi Jin bertanya apa keinginan Mo Yun sebelumnya, Mo Yun
yakin Shi Jin akan terkejut mendengarnya. Shi Jin penasaran ingin tahu. Mo Yun
mengatakan dengan sangat jelas ingin pria yang didepanya itu menciumnya dan
bertanya apakah permintaanya itu bisa dikabulkan. Shi Jin merasa Akan ada selalu jalan untuk bisa mencium pacarnya itu lalu menciumanya di atas perahu yang
terdampar.
Keduanya saling menatap Shi Jin meluapkan perasaan yang
sangat mencintai Mo Yun, Mo Yun membalas
juga mencintainya. Shi Jin tersenyum kalau yang dikatakan sebelumnya itu
pertanyaan, Mo Yun mengatakan kalau jawabanya itu “aku mencintaimu juga” Shi Jin
membalas juga mencintainya dan kembali berciuman.
Mo Yun mengeluarkan ponselnya didepan ATM, dibelakang Chi
Hoon merasa di luar negeri orang lebih banyak memberikan hadiah dibanding uang.
Shi Jin merasa Di semua negara,
untuk pernikahan dan pemakaman
tak masalah untuk memberikan uang dengan menarik uang 200ribu won, menurutnya akan memudahkan penerima dan pemberinya lalu mengajak semuanya untu berangkat.
***
Vancouver, Kanada
Mo Yun berjalan ke sebuah ruangan memberitahu Pasangan pengantinnya akan keluar setelah berganti baju. Mi Jin dengan wajah sedih mengakui Ye
Hwa jadi cantik saat memakai
make up dan gaun pengantinnya unik. Mo Yun merasa melihat Pemandangan
agak unik dari tempat duduknya.
Semua melihat ke arah Dae Young yang memegang buket
bunga, Shi Jin duduk disebelahnya terlihat malu karena Dae Young kaku hanya memegang
buket bunga ditanganya dan heran untuk apa temanya itu menangkap bunga. Dae
Young pikir tak ada cara lain karena Pengantin melemparnya dengan sekuat tenaga
tadi.
Mo Yun menyuruh Shi Ji tak perlu memperdulikan Dae Young
sambil menyindir pacarnya itu masih
mengingat kenangan lamanya yaitu Pernikahan
mantan pacarnya. Dae Young langsung
menurunkan bungan seperti terkena serangan dari musuhnya.
“Bukannya kalian menyukai akhir yang seperti ini? Kami mengatasi semua masalah dengan cinta, dan hidup bahagia selama-lamanya. Ending” ucap Chi Hoon didepan camera lalu tiba-tiba lampu
diruangan mati dan membuat semua gelap kecuali lilin diatas meja.
Myung Joo pikir ini saatnya waktu untuk berciuman, Mo Yun bertanya-tanya apakah mati lampu salah
satu susunan
acaranya. Shi Jin tak percaya Untuk
semua warga Vancouver karena pesertanya
banyak sekali. Mo Yun heran karena bukan
flashback, tapi Kenapa
situasinya jadi seperti in. Shi Jin merasa situasi ini bukan untuk suasana
romantis.
Lampu kembali menyala dan terdengar suara bunyi berdering
yang sangat kencang, seorang pelayan dengan berlari ketakutan memberitahu
terjadi letusan Gunung berapi.
Semua tamu menjerit ketakutan keluar gedung hanya tim yang pernah tingal di Urk
hanya duduk diam.
Mi Jin tak percaya nasib mereka semua bisa sesial ini,
Dae Young sambil membuka kancing lenganya merasa seharusnya makan malam sekarang. Myung Joo mengatakan semuanya sudah terlambat sambil menghapus
lipstiknya. Ja Ae mengucir rambutanya menyuruh Sang Hyun yang sedang makan
cepat berdiri. Sang Hyun langsung menurut segera berdiri.
Chi Hoon membuka kancing kemeja merasa tak percaya menghentikan liburannya sekarang. Mo Yun melihat sepatu high heelsnya berpikir merka harus mulai terbiasa sekarang. Shi Jin melonggarkan dasinya karena akan
menulis laporan
yang panjang sekali lalu mengajak semua untuk
berangkat. Tim Medis dan tentara berjalan bersamaan untuk membantu korban
bencana alam.
THE END
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
makasih ya kaka....
BalasHapusSinopsis drama Descendants of the Sun Sinopsis drama korea terbaru Lyrics Descendants of the Sun OST
Thanks...happy ending
BalasHapusSip... Lanjutkan karyamu...
BalasHapusDan terimakasih
hehe...thanks info nya say...seru banget...semangat trus nulis sinopsisnyaaa....
BalasHapusTerima kasih yang menulis sinopsisnya....walaupun sangat terlambat ternyata seru bgt ceritanya...hehehe....
BalasHapus💕💕💕💕💕
BalasHapus