PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 23 Desember 2019

Sinopsis Crash Landing On You Episode 4 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Nyonya Na sudah berdiri didepan rumah memberitahu Hari ini, ulang tahun Yeong Ae dan Sebelum perayaan utama, demi kelancaran berlangsungnya acara, maka ia ingin memeriksa hadiah ulang tahunnya. Banyak orang yang mengantri didepan rumah Nyonya Ma.
“Yang ini dibungkus.” Ucap Nyonya Yang melihat hadiah yang dibawa si wanita yang menyimpan rice cooker.
“Kenapa kau bungkus? Apa Kau malu?” kata Nyonya Na. Si wanita memperlihatkan sedikit isinya kalau ini dari Selatan. Nyonya Na bertanya apa itu.
“Ini Obat... Ginseng merah. Kudengar ini berkhasiat memulihkan depresi dan kegelisahan wanita yang menopause.”kata si wanita
“Seharusnya berikan diadi ulang tahun sebelumnya. Maka segalanya akan lebih mudah selama setahun ini.” Keluh Nyonya Na. Si wanita pikir itu salah.
“Baik. Kau harus beri padaku lain kali.” Ucap Nyonya Na lalu menyuruh yang Berikutnya.

Seorang wanita datang dengan sebuah buku. Nyonya Yang mengeluh pada Wol Suk yang membawa buku sebagai hadiah. Nyonya Na pikir Wol Suk tak dengar pengumumannya dan Apa tema hadiah ulang tahunnya. Wol Suk menjawab Kecantikan dan kesehatan.
“Benar. Bisakah kau jelaskan ini? Hadiahmu ini masuk kategori mana? Kecantikan atau kesehatan?” sindir Nyonya Na
“Setelah Yeong Ae melihat barang-barang yang cantik dan menyehatkan, saat dia lihat buku, acaranya akan berakhir. Dia mungkin akan membalikkan meja!” kata Nyonya Yang
“Maaf. Aku tak memikirkannya.” Kata Wol Suk dan Nyonya Na pun menyuruh minggir. 

Nyonya Hyun membawakan hadiah, Nyonya Yang bingung bertanya apaka ini gaun. Nyonya Hyun membenarkan kalau ia membuatnya sendiri menurutya Sangat ringan dan lembut jaditak akan merasakannya. Nyonya Yang mengejek sebaiknya tidak pakai.
Tiba-tiba Se Ri datang menyapa keduanya. Nyonya Na kaget dan bertanya kenapa ada dibelakang Nyonya Hyu karena  bilang tak akan datang kalau tak ikut pesta ultah.
“Ini bukan hanya pesta ultah, tapi pesta perayaan. Yang ini tak masalah.” Ucap Se Ri sumringah. 

Semua orang akhirnya masuk dengan membawa banyak hadiah, Nyonya Na pun memberikan sesuatu lalu memberikan kode kalau Tunangan Kapten Ri datang. Se Ri hanya berdiri, Nyonya Ma pun menyapa Se Ri dan berpikir Karena ini kali pertamanya datang jadi boleh duduk di sampingnya.
“Aku tak mau.” Ucap Se Ri. Semua orang bingung mendengar Se Ri menolaknya.
“Aku tak mau duduk di samping orang yang terlalu cantik.” Ucap Se Ri. Nyonya Ma tersipu malu mendengarnya.
“Aku... lebih baik duduk di sini.” Kata Se Ri dan langsung mendorong Nyonya Yang agar bergeser. Nyonya yang mengeluh mendengarnya. 

Nyonya Ma berkomentar kalau Se Ri itu wanita berprinsip. Nyonya Na memberitahu kalau sudah membawakan dan kumpulkan hadiah untuk menunjukkan bahwa turut senang akan ulang tahunnya dan juga selamat.  Nyonya Ma malu merasa tak perlu.
“Tapi... Tunangan Kapten Ri datang bertangan kosong.” Ucap Nyonya Na. Se Ri melihat Nyonya Hyun malu menutupi gaun yang dibawanya.
“Ada satu lagi di sini.” Kata Se Ri. Nyonya Hyun panik karena gaunya terlalu jelek.
“Ini tidak jelek...Ini tren terpopuler yang menyapu dunia mode global. Newtro” kata Se Ri. Semua melonggo bingung apa maksudnya. "Newtro"
“Boleh kucoba dan perbaiki ini sedikit?” ucap Se Ri penuh semangat. 

Semua mulai makan, Se Ri dan Nyonya Ma keluar dari kamar. Semua melonggo melihat baju yang dibuat ulang dengan Se Ri sangat bagus. Nyonya Ma tak percaya Bagaimana bisa gaun biasa itu jadi seindah ini dan ingin tahu Apa nama gaun ini. Se Ri menjawab ini "Kebun Bunga".
“Pergeseran pola bunga-bunga ini merupakan tren terbesar musim ini. Efek kabur ini melembutkan pola dan juga susunan tak simetris yang menekankan kesan alami gaun ini merupakan inti kecantikannya. Gerakan rumbai hiasan ini mengingatkan akan dewi-dewi Yunani Kuno.” Jelas Se Ri
“Gaun modis ini menggambarkan puncak kewanitaan Nyonya Ma. Itulah tema gaun ini..” Ungkap Se Ri. Nyonya Ma menatap Nyonya Na dan Nyonya Yang. Keduanya langsun mengangguk setuju.
“Astaga, aku tak tahu dia sepandai ini.” Kata Nyonya Ma. Se Ri pikir Ini bisa terjadi karena gaun yang Nyonya Hyun bawa sudah cukup mewah.
“Myeong Sun, makan yang banyak... Jangan lupa bawa pulang.” Kata Nyonya Ma. Nyonya Hyun tersenyum bahagia mendengarnya.
“Kau tahu? Aku masih tak tahu namamu.” Kata Nyonya Ma. Se Ri terlihat bingung.
“Kau memang di Divisi 11, tapi boleh beri tahu namamu, kita sudah saling kenal.” Ucap Nyonya Ma
“Tentu. Kita sudah saling kenal... Namaku...” ucap Se Ri melihat sekeliling dan melihat nama “CHOE SAM SUK, SESEORANG YANG TERUKIR DI HATIMU”
“Sam Suk... Choe Sam Suk.” Ucap Se Ri menutupi nama aslinya. 


Tentara Park mengemudikan mobilnya meminta Maaf karena Tiba-tiba, Se Ri bilang mau menghadiri pesta ulang tahun Nyonya Ma. Jung Hyuk heran Kenapa dia ke pesta itu. Tentara Park menjawab Se Ri bilang ingin membantu Jung Hyuk mendapat Bintang Preferensi.
“Dia tak akan bisa membantuku. Apa Dia sungguh berpikir dia tunanganku?” ucap Jung Hyuk
“Katanya lebih mudah pergi dari sini jika kau dapat Bintang itu. Menurutnya, kau ini bukan siapa-siapa.” Kata Tentara Park. Jung Hyuk heran anggap Bukan siapa-siapa.
“ Ya... Menurutnya karena jabatanmu rendah, dan tak punya kekuasaan, maka dia tak bisa pergi dari sini.” Ucap tentara Park
“Aku punya kuasa, itu tidak benar.”tegas Jung Hyuk. Tentara Park kaget mendengarnya.  Jung Hyuk tak ingin membahasnya.
“Omong-omong, kenapa kau mau pergi ke Unit Perbaikan Brigadir Teknisi?” tanya Tentara Park.
“Kecelakaan mobil malam itu. Aku yakin bukan kecelakaan biasa.” Kata Jung Hyuk
“Apa Menurutmu, ada unit truk rahasia seperti yang dirumorkan?” tanya Tentara Park
“Aku akan meminta catatan perbaikan kendaraan.” Kata Jung Hyuk. Tentara Park kaget.
“Apa Kau yakin mereka bersedia memberikannya tanpa protes?” tanya Tentara Park. 



Mereka pun masuk ke penyimpanan truk. Seorang tentara menolak, tentara Park menegaskan ini untuk investigasi jadi meminta izin memeriksanya periksa. Jung Hyuk mencoba masuk lebih dalam, beberapa tentar sedang mencuci truk.

Ia melihat beberapa orang sedang mengelas besi dengan ujung yang runcing lalu seseorang mengambar design bagian depan truk yang runcing dan sebuah peti. Jung Hyuk mulai memikirkan kalau truk itu membawa peti lalu membentuknya jadi ujung truk yang runcing. 

“Kau bilang Investigasi? Hanya Badan Keamanan yang boleh.Jangan main-main denganku!!” kata si pria marah
“Apa? Main-main? Sebaiknya jaga ucapanmu.”balas Tentara Park dan ingin berkelahi. Jung Hyuk datang menahanya.
“Sudah cukup.” Kata Jung Hyuk lalu mengucapkan Terima kasih. Si pria terlihat bingung
“Aku berusaha mengulur waktu karena kau memintaku, tapi menurutmu itu cukup?” tanya Tentara Park berjalan keluar.
“Ya, cukup.” Kata Tentara Park memperlihatkan kepingan yang sudah diambilnya. 


HOTEL JEIL PYONGYANG
Sepupu Tuan Choi menyambut Tuan Jo yang baru datang ke Pyongyang. Tuan Jo pikir yang seharusnya berterima kasih. Pelayan datang bertnya ingin pesan apa. Tuan Cho memesanes macchiato karamel. Tuan Jo pikir Tuan Choi memang Warga Pyongyang memang berkelas.
“Bahkan nama minumannya terdengar seperti kode.” Kata Tuan Jo. Tuan Choi merendah kalau  ini bukan apa-apa.
“Aku pesan teh jahe dengan soda.” Kata Tuan Jo si pelayan pun pergi sambil mengambil buku menu. 

“Kudengar dari sepupuku kau ingin aku mencari seseorang di Divisi 11. Siapa dia?” kata Tuan Choi
“Kapten di pos jagaku, Batalion Polisi Militer, punya tunangan di sana.” Kata Tuan Jo. Tuan Choi bingung dengan Tunangan
“Usianya sekitar 30 tahunan. Dari cara bicaranya, tampaknya diatinggal cukup lama di Korea Selatan, dan dia baru saja pulang.” Kata Tuan Jo
“Mengungkap identitas orang di bawah perlindungan khusus sebenarnya dilarang di divisi kami.” Ungkap Tuan Choi
“Sebab itu aku menanyakanmu secara langsung.” Kata Tuan Jo. Tuan Choi pikir Hanya ada beberapa orang yang masuk kategori ini dalam beberapa tahun ini.
“Aku bisa memberikan daftar kemungkinan orang-orangnya. Wanita, usia 30-an. Aksen Korea Selatan. Apa Kau tahu namanya?” tanya Tuan Choi mencatat dalam bukunya. 

Nyonya Ma memanggil Se Ri dengan panggian Sam Suk dengan mengucapkan Terima kasih atas bantuannya Berkatnya, Ia jadi punya gaun indah ini. Se Ri merendah mengaku Ini sangat menyenangkan
“Jika kau ada waktu luang, tolong berikan tunanganku rekomendasi kkepada suamimu.” Kata Se Ri.
“Apa? Dengan Se Dae Ju?” ucap Nyonya Ma. Se Ri seolah kaget mengetahui namanya Se Dae Ju,
“Benar. Tolong sampaikan rekomendasinya kepada Kamerad Se Dae Ju.” Kata Se Ri.
“Apa ada masalah? Semuanya tahu kalau Kamerad Ri yang terbaik.” Kata Nyonya Ma khawatir. 
“Dia tinggi dan kekar, tapi tak pandai bergaul. Sebenarnya, dia sangat menghormati Kolonel Senior. Bodohnya, dia tak tahu cara ekspresikan rasa hormatnya.” Kata Se Ri
“Astaga. Baiklah... Aku akan bicara kepadanya. Jangan cemas.” Ucap Nyonya Ma.
“Astaga, sungguh?.. Terima kasih, Kak Yeong Ae.” Ucap Se Ri ingin lebih dekat. Nyonya Ma terlihat kaget dan bingung.
“Apa Aku boleh memanggilmu Kak Yeong Ae? Kurasa usia kita tak jauh beda... Kau tak lebih muda dariku, 'kan?” kata Se Ri menjilat. Nyonya Ma tertawa bahagia mendengarnya terlihat masih muda. 


Jung Hyuk menaiki sepeda mendenga suara tawa Nyonya Ma dan juga Se Ri, tapi Se Ri belum juga keluar akhirnya memundurkan sepedanya karena ingin seolah-olah tak sengaja bertemu. Se Ri pun  keluar rumah, Jung Hyuk mengayuh sepeda dengan berpura-pura tak melihatnya.
“Jung Hyuk... Apa Kau menungguku?” ucap Se Ri. Jung Hyuk menyangkal berpikir Se Ri melihatnya tadi.
“Aku baru... Maksudku, aku baru datang dari sana.” Ucap Jung Hyuk gugup. Se Ri pun bertanya kenapa Jung Hyuk lewat rumah Nyonya Ma.
“Ini juga daerah rumahku.” Kata Jung Hyuk menyangkal. Se Ri berpikir kalau Jung Hyuk memang menunggunya.
“Tidak, Lalu Sedang apa kau di rumahnya semalam ini?” tanya Jung Hyuk. Se Ri pikir tak perlu dibicarakan.
“Aku berutang banyak kepadamu, Kapten Ri. Aku harus membantumu meningkatkan karier selagi di sini. Aku bekerja keras membantumu mendapatkan Bintang Preferensi.” Ucap Se Ri
“Astaga... Kau pasti salah paham. Aku bukannya tak punya kuasa atau statusku rendah di sini.” Kata Jung Hyuk.
“Ini sepeda yang unik. Apa Aku bisa duduk di depan?” kata Se Ri melihat bagian depan sepeda. 



Jung Hyuk akhirnya mengayuh sepeda dengan Se Ri duduk didepan lalu memberitahu Di sini gelap saat malam jadi meminta Se R agar jangan terlalu larut untuk pulang.  Se Ri pikir Jung Hyuk itu mencemaskannya. Jung Hyuk mengelak. Se Ri pun ingin tahu kenapa.
“Kau mengganggu pikiranku.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir itu artinya Jung Hyuk mencemaskanya.
“Bukan, itu berbeda.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir sama saja. Jung Hyuk tetap berpikir itu beda dan Se Ri merasa itu sama saja.

Saat itu dirumah, Tentara Park menyusun kerang diatas karung yang tampaknya enak. Se Ri heran melihat mereka itu belum pulang dan bertanya apakah boleh tetap di sini. Ju Meok  memberitahu Kapten Ri bilang ke Sersan Mayor bahwa mereka akan kembali ke markas setelah selesai di sini.
“Kemarilah... Kapten Ri membeli kerang dari pasar.” Kata Eun Dong. Se Ri bingung tapi akhirnya mengikutinya. Tentara Park tiba-tiba menyalakan api diatas karung dan terbakar.
“Kau mengejutkanku... Hei, kau menakutiku saja... Tapi Seperti api unggun.” Ucap Se Ri kaget tapi senang.
“Ini namanya kerang bulgogi” ucap Ju Meok. Tentara Park tahu Kerangnya sangat panas dan menyuruh Se Ri memakailah sarung tangan.
“Begini cara memakannya.. Lalu soju...”kata Tentara Pyo memakan langsung dari cangkangnya setelah itu menaruh soju dalam cangkang dan meminumnya. Se R mengeluh melihatnya. Ju Meok menyuruh Se Ri makan saja.
“Jika hidangan dengan kerang, aku hanya makan bouillabaisse. Apa Yakin sudah matang?”ucap Se Ri. Ju Meok menganguk.
Se Ri akhirnya mencoba makanya, Ju Meok pun akan menuangkan soju setelahnya.  Se Ri bingung karena hanya minum Sauvignon Blanc saat menyantap hidangan laut. Ju Meok menyuruh Se Ri akan mencoba lebih dulu. Se Ri pun mulai minum Soju.
“Apa Kau tambahkan gula, Ju Meok?” tanya Se Ri tersenyum bahagia. Ju Meok mengelengkan kepala.  Se Ri pikir rasanya manis. 


“Tuangkan untukku juga.” Kata Eun Dong. Se Ri melarang karena Eun Dong  masih muda.
“Tak boleh. Kau baru 17 tahun.” Kata Se Ri. Tentara Pyo pikir Eun Dong di kemiliteran jadi itu boleh.
“Tidak. Tak boleh.. Anak di bawah umur tak boleh... Kau punya banyak cara untuk minum alkohol.” Ucap Se Ri melarang dan terus merasakan sojunya manis sekali
Mereka pun mulai membakar kerang lagi, Se Ri terlihat bahagai bisa makan malam bersama, Jung Hyuk melihat senyuman Se Ri terlihat ikut bahagia. Se Ri sempat menatap Jung Hyuk tapi Jung Hyuk seolah-olah tak memperdulikanya. 

Malam malam di keluarga Yoon, semua terlihat tegang. Tuan Yoo memanggil Se Hyung. Se Hyung langsung berdiri. Tuan Yoon memutuskan Se Hyun harus ambil alih perusahaan. Se Joon dan istrinya berteriak tak percaya. Se Hyun langsung mengucapkan Terima kasih dan Akan melakukan yang terbaik.
“Tak perlu berikan yang terbaik... Tapi Lakukan dengan baik.” Ucap Tuan Yoon. Se Ri berjanji akan menunjukan kemampuanya.
“Sulit kupercaya. Ayah tak masuk akal.” Teriak Se Joon.  Tuan Yoon tak percaya anaknya berani seperti itu.
“Aku paham kenapa dia marah. Memberikan perusahaan pada dia tak masuk akal. Saat Ayah dipenjara, justru suamiku yang diam-diam menjalankan perusahaan. Dia lakukan pekerjaan kotor dan keras demi perusahaan.” Kata Nyonya Do membela suaminya

“Itu juga bukan diam-diam. Dia masuk berita saat orang mulai melupakan ulah terakhirnya.” Kata Nyonya Ko. Nyonya Do menyuruh Nyonya Ko diam saja.
“Hentikan... Ayah tak tahan dengan kalian.” Ucap Tuan Yoon. Se Joon mengaku Hanya saja tak bisa memahami situasinya.
“Ayah, saat Ayah di penjara, apa terjadi sesuatu pada Ayah? Aku Se-jun, putra sulung keluarga ini!” kata Se Joon marah
“Mewariskan tak seperti antre di restoran. Urutan anak tak penting. Ini perusahaan yang Ayah bangun seumur hidup. Dia mau anak yang kompeten mengambil alih.” Tegas Se Hyung

“Apa Maksudmu, kau dapat perusahaan karena kau lebih kompeten?” ucap Se Joon marah
“Jangan bersikap picik. Terima saja kekalahanmu.” Ucap Se Hyung. Se Joon pikir adiknya itu tak pernah ingat menerima kekalahan
“Apa Ayah tahu,  komentar bajingan ini saat Ayah umumkan Se-ri akan ambil alih perusahaan? Dia mau melibatkan tabloid. Bahkan Dia mau umumkan kepada publik kalau Se-ri anak haram Ayah dan menjatuhkannya lewat pers.” Ucap Se Joon.
“Dia mau permalukan Se-ri, agar pergi dari Korea... Bukankah itu katamu?” kata Se Joon Nyonya Do tak percaya Se Hyung mengatakan seperti itu. Se Joon membenarkan.
“Kau lebih kejam dari dugaanku.” Kata Nyonya Do. Se Hyun memperingatkan kakak iparnya agar bisa menjaga ucapanya.
“Perhatikan ucapanmu, Berandal.” Kata Se Joon marah. Se Hyung pikir itu bukan komentar kejam.
“Apa yang Kakak katakan saat Se-ri menghilang? Kau bilang, "Selalu ada sisi baik dalam tiap kejadian." Kakak senang Se-ri meninggal. Itu yang Kakak bilang. Walau kami tak akrab, dia keluarga kita. Harus kuakui, Kakak menakutiku saat berkata begitu.” Ucap Se Hyung mulai menyerang.
“Astaga. Bisa bawakan aku cat putih dan mantel? Apa Memangnya kau Baron Ashura? Kau berengsek, bajingan munafik. Sejak kapan kau perlakukan Se-ri layaknya keluarga kita? Ibu, ayo katakan sesuatu.” Kata Se Joon  memanggil ibunya.
“Mari kita jujur... Adakah orang di meja ini yang menganggap Se-ri anggota keluarga kita? Kalian semua memperlakukannya seolah-olah dia anjing liar. Ibu, saat Ayah membawanya kemari, Ibu pasti ingin mencampakkannya jika tak ada yang lihat.” Kata Se Joon meluapkan emosinya.
“Diam!”teriak Tuan Yoon. Nyonya Han akhirnya berdiri. Se Hyun meminta agar bisa mendukungnya. Nyonya Do mengeluh agar adik ipanya Jangan kekanak-kanakan.



Nyonya Ha terdiam seperti mengingat saat Se Ri kecil di tepi pantai sambil menghitung dari sampai 100 dan terus mengulangnya. Nyonya Han pun bertanya apakah mereka ingin mendengar pendapat ibunya. Semua menjawab “Ya”
“Ibu rasa kau salah mengambil keputusan.” Ucap Nyonya Han. Se Joon dan istrinya setuju. Se Hyung mengeluh dengan ibunya.
“Kita masih belum tahu nasib Se-ri. Jadi, mencari pengganti Se-ri terlalu terburu-buru.” Ucap Nyonya Han. Se Hyung mengeluh dengan yang dikataka ibunya.
“Ibu, bukan itu yang kami bahas.” Kata Se Joon. Nyonya Han menegaskan kalau ibu pendapatnya.
“Kita masih belum tahu pasti. Ibu yakin Se-ri bisa kembali.” kata Nyonya Han. 


Se Ri dkk sudah mabuk dan mulai main merangkai kata,  Se Ri melawan Tentara Pyo. Tentara Pyo menjawab “Dan muk!” Se Ri bingung apa itu.  Tentara Pyo tertawa mendengarnya.
“Apa Kau tak punya “dan muk” di Korea Selatan?” ejek Tentara Pyo. Ju Meok memberitahuItu nama kudapan manis yang terbuat dari gelatin.
“Ohh.. Begitu. Seperti jeli?.. Astaga. Itu bukan apa-apa. Kau sudah besar kepala.” Kata Se Ri dan kembali menebak kata “Muk” dan akhirnya Tentara Pyo menyebut Balbari cha
“Apa Kau tak punya “balbari cha” di Korea Selatan?” ejek Tentara Pyo. Ju Meok memberitahu Itu artinya taksi.
“Taksi? Kau bilang Tak ada taksi di Korea Selatan?Yang benar saja. Kami punya 16 jalur taksi, saking banyaknya, jalan menjadi macet. Itulah Seoul.” Ucap Se Ri.
“Baik. Bohong saja sesukamu. Aku tak percaya.” Kata tentara Pyo. Se Ri merasa tak membahasnya.

Tuan Jung terus mendengar dari ruangan penyadapan. Se Ri memikirkan kata dari “Cha”. Tuan Jung ikut mencoba menjawab “Charimpyo.”  Akhirnya Se Ri menjawa “Chaga beoseot”. Ju Meol  pikir tak ada kata yang dimulai dari “seot”. Se Ri pikir sudah berakhir.
“Seod-dal Geumeum!” kata Tentara Pyo.  Se Ri mengeluh kalau Tentara payo  tahu ejaannya bukan begitu.
“Apa kau tak bisa bedakan antara seot dan seod ?” keluh Se Ri. Jung Hyuk menjebut kalimat “Seojjok-haneul.” Semua melonggo.
“Ejaannya seo, jjok, ha, neul.” Kata Jung Hyuk. Se Ri mengeluh Jung Hyu Tak perlu picik karenaTerima saja kekalahannya. Mereka pun terus main kata dengan mabuk. 

Pagi hari
Jung Hyuk mengambil kotak yang disimpanya yaitu tempat saringan kopi. Ia mulai menuangkan biji kopi lalu mengaduknya, beberapa saat kemudian biji kopi mulai menghitam. Se Ri di kamar terbangun dari tidurnya dan sudah ada dikamar.
“Kenapa aku bisa di kasur?” ucap Se Ri dan memulai mencium aroma kopi. Jung Hyuk sedang menuangkan air pada kopi.

“Tunggu, Apa kau punya ini?” tanya Se Ri penuh semangat. Jung Hyuk mengaku ini saat belajar di luar negeri.
“Belajar di luar negeri? Di mana? Di Swiss? Kau jurusan apa?” tanya Se Ri. Jung Hyuk tak menjawabnya. Se Ri mencium wangi kopinya enak sekali.  Jung Hyuk memberikan secangkir kopi.
“Ini Sungguh nikmat... Kopi buatan sendiri memang obat pengar. Aku sudah merasa membaik.” Kata Se Ri.
“Aku sudah buat sup taoge yang akan memulihkanmu.” Kata Jung Hyuk dan akan bergegas pergi. Se Ri terus minum kopi yang menurutnya enak sekali




“Jung Hyuk... Aku berterima kasih atas banyak hal dan juga kopinya, aku punya sesuatu untukmu.” Ucap Se Ri lalu mencari sesuatu dalam kantungnya.
Jung Hyuk bingung, Se Ri tiba-tiba memberikan jari telunjuk dan jempolnya sebagai tanda cinta. Jung Hyuk bingung tak mengerti artinya. 

Ju Meok memastikan kalau yang dimaksud Jung Hyuk jari telunjuk dan jempol yang disatukan. Jung Hyuk membenarkan. Tentara Pyo pikir itu Artinya, "Sama seperti aku melumatkan serangga kecil dan membunuhnya, cuma butuh dua jari untuk menghancurkanmu",
“Bukan... Itu bentuk hati. Pertama-tama, kalian tahu hati itu melambangkan apa, 'kan?” kata Ju Meok.
“Hatiku? Kenapa?” ucap Jung Hyuk bingung. Ju Meok memberitahu artinya  "Aku mau memberikan hatiku kepadamu."
“Kenapa dia tiba-tiba mau mendonasikan organnya kepadanya?”kata Tentara Pyo.
“Astaga. Hati itu berarti cinta. Di Korea Selatan, artinya dia menyukaimu.” Ucap Ju Meok
“Hei, jangan melantur hanya karena kami tak tahu negara itu. Omong kosong.” Ucap Tentara Pyo.
“Kenapa omong kosong? Aku sudah menduga ini akan terjadi sejak Kapten berbohong di hadapan warga desa bahwa dia tunangannya.” Kata Jo Meok.
“Apa maksudmu?” tanya Jung Hyuk. Ju Meok bertanya apakah Jung Hyuk yakin tak terjadi apa-apa pada mereka sejak itu. 


Jung Hyuk terdiam. Ju Meok memastikan apakah sama sekali tak terjadi apapun. Jung Hyuk teringat saat mencium Se Ri dikapal.  Ju Meok tahu Kapten mungkin melakukannya untuk menyamarkan Se Ri tapi Se Ri mungkin punya perasaan.
"Punya perasaan"?” tanya Tentara Pyo binggung.  Ju Meok menjawab saat jantungnya berdebar-debar. Jung Hyuk kaget memegang dadanya.
“Kenapa terlihat terkejut? Aku yakin banyak wanita mengungkapkan perasaan padamu.” Ucap Ju Meok
“Kau pasti tak paham. Tak peduli berapa kali pun kau mengalaminya, kau tak akan pernah terbiasa.” Ucap Tentara Pyo. Ju Meok pikir tentara Pyo juga pasti tak paham.
“Apa masalahnya? Wanita itu juga akan segera pergi. Kapten Ri bukan pria bejat yang melakukan ini sementara sudah bertunangan atau menikahi orang lain.” Kata Tentara Pyo.
Jung Hyuk menatap tentara Pyo. Keduanya pikir Jung Hyuk melakukan sesuatu. 


Di depan “MALL JEIL PYONGYANG” Dan turun dengan seorang wanita dan juga pamannya, semua pegawai menyambut dan membungkuk pada mereka.  Mereka pun pergi ke PAMERAN PAKAIAN KOREA, LANTAI 2, Ibu Dan  dengan rambut tingginya mengaku begitu kesal.
“Ibu menguliahkanmu ke Rusia. Kau pasti tak suka makanannya. Kau jadi kurus sekali.” kata Ibu Dan
“Aku sengaja menurunkan berat badan. Jika aku makan apa pun, mereka menyebutku babi.” Ucap Dan
“Jangan beromong kosong. Wanita butuh sedikit lemak agar tampak elegan dan menawan.” Kata Nyonya Go 

Saat itu seorang wanita asing menyapa Nyonya Go mengaku senang sekali belanja di sini dan berharap Semoga bisa bertemu lagi. Dan heran melihat ibunya yang bisa menanggapi si bule dan mengucapkan terima kasih banyak dan Sampai jumpa dalam bahasa inggris.
“Apa Ibu belajar bahasa Inggris? Kukira Ibu membencinya karena itu bahasa Amerika Serikat.” Ucap Dan heran
“Apa Ibu bukan warga negara yang berbakti jika tahu bahasa musuh?” ucap Nyonya Do sinis
“Kali terakhir, ibumu ikut rapat dan dipermalukan karena tak bisa bahasanya, sejak itu dia belajar.” Ucap Tuan Ko
“Myeong Seok, bukankah kau harus kerja?”sindir Nyonya Go pada adiknya lalu menyebut dalam bahasa inggris “Don’t Go”
“Tentu saja... Aku harus pergi. Tapi bukankah kau yang memintaku mengantarmu?” kata Tuan Ko. Nyonya Go menyebut “Go Right Now”
“Dan, dengarkan pelafalan ibumu. Bukankah dia terdengar berlebihan?”ejek Tuan Ko
“Hei, ini keahlian dasar yang harus dimiliki jika mau berbisnis di luar. Kau bilang Dipermalukan? Yang benar saja. Dasar berengsek... Enyahlah.” Ucap Nyonya Go lalu berjalan pergi.
Bersambung ke part 3


 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar