Geu Rin sedang mengepel lantai, pemilik karaoke menyuruhnya
pulang karena perkerjaanya sudah selesai. Didepan tempatnya berkerja ada dua
orang pria mabuk yang mengejar dua pria untuk diajak untuk pergi bersama. Geu
Rin teringat sesuatu saat melihat ke lorong tempatnya berkerja.
Flash Back
Seorang pria mengejarnya, untuk mengajaknya minum lebih
dulu sebelum pulang, Geu Rin terus berlari sampai seseorang memegang pundaknya.
Si pria mengumpat melihat bocah laki-laki yang datang. Ha Nul mengakui bahwa
Geu Rin adalah pacarnya, lalu mengajaknya pergi. Geu Rin sempat melonggo dan
langsung mengikuti Ha Nul saat tanganya digenggam erat-erat untuk pulang. Geu
Rin pun merangkul tangan adiknya.
Geu Rin sampai dirumah melihat jalanan dibelakangnya,
kembali teringat dengan kenangan bersama adiknya.
Flash Back
Keduanya berjalan bersama menuju rumah, Geu Rin
memberitahu akan berhenti dua bulan lagi. Ha Nul menyuruh kakaknya untuk segera
berhenti karena bosan melakukan seperti tadi. Geu Rin pikir adiknya itu tak perlu
menjemputnya, lalu tiba-tiba menghadang jalan adiknya.
“Apa kau begitu mengkhawatirkan
kakakmu?” goda Geu Rin dengan senyuman bahagia
“Aku tidak bisa tidur, jadi hanya
ingin berjalan-jalan.” ucap Ha Nul lalu masuk ke
dalam rumah, Geu Rin hanya bisa tersenyum karena sang adik tak mengakuinya.
Geu Rin masuk ke rumah melihat ruangan dapur yang sudah
menyala, kembali mengingat kenangan dengan adiknya.
Flash Back
Geu Rin mengejar sang adik sedang membuka kulkas sambil
merengek Jika membuatkannya mie, maka akan menyantapnya. Ha Nul bertanya apakah kakaknya sudah pergi ke dokter,
Geu Rin hanya bisa mengaruk-garuk punggugnya. Ha Nul sudh menyuruh sang kakak
untuk memeriksakan diri tapi tidak pernah mendengarkan. Geu Rin berjanji tidak
akan makan mie setelah malam ini.
Ha Nul akhirnya mengeluarkan ramen menegakan kalau ini
adalah ramen terakhir yang dimakan kakaknya, Geu Rin berkomentar air yang
dimaksukan adiknya terlalu banyak. Ha Nul kesal memilih untuk pergi, Geu Rin
menahan tangan adiknya, bertanya apakah ia boleh menambahkan telur. Ha Nul
menahan senyuman lalu mengambil sebutir telur dalam kulkas. Geun Rin tertawa
bahagia menerimanya.
Geu Rin duduk dimeja makan dengan ramen dalam panci yang
sudah mulai membengkak, Air matanya mengalir mengingat semua kenangan dengan
sang adik yang sudah tak ada dirumah. Tanganya menyapu air mata yang terus
mengalir lalu memakan mie ramen buatanya sambil menangis.
Pagi Hari
Geu Rin keluar dari rumah tak sengaja berpapasan dengan
Kyung Soo, si anak sekolah terlihat gugup bertemu dengan Geu Rin setelah
menyapanya buru-buru pergi, membuat ponsel ditanganya terjatuh. Geu Rin
mengambilnya melihat ponsel Kyung Soo baru dan terlihat bagus.
Kyung Soo beralasan kalau ponsel lamanya sudah rusak, dan
kakaknya yang membelikan ponsel barunya itu dan buru-buru berlari menaiki
tangga. Geu Rin menghela nafas melihat sikap Kyung Soobegitu sensitive lalu berjalan pergi. Kyung
Soo mengintip dari dinding seperti merasa bersalah setelah melakukan sesuatu.
Suk Ho sengaja membuka pintu mobil untuk mengajak
Direktur dan PD untuk pesta dalam sebuah ruangan private untuk minum-minum.
Semua mulai bersulang, ponsel Suk Ho berdering beberapa kali Suk Ho langsung
merejectnya.
“Kau memang sangat hebat, Lagu baru
menduduki puncak tangga lagu "Don't
Touch". Kau harus menyanyikannya untuk kami.” Ucap
Direktur, Suk Ho terlihat sedikit mabuk mencoba menyanyikan lagu dengan sedikit
mengerakan tanganya untuk menari.
“Aku bisa menyanyi tetapi tidak
menari. Jika aku
bisa, aku sudah menjadi seorang penyanyi.” Ucap Suk
Ho berdiri dari tempat duduknya, PD mengejek Suk Ho sudah tua masih ingin menjadi
seorang penyanyi.
“Aku ini berjiwa muda.” Kata Suk Ho bangga kembali mereject ponselnya yang
berdering lalu menuangkan wine untuk mereka minum.
Keduanya terlihat mengeluh karena ponsel Suk Ho terus
berdering, Suk Ho pun meminta izin keluar sebentar karena kantornya terus saja
menelp, setelah mengangkatnya maka akan kembali lagi. PD itu merasa Suk Ho
ingin melarikan diri, Suk Ho menyakinkan akan minum sepanjang malam dengan
mereka berdua sambil berjalan keluar ruangan.
Suk Ho mengangat telp sambil mengomel karena sedang sibuk
menghibur orang tapi managernya itu terus saja menelpnya. Sang manager
memberitahu kalau si penulis lagu bunuh diri dan meninggalkan catatan bunuh diri,
sehingga menghentikan penyelidikan karena mereka sedang bersiap-siap sekarang.
Suk Ho melotot kaget mendengarnya.
Ia terlihat kebinggungan, meminta Manager menghubungi
anak asuhnya dan juga menghubungi... otak Suk Ho terlihat tak bisa berpikir
karena Shock. Lalu menendang dinding sambil melempar topi melampiaskan
amarahnya. Akhirnya ia keluar dari bar ternyata hujan dan tak melihat ada taksi
yang lewat, lalu matanya melihat sebuah tenda didekatnya.
Suk Ho sudah mengendarai mobilnya ditengah hujan deras,
ponselnya berbunyi pesan dari Jinu diterimanya “Aku ingin
mati saja”. Dengan wajah panik mencoba menelp Jinu sampai tak
melihat arah mobilnya sudah masuk ke jalur berlawanan, terdengar bunyi klakson
dan Suk Ho pun harus membanting stirnya ke kiri, mobilnya terbentur lalu ponsel
ditanganya jatuh
Ocean Music
Wanita berkacamata bernama Yeo Min Joo, memberikan sebuah
CD dan juga foto sebuah band memberitahu mereka bukan
sekedar sebuah band indie tapi juga tampan
dan menulis musik sendiri, serta memiliki
penggemar besar di Hongdae. Direktur Ocean merasa
bosan dengan ucapanya berkali-kali untuk tidak membuang waktu pada grup band
indie.
“Jackson.... Aku bilang untuk bekerja pada
album berikutnya Jackson, Haya itu saja. Apanama agensi
Shin Suk Ho sekarang? Benda yang kuning
itu….. Ah.. Mango Apa kontrak dengan Mango sudah dipastikan?.” ucap Direktur Oceran duduk disofa.
“Jackson baik-baik saja bahkan
tanpa pemasaran. Mereka
membutuhkan...” ucap Min Jo
“Baiklah.... Apa kau ingin merilis
album mereka?” ucap Direktur Ocean, Min Jo sangat
yakin kalau band pilihanya itu sangat populer jadi pasti sukses
“Kalau begitu jual rumahmu untuk
membayar album mereka.” Kata direktur
Min Jo terlihat kesal, Direktur Ocean juga merengek Min
Jo selalu saja berbicara omong kosong, karena Band
indie tidak menghasilkan uang. Min Jo keluar ruangan
dengan raut wajah kesal lalu mengomel sendiri
“Bagaimana label akan melakukan
bisnis rekaman tanpa boyband dan girlband? Jangan berani-beraninya
menyanyikan lagu Kim Gwang Soo di karaoke. Aku akan memotong tali mikrofon!” teriak Min Jo, lau ponselnya berdering terlihat di
ponsel nama Jang Man Shik.
Man Shik sudah duduk diruang tunggu, Min Jo datang menghampirinya.
Man Shik mengeluh Suk Ho yang mengemudi bawah pengaruh alcohol. Min Jo hanya bisa menghela nafas tapi terlihat heran
karena pasienya dimasukan ke dalam rumah sakit kecil padahal seharusnya
dirawat di sebuah rumah sakit universitas besar. Man
Shik juga tidak tahu karena
pasien tak mau menyelesaikan masalahnya jadi Suk Ho
dalam kesulitan.
Kaki dan tangan pasien terlihat sudah di gips berbaring
ditempat tidur. Min Jo pikir rumah sakit universitas yang
lebih baik bahkan dari fasilitas
dan dokternya dengan perlahan menanyakan alasan pasien
yang ingin dirawat dirumah sakit kecil. Sang istri terlihat marah sambil
bertolak pinggang.
“Apa yang kau katakan? Apa kau mengatakan kami menipumu?” teriak sang istri, Min Jo hanya bisa menghela nafas
Di lorong rumah sakit yang gelap
Sang pasien terlihat bisa berjalan menghampiri seseorang
yang sudah menunggunya, Joo Han dalam kegelapan memerintahkan aga si pasien harus menjaga kata-katanya dengan menyerahkan amplop tebal berisi uang. Si
pasien langsung mengambilnya dan berjanji akan
membawanya sampai ke kuburan jadi tak perlu mengkhawatirkanya, sambil
menghitung isi uangnya meminta agar mentranfer sisa pembayarannya.
“Jangan khawatir tentang itu. Yang penting adalah, tidak peduli berapa banyak mereka
memohon dan meminta, kau
tak boleh menerima penyelesaian. Kau hanya pergi Diam saja
dan melakukan ketika
aku memberikan sinyal yaitu meminta bayaran
pengantian biaya medismu saja.” Kata
Joo Han
Min Jo turun dari mobil melihat papan slogan besar
dibagian depan (Jika kau memiliki mimpi, kau bisa memulai yang baru lagi.) Suk Hon ditahan dalam penjara bertanya pada Min Jo
apakah sudah memeriksanya karena menurutnya Cederanya
tidak cukup buruk untuk pemulihan delapan minggu.
“Rumah sakit mengatakan itu akan
memakan delapan minggu dan Mereka
tidak akan mengubahnya sekarang. Aku
berharap mereka akan menerima penyelasaian tapi kenyataanya
Mereka terang-terangan menolak. Au
rasa Mereka memiliki masalah
terhadapmu. Mereka tidak akan puas
dengan uang sebanyak itu” ucap Min Jo
terlihat ikut kesal, Suk Ho mengumpat dan terlihat heran mendengarnya.
“Mengapa kau tidak mau bertemu dengan ayahmu?” ucap Min Jo
“Lupakan saja. Kenapa aku membuatnya datang ke tempat
seperti ini?” kata Suk Ho tak ingin ayahnya tahu kalau
ia masuk penjara.
“Ini Sudah hampir satu bulan dan Orang tuamu sangat khawatir. Jadi Biarkan
mereka mengunjunginya.” Kata Min Jo, Suk Ho
menanyakan keadaan Jinu, Min Jo juga tak tahu.
“Aku tidak bisa di sin dan tidak ingin meninggalkan nya sendirian. Dia tidak tampak baik sebelumnya.” Kata Suk Ho khawatir
Min Jo makin kesal karena merasa Suk Ho menganggap Jinu
itu lebih penting daripada keluarganya, meminta temanya itu sadar karena JiNu
tak akan pernah menyingkirkan semua kesalahan ketika Suk Ho jatuh. Suk Ho ikut
kesal berdiri dari tempat duduknya, merasa
Min Jo akan melakukan hal seperti itu juga padanya, menurutnya JiNu tak akan seperti
itu, karena menurutnya Jinu dan dirinya itu sudah seperti keluarga dan akhirnya
kembali duduk karena petugas memelototinya.
Min Joo mengejak Suk Ho itu masih
begitu naif. Suk Ho menanyakan komentar dari bos
Ocean. Min Joo menceritakan direkturnya sanga menganggu,
menanyakan apakah Suk Ho yakin
pergi bersama Jackson. Suk Ho yakin pasti akan
baik-baik saja sambil mengeluh dengan Joo Han yang tak mengunjunginya selama di
penjara.
Joo Han terlihat rapih dengan rambut klimis dan juga
jasnya, melaporkan pihak pengacara sudah mengurus
kontrak Jackson dan sudah
ditandatangani. Joon Suk bertanya tentang
keadaan Jinu sekarang. Joo Han memberitahu awalnya menolak tapi sekarang sudah menandatangani menurutnya tak ada yang bisa dilakukanya lagi. Joon Suk
bertanya apakah Joo Han akan mengunjungi Suk Hoon, Joo Han mengatakan akan
mengunjungi setelah semua masalah selesai.
Suk Ho sempat ketiduran di dalam sel penjara sambil
menonton film tentang ayah didalam penjara. Dalam mimpinya, bermain melembar
bola baseball dengan Jinu, tapi akhirnya Jinu tak menangkap bolanya lalu pergi
meninggalkanya. Suk Ho terbangun dari
tidurnya.
Di TV menanyakan berita tentang Jackson yang pusat
perhatian dan akhirnya
berbicara di sebuah wawancara, bahwa telah mengesampingkan semua
perasaan buruk dan
berdamai dengan KTOP, agensi mereka saat ini lalu menandatangani
kontrak baru.
Suk Ho terlihat kaget seperti orang gila berkata Jakson tak
boleh melakukan itu padanya, sambil memukul lantai berteriak “tidak boleh” dua
tahanan lain terlihat ketakutan melihat Suk Ho.
Suk Ho keluar dari penjara dan melihat Joo Han sudah
menunggunya dengan mobil dan pakaian rapi serta rambut klimis. Joo Han
berpura-pura meminta maaf karena terlalu sibuk jadi tak bisa mengunjunginya
selama di penjara. Suk Ho langsung memberikan tendangan pada tulang keringnya.
Joo Han seperti mencoba menahan amarahnya sambil mengaduh kesakitan.
“Hei... Bagaimana kau bisa... kehilangan anak asuhku itu?” tanya Suk Ho terlihat geram
“Aku juga kehilangan pikiran ku, Setelah kau
pergi ke penjara, mereka mulai berubah. Lalu Mereka
mengatakan mereka ingin tinggal bersama KTOP. Tapi sekali lagi, Tuan Lee memberikan mereka tawaran gila-gilaan,
lagipula Kami tidak tahu kapan kau akan keluar. Aku terjebak di tengah-tengah...” jelas Joo Han,
Suk Ho hanya bisa menghela nafas dan mengajak mereka
lebih baik pergi ke kantor lebih dulu saja. Joo Han langsung memberitahu Suk Ho
sebelum masuk mobil kalau ia sudah dipecat dari KTOP entertaiment. Suk Ho
langsung melempar jasnya diatas mobil meluapkan amarahnya.
Suk Ho berdiri disebuah rumah sambil menelp, berteriak
memanggil Jinu dan mengedor-gedor pintu. Petugas kemanan datang menghampiri Suk
Ho, memberitahu semua anggota Jackson
sudah pindah beberapa hari yang lalu. Suk Ho bertanya apakah semua anggota
Jackson sedang pergi.
Petugas keamanan memberitahu sudah tak ada lagi oran di
dalam rumah, Suk Ho kaget mendengarnya. Petugas keamanan malah binggung Suk Ho
tak mengetahui kalau Jackson sudah pindah rumah.
Suk Ho duduk di ruangan Manggo tempat Agensi yang akan di
dirikannya, lalu menatap ke bagian arah bangku seperti melihat bayangan dirinya
yan dulu sedang makan bersama Jackson.
Semua makan jajangmyun bersama dengan babi asam manis dan
Suk Ho dengan senyumanya mengajak bersulang sambil berteriak “Jackson”. Ji Nu
bertanya apa nama agensi yang akan di dirikan Suk Ho nanti. Suk Ho juga belum
tahu, Salah seorang menyarankan namanya “Manggo”. Suk Ho menegaskan ia akan
membuka agensi bukan toko buah. Ji Nu mengulang nama “Manggo” yang artinya
mangga menurutnya seperti nama sebuah Girl Band. Semua tertawa bersama-sama.
Suk Ho
tersenyum melihat kenangan dengan Jakson diruangan itu, tapi sekarang anak
asuhnya sudah diambil orang lain.
Disebuah cafe
Suk Ho kaget mendengar berita yang dibawa oleh temanya.
Min Jo memberitahu Ocean Music menuntut 200.000 dari 1,2 juta dolar yang diberikan sebagai uang muka. Suk Ho mengumpat sambil mengacak-ngacak rambutnya, Min
Jo juga ikut mengacak rambutnya karena ikut pusing.
“Aku tidak bisa menghentikan
mereka Kecelakaan
mobil itu, tapi
sekarang kau kehilangan Jackson, jadi mereka
tidak memiliki alasan untuk melanjutkan.” Jelas Min
Jo, Suk Ho pikir Min Jo tidak
perlu mengatakan apapun sekarang.
“Kita perlu mengulur waktu dengan membayar kembali, Bisakah kau meminjam uang dari
siapa pun?” kata Min Jo
“Berita sudah keluar dimanapun. Siapa
yang akan membantuku? Tapi yah sudahlah... Aku
akan mencari cara.” Kata Suk Ho benar-benar
pusing.
Suk Ho menelp seniornya, yang terdengar sudah mengetahui
keadaan juniornya dan menyarakan harus memperbaiki masalah
mendesak terlebih dahulu lalu langsung menawarkan berapa uanga dibutuhkanya. Suk
Ho sempat melonggo mendengarnya. Seniornya memberitahu sedang dibusan jadi Suk
Ho bisa datang menemuinya. Suk Ho dengan mata berkaca-kaca mengucapkan
terimakasih.
Akhirnya Suk Ho naik kereta untuk pergi ke Busan, matanya
berusaha untuk dipejamkan tapi akhirnya kembali terbuka mengetik pesan pada
Jinu “Aku mengalami
kecelakaan karena terkejut mengetahui kau ingin mati.Apa hubungan kita seperti
itu...” tapi akhirnya Suk Ho memilih untuk
menghapus pesannya. Dan kembali
menuliskan “Jinu. Bagaimana kita memulai Jackson?” wajah Suk
Ho seperti tak bisa mengirimkanya.
Pesan dari grup Jakson masuk, Suk Ho melihat beberapa
anaknya sedang mengobrol dan berusaha menyapa menanyakan keadaanya, memberitahu
baru keluar dari penjara dan mengeluh anak asuhnya tak datang berkunjung.
Setelah pesan dikirim semua anggota Jakson meninggalkan chat room. Suk Ho
menutup wajahnya dengan kacamata hitam, terlihat air matanya yang mengalir di
pipi.
Pagi Hari
Suk Ho sudah sampai di stasiun busan sambil menelp
seniornya, dengan melihat jamnya karena akan bertemu jam satu siang dan
buru-buru pergi menemui Seniornya. Di sebuah pelabuhan, sebuah kapal pesiar
baru saja merapat dengan seorang pria dan wanita cantik turun. Lalu seorang
pria berjalan sendirian, Suk Ho pun menyapa si pria dengan memeluk si pria yang
terlihat sangat mengenalnya.
Keduanya makan steak daging diatas batu panas, Suk Ho tak
percaya keadaan ini benar-benar terjadi padanya dan sangat mengejutkan.
Seniornya bertanya apakah Suk Ho pernah menaiki kapal persiar, Suk Ho mengaku
pernah ketika bersama Jackson. Seniornya mengatakan kalau sedang bosan bermain
golf jadi sedang asik berlayar dengan kapal persiar.
Suk Ho ingin menceritakan tentang investornya, Seniornya
langsung menyela ingin pergi ke sauna karena semua badanya merasa tegang dan
mengajak Suk Ho untuk pergi bersama. Suk Ho menolaknya dan ingin berbicara
lebih dulu. Seniornya sudah memakai jasnya menyarankan Suk Ho menunggu di cafe
saja, karena tempat sauna di hotel jadi cafenya cukup nyaman. Suk Ho melonggo
melihat Seniornya yang meninggalkan begitu saja.
Ha Nul dengan pakaian seragam berjalan di pinggir pantai
dengan ombak yang hampir menyapu sepatunya, tatapanya terlihat kosong. Lalu berhenti
melihat ke arah laut lepas.
Flash Back
Sang ayah terlihat marah Ha Nul tak mau mendengar
ucapanya kalau ia tak boleh menjadi seorang Entertainer, Ha Nul merasa tahu
alasannya itu karena kakak pertamanya meninggal. Sang ayah ingin memukul Ha Nul
dengan kotak tissue tapi mencoba untuk menahan amarahnya.
“Kakakmu sudah cukup, Kau lebih baik sekolah saja, Tidak maksudku, jangan belajar jika kau tidak
ingin. Aku tidak
peduli apa yang kau lakukan, asalkan
bukan musik.” Ucap Tuan Jo seperti trauma
“Aku tidak ingin melakukan hal
lain. Aku ingin
bermusik!” tegas Ha Nul kekeuh.
“Tidak! Kakakmu meninggal karena musik
keras dan ibumu
sakit karena itu. Itulah
sebabnya kita tinggal di Busan! Dan
sekarang, kau ingin menjadi seorang entertainer
di bidang musik? Jika kau ingin melihat ibumu dan aku mati, maka lanjutkan saja” teriak ayahnya
Ha Nul tetap memohon agar ayahnya memberikan izin, tapi
ayahnya tetap sekali tidak boleh tetap tidak boleh dan taka kan pernah lalu masuk
ke dalam kamar, Ibunya dan Geu Rin sedari tadi hanya bisa melihatnya.
Sang ibu menghampiri Ha Nul sambil menangis, memohon
bantuan anak bungsunya. Sambil menceritakan Ketika
kehilangan Sung Hyun, keadaan itu terlalu sulit untuknya menurutnya sudah Banyak
waktu telah berlalu, dan akhirnya bisa bernapas lagi.
Ha Nul menahan air mata sedihnya juga, Sang Ibu memohon
agar anaknya tak memikirkan tentang musik lagi. Geu Rin hanya bisa diam melihat
adiknya yang ingin bermain musik tapi ditentang oleh ayah dan ibunya.
Disebuah cafe dimalam hari
Senior mengajak Suk Ho minum wine bersama berkomentar
wajah juniornya itu menghancurkan hatinya. Suk Ho mengaku dirnya sangat sibuk sekarang.
Seniornya pikir lebih baik tadi Suk Ho untuk pergi ke
sauna bersama-sama.
“Aku harus membiarkan seseorang temanku tahu.”ucap Suk Ho, Seniornya mengejek Suk Ho yang cemas, Suk
Ho membenarkan dirinya sedang cemas.
“Kau sedang menderita, kan?” ejek seniornya, Suk Ho terlihat kaget mendengar
seniornya berbicara seperti itu.
“Kau mengikuti ku sepanjang hari. Bukankah itu melukai harga
dirimu? Itulah
yang ku rasakan persisnya. Waktu
itu ketika kau mengabaikan ku. Apa kau Ingat
ketika aku mendatangimu setelah
tidak melakukan album kedua dengan baik?” ucap
Seniornya dengan mata melotot sengaja membalas dendam, Suk Ho juga tak kalah
melotot marah mendengarnya.
“Aku bilang untuk membantuku
mengatasi masalah itu bahkan menunggu
sampai kau menyelesaikan 18 lubang golf lalu menunggu
lagi ketika kau berada di sauna. Kau
mabuk jadi aku bahkan mengantarkanmu pulang. Tapi Kau
memerintahku... dan
masih mengabaikan permintaanku, kan? Bagaimana
rasanya berada di bawah sepatuku? Kau merasa tidak berharga, kan?” ejek Seniornya.
Suk Ho meminum habis wine dalam gelas lalu mengucapkan
terimakasih atas minumanya, Seniornya kembali berbicara pada Suk Hoo kalau juniornya
itu tidak tahu akan terjadi keadaan seperti ini suatu
hari nanti. Suk Ho tak banyak komentar dengan mata
menusuk memilih untuk meninggalkan cafe.
Suk Ho berjalan sendirian di pinggir jembatan, kepala
penuh masalah dan beberapa kali memukul kesana kemari. Akhirnya ia berlari
sambil berteriak untuk mengeluarkan semua rasa frutasinya, setelah mengeluarkan
amarahnya air matanya mengalir dan bersandar di pinggir jembatan.
(Kantor
General Manager)
Seorang guru menanyakan alasan Ha Nul keluar
dari sekolah. Ha Nul mengatakan tidak
akan masuk ke universitas. Gurunya tahu keadaan Ha
Nul Pasti
sulit sekarang tapi menurutnya nanti anak muridnya itu akan
menyesal jika membuat
keputusan gegabah. Ha Nul hanya mengucapkan
terimakasih tanpa banyak berkomentar.
“Kau menyanyikan lagu theme untuk sekolah kami sehingga kami
menggunakannya selama dua tahun. Kami
baru saja akan rekaman lagu baru. Aku
sedih membiarkanmu pergi.” Kata gurunya.
“Aku tidak akan menyanyi mulai
sekarang. Aku tidak
akan pernah bernyanyi... lagi.” Ucap Ha Nul.
Suk Ho berjalan kesebuah tangga yang cukup terkenal di
Busan dan duduk dibawah anak tangga dengan wajah merenung.
Ha Nul keluar dari
ruang guru dan berjalan keluar menyusuri lorong terlihat hidupnya tanpa gairah.
Suk Ho sedang duduk mendengar suara nyanyian yang keluar dari speaker
didekatnya.
Di bagian atas gedung terlihat papan nama [Akademi Youngdo] Suk Ho berdari dari tempat duduknya, seperti merasakan
sesuatu dari lagu yang diputar dan terdengar dari speaker. Ha Nul keluar dari
pintu akademi melihat Suk Ho yang berdiri sambil menatap kearah speaker.
bersambung ke episode 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar