Yi Yeon menatap kearah depan bertanya pada Seung Jae
sudah berapa lama Gi Tak tinggal dirumah yang ditinggalinya sekarang. Seung Jae
pikir sudah lebih dari 10 tahun, Yi Yeon mengangguk mengerti, keduanya gambar
Yi Yeon yang menjadi model untuk Mall Sunjin bertuliskan “Kami
menjanjikan hidup yang bahagia untuk pelanggan kami.”
Beberapa saat kemudian, Hong Nan melihat gambar Yi Yeon
menjadi model untuk Mall Sunjin, ingatanya kembali mengingat saat sebelumnya Yi
Yeon berganti-ganti pose saat masih jadi model di Mall Sunjin, matanya
berkaca-kaca melihatnya.
Yi Yeon membaca artikel dalam majalah tentang wawacara
Han Gi Tak "Kami
bertemu Han Gi Tak, pemilik dan koki dari Knulp." Dengan senyuman mengoda Gi Tak sebagai pemilik restoran,
lalu kembali membaca tulisan di majalah "Dia masih sendiri. Saat dia memasak, dia mungkin bermimpi untuk pergi ke tempat
yang bagus...Dan memakan makanan yang enak bersama wanita yang dicintainya. Begitulah suasana di sini."
“Ketika aku melihat pasangan makan
dengan gembira, itulah
yang aku pikirkan. Tapi
melihat pelanggan menjadi bahagia.. saat
makan... adalah
kebahagiaan terbesarku sekarang ini.” cerita Gi
Tak seperti duduk di sofa, Yi Yeon mengejek kalau itu tidak
menyenangkan karena itu Gi Tak masih
belum berkencan dengan siapa pun.
“Bagaimana kencan impianmu?” kata Yi Yeon membaca pertanyaan dari majalah
“Berjalan di jembatan Mapo
bersamanya.” Ucap Gi Tak, Yi Yeon pikir itu pasti
bukan dirinya dan juga pasti bukan seorang selebriti.
“Bagaimanapun itu, pertanyaan berikutnya. "Apa makanan terbaik yang
kau miliki dalam hidupmu?"” kata Yi Yeon kembali
membaca pertanyaan.
“Makanan yang dibuat oleh ibuku
saat dia masih hidup. Nasi
hangat dan doenjang rebus.” Jawab Gi Tak, Yi Yeon
merasa dua makanan itu sangat sulit untuk dibuat.
“Kau memberi nama pub milikmu dari
novel Hermann Hesse...Disebut "Knulp" Apakah yang istimewa... dari itu semuanya” kata Yi Yeon sempat terhenti ketika
membacanya.
“Itu adalah hadiah pertama yang
aku dapatkan dari wanita yang kucintai. tentang hidup seorang pengembara
yang melihat
kembali masa lalunya. Tapi
aku masih belum selesai membacanya. Itu
terlalu sulit bagiku.” Cerita Gi Tak tertawa
sambil memegang bukunya.
Yi Yeon berkaca-kaca mendengarnya, wajahnya itu tertawa
melihat Gi Tak yang tertawa. Tanganya meraba gambar Gi Tak yang sedang memasak
didapur pada majalah.
Hong Nan berjalan ingin masuk ke dalam rumah, Yi Yeon
merasakan ada orang yang datang ke rumah. Keduanya sama-sama memegang gagang
pintu bersama-sama, Yi Yeon dari dalam sementar Hong Nan dari luar. Yi Yeon
membuka pintu tapi tak melihat siapapun ada didepan rumah, dalam pikiranya tak
percaya bisa perduli pada Hong Nan sekarang. Hong Nan berjalan pergi dengan
mengunakan jasnya seperti seorang pria.
Hae Joon dan Da Hye duduk dicafe bersama, setelah Hae
Joon meminum kopinya merasa sudah lama mereka datang ke tempat itu. Da Hye
mengatakan kalau mereka baru pertama kali pergi bersama. Hae Joon mengangguk
karena menyadari wujudnya itu sudah sempurna.
“Kau mengatakan kalau aku bisa berbicara
denganmu... seperti
aku berbicara dengan angin yang berhembus, kan?”kata
Da Hye, Hae Joon mengangguk setuju.
“Kalau begitu, biarkan aku
mengatakan beberapa hal. Aku
sangat dicintai... oleh
Young Soo jadi
kurasa aku tidak punya hak untuk mengeluh. Bahkan... saat aku berusaha, aku tidak bisa
terbuka kepadanya. Aku
mencoba untuk membuatnya bahagia...jadi aku tidak menunjukkan diriku yang
sebenarnya kepadanya. Aku
menyesalinya sekarang.”akui Da Hye
“Jika aku lebih terbuka kepadanya, itu bisa saja merubahnya. Aku tidak bisa menerima... fakta bahwa aku tidak bisa
menghentikannya jadi
aku menyalahkan diriku sendiri untuk itu. Saat itulah kau muncul... dan kau memperlakukan keluargaku
dengan sepenuh hati. Itu
membuatku senang dan
aku sangat mengandalkanmu.” Cerita Da Hye yang
membuat Hae Joon tertunduk.
“Kau benar.... Aku terpengaruh olehmu. Aku tidak tahu apakah itu karena
kau mirip Young Soo atau
karena itu kau. Aku
tidak bisa mengatakan yang mana. Ada
kemungkinan bahwa aku sedang mencari jejak
suamiku dalam dirimu. Ketika
aku bertemu Young Soo lagi, Aku
akan meminta dia untuk memarahiku karena terpengaruh.” Kata Da Hye
Ini
tidak oleh diteruskan lagi. Aku... Aku masih mencintai Young Soo.” Ucap Da Hye
Hae Joon tersenyum mendengarnya, mengucapkan Terima
kasih karena sudah menempatkan Young Soo dihatinya. Da Hye binggung Hae Joon malah
mengucapkan terimakasih atas pengakuan dirinya. Hae Joon mengangguk kalau itu
semua sudah cukup baginya
dan meminta agar tak menderita lagi karena pasti suaminya akan mengerti.
“Aku hanya seseorang yang lewat... yang tidak memiliki banyak
pengaruh dalam kehidupanmu. Jika
aku bisa menghiburmu, itu
sudah cukup bagiku. Apa
yang harus kulakukan? Haruskah
aku segera pindah? Jika
memang itu sulit untukmu, aku bisa melakukannya.” Kata
Hae Joon
“Kau berkata... kau akan segera pergi, kan? Kau masih boleh tinggal sampai waktunya tiba. Tapi
setelah itu, kuharap
kita tidak bertemu lagi.” Ucap Da Hye lalu pamit
pergi, Hae Joon pikir Da Hye tak perlu memikirkan hal itu.
Hae Joon pulang kerumah, menempelkan stiker smile
sebelumnya hanya 12, sekarang tinggal 9 stiker smile yang belum tertutup.
Wajahnya tersenyum bisa memberikan banyak stiker smile. Ketika kembali ke kamar
dikagetkan dengan Hong Nan sudah duduk dikursi pijat sambil mengungkapkan rasa
senangnya. Hae Joon bertanya sejak kapan datang ke kamarnya.
Hong Nan menyuruh Hae Joon agar mendekatinya. Hae Joon
binggung, Hong Nan tetap meminta agar Hae Joon mendekatinya. Hae Joon pun
membungkuk, Hong Nan dengan jarinya menyuruh lebih dekat lagi. Hong Nan
langsung memberikan kecupan di pipi Hae Joon beberapa kali sambil mengelus
rambutanya, memuji adik iparnya yang sangat baik.
Hae Joon ingin melepaskanya sambil berteriak apa yang
sedang dilakukan Hong Nan padanya. Hong Nan menegaskan kalau ia sangat menyukai
Hae Joon dan kembali mencium pipinya beberapa kali dan meminta agar Hae Joon
lebih mendekat agar mendapatakn ciuman penuh gairah darinya. Hae Joon berusaha sekuat tenaga melepaskan tangan
Hong Nan yang menahan kepalanya.
“Kapan kita pernah berciuman?” teriak Hae Joon kesal dengan bekas lipstik di pipinya.
Hong Nan berdiri dari kursi pijat menepuk punggung Hae Joon mengucapkan
terimakasih sudah sangat mencintai adiknya.
“Jangan sungkan-sungkan. Seharusnya aku membungkuk
kepadamu dengan hormat.” Kata Hae Joon
“Pasti ada beberapa alasan dewa di
atas sana mengirim kita kembali. Mereka
pasti mengasihani kita... sehingga
mereka ingin kita untuk menyadari beberapa hal sebelum kita pergi. Bagiku, salah satunya... adalah kau, Kim Young Soo” akui Hong Nan dengan senyumn bahagia.
Hae Joon pikir tak bukan masalah dengan senyuman malu0malu
“Meskipun untuk sisanya aku tidak
yakin tapi Menurutku tidak ada lagi yang
tersisa.” Kata Hong Nan dengan mata menerawang
“Kau pasti merasa kesepian. Jika kebetulan, kau bisa dilahirkan kembali...
Tidak maksudku... Jika
kau bisa memutar ulang waktu dan memulai lagi dengan Yi Yeon, apa yang ingin kau lakukan?” tanya Hae Joon
Hong Nan sudah berjalan di sebuah jembatan dengan tangan
seperti mengengam tangan seseorang disampingnya lalu berkata ingin memegang
tangannya dan
berjalan bersama-sama. Tiba-tiba ia melihat Yi
Yeon berjalan didepanya, menurutnya ia sudah gila dan sedang berhalusinasi sekarang. Yi Yeon mengangkat tanganya menyapa Hong Nan, tapi Hong
Nan yang berpikir itu hanya halusinasi memilih untuk pergi.
“Siapa bilang kau bisa muncul di
depanku? Kau terus
muncul. Itu
mengganggu!” jerit Yi Yeon yang membuat Hong Nan
berhenti berjalan
“Aku minta maaf sudah
mengganggumu.” Kata Hong Nan akan berjalan pergi.
“Aku tidak mengatakan itu
mengganggu.” Ucap Yi Yeon, Hong Nan tak peduli lalu
kembali berjalan. Yi Yeon berteriak memanggilnya.
“Aku akan pergi! Aku akan hilang selamanya! Aku tidak akan... muncul lagi. Apa kau senang?” teriak Hong Nan berjalan cepat meninggalkan Yi Yeon. Yi
Yeon terdiam mendengarkanya. Akhirnya Hong Nan kembali lagi ke tempat Yi Yeon
berdiri
“Kau belum berubah sama sekali! Pergi? Pergi? Bagaimana bisa kau bisa
mengatakan itu? Seberapa
jauh aku harus pergi? Haruskah aku meninggalkan Bumi? Haruskah aku pergi jika kau
memintaku untuk pergi... dan
tinggal jika kau memintaku untuk tinggal?” jerit Hong
Nan mengomel.
Yi Yeon terlihat binggung mendengarnya, Hong Nan mengejek
Yi Yeon seperti Anak
nakal yang memiliki temperamen yang buruk lau menegaskan dirinya tidak
ingin pergi dan tidak
akan pergi, Yi Yeon tu bukan orang yang bisa memutuskan
dan memberitahu tentang apa yang seharusnya dilakukan.
Yi Yeon ingin berbicara tapi Hong Nan lebih dulu menyela.
Hong Nan meminta agar tak katakan hal itu untuknya, karena menurutnya Yi Yeon hanya
akan berbalik
dan menangis, menyalahkan diri sendiri lagi. Hong Nan
membenarkanya dan sangat berharap Gi Tak bisa marahinya seperti sekarang dengan
mata berkaca-kaca, bahkan bisa mengumpatnya “penyihir.” Hong Nan mengeluh Yi Yeon selalu saja membicarakan Han
Gi Tak.
Akhirnya keduanya berjalan bersama diatas jembatan,
tangan Hong Nan dan Yi Yeon bersentuhan. Hong Nan ingin memegang tangan Yi Yeon
tapi terlihat ragu, Yi Yeon mengakui sangat merindukan kakak Hong Nan, dan terus melihat Gi Tak ada dalam diri Hong
Nan. Hong Nan menyuruh untuk melupakan orang yang sudah
mati.
“Kau berbicara seperti dia. Apa kau pikir aku tidak tahu... ketika aku pergi 10 tahun yang
lalu? Aku tahu
managerku... menghubungi Gi Tak. Aku takut, dia akan mati jika Jae Gook
menangkapnya.” Karena
itu aku melakukannya. Aku memang egois dengan
membuat alasan untuk diriku sendiri. Tapi aku merasa baik, Karena
kau berteriak kepadaku..” Cerita Yi Yeon dengan mata
berkaca-kaca, Hong Nan mendengarnya hanya bisa diam menatap Yi Yeon didepanya.
“Aku berharap aku bisa tetap
bersamamu bahkan jika sudah seperti ini.” gumam Hong
Nan,
“Itu menyakiti harga diriku, Jadi aku tidak ingin
mengatakannya. Tapi aku
merindukanmu, Hong Nan.” Kata Yi Yeon lalu menyadari Hong Nan masih saja
terdiam, lalu berteriak menyuruh Hong Nan segera berjalan.
Hong Nan mengejek kalau sebelumnya Yi Yeon menyuruhnya
untuk segera pergi, keduanya tersenyum. Hong Nan pun mengenggam tangan Yi Yeon
dan berjalan bersama.
Yi Yeon membuatkan sup kedelai kesukaan dari Gi Tak untuk
makan malam. Hong Nan binggung melihat makanan yang selama ingin di makanya, Yi
Yeon mengakui selalu ingin memasak untuk kakak Hong Nan, jadi meminta agar Hong Nan memakainya sebagai
pengantinya.
“Aku yakin itu tidak bisa
dibandingkan dengan masakan ibumu, tapi
nikmatilah.” Kata Yi Yeon, Hong Nan mulai mencobanya
sup buatan Yi Yeon, matanya berkaca-kaca. Yi Yeon pikir rasanya
tidak enak.
“Tidak.... Hanya ini terlalu panas.” Kata Hong Nan dengan menahan air matanya.
“Kalau begitu mulai dengan makanan
yang tidak panas.” Ucap Yi Yeon sambil menaruh
telur diatas mangkuknya.
Ponsel Hong Nan berdering, Da Hye menelp
Hong Nan menerima telp dari Da Hye ingin
mengucapkan terima kasih untuk yang terakhir kalinya jadi mengajaknya untuk datang makan malam. Hong Nan
dengan senang hati akan datang untuk makan malam esok. Yi Yeon bertanya siapa
yang menelp. Hong Nan merahasikanya kalau orang itu adalah yang
disukainya. Yi Yeon ingin tahu siapa
orangnya, Hong Nan hanya mengatakan kalau itu hanya seseorang saja. Yi Yeon
kesal menarik mangkuk Hong Nan menyuruh berhenti makan dan makan malam besok
saja.
Ji Hoon berdiri diatap gedung dengan pandangan lurus ke
depan, mengingat saat mengambil uang di loker gold. Hae Joon terlihat sangat
marah sambil mencengkram bajunya.
“Ji Hoon! Kau tidak bisa melakukan ini.
Bagaimana kau akan... menghadapi
Da Hye dan Han Na?”
Lalu ketika didepan ruang rapat membela Da Hye, Ji Hoon
terlihat tak begitu peduli. Hae Joon hanya berucap dengan nada tak percaya “Seberapa
rendah lagi kau akan menjatuhkannya?”
Hae Joon datang bertanya alasan Ji Hoon sampai memanggil
seorang manager cabang datang ke atap. Ji Hoon bertanya balik apa alasanya
karena Hae Joon tahu bahwa dirinya yang mengatakan kalau Young
Soo bunuh diri.
“Kenapa kau tidak memberitahu Da
Hye? Berapa
banyak yang kau tahu? Apakah
Young Soo juga tahu?” ucap Ji Hoon
“Apa pentingnya itu sekarang? Jangan goyah.... Kau mungkin menjadi harapan
seseorang.” Kata Hae Joon berjalan pergi.
“ Hong Nan!!!! Cha Jae Gook mengawasinya.” Teriak Ji Hoon, Hae Joon membalikan badannya dengan
wajah kaget bertanya alasanya.
“Kupikir dia dan Na Suk Chul
terlibat dalam kematian Han Gi Tak. Kecelakaan
itu mencurigakan.” Tegas Ji Hoon, Hae Joon tak
percaya kalau itu bukan kecelakaan
“Anggap saja itu meragukan. Itu saja yang aku tahu.” Kata Ji Hoon.
Hae Joon mondar mandir diruanganya sambil menduga kalau Cha
Jae Gook membunuh Gi Tak lalu duduk dikursi
menurutnya itu tak mungkin, dan berpikir apa sebenarnya yang terjadi sekarang
ini. Ia melihat fortune cookies diatas meja lalu membuka salah satunya, secarik
kertas bertuliskan “Apakah itu benar-benar
kau?” . Dengan wajah tegang keluar ruangan bertaya pada
pegawainya siapa yang membawa kue diatas mejanya, semua pegawai terlihat tak
tahu.
Tuan Jang sedikit membuka matanya dengan tangan menunjuk
seseorang didepanya. Seung Jae yang melihatnya langsung berlari mendekatinya,
tapi tiba-tiba tangan Tuan Jang malah mencekiknya setelah itu terlihat lemas
dan melepaskanya. Seung Jan mencoba memanggil seseorang, tapi tangan Tuan Jang
menahanya agar Seung Jae tak memanggil siapapun. Akhirnya Seung Jae melepaskan masker
oksigen agar Tuan Jang bisa bicara dengan bebas.
“Adik.... Gi Tak.” Ucap Tuan Jang yang terdengar masih sangat lemah.
“Yah... Tapi
tuan, apa Na
Suk Chul benar-benar tidak terlibat dalam kecelakaan Gi Tak? Tidak lama setelah Gi Tak
meninggal, bahkan kau.... Na Suk
Chul menemukanmu tak sadarkan diri di kolam renang.” Ucap Seung Jae
“Bukan begitu caramu melakukannya. Jika kau ingin membunuh
seseorang, Kau perlu
memastikan mereka sudah mati. Dia
ceroboh maka dari itu sebabnya aku selamat.” Cerita Tuan Jang yang membuat Seung Jae melotot kaget
Flash Back
Setelah berenang, Tuan Jang bertanya apakah Gi Tak sudah
menyimpan uangnya dengan aman. Gi Tak terlihat kaget tapi akhirnya membenarkan
sudah menyimpanya dan ingin berbicara yang lainya. Tuan Jang langsung menutup
mulut Gi Tak agar tak bicara.
“Jangan bilang siapa-siapa, bahkan
kepadaku Aku
bahkan tidak ingin tahu sekarang.” Kata Tuan
Jang
“Jangan khawatir.... Tidak akan ada yang akan menemukannya. Ini adalah tempat... yang hanya diketahui aku dan
adikku.” Ucap Gi Tak
Tuan Jang dengan tubuh yang masih lemah meminta pada
Seung Jae agar mempertemukan pada Adik dari Gi Tak dan membiarkan agar bisa bicara sekali saja karena harus
mengatakan sesuatu tentang
Gi Tak pada adiknya. Seung Jae berkaca-kaca mendengarnya.
Hong Nan datang kerumah Da Hye melihat adiknya yang
sedang mengelap bangku untuk mereka makan dihalaman rumah. Da Hye melihat Hong
Nan yang sudah datang kerumahnya. Hong Nan melambaikan tangan dengan wajah
bahagia.
“Aku menitipkan sesuatu kepadanya. Dia mengatakan kalau itu ada di
suatu tempat yang diketahui dia dan kau. Temukan itu... sebelum Suk Chul. Kau harus menemukannya. Itu adalah... hadiah terakhirku... untuk kakakmu.” Ucap Tuan Jang berbicara ditelp.
“Bagaimana jika jantungnya kambuh
lagi? Tidak
akan ada cara untuk menyadarkan dia.” Kata
Perawat
Seung Jae menunggu diluar ruangan selama Tuan Jang akan
diperiksa oleh dokter. Tuan Jang dibawa masuk ke ruang rawat lalu merasakan
seseorang yang menyentuh bagian kakinya, Suk Chul berlutut didepan Tuan Jang
masih memanggilnya Bos.
“Jika kau bangun, maka kau harus menemuiku. Aku sudah menunggumu. Aku terluka Sepanjang waktu.” Ucap Suk Chul sambil memegang tangan Tuan Jang
“Apa itu sebabnya... kau melakukan itu kepadaku?” kata Tuan Jang, Suk Chul membenarkan dengan wajah
dinginya.
Seung Jae masuk ruang perawatan dan membuka semua tirai
tapi tak ada Tuan Jang didalam ruang rawat, lalu mencoba membuka pintu lainya.
Tuan Jang sudah ada di pinggir tangga darurat dengan Suk Chul yang mendorong
dibelakangnya. Seung Jae terus berlari mencari Tuan Jang yang hilang begitu
saja.
“Di mana kau menyembunyikan
uangnya? Rekening
rahasia itu katakan. Dimana itu? Dimana
itu? ” teriak Suk Chul yang sudah siap mendorong Tuan Jang
“Aku tidak tahu. Tidak ada seorang pun di dunia
ini... yang tahu
di mana itu. Bukankah
kau yang
melakukan itu... kepada
Gi Tak?” kata Suk Chul
“Tidak! Bukan aku, tapi kau.” Tegas Suk Chul
Flash Back
Tuan Jang duduk di pinggir kolam mengaku sangat lelah jadi Gi Tak harus
segera mengambil alih dan Suk Chul mendengarnya
dengan tangan mengepal menahan amarahnya.
“Aku sudah melakukan semuanya
untuk membangun organisasi, tapi
kau ingin memberikannya kepadanya. Hidup
ini terlalu tidak adil. Aku
akan bertanya untuk terakhir kalinya. Dimana... kau menyembunyikannya?” ucap Suk Chul
“Maaf, aku pasti tertidur terlalu lama jadi Aku tidak ingat.” Kata Tuan Jang, Suk Chul mengejek Tuan Jang yang sudah
terlalu lama tidur lalu mengucapkan sampai jumpa sambil mendorong kursi roda ke
arah tangga.
“Seharusnya kau katakan saja kalau
kau tahu, dasar kau orang
tua bodoh!” teriak Suk Chul penuh amarah. Setelah itu
menelp seseorang bertanya dimana gadis cantik miliknya itu
Seseorang melaporkan Yi Yeon pergi
dengan Hong Nan dan Seung Jae... ke
columbarium akhir-akhir ini.Suk Chul terlihat
tersenyum licik mendengarnya.
Beberapa saat kemudian, Seung Jae berlari ke tangga
darurat sudah banyak orang berkerumun dan juga ada garis polisi, dengan mata
kepalanya sendiri melihat Tuan Jang yang ditutup dengan kain putih. Air matanya
mengalir melihat atasanya yang sangat disayanginya meninggal.
Seung Jae berlari langsung menelp Hong Nan menanyakan
keberadaanya, Hong Nan sedang bersama Da Hye memberitahu ada dirumah Hae Joon,
Seung Jae meminta Hong Nan tetap berada disana. Sebuah makanan lengkap ada
diatas meja.
Hong Nan terpana melihat masakan buatan adiknya, Da Hye
ingat Hong Nan pernah berkata untuk menganggapnya sebagai keluarga dan berpura-pura
menjadi kakaknya dan ia sengaja memasak dengan perasaan menganggap Hong Nan
sebagai kakaknya. Hong Nan terdiam mendengarnya.
“Sejak pertama kita bertemu, Kau memelukku dengan begitu
hangat. Aku
sangat berterima kasih. Aku
memiliki kebiasaan membatasi diri antara aku dan orang lain.” Cerita Da Hye, Hong Nan bisa mengerti dengan hal itu
“Ohh Yahhh.. dimana otakku ini... Aku
lupa nasinya.” Ucap Da Hye panik meminta Hong Nan
menunggunya, Hong Nan menyuruh Da Hye berjalan perlahan-lahan saja.
Hong Nan menerima
voice message dalam ponselnya dan mendengar lalu matanya melotot tajam. Di
dalam mobil, Suk Chul melihat rekaman CCTV ketika Hong Nan sedang pergi ke
rumah abu dan ternyata uang itu disimpan disana.
‘Kunci untuk rekening rahasia adalalah tersembunyi di tempat
orang tuanya.. Hei.... Dimana gadis cantik kita?” tanya Suk Chul
“Dia ada di rumah manajer Mall, Apa
yang harus kita lakukan?” kata anak buahnya.
“Bersembunyilah.... Sekarang giliranku mencarimu,
gadis cantikku.” Kata Suk Chul tersenyum
licik
Da Hye keluar dengan membawa dua mangkuk nasi tapi tak
melihat Hong Nan ada di tempatnya, air dalam teko tumpah dan juga pintu pagarnya terbuka lembar. Seung Jae
berlari sekuat tenaga seperti tak ingin terjadi sesuatu pada Hong Nan.
Hae Joon menatap tulisan fortune Cookies yang
didapatkanya, Ponselnya berdering. Da Hye menelp memberitahu Hong
Nan menghilang. Hae Joon menjerit kaget, Dae Hye menceritakan
Hong Nan tiba-tiba
menghilang dan tidak bisa menghubunginya. Hae Joon
menjerit tak ingin terjadi sesuatu pada Gi Tak.
Ia langsung menerobos masuk kedalam ruangan Presdir Cha
dan mencengkramnya dengan menuduh kalau itu semua rencananya. Presdir Cha
mengumpat Hae Joon sudah gila, dengan mata berkaca-kaca dan berteriak kalau
Presdir Cha semua yang melakukanya.
Hong Nan didorong sampai terjatuh, didekatnya sudah
menyapa api dalam tong. Anak Suk Chul sudah berjaga-jaga dengan membawa pemukul
besi, Suk Chul memaikan koreknya sambil menyapa Hong Nan sebagai gadis cantik.
Hong Nan melotot marah melihat Suk Chul yang membawanya pergi.
bersambung ke episode 14
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
wa minggu depn udh end eps ini lebih baper lg smg hongnan tdk di apa2in
BalasHapus