Manager Ma dengan nafas terengah-engah berlari masuk ke
dalam ruangan Hae Joon lalu memberikan ponselnya. Hae Joon kaget melihat
sesuatu yang ada dalam ponsel. Presdir Cha sedang melihat ke arah jendela
ketika Ji Hoon datang, lalu bertanya Apa
pertemuan pemegang saham sementara sudah dipersiapkan? Dan meminta Ji Hoon berbciara para
eksekutif agar masalah penjualan bisa diselesaikan.
“File audio rencana pembunuhan
yang ada di internet. Apa
itu suaramu?” tanya Ji Hoon, Presdir Cha
terlihat binggung
“Rumor ini menyebar dengan cepat
bahwa kau adalah orang... yang
merencanakan pembunuhan Han Gi Tak.” Jelas Ji
Hoon
“Beritahu mereka bahwa itu omong
kosong. Siapa
yang mencoba untuk merusak penjualannya?” kata
Presdir Cha marah
“Jaksa sepertinya sudah mulai
memprosesnya.” Ucap Ji Hoon
Sek Ko masuk dengan nafas terengah-engah ingin
memberitahu sesuatu yang mendesak. Presdir Cha melirik Sek Ko. Ji Hoon pikir
apabil memang benar maka ia memutuskan tidak
bisa membantunya lebih
jauh lalu berjalan kelua dari ruangan. Presdir Cha langsung
melempar barang yang ada di atas meja.
Yi Yeon dan Da Hye berjalan kembali ke area Mall melihat
tatapan semua orang yang aneh kearah mereka. Yi Yeon melihat dua pegawai yang
berdiri didepannya bertanya apa sebenarnya yang terjadi, Manager tempat Da Hye
berkerja terlihat gugup menanyakan keadaan Yi Yeon sekarang. Yi Yeon makin
binggung.
Seung Jae mengeluarkan ponsel dari saku jasnya ada sebuah
pesan yang bertuliskan “Kurasa ini tentang Gi Tak.” Lalu terdengar rekaman suara Suk Chul yang bertanya apa
yang harus dilakukanya. Suara presdir Cha pun terdengar penuh amarahan
mengumpat.
“Haruskah aku mengatasi Han Gi Tak
sesuai rencana?” ucap Suk Chul
“Bunuh semua bajingan kotor itu!” teriak Presdir Cha
“Aku akan melakukan seperti yang
direncanakan.” Ucap Suk Chul
Beberapa pelanggan berbisik ketakutan yang sudah
mendengarnya dan masih bertanya-tanya apakah benar suara itu milik Predir Cha,
Presdir dari department store Sunjin.
Beberapa orang ada yang tak percaya tapi beberapa yang lain juga sangat yakin
itu suara Presdir Cha.
Yi Yeon nampak kebinggungan dengan mata berkaca-kaca,
suara mantan suaminya kembali terulang dipikiran yang menyuruh untuk membunuh.
Da Hye kembali terdiam ketika menyebut nama Han Gi Tak seperti tak asing
ditelinganya. Yi Yeon dengan menahan air matanya pamit untuk pergi pada Da Hye,
ketika membalikan badan melihat Hong Nan sudah berdiri tak jauh darinya.
Hae Joon mendatangi ruangan Presdir Cha untuk memastikan
kalau kakak tirinya itu yang membunuh Gi Tak. Presdir Cha mengatakan kalau
semua itu hanya omong kosong dan ingin tahu siapa yang mengatakan itu.
“Apa kau merencanakan pembunuhannya?” tanya Hae Joon
“Aku
adalah Cha Jae Gook. Kenapa aku harus membunuh
gangster rendahan seperti dia? Aku
akan membunuh orang yang mengoceh tentang omong kosong itu.” Teriak Presdir Cha membela diri
“Benar. Memang tidak mungkin dirimu, tapi kalau itu kau, aku akan menghancurkanmu.” Ucap Hae Joon benar-benar terlihat penuh amarah.
“Yah... semua ini sangat bagus. Akhirnya kau menunjukkan siapa
dirimu sebenarnya, Lee Hae Joon.” Sindir
Presdir Cha
“Rasa sakit yang dirasakan oleh
orang yang kau injak-injak, Aku
akan membuatmu segera merasakan sakitnya.” Tegas Hae
Joon ingin membalas dendam lalu keluar ruangan.
“Hong Nan, aku minta maaf. Ada
pekerjaan yang harus aku lakukan jadi Aku
harus pergi.” Ucap Yi Yeon yang terlihat kebinggungan
lalu meninggalkan mall lebih dulu.
Seung Jae mendekati Hong Nan sambil bertanya apakah sudah
mendengar rekamanya. Hong Nan mengangguk dengan wajah sedih. Seung Jae dengan
penuh dendam tak percaya Cha Jae Gook and Na Suk Chul adalah orang membunuh Gi Tak. Hong Nan menyuruh Seung Jae untuk mengejar Yi Yeon.
Seung Jae pikir Yi Yeon tidak penting karena kakaknya itu sudah dibunuh.
Hong Nan memohon agar Seung Jae mau mengikuti
perintahnya. Seung Jae tak terima begitu saja. Hong Nan meminta Seung Jae
memikirkan yang dinginkan Gi Tak, Seung Jae akhirnya berjalan mengejar Yi Yeon
yang berjalan lebih dulu keluar dari mall.
Da Hye mendekati Hong Nan dengan wajah khawatir,
menanyakan keadaanya. Hong Nan pikir seharusnya yang menanyakan hal itu. Da Hye
terlihat binggung dengan menatap Hong Nan.
Di ruangan Hae Joon
Hong Nan duduk dengan lemas dikursi, Hae Joon membawakan
secangkir teh sambil menanyakan keadaanya. Hong Nan mengakui kedaan sekarang
tak baik-baik saja, menyadari memang tidak pernah menjadi orang
yang menyenangkan tapi
a belum terlalu mengerikan sampai seseorang ingin membunuhnya. Hae Joon tak suka Hong Nan berkata seperti itu.
“Aku mengabaikan satu-satunya
keluargaku...dan menyakiti orang yang aku cintai. Mungkin aku pantas mendapatkan
hukuman atas yang perbuatanku.” Kata Hong Nan
“Jangan berkata seperti itu. Aku akan mencari tahu siapa yang
melakukan ini kepadamu.” Ucap Hae Joon
“Sudahlah...Hentikan. Gunakan waktu
yang tersisa... untuk
kau habiskan bersama adikku. Dia
bertanya, apakah aku baik-baik saja. Seharusnya aku yang menyesal
karena meninggalkan dia.” Ucap Hong Nan dengan wajah
penyesalan.
“Aku tidak bisa berdiri di
sisinya... jadi kau
harus... mendampinginya
demi aku. Terlepas
dari sedikitnya jumlah waktu yang tersisa.” Pinta Hong
Nan, Hae Joon mengangguk.
“Aku berjanji.... Aku akan mengabdikan sisa waktu
yang aku punya untuk
mendampinginya.” Kata Hae Joon dengan
senyumanya
Da Hye tertidur disofa dalam pikirannya kembali mengingat
ucapan Yi Yeon yang mengatakan namanya itu Han Gi
Tak, lalu seperti ingatan tentang kakaknya kembali muncul
saat mengalungkan sarung tinju yang mengejeknya cengeng kalau terus
menangis.
Hae Joon baru pulang menepuk lengan Da Hye yang terlihat
sedang bermimpi buruk, Da Hye akhirnya terbangun dan duduk disofa. Hae Joon
bertanya apakah Da Hye mimpi buruk. Da Hyer merasa sedang tidak
focus merasa ada yang aneh dan membuatnya cemas, bahkan
memiliki firasat buruk, lalu
meminta bantuan dari Hae Joon.
Hae Joon mengatakan Da Hye boleh
meminta apapun kepadanya. Da Hye meminta saat Hae
Joon pergi nanti, jangan pergi tanpa memberitahunya, dan
memastikan untuk mengucapkan selamat tinggal sebelum pergi. Hae Joon mengangguk mengerti. Da Hye pun kembali ke
dalam kamarnya untuk kembali tidur.
Presdir Cha terus melihat ke arah jendela meja kerjanya,
Yi Yeon tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Presdir Cha melihat
mantan istrinya yang akhirnya datang kerumahnya. Yi Yeon menanyakan untuk
menyakinkan apakah benar Presdir Cha yang memerintahkan
orang-orang untuk membunuh Gi Tak.
“Kau kemari setelah beberapa
tahun... dan itu
hal terbaik yang bisa kau katakan?” keluh
Presdir Cha, Yi Yeon terus meyakinkan bukan mantan suaminya yang melakukanya.
“Itu mungkin tidak benar... Itu tidak benar? Katakan kepadaku. Itu tidak
benar, kan? Katakan
kalau kau tidak melakukannya! Tidak mungkin yang melakukannya!” jerit Yi Yeon tak percaya sambil mencengkram baju
Presdir Cha.
“Ya, aku membunuhnya.... Aku memerintahkan untuk
membunuhnya. Aku
mengatakan untuk memotong-motong dia dan menghancurkan tulang-tulangnya. Apa kau senang?” teriak Presdir Cha dengan wajah penuh dendam
“Tolong... Aku mohon Katakan kalau kau tidak
melakukannya.” Ucap Yi Yeon masih berharap
“Tidak! Tidak, aku tidak akan
melakukannya. Aku
memang membunuhnya. Itu Kenapa...
Kenapa aku membunuhnya? Semua Karena kau, Song Yi Yeon! Itu karena kau.” Tegas Presdir Cha
Yi
Yeon tak bisa menahan tangisnya dan langsung jatuh lemas didepan suaminya
karena dirinya Gi Tak jadi terbunuh oleh mantan suaminya. Presdir Cha terlihat
menahan semua amarahnya yang selama ini terpendam.
Hong Nan terlihat gelisah karena ponsel Yi Yeon tak
diangkat, dan bertanya kemana perginya Yi Yeon sekarang karena dirinya sudah
tak punya banyak waktu lagi sekarang lalu mencoba kembali menelp. Yi Yeon masih saja menangis di ruangan kerja mantan
suaminya tanpa mendengar bunyi ponsel milikinya.
Presdir Cha sedang merapihkan dasinya didepan cermin, Sek
Ko bertanya apakah atassanya itu akan menuju ke Kantor Kejaksaan. Presdir Cha membenarkan. Sek Ko berkomentar Presdir Cha
yang tidak perlu berpakaian berlebihan seperti itu. Presdir Cha melirik sinis, menurutnya tak ada yang salah
dengan pakaian karena merasa tak melakukan sesuatu
yang salah. Sek Ko pun hanya bisa tertunduk diam
membiarkan Presdir Cha yang mengunakan jas untuk datang ke kantor kejakasaan.
Hong Nan mendatangi ruangan Hae Joon dan melihat beberapa
foto diatas meja, lalu bertanya apa semau itu. Hae Joon menjelaskan Cha
Jae Gook menyangkal keterlibatannya dalam pembunuhan itu Tapi Jung Ji Hoon dan Choi Seung
Jae mengatakan hal yang sama, menurutnya ada
banyak pertanyaan tentang kematian Gi Tak jadi
sengaja untuk memeriksanya.
“Jadi kau ingin tahu Kebenaran
di balik kematian Han Gi Tak?”kata Hong Nan lalu
duduk disofa ingin mendengarnya.
“Pertama adalah foto ini. Kotak hitam dari mobil di tempat
kejadian hilang Dan
kedua adalah paparazi dan supir truk. Keduanya
tidak bisa ditemukan Dan
ketiga adalah bahwa jalan-jalan ini dikelilingi oleh kamera pengintai. Sayangnya, hal itu terjadi di
daerah di mana tidak ada kamera.” Jelas Hae
Joon, Hong Nan pun bertanya apa kelanjutanya.
“Jadi! Apa yang kita butuhkan Sekarang?
Yaitu “Brain”. Kita akan memeriksa ingatanmu dan
melakukan reka ulang adegan.
Flash Back
Gi Tak mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi mengejar
paparazi yang mengambil fotonya, Seung Jae menelp menanyakan apa sebenarnya
yang terjadi karena ada banyak polisi yang mendatangi restoran mereka dan
sedang mencarinya karena tuduhan kekerasan. Gi Tak melempar hands freenya,
karena Presdir Cha bisa melakukan semua ini seperti sengaja menjebaknya.
“Gi Tak mengikuti
paparazi itu untuk membuktikan bahwa Yi Yeon tidak bersalah. Setelah mengetahui
bahwa Yoo Hyuk dipukuli, dia menyadari bahwa jatuh ke dalam perangkap.” Cerita Hong Nan
Gi Tak terus mengejar mobil yang membawa foto dirinya
berusaha untuk menyalipnya. Ketika berbelok mobil didepan malah berhenti, Gi
Tak membanting stir ke kanan dan menerobos tanda peringatan sedang ada
perbaikan jalan akhirnya mobilnya terbaik
“Saat dia mengikuti
paparazzi, dia mengalami kecelakaan dan mobilnya terbalik.” Kata Hae Joon menyimpulkan ceritanya.
Tangan Gi Tak masih bergerak walaupun mobilnya dalam
keadaan terbalik dan juga kepalanya yang penuh darah, tiba-tiba datang truk
yang melaju kencang dan sengaja menabrak mobilnya. Mobilnya pun mulai berputar-putar
dan tetap dengan posisi terbalik.
“Tabrakan kedua... adalah saat truk
menabrak mobilnya. Aku benar-benar habis saat itu.” Cerita Hong
Nan
Hae Joon bertanya apakah Hong Nan teringat sesuatu dengan
kecelakaan itu, seperti ada sesuatu yang menonjol. Hong Nan juga tak tahu lalu mengingat-ingat kejadian
sebelumnya.
Saat mereka berdua sampai stasiun Bardo, dunia atau akhirnya disaku bajunya ada
sebatang rokok.
“Aku punya rokok di saku milikku, padahal Aku sudah lama berhenti merokok.” Cerita Hong Nan
Flash Back
Gi Tak masih membuka matanya saat kecelakan kedua,
seseoran berjaln mendekatinya dengan memaikan tutup korek api yang menanyakan
keadaanya. Pria itu mengoyangkan tubuh Gi Tak ingin tahu apakah ia sudah mati
atau masih hidup.
Wajah Suk Chul terlihat dan memastikan kalau Gi Tak sudah
meninggal, Seorang datang memberikan sesuatu lalu memberitahu baru
saja mengirimkan fotonya. Suk Chul pun menyuruh anak
buahnya segera pergi lalu melihat foto Gi Tak yang sedang memeluk Yi Yeon
dengan senyuman licik.
Ia menelp Presdir Cha menanyakan Apa yang
harus dilakukan, Sek Ko sengaja men-speaker
ponselnya. Presdir Cha seperti baru mengambuk dengan tangan yang berdarah
terkena pecahan gelas, salah satu tanganya melihat tab dengan foto Gi Tak yang
sedang memeluk Yi Yeon, Amarahnya memuncak. Suk Cul bertanya apakah ia harus
mengurusnya.
“Bunuh semua bajingan kotor itu!” teriak Presdir Cha
“Lakukan seperti yang
direncanakan. Jangan
membuat kesalahan.” Kata Sek Ko,
“Dia mengatakan
kepada jaksa bahwa itu adalah kecelakaan yang disengaja. Rencana awalnya adalah untuk menjebak Yi Yeon dengan skandal.” Jelas Hae Joon.
Suk Chul pun mengerti akan mengurus Han Gi Tak tanpa membuat
kesalahan dan sengaja merekam suara percakapanya. Senyum liciknya
terlihat sambil berjongkok melihat Gi Tak yang sudah tak bernyawa didepanya,
lalu mengambil black box yang terlepas.
Ia sempat mengeluarkan rokoknya memuji Gi Tak yang sudah
melakukannya dengan baik jadi sekarang boleh
beristirahat dalam damai sengaja mengisap sedikit
rokoknya lalu menaruh ditangan Gi Tak.
Hong Nan mengumpat Suk Chul memang bajingan, Hae Joon
menyimpulkan Suk Chul sengaja memanfaatkan Presdir Cha untuk membunuh Gi Tak.
Hong Nan benar-benar sangat yakin Suk Chul itu yang memang sengaja membunuhnya.
“Mobil yang menabrakmu juga Na Suk
Chul.” Ucap Hong Nan sudah menyelidkinya.
“Apa
sebenarnya yang... dilakukan
oleh Na Suk Chul?” kata Hae Joon tak percaya
“Dia membunuh bosnya dan temannya, dan yang Dia hanya menginginkan uang. Sekarang, dia sudah tidak akan kehilangan
apapun.” Jelas Hong Nan
“Cha Jae Gook tidak memiliki
kekuatan lagi. Satu-satunya
harapan yang dia punya adalah... Apakah
rekening bank rahasia?” kata Hae Joon
“Aku harus menjadi adik dari Gi
Tak... sampai Na
Suk Chul meninggal” tegas Hong Nan
Hae Joon terdiam, Hong Nan masih tak yakin dua orang yang
meraka sayangi akan baik-baik saja,
menurutnya setelah mereka kembali akankah Da Hye dan Yi Yeon baik-baik saja. Jadi ia harus mendapatkan Na Suk Chul saat aku masih ada didunia lalu melihat jam ditanganya. Hae Joon melihat
ada yang berbeda dengan angkanya.
Hong Nan langsun menyembunyika jam tanganya, Hae Joon
binggung hitungan waktu Hong Nan hanya tinggal sedikit, Hong Nan pura-pura tak
mengerti. Hae Joon bertanya apa sebenarnya yang dilakukan Hong Nan lau teringat
ucapan Mi Ra “Waktumu tidak berkurang tapi Waktumu sudah diperpanjang.”
“Apakah kau... memberiku waktumu?” tanya Hae Joon tak percaya
“Mereka mengatakan kalau kau tidak
akan bisa bertahan dalam dua hari. Ini
untuk adikku.” Jelas Hong Nan, Hae Joon pun memeluk
Hong Nan dengan air mata yang mengalir.
“Hei.... Kau tidak punya waktu untuk
melakukan ini. Bersikaplah
baik kepada istrimu, bukan aku.” Ucap Hong Nan dengan
menahan air matanya, Hae Joon terus memeluknya, Hong Nan pun menepuk punggung
adik iparnya dengan wajah bangga.
Yi Yeon kembali ke apartementnya, sambil meminum bir
mengingat saat dirumah Gi Tak mengejek Hong Nan dan Hae Joon itu payah.
Keduanya terlihat sangat marah dan tak terima dengan ejekanya.
“Aku ingin melupakannya, tapi
tidak bisa. Apa yang
kau ingin untuk aku lakukan? Aku
ingin mengirisnya keluar dari hatiku, tapi aku tidak bisa. Aku ingin mengeluarkan mataku
karena selalu ada di depan mataku. Apa
kau menganggap ini payah?” jerit Hong Nan saat itu
Yi Yeon merasa menjadi makhluk
payah paling buruk, lalu berpikir akan lebih
baik jika Gi Tak juga ada didekatnya dan bisa melihat melihat adiknya yang manis dan cantiknya
sekarang. Lalu ia mengambil majalah yang sengaja
dibawanya, menyadari ada foto Gi Tak yang sedang melihatnya dari belakang saat
sedang diwawancara.
“Aku tidak percaya, Mimpiku menjadi kenyataan. Aku ingin... memiliki foto kita berdua.” Kata Yi Yeon, Hong Nan ingin masuk tapi mendengar
suara Yi Yeon seperti sedang berbicara denganya, akhirnya ia memilih untuk
mendengarkanya.
“Maafkan aku Han Gi Tak. Aku berpaling darimu tanpa
perasaan, tapi aku
tidak bisa berhenti merindukanmu. Aku
egois karena datang dan menemukanmu. Maafkan
aku....Aku sangat tahu... bahwa kau tidak bisa melupakanku. Tapi sudah kukatakan kepadamu untuk melupakanku dan
meninggalkanku. Maafkan
aku... Aku
mencintaimu.” Ucap Yi Yeon, air mata Hong Nan
langsung keluar mendengarnya.
Hong Nan memanggil Yi Yeon sambil meminta maaf, Yi Yeon
buru-buru menghapus air matanya merasa Hong Nan tak perlu meminta maaf. Hong
Nan menjelaskan Cha Jae Gook tidak membunuh Gi Tak jadi Yi Yeon tidak
perlu merasa bersalah.
“Cha Jae Gook... pasti...sangat hancur. Jadi... Kau harus mengatasi Young Chan. Aku datang ke sini untuk
mengatakan itu dan Aku
akan... pergi
sekarang.” Kata Hong Nan lalu berjalan pergi, Yi
Yeon tetap tertunduk tak ingin menatapnya. Hong Nan kembali membalikan badanya.
“Kenapa kau tidak menunjukkan
wajahmu? Aku
harus... segera
pergi. Aku sudah
menyelesaikan... semua
yang menjadi tujuanku saat datang ke sini.” Kata Hong
Nan, Yi Yeon tetap saja tertunduk. Hong Nan berjalan pergi Yi Yeon pun akhirnya
melihat Hong Nan yang meninggalkan rumahnya.
(Rapat Pemegang Saham
Sementara Sunjin Department Store)
Presdir Cha masuk
ke dalam ruangan dengan wajah sangat marah, lalu dengan senyuman menyindir
merasa cukup lama tidak melihat
semua petinggi di Mallnya dan mendengar sesuatu yang aneh. Ji Hoon dan Manager Ma berdiri didepan podium, Presdir
Cha bertanya Apa ada agenda tambahan, lalu mengambil berkas yang ada ditangan salah satu
Direktur.
“"Nomor satu, Mosi untuk memecat presiden."Nomor
dua, menjual department store." Jadi Nomor
satu...Apa kau pikir ini akan lolos? Ide siapa ini?” kata Presdir Cha mencari tahu siapa yang berani
melakukan hal ini padanya.
“Aku... Itu ideku...” ucap Hae Joon masuk ke dalam ruang rapat, Presdir Cha
kaget mendengar Hae Joon yang memiliki ide untuk memecatnya dan menanyakan hak
apa untuk memecatnya.
“Aku adalah... pemegang saham utama dari
perusahaan ini. Aku
sudah membeli sedikit demi sedikit. Terima
kasih sudah membuat harga saham menjadi sangat rendah.” Ucap Hae Joon dengan senyuman
Sebelumnya, Sek Wang melihat jumlah saham yang dibeli Hae
Joon 4,9 persen sudah cukup.
“Dia menutupi kematian yang
disebabkan terlalu banyak beban sebagai bunuh diri, selain itu Dia menyembunyikan korupsi
internal dan mencoba untuk menghindari
beroperasi secara
defisit dengan cara renovasi berlebihan. Penggelapan dan malpraktik dana
perusahaan, Menodai
citra perusahaan dengan menyebabkan skandal.” Ucap Hae
Joon didepan semua petinggi, Presdir Cha sudah duduk melihat semua petinggi.
“Karena perilaku yang buruk, citra Sunjin Department Store
sangat jatuh. Pemilik
dan perusahaan harus
tetap terpisah dalam hal apapun. Sunjin
Department Store harus
berdiri kuat terhadap segala jenis angin yang berhembus. Karena itu, aku ingin mengusulkan... pemberhentian presiden
perusahaan.” Kata Hae Joon dengan sangat yakin
“Ayah.... Kau membesarkan anakmu dengan
baik jadi Kau seharusnya bahagia. Kau punya setidaknya satu
kebaikan.” Ucap Presdir Cha memohon pada ayahnya.
Pemimpin rapat memberitahu Proposal sudah diterima jadi Keputusan akan dibuat dengan
mengacungkan tangan dan meminta untuk mengangkat
tangan apabila menyetujuinya. Semua petinggi langsung melirik binggung, Ketua
Cha yang pertama kali mengangkat tangan, akhirnya semua ikut mengangkat tangan
termasuk Hae Joon.
“Pemberhentian Presiden Cha...telah
disetujui melalui keputusan bulat.” Ucap Pemimpin
rapat dengan mengetuk palunya.
“Untuk saat ini, posisinya akan
diisi oleh... Lee Hae
Joon.” Kata Ketua Cha, Manager Ma berkomentarItu
keputusan yang sangat baik lalu memberikan tepuk
tanganya.
Presdir Cha masih duduk didalam ruang rapat dengan tangan
mengepal menahan amarah. Hae Joon mendekatinya menjelaskan yang dilakukan itu untuk perusahaan. Presdir Cha dengan sinis merasa tak perlu dihibur.
“Aku tahu kau tidak bermaksud
untuk membunuh Han Gi Tak.” Kata Hae Joon, Presdir
Cha menyuruh Hae Joon pergi saja.
Di Cafe
Hong Nan terlihat senang Hae Joon bisa mengambil
alih department store lalu bertanya kenapa
Hae Joon ingin bertemu dengannya di cafe yang menurutnya sedikit aneh. Hae Joon memberitahu Da Hye akan datang, Hong Nan
kaget berdiri dari tempat duduknya. Hae Joon menyuruh Hong Nan untuk duduk
kembali.
“Aku tahu kau merindukannya dan Dia meminta untuk menemuimu
terlebih dulu.”jelas Hae Joon, Hong Nan tak percaya
adiknya itu bisa merindukanya Da Hye pun muncul dari depan pintu.
Da Hye mengeluarkan fotonya bersama Gi Tak yang tak
dikenalnya, Hae Joon dan Hong Nan saling berpandangan dengan wajah binggung. Da Hye
menceritakan menemukannya saat membersihkan kamar Hae Joon, merasa yakin anak yang berbaju hijau itu
dirinya tapi tidak bisa mengerti sepenuhnya.
“Katakan kepadaku. Bagaimana kau
bisa mendapatkan ini?”tanya Da Hye yang memiliki
satu foto sendirian.
“Sejujurnya, Aku menemukan kakakmu. Tapi aku tidak bisa mengatakan
apapun kepadamu... tentang
namanya, usianya atau alamatnya. Dia
tidak ingin aku memberitahumu karena dia tidak akan muncul di hadapanmu. Tapi satu hal yang pasti... Dia sangat menyayangimu dan mengirimmu pergi untuk
melindungimu.” Cerita Hae Joon, Hong Nan menatap Da
Hye dengan berkaca-kaca
“Apa kakakku adalah... Han Gi Tak?” tanya Da Hye penasaran
Dibalik cafe terlihat Suk Chul yang sengaja mengikutinya
untuk mengetahui adik Gi Tak, terlihat wajah liciknya yang ingin mengambil
semua uang yang direkening rahasia.
Hae Joon dan pilot saling bergandengan tangan, beberapa
saat kemudian, Hae Joon menemukan kerang dan si pilot menemukan cumi-cumi. Keduanya
melihat ada kapal dengan suara yang terdengar nyaring, si pilot melihat jarak
kapal cukup jauh dari pulau.
Keduanya akhirnya seperti seorang pasangan saling
menyuapi cumi dan ikan mentah diatas sebuah daun. Terdengar kembali suara
kapal, Pilot yakin terlalu jauh jadi
Tidak ada gunanya memberikan pandangan lain. Hae Joon memukul lembut si pilot dan akhirnya si pilot
pun berbaring diatas paha Hae Joon.
Tiba-tiba terdengar bunyi suara mesin boot, Hae Joon
melihat perahu yang semakin mendekat, keduanya pun sengaja memberi tanda dengan
melambaikan baju dan Hae Joon berteriak mereka bisa selamat.
bersambung ke episode 16
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar