PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seo Yeon
melambaikan tangan pada Kang Woo sambil menyapanya Kang Woo bingung dengan
sikap Seo Yeon seperti ingin ramah dan langsung bergegas pergi.
“Ya, aku
tahu itu kau, tapi kau tidak akan bertindak serendah itu. Benar, kan? Aku
percaya padamu, Kang Woo.” Ucap Seo Yeon mencoba agar bersikap ramah.
“Ada apa
dengannya?” ucap Kang Woo masuk ke dalam mobil dengan wajah panik.
Ia
teringat yang pembicaran dengan Hyun Soo “ Apa lagi yang kubutuhkan?” Hyun Soo
menjawab “Kekayaanmu. Uang. Kau tahu orang-orang menilai kekayaan orang dari
mobil.”
“Benar
juga... Seo Yeon, pikiranmu juga sangat dangkal. Apa Caramu menatapku berubah
karena sebuah mobil? Akan kutunjukkan atapnya bisa terbuka.” Kata Kang Woo
bangga.
Saat atap
mobilnya terbuka dikagetkan dengan Wakil dan guru sudah ada disampingnya. Wakil
bertanya kemana Kang Woo akan pergi. Kang Woo menjawab mau pulang. Wakil pikir
Kang Woo tahu mereka akan mengadakan pesta penyambutan untuknya.
“Apa aku
harus datang?” tanya Kang Woo. Si wakil bingung lalu berpikir Kang Woo sedang
mengerjainya lagi.
“Astaga, kamu
jenaka padahal masih muda. Kita mengadakan pesta untuknya, dan dia bertanya,
"Apa aku harus datang?" Aku tidak tahu bagaimana menjawabnya.” Ucap
Wakil tertawa kebingungna.
Kang Woo
hanya diam saja. Wakil pun pamit akan bertemu lagi nanti. Kang Woo menganguk.
Wakil berkomentar mobil Kang Woo bagus bahkan
Aromanya juga seperti mobil baru. Ia mengaku tidak percaya Kang Woo mengemudikan
mobil seperti ini. Kang Woo hanya terdiam dan terlihat sangat bangga lalu
meninggalkan sekolah.
Jang Min
berdiri didepan sekolah karena tahu Pemilik
restoran ayam bilang Joo Hee itu bersekolah di sini jadi Seo Yeon pasti guru di
sekolah itu juga. Ia mencoba mencari sosok Seo Yeon, lalu matanya melihat Seo
Yeon sedang mengajar di lapangan.
“Aku
menemukanmu.” Ucap Seo Yeon terlihat sangat bahagia.
Kang Woo
mengemudikan mobilnya dan berhenti di lampu merah sambil mengeluh tentang pesta
penyambutan, karena bahkan tidak punya cukup waktu untuk berolahraga. Ia lalu
melihat pemulung yang menjatuhkan barang-barangnya dari gerobak, seperti tak
peduli langsung melangkah pergi.
Kang Woo
sedang berlatih di rumahnya, melihat Hyun Soo masuk rumah mengeluh kalau harus
mengubah kode aksesnya. Hyun Soo mengaku sekarat setelah satu hari berlarian
dengan si bodoh itu karena takut dia berkata bodoh.
“Siapa?”
tanya Kang Woo. Hyun Soo menyebut Park Seok Min, seorang pria di agensinya.
“Tinggalkan
dia.” Komentar Kang Woo santai. Hyun Soo mengeluh Kang Woo itu sudah gila.
“Apa Kau
tahu berapa banyak yang dia hasilkan untukku?” ucap Hyun Soo. Kang Woo pikir
benar juga.
“Mi Kyung
bertanya apa hubunganmu dengan Shinhwa Food. Apa yang terjadi?” tanya Hyun Soo.
“Aku
pergi bekerja... Sebagai direktur utama sekolah.” Ucap Kang Woo. Hyun Soo
memastikan kalau itu SMA Shinhwa
“Apa
hubungannya dengan dia?” tanya Hyun Soo. Kang Woo memberitahu Mi Kyung guru di
sana.
“Apa Mi
Kyung seorang guru?!!” ucap Hyun Soo tak percaya Kang Woo pikir ada yang lebih
lucu yaitu Seo Yeon juga guru di sana.
“Apa?
Mereka berdua tidak terlihat seperti guru. Hei, Bodoh. Apa Kau memilih bekerja
di sana karena dia? Apa Kau membuang kata-kataku dengan kotoranmu? Sudah
kubilang jangan sampai dia tahu soal keluargamu.” Ucap Hyun Soo
“Apa Kau
tahu betapa menakutkannya orang saat mereka bertekad? Wanita juga menggilai
pria sepertiku. Pikirkan tindakan mereka terhadapmu. Seharusnya kamu diam saja
dan menikah dengan tenang. Kau tidak tahu betapa menakutkannya dunia ini.”
Keluh Hyun Soo.
Kang Woo
hanya menghela nafas lalu merasakan tanganya yang terasa sakit. Hyun Soo menyuruh berhenti karena Tidak ada gunanya jika kKanbg Woo mati karena
banyak berolahraga. Kang Woo menegaskan Itu bukan karena berolahraga.
“Lalu Kenapa
kamu di sini?” tanya Kang Woo. Hyun Soo pun mengingat tujuanya datang.
“Hei,
ini. Apa ini kau? Aku terkejut karena nama Seok Min tiba-tiba di daftar yang
paling banyak dicari. Itu karena orang-orang bilang pria ini mirip dengannya
Tapi dia sedang syuting. Ini benar-benar mirip denganmu. Bukankah itu kau?”
ucap Hyun Soo memperlihatkan sebuah foto.
“Benarkan?
Tidak mungkin kau. Astaga, kenapa ada banyak pria bertubuh bagus? Kompetisi
makin ketat.. Hei... Aku kelaparan. Kau punya makanan?” kata Hyun Soo dan Kang
Woo hanya diam saja melihat foto seseorang membantu pemulung yang menjatuhkan
sampah kardusnya.
Flash Back
Kang Woo
menatap tanganya, dan teringat saat membantu si pemulung merapihkan kardus yang
terjatuh. Ia tiba-tiba merasakan tangana yang sakit, si paman bertanya apakah
Kang Woo baik-baik saja, Kang Woo mengaku baik-baik saja tapi merasakan
tanganya seperti masih terasa sakit.
Won Jae
memilih sebuah jas dalam butik, seorang pegawai memberitahu Desain ini hanya
tampak bagus pada pria dengan tubuh langsing dan tinggi lebih dari 180 cm, jadi,
tidak semua orang cocok mengenakannya. Ia pikir Won Jae itu tampak menakjubkan.
“Aku akan
mengambilnya.” Kata Won Jae dengan wajah bangga. Lalu pergi ke kasir
“Ya,
totalnya 830 dolar.” Ucap Pegawai. Won Jae pun memberikan kartu kreditnya.
“Jumlahnya
melebihi batas kredit.” Kata si pegawai tak bisa mengesek kartu. Won Jae
terlihat bingung akhirnya memberikan lainya.
Si pegawai memberitahu kalau Mesinnya bilang kartu ini sudah mencapai
batasnya.
Won Jae
keluar dari butik dengan wajah santai seperti sangat bahagai menemukan jas
baru, tapi setelah didepan mobil menjerit kesal karena tadi sangat memalukan.
Ia lalu
melihat artikel "'Bertemu dengan Lee Kang Hee, Direktur Shinhwa
Food'" seperti memiliki rencana untuk bertemu dengan wanita yang kaya raya
untuk menunjang penampilanya.
Seo Joon
berlatih di ruangan latihan, tapi pelatih melihat Seo Joon itu melakukan
kesalahan. Ia langsung menghentikan latihan langsung memarahi Seo Joon yang
berpikir hanya ini yang bisa dilakukann dan berpikir bisa debut seperti ini
“Seo
Joon.. Menurutmu, ketampananmu adalah
segalanya? Hyung Won juga tampan. Aku yakin kau juga tahu siapa yang akan bertahan
jika ini terus berlanjut.” Ucap Si pelatih. Seo Joon hanya bisa tertunduk.
“Kalian
semua, latih tarian itu 100 kali sebelum pergi. Aku akan memeriksanya nanti dan
mengusir orang yang tidak melakukannya 100 kali. Paham?” tegas pelatih. Semua
menganguk.
Seo Joon
akhirnya duduk dengan wajah lelah, Jung Ho datang membawakan minum sambil
bertanya Apa ada yang mengganggunya karean tidak tampak secepat biasanya. Seo
Joon juga tak tahu, karena hanya tidak ingin melakukan ini hari ini.
“Kenapa? Apa
masalah wanita?” kata Jung Ho. Seo Joon mengeluh mendengarnya.
“Lupakan
saja kalau begitu.. Kau harus berlatih 100 kali.” Kata Jung Ho. Seo Joon pikir mau
ke toilet.
“Kau
bilang aku tampak lamban. Aku akan mengosongkan perut.” Ucap Seo Joon lalu
berjalan pergi.
Seo Joon
pergi ke toilet, Seorang petugas mengeluh kesal masuk ke toilet pria yang kotor
bahkan tidak pernah menyiram. Seo Joon tak mengubrisnya lalu mencuci tangannya.
Ternyata Hyun Soo juga bertugas membersihkan toilet.
“Astaga.
Aku harus membayar semua ini... Uangku... Hei, kita memakainya bersama. Cobalah
menabung sedikit.” keluh Hyun Soo lalu melihat Seo Joon mengambil tissue.
“Kau
hanya perlu satu lembar, kan?” kata Hyun Soo. Seo Joon tak peduli langsung mengambil
beberapa lembar lalu pergi. Hyun Soo pun hanya bisa mengumpat marah.
“Aku
yakin seseorang memilihnya hanya karena wajahnya. Kenapa mereka tidak
menyayangi agensi? Kenapa mereka membuatnya sangat kotor? Orang-orang bodoh
ini.” Ucap Hyun Soo kesal.
Hyun Soo
bertanya pada pegawainya apakah membangun karakter siswa pelatihan. Pegawainya
mengaku mereka sudah memberi kuliah khusus sebulan sekali. Hyun Soo tak percaya
dengan sikap anak didiknya, Si pegawai terlihat bingung.
“Lakukan
sekali sepekan. Kita tidak bisa membiarkan orang dengan karakter buruk menyebabkan
masalah setelah debut. Kitalah yang harus membayar kerugiannya.” Ucap Hyun Soo.
Si pegawai menganguk mengerti.
“Pastikan
mereka juga belajar dengan baik. Sangat sulit bekerja dengan orang-orang bodoh.
Mari singkirkan semua orang bodoh. Grup idola yang tampan dan pintar. Bagus,
bukan?” kata Hyun Soo. Si pegawai menganguk mengerti.
Hyun Soo
lalu melihat nama "Kim Mi
Kyung" lalu mengeluh kalau ini
Kacau sekali dan bertanya-tanya Apa yang Kang Woo pikirkan.
Sementara
Mi Kyung mengeluh karena Hyun Soo yang berani mengabaikannya sepanjang hari. Sementara Seo Yeon sudah ada
di dalam restoran bertanya Apa mereka makan daging leher juga. Mi Kyung
menganguk.
“Bagaimana
dengan iga bumbu?” tanya Seo Yeon dengan wajah bahagia, Mi Kyung kembali
menganguk.
“Bagaimana
dengan kulit?” tanya Seo Yeon. Mi Kyung kesal dengan temanya yang terus
bertanya
“Lagi pula,
kamu akan menghabiskannya, jadi, pesan sesukamu!” teriak Mi Kyung lalu mengeluh
karena Hyun Soo yang tak mengangkat telpnya.
Saat itu
Kang Woo datang, Mi Kyung ingin menyapatnya tapi Kang Woo pergi begitu saja
masuk restoran. Mi Kyung tak percaya Beraninya para berandal ini mengabaikannya
dan mengeluh dengan Harga dirinya.
Sementara
di dalam restoran semua guru dan pegawai hanya bisa melonggo seperti melihat
sesuatu yang aneh. Ternyata Kang Woo sedang memotong bagian lemak yang dibakar
sambil berkomentar kalau betapa tidak sehatnya lemak ini dan semua daging itu
lemak.
“Astaga,
bedebah itu... Beraninya dia menyalahgunakan wewenang karena makanan.” Ucap Seo
Yeon panik lalu Kang Woo terus berpindah meja untuk membuang semua lemak.
“Kenapa
ini belum matang?” kata Seo Yeon mencoba menekan daging agar cepat mata. Kang
Woo akhirnya sampai ke meja Seo Yeon dan siap memisahkan lemak. Seo Yeon
terlihat sangat sedih dipisahkan dengan daging yang paling enak.
“Kau.. Makan. Ini tetap saja daging.” Ucap Mi Kyung
memberikan daging. Seo Yeon sedih sampai akhirnya tersenyum melihat ada daging
babi utuh diatas panggangan.
Ternyata
Min Hyuk yang memberikan potongan daging, Seo Yeon tersenyum bahagia memakanya.
Min Hyuk pun tersenyum bisa memberikan daging yang disukai Seo Yeon. Mi Kyung
yang melihat kedauna meminta agar menghentikan omong kosong ini.
“Kalian
bisa membeli lebih banyak sendiri.” Keluh Mi Kyung Sementara di meja lain wakil
mengeluh makanan yang pedas sekali. Kang Woo merasakan bajunya sudah bau asap
akhirnya berdiri.
“Baiklah.
Ayo pergi... Ini traktiranku.” Kata Kang Woo. Wakil dkk bingung tapi akhirnya
beberapa pegawai menganguk setuju.
“Ayolah.
Lagi pula, kita tidak makan banyak.” Keluh Wakil yang masih ingin makan dan
minum. Mi Kyung mengajak Seo Yeon pergi tapi Seo Yeon mengelengkan kepala.
Wakil
mengejar Kang Woo yang akan masuk mobil
meminta izin untuk ikut karena tak tahu kapan bisa naik mobil seperti
ini bahkan Dalam khayalan pun tidak.
Kang Woo ingin menahanya tapi tanganya seperti merasa sakit. Wakil pun merasa
bersalah.
“Tanganku
sudah sakit.” Kata Kang Woo. Wakil merasa tak enak hati minta maaf dan ingin
tahu Jari yang mana
“Aku
sungguh minta maaf. Biar kuoleskan salep. Ayo.” Kata Wakil tetap ingin masuk
mobil.
Seo Yeon
dan Mi Kyung melihat dari belakang, Mi Kyung bertanya-tanya Kapan mereka
menjadi teman baik. Seo Yeon pikir Orang yang serupa berkumpul dan Mi Kyung
akan naik taksi. Seo Yeon pikir apakah
mereka harus pergi.
“Sudah
kubilang. Kita harus membuatnya senang.” Kata Mi Kyung. Saat itu Min Hyuk
datang dengan kacamata hitam menawarkan diri untuk mengantarnya.
Dibagian
belakang mobil terlihat peringatan "Sopir Pemula" dan laju mobil Min
Hyun tersedat-sedat. Seo Yeon dan Mi Kyung pun berpegangan saat mobil melaju
karena pasti akan mengerem mendadak. Mi Kyung pikir Min Hyuk mulai mengemudi
baru belakangan ini.
“Ya, aku
tidak butuh mobil.” Kata Min Hyuk. Mi Kyung ingin tau Kapan kali pertama
belajar mengemudi
“Sudah
dua tahun.” Kata Min Hyuk. Mi Kyung tak percaya kalau sudah dua tahun tapi
masih sepayah ini. Min Hyuk mengaku lamban dalam belajar.
“Jika
terlalu berat bagimu, bagaimana jika aku yang mengemudi?” kata Mi Kyung
“Benar.
Dia pengemudi yang mahir.” Kata Seo Yeon. Min Hyuk menolak menyuruh mereka
santai saja dan kembali mobil berguncang. Seo Yeon mengeluh kalau tak mungkin
bisa santai.
“Benar
juga. Ini rahasia... Direktur utama kami yang baru adalah cucu dari Shinhwa
Food.” Kata Mi Kyung. Min Hyuk berpura-pura tak tahu.
“Aku
hanya memberitahumu agar kau tidak membuatnya marah. Pastikan dia menyukaimu.”
Kata Mi Kyung
“Kenapa
kau berkata begitu tentang sekolah? Sekolah adalah tempat suci. Lalu kenapa
jika dia cucu dari Shinhwa Food?” komentar Seo Yeon sinis.
Mi Kyung
melihat temanya itu berkeringat. Seo Yeon langsung menghapus keringatnya. Mi
Kyung berkomentar Seo Yeon itu harus berani saat mengatakan hal seperti itu. Mi
Hyuk melihat mereka sudah lama berteman atau...
“Kami
satu SMP... Sejujurnya, Pak Dirut...” kata Mi Kyung sambil memoles lipstiknya
dan tiba-tiba mobil mengerem mendadak. Min Hyuk terlihat kaget memastikan
kalau mereka baik-baik saja.
“Dasar
bedebah.. Menyetirlah dengan benar!” teriak Mi Kyung tak bisa menahan emosinya.
Seo Yeon pun meminta temanya agar tenang.
Mi Kyung
masuk ke toilet sambil menangis dan terlihat lipstik yang memanjang dari
dibibirnya. Seo Yeon menyuruh temanya agar membasuh saja wajahnya, lalu merasa
pernah ke tempat ini. Mi Kyung pikir temanya itu bodoh.
“Ini
tempat itu... Di sinilah Oh Jung Tae mencampakkanmu. Fantasia.” Kata Mi Kyung.
Seo Yeon baru mengingatnya.
“Tempat
ini milik Shinhwa Food.” Kata Mi Kyung. Seo Yeon ingat kalu Kang Woo bilang itu
traktirannya
“Aku akan
memesan dua hidangan termahal... Hei, aku akan memesan sekarang.” Kata Seo Yeon
lalu bergegas pergi.
“Astaga,
dia tergila-gila dengan makanan. Bisa-bisanya dia memikirkan makanan di tempat dia
dicampakkan.” Komentar Mi Kyung tak percaya
Seo Yeon
berlari keluar dari toilet tak sengaja menabrak seseorang yang sedang mabuk. Ia
meminta maaf sambil mengambil kunci mobil yang terjatuh, lalu tersadar kalau
ternyata pria itu Jung Tae. Jung Taek yang mabuk tak mengenali Seo Yeon
berjalan keluar untuk mengambil mobilnya.
“Apa kau
gila? Apa Kau mau mengemudi?” teriak Seo Yeon keluar mengambil kunci mobil.
Jung Tae tak peduli ingin meminta mengembalikanya.
“Tunggu.
Aku akan memanggil sopir.” Kata Seo Yeon, Jung Tae terus meminta agar
mengembalikan kunci mobilnya.
“Apa Kamu
melakukan ini karena aku mencampakkanmu?” ucap Jung TaeSeo Yeon pikir Jung Tae
memang gila
“Aku
dihukum karena mencampakkanmu. Lalu kenapa? Karena kamu, seorang wanita menolak
lamaranku!” jerit Jung Taek menangis.
“Apa?
Kamu melamar? Kita belum lama putus!” ucap Seo Yeon tak pecaay mendengarnya.
“Dia
benci aku menjalani operasi plastik. Dia ingin seseorang berwajah natural. Aku
menghabiskan banyak uang untuk wajah ini. Berikan kepadaku. Aku mau pulang.”
Ucap Jung Tae memaksa mengambil kunci.
Kang Woo
keluar dari lift bersama dengan wakil, Wakil melonggo melihat restoran mewah
yang mengaku tidak tahu ada tempat sebesar ini. Ia merasa kalau Melihat
bagaimana bisa menaiki mobil Kang Woo berpikir pasti mimpi indah semalam.
“Itu
memang menyenangkan, Pak... Aku akan masuk lebih dahulu.” Kata Wakil. Kang Woo
mengeluh Menyenangkan apanya.
“Dia
memutar setir sesukanya... Sial.” Kata Kang Woo kesal lalu melihat Seo Yeon
saling tarik menarik dengan seorang pria.
Jung Tae
meminta Seo Yeon agar mengembalikan kuncinya, sementara Seo Yeon tak ingin
memberikanya dan meminta untuk menyuruh menunggu karena akan menelepon layanan
sopir.
“Kau mau
ke mana? Jika mau pergi, kembalikan kunci mobilku.” Ucap Jung Tae.
“Jika
ingin mati, matilah sendiri.” Teriak Seo Yeon. Jung Tae mengeluh kalau Seo Yeon
bukan ibunya.
Jung Tae
mendorong keras Seo Yeon dan tiba-tiba Kang Woo sudah ada dibelakang menahan
agar tak jatuh. Seo Yeon melonggo kaget, Kang Woo menatap sinis Jung Tae
langsung mendorongnya masuk ke kursi belakang.
“Kau
tidak takut sendirian? Apa yang kau lakukan dengan pria mabuk?” teriak Kang Woo
marah. Seo Yeon tak mengubrisnya
“Halo,
aku di Fantasia di Cheongdam-dong. Ke Apartemen Park di Sangam-dong.” Ucap Seo
Yeon menelp layanan supir.
“Siapa
dia? Bagaimana kau tahu alamatnya?” tanya Kang Woo sinis. Seo Yeon mengaku
kalau Jung Tae Mantan pacarnya.
“Kau
belum berubah... Joo Seo Yeon. Kamu masih mengincar paras pria.” Komentar Kang
Woo melihat wajah Jung Tae yang ada di dalam mobil. Seo Yeon melonggo bingung.
“Ada apa
denganmu? Bagaimana bisa pria seperti dia... Kenapa pria seperti itu... Kenapa
aku... Kenapa aku... Kau...” ucap Kang Woo mengingat saat Seo Yeon dengan
banyak pria dalam satu hari.
Seo Yeon
tak mengubrisnya lalu menerima telp dari supir penganti yang sudah datang. Kang
Woo pun melangkah pergi masuk restoran.
Di dalam
ruangan
Wakil
merasa tak percaya kalau ini kesempatan yang luar biasa, karena tidak biasa datang
ke tempat seperti ini. Kang Woo pun terlihat senang menerima pujian. Seo Yeon
menatap Kang Woo seperti merasa bersalah dan mengingat ucapan Kang Woo.
“Kau
belum berubah, Joo Seo Yeon. Kamu masih mengincar paras pria.”
Flash Back
Saat Kang
Woo menyatakan perasanya, Seo Yeon mengatakan “Aku tidak menyukaimu karena kamu jelek dan
gemuk.”
Seo Yeon
seperti baru menyadari kesalahanya, Mi Kyung menepuk Seo Yeon bertanya ada apa
karena sebelumnya akan memesan banyak makanan. Seo Yeon teringat lalu bertanya
pada pelayan apakah ada menu makanan Pelayan mengatakan santapan spesial sudah
dipesan untuk hari ini.
Seo Yeon
akhirnya makan roti yang ada diatas meja tanpa peduli mulutnya sudah penuh.
Kang Woo melihat Seo Yeon tak percaya kalau Seo Yeon bisa makan dengan lahap. Seo
Yeon pikir seharusnya makan banyak daging
“Kenapa mereka menyukai orang seperti dia? Kenapa
aku menyukai orang seperti dia? Kenapa?” gumam Seo Yeon tak percaya.
Saat itu
makan pun datang, berisi sayur dan buah. Kang Woo menyuruh mereka menikmati
karena semuanya makanan sehat. Seo Yeon pun bertanya Kapan mereka akan
menyajikan hidangan lain. Pelayan memberitahu inilah makanan untuk hari ini.
Seo Yeon melonggo tak percaya.
“Kalau
begitu, boleh aku pesan hidangan lain?” ucap Seo Yeon. Pelayan meminta maaf karena
ini waktu untuk pesanan terakhir sudah lewat.
“Suasana
di restoran barbeku tidak bagus, jadi, aku tidak meneruskannya. Tapi di hari
seperti ini, mustahil untuk tidak mendengarkan perkataan Pak Dirut. Tolong
katakan sesuatu.” Kata Wakil. Kang Woo ingin menolak.
“Baiklah.
Aku yakin mengelola sekolah juga termasuk bisnis. Untuk menilai kinerja bisnis,
kita bukan hanya mempertimbangkan keuntungan ekonomi, tapi juga tingkat penerimaan
dan tingkat ketenagakerjaan” ucap Kang Woo, sementara Seo Yeon sibuk melihat
isi salad berpikir ada daging didalamnya.
“Tentu
saja, mendidik para murid untuk menjadi anggota masyarakat yang baik secara
moral juga sangat penting. Mempelajari kebajikan itu bergantung pada para guru.
Selamat menikmati makanan yang kusiapkan.” Kata Kang Woo lalu melihat Seo Yeon
terlihat bahagia menerima daging dari Min Hyuk.
“Kau... Apa
pendapatmu tentang mengkritik seseorang berdasarkan penampilannya? Contohnya, kepada
murid mengerikan yang berkata bahwa seseorang jelek dan gemuk di hadapannya,
bagaimana kau mendidik murid itu?” ucap Kang Woo. Seo Yeon terlihat bingung.
“Kenapa?
Apa Tidak ada yang ingin kamu katakan?” ejek Kang Woo. Seo Yeon menjawab kalau Murid
itu sangat jujur menurutnya Orang-orang harus jujur.
“Kalau
begitu, izinkan aku bertanya. Bagaimana kamu mendidik murid yang merayu seorang
gadis dan mengajaknya berkencan padahal mereka bahkan tidak begitu saling
mengenal?” kata Seo Yeon. Kang Woo bingung mengganggap Menggodanya
“Dan
bagaimana kamu mendidik murid yang menyimpan dendam terhadap seseorang atas
kejadian bertahun-tahun lalu?” balas Seo Yeon. Kang Woo tak percaya
mendengarnya.
“Bu Joo! Apa
yang kau lakukan?” teriak Wakil. Seo Yeon pikir Kang Woo yang bertanya lebih
dahulu!
“Pak,
makan malamnya tidak lancar. Mau kutuangkan minum?” kata Mi Kyung membawakan
wine.
“Tidak.
Aku tidak minum alkohol.” Kata Kang Woo menolak. Mi Kyung memaksa dengan
sengaja menjatuhkan wine dibaju Kang Woo.
“Maaf....
Kamar mandinya di sana.” Ucap Mi Kyung sengaja menjauhkan Kang Woo dari Seo
Yeon. Kang Woo mengeluh kalau tidak minum alkohol. Mi Kyung terus memaksa kalau
Kang Woo bisa pakai sabun ditoilet. Kang Woo seperti mengerti dengan menatap
sinis pada Seo Yeon lalu pergi meninggalkan meja restoran.
Seo Yeon
mengeluh dengan temanya yang menariknya keluar. Mi Kyung pikir temanya itu
sudah gila dan mengeluh tidak bisa melewati hari tanpa membuat masalah. Seo
Yeon mengeluh kalau Mi Kyung yang
memancing pertengkaran.
“Apa Kau
petarung? Apa Kau akan memukulnya karena dia yang memancing?” kata Mi Kyung
marah
“Kenapa
kau hanya membentakku?” keluh Seo Yeon, Mi Kyung pikir kalau Seo Yeon itu menyuruhnya
agar membentak Pak Dirut
“Sudah
berapa kali kubilang dia bisa menghancurkan kariermu? Apa itu sulit dimengerti?”
keluh Mi Kyung. Seo Yeon mengaku mengerti.
“Apa
dengan begini sikapmu? Minta maaflah kepadanya sekarang!” tegas Mi Kyung. Seo
Yeon menolak untuk meminta maaf. Mi Kyung mendorong Seo Yeon agar pergi saja
sekarang. Seo Yeon mengeluh kalau akan ke sana.
Sementara
Kang Woo sedang membersihkan bajunya lalu mengingat sata Seo Yeon tersenyum
bahagia karena Min Hyuk memberikan daging, lalu berpikir Seo Yeon juga merayu
Lee Min Hyuk seolah-olah prianya kurang. Ia mengumpat kesal dan kembali
merasakan tanganya sakit.
Ia
akhirnya membuka bajunya dan keluar hanya mengunakan jasnya, Seo Yeon sudah
menunggu didepan toilet merasa bersalah melihat Kang Woo membuka bajunya.
“Aku
mengatakan itu saat masih muda. Tolong lupakan...” kata Seo Yeon mengulurkan
tanganya tapi Kang Woo tak mengubrisnya.
“Kau boleh
menerima permintaan maafku atau tidak. Aku tidak bisa apa-apa jika kamu tidak
menerimanya. Selain itu, kuharap kita bisa akur.” Ucap Seo Yeon lalu melangkah
pergi.
Seo Yeon
melihat bayangan di depan cermin, Kang Woo kembali merasakan tanganya sakit.
Seo Yeon melihat jari tengah Kang Woo berdiri, Kang Woo tersadar lalu panik
karena bukan seperti itu maksudnya dan tidak seperti yang di pikirkan.
Seo Yeon
langsung mengunci Kang Woo dengan tanganya dan memojokan di dinding. Keduanya
saling menatap, Kang Woo pun merasakan ada sesuatu.
Kang Woo
duduk sendirian dibangku belakang, tak ada teman sebangku saat itu seseorang
datang ke tempat duduknya. Seo Yeon datang memberikan senyuman pada Kang Woo.
Kang Woo langsung bersemu merah melihat Seo Yeon.
“Aku
hanya... Sejak saat itu...” gumam Kang
Woo lalu menatap Seo Yeon dan tiba-tiba berpikir perutnya sakit.
Tapi ternyata
sakit perutnya sudah hilang, tanganya pun naik bagian dada seperti berdegup
kencang. Kang Woo pikir itu memang Seo Yeon. Seo Yeon masih tak tetap mengunci
Kang Woo dengan dua tanganya.
Bersambung
ke episode 7
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar