Direktur Kim bertemu dengan Presdir yang duduk
diruanganya, menanyakan alasan dari hasil penjualan tiga
bulanan ini. Direktur Kim hanya bisa membungkuk sambil meminta
maaf.
“Kalau kau mengembangkan produk
"tiruan" Kau seharusnya berhati-hati
supaya tidak muncul masalah. Kau
bahkan tidak bisa melakukan hal yang benar Dan sekarang orang-orang
mengatakan kalau Perusahaan Gold adalah tukang tiru!” teriak Presdir Gold marah, Direktur Kim kembali meminta
maaf dengan terbata-bata karena ketakutan.
“Kalau kau tidak bisa melakukannya
dengan benar, tinggalkan jabatanmu sekarang! Masih ada banyak orang yang lebih
berkualitas dibandingkan dirimu!” tegas
Presdir memberikan ancaman
“Ti-ti-ti-tidak, Presdir! Aku akan memastikan hal seperti
ini tidak akan terjadi lagi!” ucap Direktir Kim
gugup sambil membungkukan badanya.
Tiga keluarga Nam berdiri didepan lorong rumah sambil
menatap Woo Joo yang memakai handu dikepala sambil memeluk boneka panda. Jung
Gi bertanya apakah ini salah satu tempat yang bisa mereka tuju, menurutnya
semua ini ta benar. Tuan Nam mengerti karena juga
merasa kalau ini benar-benar
sudah keterlaluan
“Apa kau punya ide yang lebih baik
kalau begitu? Dia
bilang dia percaya diri. Berikan
saja dia kesempatan” kata Bong Gi lalu menyuruh
anak buahnya menekan bel.
Woo Joo menekan bel rumah Da Jung dan tiga orang lainnya
sengaja menyingkir agar tak terlihat di Kamera. Terdengar suara dari dalam
rumah bertanya siapa yang datang. Jung Gi hanya mendengar suaranya saja sudah
terlihat tegang. Woo Joo memperlihatkan akting sedihnya memanggil Da Jung.
Ketika pintu dibuka, keluarga Nam yang lain langsung
berlari ke depan pintu. Da Jung kaget melihat ternyata Woo Joo dengan Tuan Nam,
Bong Gi dan salah seorang yang membalikan badannya ke belakang dengan handuk coklatnya.
“Kepala Bagian Nam Jung Gi. Apa yang terjadi?” ucap Da Jung dengan nada ketus
“Pipa di tempat kami bocor, jadi
air menggenang dimana-mana sekarang Tidak
ada tempat yang layak bagi ayahku yang sudah tua dan Woo Joo untuk tidur. Jadi, aku melanggar
batasan-batasan dan ingin minta bantuanmu” ucap Jung
Gi sambil mengigil. Da Jung dengan ketus bertanya bantuan apa yang dimaksud
“Bolehkah kami tidur di tempatmu,
hanya satu malam saja?” kata Woo Joo, Da Jung
melihat semua keluarga Nam satu persatu lalu langsung menutup pintunya.
Jung Gi berteriak kesal karena sebelumnya sudah bilang sebaiknya
mereka tidak melakukan hal seperti ini. Tuan Nam juga sudah tahu kalau pasti
akan terjadi seperti sekarang dan sangat mengerikan, semua langsung menyingir dari pintu selain Woo Joo.
Woo Joo dengan senyumannya menghitung dari satu sampai
tiga, pintu rumah langsung terbuka. Tiga orang keluarga Nam langsung berlari ke
depan pintu. Tuan Nam berakting terbatuk-batuk, Bong Gi dan Jung Gi mengigil
kedinginan. Da Jung menghela nafas melihat semua tingkah keluarga Nam.
Akhirnya semua bisa masuk ke dalam rumah Da Jung
bersama-sama. Da Jung dengan melipat tangan didada memberitahu mereka tidak
boleh menggunakan kamar, jadi tidur
saja di ruang belajarnya dan jangan sampai membuka
pintu sembarangan, mereka hanya boleh tidur di rumahnya. Jung Gi mengerti.
“Bagaimana kalau kami kehausan?” tanya Woo Joo
“Untuk air minum... kau boleh
minum kalau kau mau dan Ambilah
dari lemari es” kata Da Jung
“Bagaimana dengan kamar mandi?”
tanya Jung Gi, Da Jung menolak karena pemakaian air terbatas
“Bagaimana kalau aku mau buang air
kecil?” rengek Bong Gi, Da Jung tak peduli menurutnya itu
masalah Bong Gi sendiri.
“Tapi aku katakan padamu, pipa di
tempat kami bocor!” keluh Bong Gi, Jung Gi
langsung mendorong adiknya agar tak bicara lagi.
“Jangan khawatir, ketua, kami akan
mengurus diri kami sendiri”ucap Bong Gi
“Aigoo, aku tidak tahu bagaimana
cara membalas kebaikanmu. Dari
dasar hati kami yang paling dalam, kami minta maaf dan berterima kasih!” kata Tuan Nam lalu membungkuk bersama-sama
“Cepatlah tidur, anak-anak harus
cepat tidur dan cepat bangun” tegas Da Jung dengan
nada ketus lalu masuk ke dalam kamarnya.
Bong Gi mengeluh sikap Da Jung yang berlebihan
sekali. Tuan Nam memarahi Bong Gi seharusnya berterima
kasih karena Da Jung masih tetap mau membantu lalu mengajak semua masuk ke ruang belajar karena pasti
semua lelah dan harus cepat tidur.
Woo Joo melihat sekeliling rumah dengan perabotan mewah
merasa Da Jung itu orang kaya. Bong Gi juga merasa memang rumah yang bagus
dengan memegang lampu berdiri diruang TV. Jung Gi langsung menarik adiknya agar
tak menyentuhnya.
Da Jung keluar dari kamar dengan mata melotot dan tangan
terlipat didada, Bong Gi berpura-pura sedang mengaruk-garuk rambutnya. Da Jung
menyuruh mematikan lampu ketika mereka tidur. Jung Gi mengerti lalu Da Jung
kembali ke kamarnya. Tuan Nam menyuruh Bong Gi tak membuat masalah dan segera
pergi ke ruang belajar.
Keluarga Nam sudah tidur dilantai dengan nyenyak, Tuan
Nam bahkan bisa mendengkur keras, Jung Gi terlihat tak bisa tidur dan takut
kalau Da Jung terganggu dengan dengkuran suara ayahnya yang keras. Da Jung
sedang ada dikamar tak bisa tidur karena mendengar suara dengkuran yang keras.
Jung Gi perlahan berjalan ke tempat ayahnya tidur lalu
menutup dua mulutnya agar tak berusaha, lalu memiringkan kepalanya agar
berhenti mendengkur. Terdengar suara gigi bergeretak, Jung Gi langsung
memasukan ujung handuk ke dalam mulut Bong Gi agar tak berbunyi. Terdengar
kembali suara mendengkur, Jung Gi langsung memiringkan wajah anaknya agar tak
mendengkur.
Tapi terdengar kembali suara dengkuran dari ayahnya yang
keras. Da Jung sudah beberapa kali merubah posisinya tapi tetap saja tak bisa
tertidur karena mendengar dengkuran yang keras. Jung Gi berusaha menghentikan
suara dengkuran tapi Bong Gi tanpa rasa bersalah mengeluarkan suara kentut.
Jung Gi akhirnya duduk lemas tak bisa lagi menghentikan kegaduhan keluarganya.
Da Jung pun terlihat sangat kesal duduk diatas tempat tidurnya.
Pagi hari
Da Jung keluar dari kamar tidurnya sudah berpakaian
rapih, Jung Gi tidur sambil duduk bersandar di dinding, lalu terbangun melihat
Da Jung yang akan pergi ke kantor. Da Jung menyindir hari ini bangun
cepat. Jung Gi sadar Da Jung tak bisa tidur karena
keluarganya.
“Pastikan kau membersihkannya
setelah semuanya bangun Dan
kau harus pergi pada pukul 12, karena aku sedang menunggu tamu” perintah Da Jung, Jung Gi mengangguk mengerti.
“Kembalikan bantalnya ke tempatnya
semula, buka sarungnya dan jemur” ucap Da
Jung melihat Jung Gi yang tidur dengan bantal sofa. Jung Gi berjanji akan
melakukannya
“Dan kau tidak boleh masuk ke
kamar kecil, apapun yang terjadi” tegas Da
Jung, Jung Gi mengangguk mengerti dan Da Jung tak perlu mengkhawatirkan hal
itu.
Da Jung pun keluar rumah lebih dulu, Jung Gi kembali
tertidur sambil mengeluh kakinya terasa kram. Bong Gi melihat Da Jung sudah
keluar rumah, sambil menahan pipis masuk ke dalam kamar mandi diikuti Tuan Nam
dan juga Woo Joo. Jung Gi berteriak memanggilnya karena mereka tak boleh
mengunakan kamar mandi tapi pintu kamar mandi sudah dikunci dari dalam.
Direktur Kim menatap keluar jendela ruanganya dengan
rokok dibibirnya, Yoon Ho datang karena Direktur Kim sebelumnya memanggil.
Direktur Kim membuang rokok yang belum dibakar, sambil memarahi Yoon Ho yang
tidak lebih cepat mengurus masalah demo Lovely bahkan Sekarang
fotonya ada di mana-mana!
“Bagaimana aku bisa
menghentikannya, itu adalah demo yang sah?” ucap Yoon
Ho
“Kalau perlu Kau harus menggunakan
kekerasan!” teriak Direktur Kim yang menghalalkan
segala cara.
“Kau yang menyebabkan ini semua
karena kau mau meniru produk mereka! Kalau
kau akan seperti itu, jangan ganti strategi sesukamu kalau begitu! Dan juga, kenapa kau melakukan
wawancara dan mengakui semuanya?”tegas Yoon
Ho merasa semua salah Direktur Kim
“Apa kau bertanya karena
benar-benar tidak tahu?” sindir Direktur Kim
“Kalau bukan karena perintahmu,
aku tidak akan membuat tiruannya!” tegas Yoon
Ho dengan nada tinggi
“Pada saat ini, sepertinya salah
satu dari kita mengacau Dan aku tidak bisa membiarkan
diriku yang terluka” ucap Direktur Kim tak mau
bertanggung jawab.
Yoon
Ho mengartikan kalau ia yang harus menerima semua kesalahan ini.
Direktur Kim berjalan mendekati Yoon Ho, ingin tahu berapa
lama akan terus menempel pada Ok Da Jung lalu menyuruhnya untuk segera pergi. Yoon Ho
keluar ruangan dengan mata memerah karena menahan amarahnya.
Rapat Lovely
Da Jung melaporkan Penjualan
produk Tep Tep dari Perusahaan Gold menurun. Jung Gi juga melaporkan Penjualan
untuk Tap-Tap meningkat Tapi
penjualan dari e-commerce tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Young Mi pikir itu karena tidak di iklan pada halaman
depan jadi sulit bagi
orang-orang untuk melihatnya.
“Jadi apa yang harus kita lakukan
supaya produk kita terlihat?” tanya Direktur Jo
“Kita harus mendapatkan iklan banner, tapi untuk
mendapatkannya...Aku rasa kita harus menyenangkan mereka” kata Jung Gi
“Tidak, tidak akan ada yang
seperti itu” tegas Da Jung menolak
“Bahkan kalau penjualan kita bisa
meningkat dari 10 menjadi 100 kali lipat?” kata Jung
Gi yakin, Semua menjerit karena penjuaan bisa naik 100 kali lipat.
Da Jung tetap menolak dengan cara itu, karena sudah tahu
para bajingan itu yang menyatakan diri aan menjual produk mereka dengan cara curang bahkan meminta hiburan adalah MD, menurutnya Daripada
menghibur orang yang menjalankan usaha itu Lebih baik merea menarik produk dari sana. Direktu r Jo setuju menurutnya tak ada gunanya mereka harus
menghibur bajingan itu.
Manager Jung ingin protes tapi Jung Gi lebih dulu
memegang pahanya agar tak bicara dan langsung setuju dengan Direktur Jo
menurutnya apabila mulai menghibur pasti perlu lebih dari satu
kali jadi tidak sepadan dengan hasilnya nanti. Young Mi juga mengakui menentang
untuk memberikan hiburan kepada mereka
“Kalau begitu bagaimana kita bisa
mendapatkan baner di website mereka?” tanya Mi
Ri binggung
“Apa yang harus kita lakukan? Ini
bukannya kita punya uang ataupun pinjaman Yang kita miliki hanyalah tubuh
yang sehat! Jadi,
mari kita cari cara lain untuk
mendapatkannya selain menghibur mereka, mengerti?”
kata Direktur Jo memberikan kode kedipan mata pada Jung Gi
Jung Gi pun akan berusaha yang terbaik, Direktur Jo pun
memutuskan untuk mengakhiri rapat hari ini. Da Jung sebelum keluar ruangan meminta Young Mi
melihat perusahaan e-commerce lain yang bisa mereka masuki. Young Mi mengerti.
Da Jung keluar lebih dulu, Direktur Jo ingin keluar tapi
kembali berbicara dengan semua karyawannya kalau cara menghibur mungkin tidak bisa dihindari, Jung Gi pikir seperti itu. Young Mi bertanya apa yang
mereka lakukan jika Da Jung mengetahui rencana itu. Direktur Jo meminta agar
mereka merahasiakannya.
Sementara Da Jung akan pergi keruanganya teringat
sesuatu, ketika membalikan badan tak melihat semua anak buahnya termasuk
Direktur Jo, tatapan sinisnya terlihat mengarah ke ruang rapat. Direktur Jo
mulai dengan memilih tanggalnya, Jung Gi memberikan tugas pada Hyun Woo untuk
mencari tahu informasi tentang perusahaan,
seperti , minuman apa yang disukai
dan juga hobi. Hyun Woo
mengerti dan pasti
akan mencari tahu.
Young Mi menegaskan dirinya tak mau ikut-ikutan dan
membiarkan mereka untuk menyelesaikan semua rencananya sendiri, ketika akan
keluar ruangan, Da Jung kembali datang. Semuanya langsung duduk dengan wajah
gugup. Direktur Jo berpura-pura membahas tentang metode
tangga yang menurutnya sangat bagus.
Manager Jung menyela mereka bukan
anak kecil, jadi kenapa pakai
metode tangga, Direktur Jo merasa tak masalah dan memutuskan
mereka akan menentukan menu makan siang. Da Jung melirik sinis pada semua orang yang terlihat
gugup ketika masuk. Jung Gi mulai berusaha menyakinkan tak setuju dengan metode
tangga karena menurutnya Semua
bisa pergi dan mendapatkan sesuai keinginan masing-masing.
Direktur Jo memilih untuk makan jjajjangmyun,
Mi Ri berteriak
ingin makan toppoki, semua buru-buru keluar dari ruangan. Da Jung
memanggil Jung Gi untuk mengajaknya bicara sebentar. Jung Gi dengan gugup
bertanya apa yang akan dibicarakannya.
Direktur Jo khawatir dengan membiarkan Jung Gi berada
didalam ruangan dengan Da Jung. Young Mi memukul Direktur Jo yang sebelumnya
sudah memberitahu agar mereka tak melakukan hal itu, karena Da Jung itu memiliki
ketajaman di atas rata-rata. Hyun Woo yakin Jung Gi
akan baik-baik saja sekarang, Direktur Jo kebinggungan dan tak tahu lagi apa
yang harus dilakukanya.
Manager Jung ingin menaiki tangga lalu melihat pakaian Mi
Ri yang terlihat sangat minim menegurnya kalau rok yang digunaan terlalu
pendek. Mi Ri pikir tak ada masalah dengan rok yang dipakainya.
Manager Jung menyarankan seharus Mi Ri memakai pakaian yang sesuai di
tempat kerja.
“Siapa yang berusaha kau rayu
dengan berpakaian seperti itu di kantor?” sindir
Manager Jung, Mi Ri pun mengangguk mengerti dan akan berhati-hati. Manager Jung
meminta agar Mi Ri melakukan hal yang benar didalam kantor lalu menaiki tangga
untuk kembali ke ruangan.
“Itu bukannya dia tahu semua
tentang fashion, lalu Beraninya
dia berteriak padaku?” keluh Mi Ri kesal dan
kembali ke tempat duduknya, Hyun Woo diam-diam melihat Manager Jung yang
menegur Mi Ri.
Da Jung menatap sinis dan Jung Gi tertunduk dengan
sedikit mengangkat wajahnya langsung bertanya apa yang ingin dikatakan atasanya
itu. Da Jung meminta Jung Gi memberikan daftar
blog kecantikan yang populer dan kecantikan di youtube lalu mereka harus mencari cara supaya bisa menghubungi
semuanya.
Jung Gi binggung karena Da Jung ingin mengunakan Blog
kecantikan, tapi akhirnya menyetujui perintahnya
dan kembali bertanya apakah ada yang ingin dibicarakan lagi. Da Jung bertanya
apakah Jung Gi sudah bersih-bersih setelah pergi dari rumahnya. Jung Gi memastian sudah membersihkan
semuanya sebelum pergi serta tidak
menggunakan kamar kecil, tidak menyentuh apapun dan hanya minum air sedikit saja. Da Jung mengerti lalu keluar ruangan. Jung Gi pun
langsung duduk lemas bisa menutupi semuanya.
Bong Gi membuka pintu kulkas langsung melonggo melihat
isinya organic, lalu
mengambil sebotol vodka, sambil berjalan ke dapur terkesima melihat mixer yang
tak ada dirumahnya. Sementara Tuan Nam sibuk memindahkan meja makan yang ada
didekat dapur. Petugas Pipa memberitahu dengan kerusakan itu mereka harus
membongkar lantainya juga.
Tuan Nam memastikan apakah
banyak perbaikan untuk pipanya, Petugas Pipa mengatakan Tuan Nam harus mengganti semua
pipanya. Tuan Nam bertanya berapa lama waktu untuk
mengerjakanya. Petugas pipa pikir sekitar satu minggu karena harus membongkar lantai dan memasangnya kembali.
Tuan Nam binggung karena mereka harus tinggal dimana selama 1 minggu.
Jung Gi menelp dari kantor menanyakan apakah ayahnya
sudah membersihkan rumah Da Jung sebelum pergi karena mereka tak boleh ketahuan
memakai kamar mandinya. Tuan Nam
pikir anaknya itu tak perlu khawatir karena Bong Gi
sekarang sedang membersihkan semuanya. Sementara
Bong Gi malah sedang asik dikamar mandi dengan mencium botol sabun yang sangat
harum milik Da Jung.
Tuan Nam memberitahu waktu yang dibutuhkan untuk
memperbaiki pipa air selama satu minggu. Jung Gi kaget karena waktunya sangat
lama. Tuan Nam menjelaskan karena harus membongkar lantai dan memasangnya
kembali. Jung Gi pikir sudah tak ada cara lagi jadi ia akan mencari
tempat tinggal sementara.
Tuan Nam pikir kalau memang tak
mendapatkan ia bisa tinggal di pos
jaga jadi anaknya tak perlu khawatir, dan fokus saja pada
pekerjaannya. Jung Gi teringat Da Jung sedang
menunggu tamu jadi sebelum jam 12 Bong Gi harus sudah keluar
dari rumah itu, Tuan Nam bertanya-tanya tamu siapa yang
akan datang kerumah Da Jung.
Bong Gi sedang asik mandi dengan memutar lagi 2PM, di
depan tempat parkir keluar seorang ibu yang sudah ubanan turun dari taksi
melihat lingkungan dan pilihan transportasinya bagus lalu dengan gaya sombong meminta supir taksi membawakan
tas sampai ke depan lift dengan mengeluarkan uang 50rb Won.
Tuan Nam yang sedang menyapu melihat ada orang yang baru dikenalnya bertanya mau
bertemu dengan siapa wanita tua itu. Wanita itu dengan kacamata hitamnya
mengatakan akan menemui puterinya. Tuan Nam pun dengan senyuman mempersilahkan
masuk lalu berpikir siapa anak dari wanita itu.
Si wanita tua sampai ke lantai 9 dan mendengar suara
bising sambil mengeluh Nilai dari tempat ini sudah pasti
tidak akan meningkat, dan melihat ponselnya
karena anaknya mengirimkan password untuk kamarnya 902. Bong Gi sambil
mengoyangkan pinggungnya hanya mengunakan handuk keluar dari kamar mandi. Si
wanita yang baru masuk langsung menjerit melihat Bong Gi bertelanjang dada.
Bong Gi pun ikut menjerit sambil membawa bajunya ke dalam
ruang pakaian Da Jung, Tuan Nam sudah masuk ke dalam rumah. Si wanita berteriak histeris sambil menutup wajahnya
berpikir sudah salah tempat. Tuan Nam memastikan kalau wanita itu masuk ke
dalam rumah anak perempuanya. Si wanita yakin rumah itu milik Da Jung.
Tuan Nam langsung memberikan hormat pada Ibu dari Da
Jung, sebagai atasan anaknya. Ibu Da Jung pun akhirnya sadar kalau ia tak salah
rumah sambil mengumpat marah berjalan ke dress room milik anaknya.
Ibu Da Jun melihat Bong Gi yang sudah memakai celana tapi
masih bertelanjang dada, menyuruhnya agar segera keluar. Bong Gi bertanya siapa
Ahjumma yang datang. Ibu Da Jung menanyakan hubungan Bong Gi dengan anaknya.
Bong Gi kaget dengan pertanyaan ibu Da Jung yang berpikir memiliki hubungan
layaknya sepasang kekasih.
“ Siapa kau, berjingkrak-jingkrak
sambil telanjang di rumahnya Da Jung? Apa
kalian tinggal bersama? ” teriak Ibu Da Jung marah
“Tidak bukan begitu! Tolong jangan
salah paham!” kata Bong Gi pani
“Nyonya, mereka tidak tinggal
bersama, Sesuatu terjadi dan akhirnya dia
bermalam di sini.” Ucap Tuan Nam
“Kau bilang Bermalam di sini? Menarik
sekali kehidupannya!” jerit Ibu Da Jung, Bong Gi
mengeluh ayahnya malah berbicara seperti itu membuat Ibu Da Jun semakin salah
paham. Tuan Nam sadar kalau ia salah berucap.
“Kau tadi memanggilnya Ayah? Ada
apa sebenarnya dengan kalian?” jerit Ibu Da Jung
melihat keduanya ternyata ayah dan anak
Woo Joo pulang dari sekolah dan langsung masuk rumah Da
Jung dengan wajah polosnya. Ibu Da Jung makin melonggo melihat anak kecil yang
masuk rumah berpikir itu anak dari Da Jung.
Jung Gi menjerit melihat harga hotel 150,000
won per malam. Young Mi memberitahu Itu
harga normal, lalu berpikir Jung Gi
mau pergi liburan. Jung Gi mengelengkan kepala
dan tak ingin menceritakan masalahnya, lalu bertanya punya
berapa kamar di rumah Young Mi sekarang.
Young Mi menceritakan rumahnya kecil dengan dua kamar,
dan merasa sesak setiap kali berjalan masuk menurutnya Kalau saja punya satu
kamar lagi, maka tidak
menginginkan apapun lagi sambil mengeluh Harga
rumah di Seoul sangat mengila. Jung Gi hanya
bisa tersenyum mengangguk mengerti.
Lalu ia bertanya pada Hyun Woo ada berapa kamar, Hyun Woo
mengataan tinggal di tipe studio. Jung Gi pun bisa mengerti dan ingin
menanyakan pada Mi Ri tapi melihat anak buahnya itu seperti tak pantas untuk
tinggal dirumah wanita muda. Dalam pikiran Jung Gi, mereka semua harus tinggal
sementara di pemandian umum.
Jung Gi masuk ke rumah melihat bagian dapur sudah di beri
plastik menutupi semua barang karena pipa dan lantai akan diperbaiki, lalu
menelp ayahnya menanyakan keadaan Woo Joo tapi terdengar suara tawa ayahnya
sedang terbahak-bahak, dengan wajah binggung bertanya keberadaan ayahnya.
Da Jung masuk rumah betapa kagetnya melihat ibu dan keluarga
Nam sudah duduk bersama diruang tengah dengan makan daging panggang. Semua pun
menyapa Da Jung sambil membungkukan badan. Da Jung dengan ketus bertanya apa
yang sedang terjadi rumahnya. Ibu Da Jung meminta anaknya tak bersikap sinis
pada tetangga.
“Apartemen mereka rusak, jadi aku
menyuruh mereka untuk tinggal di sini.” Kata ibu
Da Jung lalu menyuruh semua untuk kembali duduk dan makan
“Apa maksud ibu, "meminta
mereka tinggal di sini?" siapa yang memberi ijin?” ucap Da Jung, Keluarga Nam pun setengah berjongkok tak
jadi duduk. Ibu Da Jung mengatakan kalau ia yang mengizinkanya.
“Memangnya ini rumah ibu? Kenapa ibu mengambil keputusan
sendiri?” ucap Da Jung marah, Ibu Da Jung menegur anaknya yang
bersikap dingin didepan tamu.
“Dan apa yang barusan ibu lakukan
di rumahku?” teriak Da Jung, Ibu Da Jung kaget
dengan teriakan anaknya.
Jung Gi masuk rumah kaget melihat keluarganya ada diruang
tengah dengan sosok wanita beruban, lalu bertanya pada ayahnya. Tuan Nam
memberitahu wanita itu adalah ibu dari Da Jung meminta mereka untuk
tinggal di rumah Da Jung sampai
perbaikannya selesai. Woo Joo dengan senyuman
bahagia mengulang ucapan Ibu Da Jung "kalian semua bisa
tinggal di sini!" Bong Gi langsun menutup
mulut keponakannya.
“Itu yang dikatakannya, tapi aku
merasa terlalu menyusahkan Jadi
kami akan pergi, benarkan ayah?” kata Bong Gi
“Ya, tentu saja! Kita tidak boleh
terus menyusahkannya” ucap Tuan Nam lalu mengajak
semua keluarga untuk pergi.
“Aku minta maaf karena sudah
menyusahkanmu” kata Jung Gi, Da Jung dengan ketus
merasa itu sikap yang bagus kalau Jung Gi bisa menyadarinya dan langsung
berjalan masuk ke dalam kamarnya.
“Berhenti di sana!” teriak Ibu Da Jung yang membuat Jung Gi dan keluarga
berhenti.
“Dasar Kau gadis yang kasar, kau
seharusnya tidak berbuat seperti itu! Bawahanmu
dan keluarganya tidak punya tempat tujuan. Apakah
sesulit itu membiarkan mereka menggunakan satu kamar?” tegur ibu Da Jung
Da Jung membela diri kalau rumahnya itu adalah ada seorang
wanita tinggal sendirian, Jung Gi menyetujuinya dan
malah sangat berterima kasih karena Da Jung sudah memperbolehkan mereka tinggal satu malam. Da Jung menegaskan Jung Gi harus pergi sesuai dengan yang dijanjikanya. Jung Gi pun
akan bersiap-siap pergi dengan keluarganya.
“Tidak boleh! Jangan coba-coba
bergerak satu langkahpun” teriak Ibu Da Jung yang
membuat Jung Gi binggung
Da Jung berteriak kalau Jung Gi harus pergi tapi ibunya
tetap tak memperbolehkan pergi dari rumah. Jung Gi dan keluarga kembali
berjalan, tapi teriakan Ibu Da Jung menyuruh agar tetap di
sana. Da Jung menjerit memanggil ibunya dan Ibunya juga ikut
menjerit tak mau kalah. Bong Gi hampir terjatuh menubruk ayahnya dan terlihat
ketakutan.
Jung Gi tak enak hati meminta keduanya tak bertengkar,
dan mereka akan pergi sekarang.
Tuan Nam pun memohon tak bertengkar
karena mereka akan segera pergi. Dua wanita masih saling menatap sinis satu
samalain, sementara keluarga Nam sudah masuk ke ruang belajar yang dipasang
tirai.
Jung Gi sengaja mengintip dari balik tirai apa yang
sedang terjadi diluar. Ibu Da Jung merasa anaknya sudah meludahi wajahnya
padahal mereka sudah lama tak bertemu, menurutnya anaknyaitu tidak
mau melihat wajah ibunya, jadi lebih baik segera pulang saja.
“Ibu, jangan bertindak gegabah! Kumohon, tetaplah di sini!” jerit Jung Gi menahan ibu Da Jung agar tak pergi
“Tidak, aku akan keluar dengan
kalian semua.” Kata Ibu Da Jung
“Tolong jangan lakukan itu! Kau bilang sudah lama
tidak bertemu dengannya! Kau
akan pergi kemana tengah malam begini?” ucap Tuan
Nam ikut menahan ibu Da Jung agar tak pergi.
“Aku juga tidak mau melihat anak
seperti dia, Jangan
menahanku.” Kata ibu Da Jung, Jung Gi memohon agar
ibu Da Jung tak melakukannya.
“Baiklah! Kalau kau benar-benar
menginginkannya, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami akan tinggal di sini!” kata Bong Gi, Jung Gi berteriak pada adiknya malah
membuat suasana makin kacau.
“Itu lebih baik daripada
membiarkannya pergi tengah malam begini! Bukankah begitu ayah?” ucap Bong Gi agar bisa menahan ibu Da Jung pergi dan
membuat mereka juga tinggal dirumah Da Jung
“Yah, sekarang kau mengatakan sesuatu kedengarannya masuk akal.” Komentar Tuan Nam, Jung Gi menyenggol ayahnya malah
setuju dengan Bong Gi.
“Aku sudah melihat sebelumnya dia memiliki
tubuh yang bagus Tapi
sepertinya kepribadiannya juga bagus!” puji Ibu
Da Jung pada Bong Gi, Da Jung menegaskan kalau rumah ini miliknya.
“Tapi aku membantumu membayarnya, jadi ibu punya hak atas satu kamar Apa ibu salah?” kata ibu Da Jung
Da Jung tak bisa berbuat apa-apa, setelah melirik sinis
pada Jung Gi memilih untuk masuk ke dalam rumahnya. Jung Gi merasa ibu Da Jung tidak
perlu melakukan pada mereka. Ibu Da Jung
tahu anaknya itu terlihat kasar
di luar, tapi tidak di dalam hatinya, karena merasa
malu mengakuinya dan kembali mengajak semuanya makan kembali. Tuan Nam meminta
maaf atas semua yang terjadi sebelumnya. Semua keluarga langsung duduk, Jung Gi
tak bisa menahan semua keluarga yang sudah duduk untuk makan daging panggang.
Keluarga Nam melihat foto Da Jung sedang mengunakan
pakaian Judo dan Sertifikat penghargaan Judo dalam ruang belajar. Jun Gi melihat dengan Ibu Da Jung
itu seperti senjata yang bisa mengalahkan Nona pemarah. Tuan Nam melihat anak dan
ibu sama saja. Jung Gi melihat keluar dari tirai, Bong
Gi merasa keduanya benar-benar kuat
“Bagaimana aku bisa tidur? Aku
merasa sangat gelisah!” keluh Jung Gi ketakutan
“Ayah juga begitu, tapi ibunya
bersikeras! Jadi Ayah
tidak bisa berbuat apa-apa!” kata Tuan Nam
“Bagaimana kalau sekarang kita
pergi ke pemandian umum, ayah?” saran Jung Gi cepat
“Kenapa kita harus pergi kesana? Apa kau sudah melihat isi lemar esnya? Itu penuh dengan barang-barang
bagus!” kata Bong Gi enggan meninggalkan rumah Da Jung
Jung Gi memarahi adiknya karena sebelumnya sudah bilang jangan
menyentuh apapun, lalu mengatakan pada
ayahnya kalau ia tak bisa tinggal dirumah Da Jung karena adiknya yang bajingan
itu membuatnya
merasa cemas, Bong Gi menolak tidak akan pergi. Jung Gi memutuskan untuk ambil suara terbanyak dan ia
memilih untuk pergi ke pemandian umum. Bong Gi dan Woo Joo akan tetap tinggal dirumah. Tuan
Nam binggung mana yang harus dipilihnya.
Di drees room
Ibu Da Jung mengantung bajunya dalam lemari, Da Jung
masuk ruangan dengan wajah marah. Ibu Da Jung memuji anaknya yang membiarkan
keluarga Nam tinggal karena itu akan menyenangkan semua
orang. Da Jung menanyakan alasan Ibunya melakukan seperti itu.
“Ibu sibuk sekali memperhatikan
orang lain Sampai
ibu tidak melihat bagaimana tidak nyamannya puteri ibu sendiri? Tapi memang, kebiasaan ibu yang
ingin sekali diakui sebagai orang baik Sampai-sampai menghabiskan semua uang kita, tidak akan
hilang dengan mudah” tegas Da Jung marah
“Apa kau harus marah-marah pada
ibu,Padahal ini pertama kalinya kita
bertemu setelah sekian lama?” keluh ibu Da Jung
“Aku sudah bilang aku tidak mau,
tapi ibu bersikeras sekali ingin menang?” tegas Da
Jung kesal
Diruang belajar
Jung Gi meminta ayahnya cepat memutuskan pilihan, Tuan
Nam memilih untuk tetap tingal dirumah Da Jung. Bong Gi, Woo Joo berteriak
gembira karena mereka akan tetap tinggal dirumah Da Jung. Bong Gi dengan bangga
kalau ibu Da Jung memang lebih kuat dibanding anaknya. Jung Gi hanya bisa
menghela nafas.
Ruang Dress Room
Da Jung kembali bertanya alasan ibunya datang kerumahnya,
Ibu Da Jng mengeluh tidak bisa mengunjungi anaknya sendiri tanpa
adanya alasan. Da Jung terus menanyakan tujuan ibunya
datang ke rumahnya. Ibu Da Jung berteriak kalau mendengar Mi
Sook sakit yang bisa membuat anaknya puas. Da Jung
bertanya kapan ibunya akan pergi. Ibu Da Jung marah anaknya menanyakan
hal itu
pada ibunya, padahal ibunya juga baru sampai, mengartikantidak bisa tinggal di rumah anaknya sebentar. Da Jung tahu ibunya itu tak suka denganya.
“Dasar kau! Kau gadis yang kasar! Dasar kau gadis jahat! Kau masih belum memperbaiki sifat
pemarahmu itu? Aku sudah
bilang kau harus melakukan sesuatu dengan sifatmu itu!” jerit ibu Da Jung
Jung Gi keluar dari ruang belajar mendengar teriakan ibu
Da Jung mengumpat pada anaknya. Da Jung keluar ruangan, Jung Gi memanggilnya
untuk meminta maaf dan memutuskan akan pergi besok apapun yang terjadi. Da Jung
melirik sinis memilih masuk ke dalam kamarnya.
Bong Gi masuk ke dalam pos keamanan, Tuan Nam heran
anaknya malah datang ke kantornya bukan tidur dirumah. Bong Gi pikir mungkin
karena bukan dirumahnya sendiri jadi sulit untuk tidur, lalu melihat ayahnya
sedang memasak ramyon. Tuan Nam memberitahu itu hanya cukup untuk dirinya saja.
Bong Gi bertanya telur untuk
ramyun.
Tuan Nam malah bertanya darimana ia bisa mendapatkan
telur, Bong Gi merasa mereka punya. Seorang wanita lewat menyapa Tuan Nam dari
jendela. Tuan Nam memanggil Nona unit 702 karena Ada paket untuknya. Bong Gi menemukan sebutir telur didalam lemari lalu
menarik bangku didepan kompor.
Sementara Tuan Nam memberikan paket dan juga tester serum Tap-Tap yang dibuat anaknya
jadi meminta agar mencoba mengoles diwajahnya. Nona 702 terlihat baru
mendengarnya lalu mengucapkan terimakasih, Tuan Nam meyakinkan kalau miliknya
itu tidak palsu tapi yang
dibuat perusahaan Gold yang palsu.
Bong Gi sambil makan mie melihat wanita seperti baru
dikenalnya, si Nona 702 juga sempat melirik ke dalam kantor lalu pergi masuk ke
apartement. Bong Gi bertanya pada ayahnya apakah mengenal wanita itu. Tuan Nam
menceritakan Nona 702 hanya duduk-duduk saja di rumah
seharian dan mendapatkan banyak paket menurutnya orang
tuanya juga tidak senang, lalu tersadar ramyon
miliknya sudah habis dan mengumpat Bong Gi
anak bandel, lalu
menyuruh anaknya membuatkan lagi untuknya.
Pagi hari
Da Jung, Jung Gi dan Woo Joo masuk bersama ke dalam lift.
Da Jung dengan pandangan lurus kedepan bertanya kapan pebaikan pipanya selesai.
Jung Gi mengatakan sekitar satu minggu. Da Jung mengejek Jung Gi menyedihkan
sekali hanya satu minggu saja tapi tidak
punya tempat tujuan,
“Maafkan aku, kami akan pindah ke
pemandian umum hari ini” kata Jung Gi
“Keluarlah dari rumahku dalam
waktu lima hari” ucap Da Jung, Jung Gi kaget
mendengarnya.
“Apa? Tidak, tidak perlu! Sungguh! Kau tidak perlu memberi kami tumpangan
selama lima hari” kata Jung Gi menolak
“Ini Bukan untukmu, tapi untuk Woo Joo. Kau tidak boleh membuat anak
kecil tidur di pemandian umum selama lima hari!”
tegas Da Jung lalu keluar dari lift setelah pintu terbuka. Woo Joo tersenyum
bahagia merasa ahjuma itu benar-benar
menyukainya
Direktur Kim main golf bersama dengan Presdir, merasa harus
mentraktirnya kapan-kapan
atas semua yang dipinjamkan
padanya, lalu memanggil bawahanya. Manager Yang memberikan
tas sebagai hadiah yang disiapkan direktur Kim untuknya.
“Presdir Bank, kami akan
mentraktirmu makan malam kalau kau punya waktu”
kata Direktur Kim
“Sepertinya ada yang ingin kau
bicarakan denganku” ucap Presdir Bank
“Aigoo, kau punya mata yang tajam,
Presdir!” puji Direktur Kim
“Yah, kalau itu adalah sesuatu
yang akan dikatakan oleh Direktur Kim dari Gold. Aku
tidak punya alasan untuk tidak mendengarnya” ucap
Presdir Bank, Direktur Kim pun mengucapkan terimakasih.
Direktur Jo kaget karena Pihak Bank menaikkan
bunga pinjamannya lalu menanyakan alasanya. Manager
Jung menceritakan baru mendapat
telpon dari bank, kalau mereka akan
menaikkan bunganya sekitar 1,8% mulai bulan depanDan kalau mereka tidak mau, maka harus membayar 50% dari pinjaman
sekarang
“Itu berbeda dari yang mereka
janjikan! Buatkan
janji temu dengan Manajer cabang Ji sekarang” kata
Direktur Jo tak terima
“Tidak ada gunanya, mereka bilang
itu perintah dari atasan” kata Manager Jung, Direktur
Jo bertanya atasan siapa maksudnya. Manager Jung kesal karena sudah pasti
Presdir Bank.
“Presdir Bank? Tapi kenapa dia
melakukan itu?” teriak Direktur Jo, Manager Jung ikut
berteriak tak akan tahu dengan hal itu
“Hei, pembayaran utang perusahaan
Gold pada kita jatuh pada bulan ini kan? Dan pembayaran terakhir piutang
kita jatuh pada bulan ini, benarkan?” kata
Direktur Jo
Manager Yang datang menemui Direktur Kim memberikan
berkas pembayaran hak yang perlu di perhatikan. Direktur Kim bertanya siapa yang membuat surat itu.
Manager Yang mengatakan yang membuat Lovely. Direktur Kim melihat jam tanganya sudah waktunya rapat, jadi meminta
agar membawa nanti saja.
Direktur Jo berisik dari bawah tangga memanggil Jung Gi,
Da Jung keluar ruangan menemui Jung Gi bertana apakah ia sudah
mengirim produk ke blog kecantikan. Jung Gi
mengatakan sudah mengurusnya tadi pagi. Jung Gi pun kembali masuk ke dalam ruanganya. Direktur
Jo langsung memberikan kode agar Jung Gi segera naik ke atas.
Jung Gi mengangguk mengerti lalu menyolek Hyun Woo untuk
ikut denganya juga. Young Mi memperingatkan ketiganya yang memainkan
permainan berbahaya tapi ia tak peduli karena tidak
ikut kali ini. Da Jung bisa melihat dari kaca
diruanganya, Jung Gi dan Hyun Woo berjalan perlahan menaiki tangga.
Direktur Jo langsung menanyakan apa yang sudah terjadi,
Jung Gi memberitahu sudah berusaha 8 kali sampai sekarang agar MD
Seo bertemu dengan mereka untuk
dihibur. Direktur Jo tahu MD Seo tahu bekerja sepanjang minggu, tapi kenapa tidak mengangkat telponnya.
Ketiga masuk ke dalam ruangan Direktur, Jung Gi bisa
berteriak dengan keras kalau sudah tahu sulit
untuk membuat janji dengannya. Hyun Woo mendapatkan
informasi tentang MD Seo yaitu Maraton. Jung Gi dan Direktur Jo terlihat binggung.
“MD Seo tergila-gila dengan lari marathon. Setiap minggu, dia ikut
berpartisipasi dalam lomba lari yang bisa dia temukan!” ucap Hyun Woo duduk disofa
“Kalau begitu kita juga harus ikut” kata Direktur Jo, Jung Gi terbatuk-batuk mengaku punya
masalah pernafasan, Direktur Jo pun menyuruh
Hyun Woo yang ikut lari karena Umurnya masih 20-an tahun
“Tahun ini umurku 30 tahun” ucap Hyun Woo, Direktur Jo tetap melihat umur Hyun Woo masih
20-an dan meminta tak boleh menolak jadi ikut berlari saja.
“Kau juga, Kepala Bagian Nam, Kalau kau tidak bisa berlari,
setidaknya bawa orang yang bisa berlari” perintah
Direktur Jo, Jung Gi tak bisa menolak dan mengajak Hyun Woo agar mereka berlari
sampai mati nanti. Hyun Woo setuju akan berlari meski itu
membunuhnya.
“Baiklah, jadi kapan waktunya?” tanya Direktur Jo, Jung Gi menjawab Hari
sabtu
Da Jung tiba-tiba masuk ruangan, semuanya langsung
berdiri dan terlihat panik. Direktur Jo dengan terbata-bata bertanya kenapa Da
Jung datang ke ruanganya yang membuatnya sangat terkejut. Da Jung memberikan
berkas ditanganya kalau ia butuh tandatangan Direktur Jo.
“Oh, menandatangani sesuatu? Apa yang belum
aku tanda tangani? Mungkin karena Aku
berada di semua tempat belakangan ini!” kata
Direktur Jo mengambil berkas, Da Jung melirik sinis pada Jung Gi
“Apa kalian sedang memikirkan
untuk memberikan hiburan?” tanya Da Jung blak-blakan,
“Apa maksudmu hiburan? Ini menggelikan sekali! Kami berpikir tentang hari
atletik untuk meningkatkan kesehatan pegawai kita Jadi kami sedang membicarakan
masalah itu dengan Presdir!” ucap Jung Gi menutupi
kebohonganya.
“Benar sekali, dan Kenapa
anak muda sepertimu lemah sekali? Apa Kau
suka olahraga?” tanya Direktur Jo, Da Jung dengan ketus
menjawab kalau ia sangat benci olahraga dan meminta untuk memberikan tanda
tangan sebelum pergi lalu keluar ruangan.
Ketiga langsung duduk dengan menghembuskan nafas lega,
Direktur Jo pun memberikan semangata agar melakukan yang
terbaik hari sabtu ini. Semua mengangkat tangan
untuk mereka berjuang bersama.
Lomba Marathon di Seoul
Seorang Pria sedang melakukan pemanasan, Jung Gi dan Hyun
Woo sudah memakai pakaian dengan nomor dibagian dadanya, melihat sosok orang
yang dikenalnya. Jung Gi sengaja mengangkat kakinya ikut melakukan pemanasan,
menyapa MD Seo. Pria dengan rambut klimis bertanya siapa yang menyapanya.
Jung Gi memperkenalkan diri sebagai kepala
bagian Nam dari Lovely yang berhasil lewat minggu ini, tapi MD Seo pasti
tidak ingat padanya. MD Seo pikir seperti
itu. Jung Gi pun memperkenalkan Hyun Woo. MD Seo melihat keduanya menyukai
maraton sebagai hobi, Jung Gi mengaku bukan
hanya sekedar hobi, mereka adalah
anggota klub maraton di Lovely dan ia presdirnya
sementara Hyun Woo adalah
wakilnya.
Setelah itu dan
menunjuk ke arah bangku penonton, terlihat Mi Ri yang membawa tulisan sebagai
bentuk dukungan. MD Seo bisa mengerti dan menceritakan sudah menantikan
perlombaan hari ini, Jung Gi dengan berjabat
tangan mengajak mereka berusaha yang terbaik. Matanya mencari-cari seseorang sambil menjerit dalam
hati “Kenapa anak nakal itu belum datang?” dengan wajah panik
Lomba Marathon dimulai dengan bunyi tembakan dan juga
melepaskan balon ke udara, ratusan orang mulai berlari dari stadion bola
menyusuri jalan di Seoul, lalu jembatan. Jung Gi dan Hyun Woo masih bisa
mengikuti langkah MD Seo untuk berlari beringinkan.
Di pos pertama, Jung Gi dengan sengaja melayani MD Seo
dengan memberikan segelas minuman, lalu menyuruh Hyun Woo berlari sendiri saja
karena sudah tak kuat. Hyun Woo tak mau melakukanya dengan menarik Jung Gi
untuk kembali berlari.
“Pergilah tanpa aku, sudah terlalu
terlambat untukku sekarang.” Ucap Jung Gi yang
berbicara dalam hati dengan Hyun Woo
“Apa-apaan? Kau tidak bisa
melakukan ini sekarang!” kata Hyun Woo dalam hati
“Aku serahkan semuanya padamu,
Wakil Park!” jerit Jung Gi dalam hati terlihat sudah
mau pingsan. Bong Gi datang dari arah belakang, Jung Gi langsung menjabat
tangan adiknya dengan wajah bahagia.
“Hyung! Serahkan sisanya padaku!” jerit Bong Gi dalam hati pada sang kakak
“Aku serahkan semuanya padamu,
adikku!” ucap Jung Gi akhirnya jatuh lemas dengan nafas
terengah-engah.
Woo Joo makan nasi dengan sup rumput laut, lalu memuji
masakan Da Jung sangat nikmat. Da Jung bertanya apakah ayah Woo Joo pergi ke
suatu tempat padahal hari ini adalah libur berkerja. Woo Joo juga tak tahu
karena ayahnya bilang sedang sibuk mengerjakan sesuatu
“Apa nenek sedang pergi?” tanya Woo Joo
“Dia pergi menemui temannya,
bagaimana dengan kakekmu?” ucap Da Jung
“Dia di kantor keamanan” ucap Woo Joo, Da Jung bertanya dengan keberadaan paman
Woo Joo
“Aku tidak tahu, paman selalu
keluar setiap hari. Paman
bilang kalau dia menggali berlian, dia akan membelikan aku 100 robot!” cerita Woo Joo
Da Jung bertanya apakah Woo Joo sering
makan sendirian. Woo Joo mengangguk dengan
bangga menceritakan sudah pandai makan sendiri dan bertanya kenapa Da Jung tidak ikut makan juga. Da Jung
mengambil nasi dalam mangkuk lalu duduk kembali. Woo Joo tersenyum dengan mulut
penuh nasi, Da Jung memperingatakan Woo
Joo untuk tidak tersenyum waktu ada makanan di dalam mulutnya. Woo Joo mengerti tapi kembali tersenyum walaupun ada
nasi didalam mulutnya. Da Jung pun memberikan lauk di mangkuk milik Woo Joo
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
tdk sabar menunggu kLjtn ceritany nh
BalasHapusCiiee. .calon ibu woo joo,, perhatian bngt sama woo joo. .hahay
BalasHapus