[Akademi
Yongdo]
Suk Ho bertemu dengan Manager Yongdo dengan sedikit gugup
mengutarakan tujuanya itu karena ingin tahu Darimana mendapatkanlagu
untuk akademi ini. Manager Yongdo bertanya
balik alasan Suk Ho ingin tahu.
“Aku sebenarnya mempunyai label rekaman. Jadi Aku ingin bertemu dengan orang
yang menyanyikan jingle komersial
akademi ini. Aku mohon
padamu.” Ucap Suk Ho sambil memberikan kartu namanya.
“Lagu itu dinyanyikan oleh salah
satu siswa kami.” Kata Manager Yongdo, Suk Ho
terlihat tak percaya seorang siswa bisa menyanyi cukup merdu.
“Ah... Bagus kalau begitu. Jadi, dia akan datang kesini,
'kan?” ucap Suk Ho penuh pengharapan
“Yah... Sebenarnya... Dia sudah keluar dari akademi
ini. Dia
bilang dia mau mengubah arah tujuannya, jadi
dia tidak akan datang kemari lagi.” Jelas
Manager Yongdo
Suk Ho
berusaha meminta informasih kontrak nomor yang menyanyikan lagu jingle. Manager
Yongdo meminta maaf karena tak bisa memberikan informasi tapi bisa
memberikan nomor
telepon wali dan
memohon agar Suk Ho tak memberitahu kalau ia yang memberikanya. Suk Ho
mengerti. Manager Yongdo menyebut Ha
Nul selalu jadi penyanyi
yang baik. Suk
Ho pun meminta izin untuk meminta file audionya juga
Suk Ho membawakan minuman untuk Min Jo diruangan, Min Joo
melirik sinis menanyakan apa rencana Suk Ho yang sudah kehilangan Jackson, Suk
Ho dengan penuh keyakinan menceritakan sudah menemukan
sang jenius. Min Jo binggung, tiba-tiba Man Shik
datang membawakan bunga. Suk Ho heran temanya itu membawakan bunga untuknya.
“Lihatlah bagaimana aku
memperhatikanmu. Aku punya selera yang bagus dalam
hal ini. Bunga
adalah yang terbaik dan Bunganya
indah sekali.” Ucap Man Shik bangga, Suk Ho menyuruh
menjauhkan bunga itu darinya
“Dasar Kau ini. Kau bahkan tidak
mengucap salam setelah kau keluar dari
penjara, Aku bahkan membawakanmu banyak makanan.” Keluh Man Shik, Min Jo tahu Suk Ho itu tidak
suka bunga.
“Jika aku tahu kau ada disini, aku
takkan membeli bunganya. Kau
menginspirasiku. Kau
bagai bunga disini, 'kan?” goda Man Shik
Min Jo mengingatkan kalau Tidak ada
waktu untuk bercanda lalu menanyakan siapa yang
menurut Suk Ho si jenius itu. Suk Ho meminta agar mereka mendengarnya sebuah
nyanyian Jingle “Akademi Youngdo”
sambil melakukan lipsing. Man Shik berpikir Suk Ho itu berencana
untuk membuka sebuah akademi. Suk Ho mengomel karena seharusnya keduanya mendengarkan
suaranya. Man Shik menegaskan sudah mendengarnya
lalu menanyakan apa sekarang yang dilakukan.
Suk Ho meminta Min Joo menceritakan yang
bagus-bagus tentang dirinya pada Tuan. Jung lalu Ambil dana investasi untuk
album Jackson dan
gunakan uangnya untuk memproduksi
penyanyi balada baru. Min Joo berteriak kalau pelanggaran
kontrak, karena mereka mendapat
dana investasinya karena Jackson dan mengomel kalau mereka itu tak punya uang untuk
seorang
pria yang menyanyikan jingle. Suk Ho menegaskan
dirinya juga tak tahu jadi memohon pada Min Joo untuk meminta tolong.
“Aku baru saja dibebaskan dari
penjara. Apa kau
ingin melihatku kembali kesana atas penipuan? Kau pasti tidak mau 'kan. Bisakah kau makan jika kau tahu aku berada di penjara?” ucap Suk Ho merengek
“Aku akan makan seperti biasa dan Tidak masalah.” Kata Man Shik
“Itu karena kau tidak punya rasa kemanusiaan.” Balas Suk Ho, Min Jo bertanya apakah itu hanya satu-satunya
cara. Suk Ho dengan sangat yakin hanya itu satu-satunya cara.
Geu Rin sedang membuat Kimbap, untuk mastikan bertanya
pada seniornya pesanan itu satu tuna dan Kimchi. Sang senior membenarkan dan
meminta dua buah kimbap vegetarian.
Suk Ho duduk di sebuah ruangan dalam kereta api sambil
berlatih untuk berbicara di telp. “Halo, kau pasti orang
tuanya Ha Nul... Aku...
Mango... ah.. Aku KTOP Entertainment...” ketika telpnya diangkat ia langsung berdiri berbicara
dengan Geu Rin sebagai wali dari Ha Nul. Geu Rin sedang sekerja langsung
bertanya siapa yang menelpnya.
“Aku.... Direktur KTOP Entertainment. Aku
pernah memproduksi Jackson dan Lucy Girls.” Ucap Suk
Ho berusaha menjelaskan
Geu Rin sedang berkerja diminta untuk membuat dua buah
kimbap vegetarian, terlihat kena omel karena menerima telp. Seniornya bertanya
siapa yang menelpnya, Geu Rin juga tak tahu berpikir panggilan penipuan lalu
menutup telpnya.
Suk Hoo yang mendengarnya terlihat kesal dan kembali
menelp Geu Rin. Geu Rin sedang berkerja dengan nada marah memberitahu tidak
punya uang lagi. Suk Ho binggung siapa
sebenarnya wanita muda yang mengangkat telp sebagai wali Ha Nul, karen tak
melihat bagian belakangnya, ia terjungkal saat ingin duduk.
[Akademi Youngdo]
Suk Ho sudah berdiri didepan pintu seperti berharap
bertemu dengan Ha Nul, beberapa anak sekolah datang, Ia pun sengaja
memberhentikan untuk bertanya apakah mereka ikut di akademi Youngdo. Tiga anak
remaja itu nampak binggung dan bertanya apa yang ingin Suk Ho.
“Apa kalian tahu seseorang bernama Ha
Nul?” tanya Suk Ho, Pria muda berpikir namanya itu Jo
Ha Nul, Suk Ho pikir anak itu mengenalnya.
“Boleh aku minta nomor ponselnya?
Aku harus menemukannya.” Kata Suk Ho mengebu-gebu
“Kami tidak dekat dengannya dan Aku tidak punya nomor ponselnya.” Ucap si pria remaja, Suk Ho menahanya kembali sambil
bertanya apakah Suk Ho satu sekolah dengan mereka.
Suk Ho sudah berjalan di lorong sekolah sambil melihat
setiap kelas untuk mencari-cari mungkin ada orang yang bisa diduga sebagai Ha
Nul. Dua orang wanita yang tampak sinis tiba-tiba keluar dari ruang kelas yang
membuat Suk Ho berjalan mundur. Seorang pria juga keluar, Suk Ho menghentikanya
bertanya apakah Ha Nul itu teman satu kelasnya. Si pria pikir Ha Nul ada di
Guru BK karena baru saja keluar. Suk Ho kaget kalau Ha Nul baru saja keluar.
[Ruang Bimbingan Siswa]
Ha Nul duduk diam dan membiarkan Surat permohonan Maafnya
kosong tanpa diisi satu katapun. Gurunya datang melihat lembaran yang masih
kosong, dengan nada mara merasa Ha Nul ingin
berhenti dari
sekolah ini padahal mereka sudah
mempertimbangkan surat itu selama
beberapa hari.
“Apa kau bilang kalau kau tidak melakukan
kesalahan?” ucap Si guru, Ha Nul membenarkan.
“Kau mempermalukan seluruh sekolah dengan
melakukan kesalahan. Apakah
kau perlu kuberitahu kesalahan
apa itu? Aku bisa
menjelaskannya kata demi kata.” Ucap gurunya, Ha Nul menegaskan dirinya itu bukan
pelakunya.
“Kau pasti bodoh ya!! Kau pelaku serangan seksual! Aku
tidak bisa mempercayaimu.” Jerit si guru sambil memukul
kepala Ha Nul dengan keras lalu keluar ruangan dengan mata melotot.
Suk Ho baru saja menemukan ruangan Bimbingan dan melihat
sosok Ha Nul yang keluar dari ruangan dengan tertunduk, ketika akan
mendekatinya. Dua wanita dan satu pria dari belakang mendahuluinya. Si wanita
langsung menyiramkan susu ke baju Ha Nul sampai semua jas Ha Nul berubah jadi
putih.
“Kenapa kau masih di sekolah? Dasar Kau tak tahu malu. Aku jadi merinding.” Ucap si wanita, Pelajar pria langsung mengajak semuanya
untuk pergi sambil mengumpat Ha Nul brengsek dan pria yang cabul.
Suk Ho terdiam melihat Ha Nul yang mendapatk bullying
dari teman-temanya, lalu berusaha untuk tak mendekatinya dan berpura-pura tak
mencarinya.
Ha Nul menuruni tangga sekolahnya, Suk Ho pun mengikutinya
dari belakang. Sesampai di halte bus, Suk Ho juga mengikuti bus yang sama
dinaiki Ha Nul dan duduk sebaris.
Sepasang penumpang naik, sang pria menyuruh si wanita untuk duduk didepan Ha
Nul, melihat Ha Nul dengan jas bau susu memilih untuk menghindar dan duduk
dibelakang.
Suk Ho ikut turun dari bus dan mengikuti Ha Nul yang
terus berjalan sampai ke pinggir pantai. Ha Nul terdiam melihat sebuah band
akustik sedang menyanyi, sambil
memejamkan matanya dan jarinya bergerak seperti mengikuti musik. Suk Ho
tersenyum melihatnya dan memilih untuk duduk saja.
Dalam pikiran Ha Nul membayangkan dirinya yang menyanyi
dalam satu band bahkan bermain drum, ketika membuka matanya melihat Geu Rin
yang datang sambil menangis dan jatuh lemas didepan pintu. Ha Nul terlihat
shock dan tanganya yang memegang mic lemas.
Ha Nul kembali berjalan melewati pelabuhan kapal persiar
lalu menanjak ke arah sebuah tempat yang cukup tinggi dan bisa melihat seluruh
kota. Suk Ho yang mengikutinya mulai nampak kelelahan dengan membuka jaketnya.
Beberapa saat kemudian, Ha Nul sudah berdiri diatap gedung sambil menatap ke
bawah.
“Ini bukan tempatnya!” teriak Suk Ho berlari dan ikut naik ke pinggir gedung
“Tempat ini tidak bisa memastikan apakah
kau akan mati atau tidak. Kau harus mencari tempat yang lebih
tinggi jika kau ingin mati. Kau
hanya akan membuat keluargamu menderita jika kau lumpuh.” Ucap Suk Ho akhirnya duduk di pinggir gedun, Ha Nul
bingung melihat pria yang tiba-tiba datang.
“Jadi kau Dari Akademi Youngdo yah? Kau bernyanyi cukup bagus.” Komentar Suk Ho, Ha Nul bertanya lalu kenapa.
“Matinya nanti saja. Kau masih muda. Lakukan apa yang ingin
kaulakukan sebelum kau mati.” Kata Suk Ho
Ha Nul menatap ke arah depan memberitahu kalau ia bukan
orang seperti itu. Suk Ho mengerti lalu memberitahu Ha Nul yang memiliki bakat
yaitu musik, Ha Nul menyangkal kalau ia tidak
bisa bermusik. Suk Ho bertanya alasan Ha Nul melamun sambil melihat band akustik, menurutnya Ha Nul itu sudah terhipnotis
oleh irama. Ha Nul kaget mengartikann Suk Ho sudah mengikutinya
lalu bertanya siapa pria itu.
“Aku? Orang yang ingin merilis albummu.” Ucap Suk Ho sambil berdiri, Ha Nul terdiam
mendengarnya.
“Kau perlu mencuci seragammu. Dasar anak kecil.” ejek Suk Ho melihat baju yang masih bau susu.
Suk Ho melihat sebuah laundry, sambil menarik jas Ha Nul
menyuruh untuk mencucinya dulu karena terlalu bau susu. Ha Nul terlihat kesal
akhirnya terpaksa masuk laundry untuk mencuci jasnya. Suk Ho tertawa melihat
sikap Ha Nul yang marah tapi mengikuti perintahnya. Ha Nul keluar dari tempat
laundry, Suk Ho kembali mengikutinya mengajak untuk makan bersama karena sedari
tadi belum makan sibuk mengikutinya.
Akhirnya keduanya makan burger bersama, Suk Ho melihat Ha
Nul yang makan burger dengan lahap, sambil membuka jaketnya memuji Ha Nul yang
menyanyi sangat baik dan menanyakan alasanya tidak ingin bermusik. Ha Nul hanya diam saja. Suk Ho pikir Ha Nul melihatnya
seperti seorang penipu. Ha Nul
hanya mengarahkan pandangan keluar tanpa bicara.
“Kau sudah dengar tentang Jackson,
kan? Dan girl groups, Lucy Girls. Aku yang menciptakan mereka. Aku bukan penipu, jadi percayalah dan berbicaralah terbuka
denganku.” Ucap Suk Ho
“Aku tidak peduli apa kau penipu
atau bukan. Kau pasti
mencariku setelah mendengar jingle itu tapi kau harusnya kau menggali lebih dalam. Aku seorang mantan narapidana, Apa tidak masalah?” ucap Ha Nul, Suk Ho kaget mendengarnya.
“Seorang mantan narapidana? Kau ini seorang pelajar.”
Ucap Suk Ho tak percaya, Ha Nul merasa seorang pelajarjuga bisa
bermasalah.
“Tentu, pria sejati mendapat
masalah ketika
mereka masih muda. Selama
itu bukan pembunuhan, perampokan bersenjata atau kekerasan seksual.” Kata Suk Ho
“Aku narapidana karena kekerasan seksual.” Kata Ha Nul blak-blakan. Suk Ho langsung memuncratkan
minumanya saking kagetnya.
Suk Ho masih tak percaya karena dari luar tak mungkin
melakukanya, menurutnya Ha Nul hanya bercanda. Ha Nul menyuruh Suk Ho untuk
memeriksa berkas di pengadilan
saja. Suk Ho sambil mengelap mulutnya dengan tissue bisa mempercayai Ha Nul
mantan narapidana lalu berpikir karena alasan itu tak ingin bermusik lagi.
Ha Nul hanya diam saja, Suk Ho sedikit memberitahu Orang
yang lebih tua didepan Ha Nul itu sedang bertanya. Ha Nul memilih untuk menaruh uang diatas meja atas
burger yang sudah dimakannya lalu keluar dari restoran. Suk Ho mengeluh melihat
Ha Nul yang tidak punya sopan santun tapi pernah berbuat
asusila dan membuatnya sangat terkejut.
Suk Ho berlari dengan cepat menyebrang jalan dan menarik
tangan Ha Nul yang sedang berjalan. Ia dengan sangat yakin bisa mengerti dengan
keadan Ha Nul dan mengajaknya untuk menyanyi denganya. Ha Nul terlihat
memalingkan wajah tak tertarik.
“Aku tidak begitu yakin saat hanya
mendengar suaramu...,tapi sekarang setelah aku melihatmu
secara langsung, aku jadi
yakin sekali. Aku
mempertaruhkan hidupku untuk membuatmu berhasil. Aku ingin membuatmu penyanyi
terbaik. Bagaimana
menurutmu?” kata Suk Ho dengan wajah bangga dan
sangat yakin.
“Aku tidak tertarik.” Kata Ha Nul acuh dan memilih pergi
“Hei.... Aku sedang berbicara, dasar kau ini.” ucap Suk Ho kembali menarik Ha Nul lalu memberikan
kartu namanya.
“Ini kejahatan...bagimu karena
membusuk disini di Busan dengan suaramu itu. Jadi Pertimbangkanlah, ya?” ucap Suk Ho sambil menghela nafas lalu pergi.
Ha Nul memasukan kartu nama ke saku celana lalu naik ke
bus yang berhenti di halte, Suk Ho melihat Ha Nul naik bus dan sempat melihat
bus itu berlalu disampingnya, sambil menjerit tak percaya karena selama ini tidak pernah memohon seorang wanita
sebelumnya, tapi ia sekarang bisa memohon
pada Ha Nul.
Sementara Ha Nul yang ada di dalam bus melihat kartu nama
didalam saku celananya, wajahnya terlihat kaget melihat nama yang tertulis
adalah Shin Suk Ho dan
jabatanya adalah Direktur di Ktop Entertaiment.
Ha Nul sampai dikamarnya membuka sebuah kotak merah yang berisi
foto dua pria satu anak yang masih
kecil, serta seorang paman dengan laki-laki disampingnya. Ha Nul kembali
menyebut nama Shin Suk Ho seperti sudah mengenal sebelumnya. Wajahnya sedikit tersenyum dan melihat ada
album Nirvana yang berjudul “nevermind”
Geu Rin masuk kerumah, Ha Nul buru-buru memasukan
kotaknya ke dalam laci. Geu Rin melihat adiknya pulang memberitahu ingin
membawakan pakaian nanti dan bertanya kenapa adiknya sudah
pulang, apakah sudah memberitahu kepala Balai Tahanan. Ha Nul memberitahu sudah menelepon
harus mengambil beberapa buku dirumah. Geu Rin
bertanya buku apa yang dingin dicarinya.
Ha Nul menatap kakaknya lalu memberikan sebuah kartu nama
kalau orang itu ingin menjadikan seorang penyanyi, Geu Rin mengambil kartu nama
bertanya siapa orangnya. Ha Nul memberitahu orang itu dari
sebuah agensi. Geu Rin menyadari kalau sebelumnya itu bukan panggilan
penipuan.
Ha Nul kaget Suk Ho sebelumnya sudah menelp kakaknya. Geu Rin
menceritakan sebelumnya berpikir ada orang iseng yang menelpnya, lalu bertanya
apakah orang itu datang mencarinya. Ha Nul membenarkan.
Geu Rin bertanya apakah Ha Nul ingin bernyanyi
lagi. Ha Nul tak menjawab memilih pamit pergi karena sudah terlambat.
Geu Rin menyuruh adiknya jangan lupa membawa pakaianya. Ha Nul pikir tak perlu.
Geu Rin menasehati kalau Anak-anak lain akan meremehkannya jika tidak berpakaian yang bagus. Ha Nul menyuruh sang kakak untuk memperbaiki gaya
pakaianya, karena Orang akan mengira Geu Rin itu seorang gelandangan lalu keluar dari rumah. Geun Rin pikir tak
ada yang salah karena menurutnya lebih suka pakaian yang santai.
Ha Nul tak bisa tertidur di kamarnya, hanya berbaring
dengan tangan diatas kepalanya. Akhirnya ia duduk di atas tempat tidur dengan
wajah gelisah. Beberapa saat kemudian, dengan kepala tahanan ia sudah berada di
tempat abu ayah dan ibunya. Kepala Tahanan pun memberitahu akan menunggu diluar
dan membiarkan Ha Nul sendirian.
“Ayah.... Ibu.... Aku memikirkannya berulang
kali...tentang apa yang harus kulakukan di masa depan. Haruskah aku belajar, kuliah dan dapat
pekerjaan? Atau... haruskah aku bekerja di perahu nelayan dan menghasilkan uang, supaya Noona bisa kembali kuliah? Atau mungkin... Aku harus mendaftar sebagai
tentara segera setelah aku lulus.” Ucap Ha Nul berbicara pada ayah dan ibunya dengan mata
berkaca-kaca.
“Aku banyak berpikir...,...tapi... tidak ada... ...yang ingin kulakukan. Menyanyi adalah...satu-satunya hal yang ingin
kulakukan. Aku
bertemu Suk Ho tapi Dia tidak
mengenaliku. Aku tahu
aku tidak boleh bernyanyi...,...tapi Ayah..., aku ingin bernyanyi dengan Suk
Ho. Bisakah
aku...bekerja keras... dan
bermusik......seperti Hyung? Lalu
aku akan...jadi anak yang tidak
patuh, 'kan?” ucap Ha Nul menahan tangisnya sambil
menatap foto ayahnya.
“Tapi aku masih ingin bernyanyi. Aku ingin bernyanyi, Ayah.” Kata Ha Nul
Suk Ho sudah menunggu Ha Nul dibawah tangga, Ha Nul baru
keluar dari sekolah melihat sosok Suk Ho sudah menunggunya. Suk Ho sadar Ha Nul
sudah berdiri dibelakanganya, Ha Nul berpura-pura acuh sambil memakai
earphonenya lalu pergi. Suk Ho sengaja mengikutinya lalu menarik earphone
sambil mengejek ditelinga Ha Nul “Akademi Youngdo” Ha Nul sempat memberikan pukulan di leher Suk Ho dengan
tatapan sinis. Tapi Suk Ho walaupun merasa sakit tetap tersenyum.
“Kau bilang akan mempertaruhkan
hidupmu. Mari kita
lakukan.... Mari kita membuat musik.” Ucap Ha Nul dengan senyuman bahagia.
“Kalau begitu kau tidak salah memilihnya!”
kata Suk Ho terlihat berkaca-kaca mendengarnya.
“Tapi... Aku ingin berada di sebuah band.” Ucap Ha Nul, semangat Suk Ho langsung drop mendengar Ha
Nul ingin bernyanyi dengan band.
“Penawaranku untuk
membuatmu...penyanyi terbaik artinya kau harus bernyanyi balada. Kau tidak bisa menjadikannya sebagai sebuah band Dan kau tidak memenuhi syarat
untuk berada di sebuah band.” Jelas Suk Ho
“Pokoknya Harus band, kalau tidak aku
keluar.” Tegas Ha Nul tak mau menerima alasan apapun lalu
berjalan pergi.
Suk Ho berusaha menahan amarahnya sambil memukul kesana
kemari lalu berteriak setuju dengan permintaanya. Ha Nul menghentikan
langkahnya dan membalikan badanya. Suk Ho setuju mereka akan membuat sebuah
band. Ha Nul kembali berjalan pergi, Suk Ho berteriak memanggilnya lalu mengejarnya
dengan wajah kesal.
Ha Nul pikir Suk Ho harus meminta izin pada walinya, Suk
Ho membenarkan lalu mengeluh Suk Ho yang mengunakan bahasa informal padanya. Ha
Nul merasa Suk Ho yang memulainya dan sekarang tak mengingatnya lalu berjalan
pergi. Suk Ho berteriak menyuruh Ha Nul memperhatikan cara berbicara
dengan orang dewasa. Ha Nul hanya tersenyum
mendengarnya, Suk Ho mengejar Ha Nul untuk berjalan bersama-sama.
Di depan minimarket
Suk Ho dengan kacamata hitamnya bertanya kapan Wali Ha
Nul akan datang dan apakah memang benar-benar akan datang. Ha Nul melirik
kearah dalam minimarket memberitahu orang itu adalah walinya. Suk Ho melihat ke
bagian kasir, Geu Rin yang sedang memandang sinis ke arahnya.
Ha Nul memberi tahu kembali kalau orang yang dikasir
adalah walinya, Suk Ho mengomel sambil membuka kacamatanya karena Ha Nul tak
memberitahunya dari awal, lalu membungkuk memberikan hormat pada Geu Rin
sebagai wali dari Ha Nul. Geu Rin tetap melirik sinis, Suk Ho pikir Sifat
kasar Ha Nul itu pasti jadi sifat keluarganya dan melihat wali Ha Nul masih sangat muda. Geu Rin
kembali menatap sinis, Suk Ho mencoba ramah dengan memberikan senyuman lebar.
Di depan halte bus
Suk Ho dengan ramah menunjuk cafe yang ada didekat
mereka, Geu Rin memberitahu harus pergi ke bekerja lagi. Suk Ho mengartikan Geu Rin memiliki dua pekerjaan. Geu
Rin menatap Suk Ho memberitahu ia memiliki empat pekerjaan. Suk Ho sedikit
terkejut mendengarnya.
“Kau pasti sibuk jika kau seorang
direktur di agensi sebesar itu. Apakah
kau selalu mencari orang yang bakat sendirian?”ucap
Geu Rin tak percaya melihat Suk Ho
“Yah, aku disini karena bisnis Dan kebetulan mendengar jinglenya
Ha Nul ini. Setelah
aku mendengarnya..., aku
merasa, "Wow, ini keren
sekali." Itu
sebabnya aku menelepon.” Cerita Suk Ho
“Aku akan membicarakannya dengan
Ha Nul. ” Kata Geu Rin
melirik adiknya yang hanya diam saja.
“Kami sudah mendiskusikannya. Jika kau memberikan
persetujuanmu...” ucap Suk Ho langsung disela
oleh Geu Rin
“Kau bilang "Kami"?
Siapa dan siapa "kami" itu?” tanya Ha Nul, Suk Ho memberitahu kalau ia dan juga Ha
Nul.
“Kami akan membahasnya juga.Ha Nul
dan aku, sebagai walinya.” Ucap Geu Rin lalu pamit pergi karena sudah terlambat
bekerja
Suk Ho binggung ingin mengajak bicara, Geu Rin menasehati
adiknya agar tidak diikuti orang asing dan segara pulang, serta akan menelpnya nanti lalu masuk ke dalam bus yang
baru saja datang. Setelah bus pergi, Suk Ho tak menyangka dianggap "Orang
asing" lalu bertanya apakah kakaknya itu selalu
mencurigai orang lain bahkan menutup
teleponnya mengira dirinya itu seorang penipu.
“Jika kau membawaku...,apa aku
menghasilkan banyak uang?” tanya Ha Nul
“Aku rasa...,lebih cepat kau hasilkan uang jika
kau jadi penyanyi balada. Kau
akan menghasilkan banyak uang juga.” Ucap Suk
Ho kembali menyakinkan tapi Ha Nul memilih untuk pergi. Suk Ho berteriak kalau
ia masih berbicara.
“Sudah kubilang dari awal. Jika bukan band, aku tidak akan
melakukannya sama sekali.” Tegas Ha Nul
“Jika kita membentuk sebuah band,
apa kau akan sungguh-sungguh melakukannya?” tanya Suk
Ho menyakinkan
“Aku tidak pernah berbohong selama
hidupku. Apa itu
sudah menjawab pertanyaanmu?” ucap Ha Nul lalu
kembali berjalan pergi. Suk Ho mengeluh melihat sikap Ha Nul yang benar-benar
kasar, tapi tersenyum meminta Ha Nul mengangkat telp apabila menelpnya nanti.
Ponselnya berdering dan Min Jo menelp Suk Ho.
Suk Ho datang ke cafe melihat Min Joo suda menunggunya
sambil bertanya alasanya ada di Busan. Min Joo memberitahu sedang ada
showcase di Busan Suk Ho pikir seharusnya Min Joo bilang
dari kemarin karena bisa meminta
tumpangan. Min Joo bertanya apakah Suk Ho ingin
berada di mobil dengan Tn. Jung. Suk Ho pikir itu tak mungkin lalu bertanya apa komentar
Tuan Jung dengan usulnya.
Min Jo mengaku belum mengatakannya, Suk Ho merengek mengapa Min Joo belum juga
mengatakanya, menurutnya Min Joo perlu berhati-hati supaya bisa
mencari anak-anak asuhnya, Min Joo tak kalah
mengatakan ia juga perlu menemui anak-anak supaya bisa merencanakan apa yang
harus dilakukan.
“Seberapa besarnya bakat itu sehingga kau pergi ke Busan jauh
sekali?” tanya Min Joo penasaran
“Apa kau mau mendengarkan sebagai
teman atau sebagai investor?” tanya Suk Ho, Min Joo
menjawabakan mendengarkan sebagai teman.
“Bukan karena besarnya bakat itu. Aku membabi buta mencari dan
entah kenapa aku bisa berakhir disini. Tidak
ada yang akan datang kepadaku di Seoul karena rumor itu.” Cerita Suk Ho dengan melipat tangan didada.
“Kau perlu merilis album untuk membungkam agensi kita...,tapi kau tidak punya
penyanyinya. Jadi kau
akan menemukan penyanyi yang cukup baik untuk membuat album dengan bicara baik-baik dengannya, apakah
begitu caramu?”
ucap Min Joo dengan nada tinggi
“Sudahlah.... Pura-pura
saja kau tidak tahu. Aku
harus mengurus masalah mendesak ini
pertama-tama.” Balas Suk Ho
“Siapa pun itu, kenapa korban
kemarin melakukannya?” keluh Min Jo mengejek
Suk Ho pikir itu salahnya sendiri,karena sangat percaya
lagunya akan menjadi hit dengan albumnya diputar setiap hari. Tiba-tiba jendela disamping Suk Ho disiram dengan air
yang membuatnya kaget, ketika jendela mulai dibersihkan, Suk Ho melihat sosok
wanita yang dikenalnya sebelumnya. Geu Rin juga tersadar melihat Suk Ho yang
sebelumnya sempat bertemu denganya. Suk Ho pun berdiri dengan menatap ke arah
jendela. Min Joo melihat tatapan keduanya lalu bertanya apakah Suk Ho mengenal
wanita itu. Suk Ho dengan senyuman bahagia memberitahu wanita itu adalah wali
yang harus ditemuinya.
Geu Rin menyiram seluruh jendela dengan selang, Suk Ho
pun keluar dari cafe menemuinya, sambil mengejek kalau pekerjaan Geu Rin itu
ternyata mencuci jendela. Geu Rin membalas dengan Suk Ho yang belum kembali ke
Seoul. Suk Ho beralasan ingin bertemu lagi sebelum
pergi dan ternyata melihatnya di cafe itu, menurutnya itu
takdir yang sangat beruntung.
“Kau tidak menggunakan kata "takdir" dalam situasi seperti ini.” keluh Geu Rin lalu menyuruh Suk Ho minggi karena harus
menyemprot bagian jendela lainya. Suk Ho sempat melangkah mundur
“Mengapa kau bekerja keras di
usiamu semuda ini? Aku
tidak akan bisa tidur malam ini karena
hatiku akan sakit. Jadi
buatlah adikmu menjadi
seorang penyanyi. Aku
akan memastikan kau tidak perlu bekerja ini lagi. Orang biasanya datang memohon
padaku untuk membuat mereka jadi penyanyi. Aku menyadari bakat adikmu dan
aku bilang padanya akan membuat dia menjadi bintang.” Ucap Suk Ho berusaha menyakinkan
“Sudah kubilang aku akan
membicarakannya dengan Ha Nul...,tapi dia perlu
beristirahat untuk saat ini. Aku tidak yakin jika bermusik
akan menenangkannya atau
mengacaukannya. Ujian
Masuk Perguruan Tinggi sebentar lagi, jadi kami akan mempertimbangkannya.” Jelas Geu Rin
Tiba-tiba Suk Ho menariknya karena melihat seorang
pelajar yang mengendarai sepeda mengunakan earphone tak melihat ke arah depan.
Selang air langsung mengarah pada Min Joo yang baru keluar dari cafe. Geu Rin
terdiam dengan posisi tubuhnya yang hampir jatuh dan ditahan oleh Suk Ho.
Keduanya saling menatap, jari Suk Ho sempat bergerak dibagian punggung Geu Rin
yang menahanya.
Min Jo nampak basah kuyup berusaha mengelap baju dan
rambutnya yang basah dan terlihat kesal melihat Geu Rin dan Suk Ho saling
menatap. dengan anak pelajar yang
menghentikan sepedanya. Geu Rin berdiri tegak, mendorong Suk Ho untuk menjauh.
Suk Ho terlihat gugup menanyakan keadaanya. Geu Rin yang nampak shock hanya
bisa diam.
“Kenapa kau menatap ponselmu saat
bersepeda, brengsek? Kau
hampir melukainya!” teriak Suk Ho memarahi si
anak pelajar, Si anak pun meminta maaf dan kembali melanjukan sepedanya.
“Apakah kau baik-baik saja? Apa
kau terluka? Bagaimana punggungmu?” tanya Suk
Ho khawatir melihat keadaan Geu Rin.
Min Jo yang kesal memanggil Suk Ho memberitahu kalau
tubuhnya basah kuyup. Geu Rin melonggo kaget dan membungkuk meminta maaf. Suk
Ho bertanya kapan Min Jo keluar dari cafe dan menarik Geu Rin untuk melihat
apakah ada yang terluka karena mungkin keseleo bagian punggugnya. Geu Rin
menegaskan dirinya baik-baik saja dan Suk Ho tak perlu mengkhawatirkan dirinya.
Ia berbicara pada Min Jo meminta maaf kembali karena tak
memiliki handuk, Min Jo memberitahu Suk Ho untuk menganti pakaianya. Suk Ho
mengerti lalu berpesan pada Geu Rin untuk tidak terlalu
banyak bekerja sendiri dan menurutnya pertemuan
mereka itu bukan hanya kebetulan tapi takdir. Geu Rin hanya bisa menghela nafas
dan menatap kepergian Suk Ho dengan sinis.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Gomawo eonni Udh recap drama ini.
BalasHapusMenurutku akting hyeri bagus ko, cuma emang porsinya terlalu sedikit utk peran utama