PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Kang Woo
berjalan memanggil seseorang ternyata Min Hyuk sedang ada didepan rumah. Min
Hyuk bertanya kenapa Kang Woo jarang datang ke sekolah. Kang Woo mengaku sibuk
dan ingin tahu apakahh Ada yang mencarinya dengan wajah penasaran.
“Tidak
juga.” Kata Min Hyuk. Kang Woo mengumpat kesal, Min Hyuk akan masuk lebih dulu
tapi Kang Woo menariknya tak ingin sepupunya berjalan lebih dulu.
Semua
saling beradu cepat masuk ke rumah seperti anak kecil. Nyonya Oh dan Nyonya Han
serta Kang Hee hanya bisa melonggo melihat keduanya. Kang Hee bertanay sedang
apa mereka berdua. Kang Woo dan Min Hyuk mencoba terlihat santai.
“Kalian
berdua datang. Apa Ibu mau mencicipinya?” kata Tuan Lee keluar dari dapur
mengunakan celamek. Nyonya Han pun bergegas masuk dapur. Kang Woo dan Min Hyuk
mengikutinya.
“Hei, ibu
rasa Min Hyuk mengencani seseorang. Bisakah kau menanyainya soal itu?” bisik
Nyonya Han. Kang Hee ingin tahu memangnya kenapa.
“Orang
tuanya tidak terlalu memedulikannya, jadi, ibu ingin turun tangan sebagai
bibinya.” Kata Nyonya Han.
“Ibu.
Nona Oh. Kumohon.” Kata Kang Hee. Nyonya Han pikri ingin mengkhawatirkan
anak-anaknya sendiri, tapi tidak ada yang perlu dicampuri.
“Ibu
mungkin harus segera khawatir.” Komentar Kang Hee. Nyonya Han pikir Kang Hee
mengencani seseorang
“Aku
tidak pernah berhenti mengencani seseorang. Katakan. Seperti apa menantu ideal
Ibu?” ucap Kang Hee penasaran.
“Astaga,
lupakan saja. Apa dia baik-baik saja?” tanya Nyonya Han penasaran. Saat itu
Tuan Lee memanggilnya didapur.
“Pertama,
Kang Woo, dan sekarang Min Hyuk juga? Para wanita tua itu akan menggila.” Kata
Kang Hee.
Tuan Lee
memperlihatkan hasil masakanya, semua melonggo melihat sup dengan daging
kepiting yang dicampur dengan daging.
Tuan Lee dengan bangga memberitahu ini resep tercintanya dan ingin tahu
pendapat Nyonya Han.
“Ibu
sudah mencicipinya tadi.” Kata Nyonya Han. Kang Woo,Min Hyuk mulai mencoba dan
terlihat dari wajahnya terlihat tak enak.
“Ini
enak... Daging sapi, cokelat mint, dan kepiting bumbu kecap. Semua yang dia
gunakan lezat.” Ucap Kang Hee. Semua hanya bisa melonggo.
“Tentu
saja, hasilnya enak... Direktur Lee dari Pangan Shinhwa! Astaga, tidakkah
menurutmu aku koki terbaik? Aku akan melayanimu.. ini sangat lezat.” Ucap Tuan
Lee bangga.
“Di saat
seperti ini, suatu keajaiban perusahaan kita berfungsi dengan baik tanpa
masalah besar.” Komentar Nyonya Han.
“Min
Hyuk... Nenek membiarkan Kang Woo menjadi dirut selama setahun untuk melihat
kemampuannya. Sekarang giliranmu. Pikirkan posisi yang kamu inginkan.”
ucap Nenek Han. Min Hyuk hanya diam saja
memikirkanya.
Kang Woo
dan Min Hyuk membereskan meja setelah makan. Kang Woo bertanya apakah Min Hyuk
sungguh akan berhenti bekerja sebagai dokter. Min Hyuk menjawab itu mungkin,
Kang Woo bertanya apakah ada hal lain
yang ingin di lakukan.
“Belum
tahu. Apa Kau sendiri?” tanya Seo Yeon. Kang Woo mengaku punya sesuatu. Karena itulah ia menyetujui
tawaran Nenek.
“Aku iri
karena kau ada hal yang ingin dilakukan.” Komentar Min Hyuk. Kang Woo pikir Min
Hyuk memang ingin menjadi dokter
“Orang
bilang hanya orang terbaik yang bisa mewujudkannya. Aku ingin melihat aku salah
satu yang terbaik atau bukan.” Kata Min Hyuk bangga.
“Astaga...
Kau tukang pamer, tapi perkataanmu benar, jadi, aku bahkan tidak bisa
berkomentar.” Ucap Kang Woo.
“Hei... Jika
tidak mau melakukannya, jangan dilakukan. Kau tahu Nenek tidak sekaku itu. Kau
harus bicara dengannya.” Pesan Kang Woo.
Seo Yeon
terlihat mabuk berbicara dengan botol seolah dengan kakaknya kalau Wajahnya terlihat
lucu. Ia pikir Kang Woo itu tidak akan
bicara dengannya lagi dan mungkin tidak mau menemuinya. Won Seok pikir itu
bagus.
“Kau
tidak menyukai dia karena penampilannya. Itu Bagus jika kamu tidak menemuinya.”
Kata Won Seok menyuruh adiknya pulang saja.
“Kau
hanya bertindak sesukamu, ya?” ucap Seo Yeon. Won Seok bingung. Tiba-tiba
terdengar suara Kang Woo. Won Seok bingung melihat adiknya sedang video call.
“Kapan
dia meneleponmu lagi?” ucap Won Seok ingin mengambil ponselnya tapi Seo Yeon
menjauhkanya.
“Hei,
jangan lakukan itu.. Jangan muncul dan menghilang sesukamu, bisa? Lihat? Kamu
marah, bukan?” ucap Seo Yeon bicara dengan Kang Woo. Won Seok akhirnya keluar
dari counter mengambil ponsel Seo Yeon.
“Ini aku,
Won Seok... Seo Yeon minum-minum.” Ucap Won Seok. Kang Woo bertanya Apa dia
banyak minum. Won Seok menjawab Sedikit lalu menutup telpnya.
“Bagaimana
kau akan menghadapi rasa malu itu? Baik, hapus saja dari ingatanmu.” Ucap Won
Seok menghapus "Riwayat panggilan"
Seo Yeon
berjalan pulang dan masih terlihat mabuk. Kang Woo menahan Seo Yeon yang hampir
jatuh lalu berkomentar kalau ia yang ditolak tapi Seo Yeon malah yang seperti
ini. Seo Yeon melihat Kang Woo berpikir baru saja kembali.
“Belum...
Beri aku sedikit waktu lagi. Aku hanya manusia biasa, jadi, akan butuh waktu,..
Seo Yeon.” Ucap Kang Woo.
“Apa Kau
akan menghilang selama 15 tahun lagi?” tanya Seo Yeon. Kang Woo menegaskan Tidak
akan.
“Kau
berjanji.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo berjanji dengan memberikan cap didahi Seo
Yeon sebagai perjanjianya.
Seo Yeon
terbangun dari tidurnya lalu memegang dahinya dan berpikir kalau itu mimpi. Ia
lalu melihat ponselnya dibagian "Panggilan Terbaru" tak ada yang aneh
lalu berpikir kalau ini benar mimpi.
Di
sekolah
Teman Min
Hyuk datang ke sekolah sambil bercerita Saat mendengar Min Hyuk bekerja di
rumah sakit, sudah mengira temanya itu sudah gila. Ia pikir kalau sekolah ini
milik Pangan Shinhwa, Min Hyuk membenarkan. Temanya pikir Min Hyuk berencana
memanjat tangga perlahan, Min Hyuk tak mengerti maksudnya.
“Kau
putra sulung pemilik Pangan Shinhwa, tapi kau punya seorang kakak. Itu akan
menimbulkan masalah, bukan?” sindir temanya.
“Pergilah
jika kau hanya beromong kosong.” Keluh Min Hyuk saat itu Seo Yeon masuk dan
bisa mendengarnya.
“Aku
tidak tahu kau ada tamu. Aku akan kembali nanti.” kata Seo Yeon. Si pria bisa
mengenal Seo Yeon adalah wanita dari pesta itu.
“Astaga,
orang bilang wanita berubah saat berdandan. Aku hampir tidak mengenalinya.”
Sindir teman Min Hyuk.
“Pergilah.”
Kata Min Hyuk marah. Temanya melonggo bingung. Min Hyuk menyuruh temanya segera
pergi dengan menahan emosi.
Min Hyuk
akhirnya datang menemui Seo Yeon dirumahnya. Seo Yeon pun meminta maaf karena
asal masuk. Min Hyuk bertanya apakah Seo Yeon itu mendengar semuanya. Seo Yeon merasa kalau akan aneh jika menyangkalnya.
“Aku dan
kakak dirut.. Maksudku, aku adik sepupu Kang Woo. Maaf aku sudah menipumu.”
Ucap Min Hyuk
“Tidak.
Kau hanya tidak bilang... Selain itu... Aku sudah tahu.” Ucap Seo Yeon. Min
Hyuk kaget mendengarnya.
“Tempo
hari, saat kita pergi ke pesta itu...” ucap Seo Yeon.
Flash Back
Seo Yeon
pergi ke toilet bertemu dengan wanita yang tertarik dengan Min Hyuk. Si wanita
ingin tahu Bagaimana Seo Yeon menggodanya. Seo Yeon bingung, Si wanita pikir
Seo Yeon itu cukup berbakat dan berpikir
Seo Yeon itu sudah hamil.
“Tapi dia
memang pria yang bertanggung jawab. Pantas saja itu berhasil.” Ucap Si wanita
sinis.
“Apa dia
menelepon seseorang dengan fon telinga nirkabel?” komentar Seo Yeon yang tak
mengerti.
“Aku
bicara kepadamu.” Ucap Si wanita. Seo Yeon bingung mengaku tidak tahu karena tidak mengerti maksud
ucapanya.
“Sebagai
sesama wanita, aku sangat dipermalukan. Aku tahu dia cucu pemilik Pangan
Shinhwa, tapi bagaimana kau bisa menggodanya dengan tubuhmu?” kata si wanita
sinis.
“Apa Maksudmu
Lee Kang Woo? Kamu mengenalnya? Siapa? Kau membicarakan cucu dari pemilik
Pangan Shinhwa... Min Hyuk. Maksudku Min Hyuk... Apa? Pak Lee?” ucap Seo Yeon
kaget.
Min Hyuk
melonggo kalau Seo Yeon sudah tahu tapi sikapnya seperti tadi. Seo Yeon tahu
kalau Min Hyuk heran kalau tidak bilang,menurutnya ia tidak merasa itu perlu
dan Itu juga tidak mengubah diri Min Hyuk.
“Entah
kamu cucu pemilik Pangan Shinhwa atau bukan, tidak masalah bagiku.” Ucap Seo
Yeon. Min Hyuk langsung terdiam dengan mata berkaca-kaca
“Haruskah
aku memberitahumu? Apa aku membuat kesalahan?” ucap Seo Yeon. Min Hyuk mengaku
tidak.
“Setiap
kali orang tahu tentang keluargaku, mereka memperlakukanku berbeda. Terima
kasih, karena kau berbeda.” Kata Min Hyuk
“Aku
sangat bahagia kau anggota fakultas di sini. Mari terus bekerja di sini untuk
waktu yang sangat lama.” Ucap Seo Yeon memberikan semangat.
Semua
anak murid sudah menguanakan seragam yang berbeda dilapangan Seo Yeon datang
memuji mereka semua terlihat seragamnya cocok dan tampak memesona. Joo Hee pun
melihat Seo Yeon seperti memikirkan sesuatu.
“Setelah
UTS selesai, mari fokus pada pertandingan atletik yang akan datang. Selain itu,
Direktur Utama berharap banyak pada kalian dan bahkan menawarkan diri menjadi
sponsor. Jadi, mari pastikan kita bisa membalas budinya.. Semangat!” ucap Seo
Yeon memberikan semangat.
Seo Yeon
berjalan pulang mencoba melihat nama Kang Woo dan ingin menghubunginya tapi
terlihat ragu. Ia lalu berpikir tak ada hak untuk menghubungi Kang Woo lebih
dulu.
“Kau
berhati dingin. Bagaimana bisa kau tidak mengirim satu SMS pun padahal aku
belum muncul selama berhari-hari?” sindir Kang Woo sudah ada didepan rumah. Seo
Yeon kaget melihat Kang Woo sudah ada didepanya.
Seo Yeon
mendekat, Kang Woo panik berpikir Seo Yeon akan melakukan sesuatu. Seo Yeon
dengan senyuman mengucapkan Terima kasih karean sudah datang. Kang Woo pun
meminta membelikan makan sebagai tanda terimakasihnya.
Seo Yeon
setuju dan Kang Woo memberikan kunci mobilnay, keduanya masuk mobil. Seo Yeon
bertanya mau kemana dan Kang Woo akan makan apa. Kang Woo mengaku tak tahu. Akhirnya mereka
ada di pingir sungai han dengan makanan kaki lima, mulai dari ramyun, toppoki
sampai kimbap.
“Akan
kutraktir yang lebih mahal. Katakan saja apa maumu.” Ucap Seo Yeon merasa tak
enak
“Memang
kau bisa membeli sesuatu yang lebih mahal daripada aku, pewaris konglomerat?”
ejek Kang Woo. Seo Yeon pikir tidak juga.
“Inilah
yang aku inginkan sekarang... Sebenarnya lumayan enak.” Ucap Kang Woo mulai
makan ramyun.
“Apa Ini
kali pertama kamu memakannya? Kau memang pewaris konglomerat.” Ucap Seo Yeon
“Aku
hanya tidak ingin gemuk... Tapi semua itu sia-sia saja.” Kata Kang Woo makan
dengan lahap
“Omong-omong,
apa kau menurunkan berat badan karena perkataanku 15 tahun lalu?” tanya Seo
Yeon merasa bersalah. Kang Woo membenarkan. “Maafkan aku.” Ucap Seo Yeon. Kang
Woo mengeluh agar Seo Yeon berpikir konyol.
“Berkat
kau, aku menjadi tampan. Semua orang kecuali kau menyukai wajah dan tubuh ini.”
Kata Kang Woo bangga lalu menyuruh Seo Yeon makan juga. Keduanya pun makan
bersama dengan Seo Yeon yang mengajarkan memecahkan telur bakar dengan dahinya.
Kang Woo tertawa memakai dengan cara
yang berbeda.
Seo Yeon
turun di pinggir jalan dan pamit pergi. Kang Woo tahu Seo Yeon akan datang ke
pertandingan besok dan Berlangsung selama dua hari. Seo Yeon kaget kalu Kang
Woo bisa mengingatnya. Kang Woo pun
memberikan semangat dan semoga berhasil.
“Terima
kasih. Akan kupastikan kami memenuhi harapanmu.” Ucap Seo Yeon.
“Jangan
memaksakan anak-anak dan menyebabkan cedera.” Pesan Kang Woo.
“Jangan
khawatir. Pak Lee juga akan datang... Sampai jumpa.” Kata Seo Yeon. Kang Woo
seperti tak senang mendengar Min Hyuk
akan datang.
Seo Yeon
pulang ke rumah kaget melihat Baek Jang Mi ada didepan rumahnya. Jang Mi
memperlihatkan wajahnya yang terlihat merana. Seo Yeon kasihan bertanya Apa
yang terjadi dan dari mana saja. Jang Mi hanya bisa menatap sedih seperti
meminta tolong.
“Sudah
kubilang hubungi aku jika terjadi sesuatu.” Ucap Seo Yeon. Jang Mi mengaku kehilangan
nomor Seo Yeon.
“Kau
tinggal di mana sekarang? Apa kau punya tempat tinggal?” tanya Seo Yeon
khawatir.
Tiga
orang pria duduk disofa menatap dingin. Seo Yeon menatap ketiganya, Joo Hee dan
Jang Mi sudah ikut berkumpul. Jang Mi melonggo melihat rumah Seo Yeon. Dua
kakaknya hanya diam saja sementara Seo Joon protes kalau rumahnay seperti
mengelola pusat kesejahteraan. Seo Yeon langsung mengangkat tangan untuk
memukulnya.
“Terserah...
Orang-orang di lantai dua, urus saja apa pun yang terjadi di sana.”ucap Won Jae
tak peduli.
“Kakak
akan bekerja... Aku tidak keberatan.” Kata Won Seok lalu beranjak pergi.
“Kalau
begitu, sudah beres... Tinggallah di sini untuk sementara, Jang Mi.” Kata Seo
Yeon
“Hei,
dengar... Aku di sini. Kakak tidak bisa melihatku di sini?” keluh Seo Joon
kesal.
“Siapa
kamu? Apa Kau yakin tinggal di sini?”sindir Seo Yeon. Seo Joon kesal dengan
sang kakak
“Kau tidak
pulang beberapa hari ini. Berani sekali kau membalas perkataan kakak. Jika kau
tidur di tempat lain sekali lagi, tamat riwayatmu.” Ucap Seo Yeon
memperlihatkan kepalan tanganya. Seo Joon pun menganguk mengerti. Joo Hee
akhirnya mengajak Jang Mi ke lantai atas. Seo Joo masih saja mengumpat kesal
Di lantai
atas.
Jang Mi
melihat ruangankecil sekali tapi tidak terlihat sekecil ini dari luar. Joo Hee
terlihat bingung. Jang Mi mengaku belum pernah berbagi kamar dengan
seseorang. Joo Hee menganguk mengerti
dan melihat tas Jang Mi yang biarkan begitu saja.
Ia
teringat saat Jang Mi memperlihatkan tasnya berisi tumpukan uang, seperti
sangat ingin memiliki semua uangnya. Ia akhirnya mencoba tak memperdulikanya.
Mi Kyung
heran dengan Seo Yeon membiarkan orang asing masuk ke rumahnya. Seo Yeon pikir
Jang Mi punya kisah sedih. Mi Kyung seperti tak percaya dan memikirkan kalau
nanti Jang Mi memutuskan untuk tinggal di sana selamanya.
“Entahlah.
Akan kupikirkan begitu aku kembali.” kata Seo Yeon ingin memikirkan nanti.
“Baik.
Beri tahu Joo Hee aku akan mendukungnya Telepon aku begitu kamu tiba di sana.”
Kata Mi Kyung lalu menutup telpnya.
“Ada yang
mencurigakan. Bagaimana dia tahu tempat tinggal Seo Yeon dan menunggu di sana?”
ucap Mi Kyung masih memperlihatkan posisi yoganya.
Ia melhat
ponselnya berdering lalu mengeluh si berengsek ini terus meneleponnya dan
mengabaikanya.
Hyun Soo
mengeluh kalau Mi Kyung itu baru saja menelepon. Tapi dia menghindari teleponny
bahkan sengaja tidak menjawab teleponku. Sek yang ada dibelakangnya terlihat
binggung. Hyun So mengaku kalau ini Bukan
apa-apa.
“Penerbangannya
pukul 18.00 malam ini.” Kata sek. Hyun Soo ingin tahuSiapa yang ikut perjalanan
ini
“Penari
latar untuk Hi-Seven, Anda, dan aku. Para penata gaya akan datang sebelum
konser besok.” Jelas Sek. Hyun Soo menganguk mengerti.
“Apa anda
menunggu telepon?” tanya Sek melihat Hyun Soo menatap ponsel. Hyun Soo mengaku
tidak, tapi saat ponselnya berdering langsung berharap kalau Mi Kyung menelpnya
tapi ternyata bukan. Ia pun mengangkat telp dari tuan Seo.
Seo Yeon
sudah ada didepan bus memastikan mereka sudah mengemas semuanya dan tidak
melupakan apa pun. Semua menganguk mengerti, Kang Woo tiba-tiba datang. Seo
Yeon kaget dan berusaha bersikap layaknya atasan dan bawahan disekolah.
“Kenapa
kau kemari, Direktur Utama Lee?” tanya Seo Yeon. Kang Woo pikir kalau ia tidak
boleh ikut
“Aku
boleh ikut, kan?” tanya Kang Woo. Semua anak muridnya setuju. Kang Woo bertanya
Di mana Min Hyuk
“Dia ada
urusan, jadi, akan datang besok.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo tersenyum
mendengarnya lalu mengajak anak muridnya segara naik bus.
Di perjalanan,
Seo Yeo duduk memisah dengan Kang Woo lalu menawaran jeruk untuk memakanya.
Kang Woo terlihat pucat, Seo Yeon panik
melihat Kang Woo seperti mabuk darat. Kang Woo mengaku belum naik bus
lagi selama 15 tahun terakhir.
“Astaga,
kau lemah sekali.” ejak Seo Yeon. Kang Woo pun akhirnya menahan mual dengan
bersandar ke jendela. Tiba-tiba tanganya seperti ada yang menyentuhya.
“Kenapa
kau lemah sekali? Semua otot tubuhmu sia-sia. Lihatlah ke jendela. Itu sedikit
membantu saat kau mabuk darat.” Ucap Seo Yeon memijat tangan Kang Woo. Kang Woo
pun tersenyum.
Mereka
akhirnya sampai motel. Kang Woo melihat tak percaya kalau itu tempat tinggal
mereka. Seo Yeon membenarkan lalu menyuruh anak-anak turun karena sudah samap.
Kang Woo melarang merek turun dan naik bus lagi.
“Apa yang
kau lakukan?” ucap Seo Yeon bingung. Kang Woo pikir Ini tidak bisa diterima oleh standar Yayasan
dan SMA Shinhwa.
“Aku
tidak punya pilihan jika harus memenuhi anggaran.” Kata Seo Yeon. Kang Woo
menyuruh mereka masuk bus lagi. Seo Yeon bingung.
Mereka
sampai di sebuat resort yang luas dan mewah, Semua murid dan Seo Yeon hanya
bisa melonggo . Seo Yeon pikir ini melebihi anggaran mereka. Kang Woo merasa
tak peduli dan menyuruh mereka masuk. Semua anak pun bersemangat menarik
kopernya.
“Tapi
tetap saja.”ucap Seo Yeon mencoba menolak. Kang Woo pikir Seo Yeon harus
memikirkan murid-muridnya.
“Agar
bisa berhasil besok, mereka harus makan dengan baik, punya tempat bagus untuk
mandi, dan tidur nyenyak. Kau setuju, bukan?” ucap Kang Woo. Seo Yeon pun tak
bisa berkata-kata.
Min Hyuk
sudah menunggu di restoran, saat itu seorang pria masuk ruangan, Min Hyuk pun
berdiri menyapa ayahnya. Ayahnya pun menyuruh anaknya duduk saja sambil
mengeluh karena memilih tempat semahal ini, Min Hyuk pikir sudah lama sejak
Ayahnya kembali jadi ingin mentraktir.
“Aku berharap
Ibu kembali bersama Ayah.” Komentar Min Hyuk.
Tuan Lee seperti seolah tak mau mendengarnya.
“Ayah kembali
untuk berdonasi jadi harus kembali besok.” Kata Tuan Lee. Min Hyuk kaget
mendengarnya karena secepat itu.
“Apa Ayah
bahkan tidak akan menemui Nenek?” tanya Min Hyuk. Tuan Lee terlihat bingung dan
hanya ingin memastikan Nyonya Han baik-baik saja.
“Ya, dia
baik-baik saja.” Kata Min Hyuk dan mengajak Tuan Lee untuk minum tapi Ayahnya
menolak.
“Apa Kau tidak
akan menjadi dokter lagi? Ada banyak orang yang tidak bisa menjadi dokter
meskipun mereka mau, Tapi kau melepasnya semudah itu” komentar Tuan Lee.
“Ayah
tidak pernah memujiku selama 28 tahun. Tapi tidak butuh lima menit untuk
memarahiku. Apa Ayah tidak tertarik soal alasanku berhenti?” ucap Min Hyuk
sinis.
“Apa pun
alasannya, itu terdengar seperti alasan bagi ayah. Jika mau berhenti, ikutilah
Dokter Tanpa Batasan. Kau harus melihatnya dan mengalaminya sendiri. Kau pun
akan menyadari bahwa kau tidak bersyukur. Kau melewatkan banyak hal dalam
hidup.” Kata Tuan Lee.
“"Tidak
bersyukur"? kata Min Hyuk tak percaya lalu melihat pesan dari Seo Yeon “Pak
Lee. Kami mengubah akomodasi kami. Aku akan mengirimkan alamatnya.”
“Aku tahu
apa yang kulewatkan karena pertemuanku dengan Ayah. Selamat menikmati.” Kata Min
Hyuk lalu bergegas pergi.
Seo Yeon
melakukan video call dengan memperlihatkan penginapanya pada temanya. Mi Kyung melonggo melihatnya, lalu pikir Harganya mahal.
Jadi menyuruhagar jangan sisakan apa pun. Seo Yeon pun bahagia kalau menurutnya
memang sangat bagus.
“Astaga,
Kang Woo benar-benar kaya.” Komentar Mi Kyung. Seo Yeon mengaku merasa tak enak
hati karena harus membiarkannya melakukan ini.
“Hei, dia
ingin menghabiskan uang. Biarkan dia habiskan uang. Aku seharusnya ikut.” Ucap Mi
Kyung
“Kau bisa
datang sekarang. Kamarku sangat besar!” ucap Seo Yeon bahagia. Mi Kyung mulai
memikirkanya.
“Apa Kau
sungguh akan datang?” kata Seo Yeon. Mi Kyung pikir Tidak akan lama jika naik
pesawat jadi meminta agar menunggunya.
“Astaga,
dia yang terbaik dalam mengambil inisiatif... Ini bagus.”komentar Seo Yeon
didepan resort yang bagus.
Seo Yeon
pergi ke pantai mulai bermain ombak dan akhirnya masuk ke bibir pantai dengan
sepatunya. Kang Woo mengejek Seo Yeon itu
bodoh dan menyeebut dirinya pelari karena bahkan tidak bisa
menghindarinya. Seo Yeon langsung melepaskan sepatunya.
“Apa Kau
menghindari itu?” ucap Seo Yeon langsung melempar sepatu yang basah.
“Hei...
Tidak lagi! Kau sengaja melakukannya,kan?” ucap Kang Woo panik dan mencoba
menghindar.
“Setelah
kau di sini, awasilah itu. Jangan sampai ada yang mencurinya.” Kata Seo Yeon
lalu mulai bermain air.
“Lihat
betapa senangnya dirimu.” Komentar Kang Woo. Seo Yeon mengajak Kang Woo agar
bisa memasukan kaki ke air.
“Laut
mungkin terlihat sangat bersih di luar, tapi penuh dengan mikroorganisme yang
tidak terlihat di mata kita.” Ucap Kang Woo
Seo Yeon
dengan sengaja menyiramkan air. Kang Woo panik meminta agar Jangan lakukan itu. Seo Yeon tertawa dan
kembali bermain air sendirian. Kang Woo
panik melihat Seo Yeon masuk ke air dan bajunya basah bahkan terlihat
menerawang. Kang Woo pun akhirnya masuk ke pantai.
“Astaga,
sudah kuduga kau akan melakukan ini.” Ucap Kang Woo memberikan jaketnya.
“Jika kau
tahu, kenapa tidak menghentikanku?” kata Seo Yeon. Kang Woo mengeluh Seo Yeon selalu
membuat alasan. Seo Yeon pun sengaja menyiram Kang Woo dengan air. Kang Woo pun
mencoba menghindar.
“Omong-omong,
bukankah ini menyenangkan?” kata Seo Yeon dan melihat bajuna yang basah kuyup.
Kang Woo tersenyum dari belakang melihat Seo Yeon.
“Maaf kau
basah karena aku. Sepertinya kau tidak enak badan. Kau akan terserang flu. Ayo
kembali ke dalam.”ucap Seo Yeon mengambil sepatunya
“Aku akan
tetap seperti ini agar kau tidak perlu melihat wajahku.” Kata Kang Woo sengaja
berdiri dibelakang Seo Yeon. Seo Yeon terlihat bingung.
“Tolong
biarkan aku tetap seperti ini” ucap Kang Woo menyandarkan kepala dibahu Seo
Yeon dari belakang.
Saat itu
Min Hyuk baru datang mengirim voice note pada Seo Yeon kalau sudah di penginapan, tapi Seo Yeon tak ada
jadi ingin tau keberadanya. Ia terdiam saat itu melihat Seo Yeon sedang bersama
Kang Woo dan terlihat Kang Woo sedang bersandar.
Min Hyuk
masuk penginapan dengan tatapan kosong, akhirnya ia menelp neneknya mengatakan
ada posisi yang diinginkan. Sementara Seo Yeon masuk ruangan masih dengan basah
kuyup teringat dengan ucapan Kang Woo “Agar kau tidak perlu melihat wajahku. Tolong biarkan aku
tetap seperti ini, Seo Yeon.”
Kang Woo
pergi ke pelabuhan menatap matahari senja dan berpikir kalau sudah berakhir.
Saat itu Seo Yeon datang bertanya “Kau pikir kau siapa?” Kang Woo kaget melihat
Seo Yeon datang. Seo Yeon tak bisa terima dengan Kang Woo yang mengatakan bisa
membuatnya kesal
“Kenapa
kau membuatku khawatir? Kenapa kau membuatku memikirkanmu? Kenapa kau membuatku
melihatmu padahal aku tidak mau? Kenapa?” ucap Seo Yeon dengan mata
berkaca-kaca
“Jika
tidak mau menemuiku, tidak perlu melakukannya... Tetaplah di sana. Akan
kupastikan kau tidak perlu melihatku.” Kata Kang Woo lalu mendekat menutup mata
Seo Yeon dan langsung menciumnya. Seo Yeon pun tak menolaknya.
Bersambung
ke episode 9
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar