PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seo Yeon
melonggo kaget melihat sesuatu yang muncul di tubuh Kang Woo. Kang Woo pun
seperti menahan malu hanya bisa mengangkat kepalanya lalu memanggul Seo Yeon
keluar dari rumah. Seo Yeon menjerit panik meminta agar melepaskanya. Min Hyuk
akan masuk kaget mendengar teriakan.
Kang Woo
membuka pintu kaget melihat saudara sepupunya, dan langsung mendorong Seo Yeon
kearah Min Hyuk. Min Hyuk kaget Seo Yeon ada dirumah Kang Woo, Kang Woo
langsung menutup pintu tapi tiba-tiba mengeluarkan sandal Seo Yeon yang tertinggal.
Di dalam
rumah, Kang Woo memasukan kepalanya dalam lemari es, seperti ingin mendingikan
otaknya. Seo Yeon akhirnya mencoba untuk berdiri, Min Hyuk pun berjalan keluar
rumah dan baru mengetahui kalau mereka satu SMP .
Seo Yeon
membenarkan dan mengaku mengunjungi Kang
Woo karena terburu-buru akibat urusan tim atletik.
“Tapi
kenapa kau diusir?” ucap Min Hyuk. Seo Yeon terlihat bingung, Min Hyuk pikir
Seo Yeon tadi baru saja diusir.
“Apa kau mengotori
tempatnya?” ucap Min Hyuk menduga. Seo Yeon bisa bernafas lega karena Min Hyuk
tak berpikiran yang aneh.
“Kang
Woo... Maksudku, Pak Lee agak sensitif jika menyangkut kebersihan.” Kata Min
Hyuk
“Aku
menumpahkan sedikit bir. Omong-omong, kenapa kau kemari?” tanya Seo Yeon.
Sebelum
Min Hyuk menjawab Hyun Soo dan Mi Kyung datang bersamaanya. Hyun Soo langsung
menyapa Min Hyuk dan bertanya kenapa kemari selarut ini dan apaka datang untuk
menemui Kang Woo. Mi Kyung heran karena Hyun Soo bisa mengenal Pak Lee.
"Pak
Lee"? Ahh.. Benar. Kau bekerja di SMA Shinhwa” ucap Hyun Soo lalu saling
menatap dengan Min Hyuk untuk menutupi jati diri mereka.
“ Apa
yang terjadi? Seperti tiga keluarga berbeda dalam "Under the Same
Roof". Apa Kau tidak tahu drama "Under the Same Roof"? SMA
Shinhwa adalah atap, dan kalian adalah tiga keluarganya. Kenapa kau tidak bisa
memahaminya?” ucap Hyun Soo mengejek pada Mi Kyung
“Tidak,
aku hanya bertanya bagaimana kamu mengenal Pak Lee.” Kata Mi Kyung
“Kenapa
tidak? Min Hyuk...” kata Hyun Soo langsung dipeluk oleh Min Hyuk agar tak
membongkar jati dirinya.
“Hyun
Soo. Lama tidak bertemu... Dia hanya teman.” Kata Min Hyuk. Hyun Soo bisa
mengerti.
“Kami
teman, dan dia adalah...” kata Hyun Soo. Min Hyuk langsung memegang wajah Hyun
Soo berkomentar Kulitnya sangat kencang.
“Kalian pasti
berkencan belakangan ini. Aku datang untuk berteman dengan Pak Lee melalui Hyun
Soo.” Ucap Min Hyuk.
Seo Yeon
dan Mi Kyung meliha kedekatan keduanya merasa seperti pria yang sedang
berkencan. Hyun Soo membenarkan, keduanya pun akhirnya menganguk mengerti. Seo
Yeon pikir mereka lebih baik pergi saja.
Yun Soo meminta Mi Kyung menepati janjinya.
“Kalau
begitu, sampai jumpa di sekolah besok.” Kata Min Hyuk. Keduanya pun pamit
pergi.
“Hei,
tapi Kang Woo...” kata Hyun Soo dan langsung diberi peringatan Min Hyuk kalau
mereka belum jauh. Seo Yeon dan Mi Kyung melihat keduanya yang saling berpelukan
sambil bergandengan tangan.
Di dalam
mobil, Seo Yeon dengan tatapan kosong berpikir Pak Lee juga... Mi Kyung juga
begitu. Seo Yeon rasa dugaanya itu mungkin, Mi Kyung ingin tahu Apa yang
terjadi, apakah Seo Yeon sudah menyuruh Kang Woo menandatanganinya.
Sementara
di rumah, Kang Woo yang malu menutupi seluruh tubuhnya dengan bajunya. Hyun Soo
heran melihat tingkan temanya memberitahu kalau Seo Yeon datang ke rumah Kang
Woo hanya karena pekerjaan Lalu mereka berdua minum sambil mengobrol.
“Aku mengerti.
Tapi kenapa kamu seperti ini?” ucap Hyun Soo bingung. Kang Woo masih tetap diam
bahkan didorong pun seperti boneka yang langsung terjatuh tak berdaya.
“Dia
tidak akan berhenti begitu melakukan ini. Lebih baik membiarkannya seperti ini.”
Ucap Hyun Soo lalu melangkah pergi.
“Kang
Woo. Jika dokumennya tidak bermasalah, Apa bisa kau tanda tangani? Bu Joo
tampak sangat khawatir. Mengerti?” kata Min Kyung pada Kang Woo lalu melangkah
pergi.
Kang Woo
akhirnya bisa mengeluarkan kepalanya sambil mengeluh kalau ini memalukan bahkan
sangat memalukan. Ia terus mengeluh kesal dengan sikapnya tadi didepan Seo
Yeon, sampai akhirnya meliha baju yang
tertinggal milik Seo Yeon karena sebelumnya basah terkena bir.
Di rumah
Seo Yeon
pulang dengan wajah kesal minum di meja makan, Won Seok datang dengan
terbatuk-batuk. Seo Yeon pikir kakaknya itu terkena flu. Won Seok pikir seperti
itu lalu meminum air yang diberikan adiknya.
Seo Yeon pikir kakaknya selalu sakit pada saat seperti ini.
“Aku
baik-baik saja.” Ucap Won Seok menenangkan adiknya, Seo Yeon menatap sang kakak
lalu mulai berani bicara.
“Hei, Won
Seok... Apa tubuhmu juga berubah saat kau bersama wanita? Maksudku, kau tidak
tertarik pada tubuh wanita atau berniat mendapatkan hati mereka. Namun, Apa kau
masih bisa menunjukkan perubahan fisik?” tanya Seo Yeon
“Kenapa?”
tanya Won Seok. Seo Yeon mengaku hanya penasaran. Won Sok pikir Jika menerima rangsangan dari
luar, maka itu bisa terjadi.
“Ahh... Benar.
Terima kasih.” Ucap Seo Yeon lalu memberikan kunci mobil pada kakaknya.
Tiba-tiba Won Seok menepuk pundak Seo Yeon meminta agar menjelaskan.
“Maaf.
Ini darurat, jadi, aku harus meminjam mobilmu.” Kata Seo Yeon gugup.
“Bukan
itu maksudku. Apa ini tentang pria yang kau bicarakan?Apa Pria yang menggodamu
berpura-pura heteroseksual?” kata Won Seok. Seo Yeon melonggo bingung.
“Perubahan
fisik. Apa Kau yakin dia homoseksual?” tanya Won Seok memastikan.
“Dia
mengatakannya sendiri. Untuk apa dia berbohong tentang hal itu?” kata Seo Yeon
yakin lalu masuk ke dalam kamar.
Won Seok
teringat saat Hyun Soo datang ke rumah Seok Min bertanya siapa dia lalu tak
bisa melhat saat menganti baju.
Hyun Soo
pulang ke rumah setelah mandi lalu mengeluh kalau hari ini sangat lelah. Ia
lalu teringat yang dikatakan pada Mi Kyung “Kang Woo dan aku adalah
pasangan.” Ia mengeluh kalau Kang Woo pasti
akan membunuhnya.
“Namun, Kang
Woo tidak punya prasangka terhadap mereka. Aku melakukannya demi kebaikannya. “
ucap Hyun Soo yakin
Sementara
Kang Woo mencoba tidur kembali membuka matanya mengingat kejadian saat dengan
Seo Yeon. Ia kebingungan yang harus dilakukan, lalu mencoba untuk tak khawatir
dan Semua baik-baik saja. Tapi akhirnya Kang Woo menginga kalau lagi tatapan
Seo Yeon dan membuatnya gila.
Akhirnya
Kang Woo mencoba olahraga agar tubuhnya lelah dan kembali tidur, seperti yakin
bisa tidur. Tapi Ia bisa melihat sosok Seo Yeon disambilnya dengan memegang
dadanya dan tatapan mengoda. Kang Woo menjerit kesal karena membuatnya gila.
Pagi hari
Kang Woo
menatap baju Seo Yeon seperti duduk didepanya,
dan melihat berkas "Rencana Anggaran Tim Atletik" yang sudah
ditanda tangani "Joo Seo Yeon" Ia berpikir akan berhenti menemuinya maka
semua akan baik-baik saja.
“Aku akan
mundur selangkah untuk maju 10 langkah nanti.” ucap Kang Woo sambil memberikan
tanda tangan.
“Seo
Yeon, berbahagialah atas kemenangan ini. Yang menantimu adalah pemecatan.” Kata
Kang Woo marah dan melihat sesuatu di baju Seo Yeon.
Di
sekolah, Seo Yeon menerima paket bingung karena bajunya bahkan sudah dicuci
kering dan juga berkas yang sudah ditanda tangani. Ia tak percaya dengan sikap
Kang Woo yang baik hati. Sementara Kang Woo sibu di ruangan sambil mengambar
dan tersadar dengan gambarnya.
“Tangan
sialan ini! Apa yang salah dengan itu? Astaga.” Jerit Kang Woo kesal lalu
melihat nama "Joo Seo Yeon" di
ponselnya. Ia sempat kesal tapi akhirnya langsung mengangkatnya.
“Apa? Apa
lagi sekarang? Aku sudah memberikan yang kamu minta.” Teriak Kang Woo marah
“Aku menelepon
untuk berterima kasih. Aku berjanji akan meraih hasil baik dan membawa
kehormatan bagi sekolah. Terima kasih banyak, Kang Woo. Aku sangat
menghargainya, Pak Lee.” Ucap Seo Yeon bahagia lalu menutup telp. Kang Woo
melonggo binggung.
“Apa yang
terjadi kemarin mungkin tidak bisa dihindari. Lebih baik tidak membahasnya. Itu
hanya akan membuat keadaan menjadi canggung.” Kata Seo Yeon. Kang Woo pun hanya
bisa melonggo.
“Apa Dia
bahkan tidak peduli dengan kejadian kemarin? Bagaimana bisa kau sangat tenang
menghadapi situasi ini? Apa hanya aku yang terganggu?” jerit Kang Woo marah dan
teringat dengan ucapan Seo Yeon.
“Apa
karena kejadian di masa lalu? Kau tidak mengajakku kencan karena kau sangat
menyukaiku. Kau mencoba mempermalukanku karena kamu bertaruh... .” Ucap Seo
Yeon marah
Saat itu
Kang Woo membalikan badan ingin tahu kapan dan kejadian itu terjadi. Kang Woo
pun yakin Seo Yeon akan mengatakan hal
lain. Saat itu ponselnya berdering, Kang Woo yakin Seo Yeon itu tidak akan
pernah bisa menutup teleponnya seperti itu.
Kang Woo
dengan nada tinggi mengangkat telpnya
Sementara yang menelp bukan Seo Yeon tapi ibunya.
Di
lapangan basket, Guru memberitahu kalau mereka akan bermain dodgeball
berpasangan jadi Para pemain pria harus melindungi pasangan wanita dan Selain
itu, pasangan yang bertahan paling lama akan menerima nilai sempurna dalam
penilaian penampilan, Semua menganguk mengerti.
“Mari
kita dapatkan nilai sempurna dalam penilaian penampilan.”kata Joo Hee. Seo Joon
mengeluh tak peduli
Akhirnya
Seo Joon berdiri didepan Joo Hee untuk melindunginya, tapi malah mengindari
setiap ada bola yang mengarah padanya. Joo Hee kesal melihat Seo Joon
karena seharusnya melindunginya Jangan
menghindari bola!
“Apa Kau
tidak bisa melakukannya dengan lebih baik?” teriak Joo Hee marah. Seo Joon bisa
bernafas lega karena Hampir saja terkena wajahnya.
“Seorang
idola harus melindungi wajahnya.” Keluh Seo Joon. Joo Hee akhirnya menyuruh Seo
Joon untuk berdiri di belakangnya. Seo Joon bingung tapi mendengar teriakan Joo
Hee akhirnya berdiri dibelakang.
Joo Hee
dengan penuh semangat menyerang seluruh tim lawanya agar terkena bola. Guru dan
semua murid melihat Joo Hee hanya bisa melongo termasuk Seo Joon. Joo Hee
menegaskan kalau gurunya tidak pernah bilang pemain wanita tidak bisa
melindungi. Sang guru membenarkan.
“Baik.
Lee Joo Hee dan Joo Seo Jun mendapat nilai sempurna. Beri mereka tepuk tangan
meriah!” ucap Guru. Joo Hee pun terlihat senang. Sementara Seo Joon masih bisa
melonggo.
Joo Hee
baru saja selesai mencuci tangan, Seo Joon menghampirinya memuji Joo Hee tadi
sudah bagus. Karena Berkat Joo Hee bisa mendapat nilai penuh di olahraga. Joo
Hee pikir karena Seo Joon ia juga mengambil kursus privat.
“Mari
anggap ini impas.” Ucap Joo Hee. Seo Joon mengaku tidak sedang sarkastis tapi sangat
bersyukur.
“Aku
belum pernah kursus privat. Terima kasih. Mari belajar dengan giat.” Kata Joo
Hee lalu melangkah pergi.
“Ada apa
dengannya? Kenapa dia sok keren?” ucap Seo Joon heran melihat Joo Hee.
Di ruang
guru, Seo Yeon melihat Mi Kyung berdandan dan kaget kalau temanya akan Kencan
buta. Ia pikir kalau mereka terlalu muda untuk itu. Mi Kyung mengeluh kalau Seo
Yeon itu begitu naif dan mengingatkan
kalau umur mereka itu sudah 30 tahun.
“Kita
sudah siap untuk kencan buta.” Ucap Mi Kyung lalu meminta Seo Yeon agar
memberikan Maskara.
“Bagaimana
dengan Lee Kang Woo dan Park Hyun Soo, serta pria nomor tiga, empat, lima, dan
enam?” tanya Seo Yeon sambil mencari sesuatu dia dalam tas make up.
“Hei,
rencana itu dibatalkan oleh Park Hyun Soo. Kau tahu apa pekerjaannya? Dia
menjadi petugas kebersihan di agensi manajemen Seo Jun.” Ucap Mi Kyung lalu
mengeluh kalau Seo Yeon salah memberikan pelembap bibir.
“Maafkan
aku.” Kata Seo Yeon yang tak mengerti make up. Mi Kyung akhirnya meminta
memberikan saja tas make upnya.
“Selain
itu, Lee Kang Woo, Park Hyun Soo, dan Lee Min Hyuk milik dunia lain. Begitu pula
semua pria yang mereka kenal. Omong-omong, Pak Lee sangat mengejutkanku. Aku
yakin dia punya perasaan kepada...” kata Mi Kyung lalu menghentikan ucapanya.
“Lupakan saja...
Ibu mengatur kencan buta ini sebulan lalu. Keluarga pria itu mengelola restoran
barbeku besar di Gangnam. Untuk menghasilkan banyak uang, kau harus menjual
makanan. Itulah yang dilakukan Shinhwa Food.” Jelas Mi Kyung
“Apa Kau
sangat ingin menikah?” tanya Seo Yeon. Mi Kyung pikir sayang sekali jika tidak
pernah merasakan yang dilakukan kebanyakan orang
“Tapi Jangan
khawatir. Aku tidak akan menikah dalam waktu dekat. Da Dengar. Kamu akan ikut
denganku dan mengawasiku. Jika aku memesan minuman dengan krim kocok, maka kau
harus hubungi aku 20 menit lagi.” Ucap Mi Kyung. Seo Yeon ingin tahu alasanya.
“Jika aku
menyukai pria, maka aku tidak akan melahap krim kocok di depannya. Semoga pria
itu akan mengerti dan sadar aku tidak menyukainya.” Kata Mi Kyung
“Bagaimana
jika kau menyukainya?” tanya Seo Yeon. Mi Kyung piki Seo yeon itu tahu kalau harus
memahaminya dan menghilang.
“Menurutmu
kenapa aku menemuinya di kafe di hotel mahal? Itu karena kau hanya perlu naik
lift... “ ucap Mi Kyun berpura-pura membuka kancing bajunya.
“Kau akan
bertemu pria ini untuk kali pertama! Aku tidak percaya kepadamu. Kau sudah
gila.” Jerit Seo Yeon panik menutupi bajunya.
Kang Woo
pergi ke sebuah restoran melihat ibu dan neneknya sudah menunggu sambil
melambikan tangan. Akhirnya Kang Woo duduk di depan keduanya, Nyonya Oh pun menyapa sang anak. Kang Woo
berkomentar tidak tahu Ibunya sudah di sini.
“Ibu
bilang terlambat 10 menit ke pertemuan adalah etika.” Kata Kang Woo sinis
“Astaga.
Selalu ada kemacetan pada saat ini. Omong-omong, kudengar kau tidak sekolah
belakangan ini.” Kata Nyonya Oh
“Aku
harus menjalankan tugasku sebagai direktur utama.” Ucap Kang Woo. Nyonya Oh
pikir Terlepas dari kinerjamu di posisi anaknya.
“kau
pasti rajin, jadi, orang di bawahmu bisa belajar darimu” ucap Nyonya Oh
“Bersikap
sebagai bos padahal aku jauh lebih muda dari mereka... Aku yakin itu bukan sesuatu
yang akan mereka nikmati. Aku harus pergi ke sekolah dan tahu kapan harus
pergi.” ucap Kang Woo akan melihat menu.
“Jangan...
Kita pesan nanti saja.” Ucap Nenek Han. Kang Woo menatap ibunya bertanya Ada
apa. Nyonya Oh berpura-pura tak mengerti walaupun terlihat gugup.
“Pasti
ada orang lain yang datang hari ini.” Kata Kang Woo. Nyonya Oh mencoba mengelak
kalau itu tidak mungkin.
“Aku bisa
pergi berkencan.” Tegas Kang Woo. Keduanya melonggo mendengarnya.
“Aku akan
pergi ke kencan itu.” Ucap Kang Woo. Ibunya memastikan kalau anaknya tidak bisa
lari setelah berkata akan pergi.
“Ayolah. Apa
Kau dibodohi sepanjang hidupmu?” keluh Kang Woo. Ibunya pun tersenyum bahagia
mendenagrnya.
“Benar.
Aku sudah lama tidak mengencani wanita lain. Itu sebabnya seseorang seperti Joo
Seo Yeon...” gumam Kang Woo menyakinkan diri.
Seo Yeon
dan Mi Kyung datang ke restoran, Seo Yeon pikir harus ke toilet. Mi Kyung
memastkan temanya mengerti. Seo Yeon mengatakan Jika Mi Kyung minuman dengan krim kocok, maka akan
meneleponnya 20 menit lagi. Mi Kyung tersenyum lalu pergi lebih dulu.
Seo Yeon
baru saja selesai dan mencuci tangan, saat itu seorang wanita masuk ke dalam
toilet sambil menelp dan mengaku sedang kencan buta. Seo Yeon pikir kalau
sekarang orang-orang sungguh melakukan
kencan buta.
“Dia cucu
dari pimpinan Shinhwa Food. Aku harus melakukannya dengan baik. Kudengar dia
tidak pernah melakukan kencan buta. Aku akan menutup teleponnya. Aku harus
pergi sekarang.” Ucap Si wanita. Seo Yeon terus mendengarnya dan terlihat kaget
“Apa itu
tentang Lee Kang Woo? Lalu Bagaimana dengan Park Hyun Soo?” ucap Seo Yeon
bingung.
Akhirnya
Seo Yeon mengikuti si wanita dan melihat Kang Woo sudah menunggu dan menyambut
dengan ibu dan neneknya. Ia tak pecaya kalau wanita itu benar-benar
membicarakan Lee Kang Woo. Ibu Kang Woo memuji si wanita jauh lebih cantik
secara langsung.
“Terima
kasih. Dia juga tampan.” Kata Si wanita. Ibu Kang Woo tersenyum bahagia karena
anaknya ada yang memuji.
“Aku
tidak mengatakan ini karena dia putraku. Tapi dia tampan, bukan?” ucap Ibu Kang
Woo bangga
“Orang-orang
berpikir dia seorang aktor.” Puji si wanita. Sementara Kang Woo hanya diam saja
dan Seo Yeon terus melihat dari kejauhan.
“Bukankah
kita harus memberi mereka privasi sekarang?” ucap Ibu Kang Woo. Si wanita pikir
tak perlu mengajak mereka makan bersama saja.
“Astaga.
Kau juga baik hati.” Ucap Ibu Kang Woo dan berpikir kalau mereka harus pergi.
Nenek Han pun setuju
“Biar
kuantar ke mobil Nenek.” Kata Kang Woo. Nenek Han menolak karena bisa berjalan dengan baik dan berjalan dengan
ibu Kang Woo.
“Mereka
pasangan yang serasi, kan?” ucap Nyonya Oh, Nenek Han pun setuju. Seo Yeon
melihat keduanya keluar dengan wajah sedih.
Akhirnya
Kang Woo dan si wanita makan steak, Si wanita dengan anggun makan dengan
potongan kecil seperti orang yang tak nafsu makan, Kang Woo pun bertanya
melihat cara makan Si wanita.
“Apa Kau
tidak suka makanannya?” tanya Kang Woo. Si wanita mengaku kalau makananya enak
sekali.
“Tapi
kenapa...Ahh... Bukan apa-apa. Makanlah.” Ucap Kang Woo lalu berpikir seperti
sangat berbeda dengan Seo Yeon yang makan dengan lahap semua diatas meja bahkan
minum bir dirumahnya.
Ia pun
tersenyum mengingat tingkah Seo Yeon, sementara Seo Yeon heran melihat wajah
Kang Woo seperti senang berkencan dengan si wanita.
“Kenapa
dia melakukan kencan buta saat pacaran dengan Park Hyun Soo? Mereka saling
mencintai... Bodoh sekali.” ucap Seo Yeon lalu akan pergi.
“Permisi...
Apa Anda butuh sesuatu?” tanya Seorang pelayan. Seo Yeon mengaku datang kemari
tanpa sengaja sambil meminta maaf.
Di
ruangan lain, Mi Kyung memesan minuma dengan krim dan seorang pri duduk
didepanya. Si pria dengan gaya sombongnya berkomentar kalau Mi Kyung suka
makanan manis. Mi Kyung membenarka kalau menghilangkan stresku dengan makanan
manis.
“Astaga,
tapi kau masih bisa tetap bugar... Itu bagus.” Ucap Si pria. Mi Kyung panik
mengeluh keberadaan temanya sekarang.
“Apa Kau
tahu? Aku belum pernah berkencan buta dengan wanita berusia 29 tahun. Wanita di
atas 30 tahun... Bagaimana mengatakannya? Aku tidak bisa melihatnya sebagai
wanita. Tapi kulitmu bagus padahal usiamu 30 tahun.” Komentar si pria terlihat
sedikit mengejek.
“Tubuhmu
juga... Pasti kau menjaga bentuk tubuhmu.” Kata si pria terlihat mencoba
mengoda Mi Kyung. Mi Kyung membenarkan dengan menahan amarahnya.
“Kau
menjaga tubuhmu.. Itu bagus.” Ucap si pria. Mi Kyung berkomentar pria yang suka
wanita yang menjaga tubuhnya, tapi kenapa ia dengan tubuh tambunnya.
“Tidak.
Pria berbeda.... Apa Kau tidak tahu pepatah bahwa pria itu seperti anggur?..
Tidak.. Makin tua, makin dalam rasa dan aroma mereka seperti anggur.” Ucap Si
pria bangga.
Mi Kyung
berkomentar kalau itu kalimat yang bagus lalu tak bisa menahan diri lagi
akhinya langsung meminum dari gelasnya. Si pria binggung. Mi Kyung dengan mulut
penuh krim berpikir si pria itu pasti belum pernah melihat wanita makan
“Itu
seksi... Aku memutuskan bahwa aku akan memacarimu.” Ucap si pria. Mi Kyung
kaget langsung memuntahkan minumanya.
Mi Kyung
akhirnya ke toilet membersihkan bajunya langsung mengeluh omongan si pria
tentang Anggur, menurutnya Orang Korea harus minum makgeolli bukan Anggur. Tapi
ia berpikir kalau Makgeolli akan bau jika sudah basi lalu mengumpat kesal.
“Hei, kau
dari mana saja?” tanya Mi Kyung melihat Seo Yeon datang. Seo Yeon meminta maaf
karena dan ingin tahu Apa yang terjadi.
“Apa Kau
baik-baik saja?”tanya Seo Yeon. Mi Kyung tak peduli karena sudah mengurusnya.
“Jadi, kau
pergi ke mana?” tanya Mi Kyung. Seo Yeon memberitahu tentang Lee Kang Woo.
“Dia
sedang kencan buta. Dia tampak sangat sedih. Bahkan kupikir dia wanita yang
baik. Tapi Lee Kang Woo sepertinya sangat sedih. Kurasa dia tidak mau ada di
sana.” Cerita Seo Yeon
“Kalau
begitu, Apa menurutmu keluarganya yang kaya akan paham orientasinya? Aku ragu
dia mengaku gay pada keluarganya. Dia harus menjalani hidupnya dengan menutupi
jati dirinya. Park Hyun Soo melarang kita memberi tahu Lee Kang Woo bahwa kita
tahu tentang hubungan mereka. Jadi, kamu harus berpura-pura tidak tahu apa
pun.” Jelas Mi Kyung
“Kang Woo
tidak bisa memberi tahu orang-orang bahwa dia jatuh cinta kepada Hyun Soo.
Hidup yang menyedihkan.” Ucap Seo Yeon sedih.
Sementara
Kang Woo pulang mengemudikan mobilnya, Ibunya menelp iingin tahu kenapa dan Apa
yang tidak disukai dari wanita itu. Kang Woo pikir wanita itu terlalu sempurnadan Ada banyak
yang dipikirkan. Ibunya penasaran apa yang dipikirkan.
“Mari
bicara lain kali... Aku sedang menyetir. Sampai jumpa.” Ucap Kang Woo lalu
menutup telpnya.
Saa itu
Kang Woo melihat bayangan Seo Yeon yang duduk disampingnya, Seo Yeon menatap
dengan mengoda. Kang Woo hanya bisa mengeluh kesal kalau dirinya sudah gila
karena terus membayangkan Seo Yeon.
Kang Woo
akhirnya pulang sambil mengeluh sudah gila dan tiba-tiba tanganya menyentuh
sesuatu. Seo Yeon sudah ada didepan rumah terkena pukulan tangan Kang Woo. Kang
Woo kaget kalau Seo Yeon ternyata nyata dan langsung menjauh. Seo Yeon langsung
memberikan sesuatu.
“Aku
ingin berterima kasih karena kau menyetujui bugget dan mencuci kemejanya. Aku
sedang berjalan-jalan dan mereka menjualnya di jalanan, jadi, kubelikan satu
untukmu.” Ucap Seo Yoon. Kang Woo melihat bonek dengan kacamata bulat.
“Ini
kepala rerumputan. Rambutnya tumbuh tinggi seperti rumput. Apa Kau tidak menyukainya? Begitu aku
melihatnya, kupikir itu mirip denganmu, jadi, kubeli. Ada kepala hewan juga.”
Ucap Seo Yeon. Kang Woo hanya diam menatapnya.
“Jika kau
tidak suka, apa mau kutukarkan? Seharusnya aku membeli semangka saja. Ini
hadiah yang buruk, kan? Aku akan membelikanmu semangka lain kali...” kata Seo
Yeon akan mengambilnya.
“Aku akan
memilihnya... Aku akan melihat dan memilih sendiri.” Ucap Kang Woo langsung
mengangkat tanaman jauh-jauh ke atas.
Kang Woo
berjalan dengan senyuman bahagia melihat hadiah dari Seo Yeon yang berjalan
didepanya. Seo Yeon pergi ke depan minimarket bingung karena pedatangnya sudah
pergi, lalu meminta Kang Woo agar memberikan supaya bisa menukarnya lain kali.
“Jangan
sentuh Pak Kentang tanpa izin.” Ucap Kang Woo menjauhkan. Seo Yeo kaget kalau
Kang Woo sudah menamainya. Kang Woo langsung berbalik arah menutupi senyumanya.
Seo Yeon
pun berjalan mengikuti Kang Woo menanyakan apakah baik-baik saja karena ingin tahu apa menikmati
hari ini. Kang Woo bertanya apakah Ini terlihat mirip dengannya. Seo Yeon
terlihat bingung lalu akhirnya berdiri
didepan Kang Woo.
“Ya, ini
mirip kamu saat di SMP. Kau sangat manis saat itu. Sejak kapan kamu tumbuh
sebesar ini? Kapan kamu tumbuh begitu tinggi, Kang Woo?” ucap Seo Yeon
memperlihatkan tingginya yang jauh.
Kang Woo
melihat tangan Seo Yeon yang menyentuh dahinya dan itu seperti saat Seo Yeon
sepert mengecap dahinya sebagai tanda mereka akan jadi teman cemilan. Seo Yeon
tak percaya Kang Woo sangat tinggi sekarang. Kang Woo hanya bisa melonggo.
“Kapan kau...
Sejak kapan kau begitu dekat denganku?” gumam Kang Woo melihat Seo Yeon yang
berjalan didepannya dengan senyuman.
Seo Yeon
menatap Kang Woo bertanya ada apa, lalu mengajak pergi.
Bersambung
ke "Episode 10"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar