Hae Joon dengan wajah bahagia berjalan sambil membaca
bunga, sebelumnya ia mengajak Da Hye untuk makan malam bersama besok sebelum
dirinya pergi untuk selamanya. Da Hye sudah berada di tempat yang dipesan oleh Hae
Joon.
Hong Nan mempersiapkan dekorasi restoran karena Hae Joon
mengaku restoran satu-satunya tempat di mana mereka bertemu saat masih hidup jadi ingin mengganti kenangan yang
buruk dengan yang indah. Hong Nan tersenyum melihat
hasil dekorasinya untuk sang adik dan adik iparnya. Hae Joon tidak
ingin restoran Gi Tak menjadi penyebab rasa
sakit.
Suk Chul sudah didalam mobil dengan wajah demam,
mengetahui Lee Hae
Joon dan Han Gi Tak saling mengenal dan Presdir
Cha yang menyewanya untuk membunuh Han Gi Tak dan tak akan menyerah begitu saja. Mobilnya langsung
melaju dengan kencang ketika melihat Hae Joon sedang menyebarang jalan.
Tubuh Hae Joon terpelanting, lalu berguling, bunganya
sempat bertebaran dijalan. Matanya masih bisa melihat jelas plat nomor mobil
yang menabraknya. Semua orang langsung melihat Hae Joon tapi tak berani
mendekat, Hae Joon berusaha meraih ponselnya ditengah hujan yang turun.
Hong Nan sedang memotong kubis tanganya teriris, matanya
langsung melotot berpikir tanda ada sesuatu yang buruk terjadi. Hae Joon
berusaha bangun, ketika bisa berdiri darahnya mengalir dan kembali jatuh. Da
Hye terus melihat ke arah jendela menunggu kedatangan Hae Joon ke restoran. Hae
Joon kembali tersadar sambil merangkak mengambil bunga dan juga ponselnya,
semua hanya bisa melihat dan panik karena ambulance belum juga datang. Hae Joon
mencoba berjalan sambil memegang kepalanya terus berharap Da Hye masih tetap
menunggunya karena ia akan segera datang.
Da Hye masih menunggu di restoran sambil mengingat
tulisan di dalam dinding kereta yang bertuliskan “Berbahagialah Ahjumma” dan
seperti baru saja dituliskan. Lalu dengan suara bahagia, Hae Joon mengatakan
hampir sampai dan meminta Da Hye untuk menunggunya.
Hae Joon berjalan perlahan lalu tersenyum melihat Da Hye
yang masih menunggunya. Ia mengeluarkan sapu tanganya mengeringkan wajah dan
menghapus darah yang mengalir di bagian pipinya, setelah itu masuk ke dalam
restoran dengan wajah tersenyum mengaku sudah datang terlambat.
Da Hye menatap Hae Joon yang baru datang, Hae Joon tak
enak hati memberikan bunga yang sudah basah, lalu bertanya apakah Da Hye masih
mau menerimanya. Da Hye pun menerima bunga dengan senang hati. Hae Joon pun
duduk dan terlihat menahan rasa sakitnya. Da Hye melihat wajah Hae Joon yang
basah kuyup.
Hae Joon berbohong kalau ia sengaja berlari karena sudah
terlambat. Da Hye pikir Hae Joon tak perlu berlari. Hae Joon mengungkapkan tak
ingin terlambat kali ini, lalu memanggil pelayan memberitahu Da Hye kalau ia
sudah membuat pesananan dan meminta Jegalgi itu meminta menu khusus untuk makan
malam.
Di dapur
Sepotong daging di panggang diatas telfon dan diberi
siraman mentega agar cepat matang. Jegal Gil mulai memegang pengorengran, Hong
Nan disampingnya akan memeriksanya sebelum dihidangkan, setelah selesai
memasakan, disusun dengan sajian yang cantik steak dengan sayuran hijau
diatasnya.
Jegal Gil sudah siap untuk memberikan pada pelanggan,
Hong Nan memberikan pesan agar menjaga makanan itu untuk tetap enak dan juga
dua tamunya. Jegal Gi mengerti dengan senyuman bahagia menerima piring untuk
diberikan pada pelangggan special. Hong Nan berkaca-kaca melihat dua orang yang
disayanginya bisa makan malam bersama.
Hae Joon mulai memotong daging sambil bercerita yang
didengarnya kalau makanan di restoran
itu sangat enak tapi
belum pernah mencobanya. Sebelum Young Soo meninggal,
keduanya makan malam bersama untuk merayakan hari pernikahan, tapi karena di
telp dari kantor. AkhirnyaYoung Soo menerima telp diluar restoran tanpa pernah
mencicipi makanan, ketika kembali ke restoran, Da Hye melihat kaki suaminya
bergoyang-goyang seperti terlihat gelisah.
Setelah memotong semua daging, sengaja menukar piringnya
dengan Da Hye. Da Hye merasa tak enak karena bisa melakukan sendiri. Hae Joon
mengaku hanya ingin melakukan hal itu untuk Da Hye dan meminta untuk memakan
steaknya. Da Hye mulai makan steaknya, Hae Joon pun bertanya apakah rasanya
enak, Da Hye mengangguk dengan senyumanya.
Dari dapur, Hong Nan berkaca-kaca melihat keduanya yang
sedang menikmati makan malam bersama. Teringat sebelum meninggal Gi Tak yang
ada didapur melihat keduanya yang akan makam malam dengan Young Soo meminta
agar dimasukan hadiah kalung dalam makanan. Saat itu pertama kalinya melihat
sang adik dan adik iparnya.
Hae Joon terus menatap Da Hye yang makan dengan lahap, Da
Hye sampai tersadar Hae Joon hanya menatapnya lalu bertanya kenapa tak memakan
steaknya. Hae Joon dengan senyuman menyuruh Da Hye makan saja lebih dulu. Da
Hye melihat Hae Joon yang mulai pucat, menanyakan alasan Hae Joon mengajaknya
makan direstoran ini.
“Karena makanan yang kau
persiapkan untukku... Semuanya
sangat enak. Aku ingin mengucapkan terima kasih. Aku ingin mentraktirmu makanan
yang lezat. Dibandingkan dengan apa yang
telah kau lakukan untukku sejauh ini, ini
bukan apa-apa. Dan... Terima kasih sudah... menjadi keluargaku Aku benar-benar
ingin mengatakan kepadamu hal itu.” Ucap Hae
Joon yang membuat Da Hye berkaca-kaca mendengarnya.
“Aku sangat bahagia karena sudah menjaga janjiku sampai
sekarang. ucap Hae Joon terlihat menahan rasa sakit dikepalanya.
Da Hye menatap Hae Joon yang terlihat menahan rasa
sakitnya, Hae Joon memuji Da Hye yang terlihat sangat cantik di hari ini, pandanganya
langsung kabur dan akhirnya jatuh dari kursi. Da Hye langsung melihat Hae Joon
yang terkapar dilantai, Jegal Gil dan Hong Nan berlari dari dapur.Da Hye panik
melihat keadaan Hae Joon yang tiba-tiba
jatuh.
Hong Nan menyuruh Jegal Gil untuk menelp ambulance, Da
Hye baru melihat ada darah dibagian kepala Hae Joon. Hong Nan bisa mendengar
suara pelan Hae Joon yang berkata, kalau baru saja tertabrak mobil.
Keduanya mendorong Hae Joon masuk ke bagian IGD, Da Hye terlihat
sangat panik. Dokter mulai melihat dibagian mata dan bertanya apa yang terjadi
dengan pasien. Hong Nan memberitahu Pasien adalah korban tabrak lari. Dokter
pun memutuskan untuk melakukan beberapa tes lebih dulu jadi keduanya tak boleh
mengikutinya.
Da Hye kebinggungan karena Hae Joon tak memberitahu
sebelumnya, Hong Nan menenangkan Da Hye kalau Hae Joon akan baik-baik saja. Da
Hye tak bisa terima karena Hae Joon membiarkan dirinya yang tertabrak untuk
bisa makan malam denganya.
Didepan rumah sakit, Hong Nan menelp seseorang untuk menemukan
dulu plat nomornya yang terpenting dan bergerak
dengan cepat,setelah itu menghubunginya kembali setelah menemukan semuanya.
Lalu ia melihat Da Hye yang terus menatap Hae Joon yang terbaring dengan wajah
khawatir.
“Apa kau akan membunuhnya seperti
ini?” teriak Hong Nan ke arah langit dan terlihat Mi Ra sudah
berdiri didekatnya meminta maaf.
“Tapi sepertinya dia akan kembali
sebelum waktu yang diperkirakan dan Kurasa
dia tidak akan bertahan lebih dari dua hari.” Jelas Mi
Ri
“Kau tidak mengatakan kalau... dia akan mati lagi, kan?” ucap Hong Nan tak bisa terima
“Tidak ada pilihan lain. Dia yang menyebabkan sesuatu saat kembali hidup.” Kata Mi Ra
Hong Nan berjalan mendekati Mi Ra dengan suara nyaring
tak terima Hae Joon akan mati lagi seperti sekarang ini, padahal yang
membawanya kembali sebagai Lee Hae Joon adalah Mi
Ra , sambil menguncang-guncangkan tubuhnya meminta agar mengebalikanya kembali.
Mi Ra melepaskan tangan Hong Nan yang memegangnya, memberitahu ia tidak
bisa memilih apa seseorang akan hidup atau mati.
“Keduanya... Kita harus memberi mereka
kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal Kembalikan dia. Apa yang bisa aku lakukan untuk
dia? Kita
tidak bisa membiarkan dia pergi begitu saja.” Kata Hong
Nan, Mi Ra ikut sedih melihat Da Hye dan Hae Joon ada dikamar rawat.
“Ada satu cara kalau kau mau
mencobanya.” Kata Mi Ra, Hong Nan ingin tahu apa itu
dan akan melakukan apa saja.
“Tuan Han Gi Tak... Bisakah kau memberikan... waktumu yang tersisa di dunia
ini?” tanya Mi Ra yang memberikan penawaran agar Hae Joon
bisa lebih lama tinggal di dunia. Hong Nan berkaca-kaca mendengarnya seperti
bimbang.
Di ruang rawat
Da Hye memberanikan diri memegang tangan Hae Joon sambil
memohon supaya cepat bangun. Hae Joo tetap saja belum sadar dengan mata terpejam. Da
Hye mengatakan akan marah jika Hae Joon tak bangun.
“Kau bilang kau akan menjadi seperti
angin yang berhembus. Jadi Kau
tidak boleh melakukan ini kepadaku. Aku mohon Bangun dan berjalanlah keluar dari
rumahku dengan tersenyum seperti biasanya.” Ucap Da
Hye sambil menangis lalu terlihat membaringkan kepalanya.
Hong Nan melihatnya bersama Mi Ra lalu mengangukan kepala
seperti sudah siap dengan keputusanya agar Hae Joon bisa kembali bangun. Mi Ra
berjalan perlahan lalu memegang kepala Hae Joon dan terlihat sebuah cahaya yang
bersinar keluar, Hong Nan menahan air matanya melihat Hae Joon yang bisa hidup
kembali.
Da Hye terbangun dari tidurnya dengan tangan yang
memegang erat Hae Joon, saat akan melepaskan tanganya malah ditarik kembali dan
digenggam erat. Hae Joon dengan mata terpejam mengajak Da Hye untuk pulang, Da
Hye kaget karena Hae Joon tersadar walaupun belum membuka mata.
Hae Joon mulai membuka matanya, Da Hye dengan senyumanya
menanyakan keadaannya lebih dulu. Hae Joon menganguk perlahan dan mengatakan
ingin pulang ke rumah dan berbaring diatas selimutnya serta mendengar Han Na
mengoceh, selain itu ingin makan rumahan yang dibuat Da Hye. Da Hye mengangguk
dengan mata berkaca-kaca mengajak Hae Joon untuk segera pulang.
Dokter datang dengan hasil foto pemeriksaan lalu binggung
melihat perawat yang sedang membersihkan tempat tidur lalu bertanya kemana
pasien itu pergi. Perawat memberitahu pasien sudah dikeluarkan dari rumah sakit.
Dokter binggung dan melihat hasil pemeriksaan pasien itu mengalami stroke. Keduanya sama-sama kaget karena pasien bisa kembali
pulang.
Yi Yeon sedang membaca majalah, mengingat kembali saat
mantan suaminya datang dan memeluk anaknya ketika makan malam bersama Young
Chan, dengan helaan nafas bertanya-tanya
apa sebenarnya yang sedang dilakukan Presdir Cha padanya sekarang.
Hong Nan pulang kerumah dengan wajah sedih, Yi Yeon
terlihat kesal karena ada Hal
sangat mengganggunya. Hong Nan bertanya apa
yang membuatnya kesal. Yi Yeon menceritakan Cha Jae
Gook yang mengajak makan malam bersama dengan Young Chan tapi
tak mengucapkan sepatah kata apapun padanya. Hong Nan tersenyum mendengarnya.
Yi Yeon merasa Ada sesuatu yang salah, Hong Nan mencoba kembali untuk tersenyum. Tiba-tiba Yi
Yeon tersenyum melihat artikel dirinya di dalam majalah, merasa tak percaya
bisa melihat sebuah wawancara yang dilakukan 10 tahun yang lalu.
“Ya ampun..... Aku tidak tahu kakakmu akan mengumpulkan semua ini. Siapa pun dia, dia sama cantiknya
sekarang... dibandingkan
10 tahun yang lalu. Bukankah
dia cantik?” kata Yi Yeon bangga memperlihatkan
fotonya. Hong Nan setuju kalau Yi Yeon memang cantik dengan mata berkaca-kaca
“Ini Sudah cukup lama. Aku terlihat sangat muda.” Ucap Yi Yeon terus melihat fotonya yang ada dalam
majalah.
Presdir Cha berdiri di pinggir sungai Han dibawah
jembatan dengan membawa sebuah tas. Suk Chul mendatanginya sambil mengejek
melihat Presdir Cha yang berani datang menemuinya. Presdir Cha membalas dengan
senyuman di wajah Suk Chul seperti bangga rumahnya yang ada dikolong jembatan.
“Kau pasti merasakan tertekan
karena dalam pelarian.” Ejek Presdir Cha
“Sudah waktunya bagimu untuk
menyelamatkanku. Kita
bersama-sama dalam hal ini.” kata Suk Chul dengan
tawa liciknya.
“Berikan apa yang aku minta.” Perintah Presdir Cha, Suk Chul memperlihatkan sebuah
rekaman suara yang berisi “Bunuh mereka semua! Bajingan-bajingan kotor itu!”
“Tunjukkan uangnya kepadaku
sekarang.” Pinta Suk Chul
Presdir Cha melemparkan tas yang berisi uang dan berharap
tak ada lagi rekaman suara ditempat lain. Suk Chul menyakinkanya, tiba-tiba
datang beberapa orang yang langsung mengepung Suk Chul. Dengan senyuman liciknya,
Suk Chul melihat Presdir Cha yang terlihat sudah
memiliki beberapa teman-teman baru.
“Apa yang akan aku lakukan dengan
seekor anjing gila yang menggigitku?” ucap
Presdir Cha
“Jadi kau bilang Seekor
anjing gila?” kata Suk Chul sambil mengeluarkan
lidahnya layaknya seorang anjing.
“Oh Yah,
aku hampir lupa. Apa Kau sudah
dengar? Anjing
gila ini tidak ikut campur urusan orang lain tapi orang
ini terus menghalangiku. Jadi
aku menabraknya dengan mobilku. Dia adalahLee
Hae Joo dan orang itu adalah sainganmu,
kan?” kata Suk Chul, Presdir Cha kaget mendengarnya.
“Alasan Kenapa aku menabraknya? Itu Karena... kau memerintahkanku untuk
melakukannya. Sama
seperti saat kau memerintahkanku untuk membunuh Han Gi Tak.” Kata Suk Chul sengaja menuduh Presdir Cha
“Jadi Kau akan menyalahkanku atas apa
yang sudah kau lakukan?”ucap Presdir Cha
“Aku melakukan semua pekerjaan
kotormu dan harus memastikan kau tidak mengarahkan jarimu
kepadaku. Kau
memerintahkanku untuk membunuh Han Gi Tak dan juga membunuh Lee Hae Joon. Itu semua perbuatanmu. Kita bersama-sama dalam hal ini,
ingatkan?”
kata Suk Chul sambil mengarahkan jari telunjuknya pada Presdir Cha.
Keduanya tertawa seperti orang gila, Presdir Cha
mengumpat karena Suk Chul bisa menjebaknya seperti sekarang ini lalu menendang
dada Suk Chul penuh amarah. Suk Chul malah tertawa menerima beberapa tentangan
dan dibantu bangun oleh anak buah Presdir Cha. Ditangan Presdir Cha sudah
memegang rekaman suaranya.
“Apakah kau pikir aku
membawanya...tanpa memakaikan jaring pengaman? Mereka akan terkejut, jadi Tunggu saja.” Ucap Suk Chul dan mulai memukul dua pengawal yang
memegangnya.
Setelah itu menepuk tangan Presdir Cha sampai akhirnya
rekamanya bergelinding ke dalam sungai. Suk Chul pun berlari dan langsung
menceburkan diri kedalam sungai. Presdir Cha panik karena apabila Suk Chul
mati didalam sungai dianggap sebagai
pembunuh, lalu berteriak menyuruh semua anak buahnya untuk menemukanya. Hanya
ada sebuah topi diatas sungai, dibalik tiang jembatan, Suk Chul timbul dengan
melihat Presdir Cha lalu kembali menenggelamkan dirinya
Di dalam kamar
Da Hye merawat Hae Joon yang terbaring dalam kamarnya, di
atas tempat tidur ada sebuah gambar Han Na dan bertuliskan (Ahjussi
Lee, cepatlah sembuh!). Han Na membawakan sebuah
boneka untuk menemani Hae Joon yang tertidur karena sakit dan sempat mengelus
bagian wajahnya.
Tuan Kim juga melihat Hae Joon sambil menarik selimut
agar tetap hangat, Da Hye kembali datang ke kamar Hae Joon dan memegang
tangannya dengan tatapan berkaca-kaca.
Pagi hari
Hae Joon tertidur dikursi pijat, Da Hye melihat dan
perlahan memeriksa bekas luka dibagian kepala yang mulai mengering dan berharap
agar lukanya itu tak terkena infeksi. Hae Joon membuka matanya melihat Da Hye
yang ada didekatnya. Da Hye langsung menjauhkan tangannya, Hae Joon menyapa
selamat pagi dengan pangilan Ahjumma.
“Apakah kau baik-baik saja
sekarang?” tanya Da Hye
“Iya. Aku merasa super sehat sekarang” ucap Hae Joon dengan senyuma, Da Hye pun
mengajak agar Hae Joon sarapan bersama. Hae Joon menarik tangan Da Hye sebelum
kembali turun ke lantai satu.
“Seseorang menjagaku dalam
mimpiku.” Ucap Hae Joon lalu mengeluarkan sebuah gambar smile dan
diberikan pada Da Hye lalu mengucapkan terimakasih.
Da Hye mengembalikan stikernya karena tidak
meminta stiker lalu dengan senyumanya kembali ke lantai
dasar. Hae Joon tersenyum sambil memegang stikernya lalu terkejut melihat jam
yang ada ditanganya.
Hae Joon mondar mandi diruangan sambil menekan tombol
bintang di ponselnya, Mi Ra terlihat dilayar, Hae Joon dengan wajah panik
merasa jam yang dipakainya itu sudah rusak karena Waktunya berkurang sangat drastis. Mi Ra mengatakan kalau itu tak rusak. Hae Joon binggung
dan tak mengerti maksudnya.
“Waktumu belum berkurang tapi Waktumu sudah diperpanjang.” Jelas Mi Ra, Hae Joon benar-benar tak mengerti dan
meminta agar dijelaskan yang lebih mendetail
“Kau akan mengerti saat kau
kembali. Semoga
kau beruntung saat mengucapkan perpisahan dan memperbaiki kesalahan.” Kata Mi Ra
“Ini tidak cukup untuk melakukan
itu semua!” teriak Hae Joon tak terima
“Hal yang sama berlaku untuk semua
orang.” Tegas Mi Ra, Hae Joon terlihat kebinggungan melihat jam
ditanganya.
Flash Back
Di sebuah galeri lukisan
Sek Wang minum teh bersama dengan Hae Joon, merasa ingin
tahu kenapa Hae Joon berpura-pura
tidak tahu, karena dirinya juga tika yakin yang
didepanya itu adalah Hae Joon yang dikenalnya. Hae Joon mengakui tidak
bisa sepenuhnya mempercayai pada Sek Wang.
“Aku percaya kau pernah mengatakan
hal yang sama sebelumnya.” Kata Sek Wang, Hae Joon
menegaskan sifatnya yang sulit mempercayai orang lain.
“Kau adalah anggota proyek bantuan
Sunjin Group. Ketua
adalah sponsor resminya, lalu Ada
seseorang yang mengawasimu setelah kau kehilangan ibumu. Dia adalah... ayahku yang merupakan mantan
sekretaris ketua.” Jelas Sek Wang
“Aku tidak
mengiranya.” Gumam Hae
Joon sedikit panik
“Aku ingin memeriksa apa yang
disebutnya sebagai masa depan Sunjin Group. Sekarang, situasinya sangat tidak
menguntungkanmu. Bolehkah aku membantumu sekarang?” kata Sek Wang, Hae Joon mengangkat kepalanya dengan
wajah kaget.
Hae Joon duduk kembali di dalam ruanganya dengan wajah
gelisah menyakinkan diri Satu-satunya cara untuk
menghentikan penjualan adalah
dengan menjadi Lee Hae Joon yang sebenarnya.
Di dalam mall
Da Hye baru saja melayani pelanggan yang membeli pakaian
di counternya, Yi Yeon dan Seung Jae datang menyapa Da Hye sebagai temanya,
lalu memberitahu sengaja datang untuk meningkatkan penjualannya. Da Hye melihat kearah Seung Jae dan menyapanya
dengan senyuman.
Keduanya pindah ke sisi Mall dengan meminum kopi bersama,
Da Hye menceritakan melihat Hong Nan bekerja di cafe, padahal sebelumnya Hong Na itu sudah menjadi managernya
lagi. Yi Yeon menceritakan cafe itu sebenarnya milik kakak Hong
Nan Da Hye sudah
mendengarka karena Hong Nan juga mengajarinya bertinju karena belajar
dari kakaknya saat masih kecil.
“Kakaknya adalah koki disana dan juga biasa bertinju.” Cerita Yi Yeon dengan mata menerawang, Da Hye pikir Yi
Yeon pasti juga pernah dekat dengannya.
“Han Gi Tak.... Namanya
adalah... Han Gi
Tak.” Ucap Yi Yeon menyebut nama kakak Hong Nan. Da Hye yang
mendengar namanya entah kenapa terlihat berkaca-kaca
“Aku sangat menyukainya, tapi Dia sudah meninggal. Sekarang, teman-temannya melindungiku. Untukku, mereka seperti takdir.” Cerita Yi Yeon sambil melihat ke arah Seung Jae yang
terus menjaganya.
Yi Yeon tersadar melihat Da Hye terlihat berkaca-kaca
lalu menanyakan keadaanya. Da Hye mengaku baik-baik saja tapi merasa aneh merasa
seperti sekarang ini dengan menahan tangisnya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar