PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nenek Han
bertanya pada Min Hyuk apakah memang mengincar posisi itu. Min Hyuk merasa
darah orang tuaku mengalir di tubuhnya jadi
yakin itu hal terbaik yang bisa dilakukan untuk mengingat niat baik
mereka. Nenek Han yakin bisa melakukan itu di posisi yang lebih kuat.
“Mungkin
akan lebih menguntungkan.” Ucap Nenek Han. Min Hyuk mengaku ingin bekerja keras
dari posisi yang kusebutkan tadi.
“Baiklah.
Jika itu yang kau inginkan.” Kata Nenek Han. Min Hyuk mengucapkan Terima kasih
dan berjanji akan bekerja dengan baik.
Diam-diam
didepan pintu, Nyonya Oh mendengar pembicaran keduanya.
Di dalam
ruangan, Tuan Lee sibuk bermain tetris dan langsung menutup laptopnya saat ada
yang masuk. Ternyata Nyonya Oh yang datang. Tuan Lee kaget dan merasa ketakutan
karena berpikir Kang Hee yang datang, lalu bertanya kenapa datang ke kantornya.
“Sayang...
Kurasa Min Hyuk ingin bekerja di perusahaan.” Ucap Nyonya Oh. Tuan Lee terus
bermain komputer berpikir Min Hyuk sangat memenuhi syarat
“Tidak
masalah, bukan?” kata Nyonya Oh gugup. Tuan Lee tak mengerti maksudnya.
“Maksudku, Min Hyuk sangat pintar...Tapi Kang
Woo... Aku tidak mengkhawatirkan Kang Hee karena dia bisa mengurus dirinya. Tapi
Kang Woo terus memilih jalan yang salah. Aku hanya khawatir dia akan membuat
Ibu marah.”ucap Nyonya Oh
“Kudengar
Kang Woo tertarik dengan hal lain. Berarti tidak masalah, kan?” kata Tuan Lee
“Astaga.
Itu hanya alasan. Aku ragu dia punya rencana.
Dia harus menikah dan bekerja di perusahaan secepat mungkin.” Kata
Nyonya Oh khawatir.
“Entahlah.
Itu tidak menjamin dia akan mendengarkan kita. Menikahkannya adalah masalah
pertama. Jika ada yang mau menikahinya, aku akan membungkuk padanya.” Kata Tuan
Lee
“Kenapa
Min Hyuk tidak mau menjadi dokter? Orang lain sangat ingin menjadi dokter. Apa
Kau tahu sesuatu soal ini?”tanya Nyonya Oh lalu berteriak memanggil suaminya
karena sibuk bermain games.
Tuan Lee
kaget dan langsung meminta maaf lalu mengajak mereka berpikir. Nyonya Oh
menduga suaminya itu sedang memikirkan makan malam, Tuan Lee tak percaya
istrinya bisa mengetahui hal itu lalu memberitahu Ada restoran sup tulang
punggung baru di depan gedung.
“Astaga,
kentangnya berasal dari Provinsi Gangwon... kentang itu enak sekali!” ucap Tuan
Lee penuh semangat. Nyonya Oh mengeluh dengan sikap suaminya lalu keluar
ruangan.
“Wait. Mi
Ja, putriku yang manis dan menyegarkan... Sayang.” Kata Tuan Lee berlari
seperti anak kecil yang mengejar ibunya.
Di rumah
Seo Joon
melihat Joo Hee yang sangat serius belajar, dengan sengaja mencoret buku Joo
Hee akan mengalihkanya. Joo Hee menatap sinis. Seo Joon pikir Karena Joo Hee
yang belajar begitu tekun dan ia menjadi terlihat buruk.
“Ada apa?
Apa Kau sudah selesai?” tanya Ho Dol melihat keduanya sedang mengobrol
“Ayolah.
Tidak usah terburu-buru... Kami baru saja selesai ujian.” Kata Seo Joon.
“Hanya
saja kau memiliki potensi. Tidak semua orang bisa naik 100 peringkat...
Jadi...” ucap Ho Dol yang langsung disela oleh Seo Joon
“Apa Kamu
tidak punya pacar?” tanya Seo Joon. Ho Dol dengan wajah gugup menjawab kalau tidak
punya.
“Kenapa
tidak? Jika kamu siswa Universitas Hangook, bukankah kau sangat populer?” kata
Seo Joon. Ho Dol mengaku hanya tidak punya.
“Ini Aneh...
Wanita menyukai pria yang giat belajar sepertimu... Benar, kan?” ucap Seo Joon.
Ho Dol tak tahu kalau memang seperti itu.
“Apa Kau
sangat populer, tapi menyadarinya? Kakakku punya teman yang baik. Apa Kau ingin
bertemu dengannya?” ucap Seo Joon penuh semangat. Ho Dol langsung menolaknya.
“Hei... Tutup
mulutmu dan belajarlah. Jangan ganggu Joo Hee.” Ucap Won Seok tiba-tiba datang.
Seo Joon mengeluh kalau Peringkatnya sudah naik 100.
Won Seok
pergi mengambil air minum didapur, Ho Dol mendekat memberitahu Won Seok kalau
punya teman, Won Seok seperti mengabaikanya dan tak percaya dipanggil
“Hyungnim”. Ho Dol seperti tak enak hati dan berpikir memanggilnya
"Tuan"
“Aku
tidak punya banyak teman.. Tapi Dia sangat keren dan baik.” Ucap Ho Dol. Won
Seok seperti tak peduli bertanya lalu kenapa.
“Hanya
saja...” kata Ho Dol gugup. Won Seok bertanya apakah Ho Dol mau mengobrol dengannya. Ho Dol gugup dan
akhirnya Won Seok berjalan pergi.
Seo Yeon
terdiam dalam ruanganya, terlihat slogan diruanganya "Saat ingin menyerah, kau harus mulai
lagi." Kang Woo mengetuk pintu dan masuk ruangan sambil mengeluh kalau
Sulit bertemu dengan Seo Yeon belakangan
ini.
“Kau di
sini jika tidak ada kelas, kan? Kurasa aku belum pernah ke sini.” Ucap Kang
Woo.
“Ya. Kamu
belum pernah ke sini. Kamu tidak terlalu tertarik dengan tim trek dan
lapanganku.” Sindir Seo Yeon
“Ayo
perbaiki tempat ini.” Kata Kang Woo. Seo Yeon bingung. Kang Woo bertanya Apa
yang harus diubah dahulu.
“Tidak.
Jangan lakukan itu. Aku sudah bersyukur atas sumbanganmu. Aku tidak butuh
bantuan darimu lagi. Yang kumiliki sekarang sudah cukup.” Kata Seo Yeon
“Aku
direktur utama... Meski kau menolaknya, aku bisa melakukan apa pun.” Kata Kang
Woo bangga
“Aku tahu
kamu direktur utama dan nasib timku bisa berubah dengan satu kata darimu. Aku
tahu betul... Apa Kau ingin aku mengemudi untukmu? Ayo.” Kata Seo Yeon bergegas
pergi.
Kang Woo
langsung meminta maaf. Seo Yeon berhenti melangkah. Kang Woo mengaku tidak tahu
apa artinya bagi Seo Yeon Jika tahu,
maka tidak akan gegabah dan mengancamnya dengan mengatakan akan membubarkan tim
trek dan lapangan.
Keduanya
akhirnya berjalan ditaman, Kang Woo meminta maaf mengaku tidak tahu tentang
orang tua Seo Yeon dan Tanpa mengetahui apa yang terjadi, ia mengaku sangat
membenci Seo Yeon hari itu.
Ia
mengingat saat Seo Yeon mengirimkan pesan “Ada yang ingin kukatakan. Di mana
alamatmu? Aku akan ke sana sekarang.” Tapi Seo Yeon tak datang dan saat itu ia
merasa Seo Yeon berbohong dan hanya mengerjainya.
"Kenapa
dia tidak datang? Dia bilang ada yang mau disampaikan dan meminta alamatku.
Kenapa dia tidak datang? Dia menganggapku lelucon? Itu yang kupikirkan. Seperti
orang bodoh.” Ucap Kang Woo.
“Apa Aku
bilang begitu? Maafkan aku... Aku tidak ingat.” Kata Seo Yeon. Kang Woo kaget
mendengarnya.
“Hari
kecelakaan orang tuaku... Aku tidak ingat apa yang terjadi hari itu. Saat bangun,
aku berada di rumah sakit. Menurut kakakku, aku kehilangan kesadaran karena
syok. Aku dirawat di rumah sakit selama sebulan..” Cerita Seo Yeon. Kang Woo
kali ini yang kaget.
“Aku juga
tidak tahu itu Apa ada sesuatu yang aku tahu? Aku pecundang.” Kata Kang Woo
merasa bersalah.
“Kau tidak
akan tahu. Saat kembali ke sekolah, kudengar kamu sekolah di luar. Aku sudah
memikirkannya selama sebulan dirawat di rumah sakit.” Cerita Seo Yeon mengingat
saat dirumah sakit.
Seo Yeon
duduk di rumah sakit sendirian dengan terus bertanya-tanya "Kenapa harus orang tuaku? Ada orang
jahat di luar sana. Kenapa harus orang tuaku yang baik?"
“Sekeras
apa pun aku memikirkannya, hanya ada satu jawaban. Itu karena mereka cantik
dari dalam dan luar. Karena itu mereka harus meninggalkan dunia ini terlalu
cepat dan dengan cara yang menyakitkan. Saat itulah aku mulai menghindari
orang-orang tampan di sisiku.” Cerita Seo Yeon
“Aku
memakai kakak dan adikku sebagai alasan.” Akui Seo Yeon. Kang Woo bergumam Ada
sesuatu yang lebih dalam di hatinya.
“Jauh di
dalam sampai kau tidak tahu tempat sembunyinya. Jadi, dia tidak akan menyukaimu
dengan wajahmu itu.” Gumam Kang Woo Sedih
“Bukannya
aku tidak menyukaimu. Aku hanya takut. Jadi...”
kata Seo Yeon yang langsung disela oleh Kang Woo.
“Kau tahu
aku mudah marah dan egois, kan? Bahkan jika hal buruk terjadi kepadaku, akan
ada banyak alasan. Dan itu bukan karena penampilanku. Jadi, jangan biarkan ini
membuatmu takut padahal kita belum memulai. Kumohon....” Kata Kang Woo memohon.
Seo Yeon hanya diam saja.
Seo Yeon
berlari dengan wajah penuh luka meminta tolong lalu tiba-tiba sebuah mobil
seperti ingin menabraknya. Seo Yeon akhirnya terbangun dari tidurnya seperti
kembali bermimpi buruk.
“Saat
kubayangkan kecelakaan orang tuaku dan menderita, itu bahkan muncul dalam
mimpiku. Saat terus berlari, aku mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu terasa
nyata. Bagiku, kecelakaan itu bukan masa laluku. Itu masih ada sampai sekarang.”
Gumam Seo Yeon
Kang Woo
duduk di ruangan Dokter Kim mengaku punya pertanyaan. Apa ada kondisi
psikologis saat seseorang merasa dia mengalami kecelakaan karena syok setelah
kecelakaan, Orang itu bahkan bermimpi berada di TKP, Gejala seperti ini.
“Begitu
rupanya. Itu...Mungkin Identifikasi? Sinkronisasi?” ucap Dokter Kim mencoba
menebak tapi akhirnya mengambil buku.
“Baiklah.
Ada esai mengenai fenomena yang kamu sebutkan.” Ucap Dokter mencari dibuku.
Kang Woo seperti menatap curiga.
“Apa itu terkait
kondisi jantung seseorang?” kata Kang Woo. Dokter Kim terlihat bingung.
“Kau
membaca buku tentang jantung.” Kata Kang Woo. Dokter Kim melihat judul bukunya "Nutrisi
Kehamilan dan Penyakit Jantung Bawaan"
“Kau
tinggal di Amerika, bukan? Kalau begitu, bahasa Inggris-mu pasti bagus.” Kata
Dokter Kim. Kang Woo terlihat bingung.
“Jantung
kita adalah organ yang mengendalikan segala hal tentang kita. Jantung berhubungan
dekat dengan otak kita, jadi, memiliki pengaruh besar pada kondisi psikologis
seseorang.” Kata Dokter Kim lalu tiba-tiba sesak nafas.
Kang Woo
panik bertanya menanyakan keadanya. Dokter Kim meminta maaf mengaku merasa
kurang sehat hari ini jad harus berhenti di sini. Kang Woo setuju mereka
menghentikan saja dan mengajak untuk ke rumah sakit. Dokter Kim menolaknya
merasa baik-baik saja.
Kang Woo
akhirnya bergegas pamit pergi dan terlihat di rak foto kembaran Tuan Kim yang
disembunyikan selama ini. Tuan Kim
mengeluh dengan yang dilakukan Kang Woo sekarang karena menanyaikan tentang masalah pacarnya dan membuatnya pusing.
Won Jae
keluar rumah memberikan makanan pada kucing yang ada disamping rumah. Ia
berjongkok sambil berbicara sendiria kalau akan menerima tawaran dari Kang Hee
karena ia juga bisa menghasilkan uang dan Itu bukan tawaran yang buruk.
“Bagaimana
menurutmu, Antoinette?” tanya Won Jae. Si kucing langsung berteriak marah. Won
Jae pun kaget mendengarnya. Saat itu Mi Kyung datang.
“Apa Kau
datang untuk menemui Seo Yeon? Tunggu, dia sedang tidak di rumah.” Kata Won
Jae.
“Aku
hanya mampir... Kudengar ada orang baru di lantai dua.” Kata Mi Kyung. Won Jae
pikir seperti itu tapi tak begitu peduli.
“Seperti
apa dia? Bukankah dia agak curiga?” kata Mi Kyung. Won Jae tak tahu.
“Astaga,
kenapa kau tampak tampan saat melakukan itu?” puji Mi Kyung. Won Jae pun
berpikir Mi Kyung selalu mengatakan hal baik.
“Won Jae,
kamu mau menikah?” kata Mi Kyung mengoda. Won Jae bertanya apakah Mi Kyungpunya
banyak uang.
“Tidak...
Sebenarnya, kau juga tidak kaya.” Ucap Mi Kyung. Won Jae pikir benar juga kalau
ia tidak kaya.
“Kita harus
menikah dengan orang kay dan mendapatkan banyak uang untuk tunjangan. Baru
nanti kita pikirkan.” Kata Mi Kyung. Won Jae setuju dan langsung membuat
penjanjian dengan jari kelingking. Mi Kyung akhirnya masuk ke dalam rumah
“Hasilkan
banyak uang.. Begitu aku mati, tubuhku akan membusuk. Jadi Untuk apa
diselamatkan? Aku harus menggunakannya saat masih bagus.” Ucap Won Jae lalu
menelp Kang Hee kalau mereka bisa melakukan.
Mi Kyung
berjalan masuk sambil berkomentar kalau
Keluarga Seo Yeon terlalu baik dan itu masalahnya. Ia pun menegaskan
kalau Baek Jang Mi, akan mengekspos identitasnya lalu melihat temanya dan
berteriak memanggil Seo Yeon...di dapur tapi teringat bukan Seo Yeon tapi Jang
Mi dengan tatapan rambut yang berbeda.
“Kenapa
dia meniru Seo Yeon?” ucap Mi Kyung kaget dan bingung langsung bersembunyi.
Jang Mi dengan rambut mirip Seo Yeon bingung karena tak ada orang.
Mi Kyung
akhirnya naik ke lantai atas karena merasa yakin dia menyembunyikan sesuatu. Ia lalu
melihat tas yang digunakan Jang Min, saat Seo Yeon memberikan bantua pada Jang
Mi dan Jang Mi berpikir kalau Seo Yeon itu orang baik.
“Apa Kau
mau menerima ini?” ucap Jang Mi memberikan tasnya. Mi Kyung penasaran ingin
membuka tas.
“Siapa
kau?” tanya Jang Mi datang dengan mangku besar. Mi Kyung kaget langsung duduk diatas
tas. Jang Mi melihat Mi Kyung langsung memeluknya dengan erat seperti sudah
lama merindukanya. Mi Kyung bingung tapi akhirnya membiarkanya.
Keduanya
akhirnya makan bimbibap bersama. Jang Mi menceritaan kalau tidak tahu betapa seringnya
Seo Yeon membicarakan Mi Kyung dan berpikir mereka sangat dekat. Mi Kyung pikir
mereka memang dekat sambil terus makan.
“Kenapa
aku makan bersama gadis ini?” gumam Mi Kyung. Jang Mi mengaku kalau sangat iri
dengan Mi Kyung.
“Aku
ingin cepat akrab dengan kalian.” Kata Jang Mi. Mi Kyung menganguk lalu
berkomentar kalau rasanya enak sekali.
“Dia
pandai memasak... Aku tahu aku harus berhenti, tapi tidak bisa.” Gumam Mi Kyung
terus makan dan tersenyum pada Jang Mi.
Di ruang
latihan, Seo Joon masuk ruangan semua langsung bersorak memujinya sangat hebat ini
luar biasa. Seo Joon pun bangga kalau
Klip ini populer dan Ternyata
tampak lebih tampan di kamera dan melihat ada gerakan yang salah tapi
yang lain merasa tak ada yang melihat.
“Tapi Di
mana Jung Ho?” tanya Seo Joon bingung. Mereka hanya bisa saling menatap.
Jung Ho terlihat
sangat panik melihat komentar dari video penampilanya, terlihat banyak komentar
negatif pada penampilanya.
“Hei, bisakah seseorang
menyingkirkannya? Aku bisa debut menggantikannya. Dia bukan siswa latihan, kan?
Dengan wajah seperti itu? HS Entertainment bisa memilih yang lebih baik. Bukankah
dia hanya penari biasa? Dia menghalangi pria seksi itu. Hei, sebaiknya kamu
pulang saja.”
“Jung Ho,
Apa kau di sini?” tanya Seo Joon masuk ke toilet. Jung Ho berpura-pura baru
menyiram toilet dan langsung keluar dari toilet.
“Apa Kau
sakit perut?” tanya Seo Joon khawatir. Jung Ho mengaku tidak. Seo Joon pun
senang lalu memberikan air minum botol.
“Kuberikan
ini hanya padamu. Aku tidak memberikannya pada yang lain... Minumlah.” Ucap Seo
Joon lalu berjalan pergi. Jung Ho marah langsung membuang minuman Seo Joon
seperti memiliki pemikiran yang licik.
Hyun Soo
sibuk memasang pintu sendiri dengan bor.
Sek berkomentar kalau Hyun Soo menunda pemasangannya karena itu
membuang-buang uang jadi ingin tahu Apa yang membuatnya berubah pikiran. Hyun
Soo mengaku Hari ini harus menunjukkan betapa kerennya dirinya pada seseorang.
“Astaga.
Saat tamuku datang, sajikan kopi luwak yang kusimpan.” Kata Hyun Soo penuh
semangat.
“Astaga,
siapa yang datang? Apa Kau mau menyajikan kopi luwak?” kata Sek penasaran.
Hyun Soo
menatap wajahnya di cermin merapihkan penampilanya, teringat saat Mi Kyung
memberikan lauk pada Min Hyuk agar makan yang banyak lalu berpkir kalau Mi
Kyung itu Mencoba menggoda Kang Woo belum cukup, lalu mengincar Min Hyuk.
“Dia mengincar
pria dari Shinhwa Food.... Ini Sulit dipercaya. Tapi kenapa dia tidak
mendekatiku?” ucap Hyun Soo heran.
Akhirnya
Mi Kyung datang, Sek masuk memberikan kopi untuk keduanya. Hyun Soo dengan
bangga memberitahu sengaja menyiapkan kopi luwak untuknya, dengan nada
menyindir pasti pernah mendengarnya Kopi luwak dengan harga yang mahal.
“Begitu
rupanya. Kopi dari kotoran.” Ucap Mi Kyung santai. Hyun Soo sedang minum
langsung tersedak mendengarnya.
“Apakah
dari musang? Pasti mereka sulit buang air dengan bebas. Orang-orang pasti
mengamati saat mereka akan buang air besar. Menyedihkan sekali.” ucap Mi Kyung
“Pemikiran
yang orisinal.” Komentar Hyun Soo. Mi Kyun melihat ada botol minum diatas meja
dan berpikir bisa meminumnya.
“Tidak...
Aku mengambilnya dari tempat kotor... Maksudku, aku membelinya.” Kata Hyun Soo
mengambilnya.
“Jadi,
kamu perlu bicara denganku. Ada apa?” kata Mi Kyung. Hyun Soo pun mengingatnya.
“Aku
ingin berterima kasih karena membantu konser Hi-Seven. Aku ingin berterima
kasih untuk itu” kata Hyun Soo.
“Tidak
perlu... Aku membantu karena Kang Woo memintaku, bukan demi kamu.” Kata Mi
Kyung
“Apa
bedanya aku dan Kang Woo?” keluh Hyun Soo. Mi Kyung pikir Kang Woo tidak memperlakukannya seperti
wanita mata duitan.
Hyun Soo
tak percaya mendengarnya dan mencoba menjelaskanya. Mi Kyung pikir hanya itu
saja lalu mengupcakan Terima kasih atas kopi kotorannya dan menghargai
kebaikanmu. Hyun Soo menahanya pergi dan menarik Mi Kyung untuk ikut denganya.
Hyun Soo
masuk ke sebuah toko, lalu menyuruh Mi Kyung agar memilih apa pun yang diinginkan,
tapi akhirnya mengubah kalau tak perlu semua tapi pilih dua tas saja. Mi Kyung
tak percaya melihat sikap Hyun Soo seperti mata duitan.
“Kenapa?
Dua tas tidak cukup? Baiklah. Aku bisa membelikanmu lima tas.” Kata Hyun Soo.
Mi Kyung makin marah
“Tunggu, Apa
itu tidak cukup? Hei, permintaanmu berlebihan... Katakan. Sebutkan harganya.
Berapa?” kata Hyu Soo
“Apa Kau
sudah gila? Beraninya kamu memperlakukanku seperti wanita mata duitan... Kenapa
kau membelikanku tas?” ucap Mi Kyung marah
“Tidak,
kupikir kau akan menyukainya.” Kata Hyun Soo bingung. Mi Kyung membenarkan
kalau suka produk mahal dan mewah.
“Tapi itu
bukan alasan untuk menerimanya darimu. Apa Kamu pikir aku berandal yang
memanfaatkan uang pria? Kurasa kamu melakukan ini karena berpikir begitu.” Kata
Mi Kyung marah
“Tidak.
Bukan begitu. Aku berterima kasih atas bantuanmu sebelumnya” kata Hyun Soo
“Jika
kamu berterima kasih, cukup traktir aku makan malam. Aku lebih suka kamu saat kupikir
kamu petugas kebersihan. Itu lebih baik daripada memamerkan kekayaan.” Kata Mi
Kyung mara besar.
“Hei, ini
kesalahpahaman...” ucap Hyun Soo. Mi Kyung langsung memperingatkan Jika
meneleponnya lagi, maka akan membunuhnya. Hyun Soo pun tak percaya
mendengarnya.
“Aku
hanya punya uang. Jika itu tidak berhasil padamu, apa yang harus kulakukan
sekarang?” kata Hyun Soo bingung setelah Mi Kyung pergi.
Seo Yeon
keluar rumah terlihat kebingungan lalu melihat Min Hyuk sedang berjongkok. Dan bertanya
sedang apa. Min Hyuk mengaku sedang mengelus kucing karena manis sekali. Seo
Yeon kaget kalau Min Hyuk mengelusnya dan bertanya apakah melihat Antoinette, Min Hyuk bingung.
“Tidak
ada yang pernah melihatnya karena dia sangat kejam.”ucap Seo Yeon. Min Hyuk
pikir kucing itu lembut.
“Kurasa
kau punya kekuatan untuk membuat orang atau sesuatu menjadi lebih lembut. Apa
karena jiwamu baik?” puji Seo Yeon
“Aku
tidak baik.” Kata Min Hyuk. Seo Yoen mengejek kalau Min Hyuk tidak baik, mungkin
ia adalah orang jahat yang keluar dari api.
“Omong-omong,
kenapa kau kemari?” tanya Seo Yeon. Min Hyuk memberikan sebuah cake mengaku
membeli karena memikirkannya.
“Sudah
kuduga kamu baik... Apa Kau mau masuk dan memakannya bersama?” kata Seo Yeon
bahagia.
“Apa Ada
orang di rumah?” tanya Min Hyuk gugup. Seo Yeon mengaku Tidak ada.
“Kalau begitu,
aku akan kembali nanti.” ucap Min Hyuk. Seo Yon bingung kenapa Min Hyuk mau
pergi.
“Aku akan
terlalu bersemangat jika berduaan denganmu di rumah.” Akui Min Hyuk dengan
wajah tersenyum.
Min Hyuk
mengemudikan mobilnya, saat berhenti di lampu merah teringat saat di hotel Seo
Yeon mengajaknya masuk, lalu tadi mengajak masuk rumah dan makan bersama. Min
Hyuk bertanya apakah ada orang dirumah. Seo Yeon menjawab Tidak ada seperti
sangat santai.
“Apa itu
artinya dia tidak memandangku sebagai pria?” ucap Min Hyuk lalu melihat keyword
diponselnya
"Macaroon,Tempat
macaroon terbaik, toko roti macaroon, Tempat macaroon terkenal di Seoul,
macaroon yang lezat" Ia pikir semua tidak berguna dengan wajah kecewa.
Sementara Seo Yeon makan kue dari Min Hyuk dengan tatapan kosong dan tanpa sada
sudah makan banyak.
Kang Hee
bertemu dengan Won Jae memberitahu kalau harus bisa datang kapan saja, pukul
18.00 sampai tengah malam dan bertanya apakah setuju.. Won Jae menganguk. Kang
Hee mengatakan akan memberikan jumlah sesuai setiap kita melakukannya sekali.
“Aku
menuliskan detail kontraknya... Kamu bisa menandatanganinya.” Ucap Kang Hee
memberikan berkasnya. Won Jae akan segera memberikan tanda tangan.
“Tunggu.
Sebentar... Kau harus membacanya. Kau tidak bisa memercayaiku begitu saja...” kata
Kang Hee. Won Jae bingung akhirnya memberikan tanda tangan setelah membacanya.
“Mari
kita lakukan sekarang... Kau sudah menandatangani kontrak.” Kata Kang Hee penuh semangat. Won Jae kaget kalau Di sini.
Kang Hee dengan tatapan mengoda berpikir ini ide yang bagus.
Won Jae
sedang membuka bajunya, Kang Hee memilih pakaian lain dan bertanya apakah boleh
masuk. Won Jae bingung, tapi Kang Hee tiba-tiba sudah masuk kamar ganti.
“Cobalah
ini.” Ucap Kang Hee. Won Jae pun merasa Kang Hee ingin digoda olehnya lalu
membuka bajunya, terlihat badanya yang bagus. Kang Hee seperti tak bergeming.
“Kau Pakailah.”
Ucap Kang Hee datar. Won Jae merasa ini Mustahil
Kang Hee tidak bisa merasakan apa pun saat melihat tubuhnya.
“Sekarang...”
tegas Kang Hee tak peduli, akhirnya Won Jae pun langsung menganti kemeja
putihnya.
“Kau tahu
kenapa aku hanya memakai pakaian mahal dan mewah?” ucap Kang Hee sambil
membantu Won Jae mengancing bajunya. Won jae pikir karena Kang Hee kaya.
“Itu
benar. Orang bilang karakter seseorang lebih penting dari penampilannya, tapi
orang cenderung menilai dari yang mereka lihat, jadi, penilaian pertama mereka
dibuat hanya berdasarkan penampilan. Terutama bagi para pengusaha.” Jelas Kang
Hee.
“Jika
penampilan seseorang tidak sebaik mereka, jika seseorang menunjukkan sedikit
kelemahan saja, maka mereka mengkritikmu dan menginjak-injakmu. Pakaianku
seperti zirah bagiku. Jadi, pengawalku harus memakai baju zirah yang lebih
bagus, bukan?” kata Kang Hee.
“Kau
tampak tampan. Rapikan pakaiannya.” Puji Kang Hee sambil menepuk lengan Won Jae
lalu keluar ruang ganti. Won Jae tak percaya seperti tadi itu sangat gila dan
membuat hatinya berdebar.
Won Seok
sedang ada dibar melihat si anak remaja yang mengejarnya. Si anak pikir Won Seok
Jangan menatapnya seperti itu karena sebagai pelanggan. Won Seok terlihat
bingung
“Aku akan
memesan sebentar lagi. Aku bertemu temanku di sini.” Ucap Si pria. Won Seok
hanya diam saja.
Saat itu
Ho Dol melihat alamat ditanganya memastikan lebih dulu kalau Ini tempat yang
tepat tapi bingung Kenapa menyuruhnya datang kemari.
Kang Woo
sedang memilih bahan diruangan, lalu merasa lelah dan melihat foto-foto di
ponselnya. Ia melihat foto dengan Seo Yeon yang menempel denganya. Ia pun
merasa senang tidak menghapus foto itu karena
akan menyimpannya sampai mereka berfoto di kencan lagi nanti.
Ia lalu
teringat ucapan Seo Yeon “Tapi kenapa
kau tidak membuat pakaian wanita? Dahulu kau sering menggambarnya.” Akhirnya Kang
Woo seperti seperti menemukan inspirasi dan langsung mulai mengambar.
Di sebuah
restoran atap, Mi Kyung makan macaroon dan merasa ini enak sekali lalu bertanya
Bagaimana Pak Lee bisa menemukan tempat seperti ini. Seo Yeon bertany apaakah
rasanya Enak. Mi Kyung mengaku luar biasa dan ingin tahu kenapa menanyakan hal
itu.
“Aku
tidak bisa merasakan apa pun.” Akui Seo Yeon. Mi Kyung tak percaya karena Seo
Yeon itu sudah makan sebanyak ini sendirian.
“Di mana
hati nuranimu?” keluh Mi Kyung. Seo Yeon mengak tidak bisa merasakan apa pun. Mi Kyung
bingung.
“Aku
tidak merasakan apa pun.” Kata Seo Yeon. Mi Kyung bertanya tentang apa itu.
Kang Woo
membuka pintu rumahnya, Min Hyuk datang langsung memberikan tas berisi minuman.
Kang Woo bingung menanyakan alasan datang bahkan membawakan minuman. Min Hyuk mengaku suka dengan Joo Seo Yeon dan datang untuk mengatakan itu.
“Akhirnya
aku mendengar sesuatu yang tidak perlu kudengar. Dan akhirnya kau mengatakan
sesuatu yang tidak perlu kau katakan.” Ucap Kang Woo melotot sinis.
“Apa
maksudmu? Perasaan apa?” tanya Mi Kyung bingung. Seo Yeon mengaku saat mencium
Kang Woo, ia tidak merasakan apa pun. Mi Kyung melotot kaget.
Bersambung
ke episode 19
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar