Di pos kemananan
Nyonya Jung merasa Tuan Nam sangat
bosan duduk sendirian setiap malam di pos
jaga. Tuan Nam mengakuinya tapi menurutnya sangat nyaman karena suasananya
menjadi sangat tenang dan menjadi waktu yang sempurna
untuk membaca untuk beristirahat saat sedang tidak sibuk
“Jadi Kau beristirahat dengan membaca? Apa itu tidak membuatmu tambah
stress? Wah.... kau sungguh seorang yang
terpelajar. Tapi....Maafkan
keterusteranganku, apa pekerjaanmu sebelum ini?”
tanya Nyonya Jung seperti terpana dengan Tuan Nam
“aku dulu seorang guru sampai
akhirnya aku pensiun.” Cerita Tuan Nam
“Oh, pantas saja kau membesarkan
anakmu dengan sangat baik. Sedangan Aku
ini bodoh, makanya aku tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk Da Jung” keluh Nyonya Jung
“Tolong jangan berkata begitu!
Ketua Da Jung adalah wanita yang luar biasa. Kalau saja kedua anakku memiliki
bakatnya setengah saja, aku tidak menginginkan hal lain lagi. Dia pasti sangat berbakat!”ucap Tuan Nam
Nyonya Jung terdiam karena maksud dari bakatnya itu
marah, Tuan Nam mencoba menjelaskan kalau Da Jung itu pasti
memiliki bakat dalam banyak hal, Nyonya Jung
malah merasa tak ada yang bagus seorang ketua yang berbakat seperti anaknya
malah sangat mengkhawatirkannya saat melihat Da Jung hidup sendirian seperti sekarang. Tuan Nam juga menceritakan anaknya yang sudah
bercerai selama 5 tahun, jadi membuatnya
merasa benar-benar buruk.
Da Jung selesai menangis dan berjalan menyusuri jalan,
Jung Gi sengaja mengikutinya dari belakang tanpa banyak bicara.
“Aku hanya bisa mati
dengan tenang setelah aku melihat Da Jung bersama dengan pria yang baik. Dan mantan suaminya
ingin kembali, tapi dia terus saja menolaknya.Apa dia bertemu dengan pria lain?” Cerita Nyonya Jung dengan Tuan Nam
Jung Gi dan Da Jung pulang bersama dengan naik taksi,
Jung Gi duduk didepan sementara Da Jung dibelakang, tapi keduanya sama-sama
menatap keluar jendela.
“Sepertinya Jung Gi
berkencan dengan seseorang karena dia terus saja pulang terlambat.”Aku tidak tahu
wanita seperti apa dirinya, tapi selama dia bisa membesarkan Woo Joo dengan
baik Seperti anaknya sendiri, aku tidak akan meminta
hal lain lagi.” Ungkap Tuan
Nam
Jung Gi membukakan pintu taksi saat turun dan membiarkan
Da Jung berjalan lebih dulu didepanya.
“Baik bagi wanita maupun
pria, menemukan pasangan yang tepat dan hidup berbahagia adalah yang terbaik.” Ucap Nyonya Jung
Didalam pos keamanan
Tuan Nam mengangguk setuju dengan ucapan Nyonya Jung,
lalu keduanya langsung bersembunyi dibawah meja karena melihat Da Jung dan Jung
Gi pulang bersama. Tuan Nam memastikan kalau yang lewat didepan mereka itu Da
Jung, Nyonya Jung juga memastikan yang pulang dengan anaknya itu adalah Jung
Gi.
Akhirnya keduanya sama-sama mengintip dari celah pintu
yang sedikit terbuka, Da Jung sempat akan terjatuh, dengan sigap Jung Gi
memegangnya dari belakang. Keduanya langsung saling bertatapan dan terlihat
kaget karena dua anak mereka pulang bersama.
Ketika masuk rumah, Jung Gi memanggil Da Jung lebih dulu, Da Jung ingin membahas
kejadian sebelumnya. Jung Gi langsung menyela tidak
melihat apapun. Da Jung melepaskan sepatunya lalu
berjalan perlahan masuk ke dalam kamar. Jung Gi menatap sedih melihat Da Jung
yang terlihat tegar bisa menangis karena hinaan Direktur Kim.
Di dalam ruang belajar, Jung Gi berusaha untuk tertidur
tapi matanya terus saja terbuka seperti masih memikirkan kejadian saat di
restoran. Da Jung bersandar di depan kamar mandi, matanya sempat tertutup tapi
kembali terbuka.
Tuan Nam membersihkan jalanan dari sampah lalu melihat Bong
Gi berjalan keluar dari rumah, lalu memanggil anaknya untu bertanya apakah
wanita yang berkencan dengan kakaknya itu
adalah tetangga mereka, Da Jung. Bong Gi pikir itu tak mungkin.
“Itu karena ayah melihat mereka
bersama-sama tadi malam!” ucap Tuan Nam yakin
“Ayah, apa maksudmu bahwa hyung dan Nona pemarah itu
cocok jadi pasangan?” tanya Bong Gi
“Tidak, tidak sama sekali, tapi
tadi malam mereka berdua kelihatannya sedikit...”
kata Tuan Nam terdengar khawatir
“Itu tidak masuk akal! Aku yakin
ayah salah lihat” ucap Bong Gi tak percaya
kakaknya bisa dekat dengan si Nona pemarah
Tiba-tiba keduanya sama-sama terdiam melihat Da Jung dan
Jung Gi keluar bersama-sama dari apartement.
Jung Gi berdiri menatap Da Jung yang masuk ke dalam mobil
merahnya, setelah mobil Da Jung pergi baru ia masuk ke dalam mobilnya. Bong Gi
tertawa melihat karena bisa melihat sesuatu yang menarik. Tuan Nam pikir ucapan
sebelumnya itu benar kalau Jung Gi dan Da Jung terlihat sangat dekat. Bong Gi
pikir kakaknya dan Nona Pemarah itu pasti memiliki suatu hubungan yang menarik.
Tuan Nam menyuruh anaknya agar mencari tahu.
“Ayolah, apa ayah lupa siapa aku?
Aku ini pria romantis, Nam Bong Gi! Aku
ahlinya percintaan, dan sudah pasti
akan mencari tahu jadi Ayah
tunggu saja” kata Bong Gi lalu pergi meninggalkan
ayahnya.
“Sebenarnya aku berharap itu salah” ucap Tuan Nam
Mi Ri dan Young Mi terlihat kebinggungan didepan
komputer, Direktur Jo berlari menuruni tangga dengan wajah panik bertanya apa
yang terjadi karena iklan mereka hilang hanya dalam waktu semalam. Young Mi
juga tak tahu karena dari pihak MD Seo tak ada yang memberitahu mereka.
“Orang yang berwenang tidak ada di
sana, dan MD Seo tidak mengangkat telponnya” jelas Hyun
Woo juga binggung
“Bagaimana dengan Kepala Bagian Nam?
Apa
dia belum datang? Apa
kalian menghiburnya dengan benar?” tanya
Direktur Jo panik, Da Jug datang ke kantor melihat semua berkumpul dan bertanya
apa yang terjadi.
“Um...,
Ketua...Website e-commerce menarik iklan kita! Mereka juga tidak mengatakan apapun
pada kita!” ucap Direktur Jo panik, Da Jung ingin
menceritakan kejadian kemarin tapi Jung Gi masuk dan langsung dengan suara
nyaring menyela.
“Direktur... aku akan memberitahumu apa
yang terjadi” ucap Jung Gi dengan senyuman, Da Jung
melirik sinis melihat sikap Jung Gi seperti ingin menutupinya.
Jung Gi berjalan ke lantai atas dengan Direktur Jo sambil
bercerita Si bajingan MD Seo itu memeras mereka semua untuk menghiburnyaTapi
ternyata dia juga mendapatkan hiburan dari Direktur Kim. Direktur Jo tak percaya kalau Direktur Kim ikut campur
dalam hal seperti ini lalu keduanya masuk ruangan bersama.
“Aku sangat marah setelah
melihatnya, dan aku membalikkan meja Lalu
aku pergi!” cerita Jung Gi mengebu-gebu agar bisa
dipercaya, Direktur Jo terlihat tak percaya. Jung Gi menegaskan kalau ia yang
melakukan dan itu semua perbuatanya.
“Kau seharusnya tidak melakukan
itu, kita sudah menghabiskan banyak uang untuk dirinya” kata Direktur Jo nampak binggung
“Aku tahu! Dan semua itu adalah uang yang berharga
bagi kita! Kau telah
bernegosiasi keras dengan manajer pelit kita untuk mendapatkannya! Tapi kita seperti membuang uang
itu ke toilet Jadi
wajar saja kalau aku merasa takut kan?” kata Jung
Gi, Direktur Jo masih berharap Jung Gi tak melakukan hal itu
“Apapun yang dikatakan orang lain
tentang kejadian itu adalah bohong Jadi
jangan percaya sepatah katapun! Mereka semua adalah komplotan penjahat!” tegas Jung Gi, Direktur Jo berpikir Penjahat
yang sebenarnya adalah Direktur Kim,
“Tepat sekali! Direktur Kim selalu
berusaha mendapatkan kita, jadi dia membuat MD Seo menusuk kita dari belakang!” tegas Jung Gi lalu keluar ruangan sambil mengumpat
Direktur Kim itu Penjahat rendahan. Direktur Jo juga tak kalah marah dan akan membalasnya
nanti.
Jung Gi melihat Da Jung naik kelantai atas lalu
memberitahu sudah
melaporkan apa yang terjadi kemarin jadi Da
Jung tidak perlu mengatakan apapun lagi pada Direktur dan tak perlu mengkhawatirkanya karena,
masih ada banyak e-commerce diluar sana.
“Aku akan berusaha yang terbaik
untuk mencari caranya kita bisa masuk” ucap Jung
Gi dengan senyuman lalu berjalan pergi, tapi ia kembali membalikan badanya.
“Um... aku akan berusaha
menyelesaikannya tanpa memberikan hiburan kepada siapapun” kata Jung Gi
“Bisakah kau berjanji padaku bahwa
kau akan melakukannya dengan benar, tanpa menggunakan hiburan?”tanya Da Jung merasa tak percaya, Jung Gi berjanji tak
akan lagi melakukan hiburan.
Bong Gi akan masuk kantor melotot melihat kakaknya yang
mengatakan berjanji pada Da Jung, seperti sudah melakukan sesuatu. Da Jung
sempat tersenyum lalu membalikan badanya dan melihat Bong Gi sudah ada didepan
pintu. Bong Gi dengan senyumanya memperlihatkan dua buah gelas kopi ditanganya.
Keduanya berjalan keluar kantor, Da Jung bertanya apa
yang dilakukan Bong Gi sampai jauh-jauh datang ke kantornya. Bong Gi menjawab Tidak
ada alasan khusus dengan memanggil Da Jung “Noonim” Da Jung
binggung, mendengar Bong Gi memanggil sebutan yang berbeda. Bong Gi beralasan
mereka tinggal serumah, jadi merasa
dekat denganya lalu memberikan satu gelas kopi dengan
senyuman lebar.
“Apa yang terjadi dengan bantuan
yang aku minta darimu?” tanya Da Jung
“Aku mengirimnya dengan baik,
sesuai perintahmu” kata Bong Gi, Da Jung
bertanya bagaimana reaksinya.
Flash Back
Si nona 701 membuka pintu dan langsung menyuruh Bong Gi
segera pergi. Bong Gi menahan pintu sebelum ditutup, memohon agar si nona 701
bisa mengambil barang yang dibawanya.
“Jangan berani-berani mengetuk
pintuku lagi. Kalau kau
melakukannya, aku benar-benar akan membunuhmu”
ancam Si Nona 701, Bong Gi kembali menahan pintu agar tak tertutup dengan
kakinya lalu menaruh tas didepan pintu.
***
Bong Gi mengaku sudah mengantarnya tanpa
ada halangan apapun dan mereka harus
menyerahkan sisa barangnya. Da Jung memuji kerja yang bagus untuk Bong Gi tapi
menurutnya adik Jung Gi itu datang bukan hanya sekedar ingin
melaporkan itu padanya.
“Um, ini bukannya aku menginginkan
biaya pelayanan atau semacamnya, aku melakukannya semata-mata untuk kakakku. Apakah dia bekerja dengan baik di
perusahaan? Atau mungkinkah dia kesepian dan tertekan? Maka Akan bagus sekali kalau ada
seseorang yang berada di sampingnya. Itulah
pikiranku dan juga perasaanku” ucap Bong Gi lalu
menatap Da Jung ingin melihat reaksinya.
“Hmm, dia tidak
bereaksi apapun bahkan saat aku langsung menyinggung masalah itu
Dia
benar-benar poker face.” Gumam Bong
Gi
Tiba-tiba Mi Ri datang berteriak memanggil Da Jung karena
Direktur Jo memanggilnya, Da Jung pun pamit pergi. Bong Gi berteriak memberikan semangata pada Da Jung
dengan panggilan “noonim” Da Jung hanya melirik sinis dan memberikan gelas
kopinya pada Mi Ri. Bong Gi langsung melambaikan tanganya, ketika Mi Ri juga
melambaikan tangan dengan wajah bahagia.
Sementara di kamarnya, Nona 701 terlihat kesal dengan
mengumpat Bong Gi yang membuatnya gila harus berhadapan dengan pria seperti itu
bahkan membawa sebuah kantong belanja di tanganya lalu memlemparnyakan ke atas
tempat tidur dengan kesal.
Seorang pria berteriak mengedor-gedor pintu rumah nomor
901 untuk keluar. Jung Gi baru keluar dari lift melihat pintu rumahnya di
gedor-gedor langsung mendatangi dan bertanya siapa pria yang datang ke
rumahnya. Pria itu bertanya apakah Jung
Gi yang tinggal di kamar 901, Jung Gi membenarkan.
“Aku tinggal di 801 dan tidak bisa tidur nyenyak karena
suara perbaikannya berisik sekali!” teriak Si
pria, Jung Gi meminta maaf ternyata suaranya benar-benar
berisik
“Tengkorakku berbunyi seperti mau
pecah!” jerit si pria menunjuk ke kepalanya.
“Perbaikannya akan segera selesai... Tapi, mereka tidak bekerja
setelah matahari terbenam.” Ucap Jung Gi merasa
tak menganggu orang tidur dimalam hari
“Aissh... Benar-benar orang ini, memangnya
ada peraturan yang mengatakan orang-orang
hanya tidur di malam hari? Aku
tidur di siang hari!” teriak pria itu
Jung Gi bisa mengerti tapi mengatakan tidak
bisa melakukan perbaikan pada malam hari, Pria itu
menuntun Jung Gi karena sudah membuatnya jam tidurnya kurang, terdengar
teriakan seorang wanita yang datang mengumpat si pria yang kasar sangat berani berteriak
di depan rumah orang lain. Si pria mulai menunjuk
ketakutan.
Si wanita dengan senyuman ramah menyapa Jung Gi minta
maaf karena tidak mengawasi suaminya dengan
baik lalu memarahi suaminya yang bangga
sekali kalau tidur di siang hari bolong dan memberitahu kalau sebuah
rumah tangga mengalami kegagalan Apabila
suara pria terdengar nyaring diluar rumah lalu
seperti suara singa mengaum.
Pria itu akhirnya berteriak bertanya pada Jung Gi kapan
perbaikan rumahnya selesai. Jung Gi berjanji
akan segera menyelesaikannya secepat mungkin tapi kalau terburu-buru
mengerjakannya, airnya bisa menetes ke apartemen
mereka dan memohon agar mereka bisa bersabar sampai perbaikan itu selesai.
Si Wanita dengan ramah bisa mengerti dan ingin memastikan
agar melakukan semuanya dengan baik jadi tak perlu mengkhawatirkan hal itu,
lalu pamit untuk pergi. Jung Gi pun mengucapkan terimakasih. Si istri pun
memarahi suaminya karena sebagai tetangga seharusnya lebih pengertian dan merasa
suaminya harus lebih banyak diajari lalu menyuruhnya untuk segera turun.
Jung Gi memberikan semangat pada pria yang seperti tak
berkutik didepan istrinya. Si Pria bertanya pada Jung Gi apakah istrinya
seperti itu sikapnya. Jung Gi mengaku sudah bercerai. Si pria mengaku merasa
iri karena Jung Gi sudah bercerai dan meminta agar diberitahu caranya.
Terdengar teriakan sang istri yang menyuruhnya agar cepat turun. Si pria ikut
berteriak akan segera datang dan merasa suara istrinya itu sangat menakutkan,
lalu memberitahu Jung Gi dirinya akan mati kali ini. Jung Gi menatap pintu
rumah Da Jung seperti merasakan hal yang sama dengan wanita pemarah.
Nyonya Jung membawakan segelas air untuk anaknya lalu
membahas alasan Da Jung selalu menolak Yoon Ho karena
sudah punya pria lain, dan menceritakan melihat
seorang pria yang menemanimu pulang tadi malam. Da Jun sedang makan langsung bertanya berapa banyak
uang yang diperlukanya kali ini. Nyonya Jung terlihat binggung.
“Apa bisnis paman gagal lagi Atau Bibi perlu uang lagi?” ucap Da Jung sinis
“Dasar Kau jahat sekali, bukan itu yang
ingin ibu bicarakan padamu!” teriak Nyonya Jung
“Apalagi yang ingin ibu bicarakan
padaku selain masalah uang?” kata Da Jung ketus
lalu masuk ke dalam kamar
Flash Back
Dokter bertanya pada Nyonya Jung apakah ia memiliki
seorang wali. Nyonya Jung balik bertanya apakah penyakitnya sangat parah.
Dokter memberitahu Polypnya
lumayan besar Jadi harus melakukan biopsi. Nyonya Jung bertanya lagi apakah terkena kanker. Dokter
pikir Terlalu cepat untuk mengatakan hal seperti itu jadi mereka bisa membicarakan hal itu setelah hasil biopsi keluar jadi memohon agar datang dengan walinya untuk pertemuan
selanjutnya.
Nyonya Jung yang mengingat ucapan dokter merasa tak perlu
wali karena lahir sendirian, dan mati juga sendirian. Da Jung memberikan selembar 1 juta won mengatakan kalau
hanya itu uang yang dimilikinya jadi meminta ibunya untuk mengambilnya dan
pulang. Nyonya Jung hanya bisa menghela nafas melihat sikap anaknya.
Da Jung didalam kamar berdiri cukup lama menatap pintu
kamarnya seperti menyadari dengan sikap kerasnya pada ibunya. Lalu ia duduk di
depan meja rias dengan melihat berkas tentang make up mata, dengan gambar
maskara.
Pagi hari
Da Jung membawakan dua berkas lalu mengajak timnya untuk
membuat eyeshadow dan menanyakan pendapat
semua timnya. Semua melihat berkas yang diberikan Da Jung diatas meja. Da Jung
pikir kalau memang mereka menentangnya, Young Mi langsung menyela kalau rencana
itu tidak buruk
“Apa Kau tidak menentangnya?” tanya Da Jung heran dengan sikap timnya
“Maksudku, akan sulit bagi
pemasaran kalau hanya menjual produk Tap-Tap saja. Jadi
menambahkan eyeshadows dalam daftar bisa menambah jumlah pembeli kita” ucap Young Mi, Hyun Woo dan Mi Ri mengangguk setuju.
“Dan kalau kita membuat yang
benar-benar bagus, maka kita akan
semakin dikenal, Jadi Wakil
Han dan aku akan bekerja sama untuk mengerjakan draft perencanaan” kata Jung Gi
Da Jung setuju dan mempersilahkan Jung Gi melakukanya. Mi
Ri dengan penuh semangat akan mendesain kemasannya, Da Jung mengangguk setuju dengan wajah binggung karena
tak ada penolak seperti biasanya. Hyun Woo juga sudah mengerti harus mencari
pemasok untuk bahan-bahan yang bagus. Young Mi
menyindir kalau Hyun Woo lebih baik berlatih berlari lagi. Da Jung melirik sinis pada Jung Gi.
Di pantry
Da Jung langsung bertanya pada Jung Gi apa sebenarnya
yang terjadi. Jung Gi binggung apalagi memang yang terjadi, Da Jung menegaskan
tentang produk eyeshadows,
menanyakan alasan semua orang di timnya menyetujuinya rencananya. Jung Gi pikir itu karena Da Jung yang
menyarankannya.
“Tapi selama ini mereka selalu menentang
pendapatku” ucap Da Jung
“Aku yakin itu karena dulu mereka
belum mengenalmu dengan baik” kata Jung Gi
“Lalu bagaimana sekarang? Maksudmu
mereka sudah mengenalku dengan baik?” tanya Da
Jung sinis, Jung Gi pikir memang lebih baik dibanding sebelumnya.
“Lagipula, kita semua menjadi
teman setelah merilis Tap-Tap bersama-sama. Aku
rasa kau bisa menganggap bahwa kepercayaan mereka padamu semakin berkembang” jelas Jung Gi
Da Jung tak begitu percaya kalau semua timnya itu mulai
percaya padanya, dengan wajah sinisnya menyindir Jung
Gi kalau ia tidak tahu mudah sekali menumbuhkan kepercayaan. Jung Gi terlihat tak mendengarnya, akhirnya Da Jung
memilih untuk tak membahasnya dan menyuruh Jung Gi segera pergi dari hadapanya.
Jung Gi akan pergi tapi Da Jung teringat sesuatu dan kembali memanggilnya.
“ Setiap kali kau mengatakan hal
yang buruk, aku akan menambahkan 10,000 won utangmu. Maka jaga ucapanmu” tegas Da Jung memberikan peringatan. Jung Gi langsung
setuju.
Di ruang santai
Hyun Woo melihat Mi Ri hanya diam saja bertanya apakah
rekan kerjanya itu mengkhawatirkan sesuatu. Mi Ri yang terlihat melamun mengaku tak ada masalah
apapun, setelah meminum kopinya akhirnya Mi Ri ingin membahas tentang Manager
Jung. Hyun Woo bertanya ada apa dengan Managernya itu.
“Dia memintaku untuk menemuinya
sendirian setelah selesai kerja, lalu Dia
bilang ada yang ingin dibicarakannya denganku”
cerita Mi Ri, Hyun Woo bertanya masalah apa yang dibahasnya.
Flash Back
Manager Jung memberikan segelas kopi di pantry pada Mi
Ri, lalu memberitahu ada yang ingin dibicarakan tentang
kontrak kerjanya. Mi Ri mengangguk mengerti lalu
mengingat kejadian saat menghibur MD Seo, tangan Manager Jung yang berani
memegang bagian paha dan meremas bokongnya.
“Oh yh... aku tidak melakukan
kesalahan apapun padamu kan? Aku
rasa abenar-benar mabuk malam itu, jadi
tidak ingat apapun” ucap Manager Jung
“Ahhh.... tentu, tidak banyak yang terjadi” ucap Mi Ri yang terlihat ketakutan
“Baiklah kalau begitu. Aku akan mengirimkan pesan padamu
setelah melakukan reservasi, sampai jumpa nanti”
ucap Manager Jung lalu meninggalkan di pantry.
Hyun Woo mengerti kalau Manager Jung ingin membahas
tentang pegawai tetap tapi menurutnya apakah sudah waktunya pengangkatan
sebagai pegawai tetap. Mi Ri mengaku tidak tahu apa yang harus dilakukan karena Perusahaan juga agak sedikit
terguncang belakangan ini.
Hyun Woo menyarankan agar Mi Ri melakukan saja yang
dikatakan Manage Jung karena orang itu yang berwenang
atas tenaga kerja selain itu jabatannya
di perusahaan lumayan tinggi.
“Meski begitu, tidakkan aneh
bertemu dengannya sendirian untuk makan malam?”
ucap Mi Ri merasa curiga
“Siapa yang perduli? Dia hanya
ingin makan malam, aku yakin itu. Kau harus
berjaga diri untuk tidak minum” kata Hyun Woo
“Jadi Haruskah aku pergi?” tanya Mi Ri seperti tak yakin, Hyun Woo mengangguk, Mi
Ri pun memutuskan untuk pergi menemui Manager Jung.
Manager Jung menuangkan arak dan ingin menuangkan pada Mi
Ri, tapi Mi Ri yang ingat dengan pesan Hyun Woo menolak, Manager Jung heran
karena biasanya Mi Ri suka
minum bahkan minum dengan baik sebelumnya. Mi Ri merasa karena
waktu itu mereka sedang
menghibur seseorang.
“Kau sudah bekerja selama dua
tahun di perusahaan Dan
masih belum tahu bagaimana hubungan dalam pekerjaan? Hei... Nona Mi Ri, hiburan tidak hanya
terbatas untuk investor saja, Kau
juga harus menghibur orang-orang yang bekerja di perusahaanmu juga! Kenapa?
Karena takdirmu tergantung padaku sekarang.” Ucap
Manager Jung lalu merayu agar Mi Ri minum satu gelas saja.
Akhirnya Mi Ri menerima arak dari Manager Jung ke dalam
gelasnya. Manager Jung bertanya apakah Mi Ri sudah memiliki seorang pacar. Mi
Ri menjawab belum memiliki pacar. Manager Jung pikir Mi Ri pasti berkencan, lalu bertanya apakah ia pernah tidur dengan seorang
pria. Mi Ri terdiam sejenak lalu menaruh gelas arak yang belum diminumnya.
“Aku datang kesini untuk berbicara
denganmu tentang masalah pegawai tetap” tegas Mi
Ri
“Oh, Apa aku terlalu banyak menanyakan
masalah pribadi? Kau ingin membahas tentang Pegawai
tetap ‘kan. Pertama-tama, mari kita evaluasi
prestasi kerjamu” ucap Manager Jung. Mi Ri
lalu bertanya bagaimana dengan prestasi kerjanya selama ini
“Aku meminta salah satu pegawai
kita untuk mengirimkannya kepada lewat email Tapi sepertinya mereka belum
mengirimkannya, jadi Aku akan
menelpon mereka dulu” ucap Manager Jung lalu
keluar ruangan, Mi Ri mengambil ponsel untuk mengetik pesan.
Manager Jung keluar untuk menelp istrinya, memberitahu
akan pulang terlambat
hari ini karena ada
rapat penting hari ini, dan mungkin akan sampai
tengah malam, jadi meminta sang istri untuk tak menunggu dan tidur lebih dulu.
Hyun Woo sedang berjalan tak sengaja mendengar pembicaran Manager Jung, lalu
bersembunyi dibelakang pohon agar tak terlihat.
Ia sengaja mengikuti Manager Jung sampai ke dalam
restoran dan melihat dengan jelas masuk ke sebuah ruangan dan ada sebuah sepatu
high heels didepan pintu. Manager Jung
langsung duduk disamping Mi Ri merasa sudah terlalu lama meninggalkanya. Mi Ri sedikit
bergeser dengan jarinya mengirimkan pesan pada seseorang.
Bong Gi sedang membuatkan makanan di dapur, Woo Joo
sedang membaca komik meminta agar telurnya setengah matang. Bong Gi mengejek
keponakanya itu seperti bos besar dengan gayanya seperti pelayan bisa mengerti
dengan permintaan keponakanya.
Pesan masuk ke dalam ponsel, Woo Joo membaca namanya “"Mi
Ri Mi Ri Jang Mi Ri?" lalu bertanya siapa
orang itu. Bong Gi memperingatkan keponakanya tak boleh menyentuh ponselnya
tanpa izin, Woo Joo membaca pesan yang terbaca dilayar "Restoran
Okinawa Jepang di depan kantor, cepatlah!" akhirnya Bong Gi mengambil ponselnya dan membaca pesan
dari Mi Ri lalu wajahnya terlihat khawatir.
Direstoran
Mi Ri menunjuk tempat duduk Manager Jung ada didepanya,
Manager Jung malah tertawa mengejek dengan sikap Mi Ri lalu memberitahu sudah
memiliki punya laporan prestasinya dengan memperlihatkan ponselnya dan akan menunjukan. Mi
Ri terlihat gugup mendengarnya. Manager Jung sadar kalau dalam pikiran Mi Ri
menganggap dirinya itu orang
rendahan.
Sementara diruangan lain, Hyun Woo bertemu dengan
seseorang yang menanyakan pekerjaan dan Apa
semuanya berjalan dengan baik, Hyun Woo mengatakan
baik-baik saja.
Manager Jung mulai melancarkan aksinya, dengan memeluk Mi
Ri memberitahu kalau dirinya punya kuasa sementara Direktur Jo itu hanya
sebuah boneka bahkan Keluarganya yang mendukung semua usaha
perusahaan dengan begitu mereka bisa sampai sejauh
ini. Mi Ri berusaha untuk melepaskan tangan Manager Jung dari pundaknya.
Manager Jung menegaskan dirinya adalah seorang pemimpin di perusahan.
Mi Ri meminta Manager Jung melepaskan tanganya sebelum
melanjutkan bicara, Manager Jung tak mau melepaskanya. Hyun Woo yang terlihat
gelisah akhirnya meminta maaf untuk pergi karena baru ingat
ada acara penting lalu bergegas keluar
ruangan. Mi Ri mulai ketakutan dan berusaha untuk melepaskan tapi Manager Jung
malah semakin mendekat karena Mi Ri menolaknya.
Ia pikir Mi Ri yang mengingkinkanya karena itu alasanya
itu datang dan pasti ada sesuatu juga yang inginkan darinya. Mi Ri meminta
Manager Jung untuk melepaskanya tapi Manager Jung malah mendorongnya sampai
berbaring dilantai lalu mengumpat karena Mi Ri bersikeras
untuk melindungi harga dirinya, Mi Ri terus meronta
untuk melepaskan tangan Manager Jung.
Hyun Woo membuka pintu, Manager Jung langsung duduk tegap
dan melepaskan tanganya. Mi Ri melihat Hyun Woo yang datang teringat ucapan
rekan kerjanya di kantor “Lakukan saja yang dikatakannya,
pasti ada banyak yang akan dikatakannya” Akhirnya
Mi Ri memilih berlari dan cepat pergi dengan menenteng sepatunya.
Manager Jung langsung bertanya apa yang dilakukan Hyun
Woo di restoran itu. Hyun Woo menatap sinis, Manager Jung kembali bertanya
dengan nada suara tinggi. Hyun Woo mengepalakan tangan menahan amarahnya,
menjawab kalau sedang makan bersama temannya lalu melihat Manager Jung sedang menelpon Jadi sengaja datang untuk memberinya salam sebelum pergi. Manager Jung menyuruh Hyun Woo untuk duduk. Hyun Woo
menolak karena temannya
sedang menunggunya. Manager Jung mengumpat
dan berteriak menyuruh HyunWoo untuk duduk.
Mi Ri menangis histeris sambil berjalan keluar restoran,
beberapa orang heran melihat Mi Ri yang menangis sambil membawa tas dan juga sepatu
dalam dekapanya. Mi Ri mengumpat kesal karena Hyun Woo ternyata ikut terlibat.
Sebuah mobil taksi berhenti di pinggir jalan, Bong Gi
turun dari mobil melihat Mi Ri tanpa alas kaki berjalan sambil menangis, dengan
melotot kaget menanyakan apa sebenarnya yang terjadi, terlihat kaki Bong Gi
yang hanya mengunakan sandal bahkan berbeda pasangan. Mi Ri hanya bisa
menangis, Bong Gi pun memeluk Mi Ri sambil meminta agar tetap tenang.
Hyun Woo pulang kerumah dengan melempar jasnya lalu duduk
diatas tempat tidurnya dengan pikiran menerawang. Teringat saat Mi Ri menjerit
ketakutan sambil menangis keluar dari restoran, lalu ia membaringkan tubuhnya
di tempat tidur.
Flash Back
Manager Jung langsung memperingatkan Hyun Woo untuk tutup
mulut atas kejadian tadi dan berpura-pura tak melihatnya tadi. Hyun Woo menatap
dengan menahan amarahnya. Manager Jung mengingatkan Hyun Woo masih
harus membayar utang biaya sekolahnya dan akan
memastikan bulan depan mendapatkan bonus yang banyak selama menutup mulutnya.
Hyun Woo tak bisa lagi menahan bebannya memilih untuk
keluar dari rumahnya.
Jung Gi masuk ke rumah melihat beberapa pipa dan semen
masih tergeletak, sambil mengeluh hanya memasang itu saja butuh waktu 5 hari
karena seharusnya lebih cepat mengerjakannya dan berpikir apa yang harus dikatakan pada Da Jung mengenai
hal ini.
Akhirnya Jung Gi keluar rumah dengan membawa sampah dalam
kotak, Da Jung sedang menunggu lift dengan membawa dua kantung sampah. Pelahan
Jung Gi mendekatinya meminta Da Jung memberikan kantung sampahnya. Da Jung
menariknya karena bisa mengerjakanya sendiri. Jung Gi beralasan sudah berhutang
banyak jadi setidaknya bisa membantunya. Da Jung terpaksa
mendorong Jung Gi sampai terjatuh karena tak ingin dibantu.
Keduanya akhirnya masuk lift bersama-sama, Da Jung dengan
wajah sini tahu kalau tukang pipa akan menyelesaikannya
dalam waktu lima hari, lalu bertanya apa yang
terjadi sekarang. Jung Gi meminta maaf rumahnya belum bisa ditempati karena semennya
belum kering jadi memohon agar Da Jung memberikan
kantung sampahnya supaya ia saja yang membuangnya.
Pintu lift terbuka, sepasang suami istri melihat Jung Gi
yang ingin mengambil kantung sampah dari Da Jung. Akhirnya Jung Gi melepaskan
tanganya membalas sapaan sang istri saat masuk ke dalam lift. Si suami terlihat
kesima dengan kecantikan Da Jung sampai istrinya menyenggolnya untuk menundukan
kepala.
Sesampai dilantai 1, Da Jung keluar lebih dulu lalu
diikuti oleh Jung Gi. Sepasang suami istri langsung bergossip. Si istri baru
tahu Da Jung yang
pindah ke unit 902 dan yang ia dengar
emosinya luar biasa mengerikan. Suaminya berkomentar
kalau Da Jung cantik. Sang istri menyuruh suaminya untuk menutup mulutnya.
“Apakah ayahnya Woo Joo akan
menikah lagi?” pikir sang istri
“Aku sangat iri padanya!” balas suaminya, sang istri langsung menarik cambangnya.
Jung Gi kembali berbicara pada Da Jung meminta untuk
menunggu sampai semua selesai dan semennya sudah kering, jadi meminta agar
memberikan kantung sampahnya. Da Jung memperingatakan Jung Gi untuk tak
tertarik dengan sampah milik orang lain. Jung Gi tetap ingin membuangnya karena
sampah itu milik keluarganya juga.
Hyun Woo berjalan diparkiran melihat Da Jung dan Jung Gi
terlihat saling berebut untuk membuang sampah, lalu bertanya apa sebenarnya
yang terjadi. Jung Gi terlihat kebinggungan bertanya balik alasan Hyun Woo
datang ke rumahnya malam-malam. Hyun Woo mengatakan ada sesuatu yan ingin
dibicarkan. Da Jung pun mempersilahkan keduanya untuk bicara lalu berjalan
lebih dulu membuang sampah dan kembali kerumahnya.
Jung Gi langsung meminta Hyun Woo agar tak salah paham
karena mereka hanya bertetangga saja. Hyun Woo bisa mengerti dan mengakui
sempat terkejut melihat keduanya bersama-sama. Jung Gi langsung bertanya apa yang ingin dibicarakan
Hyun Woo padanya.
Hyun Woo dan Jung Gi akhirnya berjalan disepanjang bunga
sakura, Jung Gi melihat Hyun Woo yang terlihat ragu untuk menceritakan sesuatu.
Hyun Woo ingin membahas tentang Mi Ri, merasa rekan kerjanya punya masalah dengan pengangkatan sebagai pegawai tetap dan sekarang terlihat tidak tenang jadi meminta agar
Jung Gi membantunya.
“Tentu saja, kita sudah lama
bekerja sama, Kau tak perlu
khawatir, aku akan berbicara yang baik-baik tentangnya pada Direktur” ucap Jung Gi, Hyun Woo mengangguk mengerti tapi
wajahnya masih terlihat ada kekhawatiran.
“Wakil Park, apa kau menyukai Mi
Ri?” tanya Jung Gi melihat sikap Hyun Woo terlihat
mengkhawatirkan Mi Ri
“Oh, tidak... Aku tidak memiliki kemewahan
untuk bisa menyukai seorang wanita san Mi Ri
sudah punya seseorang yang dia sukai” ungkap
Hyun Woo rendah diri, Jung Gi pikir karena Mi Ri populer jadi banyak yang
menyukainya. Hyun Woo mengakui Mi Ri itu cantik
“Jangan berkecil hati, Belum ada yang berhak atas
siapapun sampai cincin melingkar di jari. Semangatlah
Wakil Park! Aku
berada di pihakmu” tegas Jung Gi dengan
senyuman bahagia.
Tuan Nam melihat cucunya pandai
sekali menulis sambil bertanya-tanya mirip siapa
cucunya itu. Sementara Jung Gi sedang duduk dimeja kerja sambil melihat
laptopnya dan adiknya duduk diatas meja sambil melihat ponselnya.
Hyung,
Park Hyun Woo itu tipe orang yang seperti apa? Yang bekerja di perusahaanmu itu” ucap Bong Gi penasaran, Jung Gi malah bertanya
balik alasan adiknya ingin tahu.
“Aku hanya ingin tahu apakah dia
pria yang baik. Apakah
dia pria yang macho Atau
pria yang lemah?” tanya Bong Gi, Jung Gi
tetap bertanya kenapa adiknya menanyakan hal itu. Bong Gi memilih untuk melupakan
saja kalau memang kakaknya tak mau menjawab pertanyaannya.
“Jadi kalian bertiga
sekarang sedang dalam situasi cinta segitiga? Ohh Begitu yah...” gumam Jung Gi melihat sikap adiknya dan sebelumnya Hyun
Woo. Bong Gi turun dari meja dan berdiri dijendela dengan wajah gelisah.
Flash Back
Di taman
Mi Ri mengaku tak bisa melakukanya, Bong Gi menyuruh Mi
Ri untuk datang ke kantor dan katakan yang sebenarnya pada semua pegawaai, menurutnya tak ada yang perlu ditakutinya
karena memiliki saksi mata saat kejadian. Mi Ri memberitahu harus
menjadi pegawai tetap kali ini jadi tidak mau menimbulkan
masalah lagi
“Bajingan itu yang membuat
masalah! Kau itu
korban, jadi apa hubungannya itu dengan pengangkatan pegawai tetap?” tegas Bong Gi marah
Mi Ri terdiam mengingat ucapan Bong Gi ditaman, Hyun Woo
mengintip melihat sikap Mi Ri, Young Mi dari kejauhan bertanya-tanya suara
kantor seperti apa ini. Bong Gi menyuruh untuk Young Mi diam dan memberikan
kode kalau dua orang didepannya terlihat sedang bertengkar.
Da Jung keluar ruangan memanggil Jung Gi dan Young Mi untuk
datang keruanganya untuk rapat tentang perilisan eyeshadow. Keduanya berjalan masuk keruangan Da Jung, sementara Mi
Ri terlihat kebinggungan dengan memegang kepalanya. Hyun Woo ingin berbicara
tapi Mi Ri lebih dulu meninggalkan ruangan.
Di depan kantor
Mi Ri berjalan begitu saja saat bertemu dengan Manager Jung,
Manager Jung langsung menegurnya karena tak memberikan salam. Mi Ri pun mau tak
mau menyapanya. Manager Jung menegur Mi Ri yang pergi begitu saja padahal ada
orang yang melihatnya kemarin malam.
“Kau seharusnya memberikan alasan
pada mereka sebelum kau pergi. Mereka
salah paham pada situasinya!” ucap Manager Jung
tanpa rasa bersalah. Mi Ri tak percaya semalam itu dianggap sebagai salah
paham.
“Yah mari kita selesaikan diskusi kita lain kali jadi Pergilah “ ucap Manager Jung lalu
masuk ke kantor. Mi Ri mengigit bibirnya untuk menahan amarahnya.
Beberapa saat kemudian, Mi Ri menemui Hyun Woo meminta
tolong untuk saksi mata atas kejadian waktu itu, menurutnya tak akan masalah dengan pergi terburu-buru
tapi setelah memikirkannya kembali, merasa tidak bisa menerimanya!
“Aku sangat marah, karena itu aku
memutuskan untuk tidak menahannya lagi. Aku
akan memberitahu Direktur Dan melihat Manajer Jung, bajingan itu dihukum. Yang harus kau lakukan adalah
memastikan bahwa bajingan itu pasti akan dihukum. Kau akan melakukannya untukku
kan?” ucap Mi Ri dengan wajah penuh pengharapan.
“Mi Ri, tidak bisakah kita
berpura-pura kalau itu tidak pernah terjadi? Aku tahu kau merasa tidak adil,
dan aku juga benar-benar ingin membunuhnya Tapi setelah kau melakukannya,
akan sulit bagimu untuk menjadi pegawai tetap”
kata Hyun Woo
Mi Ri mulai berkaca-kaca melihat sikap Hyun Woo dan
merasa rekan kerjanya itu takut dipecat. Hyun Woo binggung untuk menjelaskanya,
Air mata Mi Ri mengalir merasa tak percaya cara Hyun Woo menjalani
hidupnya. Hyun Woo ingin menjelaskan tapi Mi Ri pikir sudah
bisa mengerti dan pergi untuk begitu saja.
Da Jung mulai rapat dengan merencanakan mengadakan
acara online di mall. Young Mi pikir tidak cukup
kalau hanya online saja dan akan
bagus kalau juga dilakukan secara langsung. Jung Gi
mengusulkan untuk menempatkan iklan di bis besar dengan bertuliskan "Tap-Tap,
perjalanan ke kota seperti truk makanan!" Young Mi merasa itu lucu, Da
Jung dengan sinis mengatakan itu tak lucu dan harus mencoretnya.
“Ada yang ingin kubicarakan
denganmu ketua” ucap Mi Ri langsung masuk ruangan, Da
Jung bertanya apakah itu masalah penting
“Ya.... Kehormatanku
sedang dipertaruhkan” kata Mi Ri, Young Mi pikir
mereka berdua lebih baik pergi lebih dulu.
“Tidak, aku ingin kalian berdua
juga mendengarnya. Lagipula,
kau nantinya juga akan mengetahuinya” kata Mi Ri
membiarkan Jung Gi dan Young Mi ada diruangan.
Sementara Hyun Woo terlihat bimbang dengan situasinya,
pesan masuk ke dalam ponselnya “Pinjaman belajarmu untuk bulan April 2016 telah lewat batas Kami meminta anda segera menyelesaikannya.” Dengan tangan
bergetar mengumpat situasi sekarang membuatnya benar-benar menjadi gila.
Jung Gi berteriak kaget dan Young Mi tak terima
mengetahui Manager Jung yang melakukan pelecehan seksual. Da Jung bertanya
apakah Mi Ri memilik bukti atau saksi, Mi Ri dengan gugup mengatakan tak
memilikinya. Young Mi menghela nafas sedih.
“Kalau begitu, tidak akan ada yang
percaya dengan ucapanmu, Mi Ri. Mereka
akan membuat mu menjadi pembohong, seperti wanita
murahan Dan
mereka akan menganggapmu sebagai wanita perayu daripada sebagai korban” ucap Da Jung, Jung Gi menatap Da Jung yang berani
mengatakan hal itu.
“Apa kau siap untuk bertarung?” tanya Da Jung, Mi Ri dengan tatapan penuh keyakinan
mengangguk untuk siap bertarung.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar