PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 26 Desember 2019

Sinopsis Love With The Flaws Episode 18

PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Nenek Han bertanya pada Min Hyuk apakah memang mengincar posisi itu. Min Hyuk merasa darah orang tuaku mengalir di tubuhnya jadi  yakin itu hal terbaik yang bisa dilakukan untuk mengingat niat baik mereka. Nenek Han yakin bisa melakukan itu di posisi yang lebih kuat.
“Mungkin akan lebih menguntungkan.” Ucap Nenek Han. Min Hyuk mengaku ingin bekerja keras dari posisi yang kusebutkan tadi.
“Baiklah. Jika itu yang kau inginkan.” Kata Nenek Han. Min Hyuk mengucapkan Terima kasih dan berjanji akan bekerja dengan baik.
Diam-diam didepan pintu, Nyonya Oh mendengar pembicaran keduanya. 

Di dalam ruangan, Tuan Lee sibuk bermain tetris dan langsung menutup laptopnya saat ada yang masuk. Ternyata Nyonya Oh yang datang. Tuan Lee kaget dan merasa ketakutan karena berpikir Kang Hee yang datang, lalu bertanya kenapa datang ke kantornya.
“Sayang... Kurasa Min Hyuk ingin bekerja di perusahaan.” Ucap Nyonya Oh. Tuan Lee terus bermain komputer berpikir Min Hyuk sangat memenuhi syarat
“Tidak masalah, bukan?” kata Nyonya Oh gugup. Tuan Lee tak mengerti maksudnya.
 “Maksudku, Min Hyuk sangat pintar...Tapi Kang Woo... Aku tidak mengkhawatirkan Kang Hee karena dia bisa mengurus dirinya. Tapi Kang Woo terus memilih jalan yang salah. Aku hanya khawatir dia akan membuat Ibu marah.”ucap Nyonya Oh
“Kudengar Kang Woo tertarik dengan hal lain. Berarti tidak masalah, kan?” kata Tuan Lee
“Astaga. Itu hanya alasan. Aku ragu dia punya rencana.  Dia harus menikah dan bekerja di perusahaan secepat mungkin.” Kata Nyonya Oh khawatir.
“Entahlah. Itu tidak menjamin dia akan mendengarkan kita. Menikahkannya adalah masalah pertama. Jika ada yang mau menikahinya, aku akan membungkuk padanya.” Kata Tuan Lee
“Kenapa Min Hyuk tidak mau menjadi dokter? Orang lain sangat ingin menjadi dokter. Apa Kau tahu sesuatu soal ini?”tanya Nyonya Oh lalu berteriak memanggil suaminya karena sibuk bermain games.
Tuan Lee kaget dan langsung meminta maaf lalu mengajak mereka berpikir. Nyonya Oh menduga suaminya itu sedang memikirkan makan malam, Tuan Lee tak percaya istrinya bisa mengetahui hal itu lalu memberitahu Ada restoran sup tulang punggung baru di depan gedung.
“Astaga, kentangnya berasal dari Provinsi Gangwon... kentang itu enak sekali!” ucap Tuan Lee penuh semangat. Nyonya Oh mengeluh dengan sikap suaminya lalu keluar ruangan.
“Wait. Mi Ja, putriku yang manis dan menyegarkan... Sayang.” Kata Tuan Lee berlari seperti anak kecil yang mengejar ibunya. 


Di rumah
Seo Joon melihat Joo Hee yang sangat serius belajar, dengan sengaja mencoret buku Joo Hee akan mengalihkanya. Joo Hee menatap sinis. Seo Joon pikir Karena Joo Hee yang belajar begitu tekun dan ia menjadi terlihat buruk.
“Ada apa? Apa Kau sudah selesai?” tanya Ho Dol melihat keduanya sedang mengobrol
“Ayolah. Tidak usah terburu-buru... Kami baru saja selesai ujian.” Kata Seo Joon.
“Hanya saja kau memiliki potensi. Tidak semua orang bisa naik 100 peringkat... Jadi...” ucap Ho Dol yang langsung disela oleh Seo Joon
“Apa Kamu tidak punya pacar?” tanya Seo Joon. Ho Dol dengan wajah gugup menjawab kalau tidak punya.
“Kenapa tidak? Jika kamu siswa Universitas Hangook, bukankah kau sangat populer?” kata Seo Joon. Ho Dol mengaku hanya tidak punya.
“Ini Aneh... Wanita menyukai pria yang giat belajar sepertimu... Benar, kan?” ucap Seo Joon. Ho Dol tak tahu kalau memang seperti itu.
“Apa Kau sangat populer, tapi menyadarinya? Kakakku punya teman yang baik. Apa Kau ingin bertemu dengannya?” ucap Seo Joon penuh semangat. Ho Dol langsung menolaknya.
“Hei... Tutup mulutmu dan belajarlah. Jangan ganggu Joo Hee.” Ucap Won Seok tiba-tiba datang. Seo Joon mengeluh kalau Peringkatnya sudah naik 100. 


Won Seok pergi mengambil air minum didapur, Ho Dol mendekat memberitahu Won Seok kalau punya teman, Won Seok seperti mengabaikanya dan tak percaya dipanggil “Hyungnim”. Ho Dol seperti tak enak hati dan berpikir memanggilnya "Tuan"
“Aku tidak punya banyak teman.. Tapi Dia sangat keren dan baik.” Ucap Ho Dol. Won Seok seperti tak peduli bertanya lalu kenapa.
“Hanya saja...” kata Ho Dol gugup. Won Seok bertanya apakah Ho Dol  mau mengobrol dengannya. Ho Dol gugup dan akhirnya Won Seok berjalan pergi. 


Seo Yeon terdiam dalam ruanganya, terlihat slogan diruanganya  "Saat ingin menyerah, kau harus mulai lagi." Kang Woo mengetuk pintu dan masuk ruangan sambil mengeluh kalau Sulit bertemu dengan Seo Yeon  belakangan ini.
“Kau di sini jika tidak ada kelas, kan? Kurasa aku belum pernah ke sini.” Ucap Kang Woo.
“Ya. Kamu belum pernah ke sini. Kamu tidak terlalu tertarik dengan tim trek dan lapanganku.” Sindir Seo Yeon
“Ayo perbaiki tempat ini.” Kata Kang Woo. Seo Yeon bingung. Kang Woo bertanya Apa yang harus diubah dahulu.
“Tidak. Jangan lakukan itu. Aku sudah bersyukur atas sumbanganmu. Aku tidak butuh bantuan darimu lagi. Yang kumiliki sekarang sudah cukup.” Kata Seo Yeon
“Aku direktur utama... Meski kau menolaknya, aku bisa melakukan apa pun.” Kata Kang Woo bangga
“Aku tahu kamu direktur utama dan nasib timku bisa berubah dengan satu kata darimu. Aku tahu betul... Apa Kau ingin aku mengemudi untukmu? Ayo.” Kata Seo Yeon bergegas pergi.
Kang Woo langsung meminta maaf. Seo Yeon berhenti melangkah. Kang Woo mengaku tidak tahu apa artinya bagi Seo Yeon  Jika tahu, maka tidak akan gegabah dan mengancamnya dengan mengatakan akan membubarkan tim trek dan lapangan.


Keduanya akhirnya berjalan ditaman, Kang Woo meminta maaf mengaku tidak tahu tentang orang tua Seo Yeon dan Tanpa mengetahui apa yang terjadi, ia mengaku sangat membenci Seo Yeon hari itu.
Ia mengingat saat Seo Yeon mengirimkan pesan “Ada yang ingin kukatakan. Di mana alamatmu? Aku akan ke sana sekarang.” Tapi Seo Yeon tak datang dan saat itu ia merasa Seo Yeon berbohong dan hanya mengerjainya.
"Kenapa dia tidak datang? Dia bilang ada yang mau disampaikan dan meminta alamatku. Kenapa dia tidak datang? Dia menganggapku lelucon? Itu yang kupikirkan. Seperti orang bodoh.” Ucap Kang Woo. 

“Apa Aku bilang begitu? Maafkan aku... Aku tidak ingat.” Kata Seo Yeon. Kang Woo kaget mendengarnya.
“Hari kecelakaan orang tuaku... Aku tidak ingat apa yang terjadi hari itu. Saat bangun, aku berada di rumah sakit. Menurut kakakku, aku kehilangan kesadaran karena syok. Aku dirawat di rumah sakit selama sebulan..” Cerita Seo Yeon. Kang Woo kali ini yang kaget.
“Aku juga tidak tahu itu Apa ada sesuatu yang aku tahu? Aku pecundang.” Kata Kang Woo merasa bersalah.
“Kau tidak akan tahu. Saat kembali ke sekolah, kudengar kamu sekolah di luar. Aku sudah memikirkannya selama sebulan dirawat di rumah sakit.” Cerita Seo Yeon mengingat saat dirumah sakit.
Seo Yeon duduk di rumah sakit sendirian dengan terus bertanya-tanya  "Kenapa harus orang tuaku? Ada orang jahat di luar sana. Kenapa harus orang tuaku yang baik?"
“Sekeras apa pun aku memikirkannya, hanya ada satu jawaban. Itu karena mereka cantik dari dalam dan luar. Karena itu mereka harus meninggalkan dunia ini terlalu cepat dan dengan cara yang menyakitkan. Saat itulah aku mulai menghindari orang-orang tampan di sisiku.” Cerita Seo Yeon
“Aku memakai kakak dan adikku sebagai alasan.” Akui Seo Yeon. Kang Woo bergumam Ada sesuatu yang lebih dalam di hatinya.
“Jauh di dalam sampai kau tidak tahu tempat sembunyinya. Jadi, dia tidak akan menyukaimu dengan wajahmu itu.” Gumam Kang Woo Sedih
“Bukannya aku tidak menyukaimu. Aku hanya takut.  Jadi...” kata Seo Yeon yang langsung disela oleh Kang Woo. 
“Kau tahu aku mudah marah dan egois, kan? Bahkan jika hal buruk terjadi kepadaku, akan ada banyak alasan. Dan itu bukan karena penampilanku. Jadi, jangan biarkan ini membuatmu takut padahal kita belum memulai. Kumohon....” Kata Kang Woo memohon. Seo Yeon hanya diam saja. 



Seo Yeon berlari dengan wajah penuh luka meminta tolong lalu tiba-tiba sebuah mobil seperti ingin menabraknya. Seo Yeon akhirnya terbangun dari tidurnya seperti kembali bermimpi buruk.
“Saat kubayangkan kecelakaan orang tuaku dan menderita, itu bahkan muncul dalam mimpiku. Saat terus berlari, aku mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu terasa nyata. Bagiku, kecelakaan itu bukan masa laluku. Itu masih ada sampai sekarang.” Gumam Seo Yeon
Kang Woo duduk di ruangan Dokter Kim mengaku punya pertanyaan. Apa ada kondisi psikologis saat seseorang merasa dia mengalami kecelakaan karena syok setelah kecelakaan, Orang itu bahkan bermimpi berada di TKP, Gejala seperti ini.

“Begitu rupanya. Itu...Mungkin Identifikasi? Sinkronisasi?” ucap Dokter Kim mencoba menebak tapi akhirnya mengambil buku.
“Baiklah. Ada esai mengenai fenomena yang kamu sebutkan.” Ucap Dokter mencari dibuku. Kang Woo seperti menatap curiga.
“Apa itu terkait kondisi jantung seseorang?” kata Kang Woo. Dokter Kim terlihat bingung.
“Kau membaca buku tentang jantung.” Kata Kang Woo. Dokter Kim melihat judul bukunya "Nutrisi Kehamilan dan Penyakit Jantung Bawaan"
“Kau tinggal di Amerika, bukan? Kalau begitu, bahasa Inggris-mu pasti bagus.” Kata Dokter Kim. Kang Woo terlihat bingung.
“Jantung kita adalah organ yang mengendalikan segala hal tentang kita. Jantung berhubungan dekat dengan otak kita, jadi, memiliki pengaruh besar pada kondisi psikologis seseorang.” Kata Dokter Kim lalu tiba-tiba sesak nafas.
Kang Woo panik bertanya menanyakan keadanya. Dokter Kim meminta maaf mengaku merasa kurang sehat hari ini jad harus berhenti di sini. Kang Woo setuju mereka menghentikan saja dan mengajak untuk ke rumah sakit. Dokter Kim menolaknya merasa baik-baik saja.
Kang Woo akhirnya bergegas pamit pergi dan terlihat di rak foto kembaran Tuan Kim yang disembunyikan selama ini.  Tuan Kim mengeluh dengan yang dilakukan Kang Woo sekarang karena menanyaikan  tentang masalah pacarnya dan membuatnya pusing.


Won Jae keluar rumah memberikan makanan pada kucing yang ada disamping rumah. Ia berjongkok sambil berbicara sendiria kalau akan menerima tawaran dari Kang Hee karena ia juga bisa menghasilkan uang dan Itu bukan tawaran yang buruk.
“Bagaimana menurutmu, Antoinette?” tanya Won Jae. Si kucing langsung berteriak marah. Won Jae pun kaget mendengarnya. Saat itu Mi Kyung datang.
“Apa Kau datang untuk menemui Seo Yeon? Tunggu, dia sedang tidak di rumah.” Kata Won Jae.
“Aku hanya mampir... Kudengar ada orang baru di lantai dua.” Kata Mi Kyung. Won Jae pikir seperti itu tapi tak begitu peduli.
“Seperti apa dia? Bukankah dia agak curiga?” kata Mi Kyung. Won Jae tak tahu.
“Astaga, kenapa kau tampak tampan saat melakukan itu?” puji Mi Kyung. Won Jae pun berpikir Mi Kyung selalu mengatakan hal baik.
“Won Jae, kamu mau menikah?” kata Mi Kyung mengoda. Won Jae bertanya apakah Mi Kyungpunya banyak uang.
“Tidak... Sebenarnya, kau juga tidak kaya.” Ucap Mi Kyung. Won Jae pikir benar juga kalau ia tidak kaya.
“Kita harus menikah dengan orang kay dan mendapatkan banyak uang untuk tunjangan. Baru nanti kita pikirkan.” Kata Mi Kyung. Won Jae setuju dan langsung membuat penjanjian dengan jari kelingking. Mi Kyung akhirnya masuk ke dalam rumah
“Hasilkan banyak uang.. Begitu aku mati, tubuhku akan membusuk. Jadi Untuk apa diselamatkan? Aku harus menggunakannya saat masih bagus.” Ucap Won Jae lalu menelp Kang Hee kalau mereka bisa melakukan.


Mi Kyung berjalan masuk sambil berkomentar kalau  Keluarga Seo Yeon terlalu baik dan itu masalahnya. Ia pun menegaskan kalau Baek Jang Mi, akan mengekspos identitasnya lalu melihat temanya dan berteriak memanggil Seo Yeon...di dapur tapi teringat bukan Seo Yeon tapi Jang Mi dengan tatapan rambut yang berbeda.
“Kenapa dia meniru Seo Yeon?” ucap Mi Kyung kaget dan bingung langsung bersembunyi. Jang Mi dengan rambut mirip Seo Yeon bingung karena tak ada orang. 

Mi Kyung akhirnya naik ke lantai atas karena merasa  yakin dia menyembunyikan sesuatu. Ia lalu melihat tas yang digunakan Jang Min, saat Seo Yeon memberikan bantua pada Jang Mi dan Jang Mi berpikir kalau Seo Yeon itu orang baik.
“Apa Kau mau menerima ini?” ucap Jang Mi memberikan tasnya. Mi Kyung penasaran ingin membuka tas.
“Siapa kau?” tanya Jang Mi datang dengan mangku besar. Mi Kyung kaget langsung duduk diatas tas. Jang Mi melihat Mi Kyung langsung memeluknya dengan erat seperti sudah lama merindukanya. Mi Kyung bingung tapi akhirnya membiarkanya.

Keduanya akhirnya makan bimbibap bersama. Jang Mi menceritaan kalau tidak tahu betapa seringnya Seo Yeon membicarakan Mi Kyung dan berpikir mereka sangat dekat. Mi Kyung pikir mereka memang dekat sambil terus makan.
“Kenapa aku makan bersama gadis ini?” gumam Mi Kyung. Jang Mi mengaku kalau sangat iri dengan Mi Kyung.
“Aku ingin cepat akrab dengan kalian.” Kata Jang Mi. Mi Kyung menganguk lalu berkomentar kalau rasanya enak sekali.
“Dia pandai memasak... Aku tahu aku harus berhenti, tapi tidak bisa.” Gumam Mi Kyung terus makan dan tersenyum pada Jang Mi. 

Di ruang latihan, Seo Joon masuk ruangan semua langsung bersorak memujinya sangat hebat ini luar biasa. Seo Joon pun bangga kalau  Klip ini populer dan Ternyata  tampak lebih tampan di kamera dan melihat ada gerakan yang salah tapi yang lain merasa tak ada yang melihat.
“Tapi Di mana Jung Ho?” tanya Seo Joon bingung. Mereka hanya bisa saling menatap. 

Jung Ho terlihat sangat panik melihat komentar dari video penampilanya, terlihat banyak komentar negatif pada penampilanya.
“Hei, bisakah seseorang menyingkirkannya? Aku bisa debut menggantikannya. Dia bukan siswa latihan, kan? Dengan wajah seperti itu? HS Entertainment bisa memilih yang lebih baik. Bukankah dia hanya penari biasa? Dia menghalangi pria seksi itu. Hei, sebaiknya kamu pulang saja.”
“Jung Ho, Apa kau di sini?” tanya Seo Joon masuk ke toilet. Jung Ho berpura-pura baru menyiram toilet dan langsung keluar dari toilet.
“Apa Kau sakit perut?” tanya Seo Joon khawatir. Jung Ho mengaku tidak. Seo Joon pun senang lalu memberikan air minum botol.
“Kuberikan ini hanya padamu. Aku tidak memberikannya pada yang lain... Minumlah.” Ucap Seo Joon lalu berjalan pergi. Jung Ho marah langsung membuang minuman Seo Joon seperti memiliki pemikiran yang licik. 


Hyun Soo sibuk memasang pintu sendiri dengan bor.  Sek berkomentar kalau Hyun Soo menunda pemasangannya karena itu membuang-buang uang jadi ingin tahu Apa yang membuatnya berubah pikiran. Hyun Soo mengaku Hari ini harus menunjukkan betapa kerennya dirinya pada seseorang.
“Astaga. Saat tamuku datang, sajikan kopi luwak yang kusimpan.” Kata Hyun Soo penuh semangat.
“Astaga, siapa yang datang? Apa Kau mau menyajikan kopi luwak?” kata Sek penasaran.
Hyun Soo menatap wajahnya di cermin merapihkan penampilanya, teringat saat Mi Kyung memberikan lauk pada Min Hyuk agar makan yang banyak lalu berpkir kalau Mi Kyung itu Mencoba menggoda Kang Woo belum cukup, lalu mengincar Min Hyuk.
“Dia mengincar pria dari Shinhwa Food.... Ini Sulit dipercaya. Tapi kenapa dia tidak mendekatiku?” ucap Hyun Soo heran. 


Akhirnya Mi Kyung datang, Sek masuk memberikan kopi untuk keduanya. Hyun Soo dengan bangga memberitahu sengaja menyiapkan kopi luwak untuknya, dengan nada menyindir pasti pernah mendengarnya Kopi luwak dengan harga yang mahal.
“Begitu rupanya. Kopi dari kotoran.” Ucap Mi Kyung santai. Hyun Soo sedang minum langsung tersedak mendengarnya.
“Apakah dari musang? Pasti mereka sulit buang air dengan bebas. Orang-orang pasti mengamati saat mereka akan buang air besar. Menyedihkan sekali.” ucap Mi Kyung
“Pemikiran yang orisinal.” Komentar Hyun Soo. Mi Kyun melihat ada botol minum diatas meja dan berpikir bisa meminumnya.
“Tidak... Aku mengambilnya dari tempat kotor... Maksudku, aku membelinya.” Kata Hyun Soo mengambilnya.
“Jadi, kamu perlu bicara denganku. Ada apa?” kata Mi Kyung. Hyun Soo pun mengingatnya.
“Aku ingin berterima kasih karena membantu konser Hi-Seven. Aku ingin berterima kasih untuk itu” kata Hyun Soo.
“Tidak perlu... Aku membantu karena Kang Woo memintaku, bukan demi kamu.” Kata Mi Kyung
“Apa bedanya aku dan Kang Woo?” keluh Hyun Soo. Mi Kyung pikir  Kang Woo tidak memperlakukannya seperti wanita mata duitan.
Hyun Soo tak percaya mendengarnya dan mencoba menjelaskanya. Mi Kyung pikir hanya itu saja lalu mengupcakan Terima kasih atas kopi kotorannya dan menghargai kebaikanmu. Hyun Soo menahanya pergi dan menarik Mi Kyung untuk ikut denganya. 
Hyun Soo masuk ke sebuah toko, lalu menyuruh Mi Kyung agar memilih apa pun yang diinginkan, tapi akhirnya mengubah kalau tak perlu semua tapi pilih dua tas saja. Mi Kyung tak percaya melihat sikap Hyun Soo seperti mata duitan.
“Kenapa? Dua tas tidak cukup? Baiklah. Aku bisa membelikanmu lima tas.” Kata Hyun Soo. Mi Kyung makin marah
“Tunggu, Apa itu tidak cukup? Hei, permintaanmu berlebihan... Katakan. Sebutkan harganya. Berapa?” kata Hyu Soo
“Apa Kau sudah gila? Beraninya kamu memperlakukanku seperti wanita mata duitan... Kenapa kau membelikanku tas?” ucap Mi Kyung marah
“Tidak, kupikir kau akan menyukainya.” Kata Hyun Soo bingung. Mi Kyung membenarkan kalau suka produk mahal dan mewah.


“Tapi itu bukan alasan untuk menerimanya darimu. Apa Kamu pikir aku berandal yang memanfaatkan uang pria? Kurasa kamu melakukan ini karena berpikir begitu.” Kata Mi Kyung marah
“Tidak. Bukan begitu. Aku berterima kasih atas bantuanmu sebelumnya” kata Hyun Soo
“Jika kamu berterima kasih, cukup traktir aku makan malam. Aku lebih suka kamu saat kupikir kamu petugas kebersihan. Itu lebih baik daripada memamerkan kekayaan.” Kata Mi Kyung mara besar.
“Hei, ini kesalahpahaman...” ucap Hyun Soo. Mi Kyung langsung memperingatkan Jika meneleponnya lagi, maka akan membunuhnya. Hyun Soo pun tak percaya mendengarnya.
“Aku hanya punya uang. Jika itu tidak berhasil padamu, apa yang harus kulakukan sekarang?” kata Hyun Soo bingung setelah Mi Kyung pergi. 



Seo Yeon keluar rumah terlihat kebingungan lalu melihat Min Hyuk sedang berjongkok. Dan bertanya sedang apa. Min Hyuk mengaku sedang mengelus kucing karena manis sekali. Seo Yeon kaget kalau Min Hyuk mengelusnya dan bertanya  apakah melihat Antoinette, Min Hyuk bingung.
“Tidak ada yang pernah melihatnya karena dia sangat kejam.”ucap Seo Yeon. Min Hyuk pikir kucing itu lembut.
“Kurasa kau punya kekuatan untuk membuat orang atau sesuatu menjadi lebih lembut. Apa karena jiwamu baik?” puji Seo Yeon
“Aku tidak baik.” Kata Min Hyuk. Seo Yoen mengejek kalau Min Hyuk tidak baik, mungkin ia adalah orang jahat yang keluar dari api.
“Omong-omong, kenapa kau kemari?” tanya Seo Yeon. Min Hyuk memberikan sebuah cake mengaku membeli karena memikirkannya.
“Sudah kuduga kamu baik... Apa Kau mau masuk dan memakannya bersama?” kata Seo Yeon bahagia.
“Apa Ada orang di rumah?” tanya Min Hyuk gugup. Seo Yeon mengaku Tidak ada.
“Kalau begitu, aku akan kembali nanti.” ucap Min Hyuk. Seo Yon bingung kenapa Min Hyuk mau pergi.
“Aku akan terlalu bersemangat jika berduaan denganmu di rumah.” Akui Min Hyuk dengan wajah tersenyum. 


Min Hyuk mengemudikan mobilnya, saat berhenti di lampu merah teringat saat di hotel Seo Yeon mengajaknya masuk, lalu tadi mengajak masuk rumah dan makan bersama. Min Hyuk bertanya apakah ada orang dirumah. Seo Yeon menjawab Tidak ada seperti sangat santai.
“Apa itu artinya dia tidak memandangku sebagai pria?” ucap Min Hyuk lalu melihat keyword diponselnya
"Macaroon,Tempat macaroon terbaik, toko roti macaroon, Tempat macaroon terkenal di Seoul, macaroon yang lezat" Ia pikir semua tidak berguna dengan wajah kecewa. Sementara Seo Yeon makan kue dari Min Hyuk dengan tatapan kosong dan tanpa sada sudah makan banyak. 

Kang Hee bertemu dengan Won Jae memberitahu kalau harus bisa datang kapan saja, pukul 18.00 sampai tengah malam dan bertanya apakah setuju.. Won Jae menganguk. Kang Hee mengatakan akan memberikan jumlah sesuai setiap kita melakukannya sekali.
“Aku menuliskan detail kontraknya... Kamu bisa menandatanganinya.” Ucap Kang Hee memberikan berkasnya. Won Jae akan segera memberikan tanda tangan.
“Tunggu. Sebentar... Kau harus membacanya. Kau tidak bisa memercayaiku begitu saja...” kata Kang Hee. Won Jae bingung akhirnya memberikan tanda tangan setelah membacanya.
“Mari kita lakukan sekarang... Kau sudah menandatangani kontrak.” Kata Kang Hee  penuh semangat. Won Jae kaget kalau Di sini. Kang Hee dengan tatapan mengoda berpikir ini ide yang bagus. 


Won Jae sedang membuka bajunya, Kang Hee memilih pakaian lain dan bertanya apakah boleh masuk. Won Jae bingung, tapi Kang Hee tiba-tiba sudah masuk kamar ganti.
“Cobalah ini.” Ucap Kang Hee. Won Jae pun merasa Kang Hee ingin digoda olehnya lalu membuka bajunya, terlihat badanya yang bagus. Kang Hee seperti tak bergeming.
“Kau Pakailah.” Ucap Kang Hee datar. Won Jae merasa ini  Mustahil Kang Hee tidak bisa merasakan apa pun saat melihat tubuhnya.
“Sekarang...” tegas Kang Hee tak peduli, akhirnya Won Jae pun langsung menganti kemeja putihnya.
“Kau tahu kenapa aku hanya memakai pakaian mahal dan mewah?” ucap Kang Hee sambil membantu Won Jae mengancing bajunya. Won jae pikir karena Kang Hee kaya.
“Itu benar. Orang bilang karakter seseorang lebih penting dari penampilannya, tapi orang cenderung menilai dari yang mereka lihat, jadi, penilaian pertama mereka dibuat hanya berdasarkan penampilan. Terutama bagi para pengusaha.” Jelas Kang Hee.
“Jika penampilan seseorang tidak sebaik mereka, jika seseorang menunjukkan sedikit kelemahan saja, maka mereka mengkritikmu dan menginjak-injakmu. Pakaianku seperti zirah bagiku. Jadi, pengawalku harus memakai baju zirah yang lebih bagus, bukan?” kata Kang Hee.
“Kau tampak tampan. Rapikan pakaiannya.” Puji Kang Hee sambil menepuk lengan Won Jae lalu keluar ruang ganti. Won Jae tak percaya seperti tadi itu sangat gila dan membuat hatinya berdebar. 


Won Seok sedang ada dibar melihat si anak remaja yang mengejarnya. Si anak pikir Won Seok Jangan menatapnya seperti itu karena sebagai pelanggan. Won Seok terlihat bingung
“Aku akan memesan sebentar lagi. Aku bertemu temanku di sini.” Ucap Si pria. Won Seok hanya diam saja.
Saat itu Ho Dol melihat alamat ditanganya memastikan lebih dulu kalau Ini tempat yang tepat tapi bingung Kenapa menyuruhnya datang kemari. 

Kang Woo sedang memilih bahan diruangan, lalu merasa lelah dan melihat foto-foto di ponselnya. Ia melihat foto dengan Seo Yeon yang menempel denganya. Ia pun merasa senang tidak menghapus foto itu karena  akan menyimpannya sampai mereka berfoto di kencan lagi nanti.
Ia lalu teringat ucapan Seo Yeon  “Tapi kenapa kau tidak membuat pakaian wanita? Dahulu kau sering menggambarnya.” Akhirnya Kang Woo seperti seperti menemukan inspirasi dan langsung mulai mengambar. 

Di sebuah restoran atap, Mi Kyung makan macaroon dan merasa ini enak sekali lalu bertanya Bagaimana Pak Lee bisa menemukan tempat seperti ini. Seo Yeon bertany apaakah rasanya Enak. Mi Kyung mengaku luar biasa dan ingin tahu kenapa menanyakan hal itu.
“Aku tidak bisa merasakan apa pun.” Akui Seo Yeon. Mi Kyung tak percaya karena Seo Yeon itu sudah makan sebanyak ini sendirian.
“Di mana hati nuranimu?” keluh Mi Kyung. Seo Yeon mengak  tidak bisa merasakan apa pun. Mi Kyung bingung.
“Aku tidak merasakan apa pun.” Kata Seo Yeon. Mi Kyung bertanya tentang apa itu. 

Kang Woo membuka pintu rumahnya, Min Hyuk datang langsung memberikan tas berisi minuman. Kang Woo bingung menanyakan alasan datang bahkan  membawakan minuman. Min Hyuk mengaku  suka dengan  Joo Seo Yeon dan datang untuk mengatakan itu.

“Akhirnya aku mendengar sesuatu yang tidak perlu kudengar. Dan akhirnya kau mengatakan sesuatu yang tidak perlu kau katakan.” Ucap Kang Woo melotot sinis.
“Apa maksudmu? Perasaan apa?” tanya Mi Kyung bingung. Seo Yeon mengaku saat mencium Kang Woo, ia tidak merasakan apa pun. Mi Kyung melotot kaget.
Bersambung ke episode 19

 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar