Hae Joon mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh,
wajahnya panik bertanya-tanya dimana keberadaan anaknya itu, dan berucapa akan
segera datang menemuinya.
Sementara Seung Jae terlihat tegang ketika Hong Nan
berbaring diatas pahanya, ponsel Hong Nan bergetar dengan suara lemah Hong Nan
mengangkatnya. Hae Joon memberitahu Han Na menghilang. Hong Nan langsung duduk
dengan mata melotot karena terkejut, Hae Joon memberitahu Da Hye pasti sedang
cemas sekarang jadi memintanya untuk cepat datang. Hong Nan mengerti dan akan
segara pergi.
Da Hye gelisah mondar mandir diruang tengah, Hae Joon
datang kerumah menemuinya. Da Hye dengan menahan tangisnya menceritakan Han Na
yang tak mengangkat telp serta Teman-temannya mengatakan tidak
tahu di mana Han Na sekarang.
“Apakah kau sudah menghubungi
sekolahnya dan polisi?” tanya Hae Joon, Da Hye
mengangguk.
“Bagus kalau begitu.... Kau harus
menenangkan diri dulu. Jangan
khawatir. Han Na
akan baik-baik saja.” Kata Hae Joon berusaha
menenangkan Da Hye. Hong Nan datang dan langsung menemui Da Hye
“Da Hye... Aku sudah menghubungi semua
teman-temanku, jadi kita
akan menemukannya dalam waktu singkat.” Ucap Hong
Nan menyakinkan
Da Hye mengangguk mengerti, Hong Nan berpikir apabila
Hong Nan menuliskan ingin menemui ayahnya, mungkin saja pergi ke columbarium. Hae Joon mengatakan
akan menghubungi kepolisian disana. Hong Nan dengan wajah tersenyum memberitahu kalau
sekarang yang harus dilakukan Da Hye sekarang adalah Tersenyumlah. Da Hye bisa tersenyum dan mengucapkan terimakasih.
Da Hye mencoba mencari disekeliling rumah dengan membawa
foto Han Na mencari tahu apakah ada orang yang melihatnya. Hae Joon mencari di
taman dengan bertanya pada orang-orang yang sedang berolahraga. Hong Nan
memanggil beberapa petugas pengantar makanan, meminta agar segara menghubungi
jika melihat anak tersebut.
“Kalian berdua pergi dengan ke
arah sini dan kalian bertiga pergi ke arah sana.”
Perintah Hong Nan dengan membagi tim pada dua blok berbeda.
Hae Joon dan Da Hye mencari tahu ke seluruh tempat,
didekat sekolah Han Nan yang mungkin saja ada orang melihatnya. Sementara Ha
Nan duduk sendirian didalam bus, matanya melihta sekeliling bus yang terlihat
asing baginya.
“Aku rindu ayah,... jadi aku akan menemuinya.” Gumam Han Na didalam mobil yang membawanya pergi.
Hae Joon membaca kembali pesan yang dituliskan Han Na
sebelum pergi meninggalkan rumah (Aku
rindu ayah, jadi aku akan menemuinya.) dengan wajah
binggung bertanya-tanya dimana keberadaan anaknya itu.
Tuan Kim masuk ke dalam kamar cucunya bertanya ada
keributan apa di pagi hari, Hae Joon meminta Tuan Kim tak memikirkanya, mencoba
untuk menenangkan kalau cucunya itu mungkin
sedang bermain dengan temannya.
“Jika dia ingin menemui ayahnya, pasti dia pergi ke sana.” Ucap Tuan Kim, Hae Joon langsung bertanya dimana tempat
yang dimaksud ayahnya.
Tuan Kim malah keluar dari kamar cucunya daripada
menjawab pertanyaan Hae Joon. Hae Joon kebinggungan kemana harus mencari Han
Na, matanya melihat miniatur bianglala yang terus berputar diatas meja dan
akhirnya langsung mengambil jaketnya.
Diruang tengah
Hae Joon memberitahu sudah tahu keberadaan Han Na
sekarang, Da Hye ingin ikut bersama mencarinya. Hae Joon berjanji akan segera
membawa Han Na pulang, lalu memberikan kode pada Hong Nan agar membantu menjaga
Da Hye dirumah. Hong Nan mengangguk mengerti lalu memegang lengan Da Hye agar
tetap tenang menunggu dirumah.
“Han Na, Aku Mohon tolong berada disana.” Gumam Hae Joon sambil menyetir mobilnya.
Spanduk dengan bergambarkan wajah Yi Yeon sudah terpasang
didepan Mall Sunjin. Sekertaris Ko memberitahu Hae Joon yang memberi instruksi untuk mengubah spanduk di depan Mall menjadi Song Yi Yeon, Presdir Cha pikir saudara tirinya itu pasti senang jadi
memilih untuk membiarkan saja.
“Bahkan jika dia mengusahakan yang
terbaik, dia tetap
saja anak haram. Bagaimana dengan Ayah? Bukankah ada perjamuan penting saat ini?.” Ucap Presdir Cha sambil berjalan dilorong Mall dengan
semua pegawai membungkukan badan untuknya.
“Dia berkata kalau kau tidak perlu
dating, karena Dia lebih suka melihatmu sepenuh
hati untuk department store.” Ucap Sek Ko
“Bahkan sekarang dia menolak untuk
aku temani?” kata Presdir Cha marah
Beberapa pegawai yang mendengarnya langsung saling
bergosip kalau Hae Joon mengalahkan si presiden
angkuh itu dan
berhasil menandatangani kontrak dengan Song Yi Yeon dengan mengangkat satu jempolnya. Pegawai lain
mengangkat dua jempolnya dengan bangga karena sekarang orang
yang bertanggung jawab adalah Lee Hae Joon.
Pegawai satu lainya mengartikan sekrarang sudah
selesai dengan presiden angkuh yang menekan kita untuk membuat penjualan, semua terlihat gembira dengan mengangkat dua jempol dan
juga memberikan tanda cinta dengan dua jari telunjuk dan jempolnya. Presdir Cha
yang mendengarnya langsung tersenyum dengki.
“Lee Hae Joon.... Dia sangat cerdas dan tahu bagaimana membuatku marah.” Ucap Presdir Cha berjalan ke tempat kerjanya.
Presdir Cha masuk ke dalam ruanganya merasa Hae Joon itu
bisa mencegahnya
menjual department store dengan
memasang spanduk Yi Yeon. Ji Hoon sudah menunggu Presdir Cha diruanganya.
“Lanjutkan dengan penjualan dengan Mengumpulkan setiap bagian
terakhir dari saham kita. Ayah
sedang menungguku menunjukkan apa yang aku bias jadi aku harus melakukan sesuai keinginannya.” Perintah Presdir Cha pada Ji Hoon. Ji Hoon mengangguk
mengerti dengan wajah gelisah melihat layar Ponselnya yang bergetar.
“Dan tentang manager Yi Yeon... Wanita yang bernama Hong Nan. Apa kau pernahkah melihat sesuatu
yang aneh dengan dia?” tanya Presdir Cha curiga.
Ji Hoon bertanya balik apa sebenarnya yang ingin dikatakan Presdir Cha.
“Menurutmu kenapa dia terus
bersama Yi Yeon? Itu
terus mengganggu pikiranku.” Kata Presdir Cha
Ji Hoon menduga itu sesuatu
yang pribadi, Presdir Cha mengelak dan menyuruh Ji
Hoon boleh pergi dari ruanganya. Ji Hoon berjalan pergi dan mendengar Presdi
Cha yang menyuruh Sek Ko agar membawa Na Suk Chul karena Ada sesuatu yang ingin didengar tentang Han Gi Tak.
Hong Nan masuk ke dalam kamar kerja, melihat Da Hye
mondar mandir dengan wajah gelisah, tanganya ingin memegang pundak adiknya tapi
Da Hye kembali mondar mandir memikirkan anaknya.
“Pada saat-saat seperti ini, aku bukan dalam posisi untuk
menghiburmu.” Gumam Hong Nan Sedih, akhirnya ia
sengaja berdiri menghalangi jalan Da Hye yang sedang mondar mandir.
“Hei, saat kau merasa tidak aman, cara ini akan sedikit menenangkanmu. Kerutkan bibirmu... lalu buat suara panjang” ucap Hong Nan seperti sedang mengajarinya bersiul tapi
mengeluarkan suara gemuruh. Da Hye yang mengikutinya bisa tertawa sebentar.
Hong Nan menatap adiknya dengan mata berkaca-kaca yang akhirnya bisa tersenyum.
Hae Joon berlari ke taman hiburan mencari-cari Han Na
disegela tempat bermain, setelah dipastikan tak menemukanya berlari menaiki
tangga ke permainan bianglala. Han Na sedang duduk sendirian diruang tunggu.
Hae Joon bisa bernafas lega melihat Han Na yang sudah ditemukan, akhirnya ia
mendekati anak dari Da Hye. Han Na mengangkat wajahnya dan Hae Joon memberikan
senyumannya.
“Apa kau marah kepadaku?” tanya Hae Joon, Han Na dengan wajah tertunduk
mengatakan tak marah pada Hae Joon.
“Apakah kau datang ke sini karena
kau merindukan ayahmu?” tanya Hae Joon
“Dia berjanji... akan datang ke sini bersamaku.” Cerita Han Na, Hae Joon sempat terdiam lalu
memperlihatkan senyumannya kalau pemainan biang lala itu sangat keren sekali
dan bertanya apakah Han Na benar-benar ingin naik permainan itu.
“Ahjussi.... Kalau aku mendekati
langit, apa aku
akan bisa melihat ayah? Aku
benar-benar senang kau tinggal bersama kami. Ibu dan Kakek... mereka berdua sepertinya
menyukaimu Tapi ayah
tidak ada di sini.” Cerita Han Na menahan
tangisnya. Hae Joon terdiam mendengar pengakuan anaknya.
“Kalau aku juga menyukaimu, maka aku akan merasa sangat
kasihan kepada ayah. Aku
lupa tentang dia untuk sementara waktu. Aku lupa merasa sedih untuk
dia... jadi itu
sebabnya dia tidak mengunjungiku dalam mimpi. Masih ada yang ingin kukatakan
kepadanya.” Ucap Han Na tak bisa menahan tangisnya
lagi.
“Kalau begitu, apa kita harus... menemuinya sekarang?”
ajak Hae Joon, Han Nan menatap Hae Joon, dan Hae Joon memberikan senyuman
manisnya.
Bianglala berputar naik keatas, Han Na sudah ada dialam
melihat kebawah yang semakin tinggi saja, Hae Joon bertanya apakah Han Na tak
takut melihat kebawah. Han Na mengatakan tak takut. Hae Joon melihat tangan Han
Na yang memegang erat tanganya untuk mengurangi rasa takutnya.
Akhirnya Han Na tak mau melihat lagi keluar dan duduk
dengan wajah menahan ketakutan. Hae Joon mengaku kalau ia sangat takut berada
diketinggian, sambil mengelus tangan anaknya. Han Na menatap Hae Joon lalu
mengukur tangan Hae Joon yang sangat besar dibanding miliknya tapi Entah
kenapa bau badannya mirip
seperti ayahnya.
“Benarkah? Mungkin kami menggunakan lotion yang
sama.” Ucap Hae Joon berdalih
“Ahjussi.... Ayah mengirimmu, kan?” kata Han Na dengan air mata mengalir dipipinya, Hae
Joon mengangguk. Han Na merasa Ini tidak mengherankan.
“Han Na... Bisakah kau beritahu padaku... apa yang ingin kau katakan kepada
ayahmu?” ucap Hae Joon
“Aku menyukaimu... tapi tetap saja kau bukan ayahku.”akui Han Na sambil menangis
Hae Joon akhirnya memeluk Han Na yang menangis dengan
menahan air matanya, bianglala terus berputar sampai ke tempat paling atas. Han
Na terlihat memejamkan matanya setelah menangis. Hae Joon melirik melihat Ma Ya
didepanya sedang duduk dengan wajah sedih melihat mereka berdua.
Ma Ya meniupkan sesuatu ke arah wajah Han Na, terlihat Han
Na yang tertidur sambil tersenyum. Ketika membuka matanya melihat ayahnya
sedang ada didepanya, sambil menjerit dan menangis memeluk ayahnya. Young Soo
memeluk anaknya sambil mengusap-ngusap punggungnya.
“Ayah!!! Apa kau tahu betapa aku
merindukanmu?” jerit Han Na sambil menangis dipelukan
ayahnya. Young Soo meminta maaf pada anaknya beberapa kali.
“Kenapa kau meninggalkanku? Kenapa kau melakukannya?” jerit Han Na, Young Soo hanya bisa benar-benar meminta
maaf sambil menangis.
Keduanya lalu saling menatap, Han Na meminta maaf pada
ayahnya sebagai seorang anak. Young Soo rasa anaknya itu tak perlu meminta maaf
karena dirinya sanga bahagia menjadi ayahnya dan mengucapkan terimakasih telah menjadi putrinya. Han Na kembali memeluk ayahnya sambil terus
menangis, Young Soo ikut menangis dipelukan anaknya, bianglala pun berputar semakin
turun.
Hae Joon menyetir mobil melihat Han Na yang tertidur
pulas lalu menarik jaketnya agar tak kedinginan. Matanya terus tertuju pada Han
Na lau menatap lurus ke arah jalan.
Flash Back
Young Soo tiba-tiba langsung menghadang Da Hye yang sedang
berjalan, lalu bertanya kenapa dirinya, tapi Da Hye langsung menjawab kalau
mereka itu tidak bisa saling memiliki.
“Apakah aku melakukan sesuatu yang
salah?” tanya Young Soo
“Tidak.... Aku hanya tidak menyukaimu lagi.” Ucap Da Hye ketus
“Baiklah.... Kalau seperti itu perasaanmu, aku
tidak akan berdebat. Tapi... jangan menyuruhku untuk
merelakanmu. Jika kau
menemukan orang lain, aku akan berdoa agar kau putus. Aku akan baik-baik saja, jadi jangan khawatir dengan aku, dan fokus saja untuk menjadi bahagia.” Tegas Young Soo menahan tangisnya, Da Hye mengerti
tanpa mau menatap Young Soo mengucapkan selamat tinggal. Young Soo menahan
tangisnya menatap kepergian Da Hye.
Da Hye duduk dengan wajah gelisah menunggu kedatangan
anaknya, Hae Joon pulang bersama dengan Han Na. Da Hye berteriak memanggil
anaknya dan memarahi karena sudah membuatnya khawatir. Hae Joon setuju dengan
Da Hye kalau Han Na perlu dimarahi karena sudah membuatnya khawatir.
“Apa kau akan melakukan itu lagi? Ucap Da Hye sambil memukul anaknya perlahan, Hae Joon
menyuruh Da Hye agar mengatakan kalau ia
menyesal.” Han Na menangis sambil meminta maaf.
“Apa kau akan mengulanginya? Apa kau tahu bagaimana marahnya
aku?” ucap Da Hye terus memarahi anaknya
“Sudah Berhenti. Dia sudah mengatakan
kalau dia menyesal.” Kata Hae Joon menarik Han
Na
Da Hye akhirnya memeluk Han Na sambil mengelus rambutnya,
Han Na menangis sambil meminta maaf pada ibunya. Tuan Kim keluar melihat Han Na
yang pulang, berkomentar sudah tahu pasti cucunya pergi seperti yang
dipikirkanya. Hong Nan bisa sedikit tersenyum karena keponakanya akhirnya
pulang kerumah.
Yi Yeon melihat roti yang berantakan diatas meja, lalu
berteriak marah karena sudah mengatakan sebelumnya untuk
tidak makan dengan berjalan tapi tersadar kalau tak
ada orang dirumah selain dirinya. Akhirnya ia duduk lemas dan melihat ada koas
kaki diatas kursi.
“Astaga.... Gadis yang keras kepala. Kenapa dia tidak menelepon sama
sekali?” keluh Yi Yeon pada Hong Nan lalu melirik pada foto Gi
Tak
“Mirip siapa sebenarnya adikmu? Apa dia mirip kau?” ucap Yi Yeon seperti mengajak bicara Gi Tak.
Tiba-tiba terdengar suara kalau Hong Nan tak mirip dengan
Gi Tak, Yi Yeon melihat Seung Jae sudah datang teringat dengan pesan Hong Nan “Bahkan
jika aku tidak ada, Seung Jae akan melindungimu.”
Lalu menyuruh Seung Jae agar memberitahu Hong Nan untuk
tidak perlu kembali karena tidak
akan membawanya kembali. Seung Jae mengerti. Yi Yeon
melirik seperti takut Seung Jae berpikiran yang lain tentang dirinya.
“Bukan berarti aku mendengar
suaranya atau sesuatu seperti itu, jadi
jangan biarkan dia datang mendekatiku, mengerti?”
ucap Yi Yeon, Seung Jae mengerti
Da Hye mengusap rambut anaknya bertanya bagaimana bisa
Hae Joon menemukanya, Han Na juga tak tahu tiba-tiba Hae Joon datang menemukan.
Da Hye bisa mengerti lalu dengan wajah tersenyum bertanya apakah sang anak
sangat merindukan ayahnya. Han Na mengangguk.
“Apa kau tahu berapa besar ayah
mencintaimu? Sejak kau
berada di perutku, dia
berbicara denganmu dan bernyanyi untukmu. Dia menari untukku untuk
membuatku tertawa. Kau
biasanya akan menendang-nendang karena senang mendengarnya.” Cerita Da Hye yang membuat Han Na tertawa.
“Apakah kau tahu kalau kau sangat
mirip dia saat kau tidur? Kalian
berdua menaruh lengan kalian” ucap Da Hye sambil
mengangkat dua lenganya.
“Ibu, Aku melihat ayah. Aku melihat dia di mimpiku ketika
aku berada di roda Ferris bersama Ahjussi
Lee. Dia
mengucapkan terima kasih. Dia
mengaku senang karena dia menjadi ayahku.” Cerita Han
Na dengan senyuman bahagia, Da Hye terlihat sedikit kaget kalau Ayah Han Na
mengatakan itu.
“Jadi aku mengatakan kepadanya
bahwa aku senang menjadi putrinya. Aku
melakukan dengan baik, kan?” ucap Han Na, Da Hye
merasa anaknya itu sangat
beruntung karena bisa
melihat ayah lalu mengucapk selamat malam pada
anaknya. Han Na pun memejamkan matanya.
“Aku berharap... Aku juga bisa melihatnya.” Kata Da Hye dengan mata berkaca-kaca
Flash Back
Da Hye terbangun dan sudah ada dirumah sakit, sambil
memegang kepalanya berusaha berjalan lalu sempat hampir jatuh dengan bertahan
memegang tempat tidur. Perawat yang melihatnya memberitahu Da Hye yang belum
boleh bergerak karena anemianya. Da Hye bertanya
kenapa ia bisa berada di rumah sakit.
“Kau pingsan di jalan. Kemana walimu pergi?” ucap Perawat, Da Hye binggung siapa yang dimaksud
walinya.
“Ayah dari si bayi.” Kata perawat, Young Soo datang dengan membawakan
makanan berteriak kalau ia sudah datang sambil mengangkat tanganya kalau ia
adalah ayah dari bayi Da Hye.
Da Hye berkaca-kaca mengingat Young Soo yang mengakui
kalau ia adalah ayah dari bayi yang dikandungnya. Lalu ponselnya berbunyi,
seseorang mengirimkan pesan kalau ia sudah ada didepan rumah. Sementara Hae
Joon dan Hong Nan berjalan bersama menyusuri jalan rumah Da Hye.
“Aku tidak tahu bagaimana
mengekspresikan perasaanku. Aku
bahkan semakin kesepian setelah menemukan adikku. Kami keluarga, tapi aku tidak
tahu apa-apa tentang dia. Tidak
ada yang bisa aku lakukan untuk dia. Aku
tidak bisa mengatakan kepadanya bahwa aku adalah kakaknya.” Cerita Hong Nan sedih
“Aku tahu apa yang kau rasakan. Aku juga merasakan hal yang sama.” Kata Hae Joon
“Penampilan ini berhasil
untukmu.Menyenangkan sekali jika bisa terus seperti ini?” ungkap Hong Nan
“Han Na mengatakan... dia benar-benar menyukaiku, tapi aku bukan ayahnya.”cerita Hae Joon
“Sekarang aku mengerti apa yang
dia maksud dengan semua akan lebih sulit, jika kita semakin lama di sini.” Kata Hong Nan, Hae Joon mengangguk mengerti
Da Hye menemui Ji Hoon yang menunggu didekat rumah, Ji
Hoon dengan wajah khawatir menanyakan keadaan Han Na, apakah ada yang terluka.
Da Hye menjawab tak ada dan anaknya
sudah baik-baik saja, lalu
menceritakan keadaan tadi sangat gila, jadi aku berpikir untuk meneleponnya lalu meminta maaf. Ji Hoon ingin berbicara tapi Da
Hye lebih dulu menyela.
“jangan datang ke sini lagi.” Ucap Da Hye
“Apa Han Na... anak perempuanku? Aku sudah menduga itu sejak dulu, tapi kau sudah menikah, jadi aku
melupakannya dan tidak
memikirkan tentang hal itu lagi. Tapi
sekarang, aku harus mendengarnya darimu. Apakah dia benar-benar bukan
putriku?” ucap Ji Hoon, Da Hye melotot kaget mendengar ucapan Ji
Hoon yang menurutnya tak masuk akal
“Aku tahu... bahwa dia dan aku mirip.” Ucap Ji Hoon yakin, Da Hye hanya bisa diam.
Hong Nan dan Hae Joon melihat Ji Hoon sedang berbicara
dengan Da Hye. Hong Nan tak bisa menahan amarahnya ingin mendatangi Ji Hoon,
tapi Hae Joon menahanya untu tak mendekati keduanya dan membiarkan mereka
bicara berdua.
“Aku tahu aku tidak punya hak
untuk mengatakan ini. Tapi
bukankah seharusnya kau mengatakan yang sebenarnya?” ucap Ji Hoon dengan nada tinggi.
“Tuan Jung, kau bersikap kasar.” Kata Da Hye, Ji Hoon berteriak marah kalau seharusnya
Da Hye mengatakan kepadanya.
“Tidak.... Dia bukan putrimu. Ayah Han Na adalah... Kim Young Soo. Ayah yang dirindukan Han Na... adalah Kim Young Soo. Semuanya Sudah seperti itu dan tidak akan pernah berubah. Apa itu menjawab pertanyaanmu?” kata Da Hye lalu pamit pergi.
Ji Hoon hanya bisa menatap Da Hye yang pergi
meninggalkanya, Hong Nan menatap Hae Joon tapi Hae Joon menatap Da Hye yang
berjalan semakin menjauh. Sesampai dirumah, Da Hye langsung lemas dan
berjongkok dibelakang pintu.
Hong Nan dengan nada tinggi menanyakan apa sebenarnya
yang dibicarakan tadi, Hae Joon pikir Hong Nan sudah mendengarnya kalau Han Na adalah putrinya. Hong Nan meminta agar Hae Joon mengatakan yang
sebenarnya dan yang tidak diketahuinya.
“Ayolah, kenapa kau melakukan ini?” ucap Hae Joon dengan tersenyum sumringah.
“Apa kau... tahu itu sejak awal... bahwa Han Na adalah anak Ji Hoon?” tanya Hong Nan
“Tidak.... Aku
tidak tahu itu, tapi Aku tahu setelah aku kembali. Setelah aku tahu tentang hubungan
mereka.”akui Hae Joon
“Bagaimana bisa kau tidak tahu? Ji Hoon ada tepat di sampingmu. Bagaimana dengan Da Hye? Bukankah
dia mengatakan sesuatu... bahkan
saat dia ada di dekatmu?” jerit Hong Nan marah
“Aku berjanji pada Da Hye ketika
aku menikahinya, Han Na
adalah putriku. Jadi
aku tidak akan bertanya
tentang masa lalu dan
kami tidak akan membicara tentang hal itu. Kurasa itu... cara terbaik untuk menjaga
keluargaku tetap utuh pada saat itu. Tapi
itu adalah Ji Hoon, Aku
marah. Kurasa
aku adalah orang yang berpikiran sempit. Aku salah paham dengan mereka dan
berpikir kalau mereka kembali bersama-sama di
belakangku.” Cerita Hae Joon
“Dasar Kau orang bodoh. Kenapa kau mengatakan ini
sekarang? Apa kau
mencoba untuk menyimpannya sendiri...sampai kau masuk surga?” keluh Hong Nan dengan mata berkaca-kaca, Hae Joon
dengan wajah tersenyum berpikir kalau seperti itu.
“Aku mengalami waktu yang sulit. Bisa jadi lebih buruk untuk Da
Hye. Aku
adalah satu-satunya yang bisa diajak bicara.” Kata Hae
Joon
“Itu pasti menyakitkan baginya... untuk melihatmu bergaul dengan
dia. Bukankah begitu?” kata Hong Nan,
Hae Joon menceritakan Da Hye yang tidak bisa mengatakan apapun dan ia hanya memikirkan dirinya sendiri jadi tidak pernah berpikir tentang hal
itu dan mengakui kalau dirinya memang bodoh. Ia mengakui
sangat menyukai Ji Hoon dan sangat iri padanya, serta tanpa sadar sudah menyakiti
Da Hye bahkan setelah ia kembali ke dunia.
Ji Hoon berjalan pulang dengan tatapan kosong mengingat
ucapan Da Hye “Ayah Han Na adalah...Kim Young Soo, semuanya sudah seperti itu dan tidak
akan pernah berubah.” Hong Nan tiba-tiba
berteriak memanggil Ji Hoon lalu mendekatinya dan langsung memberikan tinjuanya.
“Kau brengsek! Kau tidak pantas
disebut manusia.” Teriak Hong Nan kembali
memukulnya kembali, Ji Hoon binggung kenapa Hong Nan tiba-tiba langsung
memukulnya.
“Apa kau tidak tahu alasannya?” ucap Hong Nan ingin kembali memukulnya tapi Ji Hoon
sudah menahanya.
“Apa karena sarung tangan? Aku
tidak mengatakan apapun.” Kata Ji Hoon membela diri
Hong Nan tak mengerti ucapanya, dengan menyindir sudah mengoceh
dengan mulut besarnya lalu mengumpat kalau
seharusnya pria itu dipukul denganya sekaran dan kembali memukul beberapa kali.
Ji Hoon akhirnya terjatuh, Hong Nan ingin memukulnya tapi wajah Ji Hoon sudah
babak belur akhirnya Hong Nan melepaskan pukulanya dan membiarkannya
Da Hye sedang mencuci piring didapur, sementara Hae Joon
sedang melihat jejeran foto dan melihat saat Han Na ulang tahun dan foto saat
Han Na masih ada dirahim.
“Bayiku.... kau nyaman di sana? Jika ada sesuatu yang ingin kau
makan, beritahu ibumu. Aku
menghitung hari untuk bertemu denganmu, aku ayahmu.” Hae Joon membaca tulisanya dengan mata berkaca-kaca
Flash Back
Hari natal
Da Hye tak sengaja tersandung batu didepannya, Young Soo
tiba-tiba menahan tanganya dan meminta agar Da Hye berhati-hati. Da Hye langsung
melepaskan tanganya, lalu bertanya dengan ketus sampai kapan akan
terus seperti itu. Young Soo mengatakan akan
pergi setelah memberikan sesuatu.
“Kau tidak boleh sampai masuk
angin. Sekarang cuaca sangat Dingin.
Kau harus tetap hangat.” Kata Young Soo sambil memakaikan
syal, selain itu juga ia memberikan topi bentuk wol untuk bayi diperut Da Hye
yang menurutnya itu lucu. Da Hye hanya diam saja melihatnya.
“Ya, ini Natal... Jadi ambillah ini” ucap Young Soo memberikan tas
belajanya setelah itu pamit pergi.
Young Soo melangkah pergi sambil berjalan mundur dan
hampir saja tersandung, Da Hye tiba-tiba memanggil Young Soo ingin meminta
tolong, Young Soo melotot binggung. Da Hye menunjuk toko kue didepanya meminta
agar dibelikan kue. Young Soo
berkaca-kaca mendengarnya lalu berjalan dengan senyuman sumringah, Da Hye juga
ikut tersenyum mendengarnya.
“Baiklah.... aku bisa membelikanmu kue.
Itu bukan cincin berlian atau apapun itu.” Ucap Young Soo
“Apa kau akan membelikanku cincin
berlian... Jika aku
memintanya?” kata Da Hye, Young Soo sangat yakin
akan membelikanya dan mengajaknya pergi bersama.
“Oh Yah.. Aku
sudah memiliki julukan untuk bayinya. Bagaimana
dengan Lucky Charm?” kata Young Soo, Da Hye mengatakan
kalau itu konyol. Young Soo pun mengucapkan terimakasih sudah
menjadikanya sebagai seorang ayah dan mengucapkan selamat
natal.
Da Hye menangis mengingat semua kenanagan dengan Young
Soo, air di tempat cuci piring dibiarkan begitu saja sampai luber, ucapan
selamat natal Young Soo terus bergema ditelinganya. Tangan seseorang menyetuh
tangan Da Hye, yang berada di counter. Da Hye melihat ada Young Soo didepanya.
Young Soo menatap Da Hye yang menangis, akhirnya keduanya
saling berpelukan sambil menangis. Da Hye semakin menangis dipelukan suaminya,
Hae Joon melepasakan pelukanya menatap Da Hye lalu memberikan kecupan
dikeningnya. Da Hye membuka matanya, melihat Hae Joon yang berdiri
didepanya sambil menangis. Akhirnya ia buru-buru melepaskan tanganya dan pergi
dari dapur.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
ya ampun eps ini bikn baper ternyt han na anaknya ji hoon baper krn young soo baek bgt
BalasHapus