PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Se Ri
akhirnya keluar dengan dua tanganya diangkat, Nyonya Na ingin tahu siapa wanita
itu dan Kenapa sembunyi di gudang kimchi Kapten Ri. Se Ri hanya diam saja. Chul Gang pikir Bahkan orang bisu bisa bicara
saat mereka ke Badan Keamanan.
Saat itu
terdenga suara mobil datang, semua penghuni melonggo melihat mobil yang datang
dengan Nomornya 729 dan ingin tahu Siapa
yang menyetir. Jung Hyuk pun turun dari mobil. Semua makin tak pecaya
melihatnya. Chul Gang langsung mengarahkan pistol pada Se Ri.
“Mau kau
apakan tunanganku?” kata Jung Hyuk. Se Ri kaget begitu juga penduduk yang
lainya.
“Mohon
singkirkan senjata yang kau todongkan ke tunanganku.” Tegas Jung Hyuk.
Nyonya Na
kaget kalau Se Ri adalah Tunangan Jung Hyuk, Tuan Jo seperti percaya dengan
ucapan Jung Hyuk langsung meminta maaf dan menurunkan senjatanya. Se Ri pun
ditarik ke samping Jung Hyuk dengan wajah tertunduk ketakutan.
“Jika kau
tunangannya... Apa Kau dari Pyongyang?” tanya Tuan Jo. Jung Hyuk terlihat sedikit gugup dan mencoba
menutupinya.
“Kita
harus mengikuti protokol, jadi, mohon kerja samanya. Kami harus melihat kartu
kependudukan dan izin masuk perbatasan.” Kata Tuan Jo.
Di markas
Eun Don
gugup memastikan kalau Tak akan terjadi apa-apa, Sementar Tentara Pyo hanya
diam seperti menahan rasa ketakutanya. Tentara Park yakin Jika Kapten Ri tiba
tanpa masalah, maka pasti bisa membereskannya. Tentara Pyo tak percaya kalau pria
canggung itu bisa membereskannya
“Semoga
dia tak salah bicara.” Ucap Tentara Pyo gugup. Semua makin ketakutan.
Tentara
Jo ingin tahu Kartu kependudukan dan izin masuk dan bertanya apakah Se Ri tak
punya. Suasana terlihat tegang, Jung Hyuk mengaku Tunangannya dari Korea
Selatan. Semua langsung tak percaya mendengarnya dan berpikir Jung Hyuk itu
gila.
“Apa maksudmu?”
Tanya Tuan Jo. Jung Hyuk mengaku kalau Se Ri itu dari Divisi 11. Semua langsung
berbisik kaget.
“Apa
Maksudmu, dia mendapat medali dari Komisi Pusat? Astaga, misi seperti apa yang
dia selesaikan di Selatan?” tanya Nyonya Na penasaran.
“Kalian pasti
tahu, semua informasi di Divisi 11merupakan rahasia negara, jadi, aku tak bisa
memberi tahu.” Ucap Jung Hyuk.
Di markas
Ju Meok
tahu Kapten Ri terlalu jujur dan Itu membuatnya cemas Bahkan akan jujur
meskipun diancam dengan pisau. Tentara Park
dan Eun Dong juga berpikiran yang sama . Tentara Pyo pikir kalau mereka
Bisa berbohong saat dibutuhkan sangatlah penting.
Jung Hyuk
mengaku Tunangannya baru saja kembali dari Korea Selatan, jadi, merasa tak nyaman di hadapan publik jadi
meminta izin untuk membawanya masuk. Tuan Jo terus menatap curiga pada Se Ri. Nyonya Na kaget kalau artinya Se Ri bermalam
bersama di rumahnya.
“Dia
kelelahan.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri pun bersandar di bahu Jung Hyuk sambil
menutupi wajahnya.
Tuan Jo
masih menatap sinis sementara Jung Hyuk tetap dengan maya yang menyakinkan.
Semua orang masih tak percaya kalau Se Ri akan tingal dirumah Jung Hyuk tapi
beberapa orang merasa tak masalah karena mereka sudah bertunangan.
Di teras
rumah
Jung Hyuk
membawa Se Ri masuk dengan Se Ri yang masih bersandar dibahunya. Sampai sudah
menjauh dari pintu pagar, Jung Hyuk mendorong kepala Se Ri menjauh karena sudah
Tak ada yang lihat jad bisa berhenti sekarang.
“Kau tiba-tiba
menyebutku tunanganmu. Kurasa aku terlalu menjiwai.” Ucap Se Ri
“Tak ada
pilihan lain.” Komentar Jung Hyuk. Se Ri bisa mengerti dan berkomentar akting
Jung Hyuk itu lumayan meyakinkan walau improvisasi.
“Para
wanita membelalakkan mata, mereka tampak terkejut. Mereka pasti mengira kita
cocok, dan...” ucap Se Ri mulai mengoda, Jung Hyuk tak peduli langsung masuk ke
dalam rumah. Se Ri pu mengejarnya.
“Omong-omong, apa itu? Divisi 11. Kenapa tak
ada yang mempertanyakan begitu kau mengungkit Divisi 11? Apa Organisasi itu
sangat berkuasa?” tanya Se Ri penasaran.
Jung Hyuk
memberikan minum pada Se Ri supaya bisa menenangkan dirinya. Se Ri pun meminum
secangkir air, Jung Hyuk memberitahu Sering
ada pemeriksaan rumah acak, tapi aku tak menduga terjadi hari ini dan ia pun
meminta maaf.
“Aku pun
yakin kau sama terkejutnya. Kau juga datang tepat waktu, jadi, tidak apa-apa.”
Kata Se Ri terlihat santai.
“Apa Kau
terluka? Kau baik-baik saja?” tanya Jung Hyuk dengan nada khawatir. Se Ri
terdiam seperti merasa tak percaya Jung Hyuk memperdulikanya.
“Aku
baik-baik saja... Divisi 11... Benar, apa itu?” tanya Se Ri masih penasaran.
“Mereka
mengurus agen khusus yang bertugas di Selatan dan keluarga mereka.” Jelas Jung
Hyuk. Se Ri ingin tahu Agen apa?
“Apa
Maksudmu, mata-mata?” kata Se Ri. Jung Hyuk memberitau alasan itulah Informasi
pribadi mereka dirahasiakan.
“Kenapa
kau bilang pada mereka aku mata-mata? Itu gila.” Ucap Se Ri marah
“Lalu
bagaimana aku harus jelaskan cara berpakaian dan bicaramu?” ucap Jung Hyuk
“Bagaimana
caramu menangani akibatnya nanti? Bagaimana jika ketahuan bohong?” kata Se Ri
ketakutan.
“Kau akan
pergi besok malam, kita hanya perlu melalui sehari ini.” Kata Jung Hyuk.
“Aku tak
mau jadi mata-mata.” Tegas Se Ri dan saat itu terdengar suara teriak dari depan
rumah.
Jung Hyuk
masih terdiam, beberapa orang berpikir kalau Jung Hyuk sudah tak ada dirumah,
tapi Nyonya Na yakin kalau Jung Hyuk itu mada di dalam, bersama tunangannya.
Semua tak percaya akalu mereka hanya berdua didalam rumah.
“Jadi
menurutmu.. Apa kita bisa bertahan diam-diam?” sindir Se Ri. Jung Hyuk akhirnya
pergi keluar rumah.
Jung Hyuk
membuka pintu melihat Nyonya Ma dkk datang ke rumah. Nyonya Ma meminta maaf tiba-tiba
bertamu selarut ini. Jung Hyuk mengaku tak masalah dan ingin tahu ada apa
datang ke rumahnya. Nyonya Ma pikir Jung
Hyuk baru saja kembali dari pos perbatasan, jadi mungkin tak punya makanan.
“Sebagai
tetua, aku seharusnya bertamu lebih awal. Maaf, agak terlambat.” Ucap Nyonya
Ma. Jung Hyuk pikir Tak apa-apa.
“Jangan
menolak. Ini arak kastanye buatanku.” Kata Nyonya Ma. Nyonya Yang membawakan
pancake kentang.
“Kami
bawakan jagung rebus. Masih hangat.” Ucap Nyonya Na menumuk semua.
“Astaga,
dia tak bisamembawa semuanya sendirian. Bagaimana kalau kita masuk dan antarkan
untuknya?” kata Nyonya Na. Jung Hyuk langsung menahanya.
“Aku tak
butuh bantuan.” Kata Jung Hyuk akan membawanya, tapi mereka pikir Jung Hyuk butuh.
Saat itu Se Ri keluar berdiri disamping Jung Hyuk.
“Dia
sudah cerita tentangmu. Jadi, kau tunangannya Kapten Ri?” tanya Nyonya Ma
sinis. Se Ri membenarkan. Nyonya Ma pun
menyaanya.
“Kudengar
kau dari Divisi 11. Misi apa yang kau ambil, dan di mana?” ucap Nyonya Ma
“Aku tak
boleh menceritakannya. Tentang misi dan juga keberadaanku. Aku harus
merahasiakan semuanya. Kalian pasti tahu.” Kata Se Ri yang berani melawan
tatapan semua ibu-ibu.
Mereka
pun setuju dengan ucapan Se Ri. Nyonya Ma pikir Pertanyaannya agak bodoh lalu pamit pergi.
Se Ri
masuk rumah dengan wajah bahagia membawa makanan tapi terdengar suara ibu-ibu
yang sedang mengossipkan dirinya. Nyonya
Ma pikir kalau Se Ri itu tak secantik yang diduga dan yakin kalau Pasti dari
perjodohan. Se Ri langsung menatap sinis
pada Jung Hyuk.
“Maksudku,
Kapten Ri tampaknya tak punya perasaan padanya.” Ucap Nyonya Ma. Semua juga
berpikir seperti itu.
“Kau
lihat mereka. Kapten Ri tampak kesal saat dia di sisinya. Pasti Kapten Ri
membencinya... Astaga, kau lihat rambutnya? Rambutnya tampak kusut.” Ucap
Nyonya Ma. Se Ri tak percaya melihat rambutnya yang digerai dan rapih.
“Kupikir
dia hantu... Aku kasihan dengan Kapten Ri. Jika kau bertemu dengannya lagi, coba
cari ekor rubahnya.” Kata Nyonya Ma. Se Ri menahan emosinya.
Se Ri
akhinya duduk di meja makan menyindir kalau ia sekarang adalah mata-mata yang
jadi tunangan Jung Hyuk. Ia pikir itu bagus dan ingn tahu tentang Jung Hyuk
sekarang. Jung Hyuk bertanya soal apa. Se Ri pikir Mereka tetap menanyakanku meskipun
sudah pergi.
“Terutama
wanita bermata bulat itu. "Kenapa kalian putus?" Mereka tak akan
tanya. Mereka pasti bertanya dan Pasti menginterogasimu. Mereka akan selalu
bergosip.” Ucap Se Ri yakin
“Tak ada
yang bisa menanyakan masalah pribadiku.” Kata Jung Hyuk Se Ri yakn kalau mereka
bisa bertanya.
“Dari
yang kulihat tadi, kau tak bisa bersikap tegas dan bicara dengan nada rendah.
Mereka bisa masuk, jadi mereka pikir bisa mengendalikanmu. Bagi mereka, kau
mudah dikendalikan.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk tak bisa terima dan ingn membela
diri.
“Pak Ri...
Apa hal terpenting saat membahas hubungan asmara? "Kenapa mereka putus?
Siapa yang mengakhiri?" Itulah pertanyaan terpenting.” Ucap Se Ri. Jung
Hyuk tak mengert.
“Siapa
pun bisa menebak apa yang terjadi, tapi aku mau jelaskan. Jika ada yang
bertanya kenapa kita putus, jawab kau dicampakkan.” Ucap Se Ri
“Entah
kenapa itu penting, tapi baiklah.” Kata Jung Hyuk. Se Ri menegaskan kalau Jung
Hyuk dicampakkan... karena kepribadian mereka
terlalu berbeda. Jung Hyuk setuju.
“Dan beri
jarak enam bulan... Kau tak boleh kencan selama enam bulan. Mungkin Kita bisa
sebut masa berkabung pasca-putus hubungan?” kata Se Ri. Jung Hyuk langsung
menghela nafas mendengarnya.
“Benar.
Hela napasmu seperti itu. Kau... Jangan makan atau tersenyum. Kau akan tampak
kurus dan lesu. Mereka akan bilang "Dia pasti dicampakkan setelah tergila-gila
dengannya." Siapa pun pasti akan tahu.” Kata Se Ri
“Apa Kau
mengejekku?” keluh Jun Hyuk. Se Ri mengancam kalau Jung Hyuk tak mengatakan
maka Se Ri akan tetap di sini. Jung Hyuk pun menyetujuinya.
“Kurasa
kau takut jika aku tetap tinggal di sini.” Goda Se Ri. Jung Hyuk akan perg
menyuruh Se Ri istirahat saja.
“Apa Kau
mau pergi? Bagaimana jika ada yang memaksa masuk lagi karena tak ada yang
menghormatimu? Aku harus apa? Tetaplah di sini malam ini. Aku tidur di kamar
tidur utama dan Kau tidur di ruang tamu.” Ucap Se Ri terlihat bersemangat.
Se Ri
tidur dengan bantal dan selimut mengaku ini sungguh nyaman dengan Lantainya
keras sekali. Ternyata ia harus tidur dilantai hanya dengan alasan, Ia pikir selalu
diperlakukan layaknya putri, jadi, ini pengalaman menarik lalu mengucapakan
Terima kasih banyak pada Jung Hyuk dengan nada menyindir.
“Berhenti
melantur dan tidurlah.” Ucap Jung Hyuk sinis. Se Ri mengaku ingin tidur tapi
tak bisa tertidur.
“Aku
benar-benar jatuh dari langit dan berakhir di Korea Utara. Aku hampir ditembak
dua kali. Dan hari ini, aku bertunangan. Aku begitu tegang, sampai tak bisa
tidur.” Ungkap Se Ri. Jung Hyuk hanya mendengarnya
“Omong-omong,
kau pernah ke Swiss?” tanya Se Ri. Jung Hyuk
mematikan lampu tapi terhenti mendengar ucapan Se Ri.
“Aku tak
bermaksud ikut campur. Tapi, aku melihat rak bukumu tadi. Koleksi buku
seseorang biasanya mengungkap kepribadian, sifat, dan selera seseorang.” Ucap
Se Ri
“Tapi
harus kuakui, kau punya banyak buku yang membahas hal mengerikan. Dan juga, aku
melihat sesuatu yang tak cocok denganmu... Partitur piano... Aku juga lihat
brosur konser. Akademi Musik Kota Basel.” Ucap Se Ri.
Jung Hyuk
melihat buku piano yang ada diraknya dan juga formulir pendaftaran. Ia seperti mengingat sebelumnya pernah bermain
piano diatas panggung. Se Ri mengaku andai memainkan piano bahkan tak butuh
partitur untuk memainkan "For Elise".
“Apa Kau
pernah memainkan piano juga? Jika bukan begitu, Apa kau punya kekasih yang bisa
bermain piano?” tanya Se Ri. Jung Hyuk hanya diam saja dalam kamarnya. Se Ri
pikir Jung Hyuk sudah tidur dan merasa mungkin begitu.
Sebuah
pesawat “AIR KORYO” Seorang wanita cantik dengan rambut panjang turun dan
menatap ke papan nama “PYONGYANG” Ia pun keluar dari BANDARA INTERNASIONAL
SUNAN dengan menarik kopernya, saat
keluar tak sengaja kopernya bertabraka.
Seo Dan
menatap sinis pada Seung Jung yang menabraknya. Seung Jung pun mempersilakan
Dan berjalan lebih dulu. Seo Dan berjalan dan melihat Tuan Ko sudah menyemput
dan melambaikan tanganya. Seung Jung terus melihat kearah Seo Dan yang terlihat
sangat cantik.
“Wanita
Korea Utara memang cantik.” Ucap Seung Jung. CEO Chun panik meminta agar Seung
Jung menjaga ucapanya.
“Bagaimana
jika ada yang tahu?” bisik CEO Chun. Seung Jung mengeluh berpikir mereka harus
merevisi kontraknya.
“Kuberikan
kau 10.000 dolar lagi, jangan ganggu aku. Tapi jika kau ganggu aku lagi, maka kau
harus bayar 10.000 dolar.” Tegas Seung Jung.
CEO Chun
ingin bicara tapi Seung Jung sudah pergi lebih dulu. CEO Chun memanggilnya
karena arah pintunya yang salah. Seung Jung pun berbalik arah
Tuan Ko
berkomentar pada Dan kalau pasti belajar
sangat tekun di Rusia karena tampak kurus. Dan dengan sinis mengaku sedang berdiet.
Tuan Ko pikir Dan tak perlu dan meminta agar Jangan menguruskan badan lagi.
Tiba-tiba di parkiran melihat dua pencuri yang mengambil alat penyela air
hujan.
“Tak
perlu salahkan pencuri. Hanya orang bodoh yang gagal melindungi barangnya.”
Ucap Tuan Ho dan supirnya memasang alat penyega air yang disimpanya.
“Omong-omong,
Paman... Di mana mobil itu?”tanya Dan melihat mobil paman yang berbeda.
“Kupinjamkan
ke seseorang.” Akui Tuan Ko. Dan terlihat marah bertanya apakah Tuan Ko boleh
meminjamkannya dan Siapa yang berani meminjam mobil itu
“Jung
Hyuk... Dia bilang ada urusan darurat.” Kata Tuan Ko. Dan seperti tersenyum
mendengarnya dan ingin tahu kelanjutanya. Tuan Ko bingung apa maksudnya.
“Apa dia
akan kembalikan mobilnya Atau kau yang harus menjemputnya?” tanya Dan
“Aku akan
minta seseorang menjemput mobilnya...” kata Tuan Ko dan langsung disela oleh
Dan kalau sudah mengerti. Tuan Ko bingung.
“Aku saja
yang ambil mobilnya... Setelah resitalku besok.” Kata Dan. Tuan Ko kaget kalau
Dan akan pergi sendiri.
“Aku
yakin dia tahu aku kembali, jadi, aneh jika aku tak pergi sendiri.” Kata Dan
yakin. Tuan Ko kaget kalau Jung Hyuk itu tahu.
Dan
berpikir kalau Jung Hyuk tak tahu. Tuan Ko mengaku tak memberitahunya karena
tak bertanya bahkan Jung Hyuk tak pernah bertanya soal Dan jadi tak pernah membahas. Ia pun bertanya
apakah Dan masih bisa mengenalinya karena Sudah lama sekali.
“Wanita
mana yang tak kenal tunangannya?” ucap Dan sinis lalu masuk ke dalam mobil
lebih dulu.
“Konon
sungai dan gunung bisa berubah dalam sepuluh tahun. Tapi gadis pemberani ini tak
berubah sedikit pun.”keluh Tuan Ko diluar mobil. Dan dengan tatapan sinis
menyuruh agar segera pergi.
Seung
Jung pun akhinya sampai ke parkiran dan tanpa disadari kalau mobilnya itu tanpa
alat penyeka. Ia menyadarkan kepalanya dengan tatapan kosong dan terlihat
suasana ibu kota korea utara. Tib-tiba hujan turun dengan derasnya.
“Segalanya
lancar... Bahkan langit Pyongyang menyambutku dengan hangat.” Ucap Seung Jung
bahagia dan tiba-tiba melihat ke arah kaca depan mobil
“Ada apa
ini? Apa Tak ada penyeka jendela? Aku sudah bayar banyak. Kenapa bawa mobil
seperti ini?” ucap Seung Jung marah
“Bukan, Pak.
Aku buru-buru menjemputmu, aku lupa melepas penyekanya. Pencuri pasti
mengambilnya.” Kata Supir gugup.
“Apa yang
akan kau lakukan? Kau tak bisa melihat.” Kata Seung Jung. Supir mengaku bisa dengan
mata sengaja diperbesar.
“Bahkan
sekarang? Apa Kau punya kemampuan super?” ucap Seung Jung kesal
“Jangan
cemas. Ini sering terjadi, kami sudah terbiasa. Kami masih bisa mengebut.” Ucap
CEO Chun.
“Apa
Kalian bercanda? Kecepatan kita hanya 10 km per jam! Ini Sulit kupercaya. Pak
Cheon, kau selalu menekankan "kepercayaan" saat tanda tangan, tapi
kau lupa memastikan ada penyeka jendela mobil.” Kata Seung Jung kesal
“Jangan
cemas, Pak. Aku bisa mengemudi seperti ini.” Kata Supir sambil menoleh
kebelakang.
“Apa Kau
mau diopname selama sepuluh tahun? Tolong lihat ke depan.” Teriak Seung Jung
dan terlihat mobil yang berjalan sangat pelan dan dilalui oleh beberapa mobil.
Tuan Jo
menaiki mobil pergi ke Area PERTAMBANGAN BATU BARA, di bagian depan terlihat
tulisan “DEMI PERDAMAIAN, KEMAKMURAN DAN PERSATUAN KOREA, lalu masuk ke dalam
dan terlihat spanduk “REPUBLIK RAKYAT DEMOKRATIS KOREA”
Akhirnya
ia masuk ke RUANG PENYADAPAN, semua langsung berdiri memberikan hormat. Tuan Jo
berkomentar kalau mereka Tampaknya bekerja keras. Tuan Jung dan Tuan Jo
akhirnya keluar dari ruangan dan berbicara di pintu masuk dengan dua penjaga
yang diminta pergi.
“Pak, kenapa
datang jauh-jauh kemari?” tanya Tuan Jung gugup. Tua Jo memberitahu Adik Ri Mu
Hyuk ada di pos perbatasan.
“Kapten
Ri Jung Hyuk. Tampaknya, dia adiknya Ri Mu Hyuk.” Kata Tuan Jo. Tuan Jung kaget
dan ingin tahu apa saja yang diketahui atasanya itu.
“Jangan
tanya. Tugasmu mencari tahu. Dia sangat cerdas, jadi, kau harus hati-hati.”
Ucap Tuan Jo
“Kami
dapat mikrofon terarah. Tak perlu dipasang di dalam rumahnya. Dari jarak dekat,
kita bisa dengar apa pun dari dalam rumahnya.” Kata Tuan Jung
“Kau
Pasanglah... Ada wanita di rumahnya.” Kata Tuan Jo. Tuan Jung kaget kalau ada
wanita.
“Dia
tampak mencurigakan. Dia bilang, wanita itu dari Divisi 11, tapi menurutku, ada
yang mencurigakan. Jadi Tetap awasi.” Kata Tuan Jo. Tuan Jung menganguk
mengerti
“Bahkan
kerikil kecil bisa membuat yang tinggi tersandung. Jika ini berhasil, kita bisa
gunakan wanita itu untuk hancurkan keluarganya, itulah maksudku.” Kata Tuan Jo.
Tuan Jung hanya bisa tertunduk diam.
“Bukankah
sudah saatnya kau berhenti dari pekerjaan penyadap dan dapat pekerjaan lebih
baik? Anakmu dapat nilai bagus di sekolah. Dia pantas berkuliah dan tinggal di apartemen
bagus Pyongyang.” Kata Tuan Jo lalu meninggalkan tempat.
Tuan Jung
menatap kepergian Tuan Jo terlihat sangat gugup dan mengingat kejadian
sebelumnya.
Flash back
[TUJUH TAHUN LALU]
Tuan Jung
seperti baru saja menyadap seserorang lalu berbicara “Dia baru melewati pos
jaga kedua. Kendaraannya mendekati Tikungan Bongdeok. Di polisi tidur
kesembilan.”
Mu Hyuk
sedang ada di mobil dengan serorang teman membahas tentang adiknya yang sedang
belajar di Swiss saat ini. Temanya tak percaya mendengarnya. Mu Hyuk
membanggakan sang adik itu pemain piano genius bahkan dapat beasiswa penuh.
“Di
resital terkininya, dia dapat sambutan meriah. Tapi tiap menghubungiku, dia
meminta maaf. Salah satu dari kami harus ikuti jejak ayah kami di kemiliteran, tapi
dia pikir aku harus memilih itu karena dia belajar piano.” Kata Mu Hyuk.
“Apa Kau
mau bermain piano juga?”tanya temanya. Mi Hyuk mengaku menikmatinya, tapi tak sehebat adiknya.
“Jung
Hyuk bilang, dia menuliskan lagu untukku. Dia bilang akan memainkannya saat
pulang.” Cerita Mu Hyuk tersenyum.
“Apa Kau
bahagia?” tanya temanya. Mu Hyuk menganguk karena hanya memikirkannya selalu
membuatnya merasa gembira.
Sementara
Tuan Jung seperti tahu keberdaaan mobil Mu Hyuk memberitahu kalau sudah
melewati polisi tidur terakhir dan Tiba dalam lima detik. Saat itu sebuah truk
menabrak mobil Mu Hyuk. Tuan Jung hanya bisa terdiam mendengarnya.
Sebuah
truk dengan bagian runcing pun langsung menabrak bagian samping tempat Mu Hyuk
duduk. Tuan Jung yang mendengarnya hanya bisa menangis. Seperti dalam ruangan
tak ada yang sadar dengan kejadian tabrakan yang disengaja.
Sementara
di rumah, Jung Hyuk seperti mengingat tentang sang kakak yang meninggal seperti
disengaja. Pagi hari, banyak orang yang berkumpul didepan rumah Jung Hyuk,
mereka melihat mobil mewah dengan gambar simbol harimau.
“Mobil
hitam ini keren sekali... Lihat, begitu berkilau... Aku belum pernah lihat
mobil ini. Apa Mobil ini ada di desa kecil?” bisik para tetangga mendekati
mobil Jung Hyuk.
“Apa ini?”
tanya seorang pria yang biasa menarik gerobak bertanya pada Nyonya Na dkk
sedang melihat dari kejauhan.
“Kapten
Ri yang tinggal di rumah itu membawa mobil ini dari Pyongyang semalam.” Ucap
Nyonya Na.
“Aku
pernah dengar, tapi ini kali pertamaku melihat mobil seperti ini.” Kata Si
pria. Nyonya Na memperingatkan anak-anak mereka agar jangan menyentuhnya.
Di depan
rumah, Se Ri sedang menguping. Jung Hyuk akan pergi bertanya apa yang sedang
dilakuan Se Ri dibelakang pagar. Se Ri
kaget dan ingn tahu sebenarnya mobil seperti apa yang dilihat oleh semua warga
karena menurutnya Jung Hyuk hanya membawa sedan biasa.
“Jangan
keluar rumah, tetaplah di dalam.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri pikir mereka harus
keluar bersama dan akan mengantarnya pergi.
Jung Hyuk pikir tidak perlu.
“Kurasa ibu-ibu
itu tak melihat wajahku karena kemarin terlalu gelap. Mungkin itu sebabnya mereka
mengatakan hal-hal keji itu.” Kata Se Ri
“Apa
pentingnya? Kau tak akan bertemu lagi.” Komentar Jung Hyuk. Se Ri pikir Justru
penting karena tak akan bertemu lagi.
“Kesanku
akan membekas selamanya.” Ucap Se Ri.
Jung Hyuk mengeluarkan sapu tanganya. Se Ri binggung untuk apa.
“Ikatlah.”kata
Jung Hyuk. Se Ri bingung ikat apa. Jung Hyuk mengatakan Rambut kusutnya.
“Kau
bilang "Kusut"? Pernahkah kau
lihat rambut kusut seindah ini?” ucap Se Ri tak terima dengan rambut panjang
yang digerai.
“Hanya
ada dua tipe orang yang berambut berantakan dengan digerai. Orang asing, atau
wanita gila.” Ucap Jung Hyuk
“Begitu?
Aku akan jadi wanita gila.” Kata Se Ri tak peduli. Jung Hyuk langsung memutar
tubuh Se Ri dan mengingat rambutnya. Se Ri pun tak melawan.
Akhirnya
Se Ri keluar bersama dengan Jung Hyuk. Nyonya Na dkk melihatnya dan berhenti
melangkah. Se Ri sengaja bersikap mesra dengan menepuk pundak Jung Hyuk kalau
ada debu. Jung Hyuk mengaku Tak ada apa-apa. Nyonya Na dkk hanya bisa
melongggo.
“Diamlah.
Ini tak akan sakit... DanBaiklah. Sentuh rambutku.” Ucap Se Ri berbisik. Jung
Hyuk bingung.
“Sentuh
rambutku... Apa Tak tahu cara menepuk kepala?” tanya Se Ri. Jung Hyuk mengaku
tak tahu.
“Lakukan
saja... Jika kau tak lakukan, aku akan tinggal di sini. Lagi pula, sudah
bertunangan, kita menikah saja... Sudah kubilang. Wajahmu tipe kesukaanku.”
Ucap Se Ri.
Jung Hyuk
akhirnya memberanika diri untuk menyentuh kepala Se Ri. Nyonya Na makin
melonggo. Se Ri pun berpura-pura malu dengan mendorong Jung Hyuk. Akhirnya Jung Hyuk pun akan pergi, Se Ri
menyuruh Jung Hyuk melambikan tangan. Jung Hyuk akhirnya mengikutinya lalu
berjalan pergi.
Se Ri
tersenyum bahagia masuk ke dalam rumah, Nyonya Na dkk hanya melonggo melihat
tingkah Se Ri. Di ujung jalan, Tuan Jung menatap sedih melihat Jung Hyuk dengan
Se Ri yang tinggal dalam satu rumah.
Para
ibu-ibu sedang membumbui kimchi, Nyonya Yang berkomenatr Konon fisiognomi itu
sains menurutnya Se Ri itu tampak seperti pelacur. Nyonya Hyun pikir Se Ri
tampaknya punya kecantikan yang unik jadi apa yang salahnya.
“Apa kau
bungkus kemampuan bersosialisasimu dalam kubis, lalu kau makan?”kata Nyonya
Yang. Nyonya Hyun pun hanya bisa meminta maaf.
“Tampaknya
dia makan daging di tempayan garam. Wanita itu tak sepadan dengannya. Sayang
sekali.” keluh Nyonya Na
“Tapi
mereka bertunangan, 'kan? Kita juga tak akan bisa bersamanya. Kenapa orang yang
akan tinggal dengannya tidak membantu?” keluh Nyonya Ma marah.
Se Ri
membuka pintu gerbang melihat Nyonya Na dan Nyonya Yang datang ke rumah. Nyonya Yang emberitahu Semua wanita di desa
ini bertarung melawan kimchi hari ini. Se Ri tak percaya kalau mereka juga
bertarung saat membuat kimchi
“Itu
hanya analogi. Berarti kami bekerja keras seolah-olah sedang bertempur.” Jelas
Nyonya Yang
“Kenapa
harus dijelaskan? Ayo, bantu kami.” Ucap Nyonya Na. Se Ri langsung menolaknya
dan agar bergegas masuk.
“Astaga...
Apa keluargamu tak mau makan kimchi di musim dingin ini?” kata Nyonya Na
menahan pintu rumah.
“Tidak.
Aku tak suka kimchi. Jadi Bisa singkirkan tanganmu?” kata Se Ri dan langsung
bergegas menutupi pintu setelah Nyonya Na menurunkan tanganya.
Di
markas, terlihat spanduk bertuliskan ”BERBARIS MENUJU KEMENANGAN” Pemimpin
barisan, Petugas Eksekutif Hwang Yeong Beom.memberikan hormat pada Jung Hyuk
melaporkan Kompi Lima telah berkumpul untuk latihan pagi.
“Sersan
Utama Pyo Chi Su... Letnan Park Gwang Beom... Sersan Kim Ju Meok... Privat Geum
Eun Dong... Selain mereka berempat, kalian ke lapangan tembak.” Ucap Jung Hyuk.
“Siap!
Kompi, perhatian!” ucap keempatnya. Semua pun bubar kecuali empat orang yang
dipanggil Jung Hyuk.
Di
ruangan
Tentara
Pyo kaget dengan yang dikatakan Jung Hyuk kalau
tertangkap basah di pemeriksaan rumah dan ia ingin tahu Bagaimana bisa
lolos. Jung Hyuk mengaku perkenalkan Se Ri pada mereka, lalu Tuan Jo hanya
bilang, "Baiklah. Maaf."
“Lalu
kubilang, "Aku mau tidur. Aku lelah." Seperti itulah.” Kata Jung Hyuk
santai.
“Kau
perkenalkan dia sebagai apa?” jerit Tentara Pyo panik. Jung Hyuk tersadar kalau
tentara Pyo tadi baru saja meneriakinya.
“Maafkan
aku... Aku hanya kesal. Apa yang bisa kau katakan...” kata Tentara Pyo.
“Kubilang
dia tunanganku.” Ucap Jung Hyuk. Semua melonggo kaget mendengarnya.
“Tak ada
pilihan... Kau bisa sebut itu taktik penyamaran.” Ucap Jung Hyuk. Tentara Pyo
pikir seharusnya tak cemas karena tak tahu Jung Hyuk bisa berbohong. Jung Hyuk
merasa ini tak benar.
“Aku
pernah lihat adegan begini di drama Korea Selatan. Saat para tokohnya sembunyi dan
akan tertangkap...” kata Ju Meok. Tentara Pyo ingin tahu kelanjutanya.
“Pria dan
wanita itu saling berpelukan atau saling berciuman.” Kata Ju Meok. Tentara Pyo
bingung kenapa mereka melakukan itu.
“Itu cara
menanggulangi krisis ala Korea Selatan.” Kata Ju Meok. Tentara Pyo ingn tahu
apa yang terjadi setelah penanggulangannya
“Dramanya
jadi makin menarik. Karena mereka bermalam bersama.” Ucap Ju Meok.
“Kau tak
kembali semalam karena kalian...” goda Tentara Pyo. Jung Hyuk menegasan mereka tak
benar-benar bersama.
“Aku tidur
di kamarku, dia di lantai. Kami tidak bersama-sama...” tegas Jung Hyuk.
“Seperti
itulah mereka jatuh cinta... Seratus persen. Belum pernah kulihat tokoh drama yang
tak jatuh cinta di situasi begitu.” Kata Ju Meok dengan wajah penuh sumringah.
“Sersan
Kim... Apa Kini, kau berani pamer kalau
kau sering menonton drama Korea Selatan?” sindir Jung Hyuk. Ju Meok akhirnya
tertunduk meminta maaf.
“Setelah
malam ini, semua berakhir. Pastikan
dipersiapkan dengan sempurna. Apa Sudah dapat kapal ke laut?” tanya Jung Hyuk.
“Ya, tapi
biayanya, pulsa senilai 20.000 won.” Kata Tentara Pyo, Semua tak percaya
mendengar karena mahal sekali. Jung Hyuk seperti tak pedul.
“Apa kau
sudah dapat waktu dan tempat untuk bertemu kapal itu?” tanya Jung Hyuk pada Ju
Meok
“Ya, dia
akan sampai pukul 23.00, dan menunggu lima menit.” Ucap Ju Meok.
“Aku
ingin kalian selesaikan perbaikan di rumahku. Warga desa makin tertarik pada
wanita itu, jadi, jauhkan dia dari mereka.” Perintah Jung Hyuk.
“Bagaimana
denganmu, Pak?” tanya tentara Pyo. Jung Hyuk mengaku Ada yang harus dilakukan.
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar